Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

ASAS-ASAS MANAJEMEN 

DISUSUN OLEH:
SUPRIADI SYAM
1822263

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah yang berjudul Asas-Asas
Manajemen ini membahas mengenai pengertian, tingkatan serta fungsi dan prinsip
manajemen dll.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal
itu di karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami.Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Sinjai, Agustus 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Hakikat Manajemen.............................................................................. 3

B. Manajer dan Manajemen...................................................................... 5

C. Perkembangan Pemikiran Manajemen................................................. 9

D. Lingkungan Manajerial......................................................................... 15

E. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan............................... 23

F. Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkomunikasian

dan Pengengendalian............................................................................ 26

G. Pengadaan Sumber Daya...................................................................... 29

BAB III PENUTUP......................................................................................... 32

A. Kesimpuan............................................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 35

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah  manajemen berasal dari Bahasa Latin manus yang berarti ‘to


control by hand” atau “gain result”. Istilah ini juga berasal dari bahasa
Italia  maneggiare yang berarti "mengendalikan,". Bahasa Prancis lalu
mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen dapat didefinisikan sebagai
tindakan atau proses bersama untuk menyelesaikan keinginan dan mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Management mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pengisian staf, pemimpinan, dan pengontrolan untuk optimasi
penggunaan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-tugas.

 Manajemen disebutkan sebagai seni karena manajemen merupakan


kekuatan pribadi yang kreatif ditambah dengan skill dalam pelaksanaan pekerjaan.
Manajemen sebagai ilmu karena manajemen adalah bagian dari gagasan manusia
tentang kosmos. Selain itu manajemen menggunakan metode ilmiah dalam
menjelaskan fenomena manajerial. Manajemen juga sebagai profesi karena
manajemen merupakan salah satu jenis pekerjaan yang terspesialisasi.

Manajemen erat kaitannya dengan kata efektif dan efisien. Efektif berarti
melakukan hal yang benar, maksudnya bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan. Sementara efisien berarti melakukan dengan benar, maksudnya
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah


makalah ini adalah:

4
1. Bagaimana yang dimaksud dengan Manajemen?
2. Bagaimana komponen-komponen manajemen dalam berbagai aspek?
3. Bagaimana perbedaan manajemen dan manajerial?
4. Bagaimana pentingnya pengadaan Sumber Daya dalam ilmu
manajemen?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen
1.      Pengertian Manajemen
Manajemen dibutuhkan oleh semua orang, karena tanpa manajemen yang
baik, segala usaha yang dilakukan organisasiakan kurang berhasil. Istilah
manajemen berasal dari bahasa Italia meneggiari yang berarti mengendalikan
hewan,khususnya kuda. Dalam perkembangannya istilah itu kemudian digunakan
untuk mengendalikan organisasi.
Apakah organisasi itu? Organisasi dapat diartikan sebagai suatu kumpulan orang
yang bekerja sama untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan. Di dalam
organisasi dirasakan perlunyabekerja sama atau bantuan orang lain. Keberhasilan
suatuorganisasi antara lain ditentukan oleh kemampuan manajeruntuk mengatur
kerja sama tersebut. Kegiatan memimpin,mengatur, mengelola, mengendalikan,
mengembangkan kegiatan organisasi merupakan kegiatan manajemen.

Berikut ini dikemukakan berbagai batasan manajemen:

1. George R. Terry dalam bukunya The Principles of Management mengatakan


bahwa manajemen adalahpencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya,dengan menggunakan kegiatan orang lain.
2. Henry Fayol dalam bukunya General Industrial Management mengatakan
bahwa manajemen adalah proses tertentu yang terdiri atas kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan
pengendalian dalam rangka mencapai tujuan.
3. John D. Millet dalam bukunya Management in the Public Service
mengemukakan bahwa manajemen adalah proses dalam memberikan arahan
pekerjaan kepada orang-orang dalam suatu organisasi guna mencapai tujuan.

6
4. Harold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam bukunya ThePrinciples of
Management mengatakan bahwa manajemen adalah cara untuk mencapai
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
5. Manullang mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu pencatatan,
pengorganisasian, penyusunan,pengarahan, pengawasan terhadap sumber daya
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari berbagai
batasan/definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan
seni perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
terhadapusaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam pengertian manajemen tersebut terdapat unsur tujuan, kegiatan,dan


manusia. Ketiga hal ini seringdisebut unsur-unsur manajemen.Ketiga unsur
tersebut merupakan unsur pokok organisasi.Unsur-unsur tadi diupayakan agar
sinkron dan harmonis sehingga tujuan organisasi tercapai secara optimal, kegiatan
organisasinya efektif, dan penggunaan manusianya efisien.

Manajemen memiliki manfaat dalam pengembangan berbagai organisasi/instansi,


baik swasta maupun pemerintah.
Menurut T. Hani Handoko ada tiga alasan utama mengapa manajemen
dibutuhkan.
a.        Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, baik oleh pribadi maupunperusahaan.
b.       Manajemen membantu keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
c.        Adanya manajemen akan berguna untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
serta menjaga keseimbangan dari berbagai tujuan.

2. Manajemen sebagai Ilmu dan Seni


Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya yang berjudul Manajemen yang
mengutip pernyataan Luther Gullick,mendefinisikan manajemen sebagai suatu

7
ilmu pengetahuanyang secara sistematis untuk memahami mengapa
danbagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi kemanusiaan. Dalam setiap ilmu manajemen terdapat metode
ilmiah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam
manajemen.Metode ilmiah tersebut pada hakikatnya meliputi urutan kegiatan
sebagai berikut.
a.       Mengetahui adanya masalah.
b.      Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.
c.       Mengumpulkan data.
d.      Mengolah data guna menyusun alternatif penyelesaian.
e.       Mengambil keputusan dengan memilih salah satualternatif penyelesaian.
f.       Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.

Manajemen juga dapat dikatakan sebagai seni, dimana manajemen berfungsi


untuk mencapai tujuan yang nyata,mendatangkan hasil atau manfaat.Seni
manajemen meliputi kemampuan memandang bagian-bagian yang harus ada
dalam organisasi sebagai suatu totalitas sistem dan menjadi suatu kesatuan
gambaran tentang visi.Seni manajemen mencakuppula kemampuan
menyampaikan visi tersebut kepada komponen manajemen.Dalam merencanakan,
mengorganisir,menggerakkan, dan mengendalikan seluruh aspek manajemen
dilakukan dengan seni, dan tidak kaku.

Ilmu dan Seni Manajemen


Ilmu manajemen (manajemen ilmiah) adalah kumpulan pengetahuan yang
disistematisasi, dikumpulkan, dan diterima menurut pengertian kebenaran-
kebenaran universal mengenai manajemen.
1. Ciri-ciri Ilmu Manajemen
Ciri-ciri ilmu manajemen, yaitu:
38 39
a. tersusun secara sistematis/teratur;
b. dapat dipelajari dan diajarkan;

8
c. menggunakan metode-metode ilmiah;
d. dapat dijadikan suatu teori;
e. objektif dan rasional.
Adapun seni manajemen meliputi kecakapan untuk melihat totalitas dari bagian-
bagian yang terpisah dan berbeda-beda; kecakapan untuk melihat suatu gambaran
tentang visi tertentu, kecakapan untuk menyatukan visi tersebut dengan skills
(keterampilan) atau kecakapan efektif.
2. Seni dan Ilmu Manajemen
Manajemen adalah fenomena sosial yang telah ada sejak seseorang menggunakan
orang lain untuk memenuhi keinginannya, dalam hal ini manajemen, adalah seni.
Seni merupakan keterampilan seseorang untuk mencapai hasil nyata sesuai
dengan yang diharapkan. Jadi, hakikat seni adalah keberhasilan yang nyata dan
baik walaupun sifatnya relatif (bergantung pada orang, waktu, tempat, dan
keadaan).
Dewasa ini, manajemen juga telah dipandang sebagai sebuah ilmu karena
memenuhi kaidah-kaidah keilmuan, yaitu dapat diuraikan secara sistematis,
mengandung prinsip, dalil, rumus, hukum dan teori yang diperoleh dari hasil
pengalaman, pengamatan, pemikiran dan penelitian secara objektif, universal serta
dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan kenyataan.
Oleh sebab itu, betapa pun majunya manajemen sebagai suatu ilmu, sifat seninya
tidak mungkin hilang. Manajemen akan tetap selaku ilmu yang berseni (artistic
science) di samping seni yang ilmiah (scientific art).
Gambar 2.1
Manajemen atas Dasar Kerangka Ilmu Pengetahuan yang Sistematis (Handoko,
1991: 6)
3. Tujuan, Bidang dan Mazhab Manajemen
a. Tujuan Manajemen
Intisari manajemen adalah mencapai tujuan yang optimal dengan meningkatkan
daya guna serta hasil guna dari potensi-potensi yang dimilikinya: (1) bidang
manajemen; (2) manajemen sumber daya manusia (MSDM).

