MANAJEMEN
DASAR
MANAJEMEN
DASAR MANAJEMEN
Copyright© PT Penamudamedia, 2024
Penulis:
Dr. Ugung Dwi Ario Wibowo, M.Si., Psikolog., Imam Faisal Hamzah, S.Psi., M.A., Ishak,
S,Ag,MA., Muhammad Arif, S.E., M.M., Hayatul Khairul Rahmat, S.Sos., M.Han., Nur Aini
Anisa, S.Pd., M.Pd., Farah Putri Wenang Lusianingrum, M.Sc., Ir. Johan Alfian Pradana, I
Gusti Agung Prabandari Tri Putri, S.E., M.M ., Dr. Aan Rukmana, M.A., M.M.
Editor:
Teguh Prasetyo, S.Kom.I., M.PSDM
ISBN:
978-623-88927-2-3
Desain Sampul:
Tim PT Penamuda Media
Tata Letak:
Enbookdesign
Diterbitkan Oleh
PT Penamuda Media
Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta
HP/Whatsapp : +6285700592256
Email : penamudamedia@gmail.com
Web : www.penamuda.com
Instagram : @penamudamedia
v
Saya berharap buku "Dasar Manajemen" ini dapat menjadi
panduan yang berharga bagi siapa pun yang ingin memperdalam
pemahaman mereka tentang manajemen dan menerapkannya
dalam kehidupan nyata. Saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung pembuatan buku ini, serta
kepada Anda, para pembaca, yang telah memberikan kesempatan
bagi buku ini untuk berada di tangan Anda.
Selamat membaca dan semoga buku ini dapat memberikan
manfaat yang berharga bagi perjalanan Anda dalam memahami
dan menguasai dasar-dasar manajemen.
Salam,
Penulis Buku
vi
KATA PENGANTAR................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................ vii
BAB 1 - HAKIKAT MANAJEMEN .............................................. 1
A. Hakikat Manajemen ........................................................ 2
B. Sejarah Manajemen ......................................................... 5
C. Definisi Manajemen......................................................... 8
D. Konsep Manajemen ....................................................... 10
E. Fungsi Manajemen ........................................................ 12
F. Bidang-bidang Manajemen dalam Organisasi Bisnis ......... 15
BAB 2 - ORGANISASI BISNIS ................................................. 21
A. Organisasi ..................................................................... 22
B. Organisasi Bisnis ........................................................... 23
C. Bantuk-Bantuk Organisasi Bisnis .................................... 25
D. Pengelolaan Organisasi Bisnis ........................................ 28
BAB 3 - FUNGSI PENGENDALIAN ........................................ 30
A. Pengertian Manajemen Pengendalian ............................. 30
B. Fungsi Pengendalian Manajemen ................................... 32
C. Implementasi Pengendalian Manajemen ......................... 37
vii
BAB 4 - FUNGSI PENGARAHAN ............................................. 61
A. Pengertian .................................................................... 61
B. Tujuan Pengarahan ........................................................ 63
C. Elemen Pengarahan dalam Manajemen ........................... 63
D. Peran Komunikasi dalam Pengarahan ............................. 64
BAB 5 - FUNGSI PENGORGANISASIAN ................................... 68
A. Pengertian Fungsi Pengorganisasian ............................... 68
B. Tujuan Fungsi Pengorganisasian ..................................... 71
C. Unsur-Unsur dalam Fungsi Pengorganisasian .................. 72
D. Prinsip-prinsip Pengorganisasian.................................... 73
E. Langkah-langkah Pengorganisasian ................................ 77
F. Tahapan Pengorganisasian ............................................. 79
G. Manfaat Fungsi Organizing dalam Manajemen................. 80
BAB 6 - MANAJEMEN SISTEM INFORMASI ............................. 81
A. Pengertian Teknologi Informasi ...................................... 82
B. Pengertian Data ............................................................. 83
C. Pengertian Informasi ..................................................... 84
D. Konsep Sistem ............................................................... 84
E. Konsep Sistem Informasi ................................................ 86
F. Jenis -Jenis Sistem Informasi .......................................... 87
G. Manajemen Sistem Informasi ......................................... 88
viii
BAB 7 - MANAJEMEN PEMASARAN ...................................... 92
A. Definisi Pemasaran ........................................................ 93
B. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan .......................... 94
C. Produk dan Jasa............................................................. 96
D. Nilai, Kepuasan, dan Mutu ............................................. 98
E. Bauran Pemasaran/ Marketing Mix ............................... 100
F. Produk (Product) ......................................................... 100
BAB 8 - MANAJEMEN OPERASI ............................................ 105
A. Konsep Dasar Manajemen Operasi ................................ 105
B. Beberapa Tokoh Berkontribusi dalam Manajemen Operasi
.................................................................................. 106
C. Kerangka Kerja 5W+1H Manajemen Operasi .................. 106
D. Aktivitas Manajemen Operasi di Organisasi ................... 108
E. Model Umum Manajemen Operasi ................................ 109
F. Obyek dari Manajemen Operasi .................................... 110
G. Aktivitas Manajemen Operasi dari Riset Terbaru ............ 111
H. Temuan Riset Internasional Manajemen Operasi Abad Ini
.................................................................................. 112
BAB 9 - PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN ...................... 115
A. Konsep Dasar Perencanaan .......................................... 115
B. Sifat Perencanaan ........................................................ 117
C. Tipe-Tipe Perencanaan dalam Manajemen .................... 119
D. Tahapan dalam Proses Perencanaan ............................. 121
E. Perencanaan dalam Manajemen yang Efektif ................. 123
ix
BAB 10 - KENDALA MANAJEMEN ORGANISASI .....................127
A. Kendala Perencanaan (planning) .................................. 128
B. Kendala Pengorganisasian (Organizing)......................... 131
C. Kendala Pelaksanaan (Actuating) .................................. 133
D. Kendala Pengawasan (Controlling) ................................ 137
E. Kendala Kepemimpinan (Leadership) ........................... 138
DAFTAR PUSTAKA .............................................................140
TENTANG PENULIS ............................................................154
x
1
Ugung Dwi Ario Wibowo
K
ETERBATASAN kemampuan manusia membuat manusia
melakukan upaya agar terdapat simplifikasi tugas dan
pekerjaan agar kebutuhan dan tujuannya terpenuhi. Ada
upaya untuk membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab,
sehingga terbentuk ikatan-ikatan formal dan kerjasama di dalam-
nya. Sehingga, dilakukanlah suatu pengaturan agar organisasi
bisa berjalan dengan sistematis dan terukur, dengan upaya yang
disebut manajemen.
Dasar Manajemen 1
Manajemen sebagai suatu ilmu sosial terapan senantiasa
dinamis dan berkembang. Manajemen (atau pengelolaan) me-
rupakan administrasi organisasi, baik bisnis, organisasi nirlaba,
atau badan pemerintah melalui administrasi bisnis, manajemen
nirlaba, atau sub-bidang ilmu politik administrasi publik. Dalam
hal ini manajemen sebagai proses pengelolaan sumber daya
bisnis, pemerintah, dan organisasi lainnya.
Manajemen dan organisasi bukan merupakan tujuan, melain-
kan hanya alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
organisasi bisnis, tujuan yang diinginkan yaitu keuntungan
(profit), sementara itu dalam organisasi publik tujuan yang
diharapkan yaitu pelayanan (service). Tujuan-tujuan tersebut
harus ditetapkan secara jelas, terukur, bisa dicapai, realistis, dan
timely, sehingga bisa berurutan dan berimbang sesuai kepenting-
an manajemen. Untuk itu, perlu diketahui terlebih dahulu hakikat
manajemen.
2 Dasar Manajemen
kebutuhan lahiriyah dan batiniyahnya. Manusia dengan
kebutuhan jasmaninya memerlukan kebutuhan hewani
untuk bertahan hidup dan menemukan kenikmatan-
kenikmatannya. Manusia dengan kebutuhan ruhaninya
memerlukan keseimbangan hidup yang rasional dan
proporsional untuk melangsungkan kehidupan dan
menemukan kebahagiaan yang diinginkannya. Di sinilah
bertemunya individu dengan sosialnya dengan cara
berinteraksi dan berafiliasi.
Secara psikologika, manusia dengan kemampuan
berpikirnya merupakan dasar dari perilaku manajemen
dalam suatu organisasi. Sebagaimana ungkapan filsuf
dari Perancis bernama Descartes: Cogito Ergo Sum yang
g_gcfcec [lnc ‚[eo \_ljcecl g[e[ [eo [^[‛, ^cg[eh[c
bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah
keberadaan manusia itu sendiri pada saat fungsi berpikir
bisa dikelola dengan optimal.
