Anda di halaman 1dari 39

MANAJEMEN DAN ORGANISASI

Oleh :

RALDO RANDHYTO

MUHAMMAD RIVALDY

FEBRISKI HIKMASARI

DENOK MAR’ATUS SHOLIHAH

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat serta anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah disampaikan dengan
judul ―Managemen dan Organisasi‖. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah ―pengantar bisnis‖ semester I di Fakultas Ekonomi
Manajemen Universitas Muhammadiyah Palu.
Makalah ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mangucapkan terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada :
1) Bapak Sarifuddin T. SE, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pengantar Bisnis,
2) Semua rekan – rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini, dan
3) Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah terlibat
sehingga tuntasnya susunan makalah yang tersedia ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa masih
banyaknya kekeliruan dan masih jauh dari kesempurnaan.,oleh karena itu
penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Pada akhirnya kepada Allah SWT kami memohon limpahan hidayah-Nya
serta kami memohon keridhoan-Nya , semoga hasil penelitian itu dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Palu, 16 september 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Manajemen ............................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Manajemen ...................................................................... 3
2.1.2 Latar Belakang Sejarah Manajemen ................................................. 5
2.1.3 Peranan Manajemen ........................................................................ 12
2.1.4 Fungsi Manajemen .......................................................................... 14
2.1.5 Jenjang Manajemen......................................................................... 16
2.1.6 Ciri-ciri Manajemen Profesional ..................................................... 19
2.1.7 Keterampilan Manajemen yang Dibutuhkan .................................. 21
2.2 Organisasi (Organization) ...................................................................... 24
2.2.1 Definisi Organisasi (Organization) ................................................. 24
2.2.2 Bentuk-Bentuk Organisasi .............................................................. 25
2.2.3 Prinsip-Prinsip Organisasi ............................................................... 29
2.2.4 Sebab-Sebab Keberhasilan dan Kegagalan Organisasi ................... 31
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 33
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 33
3.2 Saran ....................................................................................................... 34

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Ciri-ciri manajer professional dan tidak professional .......................... 21

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur organisasi garis ................................................................... 26


Gambar 2. 2 Struktur organisasi garis dan staf ..................................................... 28
Gambar 2. 3 Struktur organisasi fungsional .......................................................... 29

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evolusi organisasi telah mendorong lahirnya jenis baru professional

manajer. Manajemen professional bukanlah berdasarkan pemilikan, tetapi

berdasarkan skill (keterampilan/keahlian) yang diperoleh dari pegetahuan dan

pengalaman. Manajemen terdapat dalam semua organisasi. Ia bukan hanya

pekerjaan dalam perusahaan atau instansi pemerintah saja. Segala macam

organisasi mempunyai banyak fungsi dan ciri-ciri yang sama. Berbagai kegiatan

pokok manajerial dilaksanakan dalam semua instansi organisasi. Akan tetapi, kita

semakin sadar bahwa setiap organisasi itu mengembangkan kebudayaan

internalnya (cara beroperasinya) sendiri yang mempengaruhi cara pekerjaan

manajerial itu dapat dilaksanakan secara efektif. Kebudayaan organisasi itu

menyangkut perangkat nilai, kepercayaan dan pemahaman yang penting yang

dimiliki bersama oleh para anggotanya.

Salah satu peranan penting dari manajemen adalah membentuk

kebudayaan organisasi. Gaya(style) manajemen adalah cara khas (distincitive

manager) seorang manajer berperilaku yang dibatasi oleh kebudayaan organisasi

dan dituntun oleh filsafat pibadinya. Kemudian timbul pertanyaan apa itu

manajemen dan organisasi itu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka muncul beberapa rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu diantaranya:

1
1. Pengertian manajemen?

2. Peran manajemen?

3. Latar belakang sejarah manajemen?

4. Fungsi dan proses manajemen?

5. Ciri-ciri manajemen profesional?

6. Keterampilan manajemen yang dibutuhkan?

7. Definisi organisasi,?

8. Bentuk-bentuk organisasi?

9. Sebab-sebab keberhasilan dan kegagalan organisasi?

1.3 Tujuan Masalah

Dari rumusan masalah di dapat beberapa tujuan yang ingin dicapai,

diantaranya:

1. Menjelaskan tentang pengertian manajemen

2. Menjelaskan tentang peran manajemen

3. Menjelaskan tentang latar belakang sejarah manajemen

4. Menjelaskan tentang fungsi dan proses manajemen

5. Menjelaskan tentang ciri-ciri manajemen profesional

6. Menjelaskan tentang keterampilan manajemen yang dibutuhkan

7. Menjelaskan tentang definisi organisasi

8. Menjelaskan tentang bentuk-bentuk organisasi

9. Menjelaskan tentang sebab-sebab keberhasilan dan kegagalan

organisasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen

2.1.1 Pengertian Manajemen

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti manajemen adalah

penggunaan sumber daya efektif untuk mencapai sasaran. Selain itu, arti lain dari

manajemen adalah pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan

dan organisasi.