9
Manajemen mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan.
• Manajemen permodalan: mengelola/mengatur dana/uang, agar
mendapatkan keuntungan yang wajar.
• Manajemen akuntansi biaya: membahas masalah pemakaian material, agar
efisien dan efektif untuk meminimalisasi pemborosan.
• Manajemen produksi: membahas pengertian produksi, tata ruang
perusahaan, perawatan, dan sebagainya.
• Manajemen pemasaran: mengatur bagaimana barang dan jasa dapat terjual
seoptimal mungkin dan dengan mendapat laba yang wajar.
b. Mazhab Manajemen
Menurut George R. Terry (1986: 4), mazhab manajemen adalah:
• manajemen berdasarkan kebiasaan;
• manajemen ilmiah;
• perilaku;
• sosial;
• manajemen sistem;
• manajemen berdasarkan keputusan;
• pengukuran kuantitatif;
• proses manajemen;
4. Sistem dan Pendekatan dan Fungsi-fungsi Manajemen
a. Sistem Manajemen
Sistem adalah susunan elemen atau bagian berbeda yang terintegrasi, berkorelasi,
dan terstruktur dengan urutan tertentu yang bekerja sama, dalam upaya
pencapaian tujuan. Sistem dapat merupakan sesuatu yang berwujud ataupun yang
abstrak.
40 41
• manajemen menurut keadaan.
Sebuah sistem merupakan alat organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pendekatan sistem untuk manajemen merupakan kunci untuk mengoordinasikan
semua proses di sebuah organisasi besar. Dalam sistem yang besar, terdapat

10
subsistem dengan tujuan yang sejalan dengan tujuan organisasi secara
menyeluruh.
Dalam mengelola organisasi sebagai suatu sistem, kita harus memahami dan
mampu memvisualisasikan cara bekerja setiap fungsi/ proses sebagai bagian dari
organisasi, kinerja fungsi berkontribusi terhadap organisasi, dan berinteraksi
dalam organisasi. Ini adalah keselarasan dan aspek integrasi praktik manajemen
kinerja.
Ada dua hal yang sering dikemukakan tentang sistem, yaitu pendekatan sistem
yang bersifat konseptual dan pendekatan sistem yang bersifat terapan atau sistem
informasi manajemen.
Sistem-sitem manajemen, di antaranya:
1) Manajemen bapak
Setiap usaha dan aktivitas organisasi para pengikut (bawahan) selalu mengikuti
jejak bapak. Apa yang dikatakan (diperintahkan) bapak, itulah yang benar. Tidak
ada alternatif lain, kecuali mengikuti perintah bapak.
2) Manajemen tertutup
Manajer tidak memberitahukan atau menginformasikan keadaan perusahaan
kepada para bawahannya walaupun dalam batasan-batasan tertentu. Keputusan
diambil tanpa melibatkan partisipasi para bawahannya dalam proses pengambilan
keputusan.
3) Manajemen terbuka
Atasan banyak menginformasikan keadaan perusahaan kepada bawahannya
sehingga bawahan dalam batas-batas tertentu mengetahui keadaan perusahaan
(organisasi). Manajer mengajak para bawahan berpartisipasi dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi, keputusan terakhir tetap berada di tangan
manajer.
4) Manajemen demokrasi
Pelaksanaan manajemen demokrasi hampir sama dengan manajemen terbuka,
khususnya dalam proses pengambilan keputusan, para anggota/bawahan diajak
dan diikutsertakan memberi saran, pemikiran dan cara pemecahan terhadap
masalah yang dihadapi.

11
b. Pendekatan Utama dalam Teori Manajemen
1) Pra-klasik
Praktik manajerial dan manajer ahli serta perhatiannya terhadap efisiensi dan
efektivitas organisasi sudah ada sebelum Revolusi Industri di Inggris. Dalam
manajemen klasik terdapat hal berikut.
a) Praktik-praktik manajerial telah ada sejak zaman Babilonia, Mesir, Cina,
Romawi, yang terbukti dari hasil-hasil yang dicapai oleh negara-negara tersebut.
b) Ada hierarki organisasi, spesialisasi, konsep staf dan deskripsi kerja.
c) Adanya Revolusi Industri merupakan puncak kejadian dan perubahan
dalam manajemen kerja sama dalam organisasi.
d) Mulai diterapkannya teknik mesin dalam proses produksi dan adanya kerja
sama yang besar dan rumit sehingga memerlukan manajemen yang dapat
mengelola kerja sama dalam organisasi tersebut.
2) Pendekatan klasik (pendekatan tradisional/pendekatan mekanistik)
Cabang utama pendekatan klasik untuk manajemen adalah sebagai berikut.
a) Pendekatan manajemen ilmiah
Tokoh gerakan manajemen ilmiah adalah F.W. Taylor (Bapak gerakan
manajemen ilmiah). Karyanya adalah Principles of Scientific Management.
Pemikirannya adalah teori fisiologi, yaitu pengaturan penggunaan fisik manusia
sebaik-baiknya dalam proses produksi.
b) Pendekatan manajemen administratif
42 43
Tokoh: Henry Fayol; pendekatan manajemen administratif adalah pendekatan
yang berpusat pada prinsip yang dapat digunakan oleh manajer untuk koordinasi
kegiatan dalam organisasi. Pendekatan ini menitikberatkan pada para manajer (top
level theory).
Aspek-aspek pokok yang dibahas dalam manajemen administratif:
1) Aktivitas organisasi, meliputi bidang: (a) kegiatan komersial; (b) kegiatan
finansial; (c) kegiatan pengamanan; (d) akuntansi.
2) Fungsi-fungsi manajemen harus dilaksanakan oleh manajer. Fungsi
pertama mendahului fungsi lain; (fungsi planning fungsi controlling).

12
3) Prinsip-prinsip manajemen Fayol yang terdiri atas empat belas prinsip.
Prinsip-prinsip tersebut bersifat fleksibel dapat disesuaikan dengan kondisi.
Prinsip manajemen Fayol: a) pembagian kerja berdasarkan spesialisasi;
b) adanya wewenang dan tanggung jawab;
c) disiplin. setiap kegiatan dapat berjalan dengan wajar jika tiaptiap pegawai
menaati dan menghormati peraturan organisasi; d) kesatuan perintah. Tiap-tiap
pegawai harus menerima perintah hanya dari satu atasan agar tidak bingung;
e) kesatuan arah. Setiap kegiatan organisasi dengan tujuan yang sama dan
dipimpin oleh seorang manajer;
f) mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi;
g) imbalan atau pemberian upah harus diberikan secara adil dan layak;
h) sentralisasi atau pemusatan. Setiap tanggung jawab akhir pelaksanaan
kegiatan pada akhirnya disentralisasi pada orang yang menduduki posisi puncak;
i) jenjang. Kedudukan orang-orang perlu disusun dalam satu jenjang dari
yang paling tinggi sampai yang paling rendah;
j) keteraturan atau tata tertib: perlu pembuatan jadwal dan aturan jam kerja;
k) keadilan: terhadap semua bawahan, manajer harus berlaku adil, sama,
baik, dan jujur. Dengan cara ini, ia akan membangun loyalitas dan inspirasi
bawahannya;
l) stabilitas masa jabatan: pergantian pegawai yang tinggi dan tidak
diperlukan menunjukkan manajemen yang buruk;
m) prakarsa: memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
memecahkan masalah dalam pekerjaannya;
44
n) semangat korps: membangun kebersamaan dan semangat bersatu antara sesama
anggota organisasi.
4) Pendidikan manajemen melihat bahwa: (a) kemampuan manajerial atau
ketrampilan manajerial penting; (b) perlu pengajaran manajemen melalui
pendidikan formal di sekolahsekolah; (c) perlu adanya teori-teori manajemen.
c. Pendekatan Manajemen Birokrasi
1) Merupakan pendekatan manajemen ideal untuk organisasi.