Manusia sebagai makhluk psikososial yang bisa
mengatur dan bisa diatur dalam suatu circle. Hakikat
manusia di sini akan mengambil peran psikososialnya
untuk kemudian memilih opsi-opsi yang ada untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhannya..
Secara psikospiritual, hakikat manusia sebagai
makhluk tertinggi ciptaan Allah juga memiliki fungsi
beribadah kepada Allah dan fungsi menjadi pemimpin
bagi diri maupun orang lain untuk mengelola bumi
secara rahmatan lil aalamiin. Dalam hal ini, apapun
kegiatan manusia seharusnya digunakan untuk dua
fungsi tersebut.
Dasar Manajemen 3
2. Hakikat Bekerja
Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia bekerja
baik secara individu maupun bekerjasama secara kelom-
pok. Dalam berbagai teori, terutama menurut teori barat
manusia bekerja secara umum untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya yang disebut needs.
Berbagai teori tentang needs (kebutuhan mendasar)
yang menggambarkan alasan mengapa manusia bekerja,
di antaranya h__^’m bc_l[l]bs nb_ils (Abraham Maslow),
two-factor theory of motivation-hygiene (Frederick
Herzberg), ERG theory atau teori exixtance-relatedness-
growth (Alderfer), human motivation theory (David
McClelland), dan lain sebagainya. Intinya, semua teori
tersebut menjelaskan mengapa manusia memiliki
kebutuhan ataupun kepuasan dalam bekerja.
Mengambil contoh dari teori Maslow, yang menyu-
sun hierarkhi pentingnya tingkat kebutuhan untuk
menjadi motif dan mendorong seseorang dalam bekerja.
Kebutuhan paling bawah atau utama yaitu seseorang
bekerja karena kebutuhan fisik-biologisnya, kemudian
bila sudah terpenuhi, maka muncul kebutuhan di
atasnya yaitu kebutuhan rasa aman. Selanjutnya, setelah
mendapatkan rasa aman dan nyaman, barulah seseorang
menggunakan pekerjaan sebagai upaya membangun
relasi sosialnya. Di tingkatan berikutnya, menurut
Maslow pekerjaan merupakan sarana bagi manusia
untuk memiliki harga diri dan status sosial, serta yang
paling tinggi yaitu bekerja sebagai aktualisasi diri untuk
mendapatkan kebahagiaan.
Bagaimana bekerja merupakan upaya manusia un-
tuk memenuhi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder,
4 Dasar Manajemen
dan kebutuhan tertiernya, maka hakikat kerja dalam
manajemen yaitu dapat memperlakukan dan mengatur
manusia untuk bekerja dan bekerjasama.
3. Hakikat Manajemen
Manajemen menjadi suatu konsep agar manusia
bersedia bekerja dan bekerjasama secara sistematik dan
bertanggungjawab. Kelompok atau masyarakat yang
bekerjasama melakukan kegiatan manajemen untuk
mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga masyarakat
dalam perspektif manajemen dijuluki ini pula sebagai
managerial society (masyarakat manajerial).
Manajemen menjadi esensial dibutuhkan dalam
kerjasama karena manajemen mampu mengoptimasi
dan mengintegrasi setiap Langkah-langkah individual
menjadi usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama
yang diharapkan. Dengan manajemen, penggunaan
semua sumber daya menjadi efisien (low waste) dan
pencapaian tujuan menjadi efektif (high attainment).
Intisari manajemen yaitu mencapai tujuan yang
optimal dengan meningkatkan daya guna dan hasil guna
dari potensi-potensi yang dimiliki manusia.
Setelah memahami hakikat manajemen, perlu me-
mahami lebih dekat tentang sejarah, definisi, dan konsep
manajemen berikut ini.
Dasar Manajemen 5
tidak akan terlepas dari kemampuannya melakukan mana-
jemen yang tepat. Praktik manajemen pun mengalami
perubahan untuk mengikuti kebutuhan dunia bisnis yang
terus bertransformasi dan beradaptasi sesuai dengan
tuntutan zaman. Sejarah manajemen cukup panjang dan di
antaranya terbagi dalam fase-fase perkembangan penting
sebagai berikut:
1. Fase awal manajemen, yaitu pada masa peradaban
kuno di bagian barat Mesopotamia dan tulisan Mesir
Kuno sekitar tahun 1200 sebelum masehi. Pada
artefak tersebut menunjukkan bagaimana suatu
pengetahuan tentang penggunaan manajemen
dalam mengelola suatu kerajaan dan mengelola
politik. Setelah itu bukti-bukti dari masa Yunani
Kuno dan Romawi menunjukkan bagaimana praktik-
praktik manajemen digunakan untuk mengelola
persidangan, pemerintahan, ketentaraan, koloni dan
otoritas, serta dalam mengelola kelompok-kelompok
kecil dalam masyarakat seperti gereja dan per-
dagangan.
2. Fase pemikiran awal, yaitu saat Adam Smith
menerbitkan doktrin ekonomi klasik yang berjudul
‚The Wealth Nation‛ j[^a tahun 1776, yang menge-
mukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh
organisasi dari pembagian kerja. Setelah itu terjadi
peristiwa yang dikenal dengan revolusi industri, di
mana tenaga manusia mulai tergantikan oleh mesin
dan berpindahnya kegiatan produksi di rumah ke
pabrik-pabrik. Revolusi industri ini ini meng-
akibatkan para manajer dan mandor saat itu mem-
butuhkan teori yang dapat membantu mereka
merencanakan, mengorganisasi, dan memimpin
6 Dasar Manajemen
para buruh dan proses produksi. Setelah masa itu
juga muncul tokoh terkenal bidang manajemen awal
yaitu Robert Owen di Skotlandia yang dianggap
bapak manajemen personalia, Charles Babbage di
Britania Raya yang menggaungkan prinsip pem-
bagian kerja, dan Max Webber di Jerman yang
mengemukakan manajemen birokrasi..
3. Fase manajemen ilmiah, yaitu dimulai saat Frederick
Taylor seorang insinyur dan industrialis asal
Amerika mengeluarkan karya ilmiah yang berjudul
‚The Principle of Scientific Management‛ j[^[ n[boh
1911. Artikel Taylor tersebut memuat tentang
prinsip-prinsip fundamental sebagai landasan pen-
dekatan ilmiah terhadap manajemen. Taylor me-
nyarankan agar penempatan tenaga kerja harus
dilakukan secara hati-hati, cermat, dan tepat agar
tercapai produktivitas, sehingga perlu dilakukan
suatu pengelolaan kerekayasaan pekerjaan dan
pelatihan terhadap tenaga kerja agar bisa bekerja
sebaik mungkin. Itulah mengapa Taylor dijuluki
bapak manajemen ilmiah.
4. Fase manajemen modern, yaitu dimulai saat Henry
Fayol seorang industrialis dan teoris administrasi
asal Spanyol menulis sebuah buku yang berjudul
‚Administration Industrielle et Generale‛ j[^[
tahun 1916, yang baru dikenal masyarakat luas
setelah buku tersebut diterbitkan dalam Bahasa
Inggris pada tahun 1929. Di buku tersebut
dikenalkan tentang 14 prinsip manajemen, beserta
peninggalan Fayol yang paling terkenal yaitu tentang
lima fungsi utama manajemen yaitu merencanakan,
mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan
Dasar Manajemen 7
mengontrol. Itulah mengapa Fayol dijuluki bapak
manajemen modern.
Selanjutnya, perkembangan manajemen bisnis saat ini
mengalami berbagai disrupsi yang diistilahkan revolusi
industri 4.0 di mana organisasi bisnis harus berkompetisi
dengan menggunakan internet of things, artificial
intelligence, human-machine interface, dan teknologi
robotik/otomasi.
Kajian tentang manajemen makin mendapat tantangan
dengan berbagai situasi terbaru di dunia yang mengalami
volatility (perubahan drastis), uncertainty (ketidakpastian),
complexity (kompleksitas) dan ambiguity (ketidakjelasan)
atau yang sering disingkat dengan istilah VUCA.
8 Dasar Manajemen
2. Fredmund Malik (1944–) mendefinisikan manajemen
m_\[a[c ‚the transformation of resources into utility‛
(transformasi sumber daya menjadi utilitas). Manajemen
dimasukkan sebagai salah satu faktor produksi–bersama
dengan mesin, material, dan uang.
