Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

kepemimpinan & Kepercayaan


Dosen Pengampuh : Dr. Ceskakusumadewi B, S.E, BA.MM.

Disusun Oleh :

➢ Delby Hermawan (20179008)


➢ Natasya (20179019)
➢ Rahayu Marajabessi (17179042)
➢ Muh Nizar Mulfhy (20179024)
➢ Robin (19179085)

INSTITUT BISNIS DAN KEUANGAN NITRO


2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Kami sebagai penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah

Makassar, 28 juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3 Tujuan Makalah....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .................................. Error! Bookmark not defined.
2.1 Kepemimpinan ..................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Definisi & peran kepemimpinn ...... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Jenis teori-teori sifat kepemimpinan Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Jenis teori-teori kontingensi kepemimpinan Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Jenis-jenis gaya kepemimpinan ..... Error! Bookmark not defined.
2.1.5 Tantangan-tantangan membangun/membentuk kepemimpinan……16
2.1.6 Menciptakan pemimpin yang efektif Error! Bookmark not defined.
2.2 Kepercayaan .......................................... Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Definisi kepercayaan dalam kepemimpinan Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Fungsi dan tujuan kepercayaan dari orang lain Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Bagaimana kepercayaan dapat dikembangkan Error! Bookmark not defined.
2.2.4 Tantangan-tantangan membangun/membentuk kepercayaan kepada orang
lain…….. ...................................................................................................... 21
BAB III KASUS ................................................................................................. 22
3.1 Studi Kasus............................................................................................. 23
3.2 Lampiran ................................................................................................ 24
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….25

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..26

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin (leader)
dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur unsur di dalam kelompok atau
organisasinya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan
kinerja pegawai yang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil
kerja seseorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi.

Kemampuan dan keterampilan dari seorang pimpinan adalah faktor penting dalam
memotivasi pegawainya agar lebih bekerja dengan baik. Dalam hal ini pengaruh seorang
pimimpinan sangat menentukan arah tujuan dari organisasi, karena untuk merealisasikan tujuan
organisasi perlu menerapkan peran dalam memimpin kerja yang konsisten terhadap situasi kerja
yang dihadapi. Selain itu seorang pemimpin didalam melaksanakan tugasnya harus berupaya
menciptakan dan memelihara hubungan yang baik dengan bawahannya agar mereka dapat
bekerja secara produktif. Dengan demikian, secara tidak langsung motivasi dari pegawai
semakin meningkat.

Pemimpin berfungsi untuk memandu, menuntun, membimbing, membangunkan motivasi


kerja, mengemudikan organisasi, menjalin komunikasi yang baik, melakukan pengawasan secara
teratur, dan mengarahkan pada bawahannya kepada sasaran yang ingin dituju. Berhubungan
dengan itu menjadi kewajiban dari setiap pemimpin agar bawahannya termotivasi utuk bekerja
lebih baik lagi. Peran kepemimpinan juga merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang
untuk mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya
dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan suatu organisasi baik secara keseluruhan maupun sebagai kelompok dalam suatu
organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan untuk membangkitkan
motivasi atau semangat kerja pegawai terhadap tugas dan tanggung jawabnya

1.2 Rumusan Masalah


• Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan dan kepercayaan dalam kepemimpinan?
• Apa saja jenis teori-teori sifat kepemimpinan, kontingensi kepemimpinan, perilaku
kepemimpinan, dan gaya kepemimpinan ?
• Apa saja tantangan-tantangan membangun/membentuk kepemimpinan dan kepercayaan
kepada orang lain?
• Bagaimana menciptakan pemimpin yang efektif?
• Apa fungsi & tujuan kepercayaan dari orang lain?
• Bagaimana kepercayaan dapat dikembangkan?
1.3 Tujuan Makalah
• Memahami definisi kepemimpinan dan kepercayaan dalam kepemimpinan
• Memahami jenis teori-teori sifat kepemimpinan, kontingensi kepemimpinan, perilaku
kepemimpinan, dan gaya kepemimpinan
• Mengetahui tantangan-tantangan membangun/membentuk kepemimpinan dan
kepercayaan kepada orang lain
• Mengetahui bagaimana menciptakan pemimpin yang efektif
• Mengetahui fungsi & tujuan kepercayaan dari orang lain
• Memahami bagaimana kepercayaan dapat dikembangkan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kepemipinan
2.1.1 Definisi dan Peran Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain sehingga orang tersebut dengan sukarela
mau melaksanakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.

Definisi kepemimpinan menurut para ahli

1. Kepemimpinan menurut Wahjosumidjo (1987:11)

Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu hal yang melekat pada seorang pemimpin yang
memiliki sifat tertentu, seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.

Kepemimpinan dapat dikategorikan juga sebagai rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat
dipisahkan dengan kedudukan setrta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.