13
2) Menekankan pada aturan-aturan, hierarki, pembagian kerja yang jelas dan
tuntas, mengikuti prosedur-prosedur, menitikberatkan pada struktur organisasi
secara menyeluruh.
d. Pendekatan Manajemen Perilaku Cabang utama pendekatan ini:
1) pendekatan hubungan manusia. Tokoh: Elton Mayo.Pemikirannya:
Howthorne study; produktivitas bukan disebabkan oleh aspek fisik (lingkungan
kerja, upah, dan lain-lain), melainkan disebabkan oleh saluran reaksi emosional
yang rumit (perhatian pimpinan, supervisor yang simpatik, hubungan baik dengan
teman kerja/atasan, dan sebagainya);
2) pendekatan humanistis, menekankan aspek manusiawi, melengkapi teori
klasik (mekanistik);
3) pendekatan perilaku; menekankan faktor manusia secara manusiawi dan
individual. Tokoh: Abraham Maslow, pemikirannya: a) hierarki kebutuhan
manusia; b) manusia memasuki organisasi untuk memenuhi kebutuhannya
(kebutuhan fisik, mencari teman, harga diri, mendapatkan penghasilan, dan
sebagainya); c) organisasi yang ingin berproduksi memerlukan sumbangan (kerja)
dari tenaga kerja; d) hierarki kebutuhan manusia (A. Maslow): (kebutuhan fisik,
kebutuhan keamanan, kebutuhan afiliasi, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan
aktualisasi diri) Manajer: harus mampu mengintegrasikan, baik kebutuhan
organisasi maupun kebutuhan karyawannya, dan membimbing para pekerja untuk
diarahkan pada tujuan-tujuan organisasi.
45
Tabel 2.2 Perbedaan Pendekatan Mekanistis dan Humanistis menghormati
“pendekatan klasik”, “pendekatan perilaku”, dan “pendekatan kuantitatif”. Para
ahli mengakui bahwa tidak satu

No. Mekanistis Humanistis


1. Pekerja dianggap sebagai manusia rasional. Pekerja dianggap sebagai
manusia sosial.
2. Menekankan pada hubungan formal dan impersonal. Menekankan
hubungan sosial dan interpersonal.

14
3. Motivasi melalui pemenuhan kebutuhan ekonomi. Motivasi melalui
pemenuhan kebutuhan sosial.
4. Produktivitas ditingkatkan melalui perbaikan kondisi fisik. Produktivitas
ditingkatkan melalui perbaikan kondisi sosial.
Sumber: Ulber Silalahi (2002: 112)
e. Pendekatan Kuantitatif
1) Dikembangkan untuk menyelidiki cara teknik-teknik kuantitatif dapat
meningkatkan pembuatan keputusan manajerial.
2) Dasar pendekatan kuantitatif; adanya asumsi bahwa teknik matematik,
statistik dan bantuan informasi dapat digunakan untuk pembuatan keputusan,
pemecahan masalah manajerial dan efektivitas organisasi.
Cabang-cabang utama pendekatan kuantitatif:
1) Manajemen science (berbeda dengan scientific management), yaitu
menggambarkan aplikasi ilmiah dari teknik-teknik matematik dan metode
statistik untuk problem-problem manajemen;
2) manajemen operasi; merupakan perkembangan dari management science
dalam organisasi dengan penggunaan komputer untuk pemrosesan data secara
cepat.
f. Pendekatan Manajemen Kontemporer
Munculnya pendekatan ini disebabkan:
1) pendekatan mekanistis dan pendekatan humanistis belum dapat
menjelaskan efektivitas organisasi karena lebih menekankan pada dimensi internal
organisasi;
2) Ternyata efektivitas organisasi juga ditentukan oleh dimensi eksternal
organisasi.
Pendekatan ini disebut pendekatan kontemporer “atau” pendekatan modern untuk
manajemen. Pendekatan modern pun teori/pendekatan yang berlaku universal
untuk segala situasi karena setiap organisasi selalu berinteraksi dengan
lingkungannya.
Cabang utama pendekatan kontemporer
Pertama; teori sistem. Dasar anggapan teori sistem:

15
1. memandang organisasi sebagai suatu sistem, baik sistem terbuka maupun
tertutup, yaitu bagian-bagian yang saling berhubungan dalam mencapai tujuan
bersama;
2. memandang organisasi sebagai subsistem dari sistem global sehingga
bergantung pada lingkungan sistem tersebut;
3. kesimpulannya: dalam perspektif pendekatan sistem, organisasi dan
kegiatan-kegiatan manajerial dipandang sebagai kesatuan yang terdiri atas bagian-
bagian yang saling berhubungan;
4. kegiatan dari bagian mana pun dalam organisasi memengaruhi kegiatan
dari setiap bagian yang lainnya.
Untuk mempersatukan bagian-bagian organisasi secara keseluruhan atau sebagai
satu kesatuan, manajer harus berkomunikasi dengan para pegawai serta bagian-
bagian lain dan lingkungannya.
Kedua; pendekatan kontingensi; (a) disebut juga pendekatan situasional; (b)
pendekatan ini menekankan bahwa tindakan manajerial yang tepat bergantung
pada universal yang dapat diterapkan dalam segala situasi organisasi (lingkungan
organisasi); (c) satu pendekatan mungkin efektif digunakan dalam mengatasi
masalah pada situasi tertentu, tetapi tidak tepat lagi pada situasi lain. Situasi yang
dimaksud disebut variabel kontingensi.
g. Pendekatan Manajemen Lainnya
Pendekatan Manajemen lainnya adalah: 1) pendekatan berdasarkan kebiasaan;
2) pendekatan berdasarkan kelakuan antarindividu;
3) pendekatan berdasarkan kelakuan kelompok;
4) pendekatan sistem kerja sama sosial;
5) pendekatan sistem sosio teknik;
6) pendekatan teori keputusan;
46 47
7) pendekatan pusat komunikasi;
8) pendekatan matematis; 9) pendekatan situasional;
10) pendekatan sumber daya manusia; 11) pendekatan kombinasi.
B. Manajer dan Manajemen

16
1. Pengertian Manajemen dan Manajer
a. Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.

b. Manajer adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab atas


bawahan, serta pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai
tujuan.

2. Berdasarkan Sebutan

a. Eksekutif adalah bagian perencanaan jangka panjang dan berorientasi


pada kesejahteraan perusahaan.

b. Manajer adalah Seseorang yang bertindak sebagai perencana,


pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali terhadap orang dan
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan

c. Supervisor adalah  seseorang yang diberikan tugas dalam sebuah


organisasi perusahaan dimana mempunyai kekuasaan untuk mengeluarkan
perintah kepada rekan kerja bawahannya.

3. Berdasarkan Posisi
a. Top Management (manajemen puncak) dikenal pula dengan
istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi
perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan.
Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief
Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
b. Middle Management (manajemen menengah) mencakup semua
manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen
puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang
termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin
proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

17
c. First line management (manajemen hierarki) merupakan manajemen
tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi
karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka
sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer
kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).

4. Berdasarkan Tingkatan

1. Manajemen Tingkat Tinggi


Menghabiskan banyak waktu untuk perencanaan dan penentuan tujuan.
2. Manajemen Tingkat Madya
Menterjemahkan tujuan-tujuan ini menjadi proyek-proyek khusus untuk
para bawahan.
3. Manajemen Tingkat Bawah
Lebih banyak mengeluarkan waktunya untuk mengarahkan dan mengawasi
tugas-tugas dalam proyek tersebut.
5. Karakteristik Jabatan Manager

1. Manager bekerja dibawah tekanan terus menerus dalam berbagai macam


tugas.

2. Manager sangat menyukai alat komunikasi lisan.

3. Manajemen nampaknya masih lebih bersifat seni daripada ilmiah atau


profesional.

Jadi secara ringkas dapat dikatakkan bahwa para manager bekerja dibawah
tekanan, selalu memacu untuk mengejar batas waktu dan kuota baru. Mereka
lebih menyukai tindakan cepat, melompat dri aktifitas ke aktifitas,
menanggapi kebutuhan pada saat itu.

6. Peran Manajer

18
Yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan orang dan
kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran
sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.

Yang kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai


pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.

Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai


seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan
perunding. secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah
berinteraksi dengan orang lain

7. Keterampilan Manajer

a. Keterampilan Konseptual (Conceptional Skill)

Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk


membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan
atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu
rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses
penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang konkret itu biasanya
disebut sebagai proses perencanaan atau planning. 

b. Keterampilan Berhubungan dengan Orang Lain (Humanity Skill)


Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang
lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang
persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang
dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan
kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian
mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi
diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun
bawah.

19
c. Keterampilan Teknis (Technical Skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada
tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan
untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan
program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan
lain-lain.
d. Keterampilan Manajemen Waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer
untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana waktu yang
mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya
berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
e. Keterampilan Membuat Keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan
cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan
adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok
manajer atas (top manager). manajer harus mengimplementasikan
alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar
tetap berada di jalur yang benar.

