Anda di halaman 1dari 50

TUGAS MANAJEMEN

REVIEW BUKU DAN JURNAL


BAB I MANAJEMEN INOVATIF DI MASA SULIT
&
BAB VI PERENCANAAN MANAJERIAL & PENETAPAN
TUJUAN

Disusun Oleh :

1. IKI SAPUTRA (G2D121027)


2. YAYU APRILIA SAPADA (G2D121011)
3. MUCHSIN (G2D121025)
4. ABDUL RACHMAT SALEH (G2D121059)
5. RISDAMAYANTI (G2D121017)

JURUSAN ILMU MANAJEMEN


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Nurwati, S.E.,


M.Si. selaku dosen mata kuliah Manajemen. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Kendari, Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB 1 MANAJEMEN INOVASI DIMASA SULIT


A. Pentingnya Inovasi..................................................................................
1...............................................................................................................
B. Definisi Manajemen................................................................................
1
C. Fungsi Manajemen..................................................................................
2
 Perencanaan........................................................................................
2
 Pengelolaan.........................................................................................
2
 Kepemimpinan....................................................................................
2
 Pengendalian.......................................................................................
2
D. Kinerja Organisasional............................................................................
3
E. Keterampilan Manajemen.......................................................................
3
F. Jenis- Jenis Manajemen...........................................................................
4
G. Menjadi Seorang Manajer.......................................................................
6
H. Peran Manajer.........................................................................................
7
I. Mengelola Usaha Kecil dan Organisasi Non Profit................................
7
J. Manajemen dan Tempat Kerja Baru.......................................................
8

BAB 6 PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN


A. Pengenalan Tujuan dan Rencana.............................................................
10
 Tingkat Tujuan dan Rencana..............................................................
10

3
 Manfaat Tujuan dan Rencana.............................................................
11
 Proses Perencanaan Perusahaan.........................................................
12
B. Tujuan Perusahaan..................................................................................
12
C. Perencanaan Oprasional..........................................................................
15
D. Membuat Perencanaan dalama Lingkungan Yang Bergejolak...............
17.............................................................................................................
E. Membuat Perencanaan Untuk Mencapai Kinerja Tinggi........................
18

REVIUW JURNAL
BAB 1 MANAJEMEN INOVASI DIMASA SULIT
1. Keunggulan Kompetitif yang Dalam Menciptakan Inovasi untuk
Kewirausahaan Strategis.........................................................................
21.............................................................................................................
2. Pengaruh Strategi Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing di Industri
Kreatif (Studi Kasus UMKM Bidang Kerajinan Tangan di Kota
Bandung).................................................................................................
28
BAB 6 PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN
1. Perencanaan Strategi Sumber Daya Manusia & Prestasi Kerja
Karyawan....................................................................................................
34
2. Strategic Management of Organization Development and Civil
Service Based Pumpinghr Model at Ibn Khaldun University Bogor......
40

4
BAB I
MANAJEMEN INOVASI DIMASA SULIT

A. PENTINGNYA INOVASI

Manajemen Inovasi merupakan proses mengelola inovasi di suatu


perusahaan agar dapat berdaya guna bagi penciptaan keunggulan bersaing yang
berkelanjutan bagi perusahaan. Manajemen Inovasi diperlukan karena untuk
mengakui bahwa ide-ide segar harus terus mengalir secepat mungkin dan setiap
saat sebagai antisipasi perkembangan dunia yang semakin cepat, beragam, dan
dinamis tersebut. Di sinilah manajemen Inovasi itu harus berperan penting.

5
Mengapa inovasi itu penting? Tanpa inovasi , tiada satu perusahaan pun
yang dapat bertahan. Makin kuatnya pengaruh dan keahlian berbagai perusahaan
di negara negara berkembang, terutama cina dan india, telah membuat cemas
banyak perusahaan barat.Di lingkungan global yang bersifat hiperkompetitif,
perusahaan harus lebih banyak, dan lebih cepat, berinovasi di bandingkan
sebelumnya.

Untuk mendapatkan atau mempertahankan posisi kompetitif, para manajer


telah mengubah penekanan mereka pada inovasi, bergeser dari fokus terus
menerus pada biaya pengadilan terhadap investasi masa depan. Dalam suatu
survei yang melibatkan hampir 1000 kalangan eksekutif di amerika utara,Eropa ,
Amerika Latin dan Asia , 86 setuju bahwa inovasi lebih penting daripada
penekanan biaya untuk keberhasilan jangka panjang.

B. DEFINISI MANAJEMEN

Manajemen (management) adalah pencapaian tujuan-tujuan


organisasional secara efektif dan efisien melalui perencanaan,pengelolaan,
kepeminpinan, dan pengendalian sumber daya organisasional. Definisi ini
mempunyai dua pemikiran penting:

(1) keempat fungsi perencanaan, pengelolaan,kepemimpinan, dan


pengendalian,

(2) perencanaan tujuan - tujuan organisasional secara efektif dan efisien.

C. EMPAT FUNGSI MANAJEMEN

a. Perencanaan

Perencanaan(planing) mengidentifikasikan berbagai tujuan untuk kinerja


organisasi di masa mendatang serta memutuskan tugas dan sumber daya yang
diperlukan untuk mencapainya.Dengan kata lain, perencanaan manajerial
menentukan posisi organisasi di masa mendatang dan bagaimana cara
mencapainya

6
b. Pengelolaan

Pengelolaan biasanya dilakukan setelah perencanaan dan pencerminan bagaimana


organisasi mencoba mewujudkan perencanaan.Pengelolaan (organizing)
mencakup menentukan tugas, pengelompokan tugas,mendelegasikan otoritas, dan
mengalokasikan sumber daya di seluruh organisasi.

c. Kepemimpinan

Kepemimpinan (leading) berarti mengunakan pengaruh untuk memotivasi


karyawan guna mencapai tujuan organisasional. Kepemimpinan berarti
menciptakan nilai-nilai dan budaya bersama , mengomunikasikan tujuan-tujuan
kepada karyawan-karyawan di seluruh organisasi, dan menyuntikan semangat
untuk memperlihatkan kinerja tertinggi pada karyawan.

d. Pengendalian

Pengendalian (controling) berarti memonitoraktivitas karyawan, menentukan


apakah organisasi sejalan dengan tujuanya, dan membuat koreksi jika di
perlukan ,para manager harus memastikan bahwa organisasi mereka bergerak
menuju tujuan-tujuannya.

D. KINERJA ORGANISASIONAL

Definisi manajemen kita adalah pencapaian tujuan-tujuan organisasional


secara efisien dan efektif, dalam masyarakat industri yang di dominasi oleh
teknologi, organisasi menghimpun pengetahuan, manusia, dan bahan baku untuk
mengerjakan berbagai tugas, tampa organisasi tidak mungkin teknologi dapat
memberikan informasi dengan cepat ke seluruh dunia.

Organisasi/organization secara formal sebagai suatu entitas sosial yang di


arahkan oleh tujuan dan di bangun secara sengaja. Entitas sosial berarti terdiri atas
2 atau lebih orang di arahkan oleh tujuan berarti di rancang untuk mencapai tujuan
tertentu . di bangun secara sengaja berarti bahwa ada pembagian tugas, dan
tanggung jawab pencapaian tugas tersebut di bebankan kepada para anggota

7
organisasi. Definisi ini berlaku untuk semua organisasi baik yang bersifat profit
maupun non profit ,

Tanggung jawab manager adalah mengkoordinasikan sumber daya yang


ada secaara efisien dan efektif guna mencapai tujuan organisasi.
Efektivitas(effectiveness) organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat
mencapai tujuan yang di tetapkan. Efisiensi(efficiency) organisasi adalah jumlah
sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional.

E. KETERAMPILAN MANAJEMEN

Keterampilan-keterampilan yang diperlukan mengatur sebuah


departemen atau organisasi dapat dikelompokan kedalam tiga katergori :
Konseptual, interpersonal, dan teknis. Semua manajer harus memiliki
semua jenis ketermpilan tersebut agar dapat bekerja secara efektif.

 Kerampilan konseptual

Kerampilan konseptual adalah kemampuan kognitif untuk melihat


organisasi sebagai suatu sistem utuh dan hubungan antar bagiannya.
Kerampilan konseptual mencangkup pemikiran, pemrosesan
informasi, dan kemampuan perencanaan manajer.

 Keterampilan interpersonal

Keterampilan interpersonal adalah kemampuan manajer untuk


bekerja dengan dan melalui orang lain, serta bekerja secara efektif
sebagai anggota tim. Keterampilan ini tercermin lewat kemampuan
manajer untuk berhubungan dengan orang lain, termasuk
kemampuan memotivasi, memfasilitasi, mengoordinir, memimpin,
mengomunikasikan, dan menyelesaikan konflik.