2. Kepemimpinan menurut Moejiono (2002)

Kepemimpinan merupakan pengaruh satu arah, karena pemimpin bisa saja memiliki kualitas-
kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya

3. Kepemimpinan menurut Fiedler

Kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan


wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama demi tercapainya
tujuan organisasi.

4. Kepemimpinan menurut Sondang P. Siagian

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjabat suatu posisi
sebagai pimpinan organisasi atau perusahaan tertentu dalam mempengaruhi orang lain,
khususnya bawahan atau tim kerja lainnya demi tercapainya tujuan dengan mudah.
Peran kepemimpinan

1. Peran Pengambilan Keputusan


yaitu pemimpin birokrasi sebagai top manager khususnya, memiliki
kewenangan mengambil keputusan. Pengambilan keputusan merupakan
pekerjaan manajerial yang berarti memutuskan apa yang harus dilakukan,
bagaimana melakukannya, siapa yang melakukannya, dan kapan akan
dilakukan. Dalam hal ini menetapkan sasaran, prioritas, strategi, struktur
formal, alokasi sumber-sumber daya, pertunjukan tanggungjawab dan
pengaturan kegiatan-kegiatan. Tujaunnya adalah untuk memastikan
pengorganisasian unit kerja yang efisien, koordinasi kegiatankegiatan,
penggunaan sumber-sumber yang berubah-ubah. Aspek yang paling penting
dari kebanyakan bentuk pengambilan keputusan adalah memutuskan berbagai
kegiatan sesuai dengan kepentingan relatifnya (resource allocation), termasuk
perencanaan pengambangan prosedur-prosedur unttuk menghindari
masalahmasalah (potential problem analysis) dan pengembangan prosedur
untuk melakukan tanggapan secara cepat dan efektif terhadap masalah-
masalah krisis-krisis yanga tidak dapat dihindari (contigencyplanning)

2. Peran mempengaruhi
yaitu pemimpin birokrasi harus dapat memberikan pengaruh kepada
bawahannya, sehingga mau bekerjasama dalam merealisasikan suatu program
kerja. Pemimpin birokrasi dapat mengembangkan berbagai teknik
mempengaruhi bawahan, dan ini sebenarnya mudah bagi pemimpin birokrasi
public karena kewenangan atasan sangat tinggi. Tetapi kalau hanya
mengandalkan kewenangan semata-mata, juga tidak akan memberikan efek
yang berarti terhadap bawahan.

3. Peran memotivasi
yaitu berkaitan dengan pemberian dorongan kepada pegawai untuk bekerja
lebih giat. Hubungan pengaruh dan motivasi adalah kalau peran
mempengaruhi efektif, maka peran motivasi akan lebih mudah dilakukan.
Sebaliknya jika pemimpin tidak mampu menanamkan pengaruh terhadap
bawahannya, maka sulit baginya untuk memahami benar-benar karakter
bawahannya
4. Peran antar pribadi
yaitu peran stratejik pada peran antar pribadi dalam kaitannya dengan
kedudukannya sebagai pemimpin birokrasi, adalah sebagai figur atau tokoh
yang cukup dihargai. Pemimpin harus menampilkan perilaku yang baik dan
benar, seperti etos kerja yang tinggi, disiplin, dan sikap positif lainnya,
pemimpin birokrasi harus menempatkan diri sebagai penuntun, pemberdaya,
dan pendorong bagi bawahannya.

5. Peran informasional
yaitu peran informasional yang dimiliki seorang pemimpin birokrasi sangat
strategis, mengingat pemimpin birokrasi adalah pemegang kunci, khususnya
informasi tentang birokrasi yang dipimpinya. Kemampuan komunikasi
sangatlah diperlukan oleh seorang pemimpin agar dapat menjadi komunikator
yang efektif. Peran informasional adalah menjelaskan kepada bawahan
menyangkut rencana-rencana kebijakan-kebijakan, serta harapan peran, dan
instruksi tentang cara pekerjaan harus dilakukan tanggungjawab bagi para
bawahan atau anggota lain, dan tujuan, tujuan kinerja dan otoritas rencana
tindakan untuk mencapainya.
2.1.2 Jenis Teori-Teori sifat Kepemimpinan
Teori Sifat

Teori yang berusaha untuk mengiclentifikasikan karakteristik khas(fisik, mental, kepribadian)


yang diasosiasikan clengan keberhasilan kepemimpinan. Menganclalkan pacla penelitian yang
menghubungkan berbagai sifat clengan kriteria sukses tertentu.