C. Perkembangan Pemikiran Manajemen


1. Pra Klasik

Pada zaman dahulu kala, yang dikelompokkan sebagai zaman pra revolusi
Industri sudah mulai mengenal praktek-praktek manajemen. Pembangunan situs-
situs seperti di Cina, Mesir, Persia, Babilionia, Sumeria, dan beberapa negara-
negara lainnya yang kita kenal sebagai keajiban dunia dibangun tentu menerapkan
yang namanya prinsip-prisip manajemen. Di Mesir ada namanya piramida
raksasa, di Cina ada Tembok Cina, di Suria ada pembuatan tembok kota. Di
Indonesia ada berdiri dengan kokoh Candi Borobudur, yang terletak di 4 km dari
kota Yogyakarta. Candi Borobudur dibangun sekitar 800 tahun masehi oleh para
penganut agama Budha. Aspek-aspek yang berkenaan dengan manajemen adalah

20
siapakah yang membangun candi tersebut? Siapa dan bagaimana masing-masing
pekerja mengkoordinir dan bekerja sama mulai dari pengadaan bahan baku,
mencampur dan menata batu-batu tersebut sehingga dapat berdiri kokoh. Tentu
pada zaman dahulu telah di terapkan prinsip-prinsip manajemen walaupun
sederhana sehingga dikategorikan sebaga zaman pra manajemen ilmiah.

Manajemen sejarah atau zaman pra ilmiah merupakan cikal bakal


berkembangnya ilmu manajemen, kemudian pada abad pertangahan juga banyak
ditemukan pemikiran-pemikiran yang diduga merupakan konstributor-
konstributor yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan ini mulai tumbuh setelah terjadi perang dunia ke dua


dipertengan tahun 90-an. Banyaknya penggunaan teknik kuantitatif untuk
memecahkan persoalan-persoalan militer diadopsi juga ke dalam organisasi
moderen saat itu. Pendekatan kuantitatif dikenal juga sebagai pendekatan riset
atau pendekatan operasional.

Pendekatan kuantitatif memiliki ciri dimana pendekatan manajemen


dilandasi dengan penerapan model-model statistik dan matematika, model
optimasi, simulasi komputer terhadap aktifitas manajemen. Programan linear
misalnya adalah teknik yang dapat digunakan para manajer untuk memperbaiki
suatu keputusan pengalokasian sumber daya yang dimiliknya. Selain itu
pendekatan kuantitatis juga berpengaruh terhadap aspek perencanaan dan
pengendalian. Contoh lainya adalah ketika manajer membuat penganggaran,
penjadwalan, pengendalian mutu, dan keputusan serupa, yang dilakukan secara
kuantitatis. Apalagi di zaman komputerisasi saat ini penggunan metode kuantitatif
makin banyak diterapkan dalam kegiatan manajemen dan bisnis moderen.

Perusahan seperti Du Pont dan General Electric (GE) adalah perusahaan


yang awal-awal menerapkan pendekatan ini kedalam proses bisnisnya. Hal-hal

21
yang dilakukan adalah penentuan jumlah pekerja, penentuan lokasi perusahaan,
hingga peraturan pergudangan dan persediaan.

Tokoh yang terkenal antara lain Robert Mc Namara yang dikenal sebagai
President dari Ford dan beberapa pejabat bank dunia seperti Charles Thirnton dan
beberapa orang yang bekerja diperusahaan besar lainnya yang tidak dikenal
banyak oleh para masyarakat disebabkan begitu banyaknya dan juga dianggap
penemuan mereka bukan sesuatu hal yang baru lagi.

Pendekatan kuantitatif memberikan sumbangan penting terutama dalam


perencanaan dan pengendalian. Model-model yang dikembangkan sangat sesuai
untuk fungsi tersebut. Sebagai contoh lainnya, model CPM (Critical Path
Method) bermanfaat untuk perencanaan dan pengendalian proyek. Pendekatan
tersebut juga membantu memahami persoalan manajemen yang kompleks.
Penggunaan model matematika membantu persoalan yang kompleks dapat
disederhanakan menjadi sebuah model. Meskipun nampaknya model matematika
dengan formula-formula yang sulit dimengerti sangat kompleks, tetapi model
tersebut bermaksud menyederhanakan dunia nyata yang sangat kompleks ini.
Dengan model matematika, faktor-faktor yang penting dapat dilihat dan diberi
perhatian ekstra.

Dalam dunia manajemen saat ini kita mengenal Six Sigma yang diterapkan
perusahaan Mottorolla pada akhir tahun 90-an yang mengadopsi model statistika
untuk meningkatkan produktifitas dan mutu produk perusahaan terhadap barang-
barang cacat.

Namun pendekatan kuantitatif ini memiliki keterbatasan, khususnya


dikaitkan mengenai masalah perilaku manusia dalam organisasi yang kadang sulit
dipahami dan tidak bisa dikuantitatifkan. Para ahli manajemen berikutnya banyak
yang mengkritik bahwa manajer tidak harus fokus pada perhitungan, manajer
harus kembali kemakna dari pada ukuran-ukuran itu sendiri dalam menjalankan
aktifitas manajerial.

3. Pendekatan Perilaku

22
Para manajer (praktisi) dan ilmuwan bekerja sama untuk terus menerus
mengembangkan pengetahuan dibidang manajemen melalui serangkain riset dan
diskusi secara terus menerus. Sebagaimana titik tolak manajemen yang
menekankan aspek perilaku manusia dalam organisasi atau dikenal dengan
manajemen sumber daya manusia, maka aspek perilaku manusia dan organisasi
menjadi sorotan utama. Sehingga pendekatan kuantitatif sering juga dinamakaan
pendekatan hubungan manusia dan membahas aspek perilaku manusia dalam
organisasi.

Pendukung-pendukung Awal

Meskipun dari uraian awal dipaparkan tentang manajemen yakni tahun 1800-
1900-an yang menyadari pentingnya faktor manusia bagi keberhasilan organisasi,
ada empat orang yang menonjol sebagai pendukung awal. Mereka itu adalah
Robert Owen, Hugo Musterberg, Mary Parker Foller, dan Chester Bernard.
Mereka berasumsi sama bahwa manusia atau orang merupakan aset organisasi
yang paling penting harus dikelola secara tepat. Ide-ide mereka menjadi landasan
praktek manajemn seperti prosedur seleksi karyawan, program motivasi
karyawan, time kerja karyawan dan teknik manajemen lingkunan eksternal.

Aliran perilaku muncul karena dalam pendekatan klasik, efisiensi produksi


dan keserasian kerja tidak dapat dicapai. Para manajer masih menghadapi
kesulitan dan frustasi karena karyawan tidak selalu mengikuti pola-pola perilaku
yang rasional. Oleh karena itu dicari upaya untuk membantu manajer mengatasi
masalah organisasi melalui sisi perilaku karyawan.

Aliran perilaku memandang organisasi pada hakikatnya adalah manusia


(human). Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena tidak
mewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dan keharmonisan di tempat kerja.
Manusia dalam organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan tingkah

23
lakukanya, karena sering juga tidak rasional. Karena itu para manajer perlu
dibantu dalam menghadapi manusia, antara lain dengan sosiologi dan psikologi.

4. Kontemporer

Dalam persfektif yang ditawarkan diatas dimana pendekatan terakhir


adalah pendekatan perilaku, namun hingga saat ini perkembangan ilmu
manajemen masih terus berkembang. Walauun belum banyak literatur yang
terbaru lagi tapi setelah pendakatan perilaku, ada dua pendekatan lagi yang
mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen saat ini. Kedua pendekatan itu
adalah pendekatan sistem dan pendekatan kontingensi.

Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem dibentuk dengan mengacu pada konsep sistem itu sendiri.
Sistem yang didefiniskan sebagai satu kesatuan elemen-elemen dalam organisasi
yang memiliki fungsi-fungsinya masing-masing , terintegrasi satu sama lain
sevara menyeluruh dan melalui sebuh proses diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu.

Pendekatan sistem pada dasarnya berupaya mewujudkan tujuan organisasi berupa


output yang bermanfaat bagi lingkungan dengan melakukan proses transformasi
dari faktor-faktor input yang diperoleh dari lingkungan. Pandangan sistem
memiliki konsep dasar sebagai berikut; sistem (system), masukan (input), proses
transformasi, keluaran (output), umpan balik (feed back). Sistem merupakan suatu
hubungan dari bagina-bagian yang saling berhubungan atau saling tergantung satu
sama lain. Komponen dari input antara lain; sumber daya manusia, bahan bakui,
informasi, modal (uang), kemudian komponen proses transformasi yang dimaksud
adalah sistem administrasi, sistem operasi, teknologi dan sistem kontrol.
Sedangkan hasil akhir berupa output yakni barang atau jasa, output informasi,
maupun perilaku pekerja. Diharapkan lingkungan akan memberi umpan balik atau
tanggapan apa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan permintaan
atau keinginan mereka.