3. Ghislain Deslandes (1970-) mendefinisikan manajemen
sebagai kekuatan yang rentan, berada di bawah tekanan
untuk mencapai hasil dan diberikan dengan tiga
kekuatan yaitu kendala, peniruan, dan imajinasi, yang
beroperasi pada tingkat subjektif, antarpribadi,
institusional, dan lingkungan.
4. Peter Drucker (1909–2005) memandang tugas dasar
manajemen ada dua: pemasaran dan inovasi. Meskipun
demikian, inovasi juga terkait dengan pemasaran
(inovasi produk merupakan isu utama pemasaran
strategis). Drucker mengidentifikasi pemasaran sebagai
esensi kunci keberhasilan bisnis, namun manajemen dan
pemasaran secara umum dipahami sebagai dua cabang
pengetahuan administrasi bisnis yang berbeda.
Selain berdasarkan beberapa definisi manajemen
tersebut di atas, ada beberapa karakteristik yang bisa
menggambarkan tentang manajemen, yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan. Setiap organisasi bisnis
memiliki tujuan yang ditetapkan pada saat awal
terbentuk organisasi tersebut. Tugas manajemen yaitu
menciptakan proses untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
2. Bersifat luas, yaitu semua kegiatan yang terlibat dalam
pengelolaan organisasi merupakan hal yang umum dan
wajar di berbagai bidang.
Dasar Manajemen 9
3. Bersifat multidimensi, yaitu ada di berbagai dimensi
kehidupan.
4. Proses yang berkelanjutan. Sebagai suatu proses dan
fungsi yang berkelanjutan, meliputi perencanaa,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang
dilakukan sepanjang waktu dan bahkan berulang.
5. Sebagai kegiatan kelompok, melibatkan banyak orang
dengan Kerjasama yang kompleks dan dalam prosesnya
hampir mustahil bisa dilakukan secara individual.
6. Kekuatan yang tidak berwujud. Maksudnya energi
kelompok yang dilakukan merupakan kekuatan yang
tidak berwujud, namun hasilnya bisa dilihat dan
dirasakan secara fungsional.
10 Dasar Manajemen
2. Manajemen sebagai Seni
Manajemen dalam hal ini dimaksudkan bukan hanya
sebatas teori, melainkan suatu ilmu yang bergerak secara
fleksibel seperti sebuah seni tantangan dalam menye-
lesaikan suatu pekerjaan yang proses dan hasilnya tidak
bisa diprediksi. Seperti dikemukakan oleh Follett (dalam
J[hm_, 2019) \[bq[ g[h[d_g_h m_\[a[c mo[no ‚the art of
getting things done trough people‛ (m_hc ohnoe g_h-
dapatkan sesuatu melalui - bekerjasama dengan - orang
lain). Pada saat diimplementasikan di dunia nyata
organisasi, ilmu manajemen menjadi sangat lentur sesuai
dengan situasi dan kondisi di lapangan yang nantinya
proses beserta hasil yang didapatkan bisa menggambar-
kan suatu arah yang progresif, regresif, ataupun stagnan.
3. Manajemen sebagai Proses
Manajemen sebagai proses mengandung arti
berbagai cara pengelolaan yang dilakukan dalam suatu
rentang waktu dalam mencapai hasil atau tujuan yang
diinginkan. Proses dalam rentang waktu tertentu ini
berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen di dalam
suatu organisasi atau industri seperti: perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
4. Manajemen sebagai Profesi
Manajemen sebagai profesi merujuk pada profesi
manajer, supervisor, atau staf manajemen yang bekerja
secara profesional dalam suatu perusahaan atau lembaga
tertentu, dengan transaksi imbal balik mendapatkan
kompensasi atas pekerjaan dan keahlian yang diberikan.
Suatu profesi pasti menuntut adanya pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tertentu, salah satunya yaitu
Dasar Manajemen 11
managerial skills atau keahlian manajerial. Keahlian
manajerial di sini dibagi menjadi 3 level yaitu:
manajemen tingkat puncak, manajemen tingkat
menengah, dan manajemen tingkat bawah. Manajemen
tingkat puncak lebih dituntut kompetensi konseptual,
sementara manajemen tingkat bawah lebih dituntut
kompetensi teknis.
Setelah memahami hakikat dan konsep manajemen,
dua hal yang perlu diketahui untuk memahami dasar-
dasar manajemen yaitu fungsi-fungsi manajemen dan
bidang-bidang manajemen yang sering digunakan untuk
mengkaji dan mempelajari tentang manajemen secara
komprehensif.
12 Dasar Manajemen
fungsi manajemen dengan akronim POLC yang terdiri
planning, organizing, leading, dan controlling.
Pendapat paling banyak yang digunakan yaitu pendapat
George R. Terry (dalam Sudaryono dkk, 2020), yang
menyatakan fungsi dasar manajemen dengan akronim POAC
yaitu terdiri planning, organizing, actuating dan controlling.
POAC merupakan standar internasional de facto yang telah
diterima secara universal sebagai teori di balik keberhasilan
penerapan manajemen dan pelaksanaan proyek. Berikut ini
secara singkat penjelasan tentang keempat fungsi tersebut:
1. Planning (Fungsi Perencanaan)
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang funda-
mental, karena akan menentukan kesuksesan fungsi
m_f[hdonhs[. S_\[a[cg[h[ j_j[n[b: ‚those who fail to
plan, plan to fail‛ (mc[j[ s[ha a[a[f g_l_h][h[e[h, ^c[
sedang merencanakan kegagalan).
Fungsi ini merupakan suatu kegiatan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan asumsi-asumsi me-
ngenai masa yang akan datang dengan memvisualisasi-
kan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang dianggap
perlu dalam suatu garis waktu yang realistis untuk
mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan. Ada
beberapa pendekatan dalam perencanaan yaitu: peren-
canaan strategis, perencanaan taktis, dan perencanaan
operasional.
2. Orgainizing (Fungsi Pengorganisasian)
Fungsi ini merupakan lanjutan setelah perencanaan
telah matang dan siap untuk dieksekusi dengan sumber
daya manusia yang dimilikinya. Fungsi pengorganisasian
merupakan suatu proses penentuan pengelompokan,
Dasar Manajemen 13
dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diper-
lukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-
orang pada setiap aktivitas, menetapkan wewenang yang
secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang
akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
Selama tahap pengorganisasian, diusahakan untuk
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi
produktivitas, misal mempertimbangkan kesesuaian job-
fit, memberi jumlah pekerjaan yang sesuai dengan
jumlah waktu yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan
mereka, dan lain sebagainya.
3. Actuating (Fungsi Penggerakan/Pengarahan)
Fungsi penggerakan/pengarahan ini membutuhkan
kemampuan para manajer atau pimpinan untuk melaku-
kan pengarahan kepada departemen atau kelompoknya
untuk melakukan segala sesuatu sesuai rencana yang
telah diorganisasikan sebelumnya.
Tujuan dari fungsi penggerakan/pengarahan di
antaranya: menciptakan kerjasama yang efisien,
mengembangkan kemampuan dan keterampilan bawah-
an, menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerja-
an, mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
motifatif dan prestatif, serta membuat organisasi ber-
kembang secara dinamis.
4. Controlling (Fungsi Pengawasan/Pengendalian)
Pengawasan/pengendalian adalah proses mengeva-
luasi pelaksanaan rencana dan melakukan penyesuaian
untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai.
Proses pengawasan melalui tahapan sebagai berikut:
mengukur hasil, membandingkan hasil yang dicapai
14 Dasar Manajemen
dengan hasil yang diinginkan, serta memperbaiki
penyimpangan yang ditemukan.
Kegiatan pengawasan sering dimaknai secara nega-
tif, dianggap menghambat, membatasi, mencari kesalah-
an, dan menginterogasi. Padahal fungsi pengawasan ber-
upaya untuk menilai hasil yang telah dicapai dan melihat
setiap penyimpangan dari standar yang ditetapkan agar
proses yang berlangsung on the strack (selalu di jalur
yang benar).
Peran menajer sangat penting dalam keempat proses
dan fungsi manajemen tersebut. Pertama-tama para
manajer perlu mengembangkan sebuah rencana, kemu-
dian mengatur sumber daya mereka dan mendelegasikan
tanggung jawab kepada karyawan sesuai dengan rencana
tersebut, kemudian memimpin orang lain untuk
melaksanakan rencana tersebut secara efisien, dan
akhirnya mengevaluasi efektivitas rencana tersebut saat
sedang dilaksanakan dan membuat penyesuaian yang
diperlukan.
