Anda di halaman 1dari 41

Makalah

DASAR-DASAR MANAJEMEN
DALAM ORGANISASI

Disusun Oleh :

Vitrail Gloria Nancy Mairi


17101106020
Sisitem Informasi

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FALKUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Dasar – Dasar Managemen” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya. Dan pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kami
kepada semua pihak yang telah membimbing, membantu, dan mendorong dalam pembuatan
makalah ini.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, khususnya bagi saya
sendiri dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dasar-dasar ilmu
managemen dan penerapannya dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dan saya juga
sepenuhnya menyadari bahwa makalah ini memang masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan usulan yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah yang akan saya buat di masa yang akan datang
nantinya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi para pembaca.

Penyusun,

Vitrail Gloria Nancy Mairi

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3

A. Managemen dan Manager ............................................................................ 3


B. Perencanaan .................................................................................................. 6
C. Departementasi dan Kekuasaan .................................................................... 9
D. Organisasi ..................................................................................................... 14
E. Motivasi dan Pengarahan .............................................................................. 16
F. Evaluasi dan Pengawasan ............................................................................. 19
G. Koordinasi dan Komunikasi ......................................................................... 21
H. Negosiasi ...................................................................................................... 23
I. Pengembangan Diri dan Perencanaan Karier ............................................... 25
J. Tunjangan Karyawan .................................................................................... 29
K. Managemen Internasional dan Managemen Masa Depan ............................ 32

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 36

A. Kesimpulan ................................................................................................... 36
B. Saran ............................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... iii

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu manajemen bila dicermati sama usianya dengan kehidupan manusia. Manusia
sebagai makluk sosial ada kecenderungan untuk berorganisasi dan bekerja sama. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia adalah anggota suatu organisasi , misalnya organisasi agama,
olah raga, seni, usaha dan orgnaisasi lainnya. Masing-masing orgnaisasi berbeda satu dengan
lainnya, ada yang formal dan tidak formal.

Namun organisasi-organisasi tersebut mempunyai unsur-unsur yang sama, yaitu ada


kelompok orang, ada tujuan yang hendak dicapai, ada rencana cara pencapaian tujuan, ada
pemimpin (manajer) yang bertanggung jawab atas keberhasil pencapaian tujuan. Dengan kata
lain para manajer diberi tanggung jawab untuk menentukan kegiatan yang memungkinkan
setiap individu dapat memberikan sumbangan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama.

Hampir semua orang dalam melakukan segala kegiatan dan aktivitasnya dapat dipastikan
selalu menggunakan manajemen. Manajemen dibutuhkan oleh semua orang,semua macam
kegiatan dan semua tipe organisasi. Dalam kenyataannya, manajemen dibutuhkan dimana saja
orang-orang bekerjasama dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa macam
organisasi antara lain organisasi sekolah,perkumpulan kesenian, perkumpulan olahraga
ataupun organisasi perusahaan. Manajemen dibutukan semua orang karena memiliki tujuan
yang hendak dicapai baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi dan dapat mencapai
efisiensi dan efektivitas.

Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa


demikian? Karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas
dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Manajemen pada
prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan
secara optimal sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan tersebut, akan berhasil
dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas baik pengetahuan, teknologi, skill
maupun waktu yang dimiliki itu dikembangkan dengan membagi tugas pekerjaannya,

4
wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang lain sehingga secara sinergis membentuk
kerjasama yang baik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud managemen dan manager?


2. Bagaimana perencanaan manajemen dalam suatu perusahaan?
3. Apa yang dimaksud deparmentasi dan kekuasaan?
4. Apa yang dimaksud dengan organisasi?
5. Apa yang dimaksud motivasi dan pengarahan?
6. Bagaimana penerapan evaluasi dan pengawasan dalam organisasi atau perusahaan?
7. Bagaimana koordinasi dan komunikasi yang baik?
8. Apa yang dimaksud negosiasi?
9. Bagaimana proses pengembangan diri dan perencanaan karier?
10. Apa yang dimaksud tunjangan karyawan?
11. Bagaimanakah managemen internasional dan managemen masa depan itu?

C. TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami pengertian managemen dan manager.


2. Memahami perencanaan managemen dalam suatu perusahaan.
3. Mengetahui dan memahami pengertian deparmentasi dan kekuasaan.
4. Mengetahui dan memahami pengetian organisasi.
5. Mengetahui dan memahami pengertian motivasi dan pengarahan.
6. Memahami bagaimana penerapan evaluasi dan pengawasan dalam organisasi atau
perusahaan
7. Memahami dan mengerti bagaimana koordinasi dan komunikasi yang baik.
8. Mengetahui dan memahami pengertian negosiasi.
9. Memahami penerapan proses pengembangan diri dan prencanaan karier.
10. Mengetahui dan memahami pengertian tunjangan karyawan.
11. Mengetahui dan memahami pengertian managemen internasional dan managemen
masa depan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. MENAGEMEN DAN MANAGER

1. Definisi Managemen

Manajemen berasal dari bahasa Inggris “management” dengan kata kerja to manager
yang secara umum berarti mengurusi. Dalam arti khusus manajemen dipakai bagi pimpinan
dan kepemimpinan, yaitu orang-orang yang melakukan kegiatan memimpin, disebut
“manajer”. Untuk mengartikan dan mendefisikan manajemen dari berbagai literartur dapat
dilihat dari tiga pengertian, yaitu :

a. Manajemen sebagai suatu proses


b. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
c. Manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni

Manajemen sebagai suatu proses, melihat bagaimana cara orang mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat
dilihat menurut:

a. George R.Terry, Manajemen adalah cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan
terlebih dahulu melalui kegiatan orang lain.
b. Haiman, Manajemen adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain,
mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
c. Stoner, Mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi
dan sumber-sumber organisasi lainnya untuk mancapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
d. Mary Parker Follet, Mendefinisikan manajemen sebagai suatu seni untuk melakukan
sesuatu melalui orang lain.

Manajemen sebagai suatu kolektivitas, yaitu merupakan suatu kumpulan orang-orang


yang bekerja sama untuk untuk mencapai tujuan bersama. Kumpulan orang-orang disini
menunjukan adanya tingkatan kepemimpinan (pimpinan atas, menengah dan bawah).

6
Pendapat ini dikemukakan oleh Henry Fayol. Manajemen sebagai suatu ilmu karena telah
dipelajari sejak lama dan menjelaskan tentang gejala-gejala, gejala-gejala diteliti dengan
menggunakan metode ilmiah, yaitu menggunakan bantuan disiplin ilmu lainnya seperti ilmu
sosial, filsafat, matematik dan statistic dan lain sebagainya. Dalam praktek, istilah manajemen
dipakai dalam organisasi yang lebih besar dan berdiri sendiri dan dapat dibedakan dengan
jelas dari organisasi lain.

2. Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen

Di dalam ilmu manajemen dikenal tiga aliran yang masing-masing berusaha membantu
para manajer untuk memahami dan memimpin perusahaannya serta mengatasi
masalahmasalah di dalam perusahaan. Tiga aliran tersebut adalah :

a. Aliran Klasik (Classical school)


b. Aliran Perilaku (Behaviaoral school)
c. Aliran Ilmu Manajemen ( Management Science School)

Selain tiga aliran tersebut, dalam perkembangan ilmu manajemen telah dikembangkan
pula dua bentuk pendekatan yang berusaha untuk menggabungkan ketiga aliran di atas,
pendekatan itu adalah :

a. Pendekatan Sistem (Sistem Approach)


b. Pendekatan Kontingensi (Contingency approach)
c. Aliran Klasik (Classical School)

Dari sifat kerja manajemen dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :

1) Manajemen Administratif (MA), adalah manajemen atau pejabat /pimpinan yang


kerjanya menitik beratkan pada pemikiran kerja (suatu pendekatan dari pimpinan
atas sampai ke tingkat paling bawah serta para pekerjanya). Dipelopori oleh Henry
Fayol.
2) Manajemen Operatif (MO), adalah manajemen atau pejabat /pimpinan yang langsung
memimpin kerja ke arah tercapainya kerja yang nyata. Maksudnya adalah suatu
pendekatan dari pimpinan atas sampai ke tingkat paling bawah yang titik beratnya
pada efisiensi dan produktivitas. Dipelopori oleh F.W.Taylor.