Teori ini menekankan pacla atribut-atribut pribadi clari para pemimpin. Dasar clari teori ini
aclalah asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah clan dianugerahi beberapa
ciri yang ticlak dipunyai orang lain seperti energi yang tiacla habis-habisnya, intuisi yang
menclalam, panclangan masa clepan yang luar biasa clan kekuatan persuasife yang ticlak
tertahankan. Teori kepemiminan ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan oleh
dimilikinya kemampuan kemampuan luar biasa clari seorang pemimpin.

a). Inteligensia
Dalam ulasan 33 studi, Ralph Stogdill menemukan bahwa para pemimpin lebih pintar
clari pengikut-pengikutnya.18 Satu penemuan yang signifikan adalah aclanya. perbedaan
inteligensia yang ekstrim antara pemimpin clan pengikut yang clapat menimbulkan
gangguan. Sebagai contoh, seorang pemimpin clengan IQ yang cukup tinggi berusaha
untuk mempengaruhi suatu kelompok yang anggotanya memiliki IQ rata-rata
kemungkinan tidak akan mengerti mengapa anggota-anggotanya ticlak memahami
persoalannya.

b). Kepribadian
Beberapa hasil penelitian menyiratkan bahwa sifat kepribadian seperti kesiagaan,
keaslian, integritas pribadi, clan percaya diri diasosiasikan clengan kepemimpinan yang
efektif.

c). Karakteristik fisik


Studi mengenai hubungan antara kepemimpinan yang efektif clan karakteristik fisik
seperti usia, tinggi baclan, berat baclan, clan penampilan memberikan hasil-hasil yang
bertolak belakang. Menjadi lebih tinggi clan lebih berat dari rata-rata kelompoknya tentu
saja ticlak menguntungkan untuk meraih posisi pemimpin.
2.1.3 Jenis Teori-Teori Kontingensi kepemimpinan
Menurut Robbins (2001) Teori Kontingensi merupakan pendekatan kepemimpinan yang
mendorong pemimpin memahami perilakunya sendiri. Teori ini mengatakan bahwa keefektifan
sebuah kepemimpinan adalah fungsi dari berbagai aspek situasi kepemimpinan. Adapun lima
teori yang termasuk ke dalam teori kontingensi adalah :

1. Model kontingensi Fiedler (Fiedler Contingency Model)


Fiedler (dalam Robbins, 2001) mengemukakakan bahwa kinerja kelompok yang efektif
bergantung pada padanan yang tepat antara gaya si pemimpin dan sampai tingkat mana
situasi memberikan kendali dan pengaruh kepada si pemimpin.

2. Teori Situasional Hersey dan Blanchad


Merupakan suatu teori kemungkinan yang memusatkan perhatian pada para pengikut.
Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat,
yang menurut argument Hersey dan Blanchard (dalam Robbins, 2001) bersifat tergantung
pada tingkat kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Tekanan pada pengikut dalam
keefektifan kepemimpinan mencerminkan kenyataan bahwa para pengikutlah yang
menerima baik atau menolak pemimpin. Tidak peduli apa yang dilakukan si pemimpin
itu, keefektifan bergantung pada tindakan dari pengikutnya.

3. Teori Pertukaran Pemimpin-Anggota


Menurut teori ini, George Graen (dalam Robbins, 2001) menciptakan kelompok-dalam
dan kelompok-luar, dan bawahan dengan status kelompok dalam akan mempunyai
penilaian kinerja yang lebih tinggi, tingkat keluarnya karyawan yang lebih rendah, dan
kepuasan yang lebih besar bersama atasan mereka. Hal pokok yang harus dicatat di sini
adalah bahwa walaupun pemimpinlah yang melakukan pemilihan, karakteristik
pengikutlah yang mendorong keputusan kategorisasi dari pemimpin.

4. Teori Jalur-Tujuan (House’s Path Goal Theory)


Dikembangkan oleh Robert House (dalam Robbins, 2001), teori jalan tujuan mengambil
elemen-elemen dari penelitian kepemimpinan Ohio State University tentang struktur awal
dan tenggang rasa dan teori pengharapan motivasi. inti dari teori jalan-tujuan (path-goal
theory) adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk memberikan informasi,
dukungan, atau sumber daya lain yang dibutuhkan kepada para pengikut mereka bisa
mencapai berbagai tujuan mereka. Istilah jalan-tujuan berasal dari keyakinan bahwa para
pemimpin yang efektif semestinya bisa menunjukkan jalan guna membantu pengikut-
pengikut mereka mendapatkan hal-hal yang mereka butuhkan demi pencapaian tujuan
kerja dan mempermudah perjalanan serta menghilangkan berbagai rintangannya.
5. Teori Model Partisipasi-Pemimpin Vroom dan Yetton
Victor Vroom dan Phillip Yetton (dalam Robbins, 2001) mengemukakan bahwa teori ini
merupakan suatu teori kepemimpinan yang memberikan seperangkat aturan untuk
menentukan ragam dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasi-
situasi yang berlainan..
2.1.4 Jenis Teori-Teori Perilaku Kepemimpinan
1. The “Great Man” theory

Teori kepemimpinan ini mengklaim bahwa pemimpin itu sejatinya dilahirkan. Lebih
jauh, teori ini menggagas bahwa seorang pemimpin besar akan menampakkan diri ketika
berada di situasi yang tepat.

