Disusun Oleh :
Kami sebagai penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3 Tujuan Makalah....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .................................. Error! Bookmark not defined.
2.1 Kepemimpinan ..................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Definisi & peran kepemimpinn ...... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Jenis teori-teori sifat kepemimpinan Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Jenis teori-teori kontingensi kepemimpinan Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Jenis-jenis gaya kepemimpinan ..... Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Tantangan-tantangan membangun/membentuk kepemimpinan……16
2.1.6 Menciptakan pemimpin yang efektif Error! Bookmark not defined.
2.2 Kepercayaan .......................................... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Definisi kepercayaan dalam kepemimpinan Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Fungsi dan tujuan kepercayaan dari orang lain Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Bagaimana kepercayaan dapat dikembangkan Error! Bookmark not defined.
2.2.4 Tantangan-tantangan membangun/membentuk kepercayaan kepada orang
lain…….. ...................................................................................................... 21
BAB III KASUS ................................................................................................. 22
3.1 Studi Kasus............................................................................................. 23
3.2 Lampiran ................................................................................................ 24
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….25
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..26
PENDAHULUAN
Kemampuan dan keterampilan dari seorang pimpinan adalah faktor penting dalam
memotivasi pegawainya agar lebih bekerja dengan baik. Dalam hal ini pengaruh seorang
pimimpinan sangat menentukan arah tujuan dari organisasi, karena untuk merealisasikan tujuan
organisasi perlu menerapkan peran dalam memimpin kerja yang konsisten terhadap situasi kerja
yang dihadapi. Selain itu seorang pemimpin didalam melaksanakan tugasnya harus berupaya
menciptakan dan memelihara hubungan yang baik dengan bawahannya agar mereka dapat
bekerja secara produktif. Dengan demikian, secara tidak langsung motivasi dari pegawai
semakin meningkat.
PEMBAHASAN
2.1 Kepemipinan
2.1.1 Definisi dan Peran Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain sehingga orang tersebut dengan sukarela
mau melaksanakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.
Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu hal yang melekat pada seorang pemimpin yang
memiliki sifat tertentu, seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.
Kepemimpinan dapat dikategorikan juga sebagai rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat
dipisahkan dengan kedudukan setrta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.
Kepemimpinan merupakan pengaruh satu arah, karena pemimpin bisa saja memiliki kualitas-
kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjabat suatu posisi
sebagai pimpinan organisasi atau perusahaan tertentu dalam mempengaruhi orang lain,
khususnya bawahan atau tim kerja lainnya demi tercapainya tujuan dengan mudah.
Peran kepemimpinan
2. Peran mempengaruhi
yaitu pemimpin birokrasi harus dapat memberikan pengaruh kepada
bawahannya, sehingga mau bekerjasama dalam merealisasikan suatu program
kerja. Pemimpin birokrasi dapat mengembangkan berbagai teknik
mempengaruhi bawahan, dan ini sebenarnya mudah bagi pemimpin birokrasi
public karena kewenangan atasan sangat tinggi. Tetapi kalau hanya
mengandalkan kewenangan semata-mata, juga tidak akan memberikan efek
yang berarti terhadap bawahan.
3. Peran memotivasi
yaitu berkaitan dengan pemberian dorongan kepada pegawai untuk bekerja
lebih giat. Hubungan pengaruh dan motivasi adalah kalau peran
mempengaruhi efektif, maka peran motivasi akan lebih mudah dilakukan.
Sebaliknya jika pemimpin tidak mampu menanamkan pengaruh terhadap
bawahannya, maka sulit baginya untuk memahami benar-benar karakter
bawahannya
4. Peran antar pribadi
yaitu peran stratejik pada peran antar pribadi dalam kaitannya dengan
kedudukannya sebagai pemimpin birokrasi, adalah sebagai figur atau tokoh
yang cukup dihargai. Pemimpin harus menampilkan perilaku yang baik dan
benar, seperti etos kerja yang tinggi, disiplin, dan sikap positif lainnya,
pemimpin birokrasi harus menempatkan diri sebagai penuntun, pemberdaya,
dan pendorong bagi bawahannya.
5. Peran informasional
yaitu peran informasional yang dimiliki seorang pemimpin birokrasi sangat
strategis, mengingat pemimpin birokrasi adalah pemegang kunci, khususnya
informasi tentang birokrasi yang dipimpinya. Kemampuan komunikasi
sangatlah diperlukan oleh seorang pemimpin agar dapat menjadi komunikator
yang efektif. Peran informasional adalah menjelaskan kepada bawahan
menyangkut rencana-rencana kebijakan-kebijakan, serta harapan peran, dan
instruksi tentang cara pekerjaan harus dilakukan tanggungjawab bagi para
bawahan atau anggota lain, dan tujuan, tujuan kinerja dan otoritas rencana
tindakan untuk mencapainya.
