Dosen Pengampu:
Yakub, S.E.,M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 2
2. Juhaeni (210222231)
3. Bambang (210222258)
4. Halisdayanti (210222266)
ADMINISTRASI PUBLIK
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat dan
rahmatnya makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang sejarah perkembangan manajemen, dengan
tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen.
Dengan selesainya makalah ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Di dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga saran dari
pihak manapun yang bersifat membangun sangat saya harapkan dalam perbaikan makalah ini
agar kedepannya makalah ini dapat dibuat kembali dengan lebih baik.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….……………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….……………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………...…………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………...……………………...1
C. Tijuan Masalah…………………………………………………....…………………...2
BAB II PEMBAHASAAN
B. Sejarah Manajemen…………………………………………………....………………6
BAB IV PEMBAHASAAN
BAB V PEMBAHASAAN
BAB VI PEMBAHASAAN
E. KESIMPULAN………………………………………………………………....……30
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...............32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mempelajari sejarah manajeman sangat penting bagi kita untuk dapat memperoleh
gambaran tentang bagaimana manajeman itu telah berlangsung pada masa lalu,bagaimana
kemudian manajeman tersebut berkembang,prinsip-prinsip apa yang dikembangkan paa masa
lalu dan bagaimana manajemen tersebut berlangsung dewasa ini .Akhirnya kita harus pula
mempelajari an mengantisipasi perkembangan di masa mendatang yang tentu saja juga akan
menentukan arah pertumuhan manajemen itu sendiri. Dengan mengetahui arah
perkembangan manajemen tersebut maka kita akan apat mempersiapkan diri kita untuk
memekaali iri kita masing masing dengan keterampilan – keterampilan manajerial yang
diperlukan I masa mendatang.
B. RumusanMasalah
6. Apa saja Teori Pendekatan Kuantitatif, Perilaku Organisasi, Pendekatan Sistem, dan
Pendekatan Kontijensi
1
B. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAAN
I. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen berasal dari kata kerja “to manage” berarti “control” dan dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai berikut: mengendalikan, mengenai atau mengolah.
Selanjutnya kata benda “manajemen” atau “management” dapat mempunyai berbagai arti.
Pertama sebagai pengolahan, pengendalian atau penanganan (“managing”). Kedua berupa
perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu berupa “skill full treatment”. Ketiga
merupakan gabungan dari dua pengertian tersebut ialah yang berhubungan dengan
pengolahan suatu perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerja sama dalam mencapai
suatu tujuan tertentu. Tiga pengertian tersebut mendukung kesepakatan bahwa manajemen
dapat dipandang sebagai ilmu dan seni.
Manajemen sebagai ilmu artinya manajemen memenuhi kriteria ilmu dan metode
keilmuan yaitu menekannya kepada konsep-konsep, teori, prinsip dan teknik pengolahan.
Sedangkan manajemen sebagai seni artinya bahwa kemampuan mengelola sesuatu itu adalah
merupakan seni mencipta (kreatif) dan ini merupakan keterampilan dari seseorang, dengan
kata lain penerapan ilmu manajemen itu adalah bersifat seni. Oleh karena itu, manajemen
adalah suatu yang sangat penting karena ia berkenaan dan berhubungan erat dengan
pencapaian tujuan.Adapun pengertian lain dari manajemen adalah ilmu tentang upaya
manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Salah satu kunci dalam manajemen adalah bagaimanamanajemen
dapat mengenali peran dan pentingnya para pihak yang akan menunjang pencapaian tujuan
perusahaan.
3
II. Fungsi Manajemen
Pekerjaan yang dilakukan oleh para manajer pada saat mereka mengelola perusahaan
dapat dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok tugas yang memiliki tujuan yang
disebut fungsi manajemen. Yang dimaksud dengan fungsi di sini adalah sejumlah kegiatan
yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang digolongkan dalam satu kelompok sehingga
membentuk suatu kesatuan administratif. Koontz (Koontz dan Weirich,1993) berpendapat
bahwa fungsi manajemen dikelompokkan ke dalam lima fungsi. Kelima fungsi tersebut
dilaksanakan secara simultan untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Louis A. Allen di dalam bukunya “The Profession of Management”
menyatakan bahwa manajemen itu adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki
usaha mental dan fisik yang diperlukan untuk memimpin, merencanakan, menyusun,
mengawasi, serta meneliti. Menurut Allen pekerjaan manajer itu mencakup empat fungsi
yaitu:
a. Memimpin (Leading)
Memimpin adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer agar orang
lain bertindak.
b. Merencanakan (Planning)
c. Menyusun (Organizing)
4
2. Mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang
diperoleh melalui:
C.Peranan Manajemen
5
BAB III
PEMBAHASAN
A. SEJARAH MANAJEMEN
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun diketahui
bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya
piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun.
Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa memedulikan apa
sebutan untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir
manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan
pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya
seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan
mengontrol pembangunannya.Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat
fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa
pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi
klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang
akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke
dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti
sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan
pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari.
Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah
sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan
bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan:
(3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi
Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan
tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju
tempat khusus yang disebut "pabrik."
6
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat
membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku,
memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga
ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan
insinyur seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington
Emerson. Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya,
Principles of Scientific Management, pada tahun 1911. Taylor mendeskripsikan manajemen
ilmiah sebagai "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku
ini sebagai tahun lahirya teori manajemen moderen.
Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari
Henry Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah bekerja bersama Taylor di
Midvale Steel Compan, menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi
pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga
mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang
digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri
Frank dan Lillian Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang dapat mencatat
setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk
melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem produksi yang
lebih efesien.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang
seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen
yang baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henri Fayol
mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah,
mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai
kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung
hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan
dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber
menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagaibirokrasi bentuk organisasi yang
dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan
yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk
"birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut
dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan
7
dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi
banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan
ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi.
Riset operasi, sering dikenal dengan "manajemen sains", mencoba pendekatan sains untuk
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun
1946, Peter F. Drucker sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen menerbitkan salah satu
buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation).
Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan
penelitian tentang organisasi.
Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam
pemikiran manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan
pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah
serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang
mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah
menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924.Follet mengajukan suatu
filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa
kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk
menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan
kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok
daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri
mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of
the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang
orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan
8
organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi "efektif-efisien". Menurut Barnard, efektivitas
berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat
terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu yang menjadikan
kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal, sementara itu pada
organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih
diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" yang didasarkan pada
gagasan bahwa atasan hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.
3. Era modern
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality
management TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang
paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming
berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan
pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan
mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan,
(1) biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya
penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material;
(3) pangsa pasar meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga;
(5) jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas
pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
9
BAB IV
PENDAHULUAN
Semua itu meskipun tidak secara tertulis, namun kenyataannya fungsi atau prinsip
manajemen sudah digunakan.Manajemen sebagai ilmu mulai dikenal pada tahun 1776,
ketika Adam Smith memublikasikan bukunya yang berjudul The Wealth of Nations.
Dalam buku ini Smith mengatakan bahwa keuntungan ekonomi dari suatu organisasi
diperoleh dari devision of labor (pemecahan tugas menjadi pekerjaan yang lingkupnya
lebih kecil dan dapat diulang-ulang). Kesimpulannya berdasarkan pada pengamatannya di
sebuah pabrik pin menyatakan bahwa devision of labor (pemecahan tugas) meningkatkan
produktivitas dan meningkatkan keahlian serta keterampilan pekerja. Hal penting
selanjutnya yang berpengaruh terhadap perkembangan ilmu manajemen adalah terjadinya
revolusi industri pada awal abad ke-19 di Inggris. Dalam revolusi industri terjadi
penggantian tenaga manusia dengan mesin-mesin yang menyebabkan perubahan industri
rumah tangga menjadi industri pabrik yang lebih ekonomis.
teori manajemen ilmiah yang lahir pada sekitar tahun 1911, ketika Frederick
Winslow Taylor memublikasikan bukunya yang berjudul Principles of Scientific
Management. Sebagai pelopor manajemen ilmiah Frederich Winslow Taylor memulai
kariernya sebagai anak magang pada suatu industri mesin kecil di Philadelphia, USA
tahun 1870. Semula ia diharapkan oleh keluarganya untuk melanjutkan
pendidikannya di Universitas Harvard, namun karena matanya terganggu yang
disebabkan oleh seringnya ia membaca di bawah sinar lampu minyak tanah maka
oleh dokter disarankan agar menghindari pekerjaan yang banyak menggunakan daya
mata. Akhirnya ketika ia menjadi seorang mandor pada industri tersebut, namanya
10
mulai terkenal dengan sebutan Pelopor Manajemen Ilmiah. Apa yang dilakukan oleh
seorang Taylor sehingga memperoleh gelar pelopor manajemen ilmiah?