2. Trait theory

Teori ini berpendapat bahwa seseorang dapat memiliki karakter, kepribadian, ciri fisik,
atau sifat-sifat tertentu yang membuat mereka lebih cocok menjabat dalam
kepemimpinan. Menurut teori ini, kamu dianggap cocok menjadi seorang pemimpin jika
memiliki kepribadian atau perilaku yang sesai dengan stereotip pemimpin ideal. Teori
kepemimpinan ini tidak memedulikan apakah karakteristik itu genetik atau
diperoleh.Teori ini berpendapat, seorang pemimpin idealnya memiliki sifat extrovert,
kepercayaan diri yang tinggi, keberanian, karisma, kecerdasan tinggi, hingga postur
badan yang tinggi tegap. Jenis kelamin, agama, status perkawinan, usia, pekerjaan,
pendidikan, dan penghasilan juga memengaruhinya.

3. Behavioral theory

Teori kepemimpinan berdasar perilaku adalah kebalikan dari The Great Man Theory.
Teori berdasar perilaku mengatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori
kepemimpinan ini berfokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas
mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut. Menurut teori ini, seseorang
dapat belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan
pengamatan yang baik. Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif adalah
hasil dari tiga keterampilan utama yaitu keterampilan teknis, manusiawi, dan
konseptual.Keterampilan teknis mengacu pada pengetahuan pemimpin tentang proses
atau teknik; keterampilan manusiawi berarti bahwa seseorang dapat berinteraksi dengan
individu lain. Sementara itu, keterampilan konseptual memunculkan keluarnya ide-ide
untuk menjalankan organisasi dengan lancar.
2.1.5 Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan

1. Demokratis
Gaya kepemimpinan yang pertama adalah demokratis. Mungkin Anda sudah sering
mendengar tentang gaya kepemimpinan ini. Mengusung konsep demokrasi, pemimpin
yang demokratis mau untuk selalu berdiskusi dengan anak buahnya sebelum mengambil
keputusan. Gaya ini sebenarnya mencoba mengambil masukan dari setiap anak buahnya
agar mampu mendapatkan keputusan terbaik dan paling banyak didukung. Inilah yang
membuat pemimpin dengan sifat ini menjadi favorit banyak orang. Komunikasi atasan ke
bawahan tetap terjalin dengan lancar dan efektif, tanpa adanya sikap otoriter di sana.

2. Visioner
Sesuai namanya, pemimpin visioner mampu memberikan ide dan rencana yang dapat
dimanfaatkan untuk masa depan perusahaan. Bahkan ide dan rencana ini belum pernah
terpikirkan oleh pihak lainnya. Pemimpin visioner memiliki gaya kepemimpinan yang
berani ambil risiko, mau mendengar masukan, serta bertanggung jawab. Bahkan
pemimpin visioner juga berani untuk mendengar kritikan terhadapnya.

3.Multikultural
Gaya kepemimpinan ini diaplikasikan dalam perusahaan dengan karyawan yang memiliki
lintas budaya. Salah satu keputusan yang biasa diambil oleh pemimpin dengan gaya
multikulturaladalah mau merayakan berbagai perayaan hari raya dari ragam latar
belakang bersama seluruh karyawan. Dengan begitu, maka rasa kebersamaan di dalam
perusahaan ini semakin kuat lagi.

4. Strategis
Gaya kepemimpinan strategis identik dengan tim riset karena mampu merancang pola
dinamis agar sesuai perkembangan pasar. Semua keputusan yang dikeluarkan sudah
didasari oleh berbagai riset sehingga menjadi lebih meyakinkan untuk dijalankan. Jika
memang ada peluang baru, maka pemimpin dengan gaya strategis dapat segera sadar
untuk memanfaatkan hal itu.

5. Suportif
Pemimpin yang bersifat suportif memiliki berbagai ciri-ciri serta mampu menguntungkan
pihak bawahan juga. Setiap kebutuhan karyawan dapat terpenuhi dan dilibatkan dalam
memecahkan masalah. Pemimpin seperti ini juga menggunakan pendekatan personal
dalam interaksi bersama bawahan agar mampu meningkatkan hubungan personal.
Bahkan gaya kepemimpinan terkadang tidak berfokus pada pencapaian target.
6. Otokratis
Apakah Anda pernah mendengar tentang gaya kepemimpinan otokratis? Seseorang
dengan gaya kepemimpinan ini memiliki kuasa penuh di dalam memimpin. Pemimpin
otokratis akan mengambil keputusan secara mutlak tanpa meminta masukan dari
bawahan. Selain itu, pengambilan keputusan dilakukan secara mutlak tanpa boleh ada
bawahan yang mengganggu gugat. Bahkan pemimpin otokratis jarang membuka
komunikasi dengan bawahan sehingga ada kesan hubungan yang jauh dan kaku.