7
3) Manajemen Administratif dan Manajemen Operatif (MA/MO), adalah manajemen
atau pejabat /pimpinan yang dapat bertindak sebagai manajemen administrative dan
manajemen operatif (pejabat interpretor), yakni dapat menterjemahkan manajemen
administrative ke manajemen operatif dan sebaliknya.

Dilihat dari segi luasnya atau ruang lingkupnya, manajemen dapat di bagi menjadi :

1) Makro manajemen

Makro manajemen adalah manajemen dengan ruang lingkup yang besar, pada
umumnya terdapat dalam bidang kenegaraan dan perusahaan-perusahaan besar.

2) Mikro manajemen

Mikro manajemen adalah manajemen dengan ruang lingkup yang


kecil/sempit/khusus
(misalnya manajemen personalia, pergudangan, financial, dan lain sebagainya).

3. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah proses dari langkah-langkah mulai dari perencanaan,


pengorganisasian, staffing, memimpin dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan organisasi. Banyak pandangan-pandangan yang berbeda dari para ahli mengenai
rumusanrumusan fungsi-fungsi manajemen, di sini penulis mengambil pandangan dari
seorang ahli bernama George R. Terry. Dalam bukunya “ Principles of management” George
R. Terry merumuskan fungsi-fungsi manajemen dengan singkatan POAC, yaitu :

a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sesuatu yang akan direncanakan tentang apa yang akan dicapai,
yang kemudian memberkan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju.
Perencanaan merupakan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan suatu tujuan, berupa
rumusan-rumusan tentang “apa” dan “bagaimana “ suatu pekerjaan dapat
dilaksanakan. Persiapan-persiapan tesebut dapat berupa tindakan-tindakan
administrasi atas tindakantindakan selanjutnya.

b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran-peran melalui penentuan
aktivitasaktivitas, pegelompokan aktivitas, penugasan kelompok aktivitas,

8
pendelegasian wewenang, pengkoordinasian hubungan antar wewenang serta
informasi baik secara vertikal maupun horizontal, yang dibutuhkan organisasi untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi.

c. Actuating (Penggerakan)
Penggerakan adalah suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan serta
penggerakan orang-orang agar orang-orang tersebut mau dan suka bekerja.
Berdasarkan pengertian tersebut jelaslah bahwa peranan penggerakan (actuating)
sangat penting, karena penggerakan berfungsi untuk menggerakan fungsi-fungsi
manajemen yang lain, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan.
Menggerakan orang-orang agar mau dan suka bekerja mempunyai arti bagimana
menjadikan para pegawai sadar akan tugas dan kewajiban serta bertanggung jawa
atas tugas yang dibebankan kepadanya tanpa menunggu perintah dari siapapun.

d. Pengendalian/Pengawasan (Controlling)
Mc. Farland memberikan definisi, pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan
ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan
sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukan.
Pengawasan dimkasudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, ketidak sesuaian dan lain-lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan
wewenang yang telah ditentukan. Jadi pengawasan bukan mencari kesalahan
terhadap orangnya, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan.

e. Staffing
Fungsi staffing dalam manajemen diartikan sebagai suatu proses prosedur langkah
demi langkah yang berkesinambungan untuk menjaga agar organisasi selalu
memperoleh orangorang yang tepat dalam posisi yang tepat pada waktu yang tepat.
Lanhkag-langkah tersebut antara lain : (1).Perencanaan sumber daya manusia
(SDM), (2).Pengadaan pegawai baru (rekrutmen melalui seleksi), (3).Pemilihan dan
penempatan, (4).Induksi dan Orientasi (a.pemindahan, b.latihan dan
pengembangan,c.penilaian prestasi)

B. PERENCANAAN

9
a. Pengertian Perencanaan

Perencanaan (planning) merupakan fungsi utama menajemen dan proses pengambilan


keputusan yang merupakan dasar bagi kegiatan/tindakan ekonomis dan efektif pada waktu
yang akan datang. Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tidak akan dapat berjalan.

Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi.
Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi
dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi,
artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat
untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus
dilakukan.

b. Tujuan Perencanaan

Setiap kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan perlu perencanaan yang matang sesuai
dengan tujuannya. Hal tersebut disesuaikan menurut bidang-bidang yang akan dicapai. Albert
Silalahi (1987: 167), menjelaskan bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam perubahan (a
way to anticipate and offset change).
b. Perencanaan memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-administrator
maupun non-administrator.
c. Perencanaan juga dapat menhindari atau setidak-tidaknya memperkecil tumpang-
tindih dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.
d. Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan
untuk memudahkan pengawasan.

c. Jenis-jenis Perencanaan

Ada beberapa macam jenis perencanaan yang ditinjau dari beberpa segi, yaitu :

10
1) Jenis perencanaan menurut prosesnya
a. Policy Planning, suatu rencana yang memuat kebiajkan-kebijakan saja, tentang garis
besar atau pokok dan bersifat umum. Mengenai apa dan bagaimana melaksanakan
kebijakan itu tidak dirumuskan. Contohnya ada pada GBHN.
b. Program Planning, merupakan perincian dan penjelasan dari pada policy planning.
Dalam perencanaan ini biasanya memuat, hal-hal berikut:
 Ikhtisar tugas-tugas yang harus dikerjakan
 Sumber-sumber dan bahan-bahan yang dapat digunakan
 Biaya, personalia, situasi dan kondisi pekerjaan
 Prosedur kerja yang harus dipatuhi
 Struktur organisasi yang harus dipenuhi
c. Operational Planning (perencanaan kerja), yakni suatu perencanaan yang memuat hal-
hal yang bersifat teknis seperti cara-cara pelaksanaan tugas agar berhasil mencapai
tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang sering kali dimuat dalam perencanaan ini
adalah:
 Analisa daripada program perencanaan
 Penetapan prosedur kerja
 Metode-metode kerja
 Tenaga-tenaga pelaksana
 Waktu, dan sebagainya
2) Jenis perencanaan menurut jangka waktunya
a. Long Range Planning, yaitu perencanaan jangka panjang yang dalam pelaksanaannya
membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun
b. Intermediate Planning, yaitu perencanaan jangka menengahyang waktu
pelaksanaanya membutuhkan waktu antara 1 hingga tiga tahun
c. Short Range Planning, yaitu perencanaan jangka pendek yang pelaksanaannya
membutuhkan waktu kurang dari 1 tahun
3) Jenis perencanaan menurut wilayah pelaksanaannya
a. National Planning, yakni rencana yang diperuntukkan bagiseluruh wilayah negara
b. Regional Planning, yakni rencana untuk suatu daerah
c. Local Planning, yakni rencana untuk suatu daerah yang sangatterbatas.
4) Jenis perencanaan menurut penggunaannya

11
a. Single Use Planning, yaitu suatu perencanaan hanya untuksekali pakai saja. Dalam
artian jika rencana tersebut telah tercapai, maka tidak akan digunakan lagi
b. Repeats Planning, yaitu perencanaan yang dipakai secara berulang-ulang, walaupun
sudah dilaksanakan berkali-kali
5) Jenis perencanaan dilihat dari segi luasnya usaha kegiatan
a. General Planning, suatu rencana yang dibuat secara garis besardan menyeluruh untuk
kegiatan kerja sama yang lebih luas. Misalnya rencana Kepala Bidang Kanwil untuk
satu tahun pelajaran
b. Special (Concentrated) Planning, suatu rencana mengenaikeegiatan khusus, misalnya
perencanaan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengatasi kesulitan belajar
dikelas IPA
6) Jenis perencanaan menurut James Af Stoner dan R.Edwar Freeman, 1994
a. Perencanan strategis, perencanaan yang dilakukan oleh para manajer puncak dan
menengah untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas.
b. Perencanaan operasional , perencanaan yang memperlihatkan bagaimana perencanan
strategis akan diimplementasikan dalam kegiatan sehari hari.

C. DEPARTEMENTASI DAN KEKUASAAN

1. Pengertian Departementasi
Departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan satuan organisasi yang akan
diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Efesiensi kerja tergantung kepada
keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses
penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi:
a. Departementasi Fungsional
Departemen Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang
sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling
umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang
dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.
Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok
aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang
berkaitan.