2.1.2 Jenis Teori-Teori sifat Kepemimpinan
Teori Sifat
Teori ini menekankan pacla atribut-atribut pribadi clari para pemimpin. Dasar clari teori ini
aclalah asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah clan dianugerahi beberapa
ciri yang ticlak dipunyai orang lain seperti energi yang tiacla habis-habisnya, intuisi yang
menclalam, panclangan masa clepan yang luar biasa clan kekuatan persuasife yang ticlak
tertahankan. Teori kepemiminan ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan oleh
dimilikinya kemampuan kemampuan luar biasa clari seorang pemimpin.
a). Inteligensia
Dalam ulasan 33 studi, Ralph Stogdill menemukan bahwa para pemimpin lebih pintar
clari pengikut-pengikutnya.18 Satu penemuan yang signifikan adalah aclanya. perbedaan
inteligensia yang ekstrim antara pemimpin clan pengikut yang clapat menimbulkan
gangguan. Sebagai contoh, seorang pemimpin clengan IQ yang cukup tinggi berusaha
untuk mempengaruhi suatu kelompok yang anggotanya memiliki IQ rata-rata
kemungkinan tidak akan mengerti mengapa anggota-anggotanya ticlak memahami
persoalannya.
b). Kepribadian
Beberapa hasil penelitian menyiratkan bahwa sifat kepribadian seperti kesiagaan,
keaslian, integritas pribadi, clan percaya diri diasosiasikan clengan kepemimpinan yang
efektif.
Teori kepemimpinan ini mengklaim bahwa pemimpin itu sejatinya dilahirkan. Lebih
jauh, teori ini menggagas bahwa seorang pemimpin besar akan menampakkan diri ketika
berada di situasi yang tepat.
2. Trait theory
Teori ini berpendapat bahwa seseorang dapat memiliki karakter, kepribadian, ciri fisik,
atau sifat-sifat tertentu yang membuat mereka lebih cocok menjabat dalam
kepemimpinan. Menurut teori ini, kamu dianggap cocok menjadi seorang pemimpin jika
memiliki kepribadian atau perilaku yang sesai dengan stereotip pemimpin ideal. Teori
kepemimpinan ini tidak memedulikan apakah karakteristik itu genetik atau
diperoleh.Teori ini berpendapat, seorang pemimpin idealnya memiliki sifat extrovert,
kepercayaan diri yang tinggi, keberanian, karisma, kecerdasan tinggi, hingga postur
badan yang tinggi tegap. Jenis kelamin, agama, status perkawinan, usia, pekerjaan,
pendidikan, dan penghasilan juga memengaruhinya.
3. Behavioral theory
Teori kepemimpinan berdasar perilaku adalah kebalikan dari The Great Man Theory.
Teori berdasar perilaku mengatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori
kepemimpinan ini berfokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas
mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut. Menurut teori ini, seseorang
dapat belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan
pengamatan yang baik. Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif adalah
hasil dari tiga keterampilan utama yaitu keterampilan teknis, manusiawi, dan
konseptual.Keterampilan teknis mengacu pada pengetahuan pemimpin tentang proses
atau teknik; keterampilan manusiawi berarti bahwa seseorang dapat berinteraksi dengan
individu lain. Sementara itu, keterampilan konseptual memunculkan keluarnya ide-ide
untuk menjalankan organisasi dengan lancar.
2.1.5 Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan
1. Demokratis
Gaya kepemimpinan yang pertama adalah demokratis. Mungkin Anda sudah sering
mendengar tentang gaya kepemimpinan ini. Mengusung konsep demokrasi, pemimpin
yang demokratis mau untuk selalu berdiskusi dengan anak buahnya sebelum mengambil
keputusan. Gaya ini sebenarnya mencoba mengambil masukan dari setiap anak buahnya
agar mampu mendapatkan keputusan terbaik dan paling banyak didukung. Inilah yang
membuat pemimpin dengan sifat ini menjadi favorit banyak orang. Komunikasi atasan ke
bawahan tetap terjalin dengan lancar dan efektif, tanpa adanya sikap otoriter di sana.
2. Visioner
Sesuai namanya, pemimpin visioner mampu memberikan ide dan rencana yang dapat
dimanfaatkan untuk masa depan perusahaan. Bahkan ide dan rencana ini belum pernah
terpikirkan oleh pihak lainnya. Pemimpin visioner memiliki gaya kepemimpinan yang
berani ambil risiko, mau mendengar masukan, serta bertanggung jawab. Bahkan
pemimpin visioner juga berani untuk mendengar kritikan terhadapnya.