Keempat fungsi manajemen tersebut di atas akan
dijelaskan pada bab terpisah dalam buku ini.
Dasar Manajemen 15
2. Money (biaya), yaitu sejumlah uang yang dibutuhkan
untuk mengerjakan semua proses sejak perencanaan
hingga mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Materials (perlengkapan material), yaitu bahan dan
perlengkapan yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
4. Methods (metode), yaitu cara-cara khusus yang
diterapkan sebagai strategi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
5. Machines (mesin), yaitu peralatan dan mesin yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6. Market (pasar), yaitu konsumen sasaran untuk menjual
barang dan jasa yang dihasilkan/ditawarkan.
Keenam tools of management tersebut bisa digambarkan
dalam segi enam sebagai berikut:
16 Dasar Manajemen
Setiap unsur-unsur manajemen tersebut kemudian ber-
kembang menjadi bidang-bidang manajemen dalam
organisasi bisnis, yang mendasari konsep jenis-jenis mana-
jemen sebagai berikut: manajemen sumber daya manusia
(unsur men), manajemen permodalan (unsur materials),
manajemen keuangan (unsur money), manajemen produksi
(unsur mesin), dan manajemen operasional (unsur methods).
Keenam unsur manajemen tersebut, saat ini berkembang
menjadi bidang-bidang manajemen menjadi:
1. Manajemen Produksi. Secara umum, manajemen
produksi bertugas mengubah input menjadi output. Di
dalam manajemen produksi juga memperhatikan faktor-
faktor produksi yang ada, seperti: bahan baku, mutu
bahan, tempat produksi, sampai dengan produk yang
dihasilkan. Seorang manajer menjadi penentu
bagaimana produksi sudah berjalan sesuai perencanaan
atau belum.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen sumber
daya manusia atau manajemen personalia bertugas
untuk menerapkan prinsip ‚nb_ lcabn g[h ch nb_ lcabn
place‛ (menempatkan orang yang tepat pada posisi yang
tepat). Kekeliruan dan kesalahan dalam perekrutan,
penyeleksian, dan penempatan akan berakibat
nirprestasi seseorang, maka manajemen sumber daya
manusia menjadi faktor penting dalam upaya mencapai
kualitas suatu organisasi bisnis.
3. Manajemen Keuangan. Kegiatan ekonomi merupakan
unsur penting dalam suatu organisasi bisnis, sehingga
manajemen keuangan menjadi sangat penting untuk
mencari cara bagaimana untuk mendapatkan pemasukan
dan menggunakannya atau mengolahnya menjadi
Dasar Manajemen 17
produktif. Manajemen juga harus bisa merencanakan,
memeriksa, mengelola, menganggarkan, mencari modal,
dan menyimpan modal atau keuangan secara aman dan
sehat. Pencatatan dan penghitungan keuangan
digunakan untuk melihat posisi keuntungan atau
kerugian dalam organisasi bisnis, sehingga kegiatan ini
harus dijalankan secara berkesinambungan dan
terintegrasi dengan semua bagian.
4. Manajemen Pemasaran. Manajemen pemasaran
berfungsi untuk mencari cara agar produk dan jasa bisa
dipasarkan sampai ke konsumen. Misalnya dengan
menggunakan strategi promosi yang terencana dan
terukur agar konsumen tertarik membeli atau
menggunakan produk/jasa yang ditawarkan. Manajemen
harus selalu menganalisi dan mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi setiap cara dan Langkah yang dilakukan,
dan mencari cara baru atau alternatif bila terbukti tidak
efektif dan efisien dengan cara sebelumnya.
5. Manajemen Sistem Informasi. Era digital dan global
menuntut pengelolaan system informasi yang cepat,
akurat, dan terintegrasi. Informasi berupa dokumen,
teknologi, kepersonaliaan, prosedur akuntansi, biaya
produksi, taktik bisnis memerlukan manajemen
informasi yang sistematis. Semua data tersebut akan
digunakan untuk acuan dan rujukan bagi organisasi
bisnis melakukan analisis data dan mengambil
keputusan dan kebijakan bisnis. Tanpa data yang akurat,
operasional dan strategi bisnis menjadi lemah dan
beresiko terhadap kegagalan dan kerugian yang lebih
besar. Manajemen juga harus mengalokasikan biaya
yang mencukupi untuk sumber daya manusia yang
handal dan keandalan sarana dan prasarana teknologi
18 Dasar Manajemen
informasi. Apalagi di era kompetisi bisnis yang terbuka
dan up to date seperti saat ini.
6. Manajemen Strategi. Manajemen strategi merupakan
suatu upaya untuk mengambil keputusan secara cepat,
tepat, dan akurat dengan menggunakan data yang valid
dalam mencapai tujuan yang diharapkan atau target yang
dicanangkan. Dinamika bisnis membuat strategi harus
disusun ulang dan diinovasi sedemikian rupa agar bisa
memenangkan persaingan bisnis atau untuk bertahan
dalam situasi sulit. Untuk itu perlu dipilih orang-orang
tertentu untuk menginisiasi perubahan, mengintegrasi-
kan semua bidang, dan mendiseminasi kebijakan secara
menyeluruh atas strategi yang dipilih. Misalnya, dalam
bidang sumber daya manusia disusun human resourse
business partner (HRBP) untuk membantu organisasi
menyusun dan mengimplementasikan strategi baru.
7. Manajemen Operasi. Organisasi bisnis tidak semata-mata
berpusat pada proses produksi, melainkan juga opera-
sionalnya. Manajemen operasi meliputi kegiatan pemeli-
haraan dan pengembangan hasil produksi, agar
kemudian bisa mendatangkan keuntungan. Jadi, semua
faktor produksi seperti bahan baku dan tenaga kerja
kemudian dikelola agar bisa menghasilkan luaran yang
produktif dan berkualitas.
8. Manajemen Pendidikan. Manajemen pendidikan ber-
upaya untuk meningkatkan mutu tenaga kerja yang
dimiliki organisasi bisnis, melalui berbagai jenis pen-
didikan, bisa berupa pendidikan formal, pelatihan,
pengembangan, mentoring, coaching, dan metode lain
yang dianggap tepat dan objektif. Sehingga pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang dimiliki tenaga kerja bisa
Dasar Manajemen 19
mencapai kompetensi untuk mendukung pekerjaan yang
dilakukan saat ini dan juga dipersiapkan untuk karir di
masa yang akan datang.
20 Dasar Manajemen
2
Imam Faisal Hamzah
S
TEVE Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne, tiga orang
pemuda yang terobsesi dengan komputer. Semula Jobs dan
Wozniak melakukan usahanya secara sederhana dengan
menawarkan personal komputer dari satu Perusahaan ke
Perusahaan lain. Hingga kemudian bekembang menjadi sebuah
korporasi. Mulailah Apple yang dikembangkan oleh berkembang
menjadi sebuah Perusahaan korporasi besar.
Di perjalanannya, Wayne dan Wozniak memilih untuk
mundur sehingga hanya Jobs yang menjalankan Apple Computer.
Dasar Manajemen 21
Singkat cerita, adanya konflik internal, sehingga Jobs akhirnya
keluar dari perusahaan yang didirikannya sendiri. Jobs membuat
Perusahaan computer baru yang Bernama Next. Meskipun setelah
berapa lama, Jobs pun kembali lagi ke Apple.
Berbeda dengan Jobs, Bills Gates dan Paul Alen, dua pemuda
yang juga terbosesi dengan program computer. Gates dan Alen
memberikan nama usaha mereka sebagai Microsoft. Mereka
menjual program computer Bernama MS-DOS ke IBM-PC. Seiring
berkembangnya MS-DOS tersebut, Microsoft pun mulai
mengembangkan Windows yang akhirnya bekembang hingga
sekarang.
Apa perbedaan cerita kedua Perusahaan raksasa di bidang
computer tersebut? Jobs sempat dikeluarkan oleh Perusahaan
yang didirikannya sendiri, sedangkan Gates sekarang tetap
menjadi pemilik meskipun tidak lagi berperan sebagai CEO. Hal
ini menunjukan bagaimana suatu organisasi bisnis bekerja.
Seorang pendiri Organisasi bisnis belum tentu memiliki
perusahaannya sendiri seumur hidupnya. Bagaimana hal ini bisa
terjadi? Tentu banyak faktor.