Karena Taylor pernah pula menjadi pekerja semacam itu, ia pun sangat
mengenal cara-cara seperti di atas. Ia juga mengetahui bahwa apa yang dihasilkan
oleh para pekerja itu sebenarnya hanya sepertiga dari kapasitas yang sebenarnya
mampu dihasilkan oleh para pekerja. Taylor mencoba meminta para pekerja agar
menghasilkan lebih banyak, namun hasilnya tetap tidak pernah baik. Langkah-
langkah lain juga diambilnya, seperti menempatkan pekerja-pekerja yang lebih pandai
dan rajin untuk mengajar dan memberi contoh kepada mereka. Namun, banyaknya
tekanan yang dialami oleh pekerja, menyebabkan orang-orang yang telah terlatih itu
pun akhirnya berprestasi seperti keadaan sebelumnya. Tindakan seperti pemotongan
gaji/upah pekerja yang dilakukan oleh pengusaha, menyebabkan munculnya protes-
protes yang ditujukan kepada direksi, walaupun Taylor telah menjelaskan kepada
atasannya agar para pekerja yang bersalah tidak lagi dimaafkan, tetapi sesuatu yang
perlu dimaafkan tidak boleh pula ditolak.
Kondisi semacam ini terus berlangsung selama tiga tahun sehingga pada
akhirnya ia dapat menemukan suatu cara yang baik. Dengan tekad yang keras, yakni
apabila cara yang dijalankan tersebut tidak dapat pula menaikkan produksi maka
Taylor akan meninggalkan pekerjaannya untuk mencari pekerjaan yang lain.
Kesulitan yang paling nyata bagi Taylor adalah menentukan berapa banyak
pekerjaan yang sebenarnya dapat diharapkan dari seorang pekerja, walaupun pada
saat itu, majikan telah menentukan standar tentang berapa ukuran yang harus
dihasilkan oleh seorang pekerja dalam satu hari kerja, namun ukuran tersebut masih
11
bersifat kira-kira saja. Keadaan ini menyebabkan Taylor merasa tidak puas karena itu,
ia mengajukan permohonan pada Direktur Utama Midvale Steel (tempat di mana ia
bekerja) untuk membuat suatu rangkaian studi gerak yang dilakukan dalam berbagai
kegiatan sehubungan dengan waktu yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
Kondisi tersebut di atas, merupakan permulaan studi waktu dan gerak (time
and motion studies). Selain itu, Taylor merancang suatu sistem penggajian yang
diberinya nama differential piece work. Dalam sistem ini, seorang pekerja akan
menerima suatu tingkat pembayaran tertentu untuk suatu ukuran yang standar yang
sudah ditentukan, ia akan menerima tingkat pembayaran yang lebih tinggi apabila
dapat menghasilkan lebih dari ukuran standar. Sistem penggajian ini dimaksudkan
agar dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, yaitu para pekerja dan
industri (organisasi) itu sendiri.
12
Secara umum ada empat prinsip manajemen yang dikembangkan oleh Taylor, yaitu:
1.mengembangkan ilmu untuk setiap elemen dari pekerjaan individual;
2.secara ilmiah menyeleksi kemudian melatih dan mengembangkan pekerja;
3.lebih kooperatif bekerja bersama pekerja untuk memastikan bahwa seluruh
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan ilmu yang ia kembangkan;
4.membagi pekerjaan dan tanggung jawab secara seimbang (equal) antara manajemen
dan pekerja.
Dasar pemikiran terletak pada tugas-tugas dalam satu hari, misalnya hasil
produksi dari jumlah unit per hari, dikaitkan pula dengan pembayaran gaji harian
seorang pekerja.
13
adalah kawannya menjanjikan kedudukan yang cepat naiknya apabila ia dapat
menyelesaikan permagangan tersebut
Hasrat yang besar Dari Gilbreth adalah menimbulkan suatu cara yang cepat
dalam membuat batu bata. Ia tidak terlalu tertarik pada berapa lama sebuah batu bata
itu dihasilkan, tetapi ia menginginkan bagaimana mempercepat atau memperkecil
jumlah gerakan yang diperlukan untuk bidang-bidang tertentu serta dalam posisi yang
menyenangkan. Ia merancang cara untuk lebih efisien dalam membuat batu bata.