3.Multikultural
Gaya kepemimpinan ini diaplikasikan dalam perusahaan dengan karyawan yang memiliki
lintas budaya. Salah satu keputusan yang biasa diambil oleh pemimpin dengan gaya
multikulturaladalah mau merayakan berbagai perayaan hari raya dari ragam latar
belakang bersama seluruh karyawan. Dengan begitu, maka rasa kebersamaan di dalam
perusahaan ini semakin kuat lagi.
4. Strategis
Gaya kepemimpinan strategis identik dengan tim riset karena mampu merancang pola
dinamis agar sesuai perkembangan pasar. Semua keputusan yang dikeluarkan sudah
didasari oleh berbagai riset sehingga menjadi lebih meyakinkan untuk dijalankan. Jika
memang ada peluang baru, maka pemimpin dengan gaya strategis dapat segera sadar
untuk memanfaatkan hal itu.
5. Suportif
Pemimpin yang bersifat suportif memiliki berbagai ciri-ciri serta mampu menguntungkan
pihak bawahan juga. Setiap kebutuhan karyawan dapat terpenuhi dan dilibatkan dalam
memecahkan masalah. Pemimpin seperti ini juga menggunakan pendekatan personal
dalam interaksi bersama bawahan agar mampu meningkatkan hubungan personal.
Bahkan gaya kepemimpinan terkadang tidak berfokus pada pencapaian target.
6. Otokratis
Apakah Anda pernah mendengar tentang gaya kepemimpinan otokratis? Seseorang
dengan gaya kepemimpinan ini memiliki kuasa penuh di dalam memimpin. Pemimpin
otokratis akan mengambil keputusan secara mutlak tanpa meminta masukan dari
bawahan. Selain itu, pengambilan keputusan dilakukan secara mutlak tanpa boleh ada
bawahan yang mengganggu gugat. Bahkan pemimpin otokratis jarang membuka
komunikasi dengan bawahan sehingga ada kesan hubungan yang jauh dan kaku.
7. Transaksional
Seseorang dengan gaya kepemimpinan transaksional berfokus pada aturan atau kontrak
kerja yang telah disetujui pihak karyawan. Bawahan juga tidak bisa memberikan
masukan atau kritik terhadap kinerja divisi tersebut karena pemimpin ini sangat
berorientasi pada pencapaian target. Dengan begitu, ada kinerja yang harus dicapai
bawahan jika tidak mau terkena sanksi. Namun, jika memang kinerja bawahan ternyata
optimal, maka pemimpin transaksional tidak ragu untuk memberikan reward.
2.1.6 Tantangan-Tantantan Membangun/Membentuk kepemimpinan
2.1.7 Menciptakan Pemimpin yang Efektif
1. Pimpin dengan memberi contoh
Untuk menjadi pemimpin yang efektif, motivasi tim Anda untuk bertindak dan tampil
dengan cara tertentu. Ketika Anda berpegang pada standar tertentu dan berperilaku sesuai
dengan itu, itu memberi tim Anda sesuatu untuk ditiru.Misalnya, ketika Anda memiliki
sikap positif saat menghadapi situasi yang menantang, itu dapat membantu meningkatkan
semangat dan mengurangi kecemasan karena begitulah cara Anda menangani situasi
serupa di masa lalu. Memimpin dengan memberi contoh juga memungkinkan Anda
menetapkan pedoman tentang cara menangani tantangan tertentu dan cara merangkul
perubahan. Pada akhirnya, ini dapat membantu Anda mendorong tim Anda menuju
kesuksesan.
2. Merangkul kegagalan
Sebagai pemimpin baru, Anda mungkin menghadapi situasi yang tidak berjalan seperti
yang Anda harapkan. Sangat penting untuk bertanggung jawab atas tindakan dan
keputusan Anda—bahkan jika itu mengakibatkan kegagalan.Sementara pencapaian dapat
mengingatkan Anda tentang kesuksesan Anda, kegagalan dapat membantu Anda menjadi
pemimpin yang lebih baik di kemudian hari.Pastikan untuk melihat kegagalan sebagai
peluang pertumbuhan dan kesempatan untuk menunjukkan kepada tim Anda bahwa Anda
dapat mengatasinya. Rangkullah kegagalan alih-alih bersembunyi di baliknya untuk
menunjukkan kepada tim Anda pentingnya transparansi.