 Kemampuan teknis

Kemampuan teknis adalah pemahaman dan penguasaaan dalam


melaksanakan tugas tertentu. Keterampilan ini mencakup

8
penguasaan metode, teknik, dan peralatan yang digunakan dalam
fungsi-fungsi tertentu seperti rekayasa, manufaktur, atau
keuangan.juga mencangkup pengetahuan khusus, kemampuan
analisis, keterampilan teknis sangat penting dalam organisasi,
banyak manajer memperoleh promosi untuk mengerjakan tugas
Manajer pertama berkat keterampilan teknis yang baik.namun
keterampilan teknis makin tidak penting seiring naiknya manajer
hierarki organisasi.

F. JENIS-JENIS MANAJEMEN

Para manajer menggunakan kemampuan konseptual. Interpersonal, dan


teknis untuk melakukan empat fungsi manajemen yang mencangkup
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian disemua
organisasi besar maupun kecil, perusahaan barang maupun jasa, organisasi
profit maupun nonprofit, atau orgaisasi tradisional maupun berbasis
internet.Akan tetapi, tidak semuapekerjaan manajer sama. Para manajer
bertanggung jawab terhadap berbagai departemen, berbagai tingkat
berbeda dalam hieraki, dan memenuhi tuntutan yang berbeda dalam
mencapai kinerja tinggi.

 Perbedaan Vertikal

Manajer puncak (top manager ) berada di tingkat teratas hierarki


dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan organisasi. Fokus
utamanya adalah memonitor lingkungan eksternal dan menentukan
strategi terbaik agar tetap kompetitif. Sering disebut sebagai
presiden, direktur, CEO.

Manajer menengah (middle manager ) bekerja di tingkat


menengah organisasi dan bertanggung jawab untuk unit-unit bisnis
dan departemen utama. Fokus utamanya adalah menghubungkan
orang, seperti mengalokasikan sumber daya, mengordinasikan tim,

9
atau melaksanakan rencana manajemen tingkat atas di seluruh
organisasi, daripada untuk mengurusi kinerja individual. Contoh
manajer tingkat menengah adalah kepala departemen, kepala devisi.

Manajer lini pertama ( first-line manager) bertanggung


jawab secara langsung terhadap produksi barang dan jasa. Fokus
utamanya adalah penerapan aturan dan prosedur untuk mencapai
produksi secara efisien,, memberikan bantuan teknis, dan
memotivasi bawahan.

 Perbedaan Horizontal

Manajer fungsional ( functional manager ) bertanggung jawab


bagi departemen yang mengerjakan tugas fungsional tunggal dan
memiliki karyawan dengan pelatihan dan keterampilan serupa.
Contoh departemen fungsional adalah periklanan, penjualan,
keuangan, dan akuntansi. Manajer lini pertama bertanggung jawab
untuk departemen manufaktur dan pemasaran yang membuat atau
menjual barang dan jasa. Manajer staf bertanggung jawab untuk
departemen keuangan dan sumber daya yang membantu
departemen lini.

Manajer umum ( general manager) bertanggung jawab bagi


sejumlah departemen yang mengerjakan beragam fungsi. Manajer
umum bertanggung jawab bagi divisi utuh serta seluruh departemen
fungsional didalamnya.

G. MENJADI SEORANG MANAJER

Persoalan yang harus dipikirkan oleh calon manajer, yaitu :

 Beban kerja yang meningkat


 Tantangan untuk mengawasi mantan rekan kerja
 Kecemasan akan tanggung jawab terhadap orang lain

10
 Terperangkap

Untuk menjadi seorang manajer kita harus memulai perubahan


cara kerja kita, yang sebelumnya bersifat individual menjadi
manajerial. Berikut perbedaan identitas individual dengan identitas
manajer :

a. Identitas individual:

 Spesialis, hanya melakukan tugas-tugas tertentu.


 Menyelesaikan sendiri berbagai tugas.
 Pelaku individual.
 Relatif mandiri dalam bekerja.

b. Identitas manajer:

 Generalis, mengkoordinasikan beragam tugas


 Menyelesaikan berbagai tugas melalui orang lain
 Pembangun jaringan
 Bersikap interdependen dalam bekerja.

H. PERAN MANAJER

Manajer juga melakukan aktivitas-aktivitas yang cukup banyak,


yang juga mencakup peran seorang manajer. Peran adalah sejumlah
ekspektasi terhadap perilaku manajer. Kesemua peran itu dibagi menjadi 3
kategori konseptual yaitu :

 Peran informasi, adalah berbagai aktivitas yang dilakukan untuk


merawat dan membangun jaringan informasi.
 Peran interpersonal, adalah berbagai aktivitas yang berkenaan
dengan hubungan dengan orang lain dan berkaitan dengan

11
keterampilan interpersonal.
 Peran keputusan, yaitu berkenaan dengan peristiwa yang di
dalamnya manajer harus menentukan sikap dan mengambil
tindakan.

I. MENGELOLA USAHA KECIL DAN ORGANISASI NON PROFIT

Usaha kecil makin penting . Ratusan usaha kecil didirikan setiap bulannya,
tetapi lingkungan usaha kecil hari ini sangat rumit . Perusahaan – perusahaan kecil
terkadang sulit mengembangkan stamina manjerial yang diperlukan untuk
bertahan di lingkungan yang bergolak . Sebuah survei tentang tren dan
perkembangan usaha kecil di masa depan menemukan bahwa hampir setengah
dari responden memandang keterampilan manajemen setengah dari responden
memandang keterampilan manjemen yang tidak memadai sebagai ancaman bagi
perusahaan mereka, dibandingkan dengan kurang dari 25% responden dari
organisasi.

Satu penemuan menarik adalah bahwa para manajer usaha kecil cenderung
mengutamakan peran yang berbeda dengan para manajer perusahaan besar . para
manajer perusahaan kecil serinng menganggap peran terpenting mereka sebagai
juru bicara karena mereka harus mempromosikan perusahaan kecil yang tengah
berkembang kepada dunia luas.

Organisasi non profit juga memperlihatkan adanya penerapan bakat


manajemen . Organisasi-organisasi seperti The Salvation Army Nature
Conservacy, Greater chicago food dll.

Sumber daya keuangan organisasi non profit biasanya berasal dari anggaran
pemerintah, hibah, dan sumbangan , bukan dari penjualan barang atau jasa kepada
pelanggan. Di organisasi bisnis, para manajer berfokus untuk meningkatkan
penjualan barang dan jasa guna meningkatkan pendapatan penjualan.

J. MANAJEMEN DAN TEMPAT KERJA BARU

12
Perubahan lingkungan yang terjadi dengan cepat, seperti
perkembangan teknologi, globalisasi dan pergeseran nilai sosial, tengah
menimbulkan transformasi mendasar yang berdampak besar terhadap
pekerjaan manajer. Transformasi ini tercermin dalam transisi menuju
tempat kerja baru, Berikut adalah perbedaan karakteristik tempat kerja
baru dengan tempat kerja lama:

Karakteristik Tempat Kerja Baru Tempat Kerja Lama

Teknologi Digital Mekanik

Pekerjaan Fleksibel, Virtual Terstruktur, terlokalisasi


Tenaga Kerja Terbedayakan Beragam Karyawan loyal,
homogen

Menghadapi transisi ini, para manajer harus memikirkan kembali


pendekatan mereka dalam mengorganisasikan, mengarahkan, dan
memotivasi karyawan. Para manajer terbaik hari ini meninggalkan pola
piker perintah dan kendali mereka guna berfokus untuk melatih dan
membimbing, menciptakan organisasi yang cepat, fleksibel, inovatif, dan
berorientasi hubungan. Berikut perbedaan kompetensi manajemen tempat
kerja baru dengan tempat kerja lama :

Kompetensi Manajemen Tempat Kerja Baru Tempat Kerja Lama

Kepemimpinan Memberdayakan Otokratis

Bekerja Oleh tim Oleh individu

Hubungan Kolaborasi Konflik, kompetisi

13
BAB 6
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN

A. PENGENALAN TUJUAN DAN RENCANA

Tujuan (goal) didefinisikan sebagai kondisi di masa depan yang


diinginkan dan coba diwujudkan oleh perusahaan.Rencana (plan) adalah cetak
biru yang digunakan untuk mencapai tujuan, dan menentukan alokasi dumber
daya, waktu, tugas, serta tindakan lain yang diperlukan. Perencanaan
(planning) biasanya mencakup kedua konsep tersebut, dan didefinisakn sebagai
tindakan yang dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan.