12
Departementasi Fungsional, organisasi menurut fungsi menyatukan semua orang yang
terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan yang disebut fungsi dalam satu
departemen. Seperti pemasaran atau keuangan dikelompokkan ke dalam 1 unit.
Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan
organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar
departementasi.
1) Kebaikan
 Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama.
 Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi.
 Memusatkan keahlian organisasi.
 Memungkinkan pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi pada organisasi.
 Tugasnya jelas.
 Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak.
 Hanya membutuhkan manajer saja yang harus berwawasan luas.
 Mudah dijelaskan pada anggota bila ada persoalan.
2) Kelemahan
 Menciptakan konflik antar fungsi.
 Adanya kemacetan pelaksanaan tugas.
 Umpan balik yang lambat.
 Memusatkan pada kepentingan tugasnya.
 Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif.
 Kejenuhan akibat monotonnya aktivitas.
 Komunikasi antar area tidak lancar terutama bila ada problem.
 Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hierarki.

b. Departementasi devisional
Departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor
dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau
oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas
divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah
mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar spesifik.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap

13
divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Struktur organisasi
terdiri dari:
1) Struktur organisasi divisional atas dasar produk.
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan.
Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode pemasaran sangat
berbeda. Setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan
produk yang berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logik
yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan
metoda-metoda pemasaran yang sangat telah disesuaikan.
2) Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah
Departementalisasi wilayah, kadang-kadang juga disebut departementalisasi daerah,
regional atau geografis, adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan menurut tempat
dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.
Faktor-faktor lokasi yang terutama menjadi pertimbangan adalah sumber bahan
mentah, pasar dan tenaga kerja. Perusahaan yang menjual produknya diberbagai
wilayah yang tersebar luas, dapat membaginya menjadi kelompok-kelompok wilayah
dengan manajer tersendiri (area manager) untuk setiap wilayah. Perusahaan-
perusahaan jasa, perbankan dan peruahaan-perusahaan bukan manufakturing lainnya
lazin diorganisasikan atas dasar wilayah, dengan membuka kantor-kantor cabang.
3) Struktur organisasi divisional atas dasar langanan.
Departementalisasi langganan adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan yang
dipusatkan pada penggunaan produk atau jasa tertentu. Pembentukan divisi ata dasar
langganan ini terutama digunakan dalam pengelompokan kegiatan-kegiatan penjualan
atau pelayanan, dan diperlukan bila suatu divisi menjual sebagian besar atau semua
produknya kepada suatu kelas langganan tertentu. Sebagai contoh, perusahaan
elektronika mungkin mempunyai divisi-divisi yang terpisah untuk langganan militer,
industri dan konsumen. Sebagai suatu pedoman umum, perusahaan-perusahaan
manufacturing dengan garis produk yang sangat beraneka ragam cenderung
diorganisasikan atas dasar langganan atau produk.
4) Struktur organisasi divisional atas dasar proses.
Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam departemen
produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi departemen pemboran,
penggilingan, penggergajian, perakitan dan penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas
dasar pertimbangan ekonomis. Departementalisasi proses atau peralatan adalah

14
pengelompokan kegiatan-kegiatan atas dasar proses atau peralatan produksi. Hal ini
sering dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan suatu pabrik
menufacturing dapat dikelompokkan menjadi departemen-departemen pemboran,
penggilingan, penggergajian, perakitan dan penyelesaian terakhir. Tipe
departementalisasi ini mempunyai kegunaan bila mesin-mesin atau peralatan-peralatan
yang digunakan memerlukan ketrampilan-ketrampilan pengoperasian khusus atau
akan lebih ekonomis bila kapasitas digunakan sepenuhnya. Pendekatan proses atau
peralatan terutama ditentukan atas dasar pertimbangan ekonomis.
5) Struktur organisasi atas dasar alphanumerical
Dapat digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor 000000500000
ditempatkan dalam satu departemen dan lainnya di tempatkan di departemen yang lain
juga.

c. Organisasi Proyek dan Matriks


Merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan dengan
mengkombinasikan kebaikan – kebaikan dari system fungsional dan divisional dengan
menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain dibagi menurut divisi, juga
ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi khusus dengan orang-orang
yang berasal dari sejumlah divisi.
1) Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini
manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama
jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing – masing
anggota kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada proyek baru maka
mereka ditarik kembali.
2) Struktur Organisasi Matriks
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai
dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu
fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah
lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh
manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.

2. Kekuasaan

15
Kekuasaan (authority) adalah kemampuan untuk memerintah dan memberi keputusan
yang baik secara langsung maupun tidak mempengaruhi tindakan - tindakan pihak lainnya.
Melihat sifat ilmu sosial yang tidak etis - normatif maka kekuasaan memiliki pengertian yang
netral untuk melihat baik dan buruknya perlu di lihat penggunaannya bagi keperluan
masyarakat.

Definisi kekuasaan, manurut para ahli sosiologi, yaitu :

Max weber, kekuasaan adalah kemungkinan seorang pelaku mewujudkan keinginannya di


dalam suatu hubungan social yang ada termasuk dengan kekuatan atau tanpa mengiraukan
landasan yang menjadi pijakan kemungkinan itu.

Selo soemardjan dan soelainan soemardi, menjelaskan bahwa adanya kekuasaan


tergantung dari yang berkuasa dan yang dikuasai.
Ralf dahrendorf, kekuasaan adalah milik kelompok, milik individu dari pada milik
struktur social.
Soerjono soekanto, kekuasaan diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut.
Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta - juta manusia. Oleh
karena itu, kekuasaan (power) sangat menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan
kemasyarakatan. Adanya wewenang maupun kekuasaan merupakan suatu pengaruh yang
nyata atau potensial. Mengenai pengaruh tersebut, lazimnya diadakan perbedaan sebagai
berikut:
a. Pengaruh bebas yang didasarkan pada komunikasi dan bersifat persuasif.
b. Pengaruh tergantung atau tidak bebas menjadi aktif yang terbagi menjadi dua hal,
yaitu:
Pihak yang berpengaruh membantu pihak yang dipengaruhi untuk mencapai tujuannya.
Pihak yang berpengaruh mempunyai pengaruh di dalam kemampuan. Sumber-sumber
kekuasaan yang dimiliki para penguasa atau pemimpin, dalam masyarakat informal maupun
formal adalah : Seseorang yang mempunyai harta benda (kekayaan) yang lebih banyak,
sehingga mempunyai keleluasan untuk bergerak dan mempengaruhi pihak lain. Dengan status
tertentu, seseorang dapat memberikan pengaruhnya atau memaksa pihak lain supaya
melakukan sesuatu sesuai kehendaknya.

16
Wewenang legal atas dasar peraturan-peraturan formal (hukum) yang dimiliki
seseorang, dapat memberikan kekuasaan pada seseorang untuk mempengaruhi pihak lain
sesuai dengan hak dan kewajibannya sesuai dengan ketetapan dalam peraturan.
Kekuasaan dalam pula tumbuh dari adanya kepercayaan khalayak, seperti tradisi,
kesucian, dan adat istiadat.
a. Kekuasaan yang tumbuh dari khrisma atau wibawa seseorang.
b. Kekuasaan yang didasarkan pada pedelegasian wewenang.
c. Kekuasaan yang tumbuh dari pendidikan, keahlian, serta kemampuan.

3. Wewenang dan Tanggung Jawab

Wewenang merupakan dasar untuk bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/aktivitas


dalam suatu perusahaan. Jenis-jenis wewenang diantaranya :

a. Wewenang garis (Line authority)


Wewenang garis adalah kekuasaan, hak dan tanggung jawab langsung berada pada
seseorang atas tercapainya tujuan. Ia berwewenang mengambil keputusan dan
berkuasa, berhak serta bertanggung jawab langsung untuk merealisasi keputusan
tersebut. Disimbolkan dengan garis.
b. Wewenang staff (Staff authority),
Wewenang staff adalah kekuasaan dan hak, hanya untuk memeberikan data,
informasi dan saran-saran saja untuk membantu lini, supaya bekerja efektif dalam
mencapai tujuan. Seseorang yang mempunyai wewenang staf, tidak berhak
mengambil keputusan dan merealisasikan keputusan serta tidak bertanggung jawab
langsung atas tercapainya tujuan. Tegasnya pemegang wewenang staf hanya
merupakan pembantu lini untuk menyediakan data, informasi, dan saran-saran dipakai
tidaknya tergantung manajer lini. Disimbolkan dengan garis terputus-putus.
c. Wewenang Fungsional (Functional authority)
Wewenang Fungsional kekuasaan seorang manajer adalah karena proses-proses,
praktek-praktek, kebijakan-kebijakan tertentu atau soal-soal lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan oleh pegawai-pegawai lain dalam bagian-
bagian lain pula. Disimbolkan dengan garis terputus-putus dan titik-titik.
d. Wewenang Wibawa,

17
Kewibawaan seseorang adalah karena kecakapan, perilaku, ketangkasan, dan
kemampuan, sehingga ia disegani.

Tanggung jawab adalah keharusan untuk melakukan semua kewajiban/tugas-tugas


yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya.
Tanggung jawab tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Wewenang diterima maka
tanggung jawab harus juga diterima dengan sebaik-baiknya. Inilah sebabnya top manager
yang menjadi penangung jawab terakhir mengenai maju/mundurnya suatu perusahaan.
Tanggung Jawab (Responsibility), tanggung jawab tercipta karena penerimaan wewenang.

