Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN JASA

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk

Makalah ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Umum

Disusun Oleh:

Saras Ayuwati

0204171030

UNIVERSITAS NASIONAL PASIM

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

D3 MANAJEMEN INFORMATIKA

Jl. Dakota No. 8a Sukaraja Cicendo Kota Bandung


i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabil’alamin, puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah

Swt. Karena atas nikmat rahmat dan karunia-NYA, saya dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “ Analisis Manajemen Pada Perusahaan Jasa PT

Telekomunikasi Indonesia T” ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, tentunya tidak terlepas dari

berbagai pihak yang telah bersedia membantu baik bantuan berupa gagasan

pemikiran, referensi materi maupun dukungan moril. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ketiga orang tua saya yang telah mendidik , mendo’akan dan mensupport saya

sampai saat ini.

2. Bapak Desfitriady, SE.,M.M selaku dosen mata kuliah Manajemen Umum yang

telah memberikan ilmu dan motivasi kepada saya.

3. Teman-teman seperjuangan program studi D3 Manajemen Informatika yang selalu

memberikan saran dan bantuan dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari

para pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan dapat

memberikan manfaat bagi pembaca lainnya.

Bandung, 31 Oktober 2018

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB 1 ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
BAB 2 ....................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 3
2.1 Gambaran Umum Manajemen .................................................................................. 3
2.2 Definisi Manajemen .................................................................................................. 3
2.3 Definisi Jasa .............................................................................................................. 5
2.4 Perusahaan Jasa ......................................................................................................... 6
BAB 3 ....................................................................................................................................... 8
ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 8
3.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ............................................................ 8
3.2 Penerapan Analisis POAC di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk .......................... 9
3.3. Penerapan Analisis SWOT..................................................................................... 12
BAB 4 ..................................................................................................................................... 20
PENUTUP .............................................................................................................................. 20
4.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 20
4.2. Saran ....................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan perlu melakukan suatu proses manajemen. Dimana

proses manajemen itu berperan penting dalam pengendalian sebuah usaha.

Manajemen yang baik akan membawa keuntungan yang besar terhadap sebuah

perusahaan. Karena sistem administrasi maupun sistem kinerja perusahaan akan

tertata dengan baik.

Dalam manajemen, kita harus memahami fungsi dari manajemen itu sendiri

atau suatu rangkaian prosedur kerja yang biasa diterapkan dalam analisis POAC,

diantaranya adalah perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),

pengarahan (Actuating), dan pengawasan (Controlling), dimana satu sama lain

saling berhubungan. Selain menerapkan analisis POAC tersebut, dalam

manajemen pentingnya evaluasi kerja suatu perusahaan harus diperhatikan. Ini

juga berpengaruh dalam perencanaan kegiatan suatu perusahaan. Yaitu dengan

menerapkan analisis SWOT, diantaranya adalah kekuatan (Strengths), kelemahan

(Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats). Kedua fungsi ini

sangat penting bagi perusahaan untuk tercapainya suatu tujuan yang diinginkan

oleh sebuah perusahaan.


2

 Analisis POAC

Dalam sebuah organisasi, manajemen adalah suatu hal yang

jelas tak terpisahkan karena sebuah organisasi tanpa adanya

proses planning, organizing, actuating, controlling maka akan

mengalami kesulitan dalam proses pelaksanaan tugas. Prinsip

manajemen ini banyak digunakan oleh organisasi untuk memajukan

dan mengelola organisasi. POAC terdiri dari empat faktor, yaitu:

perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan

(Actuating), dan pengawasan (Controlling).

 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang

digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman dalam suatu manajemen.

Menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, yaitu Fredy Rangkuti,

analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada

hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal yaitu kekuatan dan

kelemahan dan tehadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan

ancaman. Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: kekuatan

(Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan

ancaman (Threats).
3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Manajemen

Manajemen memiliki kata dasar To Manage yang artinya mengurus,

mengelola, mengatur memperlakukan dan melaksanakan. Manajemen meliputi

pimpinan, ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan.