Menurut George R. Terry, manajemen adalah suatu proses yang khas,

yang terdiri atas kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

dan pengendalianyang dilakukan untuk menetapkan dan mencapai. Sehubungan

dengan pengertian tersebut, maka terdapat aktivitas-aktivitas khusus dalam

manejemen yang merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran-sasaran yang

telah ditetapkan sebelumnya

Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia,

mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-

harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen. Baik langsung maupun

tidak langsung, baik disadari ataupun tidak di sadari manusia menggunakan

prinsip-prinsip dari manajemen.

Manajemen diperlukan dalam segala bidang, bentuk dan organisasi serta

tioe kegiatan, dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu

tujuan yan telah di tetapkan.Dalam mengartikan dan mendefinisikan manajemen

ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan,

3
pengelolaan, tata pimpinan dan lain sebagainya, pengertian manajemen dapat

dilihat dari tiga pengertian:

a) Manajemen sebagai suatu proses

Manajemen sebagai suatu proses, meiihat bagaimana cara orang untuk

mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Pengertian

manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut

 Encylopedia of social science

Suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan

dan diawali.

 Haiman

Fungsi untuk mencpai suatu tujua melalui kegiatan orang lain,

mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai

tujuan.

 Georgy R. Terry

Cara mencapai tujuan yang telah di tentukan terlebih dahulu dengan

melalui kegiatan orang lain.

b) Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia

Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia yaitu merupakan suatu

kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan

bersama.

Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah yang di sebut dengan

manajemen, sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu

tujuan atau berjalannya aktivitas manajemen di sebut manajer.

4
c) Manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seni (art)

Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas

manajemen di hubungkan dengan prinsip-prinsip dari manajemen.

 Chaster I Bernard

Dalam bukunya yang berjudul: ―The function of the executive‖, bahwa

manajemen itu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown

Harold, Koontz Cyril O’ donnel George R. Terry.

 Marry Parker Follett

Menyatakan bahwa manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain.

Dari penjelasan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan,

pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk

mencapai tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu.

2.1.2 Latar Belakang Sejarah Manajemen

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun

diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini

dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir.Piramida tersebut dibangun oleh

lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil

dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa memedulikan apa sebutan untuk

manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir

manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan

5
menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya

dikerjakan sesuai rencana.

Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase,

yaitu pemikiran awal, era manajemen ilmiah, era manusia sosial, dan era modern.

1) Pemikiran awal

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.

Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan

sebuah doktrin ekonomi klasik, ―The Wealth of Nation‖. Dalam bukunya itu, ia

mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari

pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-

tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti

sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing

melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih

48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri

menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu

menghasilkan dua puluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian

kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan:

 meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,

 menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan

 menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga

kerja.

Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu

manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai

6
dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat

pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang

disebut ―pabrik.‖ Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu

membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan,

memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada

bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu

manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

2) Era manajemen ilmiah

Pada era ini ditandai dengan berkembangnya ilmu manajemen dari

kalangan insinyur seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A.

Halsey, dan Harrington Emerson Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh Frederick

Winslow Taylor dalam bukunya, Principles of Scientific Management, pada tahun

1911. Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai ―penggunaan metode

ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.‖

Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini

sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.

Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya

pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah

bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company, menggagas ide bahwa

seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan kepada karyawannya

untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik

untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan

untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri

7
Frank dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang

dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu

yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan

untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien.

Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori

mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara

membentuk praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang

industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi

utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan

mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka

kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus

berlangsung hingga sekarang.Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip

manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari

keberhasilan sebuah manajemen.

Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber.

Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai

birokrasi—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang

didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah

hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk ―birokrasi

yang ideal‖ itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi

tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang

bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut

menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.

8
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick

Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori

statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan

―manajemen sains‖, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah

dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946,

Peter F. Drucker—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan

salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: ―Konsep Korporasi‖

(Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman

dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

3) Era manusia sosial

Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral

school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab

perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama

dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal

sebagai eksperimen Hawthorne.

Eksperimen Hawthorne dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di

Pabrik Hawthorne milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois.[3]

Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat

penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan

bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun

upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan

tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya.

9
Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok

merupakan penentu utama perilaku kerja individu.

Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933)

yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal

setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924.[9]

Follet mengajukan suatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara

untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya

bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan

mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata

lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada

individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang

diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.

Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul

The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi

dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi.

Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan

dikotonomi ―efektif-efisien‖. Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan

pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat

terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu yang

menjadikan kerja sama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen

universal, sementara itu pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan

pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga

10
mengembangkan teori ―penerimaan otoritas‖ yang didasarkan pada gagasan

bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.

4) Era modern

Era modern ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total

(total quality management/TQM) pada abad ke-20 yang diperkenalkan oleh

beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming

(1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).

Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di

Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas

bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan

pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi

berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan, (1) biaya akan berkurang

karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya

penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material; (2)

produktivitas meningkat; (3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas

dan penurunan harga; (4) profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat

bertahan dalam bisnis; (5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan

14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.

Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80

persen cacat disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol

oleh manajemen. Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang

memasukkan perencanaan, kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan

manajemen untuk memilih satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk.

11
Area tersebut kemudian dianalisis, kemudian dibuat solusi dan

diimplementasikan.

2.1.3 Peranan Manajemen

Setiap perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan

penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yan telah

ditetapkan untuk diwujudkan bersama.

Ada banyak peran yang harus dimainkan/diperankan para manajer secara

seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat untuk menjalankan

peran-peran tersebut.

Manajer yang baik haruslah berperan sesuai dengan situasi dan kondisi

pada perusahaan atau organisasi. Manajemen yang tidak bisa menjalankan peran

sesuai tuntunan perusahaan dapat membawa kegagalan.

Peranan manajemen yang harus diperankan para manajer adalah:

1) Peran interpersonal

Yaitu hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya,

meliputi:

 Figurehead/pemimpin simbol

Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.

 Leader/pemimpin

Menjadi pemimpin yang member motivasi para karyawan/bawahan serta

mengaasi permasalahan yang muntul.

 Liaison/penghubung

Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun external.

12
2) Peran informasi

Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang

berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi:

 Monitor/pemantau

Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam

kejadian atau perisriwa yang terjadi baik di dapat secara langsung

maupun tidak langsung.

 Disseminator/penyebar

Menyebar informasi yang di dapat kepada para orang –orang lam

organisasi.

 Spokesperson/juru bicara

Mawakili unit yang dipimpin kepada pihak luar.

3) Peran mengambil keputusan

Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang di tentukan sendiri

maupun yang di hasilkan bersama pihak lain, meliputi:

 Entrepreneur/kewirausahaan

Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inivatif untuk

meningkatkan kinerja unit kerja.

 Disturbance Handler/penyelesai permasalahan

Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoaal yang timbul.

 Resources Allocation/pengalokasi sumber daya

Menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber

dayanya.

13
 Negotiation/Nagosiator

Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk

kepentingan unit kerja atau perusahaan.

2.1.4 Fungsi Manajemen

Pada awal ke-20 seorang industriawan perancis yang bernama Henry

Fayol mengusulkan bahwa semua manajer melaksanakan 5 (lima) fungsi

manajemen, yaitu; merancang, mengorganisasikan, memerintah, mengkoordinasi

dan mengendalikan.

Pada pertengahan tahun 1950-an, dua professor UCLA memanfaatkan

karya Fayol tersebut dan meringkas fungsi manajemen menjadi 4 (empat), yaitu:

1) Fungsi perencanaan (Planning)

Rencana-rencana di butuhkan untuk memberikan kepada organisasi

tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-

tujuan tersebut. Dengan adanya rencana, maka memungkinkan:

 Untuk Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumber-daya yang

diperlukan mencapai tujuan-tujan.

 Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur yang ada.

 Kemajuan dapat terus dimonitoring dan diukur, sehingga tindakan

korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.

2) Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

14
Fungsi ini menciptakan struktur formal di mana pekerja ditetapkan, di bagi

dan dikoordinasikan pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang

didalamnya terdiri dari:

 Penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan organisasi.

 Perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan

membawa hal-hal tersebut untuk mencapai tujuan

 Penugasan tanggung jawab tertentu.

 Pendelegasian wewenang kepada individu-individu tertentu untuk

melaksanakan tugas-tugas.

3) Fungsi pengarahan (Actuating)

Setelah rencana disusun, mengorganisir sumber daya yang ada, maka

fungsi selanjutnya adalah menggerakan atau mengarahkan anggota untuk bergerak

dalam mencapai tujuannyang diinginkan.

Fungsi ini secara sederhana adalah bagaimana membuat anggota

organisasi melakukanapa yang diinginkan organisasi. Dengan demikian fungsi

ini sangat melibatkan kualitas, gaya kepemimpinan, motivasi, komunikasi dan

budaya organisasi.