14
Konsep perencanaan biasanya mencakup dua aspek tersebut dan
didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan.

a) Tingkatan Tujuan dan Rencana


Pertama, Proses perencanaan dimulai dengan misi formal yang
menentukan dasar perusahaan, yang ditujukan terutama untuk kalangan
luar. 
Kedua, manajemen puncak bertanggung jawab untuk menentukan tujuan
dan rencana strategis yang mencerminkan komitmen terhadap efisiensi dan
efektivitas perusahaan. 
Ketiga, Manajer divisi harus menyusun rencana taktis yang berfokus
kepada langkah- langkah utama yang harus dikerjakan oleh divisinya
sebagai bagian dari rencana strategis yang ditetapkan oleh manajemen
puncak. 
Terakhir, Manajer lini depan dan supervisor menyusun rencana
operasional yang berfokus kepada tugas dan proses tertentu serta
membantu mewujudkan tujuan taktis dan strategis.

b) Manfaat Tujuan Dan Rencana

Masa depan yang tidak menentu dan kompleksnya lingkungan dimasa


kini menyulitkan para manajer dan membuat mereka lebih berfokus
pada masalah-masalah operasional dan hasil jangka pendek daripada
tujuan dan rencana jangka panjang. Padahal, perencanaan pada
umumnya berdampak positif pada kinerja perusahaan. Di samping
meningkatkan kinerja keuangan dan operasional, tujuan dan rencana
yang ditetapkan secara ekplisit di setiap tingkatan. Karakteristik tujuan
dan rencana adalah sebagai berikut:

15
1. Legitimasi dalah misi perusahaan yang menggambarkan maksud dan
alasan keberadaannya. Selain melambangkan legitmasi bagi kalangan
eksternal seperti investor, pelanggan, pemasok, dan masyarakat lokal, misi
juga membantu mereka untuk memandang perusahaan secara positif.
2. Sumber motivasi dan komitmen. Tujuan dan rencana meningkatkan
motivasi dan komitmen pegawai dengan meminimalisasi ketidakpastian
dan memperjelas hal-hal yang pasti mereka capai, tujuan yang tidak jelas
dapat menghambat motivasi karena pegawai menjadi tidak paham dengan
apa yang mereka kerjakan.
3. Alokasi sumber daya. Tujuan membantu para manajer memutuskan untuk
bidang apa mereka harus mengalokasikan sumber daya, termasuk pegawai,
modal, dan peralatan.
4. Panduan tindakan. Tujuan dan rencana member arahan dengan
memfokuskan perhatian kepada target-target tertentu dan mengarahkan
upaya pegawai untuk mencapai sasaran penting.
5. Dasar pengambilan keputusan. Dengan menetapkan tujuan dan melakukan
perencanaan, para manajer memperjelas apa yang hendak dicapai oleh
perusahaan.
6. Standart kinerja. Menentukan hasil yang hendak dicapai oleh perusahaan,
tujuan juga berfungsi sebagai kriteria kinerja dan standar penilaian.

c) Proses Perencanaan Perusahaan 

1. Membuat Rencana : Menentukan Visi dan Misi dan Menetapkan Tujuan 


2. Menterjemahkan Rencana : Membuat rencana dan sasaran taktis,
memetakan strategi, membuat rencana Kontingensi dan skenario, serta
membentuk tim intelijen
3. Merencanakan Operasi : Membuat tujuan dan rencana operasional,
memilih ukuran dan target, menentukan tujuan abadi, dan membuat
perencanaan krisis.

16
4. Melaksanakan Rencana : Menggunakan manajemen bersasaran, panel
instrument kinerja, rencana sekali pakai, dan tanggung jawab
terdesentralisasi.
5. Memonitor dan Mempelajari : Mengevaluasi perencanaan dan
mengevaluasi operasi.

B. TUJUAN PERUSAHAAN

a) Misi Perusahaan

Menetapkan tujuan diawali oleh para manajer puncak. Keseluruhan proses


perencanaan dimula dengan menetapkan misi dan tujuan perusahaan secara
keseluruhan. 

Misi berarti dasar keberadaan perusahaan, berada di puncak hierarki tujuan.


Misi menjabarkan nilai-nilai, cita-cita, dan dasar keberadaan perusahaan. Misi
yang ditetapkan dengan jelas merupakan dasar dari penetapan tujuan dan
rencana ke depan. 

Pernyataan misi adalah gambaran umum tujuan yang membedakan suatu


perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. Pernyataan misi yang tepat
dapat meningkatkan motivasi pegawai dan kinerja perusahaan. Bebrapa
pernyataan misi menggambarkan karakteristik perusahaan, seperti nilai-nilai
perusahaan, kualitas produk, lokasi perusahaan, dan sikap terhadap pegawai. 

b) Tujuan dan Rencana

Tujuan strategis, yang juga disebut tujuan resmi adalah pernyataan umum


mengenai masa depan yang ingin dicapai perusahaan. Tujuan ini berkaitan
dengan perusahaan secara keseluruhan, bukan dengan divisi atau departemen
tertentu. 

Rencana strategis menentukan langkah-langkah dan tindakan-tindakan yang


akan diambil perusahaan untuk mencapai tujuan strategis. Rencana

17
strategis merupakan cetak biru yang menentukan aktivitas dan alokasi sumber
daya perusahaan yang diperlukan untuk mencapai target.

Setelah menetapkan tujuan strategis, langkah berikutnya adalah


menentukan tujuan taktis, yaitu hasil-hasil yang hendak dicapai oleh divisi-
divisi dan departemen-departemen utama di perusahaan. Tujuan ini berlaku
untuk manajemen menengah dan menggambarkan langkah yang harus
dilakukan oleh subunit-subunit utama perusahaan dalam mencapai tujuan
perusahaan secara keseluruhan.

Rencana taktis dibuat untuk membantu melaksanakan rencana strategis


utama dan mencapai bagian tertentu dari strategi perusahaan. Rencana taktis
biasanya memiliki jangka waktu lebih pendek daripada rencana strategis. 

Tujuan operasional adalah hasil yang diharapkan dari departemen,


kelompok kerja, dan individu pegawai. Tujuan operasional bersifat pasti dan
terukur. 

Rencana operasional (operational plans) disusun di tingkatan perusahaan


yang lebih rendah untuk menentukan langkah-langkah dan tindakan-tindakan
untuk mencapai tujuan operasional dan mendukung rencana teknis.

c) Menyelaraskan Tujuan Melalui Peta Strategi

Tujuan-tujuan perusahaan yang disusun secara efektif bersifat selaras.


Maksudnya, tujuan-tujuan tersebut bersifat konsisten dan saling
mendukung agar tujuan yang dicapai tingkat yang lebih rendah memungkinkan
untuk mencapai tujuan di tingkat yang lebih tinggi.

Kinerja perusahaan adalah hasil dari sejauh mana elemen-elemen yang


saling bergantung ini berjalan selaras, sehingga para individu, tim, departemen
harus bekerja secara harmonis. Teknik yang maik popular untuk
menyelaraskan tujuan adalah membuat peta strategi. 

18
Peta strategi adalah gambaran visual dari faktor-faktor penting pendorong
kesuksesan perusahaan yang menunjukkan hubungan antara tujuan dan
rencana spesifik di setiap bidang. Peta strategi menjadi sarana ampuh bagi para
manajer untuk melihat hubungan sebab-akibat antara tujuan dan rencana.

C. PERENCANAAN OPERASIONAL

a) Kriteria tujuan efektif adalah sebagai berikut: 


a. Spesifik dan terukur 
b. Memiliki jangka waktu yang pasti
c. Mencakup hasil-hasil penting 
d. Menantang tetapi realistis 
e. Dikaitkan dengan imbalan 

Para manajer menggunakan tujuan operasional untuk mengarahkan


pegawai dan sumber daya guna mencapai hasil spesifik yang memungkinkan

19
perusahaan untuk berkinerja secara efisien dan efektif. Kemudian para manajer
menggunakan sejumlah pendekatan perencanaan, termasuk manajemen
bersasaran, rencana sekali pakai, dan rencana tetap. 

b) Manajemen Bersasaran

Manajemen bersasaran digagas oleh ahli manajemen ternama, Peter


Drucker dalam bukunya, The Practice of Management yang terbit pada tahun
1954. Manajemen bersasaran mempunyai pengertian sistem yang digunakan
oleh para manajer dan pegawai untuk menetapkan tujuan bagi setiap
departemen, proyek, dan personel serta menggunakan mereka untuk
memonitor kinerja selanjutnya. Langkah-langkah manajemen bersasaran: 

1. Menetapkan tujuan. Menetapkan tujuan meliputi pegawai di semua


tingkat. Para manajer mengikuti kriteria tujuan efektif dan memastikan
tanggung jawab disebarkan untuk mencapai tujuan. Tujuan harus ditetapkan
secara bersama-sama. Kesepakatan antara pegawai dan pengawas akan
menciptakan komitmen terkuat untuk mencapai tujuan. 

2. Mengembangkan rencana aksi. Rencana aksi sama halnya dengan


rencana tindakan. Rencana tindakan memberi arah bagi tindakan-tindakan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta dibuat
untuk individu maupun departemen.