Manajemen akan meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, seperti

bisnis, pemerintahan, pendidikan, dan bahkan didalam keluarga dibutuhkan

sebuah manajemen. Dengan manajemen kita bisa mendapat berbagai

keuntungan, seperti pekerjaan kita akan terlaksana dengan baik, hambatan-

hambatan pekerjaan kita dapat diminimalisir, dan tujuan kita akan mudah

tercapai dengan efektif dan efisien.

Pada dasarnya manajemen hanyalah sebuah alat untuk mencapai tujuan

yang kita inginkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien sehingga kita dapat

menekan beban dan menaikan profit yang kita peroleh.

2.2 Definisi Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang

memiliki arti "seni melaksanakan dan mengatur."

Dalam Bahasa Italia (1561) manajemen berasal dari kata maneggiare yang

berarti "mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang

berasal dari bahasa latin manus yang berarti "tangan". Bahasa Prancis lalu
4

mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki

arti seni melaksanakan dan mengatur.

Menurut James A.F Stoner Manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut Goerge R. Terry Manajemen adalah pencapaian tujuan organisasi

yang sudah ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan orang lain.

Menurut Ricky W. Griffin Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan seumber daya untuk

mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat

dicapai sesuai dengan perencaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang

dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

(pengkoordinasian), dan pengawasan (pengontrolan) usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan atau sudah ditentukan sebelumnya secara efektif

dalam arti tujuan tercapai sesuai perencanaan dan efisien dalam arti tugas yang

dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.


5

2.3 Definisi Jasa

Jasa adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan

konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer

kepemilikan.

 Ciri-ciri Jasa

Menurut Andrian Payne, (2001:9) jasa memiliki ciri dan karakteristik khusus

yakni :

1. Tidak berwujud

Ciri dan karakteristik jasa yang bpertama adalah Tidak berwujud. Sehingga

jasa bersifat abstrak maksudnya jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, dicicipi

atau disentuh seperti yang dapat dirasakan dari suatu barang.

2. Heteregonitas

Jasa bersifat heterogenitas karena jasa itu berupa suatu unjuk kerja, maka

tidak ada hasil jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh satu orang.

3. Tidak dapat dipisahkan

Jasa biasanya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan

partisipasi konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus berada

di tempat jasa yang dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan ikut

ambil bagian dalam proses produksi tersebut.


6

4. Tidak tahan lama

Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa

disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada

produsen jasa di mana ia membeli jasa sehingga bisa disebut bahwa jasa

memiliki ciri yang tidak tahan lama.

2.4 Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah suatu unit usaha yang kegiatannya memproduksi

produk yang tidak berwujud (jasa), dengan tujuan untuk mendapatkan laba atau

keuntungan. Atau perusahaan jasa dapat diartikan juga sebagai suatu perusahaan

yang menjual jasa yang diproduksinya, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

para konsumen dan mendapatkan keuntungan.

Berikut ciri-ciri dari perusahaan jasa, yaitu:

 Pendapatan berasal dari penjualan jasa.

 Dalam proses memproduksi jasa, bisa atau tidak memerlukan

bantuan dari produk fisik.

 Jasa yang diberikan tidak sama, jadi masing-masing konsumen

dapat memperoleh jenis pelayanan yang berbeda dengan konsumen

lainnya.

 Tidak memiliki persedian produk dalam bentuk fisik, karena

Produk yang dijual merupakan produk yang tidak berwujud (jasa).


7

Jadi produk yang dihasilkan tidak dapat dilihat akan tetapi

manfaatnya dapat dirasakan.

 Biasanya tingkatan harganya memiliiki sifat yang tidak mutlak,

sebab murah atau mahalnya harga yang ditetapkan oleh perusahaan

tergantung tingkat kebutuhan konsumen.

 Jasa yang dihasilkan tidak bisa disimpan, jadi sekali dibeli maka

penggunaanya akan langsung habis.


8

BAB 3

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang berdiri pada tahun 1965

adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa

layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan telekomunikasi

di Indonesia. Pemegang saham mayoritas Telkom adalah Pemerintah Republik

Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik.