D. ORGANISASI

1. Pengertian Organisasi
Organisasi dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa orang yang bekerja bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi dalam bentuk apapun akan selalu ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Organisasi merupakan unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan
bermasyarakat dengan beberapa alasan, seperti organisasi digunakan untuk mendapatkan
sesuatu yang tidak mungkin dapat kita lakukan sendirian, dengan bekerja sama individu-
individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang apabila dikerjkan seorang diri tidak akan
tercapai, organisasi dapat menyediakan pengetahuan yang berkesinambungan serta dapat
menjadi sumber karier yang penting.

Selayaknya sebuah organisasi seharusnya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi


anggota organisasi maupun masyarakat sehingga organisasi mampu mempertahankan
kelangsungan hidup mereka. Secara umum organisasi dibedakan atas dua bentuk, pertama
organisasi dengan orientasi laba seperti perusahaan yang menyediakan produk barang atau
jasa (baik perusahaan besar maupun kecil) kemudian organisasi nirlaba atau yang tidak
berorientasi laba seperti yayasan, musium, rumah sakit milik pemerintah, sekolah,
perkumpulan sosial dan lain-lain.

Apapun bentuk organisasi itu diperlukan usaha-usaha untuk mengelola kegiatan dan
orang-orang maupun unsur lainnya yang ada didalam organisasi agar tercapai tujuan dengan
lebih baik.

2. Tujuan Organisasi

18
Dalam suatu organisasi yang ideal sebaiknya memiliki tujuan yang jelas. Tujuan inilah
yang akan menjadi dasar kegiatan dari sebuah organisasi tersebut. Tanpa adanya tujuan yang
jelas organisasi akan terhenti karena tidak adanya yang diperjuangkan. Dengan adanya sebuah
tujuan diharapkan menjadi penyemangat kerja serta komitmen bagi para anggotanya.

Tujuan organisasi menurut salah satu pakar ahli yakni Simon bahwa pada tugas guna
mewujudkan sasaran organisasi tersebut berada pada masing-masing oindividu yang ada pada
tingkat paling bawah di struktur organisasi. Demikian juga bagi individu yang paling bawah
di struktur organisasi tersebut tidak boleh diabaikan, hal ini karena mereka ialah anggota level
bawah yang dapat menentukan tentang keberlangsungan hidup serta untuk tercapainya tujuan
organisasi.

Tujuan organisasi mempunyai pengaruh dalam mengembangkan organisasi baik itu untuk
perekrutan anggota, serta pencapaian apa yang ingin dicapai dalam berjalannya organisasi.
Tujuan organisasi tersebut sebagai berikut :
a. Untuk mengatasi terbatasnya kemandirian, kemampuan, serta sumber daya yang
dimilikinya untuk mencapai sebuah tujuan.
b. Tempat untuk mencapai tujuan dengan efisien serta selektif karena dilakukan secara
bersama-sama.
c. Tempat dalam mendapatkan pembagian kerja dan jabatan.
d. Tempat untuk mencari keuntungan dan pendapatan bersama-sama.
e. Tempat untuk mengelola lingkungan secara bersama-sama.
f. Tempat untuk mendapatkan penghargaan.
g. Tempat mendapatkan pengawasan dan kekuasaan.
h. Tempat untuk menambat pergaulan serta memanfaatkan adanya waktu luang.

3. Manfaat Organisasi

Organisasi juga tidak hanya mempunyai tujuan saja, melainkan juga mempunyai berbagai
manfaat organisasi yang banyak dalam kehidupan. Adanya manfaat organisasi tersebut bisa
dirasakan oleh setiap anggota yang aktif dalam kegiatan-kegiatan keorganisasian. Salah satu
manfaatnya ialah dapat membentuk mental individu yang berani dalam mengungkapkan
pendapat di depan umum, bertukar pikiran, dapat tercapai nya sebuah tujuan, serta dapat
terbiasa pula dalam melakukan kerjasama kerja guna memecahkan masalah.

19
Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, masih terdapat manfaat organisasi yang dapat
diperoleh, namun disini tidak dijelaskan lebih lanjut, antara lain :

a. Melatih leadership.
b. Memperluas pergaulan.
c. Ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya.
d. Membentuk karakteristik seseorang.
e. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan.
f. Kuat dalam menghadapi tekanan.
g. Mampu mengatur waktu dengan sangat baik.

E. MOTIVASI DAN PENGARAHAN

1. Pengertian pengarahan

Menurut Terry ( 2008 : 181) Directing atau pengarahan adalah mengintegrasikan usaha –
usaha anggota suatu kelompok sedemikian rupa, sehingga dengan selesainya tugas – tugas
yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi tujuan – tujuan individual dan kelompok.
Cara mengarahkan bawahan / staf yang tepat dilakukan oleh manajer sebab :
a. Mengenal bawahannya
b. Terbiasa dengan kecakapan dan kemampuan mereka
c. Mengerti akan kapasitas dan perhatian mereka
d. Mengetahui apa yang dapat mereka hasilkan
e. Sudah mengamati perilaku mereka

Teknik atau strategi pengarahan yang efektif sebagai berikut :


a. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengambil tindakan yang efektif
b. Memberikan informasi mengenai lingkungan fisik dan manusia di tempat bekerja (
untuk pegawai baru)
c. Informasi cara bekerja yang baik
d. Menyampaikan kebijakan – kebijakan/ keputusan – keputusan pimpinan perusahaan
yang meliputi :
o Lokasi peralatan dalam organisasi / perusahaan atau pabrik
o Penentuan tempat bagian – bagian utama
o Perumusan metode kerja

20
o Hubungan / koordinasi horizontal di internal perusahaan
o Saran / cara membuat dan mengisi format laporan
o Teknis mengevaluasi kinerja karyawan
Dalam bahasa asingnya, terdapat beberapa istilah yang merupakan terminology untuk
pengarahan, diantaranya adalah:
a. Directing, yakni menggerakkan orang-orang lain dengan memberikan berbagai
pengarahan.
b. Actuating, yakni menggerakkan orang lain secaara umum.
c. Leading, yakni menggerakkan orang lain dengan cara menempatkan diri dimuka
orang-orang yang digerakkan.
d. Commanding, yakni menggerakkan orang lain yang disertai dengan adanya unsure
paksaan.
e. Motivating, yakni menggerakkan orang lain dengan terlebih dahulu member alas an-
alasanmengapa hal tertentu harus dilaksanakan.

2. Fungsi Pengarahan:

Untuk mempengaruhi seseorang supaya bersedia menjadi pengikut.


a. Melunakkan daya resistensi pada seseorang.
b. Untuk membuat seseorang menyukai tugas serta mengerjakannya dengan baik.
c. Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan,kesayangan, kecintaan
kepada pimpinan, tugas serta organisasi tempat mereka bekerja.
d. Untuk menanamkan, memupuk serta memelihara rasa tanggung jawab dengan penuh
pada seseorang.

3. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang menyebabkan mereka berperilaku
atau mau melakukan sesuatu dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi
adalah kemauan untuk melakukan sesuatu, menurut bartol : motivation is the force that
energizes behavior, and underlies the tendency to persist dan selanjutnya cutlip & center
mengemukakan sumber – sumber motivasi sebagai berikut :
a. Motivasi pribadi ( personal motivation), berkaitan langsung dengan keadaan, daya
nalar, sikap individu yang bersangkutan

21
b. Motivasi kelompok ( group motivation), didasarkan kelompok usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan ( statistical group). respon dari orang – orang dalam kelompok
yang sama thdp suatu objek, sikap relatif sama dan kelompok dari orang – orang yang
mempunyai tujuan yang sama ( partai politik, organisasi buruh)
Kemudian menurut abraham maslow yang menjadi dasar motivasi perilaku manusia :
kebutuhan terdiri atas :
a. Kebutuhan dasar / fisik
b. Kebutuhan rasa aman
c. Kebutuhan akan kasih sayang
d. Kebutuhan harga diri
e. Kebutuhan-untuk mengaktualisasikan diri
Menurut Stoner terdapat 4 asumsi dasar manajer dalam pemberian motivasi diantarnya
adalah sebagai berikut :
a. Motivasi suatu hal yang baik & positif
b. Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang
c. Motivasi seseorang tidak banyak jumlahnya, harus ditambah secara periodik
d. Suatu alat yang digunakan manajer untuk mengatur hubungan kerja dalam orgfanisasi
motivator – motivator yang disarankan adalah :
 Pemerkayaan jabatan dan rotasi (job enrichment )
 Partisipasi ( participation)
 Manajemen berdasarkan sasaran (result management)
 Manajer penggadaan ( multiplier management)
 Kekuatan pikiran
 Hubungan manusia yang realistis
 Lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan
 Jam kerja yang fleksibel
 Kritik yang efektif
 Tidak ada kesalahan sama sekali (zero defects)
F. EVALUASI DAN PENGAWASAN

1. Pengertian Evaluasi dan Pengawasan

Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat
perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi strategi berarti

22
usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan
karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu berubah.

Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah

a. Meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang
sekarang,
b. Mengukur prestasi,
c. Mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi
terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit
bisnis strategis, dan fungsional.

Pengawasan adalah proses yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi dituntun ke arah pencapaian sasaran atau target yang direncanakan. Pada dasarnya
rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi.
Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil yang dicapai.

2. Macam-Macam Pengawasan

Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:

a. Pengawasan Intern dan Ekstern

Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di
dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.” Pengawasan dalam bentuk ini dapat
dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in
control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada
setiap kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan
menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.

Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang
berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari
pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil
laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di
antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara.
Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan
menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.

23
b. Pengawasan Preventif dan Represif

Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, “pengawasan yang dilakukan terhadap


suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya
penyimpangan.” Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud untuk
menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan
dan merugikan negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem
pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Pengawasan preventif
akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga
penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal.

Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan terhadap suatu
kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada
akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan
laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya penyimpangan.

c. Pengawasan Aktif dan Pasif

Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan yang dilaksanakan di


tempat kegiatan yang bersangkutan.” Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang
melakukan pengawasan melalui “penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggung
jawaban yang disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.” Di sisi lain,
pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah
“pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa,
dan hak itu terbukti kebenarannya.” Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan
kebenaranmateril mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah “pemeriksaan
terhadap pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran tersebut
diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.”

Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan pemeriksaan


kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid). Dalam kaitannya
dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan untuk menghindari terjadinya
“korupsi, penyelewengan, dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau
pegawai negeri.” Dengan dijalankannya pengawasan tersebut diharapkan pengelolaan dan

24
pertanggung jawaban anggaran dan kebijakan negara dapat berjalan sebagaimana
direncanakan.

3. Tujuan Pengawasan

Adapun tujuan-tujuan diadakannya pengawasan yaitu :

a. Untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang
digariskan.
b. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan instruksi serta asas-
asas yang telah ditentukan.
c. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan dalam bekerja.
d. Untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan efisien.
e. Untuk mencari jalan keluar, bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan dan kegagalan
ke arah perbaikan.

G. KOORDINASI DAN KOMUNIKASI

1. Pengertian Koordinasi

Menurut Dr. Awaluddin Djamin M.P.A , Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama
antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sehingga terdapat saling
mengisi, membantu dan melengkapi. Menurut James G march dan Herben A simon,
pengertian koordinasi adalah suatu proses untuk mencapai kesatuan tindakan diantara
kegiattan yang saling bergantungan. Menurut Terry, Koordinasi adalah suatu sinkronisasi
yang tertib dalam upaya untuk memberikan jumlah yang tepat, waktu mengarahkan
pelaksanaan yang mengakibatkan harmonis dan tindakan terpadu untuk tujuan lain.

Adapun syarat-syarat khusus umum yang ada dalam koordinasi adalah sebagai berikut:

a. Sense of cooperation (perusahaan untuk bekerja sama), ini harus dilihat dari sudut
bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang.
b. Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara
bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan.
c. Team Spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian saling menghargai

25
d. Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikut sertakan atau dihargai, umumnya
akan menambah kegiatan yang bersemangat.

Ringkasnya kekuatan suatu organisasi ditentukan oleh spirit-esprit atau


semangatnya.Semangat ini ditentukan oleh tujuans dan cara-cara mencapai tujuan itu dan ini
meliputi doktrin.Selain semangat koordinasi juga harus mempunyai aspek-aspek formal yaitu
metode-metode, teknik yang ditunjukan untuk mengeja/mencapai sasaran tersebut.

2. Pengertian Komunikasi

Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu cum sebuah kata depan
yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata units, sebuah kata bilangan yang berarti
satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communion, yang dalam bahasa inggris
disebut dengan communion, artinya kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,
pergaulan, atau hubungan. Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja,
kata itu dibuat menjadi kerja communicate , yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang,
tukar menukar, membicarakan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran,
berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan,
pertukaran pikiran atau hubungan.

Komunikasi merupakan bagian integral daripada seluruh proses manajemen. Dengan


demikian, jelas bahwa komunikasi merupakan hal yang amat penting untuk mendapat
perhatian dari seluruh anggota organisasi, baik tingkat pelaksana, apalagi tingkat
pimpinan.Melalui komunikasi yang efektiflah kerjasama yang harmonis dan intim dapat
ditumbuhkan, dipelihara dan dikembangkan. Dengan kata lain bahwa tanpa komunikasi yang
baik dan efektif, tujuan organisasi tidak akan mungkin tercapai.

Secara umum, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:

a. Supaya yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan. Agar dapat
dimengerti oleh komunikan maka komunikator perlu menjelaskan pesan utama dengan
sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin.
b. Agar dapat memahami orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap individu
dapat memahami individu yang lain dengan kemampuan mendengar apa yang
dibicarakan orang lain.

26
c. Agar pendapat kita diterima orang lain. Komunikasi dan pendekatan persuasif
merupakan cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain.
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Komunikasi dan pendekatan
persuasif kita mampu membangun persamaan presepsi dengan orang kemudian
menggerakkannya sesuai keinginan kita.

H. NEGOSIASI

1. Pengertian Negosiasi

Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan
bersama, sehingga keduanya saling sepakat dan diuntungkan.

Negosiasi ini dilakukan apabila ada dua pihak yang awalnya memiliki perbedaan
pendapat, sehingga harus mencari kesepakatan bersama.

2. Tujuan Negosiasi

Tujuan dari negosiasi sama seperti pengertian negosiasi, yaitu untuk mencapai
kesepakatan bersama :

 Mencapai kesepakatan bersama.


 Mengurangi perbedaan porsi setiap pihak.
 Saling menguntungkan kedua pihak yang bernegosiasi.
 Tidak ada yang dirugikan.

Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan saat bernegosiasi yaitu :

 Mengajak membuat kesepakatan.


 Memberikan alasan kenapa harus ada kesepakatan.
 Membandingkan beberapa pilihan.
 Memperjelas dan menguji perbandingan yang dikemukakan.
 Mengevaluasi kekuatan dan komitmen bersama.
 Menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi.

3. Jenis-jenis Negosiasi

27
a. Negosiasi Formal
Negosiasi formal merupakan negosiasi yang terjadi dalam situasi formal. Ciri-ciri
negosiasi formal adalah adanya perjanjian atau hitam di atas putih yang sah secara
hokum. Berdasarkan perjanjian tersebut, kedua pihak dilindungi oleh hokum. Oleh
karena itu, pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati dapat diperkarakan
di ranah hokum. Contoh negosiasi formal adalah negosiasi kerja sama antardua
perusahaan.
b. Negosiasi Informal
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering bernegosiasi. Negosiasi dapat terjadi di
mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja, misalnya negosiasi antara ayah dan
anak. Sebagai contoh, seorang anak dilarang ayahnya bermain dengan temannya
karena nilai rapornya buruk. Si anak meminta kepada ayahnya agar diizinkan kembali
bermain dengan temannya. Si anak menjelaskan argumentasinya. Pada awalnya sang
ayah tetap tidak membolehkannya. Namun, kesepakatan dicapai. Si anak boleh
bermain dengan temannya kembali dengan beberapa syarat yang diajukan sang ayah.
Negosiasi ini tidak membutuhkan perjanjian khusus yang melibatkan hokum
c. Negosiasi Kolaborasi
Negosiasi kolaborasi menggabungkan kepentingan antarnegosiator. Negosiasi ini biasa
disebut juga negosiasi win-win.
d. Negosiasi Dominasi
Dalam negosiasi dominasi, negosiator mendapatkan keuntungan besar dari
kesepakatan yang dicapai. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapatkan
keuntungan yang lebih kecil. Negosiasi ini biasa disebut juga negosiasi Win-Lose.
e. Negosiasi Akomodasi
Dalam negosiasi akomodasi, negosiator mendapatkan keuntungan sangat kecil bahkan
mengalami kerugian. Sementara itu, pihak lawan mendapatkan keuntungan lebih besar
bahkan memperoleh 100% keuntungan. kerugian ini disebabkan oleh kegagalan
negosiator dalam bernegosiasi sehingga ia tidak memperoleh keuntungan. Negosiasi
ini disebut juga negosiasi lose-win.
f. Negosiasi Menghindari Konflik
Dalam negosiasi ini, kedua negosiator menghindari konflik yang muncul. Akibatnya,
kedua pihak tidak bersepakat untuk menyelesaikan konflik.