7. Transaksional
Seseorang dengan gaya kepemimpinan transaksional berfokus pada aturan atau kontrak
kerja yang telah disetujui pihak karyawan. Bawahan juga tidak bisa memberikan
masukan atau kritik terhadap kinerja divisi tersebut karena pemimpin ini sangat
berorientasi pada pencapaian target. Dengan begitu, ada kinerja yang harus dicapai
bawahan jika tidak mau terkena sanksi. Namun, jika memang kinerja bawahan ternyata
optimal, maka pemimpin transaksional tidak ragu untuk memberikan reward.
2.1.6 Tantangan-Tantantan Membangun/Membentuk kepemimpinan
2.1.7 Menciptakan Pemimpin yang Efektif
1. Pimpin dengan memberi contoh
Untuk menjadi pemimpin yang efektif, motivasi tim Anda untuk bertindak dan tampil
dengan cara tertentu. Ketika Anda berpegang pada standar tertentu dan berperilaku sesuai
dengan itu, itu memberi tim Anda sesuatu untuk ditiru.Misalnya, ketika Anda memiliki
sikap positif saat menghadapi situasi yang menantang, itu dapat membantu meningkatkan
semangat dan mengurangi kecemasan karena begitulah cara Anda menangani situasi
serupa di masa lalu. Memimpin dengan memberi contoh juga memungkinkan Anda
menetapkan pedoman tentang cara menangani tantangan tertentu dan cara merangkul
perubahan. Pada akhirnya, ini dapat membantu Anda mendorong tim Anda menuju
kesuksesan.

2. Merangkul kegagalan
Sebagai pemimpin baru, Anda mungkin menghadapi situasi yang tidak berjalan seperti
yang Anda harapkan. Sangat penting untuk bertanggung jawab atas tindakan dan
keputusan Anda—bahkan jika itu mengakibatkan kegagalan.Sementara pencapaian dapat
mengingatkan Anda tentang kesuksesan Anda, kegagalan dapat membantu Anda menjadi
pemimpin yang lebih baik di kemudian hari.Pastikan untuk melihat kegagalan sebagai
peluang pertumbuhan dan kesempatan untuk menunjukkan kepada tim Anda bahwa Anda
dapat mengatasinya. Rangkullah kegagalan alih-alih bersembunyi di baliknya untuk
menunjukkan kepada tim Anda pentingnya transparansi.

3. Jujur
Promosikan komunikasi yang terbuka dan jujur untuk membantu tim Anda merasa lebih
cenderung untuk datang kepada Anda dengan masalah atau masalah yang mungkin
muncul.Transparansi ini dapat menjadi contoh bagi tim Anda dan mendorong mereka
untuk terbuka dengan komunikasi mereka sendiri. Ketika Anda jujur tentang apa yang
Anda lakukan atau pikirkan, itu membantu mereka merasa terhubung dengan Anda dan
membuat mereka tahu bahwa Anda menghargai mereka sebagai rekan kerja atau
karyawan.Pastikan komunikasi Anda jujur, transparan, dan jelas untuk memastikan
semua orang mengerti apa yang Anda coba katakan.

4. Pertahankan tim Anda di garis depan


Karena tujuan utama dari kepemimpinan yang efektif adalah untuk membimbing
sekelompok orang, maka penting untuk mendahulukan mereka. Ini melibatkan
mengetahui dan memahami kebutuhan, tujuan, kepribadian, dan gaya kerja mereka.
Semakin baik Anda mengenal tim Anda, semakin efektif Anda mempersiapkan diri untuk
memimpin mereka. Luangkan waktu untuk mengutamakan mereka dan biarkan mereka
tahu bahwa mereka dihargai di perusahaan dan bahwa Anda mendukung kesuksesan
mereka.

5. Buat diri Anda selalu terbuka


Demikian pula, Anda perlu memastikan bahwa Anda selalu terbuka untuk mendengarkan
tim Anda. Misalnya, ketika seseorang di tim Anda menghadapi tantangan dan mereka
perlu menyampaikannya kepada Anda, penting bagi Anda untuk siap membantu mereka
menyelesaikan masalah tersebut.Dalam beberapa kasus, Anda mungkin harus
mengesampingkan apa yang sedang Anda kerjakan dan memprioritaskan kebutuhan
mereka. Ingatlah bahwa tanpa tim Anda, Anda tidak akan memiliki siapa pun untuk
dipimpin. Ketersediaan Anda juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan
keterampilan komunikasi dan interpersonal Anda.