Saham Telkom diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode

“TLKM” dan New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode “TLK”.

Dalam upaya bertransformasi menjadi digital telecommunication company,

TelkomGroup mengimplementasikan strategi bisnis dan operasional perusahaan

yang berorientasi kepada pelanggan (customer-oriented). Transformasi tersebut

akan membuat organisasi TelkomGroup menjadi lebih lean (ramping)

dan agile (lincah) dalam beradaptasi dengan perubahan industri telekomunikasi

yang berlangsung sangat cepat. Organisasi yang baru juga diharapkan dapat

meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menciptakan customer

experience yang berkualitas.


9

3.2 Penerapan Analisis POAC di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk

1. Planning ( Perencanaan)

 PT TELKOM berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan

InfoComm terkemuka dikawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut

kekawasan Asia Pasifik.

 Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan telecommunication,

information, media, Edutainment dan services (TIMES) di Kawasan regional.

 Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga

yang kompetitf

 Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

 Mengelola pertanggungjawaban kinerja karyawan dalam sebuah Sistem

Manajemen Performansi Karyawan melalui kebijakan Perusahaan

No.PD.208.00/2011.

2. Organizing ( Pengorganisasian)

Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah

dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi

yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan orgnanisasi yang kondusif,

dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja

secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan dengan baik.


10

Berikut bagan struktur organisasi pada PT Telkom Indonesia Tbk :

3. Actuating ( Pengarahan )

 Melaksanakan kegiatan/sistem manajemen perusahaan sesuai dengan COSO,

sebuah proses yang dipengaruhi oleh Dewan Direktur dan Dewan Komisaris,

Manajemen dan seluruh Personel dalam korporat untuk memberikan jaminan

yang wajar terhadap pencapaian tujuan korporat .

 Diaplikasikan selaras dengan strategi yang telah ditetapkan pada seluruh

bagian di dalam korporat,


11

 Dirancang untuk mengidentifikasi kejadian yang berpotensi mempengaruhi

tujuan korporat.

 Dikelola dalam batasan/selera risiko yang ditetapkan.

4. Controlling ( Pengontrolan )

 Mengoptimalkan layanan sambungan telepon kabel tidak bergerak / Fixed

wireline (”FWL”).

 Memperkuat dan mengembangkan bisnis sambungan telepon nirkabel tidak

bergerak / fixed wireless access (”FWA”) dan mengelola portofolio nirkabel.

 Melakukan investasi pada jaringan broadband.

 Mengintegrasi solusi bagi UKM, Enterprise dan berinvestasi di bisnis

wholesale

 Mengembangkan layanan Teknologi Informasi termasuk e-payment.

 Berinvestasi di bisnis media dan edutainment.

 Berinvestasi pada peluang bisnis international yang strategis.

 Mengintegrasikan Next Generation Network (”NGN”) dan OBCE

(Operational support system, Business support system, Customer support

system and Enterprise relations management).

 Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio.

 Melakukan transformasi budaya perusahaan.


12

3.3. Penerapan Analisis SWOT

1. Strength (Kekuatan)

 Telkom memiliki kekuatan finansial yang besar. Hal ini memudahkan Telkom

untuk melakukan investasi peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu,

mereka juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup

segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi

dan penetrasi pasar.

 Sepanjang tahun 2008, jumlah pelanggan Perusahaan terus menunjukkan

pertumbuhan yang pesat. Jumlah pelanggan akses internet broadband,

sambungan tidak bergerak nirkabel dan seluler mengalami pertumbuhan

tahunan yang signifikan, masing-masing sebesar 168%, 100% dan 36%.

Telkom terus mendominasi pasar domestik di produk-produk: seluler,

sambungan tidak bergerak nirkabel dan akses internet broadband. Untuk

produk seluler, pangsa pasar (per 31 Desember 2008) adalah 47.0% untuk

Telkomsel, 26.0% untuk Indosat, dan 19.0% untuk Excelcomindo. Jumlah

pelanggan Telkomsel sebanyak 65.3 juta, Indosat sebanyak 36.5 juta, dan

Excelcomindo sebanyak 25,6 juta.