24
Peraga 3.2. Perspektif sistem dalam manajemen

INPUT Proses Transformasi OUTPUT

SDM, bahan System operasi, Produk/jasa;


baku,finansial, administrasi, TI, Perilaku,
informasi pengendalian pekerja
informasi

Feed back

Pendekatan sistem pada dasarnya berupaya mewujudkan tujuan organisasi berupa


output yang bermanfaat bagi lingkungan dengan melakukan proses transformasi
dari faktor-faktor input yang diperoleh dari lingkungan. Pandangan sistem
memiliki konsep dasar sebagai berikut; sistem (system), masukan (input), proses
transformasi, keluaran (output), umpan balik (feed back). Sistem merupakan suatu
hubungan dari bagina-bagian yang saling berhubungan atau saling tergantung satu
sama lain. Komponen dari input antara lain; sumber daya manusia, bahan bakui,
informasi, modal (uang), kemudian komponen proses transformasi yang dimaksud
adalah sistem administrasi, sistem operasi, teknologi dan sistem kontrol.
Sedangkan hasil akhir berupa output yakni barang atau jasa, output informasi,
maupun perilaku pekerja. Diharapkan lingkungan akan memberi umpan balik atau
tanggapan apa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan permintaan
atau keinginan mereka.

James Stoner menyatakan dengan mengunakan pendekatan sistem,


manjaer diberikan pemahaman untuk memandang organisasi sebagai keseluruhan
dan bahkan sebagai bagian dari lingkungan sebagai sistem global. Pendekatan
sistem memberitahukan kepada manajer dalam mengelola kegiatan

25
keorganisasian, bagian manapun dari sebuah organisasi mempengaruhi kegiatan
dari tiap bagian yang lain dan bahkan ada saling pengaruh antara organisasi
dengan lingkungannya. Dengan perspektif sistem manajer, dapat lebih mudah
mempertahankan keseimbangan antara variabel-variabel dan hubungannya dnegan
variabel-variabel eksternal, keseimbangan kebeutuhan dan tujuan antara bagian-
bagian organisasi dengan kebutuhan dan tujuan organisasi sebagai keseluruhan.

D. Lingkungan Manajerial

Lingkungan manajerial adalah lingkungan internal dan eksternal yang


mampu mempengaruhi kinerja manajer dalam organisasi. Pemikiran manajemen
yang paling mutakhir seperti Manajemen Kontijensi dan Manajemen Kualitas
menghendaki difokuskannya kinerja manajer pada aspek lingkungan yang selalu
berubah dan orientasi pada kepuasan pelanggan.

Lingkungan seorang manajer terdiri atas faktor-faktor yang selalu berubah


secara konstan (tetap). Faktor tersebut dapat berlangsung di lingkup internal juga
eksternal organisasi. Misalnya, jika perusahaan pesaing baru muncul di pasar,
otomatis ia akan mempengaruhi lingkungan manajerial. Jika klien bisnis
memindahkan lokasi usaha mereka, manajer akan merasakan dampaknya. Jika
kemajuan teknologi terjadi, metode bisnis berubah, dan sekali lagi, lingkungan
manajerial harus mengadaptasinya.

Manajer tidak dapat mengontrol lingkungannya. Namun, manajer dapat


mewaspadai setiap perubahan yang terjadi. Ini akibat setiap perubahan berefek
langsung pada pembuatan keputusan dan tindakan mereka sehari-hari. Misalnya,
dalam bisnis penerbangan Indonesia banyak bermunculan perusahaan transportasi
baru semisal Batavia, Sriwijaya, Lion, atau AdamAir. Dengan demikian, harga
tiket penuh dengan persaingan. Harga bisa senantiasa berubah dan konsumen
cenderung mencari tiket murah, pelayanan baik, dan safety tinggi. Manajer di
setiap perusahaan penerbangan harus mewaspadai naik-turunnya tiket serta
teknologi-teknologi baru yang diterapkan oleh perusahaan saingan. Ini belum

26
ditambah regulasi pemerintah yang kerap berubah-ubah misalnya tentang standar
keselamatan, standar teknologi, dan harga bahan bakar.

Agar lebih mudah dalam memahami lingkungan manajerial internal dan


eksternal ini, baiklah akan dimuat bagan Lingkungan Organisasi dari Richard L.
Daft dan Dorothy Marcic berikut:

Bagan Daft dan Marcic di atas membedakan dua lingkungan yang berpengaruh
terhadap manajerial. Pertama lingkungan luar (eksternal) dan kedua lingkungan
internal.

1. Lingkungan internal terdiri atas: Karyawan, Budaya Organisasi, dan


2. Manajemen. Lingkungan eksternal terdiri atas 2 kategori yaitu
3. Lingkungan Tugas dan Lingkungan Umum. Lingkungan Tugas (Task
Environment) terdiri atas Customer (pelanggan), Kompetitor, Supplier
(penyedia bahan produksi), dan Pasar Tenaga Kerja. Lingkungan Umum
(General Environment) terdiri atas Teknologi, Sosiokultural, Ekonomi,
4. Legal/Politik, dan Internasional.

Lingkungan Tugas (task environment) adalah lapisan lingkungan luar yang paling
dekat dengan organisasi. Ia termasuk sektor-sektor yang melakukan transaksi
harian dengan organisasi dan punya pengaruh langsung pada kinerja dan operasi
sehari-hari perusahaan. Termasuk ke dalam lingkungan ini adalah kompetitor,
supplier, pelanggan (customer), dan pasar tenaga kerja.

Lingkungan internal terdiri atas elemen-elemen dalam batasan organisasi. Ia


terdiri atas pekerja, manajemen, serta budaya organisasi yang menentukan
perilaku para pekerja dalam beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya.

Lingkungan Eksternal

27
Lingkungan eksternal adalah elemen di luar batas organisasi yang punya
potensi mempengaruhi perilaku organisasi dan manajerialnya. Lingkungan ini
terdiri atas 2 lapisan yaitu: (1) Lingkungan Umum atau General Environment dan
(2) Lingkungan Tugas atau Task Environment.

Lingkungan Umum (General Environment)

Lingkungan Umum adalah lapis terluar lingkungan eksternal yang tidak


langsung berpengaruh terhadap organisasi dan manajemen. Termasuk ke
dalamnya faktor sosiokultural, ekonomi, sosiokultural, teknologi.

Faktor-faktor tersebut tidak secara langsung berpengaruh atas operasi


sehari-hari organisasi, tetapi mereka dapat mempengaruhi seluruh organisasi yang
ada di suatu wilayah (negara). Misalnya, makin tinggi tingkat pendidikan orang
tua, membuat mereka punya uang lebih untuk anak-anaknya, dan salah satunya
permintaan mainan anak meningkat. Situasi ini dieksploitasi perusahaan mainan.

Internasional. Dimensi internasional merepresentasikan peristiwa-


peristiwa yang berasal dari negara lain dan mempengaruhi organisasi di suatu
negara. Di era globalisasi, dimensi internasional dapat memunculkan kompetitor
baru, pelanggan baru, supplier baru, serta membentuk trend sosial, teknologi, dan
ekonomi.

Saat ini, setiap perusahaan dan organisasi harus berkompetisi dalam skala
global. Misalnya, mobil berharga murah dan berkualitas tinggi dari Jepang dan
Korea telah mengubah industri mobil Amerika Serikat secara permanen. Laptop-
laptop murah produk Cina, India, dan Taiwan membanjiri pasar dunia, membuat
produsen-produsen laptop Jepang dan Amerika Serikat mengatur ulang strategi
mereka. Kebab Turki muncul sebagai pesaing baru bisnis MacDonald dan KFC di
negara-negara mayoritas Muslim.

Hal yang paling dramatis dari Dimensi Internasional ini adalah gejala
perpindahan kekuatan ekonomi ke tangan India dan Cina. Secara bersama, kedua

28
negara ini punya populasi, otak manusia, dan dinamika bisnis kreatif yang mampu
mengubah ekonomi global di abad 21.

Dalam konteks Dimensi Internasional ini, seorang manajer sudah bukan


lagi harus mengetahui aspek hukum dan politik di negaranya sendiri. Ia juga harus
mempelajari hukum dan politik yang berlaku di negara lain, termasuk
sosiokultural, ekonomi, legal/politik, dan teknologinya. Ini dibuktikan adanya
kenyataan banyaknya kegiatan ekspor-impor antar negara dan pertukaran tenaga
kerja antar negara, termasuk kegiatan-kegiatan pengembangan sumber daya
manusianya seperti mengirim karyawan untuk sekolah atau mengikuti pelatihan
kerja di negara lain.