28
I. PENGEMBANGAN DIRI DAN PERENCANAAN KARIER

1. Pengertian Perencanaan Karier


Karier adalah semua jabatan/pekerjaan yang dimiliki/dipegang selama kehidupan kerja
seseorang. Perencanaan karier adalah suatu perencanaan tentang kemungkinan seorang
karyawan suatu organisasi atau perusahaan sebagai individu meniti proses kenaikan pangkat
atau jabatan sesuai persyaratan dan kemampuannya.
Menurut kol. Susilo Martoto, perencanaan karier adalah suatu perencanaan tentang
kemungkinan-kemungkinan seorang karyawan/anggota organisasi sebagai individu meniti
proses kenaikan pangkat/jabatan sesuai persyaratan dan kemampuannya.
Keberhasilan karier seseorang dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Pendidikan formalnya
b. Pengalaman kerjanya
c. Sikap atasannya
d. Prestasi kerjanya
e. Bobot pekerjaanya
f. Adanya lowongan jabatan
g. Produktifitas kerjanya

2. Manfaat Perencanaan Karier

Manfaat perencanaan karier dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Mengembangkan karyawan yang dapat dpromosikan. Perencanaan karir dapat


membantu suplai karyawan internal terutama karyawan yang potensial.
b. Menurunkan perputaran karyawan (turnover). Perhatian terhadap karir individual
dapat meningkatkan loyalitas pada organisasi tempat mereka bekerja.
c. Mengungkap potensi karyawan. Adanya perencanaan karir yang jelas mendorong
individu untuk menggali potensi masing-masing untuk mencapai sasaran karir yang
diinginkan.
d. Mendorong perubahan. Perencanaan karir yang baik mendorong semangat kerja
karyawan dan motivasi kerja dapat dipelihara.
e. Mengurangi penimbunan. Perencanaan karir dapat membantu karyawan yang tidak
berkualifikasi untuk maju.

29
f. Memuaskan kebutuhan karyawan. Perencanaan karir berarti adanya pengakuan dan
penghargaan terhadap individu karyawan.
g. Membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan karyawan yang telah disetujui. Perencanaan
karier yang efektif dan realistis mendorong para pekerja dapat lebih proaktif dan dapat
mengantisipasi setiap masalah dan tantangan secara lebih baik.

3. Pengertian Pengembangan Karier

Pengembangan karier adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status
seseorang dalam suatu orgnisasi pada jalur karier yang telah ditetapkan dalam organisasi yang
bersangkutan.

Tahap perkembangan karier. Agar tahap perkembangan karier dapat dilakukan secara
efektif maka, program karier perlu disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan unik individu
dalam berbagai tahap kehidupan dan kariernya.

a. Karier awal
Karir awal/tahap pembentukan, merupakan tahap penekanan pada perhatian untuk
memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan di tahun-tahun awal pekerjaannya.
Hambatan-hambatan dalam karier awal (early career)
 Frustasi dan ketidakpuasan disebabkan harapannya tidak sesuai
 Adanya penyelia yang tidak kompeten
 Intensivitas terhadap aspek politis organisasi
 Kegagalan dalam memantau lingkungan internal dan eksternal
 Mengabaikan kriteria sesungguhnya untuk pengevaluaian kinerja dari karyawan
yang baru diangkat/baru memulai berkarier
 Ketegangan antara profesional yang lebih muda dan yang tua serta manajer yang
diakibatkan oleh perbedaan pengalaman, kebutuhan dan minat
 Ketidakpastian mengenai batasan loyalitas yang dituntut organisasi.
 Kegelisahan mengenai integritas, komitmen, dan dependensi.
b. Karier pertengahan
Tahap karier pertengahan(middle career) kerap kali meliputi pengalaman baru, seperti
penugasan khusus, transfer dan promosi yang lebih tinggi, tawaran dari organisasi lain,

30
kesempatan vasibilitas untuk jenjang organisasi yang lebih tinggi, dan pembentukan
nilai seseornag bagi organisasi.
c. Karier akhir
Pemberian pelatihan kepada penerus, penguranagn beban kerja, atau pendelegasian
tugas-tugas utama periode karier akhir (late career) adalah agar tetap produktif dan
menyiapkan diri untuk pensiun.

4. Tujuan pengembangan karier dan analisis karier yang sukses

Dari segi pengembangan karier, ada tiga alternatif dalam perlakuan organisasi terhadap
karyawan, yaitu:

a. Organisasi perlu mempertahankan jabatan semula untuk jangka waktu tertentu dengan
memeberikan ganjaran yang sesuai
b. Organisasi perlu memudahkan pekerja pada jabatan lain secara horizontal yang lebih
relevan dengan peningkatan dan perbaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dialami pekerja
c. Organisai perlu menginformasikan kepada pekerja secara vertikal untuk mengisi suatu
jabatan, yang secara struktural lebih tinggi kedudukannya.

5. Tanggung jawab pengembangan karier

Dalam hal tanggung jawab, pengembangan karier dibedakan menjadi dua pendekatan
yaitu:

a. Dengan pendekatan tradisional


 Perencanaan pengembangan karier disusun dan ditetapkan oleh organisasi/
perusahaan secara sepihak.
 Pelaksanaan pengembangan karier tergantung sepenuhnya pada organisasi.
 Control hasil pengembangan karier dilakukan secara ketat oleh organisasi
 Pengembangan karier diartikan dan dilaksanakan melalui kegiatan promosi ke
jenjang/ posisi yang lebih tinggi.
b. Dengan pendekatan baru

31
 Pengembangan karier harus diterima bukan sekedar berarti promosi ke jabatan/
posisi yang lebih tinggi. Disini, pengembangan karir adalah motivasi untuk maju
dalam bekerja diligkungan suatu organisasi
 Sukses karier yang dimaksud diatas berarti seorang pekerja mengalami kemajuan
dalam bekerja, berupa perasaan puas dalam suatu atau setiap jabatan/ posisi yang
dipercaya oleh organisasi. Karena dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
 Sukses dalam pengembangan karier yang berarti mengalami kemajuan dalam
bekerja, adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan/ keahlian, sehingga
menjadi lebih berprestasi/ produktif sebagai pekerja yang kompetitif.
 Para pekerja harus menyadari bahwa untuk memperoleh kemajuan dalam bekerja
merupakan tanggung jawabnya sendiri. Dengan kata lain, pengembangan karier
berada ditangan pekerja masing-masing, yang memerlukan kemampuan mengelola
(manajemen) diri sendiri.

Dari dua pendekatan seperti yang telah disebutkan diatas, pedekatan secara traditional
memiliki kelemahan:
a. Pengembangan karier berlangsung tidak efektif
b. Perusahaan sulit unggul dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.