 Pilihan produk dan cakupan serta beragam jenis layanan yang ditawarkan

merupakan keunggulan strategis yang dimiliki Telkom. Kapasitas dan

infrastruktur Telkom juga menyediakan landasan yang kokoh dalam

memenuhi kebutuhan di masa mendatang untuk kecepatan, konektivitas dan

pilihan yang lebih baik.


13

 Dari sisi keuangan, Telkom terus menunjukkan arus kas yang kuat dan rasio

hutang terhadap ekuitas yang sehat. Posisi ini memperkuat kemampuan

Telkom untuk mengumpulkan modal guna pengembangan jika dan ketika

dibutuhkan.

 Sejumlah departemen dan instansi Pemerintah (tidak termasuk BUMN)

membeli layanan Telkom sebagai pelanggan langsung, dengan termin yang

dinegosiasikan secara komersil. Telkom tidak memberikan layanan secara

cuma-cuma atau yang berbasis perusahaan sejenis. Telkom berurusan dengan

berbagai departemen dan instansi Pemerintah sebagai pelanggan secara

terpisah satu dengan lainnya.

2. Weakness ( Kelemahan )

 Jumlah pekerjanya terlampau besar; sehingga kurang efisien dan boros dalam

anggaran untuk gaji pegawainya. Selain itu, sebagai BUMN, mereka juga

relatif dibebani dengan beragam peraturan dan regulasi yang acap membuat

mereka lamban dalam mengambil keputusan strategis. Juga intervensi dari

pemerintah kadang membuat mereka juga tidak bisa bersikap dinamis dengan

perubahan pasar.

 Langkah strategis merger & akuisisi, investasi & divestasi serta pengelolaan

anak perusahaan mengandung peluang dan risiko yang dapat mempengaruhi

performansi keuangan perusahaan. Telkom masih memerlukan waktu untuk

memastikan bahwa langkah-langkah strategis yang diambil membawa dampak

positif bagi pertumbuhan perusahaan. Dalam hal ini langkah-langkah yang


14

diambil tersebut dapat menimbulkan dampak negatif yang material bagi

perusahaan.

 Kepentingan Pemegang Saham Pengendali dapat berbeda dengan kepentingan

Pemegang Saham Telkom lainnya. Pemerintah sebagai pemegang saham

pengendali sebesar 52,47% dari jumlah saham Telkom yang diterbitkan dan

beredar serta memiliki kemampuan untuk menentukan keputusan bagi hampir

seluruh tindakan yang memerlukan persetujuan dari para pemegang saham

Telkom. Pemerintah juga merupakan pemegang satu lembar saham Dwiwarna

Telkom, yang memiliki hak suara khusus dan hak veto untuk hal tertentu,

termasuk pemilihan dan pemberhentian Direksi dan Komisaris Telkom.

 Kebocoran Pendapatan berpotensi terjadi akibat kelemahan internal dan

masalah eksternal dan jika terjadi dapat menimbulkan kerugian pada hasil

usaha Telkom. Dalam operasional pelayanan pelanggan sejak saat proses

aktivasi awal sebagai pelanggan, penggunaan fasilitas teleomunikasi, proses

billing hingga proses penagihan dan pembayaran tagihan terdapat beberapa

titik potensi kebocoran pendapatan yang disebabkan oleh kemungkinan

terjadinya kelemahan kontrol pada level transaksi, kemungkinan terlambatnya

proses transaksi dan kemungkinan adanya kecurangan yang dilakukan oleh

pelanggan. Telkom telah melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap

kemungkinan terjadinya kebocoran pendapatan melalui peningkatan fungsi

kendali pada bisnis proses yang ada saat ini, mengimplementasikan metoda

revenue assurance, menerapkan kebijakan dan prosedur yang memadai, serta


15

mengimplemetasikan sistem informasi atau aplikasi untuk mencegah

terjadinya kebocoran pendapatan. Namun demikian hal tersebut tidak

menjamin di kemudian hari tidak terjadi risiko kebocoran pendapatan yang

jika terjadi akan dapat menimbulkan dampak buruk pada hasil usaha Telkom.