Sosiokultural. Ia adalah karakteristik demografi (kependudukan) seperti


norma, kebiasaan, dan nilai umum yang berlaku di suatu populasi. Karakteristik
terpenting adalah kepadatan populasi, usia, dan tingkat pendidikan. Karakterik
demografi saat ini menentukan tenaga kerja dan konsumen di masa mendatang.

Ekonomi. Dimensi ekonomi mencerminkan kesehatan ekonomi suatu


negara atau wilayah secara umum. Daya beli masyarakat, tingkat pengangguran,
dan tingkat suku bunga, adalah bagian dari dimensi ekonomi ini. Oleh karena
organisasi masa kini cenderung beroperasi di lingkup global, maka dimensi
ekonomi semakin membuat rumit dan banyak menimbulkan ketidakpastian di
kalangan manajer. Misalnya, resesi ekonomi tahun 2000-an dan turunnya daya
beli di Amerika Serikat berakibat pada sektor ekonomi dan mempengaruhi
organisasi-organisasi di seluruh dunia. Sebaliknya, resesi ekonomi di Asia dan
Eropa berefek pada bursa saham di Amerika Serikat.

Legal-Politik. Dimensi ini termasuk peraturan pemerintah di tingkat lokal,


provinsi dan pusat. Kegiatan politik kerap pula didesain untuk mempengaruhi
perilaku perusahaan. Indonesia sudah menerapkan UU No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, yang secara eksplisit telah mengatur hak dan kewajiban

29
pengusaha dan pekerja. Apapun perusahaan yang beroperasi di Indonesia terkena
ketentuan dalam UU tersebut.

Lingkungan Tugas (Task Environment)

Lingkungan tugas terdiri atas sektor-sektor yang punya hubungan


langsung atas organisasi. Ini termasuk customer, kompetitor, supplier, dan pasar
tenaga kerja.

Customer. Manusia dan organisasi penikmat hasil produksi organisasi


dinamakan customer. Sebagai penikmat (dan pembayar) output organisasi,
customer adalah penting sebab mereka menentukan keberhasilan organisasi
membiayai kehidupan anggotanya. Pasien adalah customer rumah sakit, siswa
adalah customer sekolah, dan traveller adalah customer perusahaan penerbangan.

Kini banyak perusahaan mengiklankan diri lewat layanan internet lewat


blog-blog gratis seperti www.blogspot.com atau www.wordpress.com atau
jejaring sosial seperti www.twitter.com atau www.facebook.com. Pengguna
umumnya kaum muda, pengakses internet, dan situs-situs tersebut digunakan para
pemasar untuk menggaet kalangan muda membeli produk atau jasa mereka.

Customer saat ini semakin kuat kedudukannya akibat Internet, yang bisa
memunculkan ancaman ataupun kesempatan bagi manajer organisasi. Kini
customer dapat langsung mempengaruhi reputasi dan penjualan organisasi,
misalnya lewat situs walmartsucks.com, di mana mereka mengkritis Wal-Mart.
Atau, pkswatch.org, situs yang mengkritisi perilaku politik elit Partai Keadilan
Sejahtera.

Kompetitor. Organisasi lain dalam industri barang atau jasa yang sama
disebut kompetitor. Setiap industri dikarakteristikkan oleh isu-isu persaingan
tertentu. Industri rekaman berbeda dengan industri baja atau farmasi. Perang
kompetisi kini banyak terjadi di seluruh dunia. Dalam dunia teknologi informasi,
Amazon memiliki rival eBay dalam bisnis eCommerce, Intel versus AMD dalam

30
teknologi mikroprosesor, atau Sony versus Microsoft dalam bisnis piranti games
(xbox vs. PlayStation). Di Indonesia, MetroTV dan TVOne “berperang” dalam
bisnis televisi pemberitaan.

Supplier. Bahan mentah yang digunakan suatu organisasi guna


memproduksi output disediakan oleh supplier. Pabrik baja butuh bijih besi dan
uang. Perguruan tinggi swasta kecil mungkin butuh puluhan rim kertas, spidol,
komputer, dan textbook. Amerika Serikat butuh pasokan minyak mentah tertinggi
di dunia yaitu 18,7 juta barrel per hari. Untuk itu, mereka menutupinya dengan
mengimpor 9 – 12 juta barrel per hari dari negara lain. Pasokan tersebut datang
dari (berturut-turut) : Kanada sebesar 1,938 juta barrel/hari, Meksiko sebesar
1,096 juta barrel/hari, Arab Saudi sebesar 989 ribu barrel/hari, Venezuela sebesar
965 ribu barrel/hari, Nigeria 771 ribu barrel/hari, Angola sebesar 449 ribu
barrel/hari, dan Iraq sebesar 448 ribu barrel/hari.

Pasar Tenaga Kerja. Dimensi ini adalah termasuk mereka-mereka yang


potensial untuk direkrut menjadi tenaga kerja. Setiap organisasi butuh personil
terlatih dan berkualitas. Serikat kerja dan asosiasi profesi, merupakan dua
organisasi tenaga kerja yang mampu mempengaruhi pasar kerja setiap organisasi.

Kini pasar tenaga kerja mampu mempengaruhi organisasi akibat dua hal :
(1) meningkatnya permintaan tenaga kerja yang menguasai komputer; (2)
pandangan penting bahwa investasi terus-menerus dalam sumber daya manusia
lewat rekrutmen, pendidikan, dan pelatihan untuk memenuhi tuntutan persaingan
di lingkup global; dan (3) dampak munculnya blok-blok dagang internasional,
otomatisasi, outsourcing, dan perpindahan lokasi pabrik atau produksi, yang
membuat kelangkaan tenaga kerja di satu negara dan kelebihan di tempat lain.

31
Lingkungan Internal

Lingkungan internal berasal dari dalam organisasi dan dimensinya


langsung mempengaruhi kerja seorang manajer. Termasuk ke dalam dimensi ini
budaya organisasi, teknologi produksi, struktur organisasi, dan fasilitas fisik.

Budaya Organisasi. Budaya organisasi adalah seperangkat nilai,


keyakinan, pemahaman, dan norma yang diterapkan oleh anggota organisasi.
Budaya organisasi adalah pola nilai dan asumsi bersama tentang bagaimana segala
sesuai dijalankan di dalam organisasi.

Budaya organisasi menempati posisi vital dalam keuntungan kompetitif


organisasi.Budaya organisasi harus cocok dengan kebutuhan lingkungan eksternal
dan strategi perusahaan. Dengan kecocokan ini pekerja dapat membangun
komitmen tinggi dan menghasilkan pekerjaan organisasi dalam kinerja tinggi dan
sukar dikalahkan organisasi lain. Setiap anggota baru yang masuk ke dalam
organisasi dapat mempelajari budaya organisasi sebagai cara paling tepat dalam
menafsir, berpikir, dan merasa organisasi tersebut.

Budaya organisasi dapat dikaji lewat 3 tingkatan, di mana makin ke bawah


makin sulit diamati, perhatikan bagan Daft and Marcic di bawah ini:

Tingkat teratas (1), artifak, mudah dilihat, didengar, dan diamati. Ia


termasuk cara berpakaian, pola perilaku, simbol fisik, upacara organisasi, dan
layout tempat kerja.

Di tingkat yang lebih dalam (2), terdapat nilai dan keyakinan, yang tidak
mudah diamati tetapi dapat dideteksi lewat bagaimana anggota organisasi
menjelaskan dan membenarkan apa yang mereka lakukan. Anggota organisasi
memegang nilai dan keyakinan ini dalam alam sadar mereka. Nilai dan keyakinan
bisa dideteksi lewat cerita organisasi, bahasa, dan simbol-simbol organisasi yang
digunakan anggota organisasi.

32
Di tingkat terdalam (3), terdapat asumsi, sesuatu yang tidak lagi berada di
alam sadar anggota organisasi tetapi terjelma di dalam perilau. Asumsi ini sulit
dideteksi karena ia merupakan esensi dari budaya organisasi yang secara tidak
disadari mengarahkan perilaku dan pembuatan keputusan di dalam organisasi.

Sejumlah perusahaan mungkin berasumsi bahwa pada dasarnya pekerja


adalah malas dan mengeluhkan pekerjaan, sebab itu pekerja selalu diawasi dan
diberikan sedikit kebebasan sementara antar rekan kerja berkembang suasana
curiga. Perusahaan lain mungkin berasumsi pekerja sebenarnya ingin yang
terbaik. Di organisasi jenis ini, pekerja diberikan kebebasan dan tanggung jawab
yang lebih besar sementara antar rekan kerja berkembang suasana saling percaya.