3. Jujur
Promosikan komunikasi yang terbuka dan jujur untuk membantu tim Anda merasa lebih
cenderung untuk datang kepada Anda dengan masalah atau masalah yang mungkin
muncul.Transparansi ini dapat menjadi contoh bagi tim Anda dan mendorong mereka
untuk terbuka dengan komunikasi mereka sendiri. Ketika Anda jujur tentang apa yang
Anda lakukan atau pikirkan, itu membantu mereka merasa terhubung dengan Anda dan
membuat mereka tahu bahwa Anda menghargai mereka sebagai rekan kerja atau
karyawan.Pastikan komunikasi Anda jujur, transparan, dan jelas untuk memastikan
semua orang mengerti apa yang Anda coba katakan.
a. Cooperation
Kepercayaan dapat meredakan perasaaan ketidakpastian dan risiko, jadi bertindak
untuk menghasilkan peningkatan kerjasama antara anggota relationship. Dengan
meningkatnya tingkat kepercayaan, anggota belajar bahwa kerjasama memberikan
hasil yang melebihi hasil yang lebih banyak dibandingkan apabila dikerjakan
sendiri.
b. Komitmen
Komitmen merupakan komponen yang dapat membangun relationship dan
merupakan hal yang mudah hilang, yang akan dibentuk hanya dengan pihak-
pihak yang saling percaya.
c. Relationship duration
Kepercayaan mendorong anggota relationship bekerja untuk menghasilkan
relationship dan untuk menahan godaan untuk tidak mengutamakan hasil jangka
pendek dan atau bertindak secara oportunis. Kepercayaan dari penjual secara
positif dihubungkan dengan kemungkinan bahwa pembeli akan terlibat dalam
bisnis pada masa yang akan datang, oleh karena itu memberikan kontribusi untuk
meningkatkan durasi relationship.
d. Kualitas
Pihak yang percaya lebih mungkin untuk menerima dan menggunakan informasi
dari pihak yang dipercaya, dan pada gilirannya menghasilkan benefit yang lebih
besar dari informasi tersebut. Akhirnya, adanya kepercayaan memungkinkan
perselisihan atau konflik dapat dipecahkan secara efisien dan damai. Dalam
kondisi tidak ada kepercayaan, perselisihan dirasakan merupakan tanda akan
adanya kesulitan pada masa yang akan datang dan biasanya menyebabkan
berakhirnya relationship.
2.1.10 Bagaimana kepercayaan dapat dikembangkan?
1. Transparan
Seorang pemimpin diharapkan dapat bersikap setransparan mungkin kepada para
pekerjanya. Misalnya pemimpin harus jujur mengenai tujuan perusahaan, performa kerja
dan evaluasi kinerja para karyawan. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan anggota tim
terhadap Anda sebagai pemimpin mereka. Sebab hal-hal berkaitan dengan kinerja
karyawan – termasuk di dalamnya feedback, merupakan informasi penting bagi
karyawan. Ketika hal tersebut dikomunikasikan secara transparan dan tepat, bukan hanya
kepercayaan yang meningkat. Tetapi juga membuat karyawan tahu mana yang harus
diperbaiki dari kinerjanya. Akan lebih baik lagi bila seorang atasan membagi informasi
tersebut bahkan sebelum bawahannya bertanya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai
atasan, Anda mempercayai anggota tim, membuat mereka merasa “dianggap” dan
diperhitungkan.
4. Suka membantu
Tips terakhir untuk membangun kepercayaan adalah dengan suka membantu. Kalau
kamu membantu banyak orang maka orang tersebut akan sangat berterimakasih
kepadamu. Bukan itu saja, dia akan percaya kamu adalah orang yang baik, dermawan dan
berjiwa sosial tinggi. Suka membantu membuat orang suka dan percaya kepadamu. Oleh
karena itu, usahakan untuk membantu banyak pihak sesuai kemampuan kita.
BAB III
KASUS
Kalo jadi saya gaya pemimpinan, kita harus memberikan contoh hal baik ke anggota nya.
Dari kita mencontohkan yang baik akan mereka menghargai dan menghormati kita
sebagai pemimpin mereka. Jadi pemimpin kita harus tahu karakter" anggota tersebut agar
kita adil untuk memutuskan suatu permasalahan tersebut. Terimakasih
PENUTUP
4.1.1 KESIMPULAN
• Definisi Kepemimpinan dan Kepercayaan
- Kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain sehingga orang tersebut
dengan sukarela mau melaksanakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.
- Kepercayaan adalah suatu harapan positif, asumsi, atau keyakinan dari proses kognitif
seseorang yang dipegang dan ditujukan pada orang lain bahwa orang tersebut akan
berperilaku seperti yang diharapkan dan dibutuhkan. Ketika seseorang memutuskan
untuk mempercayai orang lain maka harapannya terhadap orang tersebut adalah dapat
mewujudkan harapan-harapan yang ada pada
dirinya
• Jenis teori sifat,kontingensi,dan perilaku kepemimpinan
- Teori sifat kepemimpinan : inteligensia,kepribadian,karakteristik fisik.
- Teori kontingensi kepemimpinan : model kontingensi fiedler, Teori situasional,Teori
Pertukaran Pemimpin-Anggota,Teori jalur tujuan,Teori model partisipasi-pemimpin.
- Teori peerilaku kepemimpinan: The”Great Man”Theory, Trait theory,Behavioral
theory.