6. Manajemen pengambangan karier

Setiap pekerja yang merencanakan pengembanagn karier perlu bersikap dan bertindak
sebagai berikut:

a. Memilih bidang pekerjaan


b. Memahami dan meneriam kedudukan yang sekarang
c. Merencanakan jalan keluar

Manajemen pengembangan karier berlangsung secara dua arah:

a. Arah pertama harus datang dari para pekerja dengan aktif merencanakan dan
melakukan kegiatan ke arah kemajuan dan perkembangan untuk mewujudkan karier
yang sukses.
b. Arah kedua dalam pengembangan karier harus datang dari organisasi untuk
membantu dan memberi peluang bagi pekerja yang potensial dalam mengembangkan
karier

32
Bantuan-bantuan organisasi dalam hal pengembagan karier dapat berupa hal-hal sebagai
berikut:

a. Organisasi harus menempatkan para pekerja sebgai pertner yang harus dibantu
sepenuhnya dalam mengembangkan kariernya
b. Organisai wajib membantu para pekerja untuk mengetahui kemampuan dan
keterampilan untuk melaksanakan pekerjaan
c. Organisasi perlu memberikan dorongan kepada para pekerja agar menegelola
kariernya sejalan dengan strategi organisasi dan pengembnagannya
d. Data yang dimiliki organisasi untuk perencanaan SDM sebagai keputusan masa
mendatang dapat dipadankan dengan tujuan pekerja dalam manajemen
pengambangan karier
e. Organisasi harus memepergunakan data hasil penilaian kerja agar dapat menempatkan
pekerja secara tepat untuk jabatan tertentu
f. Hubungan kebutuhan pengembnagan karier pekerja secara individu dengan
kebutuhan pengambangan kerier organisasi harus sejalan

J. Tunjangan Karyawan

1. Pengertian Tunjangan Karyawan

Tunjangan merupakan kompensasi tambahan yang bertujuan untuk mengikat karyawan


agar tetap bekerja pada perusahaan (Handoko, 1994). Menurut Simamora (1997) disamping
gaji, kompensasi juga meliputi cakupan tunjangan-tunjangan (benefits).

Tunjangan karyawan (employee benefit) adalah pembayaran-pembayaran dan jasa-jasa


yang melindungi dan melengkapi gaji pokok, dan perusahaan membayar semua atau sebagian
dari tunjangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian tunjangan yang
disesuaikan topik bahasan ini adalah : “Tambahan pendapatan di luar gaji sebagaisokongan
bantuan.”

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa: Tunjangan Karyawan merupakan


kompensasi tidak langsung yang diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawan.

33
Tujuan utama dari tunjangan karyawan adalah untuk membuat karyawan mengabdikan
hidupnya pada organisasi dalam jangka panjang (Flippo, 1990). Dengan pemberian tunjangan
bagi karyawan yang diterapkan dengan tepat dalam suatu perusahan dapat memberikan
manfaat yang besar bagi perusahaan. Diantara manfaat yang diperoleh dari diberikannya
tunjangan karyawan adalah:

a. Penarikan tenaga kerja yang lebih efektif;


b. Memperbaiki semangat dan kesetiaan karyawan;
c. Menurunkan tingkat absensi dan perputaran tenaga kerja;
d. Memperbaiki hubungan masyarakat;
e. Mengurangi pengaruh organisasi baik yang ada maupun yang potensial;
f. Mengurangi campur tangan pemerintah dalam organisasi.

Untuk menunjang keberhasilan tersebut di atas maka salah satu faktor yang penting perlu
diperhatikan oleh manajer adalah pemberian tunjangan bagi karyawan yakni tunjangan
kesejahteraan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga memberi
keuntungan baik juga bagi preusahaan.

2. Jenis-jenis Tunjangan
 Tunjangan Kesehatan
 Tunjangan Pensiun
 Tunjangan Tahunan
 Tunjangan Transport

3. Tujuan Diberikan Tunjangan

Menurut Simamora (1997) tunjangan digunakan untuk membantu organisasi memenuhi


satu atau lebih dari tujuan-tujuan berikut:

a. Meningkatkan moral karyawan


b. Memotivasi karyawan
c. Meningkatkan kepuasan kerja
d. Memikat karyawan-karyawan baru
e. Mengurangi perputaran karyawan
f. Menjaga agar serikat pekerja tidak campur tangan

34
g. Menggunakan kompensasi secara lebih baik
h. Meningkatkan keamanan karyawan
i. Mempertahankan posisi yang menguntungkan
j. Meningkatkan citra perusahaan dikalangan karyawan

Program tunjangan karyawan haruslah direncanakan secara cermat dan tujuan-tujuannya


disusun dengan teratur untuk digunakan sebagai pedoman guna menyususn program dalam
menentukan kombinasi tunjangan yang optimal, langkah – langkah yang bisa di gunakan
antara lain sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data biaya dasar dari semua item tunjangan


b. Melakukan penelitian seperti seberapa banyak dana yang tersedia guna mengikuti
semua biaya tunjangan untuk periode mendatang.
c. Menentukan preferensi kepada setiap item tunjangan yakni, preferensi karyawan dan
preferesi manajemen.
d. Memutuskan bagaimana kombinasi optimal dari berbagai tunjangan. Orang yang
membuat keputusan secermat mungkin akan mempetimbangkan berbagai item
tunjangan preferensi relatif yang diperlihatkan oleh manajemen dan para karyawan,
perkiraan biaya-biaya setiap item dan total jumlah dana yang tersedia untuk setiap
paket tunjangan.

Pengusaha umumnya dapat memenuhi harapan pekerja mengenai peningkatan upah serta
pemberian tunjangan dan fasilitas bila pekerja dapat memberikan kontribusi lebih besar dan
sebanding. Pengusaha dapat memberikan tambahan upah dan atau tunjangan bagi pekerja
hanya bila dia yakin bahwa pekerja dapat memberikan peningkatan produktivitas. Dengan
kata lain setiap peningkatan upah dan tunjangan perlu diikuti dengan peningkatan
produktivitas pekerja secara proprsional.

4. Prinsip-Prinsip Program Tunjangan

Simamora (1997) menyatakan, supaya program tunjangan memberikan kontribusi bagi


organisasi, stidak-tidaknya sama dengan biaya yang telah dikeluarkan bagi program tersebut,
terdapat beberpa prinsip umum yang sebaiknya diterapkan.

a. Tunjangan karyawan haruslah memenuhi kebutuhan nyata.

35
b. Tunjangan-tunjangan haruslah dibatasi kepada aktivitas-aktivitas dimana kelompok
lebih efisien dibandingkan individu.
c. Program tunjangan haruslah bercirikan fleksibilitas yang memadai demi
memungkinkan adaptasi terhadap berbagai kebutuhan-kebutuhan karyawan.
d. Jika perusahaan ingin meraih apresiasi dari penyediaan jasa-jasa karyawan,
perusahaan haruslah melakukan program komunikasi yang ekstensif dan terencana
dengan baik.

Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling membutuhkan, karyawan adalah asset
perusahaan karena tanpa adanya sumber daya manusia maka perusahaan tidak akan bisa
berjalan, begitu juga karyawan tidak dapat menunjang kesejahteraan hidupnya tanpa adanya
perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus implementasi dari disiplin ilmu yang
mereka miliki sendiri. Maka karyawan harus diperhatikan kesejahteraannya jangan hanya
dituntut kewajibannya saja dengan berbagai macam beban pekerjaan, begitu pula dengan
karyawan yang jangan hanya menuntut hak mereka tetapi pekerjaan dan tanggung jawab
sebagai karyawan tidak diselesaikan. Namun masih ada perusahaan yang kurang
memperhatikan karyawannya sehingga karyawan menjadi kehilangan motivasi, malas, dan
terkesan tidak baik hasil pekerjaannya. Sehingga mereka beranggapan bahwa sekeras apa pun
mereka bekerja perusahaan tidak mempedulikan mereka, apalagi untuk memberikan
kesejahteraan dan imbalan yang layak untuk mereka.

K. MANAGEMEN INTERNASIONAL DAN MANAGEMEN MASA DEPAN

1. Pengertian Managemen Internasional

Manajamen Internasional adalah proses penerapan teknik-teknik dan konsep dan konsep
manajemen dalam arena lingkungan internasinal. Dalam era globalisasi sekarang ini, di
samping istilah ekonomi internasional yang meliputi perdagangan dan keuangan
internasional, ternyata istilah bisnis internasional semakin dikenal dan banyak digunakan.
Istilah ini biasanya juga dikaitkan dengan transaksi yang menyangkut ekspor dan impor
barang, modal dan jasa lainnya dan pelaku utamanya yang sering disebut sebagai
multinational corporation (MNC).