3. Melakukan evaluasi kemajuan. Evaluasi secara rutin penting


dilakukan untuk memastikan bahwa rencana tindakan berjalan atau tidak.
Evaluasi ini dapat dilakukan secara informal oleh manajer beserta
bawahannya, sementara perusahaan melakukan evaluasi setiap 3, 6, atau 9
bulanan. Pemeriksaan rutin ini memungkinkan manajer dan pegawai melihat
apakah pekerjaan sudah sesuai target, dan apakah tindakan perbaikan
diperlukan.

4. Menilai kinerja secara keseluruhan. Langkah terakhir dalam


manajemen bersasaran adalah mengevaluasi secara seksama pencapaiantujuan

20
oleh individu dan departemen. Keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai
tujuan merupakan bagian dari sistem penilaian kinerja. Penilaian kinerja
departemen-departemen dan perusahaan secara keseluruhan menjadi penentu
tujuan untuk periode berikutnya. Proses manajemen bersasaran ini berulang
setiap tahun.

c) Rencana Sekali Pakai dan Rencana Tetap

Rencana sekali pakai adalah rencana yang dibuat untuk mencapai


sejumlah tujuan yang kemungkinan tidak berulang di masa depan. Contoh
rencana sekali pakai, yaitu mendirikan kantor pusat baru dan merenovasi
kantor. 

Rencana tetap adalah rencana berkelanjutan yang memberi panduan


melakukan dan mengatasi tugas atau situasi yang terjadi secara berulang di
perusahaan. Contoh rencana tetap, yaitu kebijakan penggunaan internet dan
email, peraturan tidak boleh makan di ruangan, dan prosedur penangan
keluhan pelanggan. 

D. MEMBUAT PERENCANAAN DALAM LINGKUNGAN YANG


BERGEJOLAK

Pada dunia bisnis yang makin bergejolak dan tidak pasti ini para manajer
beralih untuk menggunakan pendekatan perencanaan inovatif yang membantu
melindungi perusahaan dari peristiwa yang tak terduga. Tiga metode perencanaan
penting adalah perencanaan kontingensi, pembuatan skenario, dan perencanaan
krisis. 

 Perencanaan Kontingensi
Rencana kontingensi adalah rencana perusahaan ketika mengalami

21
kondisi darurat, kemerosotan, maupun situasi tak terduga. Untuk
membuat rencana kontingensi, para manajer mengenali faktor-faktor
penting di lingkungan, seperti potensi krisis ekonomi, kelesuan pasar,
dsb. Kemudian, para manjajer menyusun respon-respon alternatif
terhadap kontingensi yang berdampak terburuk, dan berfokus kepada
kondisi terburuk yang mungkin terjadi. 
 Pembuatan skenario 
Pembuatan skenario adalah langkah-langkah untuk mengamati tren dan
ketidaksinambungan yang sedang terjadi, serta memvisualisasikan
kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik di masa depan.
 Perencanaan krisis 
Perencanaan krisis hampir sama dengan perencanaan kontingensi, yaitu
rencana yang digunakan saat mengalami kejadian tak terduga. Dua
tahapan penting dalam perencanaan krisis, yaitu pencegahan krisis dan
persiapan krisis. Pencegahan krisis meliputi membangun hubungan dan
mendeteksi sinyal dari lingkungan. Sementara persiapan krisis meliputi
membentuk tim manajemen krisis dan juru bicara perusahaan, membuat
rencana manajemen krisis terperinci, serta membuat sistem komunikasi
yang efektif. 

E. MEMBUAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI KINERJA


TINGGI

Tujuan perencanaan dan penetapan tujuan adalah untuk membantu


perusahaan mencapai kinerja tinggi. Untuk mencapainya, perusahaan
menggunakan pendekatan perencanaan tradisonal dan pendekatan perencanaan
kinerja tinggi. 

 Perencanaan tradisonal 
Perencanaan tradisonal dilakukan sepenuhnya oleh eksekutif
puncak dengan menggunakan jasa konsultan atau yang lebih umum lagi,

22
melalaui departemen perencanaan pusat. Departemen perencanaan
pusat adalah sekelompok ahli perencanaan yang melapor secara langsung
kepada CEO atau presiden. Para ahli perencanaan dipekerjakan untuk
mengumpulkan data dan membuat rencana strategis terperinci untuk
perusahaan secara keseluruhan. Pendekatan perencanaan ini bersifat top-
down Karen atujuan dan rencana diberikan kepada divisi-divisi dan
departemen utama setelah disetujui oleh presiden. 
 Perencanaan kinerja tinggi 
Perkembangan pendekatan baru diawali dengan peralihan
kepada perencanaan terdesentralisasi, yaitu para ahli perencanaan bekerja
bersama para manajer divisi atau departemen utama untuk membuat tujuan
dan rencana mereka sendiri. Dikarenakan lingkungan makin mudah
bergejolak, para eksekutif puncak melihat manfaat jika perencanaan
terdesentralisasi dibawa lebih jauh, yaitu dengan memungkinkan para ahli
perencanaan untuk bekerja secara langsung dengan manajer dan pegawai
lini depan untuk membuat rencana dinamis yang dapat memenuhi
kebutuhan yang cepat berubah. 
Perusahaan memerlukan cara untuk melihat kemajuan rencana
serta mengukur kemajuan tersebut dalam mencapai tujuan. Perusahaan-
perusahaan mulai menggunakan panel instrumen kinerja bisnis sebagai
cara bagi kalangan eksekutif untuk mengawasi indicator-indikator penting
kinerja. Kini, panel instrumen berkembang menjadi sistem yang meluas di
perusahaan yang membantu menyelaraskan dan mengawasi tujuan di
seluruh perusahaan. 

23
24
REVIEW JURNAL

Jurnal 1 (BAB I “MANEJEMEN INOVATIF DI MASA SULIT”)

Judul : Keunggulan Kompetitif yang Dalam


Menciptakan Inovasi untuk Kewirausahaan
Strategis

Nama Penulis : Aya Fitriyatul Bilgies

Nama Penerbit & Tahun Terbit : Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

25
A. LATAR BELAKANG
Perusahan-perusahaan yang ingin bertahan dan lebih maju dalam kondisi
demikian perlu untuk mengembangkan strategi yang baru. Bagi perusahaan-
perusahaan yang selama ini hanya beroperasi di pasar domestic lambat laun
akan mengalami persaingan yang keras hingga didapatkan kenyataan bahwa
pasar domestic itu tidak ada lagi, serta yang ada hanyalah pasar global.
Menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam waktu singkat dalam era
persaingan global seperti sekarang ini, maka bagi perusahaan agar tetap
survive serta mampu meningkatkan kemampuan bersaingnya secara global dal
am kondi si yang turbulen harus merumuskan strategi yang adaptif serta
mudah disesuaikan untuk mengikuti perkembangan perubahan yang terjadi
secara mendadak2. Strategi yang memungkinkan perusahaan beradaptasi serta
meningkatkan kemampuan bersaingnya secara global dalam kondisi yang
turbulen adalah dengan melalui aliansi strategis.

B. LANDASAN TEORI
1. Kewirausahaan Strategis dan Inovasi
Kegiatan kewirausahaan merupakan sebuah mekanisme penting menciptakan
sebuah perubahan, yang bertujuan untuk membantu semua perusahaan
sehingga mampu beradaptasi dengan adanya perubahan yang diciptakan oleh
orang lain. Kewirausahaan strategis ini bisa digunakan oleh seseorang yang
ingin menjadi pengusaha sosial3. Peluang dari kewirausahaan ini merupakan
sebuah kondisi di mana barang atau jasa baru dapat memenuhi semua
kebutuhan yang ada di pasar. Inti dari kewirausahaan adalah untuk
mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang tersebut. Peter Drucker
berpendapat bahwa inovasi adalah fungsi spesifik dari kewirausahaan, baik
dalam bisnis yang sudah ada, lembaga pelayanan publik, atau usaha baru
yang didemonstrasikan oleh individu tunggal7. Dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan dan inovasi adalah pusat proses kreatif dalam perekonomian

26
yang berperan untuk mendorong pertumbuhan, meningkatkan produktivitas
dan menciptakan sebuah kegiatan yang produktif. Inovasi adalah hasil kunci
utama untuk menciptakan sebuah citra yang baik bagi perusahaan. Hal ini
merupakan suatu hal yang dicari melalui kewirausahaan dan sering menjadi
sumber kesuksesan kompetitif, terutama di lingkungan yang sangat
kompetitif. Inovasi adalah fitur penting dari perusahaan yang berkinerja
tinggi9. Inovasi juga diperlukan untuk mempertahankan atau mencapai
paritas kompetitif, apalagi keunggulan kompetitif di pasar global. Dimana
inovasi tersebut mampu menciptakan keberlangsungan suatu usaha dalam
melakukan persaingan dalam dunia usaha terutama untuk metode bertahan
yang ampuh yang di gunakan oileh perusahaan. Schumpeter berpendapat
bahwa perusahaan terlibat dalam tiga jenis kegiatan yang inovatif10. Yang
pertama adalah penemuan, yaitu tindakan menciptakan atau mengembangkan
produk atau proses baru. Dan yang kedua adalah inovasi, yaitu proses
menciptakan produk komersial dari sebuah penemuan11. Melalui berbagai
penciptaan akan membawa sebuah inovasi yang baru menjadi sebuah produk
yang nyata, sedangkan inovasi membawa sesuatu yang baru ke dalam
penggunaan. Serta jenis yang terakhir adalah imitasi, yaitu adopsi dari suatu
inovasi oleh perusahaan yang sama.