Fungsi manajemen seperti perencanaan dan pengorganisasi menyagkut

aspek-aspek yang abstrak dalam organnisasi sedangkan fungsi pengarahan sangat

berkaitan langsung dengan anggota dalam organisasi.

4) Fungsi pengawasan (Controlling)

15
Semua fungsi yang ada tidak akan berjalan efektif tanpa ada pengawasan.

Pengawan ini merupakan penerapan suatu cara atau tools yang mampu menjamin

bahwa rencana yang telah dilaksanakan telah sesuai dengan yang di tetapkan.

Pengawasan dapat terjadi dalam dua sisi, yaitu pengawasan positif dimana

mencoba mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efektif dan efesien.

Pengawasan negatif dimana mencoba menjamin bahwa kegiatan yang tidak

diinginkan atau dibutuhkan tidak akan terjadi kembali.

Pada fungsi pengawasan, terdapat 4 unsur yaitu harus dilakukan, yaitu:

 Penetapan standar pelaksanaan.

 Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan.

 Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkan dengan

standar yang telah di tetapkan.

 Pengambilan tindakan koreksi yang di perlukan pelaksanaan

menyimpang dari standar.

Semua fungsi diatas harus dilaksanakan oleh manajer kapan saja dan

dimana saja kelompok organisasi walaupun terjadi tekanan tipe organisasi, jabatan

fungsional dan tinkatan manajemen yang berbeda.

Kegagalan atau kesuksesan suatu organisasi sangat tergantung dari

kemampuan manajer untuk melasanakan fungsi-fungsi tersebut dengan

efektif dalam satu tujuan organisasi.

2.1.5 Jenjang Manajemen

Secara umum terdapat tiga tingkatan manajemen yaitu :

1) Manajemen Puncak/ Top Level Of Management

16
Manajemen puncak adalah sebuah jenjang manajemen yang tingkatannya

paling tinggi dan memiliki otoritas secara penuh di dalam sebuah organisasi atau

perusahaan dan memiliki tanggung jawab kepada pemilik perusahaan.

Pada umumnya manajemen puncak hanya bekerja pada bagian pemikiran

dan tatanan konseptual bukan pada teknis-teknis yang ada di dalam perusahaan.

Selain itu jenjang manajemen ini memiliki kewenangan dari jenjang manajemen

lain sehingga di dia berhak untuk memilih, mengangkat, dan memberhentikan

jenjang manajemen di bawahnya.

Contoh Manajemen Puncak adalah CEO (Cheif Executive Officer), GM

(General Manager) atau yang sering pula disebut presiden direksi (presdir).

 Tugas Manajemen Puncak :

 Menyusun dan menentukan Rencana Perusahaan

 Menentukan visi dan misi perusahaan

 Mengatur posisi tingkatan manajemen yang ada di bawahnya

 Memanfaatkan sumber daya milik perusahaan

 Memilki tanggung jawab atas tingkatan manajemen di bawahnya

2) Manajemen Tingkatan Menengah/Middle Level Of Management

Jenjang manajemen selanjutnya adalah manajemen tingkat menengah atau

biasa disebut dengan middle management. Tingkatan ini satu tingkat di bawah top

level management atau berada pada bagian tengah dari jenjang manajemen.

Manajemen tingkat menengah dipilih oleh manajemen puncak yang

berperan dalam melaksanakan perencanaan yang telah di buat dan disusun oleh

17
manajemen puncak. Middle level of management memiliki tugas cenderung lebih

mengendalakan kemampuan manajerial dan hal teknis.

Contoh Pada Tingkatan Middle Level Of Management adalah:

 Kepala departemen atau Head of Department. Contohya: manajer

keuangan, manajer pembelian, manajer produksi.

 Manajer cabang. Seperti kepala cabang unit

 Junior executive. Contoh: asisten manajer pembelian, asistenm manajer

keuangan, asisten manajer produksi.

Tugas Middle Level Of Management:

 Melaksanakan Perintah dan kebijakan dari Top Level Of Management

 Memberikan Saran seta rekomendasi Kepada Top Level Of Management

 Melakukan Koordinasi Kegiatan dengan semua departemen perusahaan

 Menjadi penghubung antara low manajemen dan top manajemen

 Membuat dan menyusun rencana jangka pendek yaitu antar 1 hingga 5

tahun

 Memiliki tanggung jawab atas secara langsung dengan dewan direksi dan

CEO Perusahaan

3) Manajemen Lini Pertama/First Line Management

Tingkatan manajemen lini pertama adalah tingkatan jenjang manajemen

yang paling rendah di dalam sebuah perusahaan, tugas umum dari tingkatan

manajemen lini pertama adalah melakukan pengontrolan dan pengawasan kepada

kinerja tenaga operasional.