36
Sehubungan dengan ini, timbul pertanyaan: “apa dan bagaimana perbedaan antara studi
bisnis internasional dengan studi ekonomi internasional? “karena pada umumnya, sebagian
besar topuk yang dibicarakan dalam kedua bidang studi tersebut relative sama. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian dan beberapa
aaspek dari bisnis internasional, sehingga dapat dipahami perbedaaan antara keduanya.
Bisnis intrnasional (BI) diartikan sebagai suatu studi tentang transaksi ekonomi yang meliputi
perdagangan internasional (ekspor dan impor) dan foreign investment (baik direct maupun
indirect atau portofolio) yang dilakukan oleh individu dan perusahaan atau organisasi dengan
tujuan mendapatkan/ manfaat tertentu. Sedangkan, ekonomi internasional (ekin) diartikan
sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan
permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor), yang meliputi perdagangan,
keunagan dan moneter, serta organisasi (swasta dan pemerintah) dan kerja sama ekonomi
antarnegara (internation).

2. Ruang Lingkup Manajmen Bisnis Internasional

Ruang lingkup manajemen bisnis internasional pada hakikatnya adalah suatu studi yang
mempelajari dan menganalisis tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan atas sumber daya alam,sumber daya manusia, sumber daya terknologi, sumber
daya keuangan, intrastruktur, entrepreneur dan informasi yang memperhatikan lingkungan.
Ruang lingkup manajemen bisnis internasional meliputi :

1) Tujuan
a. Perluasan penjualan (sales Expansion)
Untuk barang – barang yang tidak mudah rusak perlu perluasan penjualan (market
area). Misalnya barang – barang kerajinan tangan
b. Mendekati sumber (resource acquisition)
Resourcenya antara lain man, money, mechine, metode, market, yang
mencakup sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), dan sumber daya
capital (SDK).
c. Diversifikasi ( penganekaragaman )
Penjualan produk disesuaikan dengan segmen pasar (selera, daya beli, atau fungsi
barang). Misalnya, mobil kijang dijual di Indonesia.
d. Alih Teknologi
Hanya untuk developing country (Negara berkembang )

37
2) Faktor yang menunjang bisnis internasional
a. Ilmu Hukum
Menurut sejarah perdagangan di Indonesia sebelum tahun 1967 perdagangan
internasional sangat minim dan setelah 1967 perdagangan baru mulai meningkat
karena sudah ada Undang – undang PMA no.1 tahun 1967 yang mengatur tentang
investasi pemilik modal asing, kemudian disusul dengan kebijakan pemerintah berupa
Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1995 yang mengatur hak guna, hak sewa, dan hak
pakai bagi investor asing sampai 100 tahun untuk pengembalian modalnya.
b. Ilmu sejarah
 Bisa ditinjau dari bangsa atau keturunan misalnya Inggris mengutamakan Negara –
Negara persemakmuran untuk investasi dari pada Negara lain.
 Indonesia cenderung ke Suriname.
 Ilmu Geografi
Ditinjau dari jauh dekatnya jarak atau sebaliknya ditinjau pada tujuannya dengan
melihat kondisi geografi Negara tujuan.
 Ilmu kebudayaan
3) Sarana Operasional
a. Import
Barang yang dimasukkan ke dari dalam negri ke luar negri
b. Export
Barang yang dikeluarkan / dikirim ke luar yang diharapkan adalah eksport > impor
jika export disebut untung (surplus). Jika eksport < import disebut rugi (defisit).
c. Transportasi
Pelayanan angkatan dan penyediaan objek – objek pariwisata adalah sebagian bisnis
internasional khususnya yang ditunjukkan untuk menjaring wisatawan asing.
d. Investasi Langsung
e. Penanaman modal yang dilakukan dengan membangun pabrik – pabrik serta
menghasilkan produk – produk.
f. Kontrak Manajemen
Berupa pelaksanaan pekerjaan tertentu berdasarkan kontrak, Misalnya : Proyek jalan
tol yang dilaksanakan oleh konsultan asing atau swasta dengan pola sesuai perjanjian
kontrak yang disepakati.
g. Ijin / Lisensi

38
Pemberian hak untuk pembuatan produksi, misalnya IPTN pakai lisensi CASA.
Shampo Clear berlisensi Elida Gibbs, deterjen Attack lisensi Kao, dan lainnya.
h. Waralaba
Ijin untuk menggunakan merek / nama perusahaan yang sudah terkenal, pada umunya
hal makanan. Misalnya, Kentucky fried chicken, mcdonalds, sogo, dll.
i. Perusahaan Transnasional
Perusahaan yang dimiliki oleh suatu Negara / bangsa akan tetapi operasionalnya
kebeberapa Negara . Misalnya BCA disebut multinasional, sedangkan TOYOTA
disebut transnasional.

3. Pengertian Manajemen Masa Depan

Usia harapan hidup “Life Expectancy” sangat meningkat hampir 15 tahununtuk pria dan
20 tahun untuk wanita sejak tahun 1920. Presentase tenaga kerja wanita di tahun 1900
meningkat dari rasio 18% sampai 50%. Presentase pekerja-pekerja kantor juga meningkat dari
20% sampai 50%. Pada masa dahulu pegawai merasa gembira bila telah memperoleh
pekerjaan tanpa melihat kondisi-kondisi lain, tetapi pemikiran tersebut suah berubah , dengan
meningkatnya taraf hidup, pendidikan yang lebih dan lain-lain, yang mengharapkan pekerjaan
yang banyak dalam manambah penghasilan. Pengharapan ini mencakup keadaan fisik,
kepuasaan kerja, perasaan berhasil dan rasa tantangan, para pekerja sekarang ingin merasa
baik terhadap perkerjaannya. Strukter managemen baru dan penemuan-penemuan baru dapat
memberikan pendekatan-pendekatan untuk mencapai managemen masa depan.

Walaupun tidak dapat diramalkan dengan suatu tingkat kepastian akan masa depan
namun juga dapat juga dilakukan ramalan-ramalan tertentu sampai tingkat yang dapat
dipercaya. Organisasi – organisasi akan berhadapan dengan dunia Internasional. Penekanan
masa depan pada kualitas bukan kuantitas kehidupan. Isu-isu lingkungan dan kekurangan
sumber daya alam dapat memberikan pembatasan terhadap pertumbuhan suatu organisasi.
Faktor efisiensi operasi (produktivitas) mendapat perhatian dan penghargaan untuk masa
depan.

39
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Manajemen merupakan sebuah sumber yang dipergunakan oleh semua orang untuk
mencapai tujuan yang efisien dan efektif. Ilmu manajemen sudah ada sejak ribuan tahun yang
lalu dibuktikan dengan adanya seperti bangunan piramida. Prinsip-prinsip dalam manajemen
ditujukan untuk menyederhanakan pekerjaan manajemen.
Manajemen dibutuhkan oleh semua orang,semua macam kegiatan dan semua tipe
organisasi. Dalam kenyataannya, manajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang
bekerjasama dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa macam organisasi
antara lain organisasi sekolah,perkumpulan kesenian, perkumpulan olahraga ataupun
organisasi perusahaan.
Manajemen pada prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik
dalam mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang
diharapkan tersebut, akan berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas
baik pengetahuan, teknologi, skill maupun waktu yang dimiliki itu dikembangkan dengan
membagi tugas pekerjaannya, wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang lain sehingga
secara sinergis membentuk kerjasama yang baik.

B. SARAN

Adapun saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini adalah untuk mencapai
tujuan manajemen yang efektif dan efisien sebaiknya perlu menerapkan prinsip-prinsip,
aturan, dan peran yang terdapat dalam manajemen, agar apa yang direncanakan dan
diharapkan dapat berhasil dengan baik.

40
DAFTAR PUSTAKA

Rorong, Johny. 2015. Dasar-Dasar Managemen. Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Reksohadiprojo, S. 2000. Dasar-Dasar Managemen. Edisi 5. BPFE dan Fakultas Ekonomi


Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

http://deskripsimakalah.blogspot.com/2017/01/dasar-dasar-manajemen.html

Modul 8-11 Dasar-Dasar Manajemen.pdf

http://nisaayunoviana.blogspot.com/2015/09/makalah-dasar-dasar-manajemen.html

https://dewimoeza22.wordpress.com/2013/01/22/makalah-msdm-tunjangan-karyawan-oleh-
kelompok-5/

http://kelompok1manajemen.blogspot.com/

http://anapriyangga.blogspot.com/2010/09/perencanaan-dan-pengembangan-karir.html

http://randysangvokalis.blogspot.com/2009/12/departementasi-manajemen.html

http://busaha.blogspot.co.id/2016/10/iklim -negosiasi.html

http://ekonomi.kompas.com/read/2016/10/24/100000726/4.langkah.mudah.negosiasi.yang.pro
duktif/

41

Anda mungkin juga menyukai