6. Tetapkan tujuan yang jelas


Seperti halnya tujuan perusahaan, tujuan tim Anda perlu spesifik dan terukur. Pastikan
semua orang di tim Anda memahami apa yang diharapkan dari mereka untuk mencapai
tujuan tertentu.
Ini memastikan mereka memiliki waktu yang lebih mudah untuk menyelesaikan tugas-
tugas tertentu. Ketika Anda membuat tujuan ini dapat diukur, itu membuatnya lebih
mudah untuk melacak kemajuan tim Anda dan menawarkan saran untuk perbaikan sesuai
kebutuhan.

7. Buat solusi yang efektif


Ketika Anda menghadapi masalah-masalah tertentu, penting untuk memikirkan dampak
jangka panjang dan menciptakan solusi yang dipikirkan dengan baik. Bahkan jika Anda
merasa cenderung membuat resolusi cepat dan mudah, solusi yang baik dan terukur dapat
membantu Anda menghindari masalah serupa di masa depan.
Ini juga dapat membantu Anda menghindari masalah ini dari menjadi masalah yang lebih
besar. Fokus pada masalah secara keseluruhan dan pastikan untuk mempertimbangkan
efek jangka panjang dari situasi ini jika tidak ditangani dengan benar.

8. Terhubung dengan tim Anda


Meskipun Anda berada dalam peran kepemimpinan atau manajerial, tim Anda perlu
merasa nyaman di sekitar Anda. Untuk melakukan ini, membangun hubungan pribadi
namun profesional dengan mereka yang mempromosikan rasa hormat dan kepercayaan.
Bangun hubungan pribadi dan nyata dengan masing-masing anggota tim Anda.
Tumbuhkan koneksi ini melalui komunikasi di tempat kerja atau pada acara perusahaan.
Pastikan Anda pribadi dan mudah didekati setiap saat.
9. Mendorong pertumbuhan
Sebagai seorang pemimpin, Anda perlu memberi tim Anda kesempatan bagi mereka
untuk maju di bidangnya. Apakah itu melalui pelatihan atau bimbingan sehari-hari,
tawarkan dukungan tim Anda saat mencapai tujuan mereka. Berinvestasi dalam
kesuksesan mereka dengan membantu mereka mengembangkan keterampilan mereka
atau menumbuhkan yang baru.
Misalnya, Anda dapat membantu mereka menumbuhkan keterampilan memecahkan
masalah mereka dengan memberi mereka proyek yang menantang dan menawarkan
panduan Anda di sepanjang jalan. Ini juga dapat membantu meningkatkan pertumbuhan
pribadi mereka mengenai emosi mereka juga.

10. Kenali kesuksesan tim Anda


Ketika tim Anda mencapai sesuatu, hadiahi mereka atau kenali kesuksesan mereka untuk
meningkatkan moral dan menunjukkan penghargaan Anda. Misalnya, jika tim Anda
memenuhi tujuan penjualannya, tulislah catatan yang berterima kasih kepada mereka
untuk kerja keras mereka atau memberi mereka kartu hadiah.
Gerakan kecil ini dapat menyoroti rasa terima kasih Anda dan memungkinkan tim Anda
tahu Anda menghargai pekerjaan yang mereka masukkan. Ketika mereka merasa
dihargai, mereka lebih cenderung untuk bekerja dengan sikap positif dan memiliki
keinginan untuk mereplikasi keberhasilan ini.
2.1.8 Definisi kepercayaan dalam kepemimpinan
Kepercayaan adalah suatu harapan positif, asumsi, atau keyakinan dari proses kognitif
seseorang yang dipegang dan ditujukan pada orang lain bahwa orang tersebut akan berperilaku
seperti yang diharapkan dan dibutuhkan. Ketika seseorang memutuskan untuk mempercayai
orang lain maka harapannya terhadap orang tersebut adalah dapat mewujudkan harapan-harapan
yang ada pada dirinya

2.1.9 Fungsi dan tujuan kepercayaan dari orang lain


Fungsi dan tujuan kepercayaan dari orang lain

a. Cooperation
Kepercayaan dapat meredakan perasaaan ketidakpastian dan risiko, jadi bertindak
untuk menghasilkan peningkatan kerjasama antara anggota relationship. Dengan
meningkatnya tingkat kepercayaan, anggota belajar bahwa kerjasama memberikan
hasil yang melebihi hasil yang lebih banyak dibandingkan apabila dikerjakan
sendiri.

b. Komitmen
Komitmen merupakan komponen yang dapat membangun relationship dan
merupakan hal yang mudah hilang, yang akan dibentuk hanya dengan pihak-
pihak yang saling percaya.

c. Relationship duration
Kepercayaan mendorong anggota relationship bekerja untuk menghasilkan
relationship dan untuk menahan godaan untuk tidak mengutamakan hasil jangka
pendek dan atau bertindak secara oportunis. Kepercayaan dari penjual secara
positif dihubungkan dengan kemungkinan bahwa pembeli akan terlibat dalam
bisnis pada masa yang akan datang, oleh karena itu memberikan kontribusi untuk
meningkatkan durasi relationship.

d. Kualitas
Pihak yang percaya lebih mungkin untuk menerima dan menggunakan informasi
dari pihak yang dipercaya, dan pada gilirannya menghasilkan benefit yang lebih
besar dari informasi tersebut. Akhirnya, adanya kepercayaan memungkinkan
perselisihan atau konflik dapat dipecahkan secara efisien dan damai. Dalam
kondisi tidak ada kepercayaan, perselisihan dirasakan merupakan tanda akan
adanya kesulitan pada masa yang akan datang dan biasanya menyebabkan
berakhirnya relationship.
2.1.10 Bagaimana kepercayaan dapat dikembangkan?
1. Transparan
Seorang pemimpin diharapkan dapat bersikap setransparan mungkin kepada para
pekerjanya. Misalnya pemimpin harus jujur mengenai tujuan perusahaan, performa kerja
dan evaluasi kinerja para karyawan. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan anggota tim
terhadap Anda sebagai pemimpin mereka. Sebab hal-hal berkaitan dengan kinerja
karyawan – termasuk di dalamnya feedback, merupakan informasi penting bagi
karyawan. Ketika hal tersebut dikomunikasikan secara transparan dan tepat, bukan hanya
kepercayaan yang meningkat. Tetapi juga membuat karyawan tahu mana yang harus
diperbaiki dari kinerjanya. Akan lebih baik lagi bila seorang atasan membagi informasi
tersebut bahkan sebelum bawahannya bertanya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai
atasan, Anda mempercayai anggota tim, membuat mereka merasa “dianggap” dan
diperhitungkan.

2. Mendorong, bukan Menyuruh


Seorang pemimpin memang merupakan pihak yang bertanggung jawab atas segala hal
yang terjadi dalam tim mereka. Namun ada kalanya seorang pemimpin tidak dapat
membedakan bagaimana caranya mendorong dan menyuruh. Salah satu fungsi pemimpin
adalah mengarahkan. Akan lebih baik bila seorang pemimpin membiarkan bawahannya
untuk bebas menyelesaikan suatu tugas / masalah dengan cara mereka sendiri daripada
harus menuntun meraka dan mengarahkan bagaimana harus menyelesaikan tugas.
Sebagai pemimpin juga ingatlah untuk selalu menyamakan persepsi terlebih dahulu
sehingga hasilnya tidak diluar ekspektasi

3. Mengaku jika salah


Terkadang seorang pemimpin tidak mengakui dirinya jika salah, malah melimpahkannya
pada anggota timnya. Padahal seorang pemimpin harus dapat bertanggung jawab dan
salah satu caranya adalah dengan mengakui kesalahan yang dilakukannya. Bahkan,
apabila seorang pemimpin melakukan hal ini, maka anggota timnya pun akan
mempercayainya. Selain itu hal ini juga akan mendorong anggota tim lainnya untuk tidak
melakukan kesalahan yang sama seperti pemimpinnya.

4. Tidak Membicarakan Orang Lain


Ini mungkin salah satu cara yang agak sulit untuk dilakukan. Bagaimanapun juga, jangan
sampai seorang pemimpin membicarakan, terutama, keburukan anak bawahannya pada
orang lain. Hal ini sangat sering dilakukan tanpa disadari oleh seorang pemimpin.
Dampaknya sangat signifikan apabila yang dibicarakan mungkin didengar dari pihak ke
tiga, apalagi dengan kronologis yang bisa jadi tidak sama lagi dengan aslinya.
2.1.11 Tantangan-tantangan membangun/membentuk kepercayaan kepada
orang lain
1. Berintegritas
Kalau ingin membangun sebuah kepercayaan pada orang lain, baik itu dalam hubungan
bisnis, pertemanan maupun bidang ilmu lainnya, maka bangunlah integritas. Integritas ini
sama artinya dengan mutu, kejujuran, ketulusan dan kepaduan. Kamu harus bisa
menunjukkan integritas dirimu dulu dan dilihat banyak orang sehingga mereka percaya
padamu. Jika ada job atau pekerjaan yang ingin dikerjakan, maka akan diberikan
kepadamu.

2. Mengerjakan pekerjaan dengan baik


Tips kedua dalam membangun kepercayaan pada orang lain adalah mengerjakan
pekerjaan dengan baik. Jika kamu diberikan pekerjaan maka kerjakanlah dengan baik.
Kerjakan dengan waktu yang tepat, hasilnya baik dan sesuai harapan. Hal itu dengan
sendirinya membuat seseorang percaya padamu sehingga kamu menjadi orang yang
dipercaya.

3. Tidak hanya omongan saja


Tips ketiga adalah tidak hanya omongan saja. Harus diketahui ketika kamu mengatakan
kepada orang lain siap untuk melaksanakan tugas dengan baik, maka laksanakan tugas
itu. Jika kamu mengatakan bahwa dirimu adalah orang yang ahli dalam bidang teknologi,
maka tunjukkan kamu benar-benar ahli dalam teknologi. Jangan hanya perkataan atau
retorika semata.

4. Suka membantu
Tips terakhir untuk membangun kepercayaan adalah dengan suka membantu. Kalau
kamu membantu banyak orang maka orang tersebut akan sangat berterimakasih
kepadamu. Bukan itu saja, dia akan percaya kamu adalah orang yang baik, dermawan dan
berjiwa sosial tinggi. Suka membantu membuat orang suka dan percaya kepadamu. Oleh
karena itu, usahakan untuk membantu banyak pihak sesuai kemampuan kita.
BAB III

KASUS

3.1 Studi Kasus


Lakukanlah wawancara terhadap kenalan anda yang memiliki jabatan minimal level supervisor
di suatu perusahaan dan lakukan pertanyaan berikut…

1. Seperti apakah gaya kepemimpinan anda diperusahaan?Uraikan


Jawab:
Saya jelaskan dulu kepemimpinan itu adalah
Yang mengarahkan dan membina anggota nya di perusahaan tersebut dan memberikan
contoh kepada anggota.

Kalo jadi saya gaya pemimpinan, kita harus memberikan contoh hal baik ke anggota nya.
Dari kita mencontohkan yang baik akan mereka menghargai dan menghormati kita
sebagai pemimpin mereka. Jadi pemimpin kita harus tahu karakter" anggota tersebut agar
kita adil untuk memutuskan suatu permasalahan tersebut. Terimakasih

2. Seperti apakah perilaku politik anda di dalam perusahaan?


Jawab:
Klo politik untuk kita carmuk ke atasan. Klo pribadi saya sih ga terlalu bnget carmuk ke
atasan iya, emang sih dengn carmuk bisa naik. Klo pribdi saya sih ga perlu pkai politik,
kita maksimalkan dengn kinerja kita di perusahaan tersebut itu aja klo menurut saya

3. Bagaimanakah reaksi karyawan terhadap perilaku politik di dalam perusahaan?


Jawab:
Reaksi nama juga dunia kerja pasti mereka juga tau, kita kembali lagi ke pribadi masing-
masing sih. Klo kita buktikan dengn kinerja kita pasti atasan akan menilai dngn kinerja
bukan dengn cara politik
3.2 LAMPIRAN
BAB IV

PENUTUP
4.1.1 KESIMPULAN
• Definisi Kepemimpinan dan Kepercayaan
- Kepemimpinan adalah proses memengaruhi orang lain sehingga orang tersebut
dengan sukarela mau melaksanakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.
- Kepercayaan adalah suatu harapan positif, asumsi, atau keyakinan dari proses kognitif
seseorang yang dipegang dan ditujukan pada orang lain bahwa orang tersebut akan
berperilaku seperti yang diharapkan dan dibutuhkan. Ketika seseorang memutuskan
untuk mempercayai orang lain maka harapannya terhadap orang tersebut adalah dapat
mewujudkan harapan-harapan yang ada pada
dirinya
• Jenis teori sifat,kontingensi,dan perilaku kepemimpinan
- Teori sifat kepemimpinan : inteligensia,kepribadian,karakteristik fisik.
- Teori kontingensi kepemimpinan : model kontingensi fiedler, Teori situasional,Teori
Pertukaran Pemimpin-Anggota,Teori jalur tujuan,Teori model partisipasi-pemimpin.
- Teori peerilaku kepemimpinan: The”Great Man”Theory, Trait theory,Behavioral
theory.

• Jenis gaya kepemimpinan: Demokratis,Visioner,Multikutural,straategis,suportif,


otokratis, Transaksional.
• Fungsi dan tujuan kepercayaan dari orang lain : Cooperation, komitmen, relationship
duration, kualitas.
• Tantangan membangun/membentuk kepercayaan kepada orang lain:
Berintegritas,mengerjakan pekerjaan dengan baik, tidak hanya omongan saja, dan suka
membantu

Anda mungkin juga menyukai