3. Opportunity ( Peluang )

 Industri telekomunikasi dan informasi akan terus memiliki peranan penting di

Indonesia seiring pertumbuhan yang berkesinambungan sejalan dengan

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh sebab itu, inovasi dan strategi

investasi didasari oleh pandangan jangka panjang untuk menempatkan posisi

Telkom di industri yang senantiasa berubah dengan cepat serta memastikan

bahwa Telkom selalu menjadi pemimpin pasar.

 Undang-undang No. 11/2008 terkait dengan transaksi dan informasi secara

elektronik, memungkinkan Telkom dapat memperluas peluang usaha di

bidang informasi dan transaksi elektronik, termasuk e-payment.

 Permintaan masyarakat yang tinggi akan akses internet merupakan pasar yang

sangat potensial. Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang besar, dan baru

sedikit yang telah memiliki akses broadband internet, tentu merupakan

peluang pasar yang sangat baik bagi pertumbuhan bisnis Telkom. Telkom

memiliki perkembangan teknologi internet yang sangat pesat di Indonesia.


16

4. Threats ( Ancaman )

 Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat

komunikasinya, telepon rumah “tradisional” tidak lagi dapat memenuhi

kebutuhan tersebut. Dengan adanya perubahan terhadap gaya hidup migrasi

ke arah seluler dan pilihan produk mobile lainnya tidak lagi dapat dihentikan

dan kondisi tersebut dapat berdampak pada bisnis telepon tidak bergerak

kabel. Saat ini Telkom masih menguasai 90% dari pangsa pasar yang dan

bisnis telepon tradisional dan menjadi pendapatan utama Telkom.

 Kondisi persaingan akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung

untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil.

Semakin kompetitifnya pasar telekomunikasi Indonesia sebagai akibat dari

reformasi peraturan pemerintah. Menurut Komisaris Utama Telkom, tekanan

persaingan dan berbagai perubahan regulasi memberikan dampak negatif

terhadap pertumbuhan pendapatan jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Dalam tiga tahun terakhir, persaingan yang berkenaan dengan

bisnis multimedia, internet, dan layanan yang terkait dengan komunikasi data

semakin ketat terutama sehubungan dengan dikeluarkannya lisensi baru

sebagai hasil dari deregulasi industri telekomunikasi Indonesia. Telkom

memperkirakan persaingan ini akan terus berlanjut dan semakin ketat.

Penyedia layanan multimedia, internet dan layanan yang terkait dengan

komunikasi data di Indonesia pada dasarnya bersaing dalam hal harga, rentang
17

layanan yang disediakan, kualitas jaringan, jangkauan jaringan dan kualitas

layanan kepada pelanggan.

 Reformasi menghasilkan regulasi baru yang berlaku mulai bulan September

2000, yang dimaksudkan untuk meningkatkan persaingan dengan

penghapusan monopoli, meningkatkan transparansi dan memberi gambaran

mendatang yang jelas tentang kerangka regulasi, menciptakan peluang bagi

aliansi strategis dengan mitra asing dan memfasilitasi masuknya pemain baru

dalam industri telekomunikasi.

 Pada bulan Desember 2007, Menkominfo mengeluarkan keputusan No.

43/2007 yang menuntut pembukaan akses jaringan telepon tidak bergerak

kabel dan jaringan telepon tidak bergerak nirkabel untuk operator lain

sebelum tenggat waktu itu apabila Indosat atau operator berlisensi lainnya

mencapai ambang batas jumlah pelanggan tertentu. Berdasarkan keputusan

ini, Telkom diwajibkan membuka akses jaringan telepon tidak bergerak

nirkabel kepada Indosat atau operator berlisensi lainnya yang mencapai

jumlah pelanggan setara 30% untuk Indosat atau 15% untuk operator lain dari

jumlah pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel Telkom. Telkom

diwajibkan pula membuka akses jaringan telepon tidak bergerak kabel dan

jaringan telepon tidak bergerak nirkabel kepada Indosat atau operator berizin

lainnya yang mencapai jumlah pelanggan layanan terminal telepon tidak

bergerak kabel dan telepon tidak bergerak nirkabel setara 15% dari gabungan

pelanggan Telkom. Pada bulan September 2007, Menkominfo menerbitkan


18

lisensi SLI kepada Bakrie Telecom dengan kode akses internasional ”009”.