Bahan-bahan ditumpuk sedekat mungkin dengan tempat bekerja untuk membatasi
waktu yang diperlukan dalam hal mengambil dan menunggu bahan.
Sistem Gilbreth dikenal dengan nama „sistem cepat‟, tetapi oleh umum sering
disebut sebagai „kilat‟. Cepat dimaksudkan bukan terburu-buru, tetapi melakukan
pengurangan jumlah gerakan yang tidak diperlukan dalam pekerjaan.
Upah atau gaji yang diberikan Gilbreth, umumnya lebih tinggi dibandingkan
dengan tempat lain. Ia dapat menjalankan hal ini karena pekerjaan diselesaikan dalam
waktu yang lebih pendek.Setelah memunculkan bentuk foreman dan kemudian super
intendent, Gilbreth merasa bahwa ia akan dapat bekerja sendiri. Sepuluh tahun
setelah ia mulai sebagai anak magang, ia menerjunkan diri di bidang perniagaan dan
14
dengan tanda yang membagi menit-menit secara jelas sebagai dasar untuk
menghitung serta mempelajari gerak dan waktu yang diperlukan dalam kegiatan
pekerjaan. Lonceng itu dapat dilihat oleh para pekerja guna memudahkan ketepatan
hitungannya. Gilbreth menerima saran tersebut untuk dipraktekkan.
15
Thompson sebagai orang yang lebih muda dibandingkan rekan lainnya,
merupakan salah seorang pemula dan pelopor manajemen ilmiah, pada usia 85 tahun
ia masih terus melakukan penelitian dan hidup di Uruguay
16
BAB V
PENBAHASAAN
Ada dua tokoh yang berperan dalam mengembangkan teori ini, yaitu berikut ini
A. HENRY FAYOL
Fayol adalah seorang direktur sebuah perusahaan penambangan batu bara dan
besi dari tahun 1888-1918. Ia telah berhasil membawa perusahaan dari keadaan yang
hampir bangkrut menuju ke sukses besar.
Banyak orang yang belum pernah membaca buku Fayol, namun secara tidak
langsung telah mempelajari prinsip-prinsipnya serta mempraktekkan prinsip-prinsip
itu pada organisasinya masing-masing. Fayol menyebutkan fungsi-fungsi administrasi
sebagai berikut.
1. merencanakan (to plan);
2. mengatur orang dan barang (to organize);
3. menjelaskan pada bawahan apa yang harus dilakukan (to command);
4. mengkoordinasi (to coordinate);
5. mengawasi (to control).
a. Kewenangan (Authority)
Kewenangan (authority) hal yang tidak boleh dipisahkan dari tanggung jawab
(responsibility). Fayol menekankan bahwa siapa yang mempunyai kewenangan untuk
memerintah, harus pula berminat untuk menerima tanggung jawab sebagai
konsekuensinya. Pada masa kini, dalam percakapan sehari-hari masalah tersebut
sering ditegaskan bahwa kewenangan harus seimbang dengan tanggung jawab. Hal
tersebut kira-kira dapat dijelaskan sebagai berikut.Jika seorang bertanggung jawab
untuk suatu hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, Ia harus pula diberikan
kewenangan yang cukup untuk mengambil tindakan seperlunya agar usahanya dapat
sukses.
18
Yang dimaksud kesatuan arah adalah organisasi harus memiliki rencana
tunggal yang akan dilaksanakan dan untuk dijadikan pedoman bagi manajer dan
pekerja.
f. Disiplin
Tidak perlu disangkal lagi bahwa disiplin seperti ketaatan, giat, penuh
semangat, dan saling menghormati, adalah hal yang sangat diperlukan dalam
menjalankan suatu usaha. Alat yang baik untuk menegakkan disiplin menurut Fayol
adalah:
1) adanya atasan yang baik untuk setiap tingkat;
2) adanya suatu perjanjian, baik dengan individu maupun serikat kerja dengan cara
yang jujur dan terang/jelas;
3) adanya sanksi yang benar-benar diterapkan.
I. Sentralisasi/Desentralisasi
Seperti halnya dengan devision of work, Fayol merasa sentralisasi pun sesuatu
yang lumrah. Setiap organisme, alat inderanya diatur oleh otak, dan otak juga akan
19
mengirim perintah ke seluruh anggota tubuh. Mengenai apakah organisasi memilih
sentralisasi dan desentralisasi, pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan sederhana
yang mudah dicari jawabannya. Dalam usaha kecil, di mana manajer memberikan
perintah secara langsung kepada bawahan maka lebih baik menggunakan sentralisasi.