2. Pengembangan Sumberdaya Internal


Inovasi radikal telah menjadi komponen penting dari kompetisi di banyak
industri. inovasi radikal biasanya memberikan kesimpulan yang signifikan
dan menciptakan ilmu pengetahuan yang baru. Inovasi inkremental yaitu
perusahaan membangun basis pengetahuan yang ada dan memberikan
perbaikan kecil dalam lini produk saat ini. Kedua jenis inovasi dapat
menciptakan nilai, yang berarti bahwa perusahaan harus menentukan
kapan saat yang tepat untuk menekankan inovasi baik inkremental atau
radikal.
3. Perilaku kewirausahaan Strategis

27
Perilaku strategis otonomi adalah proses bottom-up di mana produk
juara mengejar ide-ide baru, seringkali melalui proses politik, dengan cara
yang mereka kembangkan dan mengkoordinasi komersialisasi barang baru
atau jasa hingga mencapai kesuksesan di pasar dengan memberikan
perilaku yang strategis maka akanmeberikan sebuah network atau jaringan
yang bagus untuk menciptakan sebuah perilaku yang strategis dan inovasi.
Produk juara memainkan peran penting dalam menggerakkan. inovasi ke
depan26. Alasan utama untuk ini adalah bahwa tidak ada ide bisnis
berakar murni untuk manfaat perusahaan sendiri, itu harus dijual. Perilaku
strategis otonomi didasarkan pada mata air suatu perusahaan yang berupa
pengetahuan dan sumber daya inovasi perusahaan.

4. Implementasi

Implementasi dalam pengaplikasianya perlu sebuah ide


yanginovatifyang mana pemikiran dari hasil tersebut mampu menciptakan
sebuah kewirausahaan tidak hanya model pola pikir pengembangan
produk baru dan pasar, tetapi juga menempatkan atas penekanan pada
sebuah kegiatan eksekusi. Pengenalan keberhasilan inovasi ke pasar
mencerminkan efektivitas implementasi. Tim pengembangan produk
biasanya digunakan untuk menghasilkan integrasi lintas-fungsional.
Integrasi tersebut melibatkan koordinasi dan menerapkan pengetahuan
serta keterampilan area fungsional yang berbeda untuk memaksimalkan
inovasi. Tim pengembangan produk dari hasil inovasi ini nantinya akan
memberikan damapak positif yang efektif.

5. Model Pengembangan Produk


Proses informal sangat penting untuk inovasi produk yang sukses dan
didukung dengan baik melalui sebuah struktur organisasi horisontal yang
mampu menciptakan sebuah struktur organisasi vertikal. Hambatan utama
yang mampu mencegah keberhasilan dalam penggunaan tim lintas
fungsional sebagai suatu alat yang sangat penting dalam mengintegrasikan

28
fungsi dari bentuk organisasi yang independen sebagai suatu acuan dari
anggota tim dalam sebuah organisasi. Anggota tim tersebut mampu
bekerja sama dalam setiap spesialisasi yang berbeda mungkin nantinya
akan menciptakan kerangka acuan yang independen seperti yang biasanya
pada latar belakang dan juga beberapa pengalaman yang sama
sebelumnya. Dengan demikian, setiap dari individu dari beberapa
département fungsional mempunyai kriteria yang berbeda dan juga
memiliki orientasi yang berbeda, pada dimensi berbeda yang lainya
diharapkan juga mampu untuk menciptakan kegiatan dalam
pengembangan produk dengan cara yang berbeda pula.

6. Integrasi dan inovasi


Berbagi nilai dan juga efektivitas atas kepemimpinan merupakan
sebuah hal penting yang digunakan untuk mencapai sebuah integrasi atas
lintasfungsional dalam menerapkan sebuah inovasi33. Nilai-nilai bersama
yang sangat efektif yang dibingkai di sekitar tujuan strategis perusahaan
dan misi, dan menjadi perekat yang mempromosikan integrasi antara unit
fungsional. Dengan demikian, budaya perusahaan mempromosikan
persatuan dan inovasi dalam.

7. Menciptakan Nilai dari Inovasi

Kepemimpinan yang efektif dan juga nilai-nilai atas kebersamaan


mampu meningkatkan integrasi dan juga visi dari perusahaan untuk
melakukan sebuah inovasi dan juga komitmen. Kesimpulan akhir bagi
perusahaan adalah dengan mampu menciptakan nilai yang ada dan untuk
pelanggan dan pemegang saham dengan pengetahuan hal tersebut mampu
mengembangkan dan mengkomersialisasikan produk baru yang tercipta.

Strategi Kooperatif

29
Dalam rangka mencegah atau meminimalkan risiko, perusahaan, khususnya usaha
baru, perlu memilih sebuah pasangan perusahaan mereka dengan hati-hati dan
mempertimbangkan berbagai aspek. Karena perusahaan-perusahaan yang
beroperasi dapat berpartisipasi dalam rangka menjaga aliansi mereka secara
bersamaan, mereka akan menghadapi dan mengatasi tantangan dalam mengelola
aliansi yang mereka ciptakan. Penelitian telah menunjukkan bahwa perusahaan
dapat terlibat dalam terlalu banyak aliansi, yang dapat membahayakan daripada
memfasilitasi kemampuan inovasi mereka.
 Modal Pokok Kewirausahaan
Modal usaha adalah sumber daya yang biasanya dialokasikan untuk
pengusaha yang terlibat dalam proyek-proyek dengan potensi
pertumbuhan yang tinggi. Penelitian telah menunjukkan bahwa
pemodal usaha dapat memperoleh keuntungan besar atau mengalami
kerugian yang signifikan. Modal usaha yang digunakan hanya utnuk
memberikan penunjang atas akuisisi inovasi. Dengan dukungan
tersebut, terdapat beberapa perusahaan yang mampu membentuk
divisi usaha modal sendiri. Beberapa usaha yang relatif baru dapat
memperoleh modal melalui penawaran umum perdana (Initial Public
Offering-IPO). Perusahaan perusahaan yang telah menerima
dukungan modal usaha biasanya menerima keuntungan yang lebih
besar dari IPO.

 Menciptakan Nilai Kewirausahaan Strategis


Perusahaan harus belajar bagaimana menciptakan sebuah keunggulan.
kompetitif, sedangkan perusahaan yang lebih mapan juga harus
mampu mengidentifikasi peluang kewirausahaan yang baru. Beberapa
negara seperti Irlandia telah membuat kemajuan ekonomi yang
dramatis dengan mengubah aturan kelembagaan untuk bisnis yang
beroperasi di negara itu. Perusahaan yang berusaha untuk membangun
teknologi mereka sebagai standar, juga mewakili kewirausahaan.
kelembagaan, yang terlibat dalam kewirausahaan strategis karena

30
menciptakan standar untuk menghasilkan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan bagi perusahaan.

 Akuisisi Untuk Inovasi Strategis


Perusahaan terkadang mengakuisisi perusahaan untuk mendapatkan
akses dalam mendapatkan inovasi dan kemampuan inovatif mereka.
Salah satu alasan bahwa perusahaan beralih ke akuisisi adalah bahwa
pertumbuhan nilai pasar modal; akuisisi menyediakan sarana untuk
secara cepat memperluas lini produk dan meningkatkan pendapatan
perusahaan. Risiko utama dari akuisisi adalah bahwa perusahaan dapat
mengganti kemampuan untuk membeli inovasi untuk kemampuan
untuk menghasilkan inovasi internal.

C. KESIMPULAN
Kewirausahaan strategis merupakan metode kewirausahaan yang tepat
dan efisien ketika dilakukan sebauh implementasi dalam kegiatan nyata
dengan IPO yang bagus dan pengembangan ide pokok dari masing masing
aspek internal. Perusahaan tidak perlu takut dengan pengembangan ini
karena nantinya akan mampu meningkatkan daya saing dan kompetitive
advantage dari dalam perusahaan itu sendiri, perusahaan akan semakin
tangguh ketika berahdapan dengan persaingan di dunia usaha
internasional. Diharapkan para pengambil keputusan dapat memberikan
respons positif terhadap setiap program yang ditawarkan dan
ditindaklanjuti demi keberlangsungan dan keberhasilan program.