18
Secara umum fungsi dari first line management adalah mengawasi

karyawan dengan kata lain jenjang manajemen ini ada satu tingkat di atas

karyawan. Tingkatan manajemen lini pertama atau low manajemen di angkat oleh

middle manajemen.

Contoh manajemen tingkat pertama adalah mandor atau pengawas atau

sering disebut dengan supervisor yang bertanggung jawab atas para pekerja atau

tenaga operasional.

Tugas Utama Manajemen Lini Pertama

 Mengarahkan Karyawan

 Meningkatkan Moral Karyawan dengan Cara Memberikan Motivasi

 Menjaga dengan baik hubungan dengan middle manajemen dan para

karyawan

 Menyusun Rencana harian, mingguan dan bulanan

 Menginformasikan keputusan dari pihak manajemen kepada karyawan.

2.1.6 Ciri-ciri Manajemen Profesional

Manajer yang professional adalah manajer yang mampu untuk

menciptakan atau membuat kedua belah pihak menjadi seanang, bangga serta

bahagia. Kesenangan, kebahagiaan dan kebanggaan haruslah ddiciptakan terhadap

kedua belah pihak, baik pihak yang di layani maupun pihak yang melayani yaitu

manajer itu sendiri pihak yang dilayani adalah para konsumen atau masyarakat

yang menggunakan produk yang di tawarkan kepada mereka. Sedangkan pihak

yang melayani adalah para pengusaha atau manajer yang bertugas untuk melayani

kebutuhan masyarakat terhadap suatu produk yang di tawarkannya itu. Apabila ke

19
dua belah pihak tersebut dapat merasa senang, bahagia serta bangga maka

disitulah letak profesionalisme dari seorang manajer dalam menjalankan tugasnya.

Ke tiga unsur tersebut merupakan cirri atau sifat utama dari seorang manajer

yang professional yang apabila dapat menciptakan suasana SBB yaitu senang

(puas), bahagia dan bangga.

Sebaliknya manajer yang tidak professional akan menciptakan suasana

yang justru bertentangan dengan ke tiga suasana tersebut di atas di dalam

menjalankan tugas manajerialnya. Banyak kita jumpai dalam praktek sehari-

hari bahwa manajer menciptakan suasana yang bukannya membuat kita semua

kecewa. Sebagai conto misalnya kita membeli sebuah alat listrik yang baru di

pakai beberapa saat sudah rusak, maka kita akan segera di kecewakan karenanya.

Suasana yan lain yang juga sering kita alami bersama yang menunjukan

ketidakprofesionalan dari manajernya adalah kebalikan dari suasana bahagia

akan tetapi justru suasana menderita yang ditimbulkan karena kita menggunakan

produk yang kita beli atau kita pakai. Sebagai contoh kalau kita naik sebuah bis

kota misalnya, di sana kita harus berdesak-desakan sehingga dalam perjalanan

kita akan menderita dan bahkan tidak jarang tempat duduknya tidak nyaman

untuk diduduki. Lebih lagi banyak pula kita jumpai bahwa kita semua dalam

menggunakan produk yang kita beli itu kita justru merasa malu dan bukannya

bangga. Tidak jarang kita membeli sebuah pakaian yang setelah di pakai beberapa

saat sudah luntur yang membuat kita menjadi malu memakainya lagi. Oleh karena

itu dapat kita tunjukan cirri- ciri manajer yang tidak professional adalah ya ng

akan menciptakan suasana di kedua belah pihak baik pihak yang melayani

20
maupun yang dilayani merasakan suasana yang mengecewakan, menyedihkan

atau menderita dan memalukan.

Tabel 2. 1 Ciri-ciri manajer professional dan tidak professional


Professional Tidak Profesional

Memuaskan Mengecewakan

Membahagiakan Menyedihkan

Membanggakan Memalukan

2.1.7 Keterampilan Manajemen yang Dibutuhkan

Secara garis besar terdapat tiga tingkatan dalam suatu organisasi baik

organisasi kecil, menengah dan terutama organisasi yang sudah besar. Ketiga

tingkatan itu adalah manajemen tingkat atas (Top manajer), manajer tingkat

menengah (Middle manajer), dan manajer tingkat bawah (Low manajer).

Seorang manajer yang pada saat ini menduduki jabatan sebagai manajer

tingkat bawah (Low manajer) akan selalu berusaha agar secepatkan dapat naik

jenjang manajerialnya dan kemudian menjadi manajer tingkat menengah (Middle

manajer) begitu pula pada manajer tingkat menengahpun akan selalu berusaha

pula untuk dapat menduduki jabatan yang lebih tinggi yaitu manajer tingkat atas

(Top manajer).

Di samping itu perlu diperhatikan pula bahwa sorang top manajer pada

suatu jabatan atau organisasi tertentu, bila dihubungkan dengan organisasi

yanglebih besar atau lebih luas, maka dia mungkin hanya berada pada posisi

manajer tingkat menengah atau bahwa mungkin tingkat bawah. Oleh karena itu

dia juga kan berusaha pula untuk dapat menduduki tingkatan manejerial yang

21
lebih tinggi tersebut pada level organisasi yang lebih luas itu. Sebagai

contoh seorang kepala cabang sebuah Bank di sebuah kota, dia di kota tersebut

adalah sebagai top manajer, akan tetapi bila di lihat dari struktur organisasi Bank

tersebut secara nasional , maka dia hanya sebagai manajer tingkat menengah atau

tingkat bawah saja.

Oleh karena itu maka seseorang manajer tentukan akan selalu berusaha

untuk meningkatkan keterampilan manajerialnya agar selalu dapat meraih

keberhasilan dan dapat naik jenjang atau pangkat manajerialnya itu. Agar

keberhasilan itu dapat selalu diraihnya maka dia haruslah mengetahui

bekal yang diperlukan dalam masing-masing tingkatan manajerial tersebut. Hal

ini perlu diketahui karena bagi masing-masing tingkatan manajerial tersebut, baik

tingkat atas, tengah dan bawah perlu mempunyai bekal keterampilan yang

diperlukan.

1) Keterampilan Kemanusiaan (Human Skills)

Keterampilan ini merupakan keteramilan yang sering dilupakan atau

sering diabaikan oleh para manajer, terutama para manajer yang baru saja naik

jengjang atau pangkatnya. Setelah mengalami naik pangkat atau jabatan yang

dulunya hanya sebagai kepala seksi, kemudia dipromosikan menjadi kepala

bagian misalnya, maka seseorang seringkali lalu memperlakukan anak buahya

secara kurang senonon atau merendahkan anak buahnya yang dulun nya

adalah teman kerjanya. Biasanya sorang seperti itu lupa diri dan bertingkah gila

hormat. Apabila hal ini terjadi maka komunikasi akan terputus dan informasi-

22
informasi yang penting menjadi tertinggal berakibat negative bagi organisasi yang

dipimppinnya itu.

Komunikasi yang persuasive adalah merupakan suatu jawaban yang

baik yang harus selalu diciptakan oleh pimpinan atau manajer terhadap bawahan

yang dipimpinnya. Keterbukaan tersebut akan membuat informasi yang

terselubung akan dapat terbuka dan akan bermanfaaat positif bagi pertumbuhan

organisasi itu. Di samping itu keterbukaan akan memungkinkan seseorang

berpikir jernih hinigga dapat mamacu proses terbentuknya cipta, rasa dan karsa

bagi seseorang tersebut.

Keterampilan berkomunikasi inidipierllukan baik untuk tingkatan

manajemen atas, menengah maupun bawah. Hal ini disebabkan karena proses

komunikasi ini sangat diperlukan pada setiap level manajerial.

2) Keterampilan Teknis (Technical Skills)

Keteampilan yang terakhir yang merupakan bekal bagi seseorang manajer

adalah keterampilan teknis. Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal

bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Adapun keterampilan teknis ini

merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaa tertentu misalnya

memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai bunnga dan keterampilan teknis

yang lain.

Keterampilan ini sangat diperlukan bagi manajer pada tingkat yang lebih

rendah. Semakin rendah tingkatan manajerial seseorang maka akan semakin besar

tuntutan bekal keterampilan teknis yang harus dikuasai olehnya. Hal ini adalah

wajar karena pada tingkatan yang lebih rendah tentu saja mereka harus lebih

23
bersifat sebagai pelaksana teknis yang harus menguasai unsur-unsur teknis

tersebut.

2.2 Organisasi (Organization)

2.2.1 Definisi Organisasi (Organization)

Banyak bentuk organisasi di masyarakat, misalnya Negara, partai politik,

perkumpulan masyarakat, bahkan bntuk organisasi yang paling kecil yaitu

keluarga dan lain sebagainya.

Kata organisasi mempunyai dua pengertian umum, yaitu sebagai suatu

lembaga atau fungsional, seperti perguruan tinggi, rumah sakit, perwakilan

pemerintah, perwakilan dagang, perkumpulan olah raga dan lain sebagainya,

lainnya sebagai proses pengorganisasian, pengalokasian dan penugasan para

anggotanya untuk mencapai tujuan yang efektif.

Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan anggota

dalam bentuk struktur organisasi untuk mncapai tujuan organisasi dengan sumber

daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun

ekstern. Dua aspek utama dalam organisasi, yaitu departementasi dan

pembagian kerja yang merupakan dasar proses pengorganisasian.