22 Dasar Manajemen
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
nodo[h.‛
Robbins lebih lanjut menjelaskan bahwa kesatuan
memiliki arti bahwa organisasi berisi seseorang atau
sekelompok orang, koordinasi berarti oraganisasi mem-
butuhkan manajemen, batasan yang relatif dapat diiden-
tifikasi bermakna bahwa anggota organisasi memiliki batasan
untuk mengidentifikasi siapa yang menjadi anggota dan
bukan anggota, bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus
yaitu kontribusi para anggota dalam organisasi secara relatirf
teratur, dan tujuan bermakna adanya kesepakatan umum
tentang misi organisasi.
Dasar Manajemen 23
4. Time utility terkait dengan waktu yang tepat untuk
mengeluarkan barang atau jasa agar bermanfaat.
Di sini jelas bahwa organisasi bisnis memiliki tujuan
komersil untuk mendapatkan suatu keuntungan material.
Organisasi bisnis dapat diserupakan dengan badan usaha.
Wahydi (2019) mengemukakan bahwa badan usaha
merupakan kesatuan organisasi dan ekonomi yang
melakukan usaha pelayanan pada masyarakat dengan tujuan
memeroleh keuntungan. Berbeda dengan bentuk organisasi
lainnya. Nugroho (2017) membedakan antara organisasi
bisnis, organisasi publik, dan nirlaba sebagai berikut :
Tabel 1. Perbedaan dan persamaan Organisasi Bisnis, Organisasi
Publik, maupun Organisasi Nirlaba (Nugroho, 2017).
24 Dasar Manajemen
Organisasi Bisnis memiliki bentuk-bentuk, menurut
Wahjono, dkk. (2020) membagi ke dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Perseorangan, yaitu suatu bisnis yang dijalankan oleh
satu orang saja.
2. Perkongsian, yaitu suatu bisnis yang dijalankan oleh dua
orang atau lebih dari itu yang biasanya dilegalkan secara
hukum.
3. Korporasi, yaitu suatu bisnis yang berbadan hukum
secara formal di mana kewenangan dan tanggung
jawabnya tergantung pada investasi ke Perusahaan.
Masing-Masing bentuk organisasi bisnis itu memiliki
kelebihan dan kekurangan. Wahjono, dkk. (2020) sebagai
berikut :
Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan bisnis perseorangan,
perkongsian, dan korporasi (Wahjono, dkk., 2020)
Bentuk
Organisasi Kelebihan Kelemahan
Bisnis
Usaha Bisnis cenderung Bisnis yang
Perorangan mudah untuk dijalankan
dimulai dan sendiri
diakhiri karena cenderung
hanya dijalankan memiliki
oleh satu orang. tanggung jawab
Selain itu yang tidak
pengusaha dapat terbatas, sumber
meninggalkan keuangan
warisan dan tidak maupun
adanya pajak pertumbuhan
Dasar Manajemen 25
khusus. yang terbatas,
dan
membutuhkan
komitmen waktu
yang tinggi. Hal
tersebut
berdampak pada
kesulitan
mengelola
bisnis.
Usaha Bisnis yang Tanggung jawab
Perkongsian dijalankan dua yang tidak
orang atau lebih terbatas, berbagi
dapat berbagi keuntungan,
dalam perbedaan dapat
pengelolaan, lebih terjadi antar
bertahan lama, rekan Kongsi,
sumber keuangan dan susah untuk
yang lebih banak, keluar dari
dan tidak ada perkonsgsian.
pajak khusus.
Usaha Tanggung jawab Perlu biaya
Korporasi terbatas, dapat pendiran yang
mengumpulkan besar, banyak
investasi, ukuran dokumen-
Perusahaan dapat dokumen yang
tidak terhingga, dibutuhkan
bertahan lama, (kertas kerja,
kepemilikan dapat akte, proposal),
berganti karena Pajak ganda
adanya pemisahan (Perseroan dan
kepemilikan dan individu), susah
manajemen keluar dari
26 Dasar Manajemen
bisnis, dan
kemngkinan
terjadinya
konflik antara
pemili dengan
pihak
manajemen
Dasar Manajemen 27
Perkembangan selanjutnya, ada bentuk lain dalam
organisasi bisnis, misalnya waralaba. Di mana Waralaba,
pemilik usaha atau bisnis bersifat semi-mandiri yang
kemudian membeli royalty dan iurian ke Perusahaan induk
sehingga memeroleh sejumlah fasilitas bisnis dan bahkan
format maupun sistem bisnis pemilik Perusahaan induk
(Zimmerer & Scarborough, 2005).
28 Dasar Manajemen
Ketiga, pengelolaan keuangan dapat diartikan sebagai
fungsi untuk memeroleh berbagai sumber keuangan secara
efisien dan mengalokasikan uang tersebut secara tepat untuk
mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan (Margie, dkk.,
2020). Lebih lanjut Margie, dkk. Mengemukakan bahwa
manajemen keuangan terkait dengan aktivitas perolehan
dana, pengelolaan, dan penggunaan dana sesuai tujuan
perusahaan secara menyeluruh.
Keempat, pemasaran (marketing) merupakan proses
untuk memunculkan barang atau jasa sesuai dengan
keinginan pelanggan dan menyampaikannya, termasuk di
dalamnya memanangkan dan mempertahankan para
pelanggan (Zimmerer & Scarborough, 2005). Organisasi
Bisnis dapat melakukan riset pasar uantuk mengetahui
keinginan pelanggan terhadap sebuah produk.
Kelima, pengelolaan infrastruktur dan teknologi. Tidak
bisa dipungkiri bahwa perkembangan dunia bisnis saat ini
dipengaruhi denganhadirnya teknologi, khususnya teknologi
informasi. Pemasalah online atau E-commerce misalnya,
yang telah merubah cara bertransaksi jual beli yang semula
dilakukan secara tatap muka kini dapat dilakukan melalui
media internet. Teknologi menjadi kunci utama dalam hal ini
(Zimmerer & Scarborough, 2005).
Dasar Manajemen 29
3
Ishak,S.Ag,MA
30 Dasar Manajemen
Terry (2005: 1) memberi pengertian manajemen yaitu
suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pebgarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksudmaksud
yang nyata. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa
yang harus dilakukan, menetapkan cara bagaimana
melakukannya, memahami bagaimana mereka harus
melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha
yang telah dilakukan.
Dengan demikikan disimpulkan bahwa manajemen
merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama
untuk menentukan dan men capai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (ac tuating), dan
pengawasan (controlling). Manajemen merupakan sebuah ke
giatan; pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang
melakukannya disebut manajer.
Controling diartikan pengendalian atau pengawasan.
Thomas Sumarsan menjelaskan pengendalian manajemen
adalah suatu rangkaian tindakan dan aktivitas yang terjadi
pada seluruh kegiatan organisasi dan berjalan secara terus-
menerus. Pengendalian manajemen bukanlah suatu sistem
terpisah dalam suatu organisasi, melainkan harus dianggap
sebagai bagian penting dari setiap sistem yang dipakai
manajemen untuk mengatur dan mengarahkan kegiatannya.
(2020:4).Artinya manajemen se bagai wujud pencapaian
tujuan dalam merancang dan melaksanakan metode pengen
dalian, memantau serta mengevaluasi pengendalian.
Supriyatin pengendalian manajemen sebagai proses
perpaduan antara formulasi strategis dan pengendalian
tugas.(2016:4). Formulasi strategis merupakan proses me
Dasar Manajemen 31
mutuskan tujuan organisasi dan strategis untuk mencapai
tujuan-tujuan. Sementara pengendalian tugas sebagai proses
untuk memastikan bahwa tuagas yang spesifik dilaksanakan
se cara efektif dan efesien.
Dalam bukunya Anthony (2007:12) mendefenisikan
bahwa pengendalian manajemen sebagai proses di mana
manajer memastikan bahawa sumber daya diperoleh dan
digunakan secara efektif dan efesien dalam pencapaian
tujuan organisasi. Dasar inilah dalam konteks proses
pengendalian dalam ilmu manajemen merupakan perilaku
yang di praktikkan dengan terwujud dalam sebuah interaksi
antara para manajer dan bawahannya.Disinilah perlu
manajer menujjukaan kemampuan teknis, gaya kepemim-
pinan, kemampuan interpersonal, pengalaman, pen dekatan
untuk pemecahan masalah sebagai sistem yang digunakan
dalam sistem pengendalian ma najemen.