31
Jurnal 2 (BAB I “MANEJEMEN INOVATIF DI MASA SULIT”)

Judul :Pengaruh Strategi Inovasi


Terhadap Keunggulan Bersaing
di Industri Kreatif (Studi Kasus
UMKM Bidang Kerajinan
Tangan di Kota Bandung)

Nama Penulis : Tintin Suhaeni

Nama Penerbit Jurnal & Tahun Terbit : Jurnal Riset Bisnis dan
Investasi, April 2018

32
A. LATAR BELAKANG
Industri kreatif merupakan salah satu bidang usaha yang sedang banyak
diminati oleh masyarakat Indonesia saat ini. Kementrian Perdagangan
Indonesia mendefinisikan industri kreatif sebagai industri yang bersumber
dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan dan bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan. Usaha mikro kecil
menengah (UMKM) termasuk pihak yang terlibat dalam industri kreatif.
Karakteristik usaha kecil adalah jenis komoditi yang dihasilkan sudah tetap,
lokasi tidak berpindah-pindah, sudah melakukan administrasi keuangan,
memiliki izin usaha, dan memiliki sumber daya yang berpengalaman dalam
berwirausaha. Sedangkan usaha menengah memiliki kondisi organisasi yang
lebih baik karena sudah memiliki organisasi perburuhan, menerapkan sistem
akuntansi dengan baik, dan memiliki akses pada sumber dana perbankan.
Beberapa penelitian menyatakan adanya hubungan anatara keunggulan
bersaing dan inovasi. Maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh strategi inovasi terhadap keunggulan bersaing untuk kasus usaha
kecil dan menengah.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Inovasi
Inti dari sebuah kegiatan inovasi adalah bagaimana melakukan sebuah
kegiatan yang bisa menaingkatkan nilai (added value) dan keunggulan
dari kondisi saat ini. Cara-cara yang bisa dilakukan antara lain dengan
cara menciptakan pengembangan yang berbeda dari produk
2. Jenis-jenis inovasi
terdiri dari inovasi produk, inovasi pemasaran, inovasi proses, inovasi
teknikal, dan inovasi administrasi (Hendro 2011)
3. Strategi Inovasi

33
strategi inovasi sebagai suatu alat dasar yang menentukan arah inovasi
bisnis berdasarkan strategi bisnis dan tujuan strategis {Hittmár et al.
2014)
4. Dimensi Inovasi
Konsep mutidimensi inovasi di atas akan menghasilkan pengukuran yang
lebih baik dibandingkan dengan hanya pada satu dimensi saja
(Hadjimanolis et al., 2000). Zahra et al. (1993) dalam Anatan et al. (2009)
menyatakan empat dimensi inovasi terdiri dari orientasi kepemimpinan,
inovasi ‘followership’, sumber inovasi, dan tingkat investasi.
5. Faktor Pendukung Keberhasilan Inovasi
berorientasi pasar, mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan,
memiliki unsur efisiensi dan efektivitas. harus sejalan dengan visi dan
misi perusahaan, dan perusahaan harus bisa meningkatkan inovasi terus
menerus.
6. Keunggulan Bersaing
Keunggulan Bersaing Porter (1993) mendefinisikan keunggulan bersaing
sebagai strategi benefit dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk
berkompetisi lebih efektif dalam market place.

C. METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Metode Penarikan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nonprobability sampling dengan cara pengambilan sampel menggunakan
quota sampling. Sampel yang diambil adalah UMKM dibidang kerajinan
tangan (handycraft) di Kota Bandung dan jumlah sampel yang ditetapkan
adalah 51 UMKM, dengan 153 responden. Dari total UMKM di bidang
kerajinan tangan sebanyak 187.
2. Operasional Variabel
Operasional variable yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
variabel bebas (independent variable) yaitu inovasi dan variabel terikat

34
(dependent variable) yaitu keunggulan bersaing. Keseluruhan indikator
baik itu pada variabel inovasi maupun pada variabel keunggulan bersaing
diukur dengan skala ordinal.
3. Analisis Data
Uji asumsi klasik dilakukan pada tahap awal analisis data. Hal ini
dilakukan sebagai persyaratan agar data yang dikumpulkan memenuhi
syarat untuk analisis regresi linear. Pengujian pada penelitian ini
menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua
variabel dikatakan mempunyai hubungan linear apabila signifikansi
(linearity) kurang dari 0,05. Teknik analisis deskriptif yang digunakan
pada penelitian ini antara lain adalah distribusi frekuensi, mean dan
standar deviasi. Analisis regresi linier sederhana dilakukan setelah hasil
dari pengujian awal menyatakan bahwa data yang digunakan memenuhi
syarat dilakukannya regresi linear. Pengujuian hipotesis dilakukan untuk
pengambilan kesimpulan. Uji statistik F dan uji statistic t-student
dilakukan pada tahap ini. Pada penelitian ini, penulis menggunakan ≥ 5 %
atau tingkat kepercayaan 95%. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak,
dan jika signifikansi > 0,05 maka H0 tidak cukup bukti untuk menolak
H0.

D. HASIL PENELITIAN
 Deskripsi Responden
Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 51 organisasi (UMKM)
kerajinan tangan di kota Bandung, dan 153 sebagai responden
yang terdiri dari pelaku (manajer/owner/karyawan).
 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan SPSS, 17
pernyataan dinyatakan valid. Selanjutnya adalah uji validitas dari
variabel Y atau keunggulan bersaing menunjukan bahwa sebanyak
13 pernyataan dinyatakan valid.
Hasil reliabilitas untuk variabel inovasi dapat dikatakan reliabel

35
atau memiliki reliabilitas yang baik dengan hasil 0,867. Nilai
tersebut lebih dari 0,600. Hasil dari cronbach’s alpha untuk
variabel keunggulan bersaing yaitu 0,829, nilai tersebut lebih
besar dari 0,600, sehingga indikator-indikator keunggulan
bersaing tersebut memiliki reliablilitas yang cukup tinggi
 Pengujian Awal
Uji Normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
metode Grafik normal Probability plot (P-Plot). Pada grafik tidak
ada data yang letaknya jauh dari garis sebaran data. Hal ini berarti
sebaran data membentuk distribusi normal. Sedangkan untuk hasil
uji heteroskedastitas, kurva Scatterplot di atas memperlihatkan
semua titik tidak membentuk suatu pola dan menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pada model ini tidak terjadi heterokedastisitas.
Pada penelitian ini dapat dilihat linearity variabel strategi inovasi
dan keunggulan Jurnal Riset Bisnis dan Investasi Vol. 4, No. 1,
April 2018 69 ISSN 2460-8211 bersaing adalah 0.000. Dengan
demilian, maka terbukti bahwa hubungan pada pasangan variabel
strategi inovasi dan keunggulan bersaing memenuhi asumsi
linearitas.
 Analisis Deskriptif Strategi Inovasi
Dimensi variabel inovasi mempunyai nilai mean 3,41 yang berarti
strategi inovasi yang dihasilkan oleh pelaku usaha UMKM
Kerajinan Tangan di Kota Bandung tergolong pada kategori
“Tinggi”
 Analisis Deskriptif Keunggulan Bersaing
Berdasarkan hasil analisis mean dengan menggunakan SPSS,
secara umum keunggulan bersaing memiliki mean sebesar 3,55.
Angka tersebut menunjukan bahwa keunggulan bersaing pada
UMKM kerajinan tangan di kota Bandung termasuk dalam
kategori “Tinggi”.

36
 Analisis Korelasi
Hasil output dari analisis ini ditunjukan oleh table 2. nilai korelasi
antara variabel strategi inovasi dengan keunggulan bersaing adalah
sebesar 0.734. Angka ini terdapat pada interval 0,60-0,799 yang
berarti strategi inovasi dengan keunggulan bersaing memiliki
hubungan positif yang kuat. Nilai korelasi pearson pada tabel
diatas menunjukkan nilai positif, maka hubungan antara strategi
inovasi dengan keunggulan bersaing adalah searah, yang berarti
jika strategi inovasi meningkat maka akan diikuti oleh
peningkatan keunggulan bersaing.
 Analisis Regresi Linear
Analisis regresi linear digunakan untuk memprediksi bagaimana
perubahan nilai strategi inovasi jika nilai keunggulan bersaing
pada UMKM kerajinan tangan di Kota Bandung dinaikkan atau
diturunkan. Strategi inovasi memiliki nilai koefisien regresi linear
sebesar 0,453. Ini berarti setiap penambahan satu angka strategi
inovasi dengan koefisien bernilai positif, maka keunggulan
bersaing akan mengalami peningkatan sebear 0,453. Hasil
koefisien determinasi antara strategi inovasi terhadap keunggulan
bersaing menunjukan nilai 0,538, seperti terlihat pada tabel 4.
Dengan demikian inovasi mampu mempengaruhi keunggulan
bersaing sebesar 53,8%.
 Uji F
Nilai F hitung adalah 175.907. Sementara itu dengan df1 : 1 dan
df2 : 153-1-1 = 151,maka didapat F tabel 3,90. Dengan demikian,
nilai F hitung lebih besar dibandig nilai F tabel. Maka model
regresi dalam penelitian ini dapat diterima. Hal ini dapat Ini
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara strategi
inovasi terhadap keunggulan bersaing.
 Uji T

37
Nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel, dan dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima dan Ho ditolak. Hal ini juga
menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara strategi
inovasi dengan keunggulan bersaing pada UMKM.