James D. Mooney mengatakan bahwa organisasi yaitu bentuk setiap

perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama, sedang Chester I. Barnard

memberikan pengertian organisasi yaitu suatu system aktivitas kerja sama yang di

lakaukan oleh dua orang atau lebih.Organisasi merupakan proses untuk

merancang struktur formal,mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas

diantara para angota untuk mencapai tujuan.

24
Jadi organisasi dapat di definisikan,yaitu:

 Organisasi dalam arti badan

Yaitu kelompok orang yang berkerja sama untuk mencapaitujuan

tertentu.

 Organisasi dalam arti bagan

Yaitu gambaran skematis tentang hubungan kerjasama dari orang-

orang yang terlibat dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi, yaitu:

 Adanya tujuan bersama

 Adanya kerjasama dua orang atau lebih

 Adanya pembagian tugas

 Adanya kehendak untuk bekerja sama

2.2.2 Bentuk-Bentuk Organisasi

Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :

1) Organisasi Garis

Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh

Henry Fayol. Ciri-ciri bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil,

jumlah karyawan sedikit dan saling mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.

Kebaikan Organisasi Garis:

 Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pemimpin berada

pada satu tangan.

 Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan

berhubungan langsung dengan bawahan.

25
 Proses pengambilan keputusan cepat.

 Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah

dapat segera diketahui, juga karyawan yang rajin dan malas.

 Rasa solidaritas tinggi.

Kelemahan Organisasi Garis :

 Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak

mampu melaksanakan tugas maka seluruh organisasi akan terancam

kehacuran.

 Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.

 Kesempatan karyawan untuk berembang terbatas.

Gambar 2. 1 Struktur organisasi garis

2) Organisasi Garis dan Staf

Di anut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai

bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit dan jumlah karyawan nya

banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bdang tertentu yang tugasnya

26
memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pemimpin di dalam

organisasi.

Kebaikan Organisasi Garis dan Staf:

 Dapat di gunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta

apapun tujuan perusahaan.

 Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksa sebagai

akibat adanya staf ahli.

 Bakat yang berbeda yang dimiiki oleh setiap karyawan dapat di

kembangkan menjadi suatu sepsialisai.

 Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi ynag tepat pula.

 Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yag di ajak

berkunsultasi, karna pimpinan masih dalam satu tangan.

 Koordinasi lebih baik karna adanya pembagian tugas yang terperinci.

 Semangat kerja bertambah besar karna pekerjaannya di

seseuaikan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Kelemahan Organisasi Garis dan Staf:

 Rasa solidaritas menjadi berkurang, karna karyawan menjadi tidak

saling mengenal.

 Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasihat dari staf , karna atasan

dengan staf dapat terjadi adanya perinah sendiri-senderi pada hal

kewenangannya berbeda.

 Kesatuan komando berkurang.

27
 Koordinasi kurang baik pada tingkat staff dapat mengakibatkan adanya

hambatan pelaksanaan tugas.

Gambar 2. 2 Struktur organisasi garis dan staf

3) Organisasi Fungsional

Organisasi yang di susun atas dasar fungsi yang harus di

laksanakan.Organisasi ini di pakai pda perusahaan yang pembagian tugasnya

dapat di bedakan dengan jelas.

Kebaikan Organisasi Fungsional:

 Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.

 Spesialisasi karyawan lebih efektif di jalankan dan di

kembangkan.

 Solidaritas kerja,semangat kerja karyawan tinggi.

 Koordinasi berjalan lancar dan tertib.

Kelemahan Organisasi Fungsional:

28
 Karyawan trlalu memperhatikan bidang spesialisai sendiri

saja,sehingga pengalihan kerja menjadi sulit di laksanakan.

 Koordinasi menyeluruh sukar dilaksannakan.

 Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama

sehingga sering timbul konflik.

Gambar 2. 3 Struktur organisasi fungsional

2.2.3 Prinsip-Prinsip Organisasi

Organisasi merupakan wadah di mana berlangsung proses-proses

pengorganisasian sumber daya-sumber daya organisasi. Untuk itu diperlukan

suatu prinsip yang akan melandasi kegiatan-kegiatan pengorganisasian dalam

system manajemen.

Prinsip-prinsip tersebut adalah :

1) Kekuasaan dan Tanggung Jawab

Kekuasaan selalu terkait dan diikuti oleh tanggung jawab.

2) Disiplin

Rasa hormat pada aneka kesepakatan yang mungkin berbentuk kepatuhan,

kerja keras serta pengorbanan.

29
Tumbuhnya disiplin diperlakukan pemimpin yang baik dalam semua

tingkatan.

3) Kesatuan Perintah

Setiap orang dalam organisasi hanya menerima perintah dari satu orang

atasan saja.