Tetapi, dalam usaha yang besar, di mana rantai komando antara manajer dengan
bawahannya amat panjang, perintah dan informasi balik juga harus melalui jalur
panjang maka dengan desentralisasi akan berjalan lebih baik.
j. Order
Order diartikan Fayol sebagai suatu tempat untuk segalanya, yaitu segalanya
ada pada tempatnya, tempat bagi setiap orang dan setiap orang pada tempatnya,
demikian pula orang yang tepat pada tempat yang tepat pula.
k. Equity
Fayol mengartikan equity sebagai tabiat yang baik dan bersikap adil.
m. Inisiatif
Manajer harus dapat memberi motivasi yang bersifat merangsang untuk
timbulnya inisiatif dari bawahannya dalam batas-batas kewenangan dan disiplin.
Semuanya ini akan sangat membantu suksesnya usaha dan memperbesar semangat
bersama.
n. Esprit de corps
Manajer harus mampu mengarahkan terjadinya kekompakan dan rasa
kesamaan korps di antara bawahannya. Untuk ini, Fayol mengatakan bahwa
komunikasi lisan (face to face contact) akan lebih baik dibandingkan dengan
komunikasi tertulis karena manfaat lebih cepat dan lebih harmonis dalam suatu tim
kerja.
B. MAX WEBER
Weber adalah seorang sosiolog asal Jerman yang mempelajari aktivitas
organisasi. Dalam bukunya Weber mengembangkan teori hubungan struktur
20
kekuasaan. Dia menjelaskan tentang tipe-tipe organisasi yang ideal yang disebutnya
bureaucracy suatu bentuk organisasi yang memiliki ciri adanya:
1. division of labor, pekerjaan dipecah menjadi lebih sederhana, dikerjakan secara rutin
dan berdefinisi dengan jelas;
2. hierarki yang jelas, posisi/jabatan tertata dalam hierarki dengan rantai perintah yang
jelas;
3. seleksi formal, orang-orang yang melaksanakan pekerjaan dipilih berdasarkan pada
kualifikasi teknis;
4. aturan dan regulasi formal, artinya adanya sistem yang tertulis dan prosedur operasi
yang standar;
5. hubungan impersonal, artinya penerapan aturan dan pengawasan seragam tidak
berdasarkan penilaian pribadi;
6. orientasi pada karier, manajer adalah suatu karier profesional, bukan pemilik dari unit
yang dipimpin.
Bentuk birokrasi ideal ini disadari oleh Weber tidak akan ada dalam
kenyataan, namun teorinya dapat digunakan pada organisasi yang besar.
21
BAB VI
PEMBAHASAAN
Dalam bermacam teori atau pendekatan yang digunakan oleh para peneliti
dalam memandang organisasi dan manajemen. Kesemua teori ini gunanya adalah
untuk mempermudah manajer dan manajemen dalam membuat keputusan sehingga
diperoleh kerja yang efektif dan efisien. Selanjutnya Anda akan mendapatkan
penjelasan tentang pendekatan pendekatan yang dikemukakan oleh beberapa
peneliti manajemen.
A. PENDEKATAN KUANTITATIF
B. PERILAKU ORGANISASI
Seperti sudah diketahui bahwa manajer get things done by working with
people dari hal ini, banyak penulis melihat manajemen dengan lebih memfokuskan
pada pengorganisasian sumber daya manusianya. Studi yang mendalami kegiatan
(perilaku) dari orang-orang pada saat bekerja disebut organizational behavior (OB)
atau perilaku organisasi (PO). PO diperkenalkan oleh beberapa orang, antara lain
berikut ini.
1. Robert Owen
Pada akhir tahun 1700-an salah Owen menjelaskan ketertarikannya akan:
22
a. jeleknya kualitas tempat bekerja;
b. memperkenalkan tempat kerja yang ideal;
c. menjelaskan bahwa uang yang dihabiskan untuk peningkatan pekerja merupakan
investasi yang cerdas untuk dilakukan.
2. Hugo Munsterberg
Masih pada awal tahun 1900-an Mary Parker Follet mengemukakan tentang:
a. pertama yang harus disadari oleh perusahaan adalah melihat pekerja dari
perspektif perilaku individual atau kelompok;
b. lebih memperkenalkan ide orientasi kepada manusia dibandingkan dengan
menggunakan manajemen secara ilmiah;
c. mengajarkan organisasi seharusnya berbasis pada kelompok etis.