E. KESIMPULAN
Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang positif dan
kuaT antara variabel strategi inovasi dengan keunggulan bersaing.
Besarnya pengaruh strategi inovasi terhadap keunggulan bersaing pada
UMKM kerajinan tangan di kota Bandung yaitu sebesar 53,8%. Sementara
sisanya, 46,2 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini. Inovasi juga berpegaruh secara signifikan terhadap
keunggulan bersaing.

Jurnal I (BAB 6 “PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN


TUJUAN”)

Judul : Perencanaan Strategi Sumber


Daya Manusia & Prestasi Kerja
Karyawan

Nama Penulis : Jon Henri Purba

38
Nama Penerbit Jurnal & Tahun Terbit : http://ejournal.lmiimedan.net Juni
2018

A. PENDAHULUAN

Era globalisasi merupakan suatu masa yang harus dilalui setiap perusahaan dalam
menjalankan operasional guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Tersedianya
sumber daya manusia bagi suatu perusahaan dalam menghadapi globalisasi,
dilakukan dengan cara mengindentifikasi kebutuhan kerja, serta mengembangkan
tenaga kerja itu menjadi sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan
yang dibutuhkan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk membuat
suatu perencanaan strategis sumber daya manusia yang mengedepankan
langkahlangkah, kebijakan-kebijakan serta program-program perusahaan untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia perusahaan yang memiliki kompetensi,
skill, dan sifat inovatif dalam melaksanakan pekerjaan sehingga dapat adaptif
dengan visi, misi, dan tujuan organisasi yang direncanakan bersama. Melalui
perencanaan strategis Sumber Daya Manusia dapat memunculkan berbagai
keuntungan-keuntungan untuk mendukung jalannya organisasi seperti
peningkatan nilai, keunikan dan kualitas organisasi, dimana wujudnya berupa
kemampuan inovatif, dapat membuat keputusan yang berkualitas saat menghadapi
berbagai perubahan, bekerja secara professional, dan programprogram yang
berorientasi pada daya saing serta signifikan dalam memajukan organisasi
terutama kemajuan pada prestasi kerja karyawan.

B. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber Daya Manusia adalah orang yang bekerja dan berfungsi sebagai aset
perusahaan maupun organisasi yang dapat dihitung jumlahnya (kuantitatif).
Dalam pengertian ini, fungsi sumber daya manusia tidak berbeda dari fungsi aset
lainnya, sehingga dikelompokkan dan disebut sebagai sarana produksi bagi

39
organisasi, sebagaimana sebuah mesin, komputer (sumber daya teknologi),
investasi (sumber daya finansial), gedung, mobil (sumber daya materil), dan
lainlain.

C. PERENCANAAN STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA

Perencanaan strategi Sumber Daya Manusia adalah proses bagaimana memenuhi


kebutuhan kerja saat ini dan masa yang akan dating Tentunya Dalam memenuhi
kebutuhan tenaga kerja saat ini, maka proses Perencanaan Sumber Daya Manusia
merupakan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya merencanakan
dalam mengantisipasi masa depan.

D. PROSES PERENCANAAN STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA


Rekrutmen dan Seleksi Karyawan
Perencanaan strategi sumber daya manusia akan sia-sia, apabila tidak diikuti
dengan kegiatan rekrutmen dan seleksi yang berpedoman dengan kualifikasi
sumber daya manusia yang dibutuhkan. Tes atau interview yang dipergunakan
harus difokuskan pada usaha mengungkapkan apakah calon- calon tenaga
kerja/karyawan memenuhi kualifikasi yang ditetapkan di dalam perencanaan
sumber daya manusia.

E. JENJANG KARIR

Menurut Sondang (2009), karir adalah keseluruhan pekerjaan yang dilakukan


dan jabatan yang dipangku selama berkarya. Nawawi (2007) mengatakan ada
3 (tiga) fase dalam mendesain program pengembangan karir, yaitu:

1. Fase Pengarahan Fase ini dimaksud untuk membantu pegawai agar


mampu mewujudkan perencanaannya menjadi kenyataan, yaitu dengan
menetapkan tipe karir yang diinginkan dan mengatur
langkahlangkahyang harus ditempuh

40
2. Fase Perencanaan, Merupakan aktivitas-aktivitas yang menyelaraskan
rancangan karyawan dan perusahaan mengenai pengembangan karir.
Tujuan fase ini adalah mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
karyawan dalam melaksanakan tugas.
3. Fase Pengembangan, Fase ini adalah tenggang waktu yang dipergunakan
pegawai untuk memenuhi persyaratan yang memungkinkannya melakukan
gerak dari suatu posisi ke posisi lain yang diinginkan. Selama fase ini
pegawai dapat melakukan kegiatan memperbaiki dan meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan atau keahlian dan sikapnya, sebagaimana
dipersyaratkan oleh posisi tersebut.

F. PENGEMBANGAN KARYAWAN

Sondang (2009) mengatakan bahwa pengembangan karyawan adalah suatu


kegiatan untuk memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan
pengetahuan dan pengertian tentang pengetahuan umum dan pengetahuan
ekonomi pada umumya, termasuk peningkatan penguasaan teori pengambilan
keputusan dalam menghadapi persoalan-persoalan perusahaan.
Manfaat pengembangan karyawan adalah sebagai berikut:

 Kenaikan produktivitas baik kuantitas maupun jumlah


kualitas/mutu tenaga kerja.
 Kenaikan moral kerja karyawan lewat pengembangan yang
sesuai dengan tingkat kebutuhan yang ada dalam perusahaan.
 Menurunnya pengawasan karena karyawan atau pekerja
semakin percaya pada kemampuan dirinya sendiri, maka
dengan disadari kemampuan kerja tersebut para pengawas tidak
terlalu dibebani untuk setiap saat mengadakan pengawasan.
 Menurunnya angka kecelakaan atau kesalahan, karena dengan
adanya kemampuan tersebut lebih banyak menghindarkan para
karyawan dari kesalahan.
 Mengembangkan pertumbuhan pribadi.

41
G. PENGERTIAN PRESTASI KERJA

Soeprihanto (2009) mengatakan bahwa prestasi kerja merupakan hasil kerja


seorang karyawan selama periode tertentu yang dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti target, standar, sasaran, dan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati.

H. UNSUR-UNSUR PENILAIAN PRESTASI KERJA

Soeprihanto (2009) mengatakan bahwa yang menjadi unsur-unsur dalam prestasi


kerja yaitu:
 Sikap terhadap pekerjaan,
 Kemampuan bekerja sama
 Kecakapan dan keterampilan
 Ketelitian bekerja
 Inisiatif
 Kemampuan bekerja sendiri

I. Pengertian Penilaian Prestasi Kerja

Rosidah Sulistiyani (2009) mengatakan bahwa pada prinsipnya penilaian prestasi


kerja merupakan cara pengukuran kontribusi-kontribusi dari individu dalam
instansi yang dilakukan terhadap organisasi. Nilai penting dari penilaian prestasi
kerja adalah menyangkut penentuan tingkat kontribusi individu atau kinerja yang
diekspresikan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.

J. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI KERJA

Achmad (2009) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi


kerja, yaitu:

42
 Motivasi
 Kemampuan mereka
 Dukungan yang diterima
 Hubungan mereka dengan organisasi
 Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan

K. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA


Sebagai dasar pengambilan keputusan untuk promosi, demosi, pemberhentian,
penetapan balas jasa.

 Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan perusahaan


 Untuk mengukur prestasi kerja
 Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan efektivitas, jadwal
kerja,
 Sebagai indikator menentukan kebutuhan latihan bagi karyawan
 Sebagai alat untuk melihat kelebihan dan kekurangan karyawan
 Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan
 Sebagai kriteria untuk seleksi dan penempatan karyawan
 Sebagai bahan pertimbangan dalam mengikut sertakan karyawan
program pelatihan
 Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan
karyawan.

L. KESIMPULAN

Untuk mencapai kinerja organisasi yang berkelanjutan, sebuah organisasi perlu


memberikan perhatian pada perencanaan sumber daya manusia yang dimilikinya.
Artinya, organisasi perlu memastikan bahwa sumber daya yang ada di dalamnya
memiliki pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan dan sikap yang unggul
sehingga dapat menunjang pencapaian tujuan organisasi. Oleh sebab itu,
organisasi perlu melakukan perencanaan strategis sumber daya manusia yang

43
dimilikinya melalui perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi
yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, serta tidak kalah penting dengan
cara melakukan pelatihan dan pengembangan karir sumber daya manusia. Oleh
sebab itu, organisasi perlu melakukan perencanaan strategis sumber daya manusia
yang dimilikinya melalui perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan
seleksi yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, serta tidak kalah penting
dengan cara melakukan pelatihan dan pengembangan karir sumber daya manusia.

Jurnal 2 (BAB 6 “PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN


TUJUAN”)

Judul : Strategic Management of Organization


Development and Civil Service Based
Pumpinghr Model at Ibn Khaldun
University Bogor

Nama Penuis : Amir Tengku Ramly and Dudung Abdul


Syukur

Nama Penerbit & Tahun Terbit : IJBE: Integrated Journal of Business and
Economics, 2018

44
A. PENDAHULUAN
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu dalam penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya
disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif
organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk
perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi. Inti dari
manajemen strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya,
dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling
efektif untuk memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus
memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam
organisasi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pentingnya UIKA dalam
pengembangan organisasinya kedepan menggunakan strategic management
dengan memperhatikan sejarah berdirinya UIKA, visi misi, dan tridharma
perguruan tinggi.

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Manajemen Strategik
Menurut sampurno (2011) definisi tersebut mencakup dua elemen
penting yang menjadi inti dari manajemen startegik, yaitu (1) tiga
ongoing process (analisis, keputusan, aksi) dan (2) studi mengetahui
mengapa organisasi dapat mempunyai kinerja yang lebih baik dibanding
dengan yang lain. Manajemen strategic focus pada pertanyaan
fundamental: “bagaimana organisasi dapat bersaing dengan
menciptakan keunggulan bersaing di pasar, tidak hanya sekedar karena
unik dan bernilai tetapi juga sulit bagi pesaing untuk menirunya?”
(Sampurno, 2011).
2. MSDM Strategik

45
MSDM Strategik merupakan suatu system dimana terjadi keterkaitan
antara MSDM dengan sasaran dan tujuan strategic organisasi dalam
rangka meningkatkan kinerja perusahaan serta mengembangkan budaya
organisasi yang mengadopsi inovasi dan fleksibilitas (Mathis & Jackson,
2003). Menurut Mello (2002) MSDM strategic meliputi 5-P, yaitu
philosophy, policy, program, practice, dan process
3. PumpingHR Model
Pumping model merupakan karya intelektual peneliti yang telah diuji
cobakan pada programprogram training selama 10 tahun sejak tahun
2004. Pumping HR model merupakan model pengembangan SDM
dengan menggunakan prinsip-prinsip Human Capital. Baron &
Armstrong (2007) mengatakan “Human capital is an important element
of the intangible assets of an organization”. Human capital tidak dimiliki
oleh organisasi tetapi didapatkan melalui hubungan kerja dengan
karyawan. Hasil penelitian yang dilakukan Ramly (2016) menunjukkan
bahwa pengembangan SDM dalam organisasi harus memperhatikan 3 hal
penting, yaitu :
(1) karakter SDM,
(2) kompetensi SDM,
(3) perilaku SDM.

C. METODE PENELITIAN

1. Sumber Data Penelitian


Dalam metodologi penelitian kualitatif, ada berbagai metode pengumpulan
data/sumber yang biasa digunakan. Menurut Millan dan Schumacer (2001)
paling sedikit ada empat strategi pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif, yaitu
(1) observasi partisipatif,
(2) wawancara mendalam,

46
(3) studi literatur dan artefak, serta
(4) teknik pelengkap.
Metode atau studi literatur, meski pada mulanya jarang diperhatikan dalam
metodologi penelitian kualitatif, pada masa kini menjadi salah satu bagian
yang penting dan tak terpisahkan dalam metodologi penelitian kualitatif.
Hal ini disebabkan oleh adanya kesadaran dan pemahaman baru yang
berkembang di para peneliti, bahwa banyak sekali data-data yang
tersimpan dalam bentuk literatur dan artefak.

2. Metode Studi Literatur


Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta
mengolah bahan penelitian (Zed, 2008). Studi kepustakaan merupakan
kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian, khususnya penelitian
akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis
maupun aspek manfaat praktis. Dengan melakukan studi kepustakaan, para
peneliti mempunyai pendalaman yang lebih luas dan mendalam terhadap
masalah yang hendak diteliti. Melakukan studi literatur ini dilakukan oleh
peneliti antara setelah mereka menentukan topik penelitian dan
ditetapkannya rumusan permasalahan, sebelum mereka terjun ke lapangan
untuk mengumpulkan data yang diperlukan (Darmadi, 2011).

3. Analisis
Dari literatur yang didapatkan, peneliti membandingkan dengan hasil
penelitian, pendapat para pakar dan visi-misi UIKA yang ada. Peneliti juga
menggunakan prinsip-prinsip pengembangan institusi yang dalam sejarah
UIKA sangat erat kaitannya satu sama lain, yaitu manajemen organisasi
IPB. IPB banyak menghasilkan tokoh yang kemudian mengabdikan
dirinya di UIKA sebagai bukti komitmen ke Islaman dan rasa
tanggungjawab terhadap amanah para tokoh dan ulama pendiri UIKA.
Dengan visi-misi yang ada, sejarah tokoh Ibn Khaldun dan motivasi para

47
pendiri UIKA serta system manajemen organisasi UIKA saat ini yang ada,
peneliti memetakan dalam teori-teori manajemen strategic dan hasil
penelitian Pengembangan SDM berbasis Pumping HR model serta
pendapat para pakar manajemen organisasi dan manajemen SDM strategic.

D. PEMBAHASAN HASIL
Berdasarkan literatur visi misi lembaganya, UIKA memiliki visi misi “Menjadi
Universitas Unggul Berbasis Keislaman dan Teknologi Pada Tahun 2025”.
Sedikitnya ada 3 hal besar dalam visi misi UIKA, yaitu:
(1) universitas unggul, yakni berdaya saing kompetitif,
(2) nilai-nilai Islam, dan
(3) penguasaan teknologi modern.
Untuk mewujudkan visi-misinya, UIKA perlu merancang strategic plan
pengembangan UIKA dalam jangka panjang 25 sd 50 tahun kedepan. Sehingga
setiap pergantian rektor akan menjadi pelanjut pencapaian visi-misi tersebut,
dalam bentuk focus kebijakan tahunan dan 5 tahunan. UIKA tidak boleh mapan
secara penataan lembaga dan pengembangan SDM nya, karena organisasi yang
tidak siap berubah, maka akan mati. UIKA perlu mempraktekkan disiplin kelima
sebagai organisasi pembelajar (Senge, 1995). Untuk norma-norma dan perilaku
akademisi kampus (mahasiswa, karyawan dan dosen) perlu dilakukan penguatan 3
hal utama, yaitu
(1) pemahaman secara prinsip (core values) UIKA sebagai Islamic University
Culture,
(2) perilaku dan tindakan-tindakan para akademisi sebagai individu dan tim
UIKA,
(3) kompetensi unggul sebagai ciri intelektual dan pekerja keras, cerdas dan
ikhlas.

UIKA harus merumuskan 3 standar kompetensi dasar bagi para civitas akademika
UIKA, yaitu (1) core competency UIKA,
(2) managerial competency UIKA,

48
(3) supporting Competency UIKA.
Dalam penguatan kompetensi UIKA perlu mengembangkan manajemen kinerja
dan indicator kinerja kunci dalam berbagai perspektif, seperti perspektif
stakeholder, academic dan research, perspektif Quality Control Internal Process,
dan perspektif ketokohan dan tim yang kuat.

E. KESIMPULAN
 Kesimpulan
1. UIKA organisasi yang focus sebagai universitas dengan menghasilkan
sarjana-sarjana
yang menguasai ilmu multidispliner dengan basis nilai-nilai Islam yang kuat.
2. UIKA dalam mewujudkan visi misi nya membuat strategic plan terkait
manajemen dan
pengembangan organisasi kampus menuju Modern Islamic University sinergis
dengan
gagasan pemikiran Ibn Khaldun.
3. UIKA menerapkan pengembangan SDM strategic berbasis PumpingHR
Model dengan 3
competency utama, yaitu
(1) membangun core competency,
(2) mengembangkan managerial competency bagi dosen dan karyawan serta
lulusan UIKA (3) menggunakan supporting competency individu dan tim
civitas akademika dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah.

 Rekomendasi
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk memahami efektifitas SDM dan
penataan organisasi UIKA saat ini dan disain organisasi serta MSDM
strategic untuk mewujudkan visi misi dan tujuan pendirian UIKA.
2. Perlu revitalisasi nilai-nilai keIslaman dan university culture yang
bersumber dari nilai nilai dan gagasan ilmuwan Ibn Chaldun

49
50

Anda mungkin juga menyukai