Kendati sulit, nilai-nilai dasar yang mencirikan budaya organisasi dapat


dideteksi lewat simbol, cerita, teladan, slogan, dan upacara organisasi. Penjelasan
adalah sebagai berikut:

1. Simbol. Simbol adalah obyek, tindakan, atau peristiwa yang memiliki


makna bagi orang lain. Misalnya, bangunan di mana organisasi berdiri
dapat bersifat simbolik. Bentuk atap, bentuk lobby, bentuk sekat,
mencerminkan budaya yang berkembang di dalam organisasi.
2. Hikayat. Hikayat adalah cerita nyata yang kerap diulang dan disebarkan
kepada para pekerja. Hikayat diceritakan pada pekerja baru untuk
mempertahankan nilai-nilai utama yang ada. Misalnya, cerita rekor
penjualan yang dilakukan pada periode tertentu, keberhasilan perusahaan
memenangkan suatu penghargaan, dan sebagainya.
3. Teladan. Teladan adalah figur pekerja yang menjadi contoh bagi tindakan,
karakter, dan model pekerja yang dianggap paling mencerminkan budaya
organisasi. Teladan adalah model pekerja yang harus diikuti pekerja
lainnya. Teladan ini bisa bersifat nyata dan bisa pula rekaan.
4. Slogan. Slogan adalah kalimat yang mengekspresikan nilai suatu
perusahaan atau organisasi. Misalnya Nokia berslogan “connecting
people”, Toshiba “tiada duanya”, Suzuki “inovasi tiada henti”, Gudang

33
Garam Filter “pria punya selera”, “Bhinneka Tunggal Ika” dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau “E Pluribus Unum” dari United States
of America.
5. Upacara. Upacara adalah aktivitas terencana untuk memperingati peristiwa
tertentu. Manajer memanfaatkan upacara untuk memberi contoh dramatis
tentang nilai perusahaan atau organisasi. Upacara juga bertindak selalu
penguatan atas nilai, memperkuat ikatan antarpekerja.
6. Manajemen. Manajemen adalah proses penggunaan sumberdaya organisasi
guna mencapai tujuan organisasi melalui fungsi-fungsi planning,
organizing and staffing, leading, dan controlling.
7. Pekerja. Pekerja adalah anggota organisasi yang sehari-hari menjalankan
roda organisasi. Tanpa mereka, organisasi mustahil ada. Pekerja adalah
human capital untuk organisasi. Organisasi menanamkan saham pada
pekerja dalam konteks training, pengalaman, penilaian, intelijensi,
hubungan, dan pandangan.

E. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan


1. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan


menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa
perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada
beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan
tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang
akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.

Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh


banyak ahli, diantaranya adalah :

1) G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah


sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih
alternatif yang mungkin.

34
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan
pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara
sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara
bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan
tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya,
petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis
terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang
matang atas alternatif dan tindakan.

2. Fase Pengambilan Keputusan


a. Aktivitas intelegensia ; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang
mengharuskan keputusan dipilih atau tidak.
b. Aktifitas desain ; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas
intelegensia untuk mencapai tujuan.

Aktifitas desain meliputi :

- menemukan cara-cara/metode

- mengembangkan metode

- menganalisa tindakan yang dilakukan

c. Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam


pengambilan keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang
telah ditetapkan.

Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan


keputusan adalah :

a. Mengidentifikasi masalah utama

35
b. Menyusun alternatif

c. Menganalisis alternatif

d. Mengambil keputusan yang terbaik

3. Teknik Pengambilan Keputusan


a. Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam
analisa dan pemecahan persoalan.
b. Linier Programming ; Riset dengan rumus matematis.
c. Gaming War Game ; Teori penentuan strategi.
d. Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional
atas hal-hal tidak normal.
4. Proses Pengambilan Keputusan

Menurut G. R. Terry :

1. Merumuskan problem yang dihadapi

2. Menganalisa problem tersebut

3. Menetapkan sejumlah alternatif

4. Mengevaluasi alternatif

5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan

Menurut Peter Drucer :

a. Menetapkan masalah

b. Manganalisa masalah

c. Mengembangkan alternatif

d. Mengambil keputusan yang tepat

e. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

36
5. Bentuk bentuk pengembilan keputusan (decision  making)

Pengambilan keputusan merupakan bagian terpenting  dari manajer , yang


dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan
yang akan dicapai, sumber daya yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan,
siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan yang diserahkannya dll,

Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang di program atau tidak, bisa
juga di bedakan antara keputusan yang dibuat antara kondisi kepastian , resiko
dan ketidak pastian.

Keputusan terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan


atau prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. contoh: penetapan
gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang
kepegawaian dan sebagainya.

Keputusan tidak terprogram yaitu keputusan yang dibuat karena terjadinya


masalah masalah khusus atau tidak biasanya.contoh: pengalokasian sumber
daya - sumber daya organisasi,penjualan yang merosot tajam, pemakaian
teknologi yang termodern,dan lain sebagainya.

Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam


pembuatan keputusan yang terprogram dan tidak terprogram.

F. Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkomunikasian dan Pengengendalian


Fungsi manajemen merupakan elemen-elemen dasar yang selalu melekat
dalam proses manajemen dan dijadikanacuan manajer dalam melaksanakan
kegiatan tersebut. Fungsi manajemen yang paling mendasar adalah
perencanaan(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan(actuating),
dan pengawasan (controlling).
Di bawah inidijelaskan fungsi manajemen sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan serangkaian proses pemilihan/penetapan tujuan
organisasi dan penentuan berbagai strategiyang dibutuhkan untuk mencapai

37
tujuan. T. Hani Handokomengemukakan 4 tahap yang harus dilalui dalam
proses perencanaan yaitu:
1) Menetapkan Serangkaian Tujuan
Perencanaan dimulai dengan keputusan tentangkeinginan kebutuhan
organisasi/kelompok kerja.
2) Merumuskan Keadaan Saat Ini
Dengan menganalisis keadaan sekarang secara baik, makadapat
diperkirakan keadaan di masa yang akan datang.
3) Mengidentifikasi Kemudahan dan Hambatan
Dalam mengidentifikasi kemudahan dan hambatan dapatdipakai metode
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Treats).Kemudahan,
hambatan, kekuatan, dan kelemahan dariorganisasi perlu diidentifikasi
untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.
4) Mengembangkan Rencana untuk Pencapaian Tujuan
Tahap terakhir dari proses perencanaan diperlukanberbagai penilaian
alternatif dan pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan terbaik di
antara berbagai alternative yang ada. Bagi sebuah organisasi, perencanaan
sangat diperlukan,karena tanpa perencanaan yang baik, kegiatan organisasi
tidak akan berjalan dengan baik. Perencanaan yang baik akanmemberikan
manfaat, antara lain sebagai berikut.
a. dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
b. dapat menjamin tercapainya tujuan organisasi
c. dapat mengurangi resiko yang mungkin terjadi di masayang akan
datang, dan
d. mudah dalam melakukan pengawasan.

b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan rangkaian aktivitas pembagian tugas yang akan
dikerjakan, serta pengembangan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan,
agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
Fungsi pengorganisasian meliputi:

38
1) perumusan tujuan secara jelas,
2) pembagian tugas pekerjaan,
3) mendelegasikan wewenang, dan
4) mengandung mekanisme koordinasi.

c. Pengkomunikasian
Komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide,
dan gagasan, dari satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya aktivitas komunikasi
ini dilakukan secara verbal atau lisan sehingga memudahkan kedua belah pihak
untuk saling mengerti. Secara harafiah, definisi komunikasi adalah interaksi
antara dua orang atau lebih untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi.
Komunikasi secara umum bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada
orang lain.
Komunikasi Dalam Organisasi (Organization Communications) adalah proses
dimana pembicara memberikan informasi secara sistematis dan memindahkan
pengertian kepada orang-orang di dalam organisasi dan juga kepada orang-
orang dan lembaga-lembaga di luar organisasi namun masih terkait dengan
organisasi tersebut.

e. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian merupakan serangkaian pengawasan agarpekerjaan berjalan
sesuai dengan rencana yang telahditetapkan.
Ada beberapa langkah dalam proses pengendalian yaitu:
1)   menetapkan standar dan metode untuk mengukurprestasi;
2)   mengukur prestasi kerja;
3)   membandingkan apakah prestasi kerja sudah sesuaidengan standar yang
telah ditentukan; dan
4)   pengambilan tindakan koreksi atau perbaikan.