32 Dasar Manajemen
dari sistem perencanaan dan pengendalian manajemena
dalah suatu sistem untuk membantu manajemen puncak
dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian.
Pengendalian manajemen, dan pengendalian tugas
(Supriyono, 2000:5).Pengendalian manajemen memusatkan
pada fungsi-fungsi organisasi. Terdapat perbedaan pendapat
di antara beberapa penulis sis tem pengendalian manajemen
(SPM) mengenai lingkup SPM, di antaranya (Supriyono, 2000:
14 - 16) :
1. Pengendalian manajemen merupakan bagian dari proses
perencanaan dan pengendalian (Anthony, Dearden, dan
Govin darajan). Menurut mereka, pengendalian mana-
jemen adalah proses yang digunakan para manajer untuk
mempengaruhi para anggota organisasinya agar meng-
implementasikan stra tegi-strategi organisasi.
2. Pengendalian manajemen merupakan salah satu fungsi
manajemen (William Newman). Newman berpendapat
bahwa pengendalian manajemen adalah salah satu tahap
pokok pengelolaan, bersa ma-sama dengan perencanaan,
peng organisasian, dan pengarahan.
3. Pengendalian manajemen mencakup pengendalian
strategi dan pengendalian operasional (Maciarello dan
Kirby). Mereka berpendapat bahwa seluruh organisasi
dapat dipandang sebagai suatu sistem pengendalian,
yang mencakup pengendalian stra tegi dan pengendalian
operasi.
Fungsi pengendalian ini menunjukkan membantu
pelaksanaan strategi, strategi sebagai wujud kunci keberhasil-
an yang menjadi titik pusat dari sistem pengendalian.Artinya
semua sistem mempunyai masukan, proses transformasi dan
keluaran.Adkon (2016:49-50) mengutip pendapat Fayol
menegaskan bahwa keterkaitan antara fungsi pengendalian
Dasar Manajemen 33
tidak terlepas dari pengendalian organisasi sebagai alat
mekanis untuk mencapi tujuan,menurutnya ada empat belas
yang dapat digunakan secara universal yaitu :
1. Pembagian kerja,spesialisasi menambah hasil kerja
dengan cara membuat pekerja lebih efesien.
2. Wewenang,manajer harus dapat memberi perintah mem
berikan hak ini kepadanya akan tetapi wewenang
berjalan seiring dengan tanggung jawab.
3. Disipiln, para pegawai harus mentaati dan menghormati
peraturan yang mengatur organisasi.
4. Kesatuan komando, setiap pegawai seharusnya me-
nerima perintah hanya dari seorang atasan.
5. Kesatuan arah, setiap kelompok aktivitas organisasi yang
mempunyai tujuan sama harus dipimpin oleh seorang
manajer dengan menggunakan sebuah rencana.
6. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan
individu.
7. Remunerasi,para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa
yang mereka berikan.
8. Sentralisasi
9. Rantai scalar, garis wewenang dari manajemen puncak
sampai ketingkat yang paling rendah merupakan rantaiI
scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini.
10. Tata tertib,orang dan bahan harus ditempatkan pada
waktu tempat dan waktu yang tepat.
11. Keadilan, para manajer harus selalu baik dan jujur
terhadap bawahan.
12. Stabilitas masa kerja pegawai, manajemen harus
menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan
memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus
selalu ada pengganti.
34 Dasar Manajemen
13. Inisiatif, para pegawai yang diizinkan menciptakan dan
melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras.
14. Esrit de corps,mendorong team spirit akan membangun
keselarasan dan persatuan di dalam organisasi.
Konsep diatas memberikan pemahaman tentang proses
manajemen dari fungsi pengendalian sebagai wujud
pemahaman atas suatu organisasi atau perusahaan.Berbagai
prinsip tujuan ini sebagai sistem pengendalian kegiatan
pencapaian tujuan yang telah dite tapkan.Dengan demikian
proses dari fungsi pengendalian yaitu fungsi mengawasi
(monitoring),membandingkan (comparing), dan mengoreksi
(correcting),kinerja.(Stepen P.Robbins:2010,182).
Korelasinya seorag manajer dapat merancang sistem
manjemen pengendalian efektif, maka diindentifikasi bidang-
bidang strategik satuan kerja atau organisasi.T.Handoko
memberikan tawarab pentingnya pengawasan/pengendalian
dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Perubahan lingkungan organisasi, fungsi ini manajer
mendeteksi perubahan-perubahan yang berpengaruh
pada barang dan jasa organisasi,sehingga mampu
menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan
yang diciptakan perubahan-perubahan yang terjadi.
2. Peningkatan kompleksitas organisasi,memerlukan
pelaksanaan fungsi pengendalian dengan lebih efesien
dan efektif.
3. Kesalahan-kesalahan, fungsi ini menunjukkan sistem
pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi
kesalahan-kesalahan sebelum menjadi kritis.
4. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang,
manajer mendelegasikan wewenang kepada
bawahannya.(2013:364)
Dasar Manajemen 35
Dari pandangan diatas maka fungsi pengendalian ini
tidak terlepas dari fungsi manajemen secara keselurah-
an,untuk itu penulis menjabarkan dalam gambar berikut ini :
36 Dasar Manajemen
yang telah dilaksanakan secara efektif. Mengutip pendapat
Sudaryono bahwa pengendalian ini didasari oleh aktivitas
manajemen yaitu manajemen fungsional dan manajemen
proyek. Manajemen fungsional melibatkan sejumlah orang
untuk pekerjaan tertentu secara terkoordinasi dan berulang
serta dilakukan oleh seorang dalam suasana yang sama.
Manajemen proyek mencakup pengkoordinasian pelaksana-
an pekerjaan dalam kurun waktu tertentu oleh suatu tim yang
masing-masing anggota sebelumnya tidak pernah atau sering
melakukan kerjasama (2017:74).
Dengan demikian fungsi pengendalian sebagai bentuk
memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan kegiatan itu
dicapai sesuai dengan yang direncanakan dan mengoreksi
setiap penyimpangan yang berat.Oleh karenanya seorang
manejerial memiliki kemampuan yang luas secara profesi
dan kompetensi sebagai seni proses pengendalian dalam
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
secara efektif dan efesien untuk mengatur dan mencapai
tujuan tertentu.
Dasar Manajemen 37
implementasinya seorang manajer berperan sebagai
akselator dan dinamisator untuk meraih tujuan yang
dapat tercapai secara efesien dan efektif.Setiap
organisasi atau perusahaan menetapkan tujuan-tujuan
tertentu yang ingin mereka capai memanejemeni secara
tepat untuk memfungsikan secara operasional, mene-
jerial dan pencapaian tujuan.
Sebelum menetapkan tujuan (Objective Setting)
organisasi atau perusahaan menetapkan terlebih dahulu
visi,misi dan nilai-nilai.Penetapan tujuan bentuk proses
memutuskan apa yang akan ingin dicapai.Titik tolak
penetapan tujuan yaitu pengembangan rencana tindak-
an,sebagai sasaran atau target yang akan dicapai melalui
kegiatan-kegiatan yang dilakukan, sebab merupakan
kepentingan semua bagian organisasi atau perusahaan.
Akdon (2016:95-101),menetapkan tujuan visi yang
merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau
ke depan.Visi merupakan gambaran masa depan (future)
yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu
tertentu.Artinya pernyataan visi perlu diekspresikan
dengan baik agar mampu menjadi tema yang mem-
persatukan semua unit dalam organisasi, menjadi media
komunikasi dan motivasi semua pihak, serta sumber
kreativitas dan inovasi organisasi.Sedangkan misi adalah
pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai orga-
nisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan masa
depan. Misi mencerminkan tentang segala sesuatu
penjelasan tentangg bisnis/produk atau pelayanan yang
ditawarkan yang sangat diperlukan oleh masyarakat
untuk mencapai misi.Dengan kata lain misi menjelaskan
tentang pekerjaan atau tugas pokok yang diemban suatu
organisasi yang diinginkan dalam kurun waktu tertentu.
38 Dasar Manajemen
Sedangkan nilai-nilai didefenisikan dalam kontesk ini
adalah aturan-aturan sebagai pedoman yang dibuat atau
dianut oleh suatu organisasi yang mengikat angotanya
untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
konsisten dangan peraturan-peraturan.