4) Keterpaduan Arah

Setiap kelompok aktivitas yang memiliki tujuan yang sama harus memiliki

seorang pimpinan dan rencana.

5) Subordinasi Kepentingan

Subordinasi kepentingan pribadi pada kepentingan organisasi.

6) Remunerasi

Remunerasi dan cara pembayaran harus adil dan memberikan kepuasan

kepada semua pihak baik karyawan maupun atasan atau pimpinan.

7) Sentralisasi

Tingkat pemusatan atau penyebaran kekuasaan.

8) Rantai Kekuasaan

Rantai kekuasaan di mulai dari tingkat tertinggi sampai tingkat terendah harus

disesuaikan dengan kebutuhan dan kalau memungkinan lebih baik

dipersingkat.

9) Keteraturan

Keteraturan yang di atur dalam aturan main organisasi, dimaksudkan agar

setiap orang punya tugas dan tanggung jawab, serta hak masing- masing yang

mendukung tercapainya tujuan organisasi.

30
10) Keadilan

Aturan main dan pelaksanaannya, di mana peranan pemimpin menjadi

penting dibuat seadil mungkin.

Sehingga akan membangkitkan pengabdian dan kesetiaannya para karyawan.

11) Stabilitas Hubungan Kerja

Manajemen yang baik, akan meminimalisasikan terjadinya keluar masuknya

karyawan ―turn over‖ pada tingkat yang wajar sehingga tidak terlalu

mengganggu kinerja organisasi.

12) Inisiatif

Inisiatif dikaitkan dengan proses untuk memikirkan serta melaksanakan

rencana. Organisasi harus mendorong anggota organisasi untuk berinisiatif,

agar mereka menjadi puas.

13) Team Work

Kerjasama dalam tim, sangat penting bagi organisasi di mana komunikasi

perlu dikembangkan untuk membentuk team work.

2.2.4 Sebab-Sebab Keberhasilan dan Kegagalan Organisasi

Dalam sebuah organisasi kita pasti mengalami keberhasilan dan keggalan

dalam beroorganisasi, berikut adalah penyebab terjadinya:

 Sumber Daya Manusia

Penyebab ini adalah yang terpenting karena dengan tidak adanya SDM yang

memadai baik itu organisasi maupun perusahaan tidak akan berjalan dengan

baik, dengan adanya SDM yang baik dalam perusahaan maka

perusahaan akan dapat bersaing dengan perusahaan lain. SDM yang baik

31
adalah yang dapat menciptakan berbagai inovasi terbaru dan pemikiran yang

cerdas sehingga pemikiran dan inovasinya tidak dapat di tiru oleh perusahaan

lain.

 Harmonis

Hubungan yang baik akan menciptakan perusahaan dirasakan seperti rumah

sendiri bagi pegawai maupun staf yang terlibat dalam perusahaan itu.

Tidak luput juga bagi pemakai mereka akan merasakan hal yang positif

apabila keadaan perusahaan/ tempat rental harmonis atau menyenangkan.

 Strategi

Strategi yang baik akan menghasilkan hasil yang baik, perusahaan ini

menerapkan beberapa strategi yang akan menguntungkan perusahaan.

 Lokasi

Memilih tempat yang terletak tidak jauh dari pemukiman penduduk dan akses

lain yang dapat di jangkau dari berbagai tempat.

 Fasilitas

Perusahaan memiliki berbagai fasilitas di samping rental komputer juga ada

jasa pemakaian internet, di samping itu fasilitas ruangan yang memadai dan

akan membuat setiap orang merasa betah untuk berada di sana.

32
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen merupakan kegiatan pokok yang dilakukan seorang pimpinan

karena dia menjabat sebagai manajer untuk mengolah input menjadi output

melalui proses manajemen. Dengan demikian, istilah manajemen mengacu kepada

suatu proses mengkoordonai dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar

diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.

Pada umumnya, fungsi manajemen dibagi menjadi beberapa fungsi, yaitu

merencanakan, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan kegiatan

dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan

efisien.

Organisasi memiliki pengertian sekelompok orang (2 atau lebih) yang

secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Organisasi juga sangat berhubungan dengan manajemen

dan tata kerja karena organisasi secara keseluruhan atau sebagai suatu keselurahan

memerlukan manajemen untuk mengatur sistem tatakerja.

Manajemen dan organisasi sangat berhubungan erat, manajemen

merupakan atau berarti sebagai kepemimpinan, sedangkan dalam organisasi juga

terdapat kepemimpinan. Dengan demikian untuk menyusun organisasi yang baik

dan dapat mencapai tujuan di perlukan manajemen yang baik juga.

33
3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh

dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan

berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari

itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pebahasan makalah dalam

kesimpulan diatas.

34

Anda mungkin juga menyukai