4. Chester Barnard
23
4. Elton Mayo
Pada tahun 1920-an Elton Mayo, seorang guru besar di Harvard University,
yang mengajar di Graduate School of Business Administration, melibatkan dirinya
pula dengan kelompok yang sedang menjalankan penyelidikan mengenai pengaruh
kelelahan pada produktivitas kerja dan kemungkinan-kemungkinan akibat adanya
istirahat guna menaikkan output kerja.
Untuk itu, mereka diberi kebebasan oleh pimpinan The Hawthorne Plant yang
merupakan bagian dari The Western Electric Company di Cicero tempat percobaan
tersebut dilakukan. Jalannya percobaan tersebut adalah sebagai berikut.
Percobaan di Hawthorne yang terkenal itu khususnya dilakukan terhadap
perakitan telephone relay (sejenis alat elektromagnetik untuk telepon di masa itu),
yang kegiatannya dilakukan oleh pekerja-pekerja wanita.
Tiap unit alat tersebut mempunyai coil, armature, contact spring, serta
insulator (merupakan peralatan atau part yang diperlukan untuk mengerjakan
telephone relay tersebut) yang dipasang dengan ikatan baut pada suatu tempat
khusus.
Karena pekerjaan tersebut tidak memakai mesin maka hasilnya sangat
tergantung pada kecepatan kerja para pekerja wanita yang melaksanakannya, serta
ketekunan mereka tinggal pada tempat pekerjaannya masing-masing. Seorang pekerja
yang berpengalaman dapat menyelesaikan 1 unit dalam waktu 1 menit. Suatu
percobaan untuk melihat pengaruh insentif terhadap pekerjaan disiapkan. Para pekerja
dipecah dalam kelompok-kelompok lebih kurang 100 orang, pembayaran ekstranya
bagi setiap pekerja akan bergantung dari hasil kerja kelompoknya.
24
produksi kelima gadis tersebut. Hal ini memberikan kesempatan secara langsung
kepada para gadis tersebut dalam mempengaruhi tingkat penerimaan gajinya, dan
mereka dibiarkan beberapa minggu untuk terbiasa dengan cara baru ini. Pada titik ini
penyelidik percaya bahwa apa yang mereka perkirakan adalah bahwa setiap
perubahan penjadwalan waktu kerja dapat mempengaruhi hasil (output) kerja.
Percobaan dilakukan secara sungguh-sungguh dan setiap ada perubahan penjadwalan
kerja didiskusikan dengan pekerja.
Hal semacam itu mungkin dapat disimpulkan bahwa istirahat dalam bentuk
tertentu, khususnya yang diikuti dengan refreshments, akan memberikan semangat
kerja yang tinggi untuk adanya produktivitas tinggi, walaupun perpendekan waktu
kerja dijalankan, hasilnya akan tetap meningkat. Tetapi, kenyataan semacam itu
dalam perubahan selanjutnya memberikan hasil yang mengejutkan.
Untuk jangka waktu 12 minggu, mulai September 1928 waktu istirahat dan
lain-lain, seperti perpendekan jam kerja, penjadwalan kerja dikembalikan lagi seperti
sebelum dilakukan percobaan. Hasil output masih tetap meningkat pada tahap
permulaan untuk kemudian tetap pada suatu periode. Kemudian waktu istirahat dan
lain-lainya diberlakukan lagi, ternyata hasilnya meningkat sedikit. Selama waktu
istirahat dikurangi, setiap pekerja dapat menghasilkan lebih kurang 2.900 relays
setiap minggunya, sedangkan sebelum percobaan dilakukan hanya 2.400 relays per
minggu, dan ketika waktu istirahat dipakai lagi, jumlah output naik menjadi 3.000
relays per minggu.Dalam waktu yang singkat selama percobaan dilanjutkan hingga
beberapa tahun ada kecenderungan peningkatan hasil (output) yang tidak tergantung
pada perubahan dalam waktu istirahat. Selama percobaan tersebut,
25
kepentingan tiap individu tersebut dapat terlayani dengan baik, hal inilah yang disebut
sebagai suatu manajemen yang baikSelanjutnya, menurut Elton Mayo, terdapat
bentuk pekerjaan yang merupakan aktivitas kelompok dari suatu atomistic society
atau masyarakat kecil, yang menunjukkan pengelompokan berdasarkan bidang
pekerjaan telah menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Adanya kemajuan
teknologi yang memacu terjadinya perubahan-perubahan memperlihatkan adanya
kecenderungan bahwa kelompok-kelompok formal kadang-kadang terganggu oleh
kelompok-kelompok informal, terutama dalam industri-industri yang selanjutnya
mengganggu pula sense of belonging dari para anggota kelompok formal tersebut. Ini
merupakan gangguan yang merugikan karena sebenarnya dapat dilakukan
perbaikan/pencegahan terutama dengan cara supervisi ataupun perbaikan kondisi-
kondisi kerja yang kurang baik.