T.Handoko (2013:112),menyebutkan ada lima tipe
penetapan tujuan yang diperinci sebagai berikut :
a. Tujuan kemasyarakatan(sociatel goals),masyarakat
pada umumnya sebagai contoh memproduksi
barang dan jasa, mempertahankan pesanan, me-
ngembangkan dan memelihara nilai-nilai budaya
dan sebagainya.Kategori ini berkenaan dengan
kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
b. Tujuan keluaran (output goals),public dalam
hubungannya dengan organisasi, kategori ini
berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu
dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen.
c. Tujuan sistem(system goals), pernyataan atau cara
pelak sanaan organisasi, tidak tergantung pada
barang atau jasa yang diproduksi atau tujuan yang
diambil.
d. Tujuan produk (product goals), atau lebih tepat
tujuan karakteristik produk.
e. Tujuan turunan (derived goals),tujuan digunakan
organisasi untuk meletakkan kekuasaannya dalam
pencapaian tujuan-tujuan lain.
Selanjutnya ada lima (Murhaban dan Adnan:2020,15)
elemen kebijakan dan prosedur yang didesain dan dibuat
Committee of Sponsoring Organization (COSO) untuk
menentukan penetapan tujuan pengendalian manajamen
Dasar Manajemen 39
yang dijalankan akan dapat dicapai lima element
pengendalian tersebutadalah :
a. Lingkungan pengendalian atau (control
environment).
b. Penilaian risiko manajemen atau
(management risk assess ment).
c. Sistem komunikasi dan informasi (Information and
communi cation system).
d. Aktifitas pengendalian (control activities).
e. Monitoring
Maksudnya adalah pengendalian harus tertuju
kearah tercapainya tujuan dengan melaksanakan
perbaikan untuk menghindari suatu penyimpangan-
penyimpangan dari perencanaan. Sistem pengendalian
manajemen yang efektif harus memotivasi manajer dan
karyawan untuk mengerahkan upaya ke arah pencapian
tujuan organisasi melalui berbagai penghargaan terkait
dengan pencapaian atau penetapan tujuan tersebut.
2. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Pengendalian manajemen sangat penting untuk
pembuatan strategi dan mendukung penerapan strategi
yang disengaja, menentukan tindakan operasional yang
diperlukan untuk menerapkan strategi ini, meng
klarifikasi harapan bersama, mengidentifikasi prioritas
untuk peningkatan operasional, menetapkan target dan
meminimalisasi konflik yang dapat memengaruhi kinerja
saat ini dan selanjutnya.
Strategi atau strategis digunakan didalam kedua
istilah,maka ada kemungkinan timbul kebingungan.
Perbedaannya adalah bahwa peru musan strategi
merupakan proses untuk memutuskan strategi baru,
40 Dasar Manajemen
sementara perencanaan strategi merupakan proses
untuk memutuskan bagaimana implementasikan
strategu tersebut. (Anthony & Govindrajan: 2011,19).
Dalam proses perumusan strategi, manajemen
menentukan cita-cita organisasi dan menciptakan
strategi-strategi utama untuk mencapai cita-cita
tersebut.Aspek penting dalam manajemen strategik
adalah perumusan strategi (Strategy Formulation),
implementasi strategi (Strategy implementation), dan
evaluasi strategi (Strategy Evaluation).(Akdon:79).
Tujuan utama dari perumusan strategu adalah
pembuatan tujuan rasional.Penekanan rasionalitas
dalam perkembangannya semakin komplek dalam
menjawab globalisasi perkembangan lingkungan
organisasi tersebut berada. Perkembangan lingkungan
ini menurut organisasi agar selalu melakukan perubahan
kearah perbaikan untuk mempertahankan eksistensinya.
Kemampuan internal organisasi dan tuntutan perubahan
eksternal merupakan dua komponen utama yang harus
dipertimbangkan dalam merumuskan strategi.Permusan
strategi yang realistis dan up-to-do adalah dua tuntutan
yang harus dijawab dalam pembuatannya.Dengan
demikian perumusan strategi sebagai cara untuk
mengendalikan organisasi secara efektif dan efesien,
sampai kepada implementasi garis terdepan, sedemikian
rupa sehingga tujuan dan sasarannya tercapai..
3. Perencanaan Strategi (Strategic Planning)
Perencanaan (planning) melibatkan pendefenisian
tujuan organisasi, perencanaan strategi untuk mencapai
tujuan itu, dan pengembangan rencana untuk meng-
intgrasikan serta mengkoordinasikan kegiatan kerja
Dasar Manajemen 41
mereka.Perencanaan berhubungan dengan hasil akhir
(apa) dan sarana (bagaimana).(Robbins & Mary
Coulter:2010,190). Proses perencanaan strategi kemudian
mengambil cita-cita dan strategi ini cenderung untuk
menjadi terinstitutisinalisasi sehingga mengurangi
aktivitas-aktivitas yang murni kreatif.
Perencanaan strategi ini sistematis, ada proses
perencanaan strategi tahunan, dengan prosedur dan
jadwal yang sudah ditentukan. Strategi diperiksa kembali
sebagai respons terhadap kesempatan atau ancaman
yang dirasakan. Dengan demikian idealnya inisiatif
strategis yang mungkin dapat muncul kapanpun dari
siapa pun di dalam organisasi.
. (Anthony & Govindrajan: 2011,21), suatu proses
perencanaan strategi formal dapat memberikan kepada
organisasi :
a. Kerangka kerja untuk mengembangkan anggaran
tahunan.
b. Alat pengembangan manajemen.
c. Mekanisme untuk memaksa manajemn agar me-
mikirkan jangka panjang
d. Alat untuk menyejajarkan manajer dengan strategi
jangkan panjang organisasi atau perusahaan.
Perencanaan strategi merupakan proses yang
memakan waktu dan mahal. Artinya sasaran dari
perencanaan strategi adalah meningkatkan :
a. Kualitas organisasi
b. Efesiensi anggaran
c. Penggunaan sumber daya
d. Kualitas evaluasi program dan pemantauan kinerja
e. Kualitas pelaporan.
42 Dasar Manajemen
Yusar Sagara (2021:12) menegaskan fungsi pengen-
dalian manajemen membantu manajer mendorong orga-
nisasi untuk mencapai tujuan strategisnya. Oleh karena
itu, pengendalian manajemen terutama berfokus pada
pelaksanaan strategi. Selain pengendalian manajemen,
strategi juga diterapkan melalui struktur organisasi,
manajemen sumber daya manusia, dan budaya.
Selanjutnya akan penulis ilustrasikan pada gambar
dibawah ini :
Dasar Manajemen 43
memengaruhi pengambilan keputusan organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM):
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah metode
strategis dan koheren untuk mengelola aset organisasi
yang paling berharga: orang-orang yang bekerja di sana
dan mereka yang secara individu dan kolektif
berkontribusi untuk mencapai tujuan bisnis. Singkatnya,
manajemen sumber daya manusia berarti
mempekerjakan orang berdasarkan pekerjaan dan
kebutuhan organisasi, mengembangkan sumber daya
mereka, dan menggunakan, memelihara, dan memberikan
kompensasi atas layanan mereka. Selain itu dikenal istilah
Human Resource Management (HRM) yang merupakan
aktivitas seleksi, pelatihan, evaluasi, promosi dan
pemberhentian karyawan untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan strategi organisasi
Budaya Organisasi: Budaya secara sederhana dapat
dikatakan sebagai serangkaian keterampilan, kebiasaan
dan pemahaman yang dipelajari dan disampaikan dalam
suatu kelompok, organisasi atau lingkungan sosial
tertentu. Setiap organisasi memiliki budaya tidak tertulis
yang mendefinisikan standar perilaku yang dapat
diterima dan tidak dapat diterima bagi karyawan. Setelah
beberapa bulan, sebagian besar karyawan belajar tentang
budaya organisasi Anda. Mereka tahu cara berpakaian
untuk bekerja, apakah aturan ditegakkan dengan ketat,
perilaku mencurigakan seperti apa yang pasti akan
menimbulkan masalah bagi mereka, perilaku apa yang
mudah diabaikan, pentingnya kejujuran dan integritas,
dan lain lain. Meskipun banyak organisasi memiliki
subkultur, biasanya dibangun di sekitar kelompok kerja,
44 Dasar Manajemen
dan seperangkat standar tambahan dan dimodifikasi,
mereka masih memiliki budaya dominan yang
menyampaikan nilai-nilai organisasi yang paling dalam
kepada semua karyawan. Jika anggota kelompok kerja
ingin mempertahankan reputasi yang baik, mereka harus
menerima standar yang tersirat dalam budaya dominan
organisasi.