39
G. Pengadaan Sumber Daya
Pengadaan sumber daya manusia adalah suatu proses kegiatan mengisi
formasi  lowongan, mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran,
penyaringan sampai dengan pengangkatan dan penempatan.
Pengadaan sumberdaya merupakan salah satu upaya dari pemanfaatan. Jadi
pengadaan disini adalah upaya penemuan calon dari dalam organisasi maupun
dari luar untuk mengisi jabatan yang memerlukan SDM yang berkualitas.
Kualitas dan kuantitas para tenaga kerja juga harus disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan juga efisien.
Penempatan tenaga kerja juga harus tepat sesuai dengan kemampuan &
ketrampilan yang dimilikinya. Sehingga gairah kerja dan kedisplinannya akan
lebih baik dan efektif guna menunjang terwujudnya tujuan organisasi/perusahaan.

Tahap Pengadaan sumber daya manusia :


1. Perencanaan tenaga kerja.
Merupakan suatu proses penentuan kebutuhan tenaga kerja dan cara
memenuhinya baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
2. Perekrutan tenaga kerja/recruitment
Berdasarkan pada  perencanaan yang ada, maka perusahaan dapat memulai
perekrutan tenaga kerja/recruitment. Perekrutan tenaga kerja yang dibutuhkan
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti :
a. Sumber dari dalam organisasi/internal recruitment.
Suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari dalam
perusahaan sendiri, yaitu dari para karyawan yang telah bekerja di
perusahaan sekarang ini untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada.
Caranya antara lain melalui promosi atau pemindahan karyawan.
Keuntungan-keuntungannya:
1. Mempercepat waktu pengisian lowongan kerja yang ada.
2. Mempermudah masa penyesuaian diri dari pekerja terhadap
lingkungan perusahaan.

40
3. Menimbulkan motivasi dan semangat kerja karyawan karena
prestasi mereka dihargai dengan kesempatan karir yang baik.
4. Menjaga kesetiaan karyawan

Kelemahan-kelemahannya:
1. Menghambat masuknya ide dan gagasan baru 

2. Jika terjadi kesalahan penempatan, akibatnya akan berpengaruh


pada efektivitas kerja.
3. Jika seseorang memiliki karakteristik yang cenderung negatif
dalam bekerja, akan tetap terbawa.

b. Sumber dari luar organisasi.


Suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari orang–orang
di luar perusahaan, yaitu dengan merekrut tenaga kerja baru untuk
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di perusahaan
c. Sumber-sumber dari external recruitment antara lain:
1. Pemasangan iklan lowongan kerja di media 
2. Biro tenaga kerja
3. Rekomendasi dari tenaga kerja lama
4. Institusi pendidikan 
3. Seleksi tenaga kerja/selection
Tujuan penyeleksian tenaga kerja yaitu untuk mencari atau memilih tenaga
kerja yang sesuai dengan persyaratan atau kualifikasi jabatan tertentu.
4. Penempatan karyawan/placement
Setelah proses seleksi dilakukan, maka diharapkan perusahaan dapat
melakukan proses penempatan karyawa pada posisi atau jabatan yang sesuai.
Hal ini sering dikenal dengan istialah The right man in the right place.
5. Penilaian prestasi kerja/performance appraisal
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan dan

41
tepat waktu.
6. Pelatihan dan pengembangan/ training & development
Pelatihan dan pengembangan merupakan usaha untuk menghilangkan
kesenjangan antar unsur dan kualifikasi yang dimiliki oleh seorang karyawan
dengan unsur dan kualifikasi yang dikehendaki organisasi.
7. Pengembangan karir/ career development
Karir adalah serangkaian jabatan atau pekerjaan yang pernah dipangku
seseorang selama masa kerjanya. Pengembangan karir setiap karyawan dapat
dikunjungi oleh berbagai program berikut ini :
a. Promosi
b. Demosi
c. Transfer
d. Penghentian hubungan kerja/PHK  

BAB III

KESIMPULAN

42
A. Kesimpulan

1. Pengetahuan Manajer

Seorang manajer perusahaan atau instansi  harus memiliki wawasan yang


luas tentang segala hal yang menunjang kegiatan perusahaan atau instansinya,
misalnya industri perusahaan dan managemen fungsional sumber daya. Selain itu
manajer juga harus mengerti Informasi (Information literacy) yaitu meliputi
pengertian bagaimana menggunakan informasi pada tiap-tiap tahap dari prosedur
pemecahan masalah, dimana informasi dapat diperoleh, dan bagaimana
membagikan informasi dengan orang lain. Serta harus memahami persaingan
tuntutan dari kelompok stakeholder yang berbeda, memahami
bagaimana kegiatan bisnis inti menciptakan peluang bagi aktor-aktor lain
dalam masyarakat dan bagaimana perusahaan dapat memberikan
kontribusi kepada masyarakat, memahami risiko sosial dan lingkungan
dan peluang yang dimiliki perusahaan dan perusahaan sektor industri,
dan memahami perdebatan kelembagaan pada perandan legitimasi perusahaan.

2. Kemampuan Manajer

Seorang manajer dituntut memiliki kemampuan yang tinggi agar mampu


menjalankan tugasnya dengan baik. Kemampuan manajerial merupakan
kemampuan pengelolaan organisasi, diantaranya manajemen SDM, manajemen
keuangan, manajemen operasi, manajemen pemasaran, manajemen strategik, dsb.
Tuntutan kemampuan berdasarkan tingkatan bisa dilihat dalam gambar berikut.

           Dalam mengukur kemampuan seseorang tenaga kerja, misalnya


guru, dosen, dan lain lain biasanya digunakan cara sertifikasi, yaitu dengan
melakukan serangkaian tes dengan tujuan untuk melakukan standarisasi
kemampuan bagi para tenaga kerja yang siap bekerja dilapangan. Dengan kata
lain, seorang tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang memenui standar akan
mendapatkan sertifikat yang menunjukan bahwa orang tersebut telah memenuhi
standar kemampuan dan layak untuk bekerja sesuai dengan bidangnya.

           Kemampuan manajer ini dapat diuji dengan adanya sertifikasi


manajer. Sertifikasi ini dapat menjadi bukti bahwa seseorang memiliki
kemampuan manajerial dan memiliki kemampuan memanajemen
sesuatu. Sertifikasi ini penting bagi seorang manajer guna menjamin kredibilitas
kinerjanya.

3.  Keterampilan Manajer

43
Robert L.ktz pada tahun 1970 mengemukakan bahwa setiap manajer
membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut
adalah:

a.    Keterampilan konseptual (conceptional skill)

Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta
konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan
untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi
suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

b.    Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)

Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan


keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain,
yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus
selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan
komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan
merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.
Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas,
menengah, maupun bawah.

c.    Keterampilan teknis (technical skill)

Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang
lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan
suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki
mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

4.  Sikap Manajer

Seorang manajer memiliki fungsi yang penting di dalam perusahaan,


sehingga harus memiliki sikap yang profesional dalam berorganisasi. Sehingga
apa yang menjadi tujuan dari perusahaan bisa tercapai dengan cara yang efektif
dan efisien. Sikap manajemen tersebut meliputi kejujuran dan
integritas, perspektif jangka panjang, buka pikiran, menghargai dan merangkul
keanekaragaman, keyakinandan keberanian, dorongan untuk ketahanan
persaingan, kapasitas untuk berpikir di luar kotak.

Dapat disimpulkan bahwa manjadi seorang manajer itu tidak gampang,


banyak hal yang harus dikuasai, semua peran harus dilaksanakan dengan baik

44
serta semua kompetensi mutlak dimiliki seorang menajer. Karena memang posisi
menjadi seorang manajer itu sangat penting, sangat berpengaruh pada berjalannya
suatu perusahaan. Sehingga apabila ada kekurangan pada manajernya, pasti akan
berdampak luas bagi perusahaan.

45
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen P. 2003. Manajemen. Edisi Indonesia. PT. Indeks Kelompok


Gramedia, Jakarta.
Silalahi, Ulbert. 1996. Pemahaman Praktis : Asas-asas Manajemen. CV.Mandar
Maju, Bandung.
Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen.
Jakarta: Prenada Media Group.
http://www.vectorstudy.com/ _schools/classical_school.htm (diakses tanggal
Agustus 2020)
www.cbe.wwu.edu/.../rprnts.historyofmanagementthought.pdf
https://avemar.co.id/pengertian-lingkungan-manajerial/
https://nanasutisna19.blogspot.com/2017/12/makalah-asas-asas-manajemen.html?
m=1

46

Anda mungkin juga menyukai