Para pekerja industri baik cakap maupun tidak, biasanya tidak terlalu
menggunakan logika dalam cara kehidupannya ataupun dalam cara bekerja. Apa yang
biasanya diinginkan, kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut.Pertama, suatu cara
hidup dalam hubungan sosial dengan orang lain.Kedua, sebagai makhluk yang
bersifat ekonomis maka nilai-nilai yang diberikan terhadap kelompok terutama dalam
industri-industri pada abad ke-20 agak berbeda, yang menggambarkan seolah-olah
pekerja ingin mendapatkan lagi sesuatu yang hilang dari solidaritas manusia.
Mayo mengkritik pernyataan bahwa manajemen itu harus selalu logis, sebab
menurutnya para pekerja pada umumnya dikuasai oleh emosi, dan yang penting
adalah perlunya para pekerja memiliki apa yang disebutnya sebagai sense of
belonging.
Kelompok kecil dalam percobaan Hawthorne yang terdiri dari gadis- gadis
pekerja telah berhasil mengembangkan sense of belonging karena itu, mereka dapat
menjadi kelompok yang stabil dan homogen serta saling berkunjung satu dengan
lainnya, walaupun di luar jam kerja, dan tipe pengawas yang diperlukan adalah
pengawas yang simpatik, bukan pengawas yang terlalu kaku dan keras.
26
C. PENDEKATAN SISTEM
Sistem dibagi menjadi dua, yaitu terbuka dan tertutup. Sistem terbuka adalah
sistem yang secara dinamis berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan sistem
tertutup sebaliknya, sistem tertutup sama sekali tidak terpengaruh atau tidak
berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Bila membicarakan sistem dalam
manajemen maka yang dimaksud adalah sistem yang terbuka, jadi sangat dinamis
berinteraksi mengikuti kondisi di sekelilingnya.,
1. Ukuran Organisasi
27
Meningkatnya ukuran organisasi akan memunculkan masalah dalam
melakukan koordinasi, misalnya tipe struktur organisasi dengan 500 karyawan, akan
tidak efektif bila digunakan hanya dengan 100 karyawan.
3. Ketidakpastian Lingkungan
Derajat ketidakpastian dapat menyebabkan perubahan lingkungan yang
mempengaruhi proses manajemen. Kondisi yang stabil dan mudah diprediksi adalah
hal yang sangat baik bagi kemajuan organisasi dibandingkan bila kondisi lingkungan
tidak stabil dan sulit diprediksi.
4. Perbedaan Individual
Perbedaan individual dalam hal keinginan untuk tumbuh, otonom, toleran
terhadap perbedaan dan harapan merupakan hal yang penting ketika manajer memilih
teknik motivasi, gaya kepemimpinan dan desain pekerjaan yang akan digunakan.
28
29
BAB VII
PENUTUPAN
KESIMPULAN
30
Manajemen yang baik menurut teori neo klasik ini adalah manajemen yang
mefokuskan diri pada pengelolaan staf secara efektif yang didasari akan pemahaman
yang mendalam dari segi sosiologis maupun psikologis. Perkembangan selanjutnya
yaitu dengan menekankan pendekatan sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari
bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berkaitan. Namun saat ini
penerapan manajemen didasarkan pada pendekatan kontingensi yang memadukan
antara aliran ilmiah dengan perilaku dalam suatu sistem yang diterapkan menurut
situasi dan lingkungan yang dihadapai
31
Daftar Pustaka
Dale, Ernest (1969). Management Theory & Practice. New York: Mc. Graw Hill Company.
Robbins, P Stephen dan Coulter, M. (2005). Management. New Jersey: Pearson Prentice Hall
Gitosudarmo, Indriyo dan Agus Mulyono. 1999. Prinsip Dasar Manajemen Edisi 3. BPFE :
Yogyakarta
Sumber Lain :
32