Pada tanggal 16 Desember 2008, Menkominfo juga menerbitkan lisensi SLJJ

kepada Bakrie Telecom, sehingga menambah jumlah operator SLJJ menjadi

tiga operator. Akibat hal tersebut dua operator lainnya yaitu Telkom dan

Indosat diwajibkan untuk membuka kode akses SLJJ masing-masing untuk

penyelenggara jaringan tetap tidak bergerak lokal di setiap kode area yang

memenuhi persyaratan jumlah LIS.

 Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau

Pemerintah akan menerapkan kebijakan ekonomi yang kondusif untuk

mempertahankan pertumbuhan ekonomi atau yang tidak berdampak negatif

terhadap kondisi regulasi telekomunikasi pada saat ini.

 Kemungkinan krisis keuangan global akan berdampak buruk secara material

terhadap Telkom. Indonesia telah merasa efek krisis keuangan global. Laju

inflasi meningkat, negara-negara pengimpor menurunkan pesanannya dan

nilai ekspor ikut menurun. Beberapa perusahaan melaksanakan program-

program penurunan jumlah karyawan dan cuti tanpa gaji. Seluruh faktor

tersebut mengakibatkan penurunan tingkat pembelanjaan konsumen, yang

telah berdampak negatif terhadap pendapatan Telkom.

 Jaringan Telkom, khususnya jaringan akses kabel , dapat menghadapi potensi

ancaman keamanan, seperti pencurian atau vandalisme yang dapat berdampak

pada hasil usahanya.


19

 Adanya teknologi telpon seluler telah menggerus pendapatan Telkom dalam

produk telpon tetap di rumah (fixed phone). Jika kecenderungan ini terus

berlanjut, maka pendapatan mereka dari telpon rumah bisa hilang atau lenyap

sama sekali dan ini sangat membahayakan bisnis mereka, sebab sebagian

besar pendapatan mereka disumbang oleh telpon rumah. Selain itu, adanya

teknologi-teknologi baru yang mulai hadir seperti WIMAX tentu akan

mengancam kelangsungan bisnis mereka jika mereka tidak adaptif terhadap

kemajuan teknologi itu.

 Sebagai BUMN, mereka juga relatif dibebani dengan beragam peraturan dan

regulasi yang acap membuat mereka lamban dalam mengambil keputusan

strategis. Juga intervensi dari pemerintah kadang membuat mereka juga tidak

bisa bersikap dinamis dengan perubahan pasar.


20

BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) yang berdiri pada tahun

1965 adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang

jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan jaringan

telekomunikasi di Indonesia. Pemegang saham mayoritas Telkom adalah

Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya

dikuasai oleh publik. Saham Telkom diperdagangkan di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New York Stock Exchange

(NYSE) dengan kode “TLK”.

Dalam upaya bertransformasi menjadi digital telecommunication

company, TelkomGroup mengimplementasikan strategi bisnis dan

operasional perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan (customer-

oriented). Transformasi tersebut akan membuat organisasi TelkomGroup

menjadi lebih lean (ramping) dan agile (lincah) dalam beradaptasi dengan

perubahan industri telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat.

Organisasi yang baru juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan

efektivitas dalam menciptakan customer experience yang berkualitas.


21

4.2. Saran

Menurut saya, semua sistem dan fungsi manajemen yang di terapkan

di PT Telkom Indonesia Tbk sudah sangat baik. Hanya saja , dalam

pembuatan dan penyusunan makalah ini kurang adanya observasi langsung

terhadap pihak PT Telkom Indonesia Tbk, sehingga informasi yang didapat

hanya bersumber dari dunia internet yang sering kali kurang akurat.
22

DAFTAR PUSTAKA

 www.telkom.co.id

 www.wikipedia.org

 www.wordpress.com

 www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai