OLEH
KELOMPOK 3
E5 MANAJEMEN
AGGOTA KELOMPOK
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat
dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Adapun
judul dari makalah ini adalah ”Kepemimpinan”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Kepemimpinan
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi ……………………………………………………………………………..ii
BAB I. Pendahuluan
………………………………………………………………....1
i
1.1. Latar Belakang Masalah
…………………………………………………………..1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………..
………….1
1.3. Tujuan Penulisan
………………………………………………………………….2
BAB II. Pembahasan …………………………………………………………………
3
2.1. Definisi Fungsi Kepemimpinan …………………………………………………..3
2.2. Fungsi Perencanaan
……………………………………………………………….3
2.3. Fungsi Memandang Kedepan
……………………………………………………..4
2.4. Fungsi Pengembangan Loyalitas
………………………………………………….4
2.5. Fungsi Pengawasan
……………………………………………………………….4
2.6. Fungsi Mengambil Keputusan …………………………………………………....4
2.7. Fungsi Memberi Motivasi
………………………………………………………...4
2.8. Pengertian Peran Kepemimpinan …………………………………………………
5
2.9. Mengidentifikasi Peran Kepemimpinan Berbagai Dimensi ………………………
6
BAB III. Penutup …………………………………………………………………….7
3.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………….7
3.2. Saran ……………………………………………………………...………………7
Daftar Pustaka
……………………………………………………………………….8
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dari latar belakang masalah yang diuraikan, banyak permasalahan yang didapatkan.
Permasalahan tersebut adalah :
1
1. Apa itu fungsi dan peran kepemimpinan?
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Fungsi Kepemimpinan menurut kegunaan suatu hal, daya guna serta
pekerjaan yang dilakukan. Menurut Liang Gie yang dikutip Nining Haslinda Zainal
didefinisikan bahwa fungsi merupakan sekelompok aktivitas yang tergolong pada jenis yang
sama berdasarkan sifatnya, pelaksanaan ataupun pertimbangan lainnya. Definisi tersebut
memiliki persepsi yang sama dengan definisi fungsi menurut. Sutarto dalam Nining Haslinda
Zainal, yaitu fungsi adalah rincian tugas yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain
untuk dilakukan oleh seorang pegawai tertentu yang masing-masing berdasarkan sekelompok
aktivitas sejenis menurut sifat atau pelaksanaannya. Fungsi adalah kegiatan pokok yang
dilakukan dalam suatu organisasi atau lembaga..
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaan untuk
memutuskan apa yang akan dilakukan.
b. Peren canaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan-keputusan yang
berdasarkan atas fakta-fakta yang diketahui.
c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan
dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai. Perencanaan meliputi dua hal,
yaitu:
1) Perencanaan Tidak Tertulis, yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada
keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus menerus.
3
2) Perencanaan Tertulis, yang akan digunakan untuk menentukan kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan penentukan prosedur-prosedur
yang diperlukan. Setiap rencana yang baik akan berisi:
Artinya akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap
kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang
dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan
yang merugikan.
Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan
baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada
anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas
segala sesuatu tidak akandapat berjalan sebagaimana mestinya.
4
2.6. Fungsi Mengambil Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh
sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan
ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum,
mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan dapat berperan dengan baik,
antara lain:
a. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan bukan pengangkatan atau
penunjukannya, melainkan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang
bersangkutan.
b. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk tumbuh dan
berkembang.
c. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca” situasi.
d. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui pertumbuhan dan
perkembangan.
e. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta bila setiap anggota mau
menyesuaikan cara berfikir dan bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
5
suatu sistem. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi
sosial tertentu.
PERAN KEPEMIMPINAN
1. Menciptakan visi bagi organisasinya. Dalam visi, memuat pernyataan tentang cita-cita
organisasi—apa yang ingin dicapai dan akan menjadi seperti apa sebuah organisasi.
2. Menganalisa anggota timnya dan menempatkan orang yang mumpuni pada posisi yang
tepat sesuai dengan kompetensinya.
3. Pemimpin harus bisa membaca potensi orang-orang yang dipimpinnya, serta
mengembangkan kemampuan dan value mereka.
4. Pemimpin harus dapat menginspirasi dan memotivasi anak buahnya.
5. Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan
terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah
sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman
yang setimpal dengan kesalahannya.
6. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang lebih
baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu memberikan
bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang mengalami masalah
dalam melaksanakan pekerjaannya.
7. Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan
bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
8. Seorang pemimpin harus mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik
yang kecil maupun yang besar dengan senantiasa memandang ke depan dan waspada
terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi.
6
Dimensi yang kedua adalah kepedulian (consideration) atau berorientasi pada
manusia. Pemimpin yang memiliki kadar tinggi dalam dimensi ini memfokuskan diri pada
usaha mempertahankan hubungan baik dengan para bawahannya, serta bagaimana membuat
dirinya tetap disukai oleh bawahan. Ciri khas perilaku dalam dimensi ini adalah membantu
bawahan, menjelaskan berbagai hal pada mereka, dan memperhatikan betul kesejahteraan
bawahan. Sedangkan pemimpin yang memiliki kadar rendah dalam dimensi ini cenderung
tidak terlalu memperdulikan seberapa baik hubungan mereka dengan para bawahan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
7
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada
sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan,
bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat
berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan. Semakin
tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya
kemampuan berfikir secara konsepsional dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang
dalam organisasi maka ia akan semakin generalist, sedangkan semakin rendah kedudukan
seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialist.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari
proses internal (leadership from the inside out).
3.2. SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri
sendiri sebagaimana fungsi dan peranan kepemimpinan sebagai mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
8
9