4. Penganggaran
Anggaran merupakan salah satu rencana kuantitatif
aktivitas usaha sebuah organisasi, anggaran mencakup
seluruh sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan
untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode yang
dianggarkan.
Anggaran merupakan alat penting untuk perencana-
an dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam
suatu organisasi. Anthony & Govindarajan (2011:91-92),
suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu
tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang
direncanakan untuk tahun ini.Anggaran memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit
bisnis tersebut.
b. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah
moneter mungkin didukung dengan jumlah
nonmoneter (contoh: unit yang terjual atau
diproduksi).
c. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. Dalam
bisnis-bisnis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
musiman, mungkin ada dua anggaran per tahun,
misalnya perusahaan busana biasanya memiliki
anggaran musin gugur dan anggaran musim semi.
Dasar Manajemen 45
d. Merupakan komitemen manajemen; manajer setuju
untuk menerima tanggungjaab atas pencapaian
tujuan-tujuan anggaran
e. Usulan anggaran ditinjau dsn disetujui oleh pejabat
yang lebih baik tinggi wewenanggnya dari pembuat
anggaran.
f. Setelah disetujui anggaran hanya dapat diubah
dalam kondisi-kondisi tertentu.
g. Secara berkala, kinerja keuangan actual dibanding-
kan dengan anggaran dan varians dianalisis serta
dijelaskan.
Maka penganggaran adalah upaya menciptakan
suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran
keuangan. Penganggaran memainkan peran penting di
dalam bidang perencanaan, pengendalian, maupun
pembuatan keputusan.Selanjutnya tujuan lain dari pada
anggaran adalah :
a. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang
akan dicari ataupun digunakan
b. Untuk menanpung dan menganalisa serta memutus-
kan semua usulan yang berkaitan dengan keuangan
c. Sebagai penyempurnaan rencana yang telah disusun
karena dengan anggaran dapat terlihat lebih jelas
dan nyata.
d. Untuk merinci jenis sumber dana yang yang dicari
maupun jenis penggunaan dana ,sehingga dapat
mempermudah pengawasan.
e. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana
agar mencapai hasil yang maksimal.(Murhaban &
Adnan:189).
46 Dasar Manajemen
Sebuah pandangan sudut manajemen bahwa
prediksi keuangan hanya merupakan alat perencanaan,
sedangkan anggaran adalah alat perencanaan maupun
pengendalian.Dengan demikian semua anggaran
mencakup elemen-elemen prediksi,dengan sasaran pem-
buat anggaran tidak dapat dimintai pertanggungjawaban
atas peristiea-peristiwa tertentu yang dapat meme-
ngaruhi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan
yang dianggarkan.
Govindrajan (2011:100-101), anggaran dalam
penyusunannya meliputi anggaran :
a. Anggaran modal, anggaran modal proyek-proyek
modal yang telah disetujui ditambah jumlah
sekaligus untuk proyek-proyek kecil yang tidak
memerlukan peresetujuan tingkat yang lebih tinggi.
Anggaran ini biasanya disusun secara terpisah dari
anggaran operasi dan oleh orang yang berbeda.
Selama tahun tersebut, usulan-usulan pengeluaran
modal dipertimbangkan diberbagai tingkatan dalam
organisasi dan beberapa diantaranya akhirnya
disetujui.Ini merupakan bagian proses perencanaan
strategis.
b. Anggaran neraca, menunjukkan implikasi neraca
dari keputusan-keputusan yang tercakup dalam
anggaran operasi maupun anggaran modal. Secara
keseluruhan anggaran neraca bukanlah alat pengen-
dalian manajemen, namun beberapa bagiannya
memang untuk bermanfaat untuk pengendalian.
penganggaran modal harus dihubungkan dengan
perencanaan strategi perusahaan secara keseluruh-
an. Strategi mencakup perencanaan masa depan
perusahaan. Penganggaran modal secara implicit
Dasar Manajemen 47
memerlukan suatu komitmen kedalam masa depan
perusahaan. Sebagai contoh, pembelian suatu mesin
yang memiliki umur ekonomis 10 tahun mencakup
periode waktu yang lama untuk menunggu sebelum
hasil akhir dari keputusan tersebut dapat diketahui.
Selama periode waktu 10 tahun ada berbagai kondisi
ekonomi dan keuangan yang terjadi dan dapat
meningkatkan ketidakpastian yang dihadapi
perusahaan.
c. Anggaran laporan arus kas,menunjukkan berapa
banyak uang yang dibutuhkan selama tahun tersebut
yang akan dipasok oleh laba ditahan dan berapa
banyak, jika ada yang harus diperoleh dari pinjaman
atau sumber-sumber luar lainnya. Hal ini tentunya
adalah penting untuk perencanaan keuangan.
Laporan arus kas menunjukkan arus kas masuk dan
keluar selama tahun ini, biasanya dibuat per
kaurtal.Selain itu bendaharawan memerlukan
estimasi atas kebutuhan kas bulanan sebagai dasar
untuk merencanakan jenis kredit dab pinjaman
jangka pendek.
Berdasarkan pendapat diatas, terlihat bahwa
anggaran merupakan perencanaan adalah gambaran
tentang apa-apa yang akan dilakukan mulai dari
penetapan tujuan, strategi untuk mencapai tujuan
anggaran hingga sistem perencanaan untuk mengkoor-
dinasi dan mengintegrasi seluruh pekerjaan organisasi
sehingga tujuan bisa tercapai. Hal ini sekaligus
menjawab juga apa saja yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana, dan siapa yang akan melakukannya.
48 Dasar Manajemen
5. Operasional Pelaksanaan Anggaran
Penjelasan diatas pada point (4) telah dijabarkan
persoalan penyusunan anggaran merupakan suatu
kegiatan yang penting dalam perusahaan. Atas dasar ini
anggaran juga dapat dijadikan pedoman untuk
melakukan aktivitas perusahaan atau organisasi guna
mencapai tujuan perusahaan. Dengan kata lain anggaran
merupakan alat yang efektif bagi perusahaan untuk
melakukan perencanaan dan pengendalian atas aktivitas
perusahaan. Persoalan ini tidak terlepas dari perencana-
an yang baik, perusahaan dapat mengantisipasi kemung-
kinan akan timbulnya masalah yang dapat meng-
akibatkan penggunaan sumber daya kurang efektif dan
efisien yang akhirnya dapat berujung pada kerugian
perusahaan. Dengan demikian suatu perencanaan harus
diikuti dengan pengendalian untuk memastikan bahwa
seluruh aktivitas yang dilakukan perusahaan telah
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
sebagai alat perencanaan, anggaran digunakan oleh
manajemen perusahaan.
Selanjutnya mengutip pendapat Mulyadi (2001: 522-
513), karak teristik anggaran yang baik yaitu :
a. Anggaran disusun berdasarkan program,
b. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat
pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organi-
sasi perusahaan,
c. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan
alat pengendalian.
Dari pendapat tiga poin ini maka dapat dikatakan
pelaksanaan operasional anggaran ini berkaitan dengan
keuangan (finance), sebagai bidang yang sangat luas dan
Dasar Manajemen 49
dinamis.Alasannya keuangan langsung memengaruhi
sisi kehidupan setiap orang dan perusahaan atau
organisasi. Berkaitan dengan Nafarin menegaskan bahwa
operasional pelaksanaan anggaran ini tidak terlepas dari
fungsi-fungsi manajemen ini sendiri seperti : fungsi
perencanaan, fungsi pelaksanaan dan fungsi pengawasan
atau pengendalian. (2004:20-21).
Sehingga dengan mengkolaborasi fungsi-fungsi
mana-jemen ini dalam operasional pelaksanaan
anggaran dapat memanfaatkan keunggulannya sebaik
mungkin dan menekan keterbatasan sekecil mungkin
maka anggaran yang baik memerlukan syarat-syarat
yang harus dipenuhi sebagai berikut: (1) Adanya
organisasi perusahaan yang sehat, dan (2) Adanya sistem
akuntansi yang memadai. Sistem akuntansi yang
memadai.
Menurut Nafarin tujuan operasional pelaksnaan
anggaran itu sendiri (2004 : 15), diantaranya: 1. Untuk
digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam
memilihsumber dan investasi dana. 2. Untuk
mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari
dandigunakan. 3. Untuk merinci jenis sumber dana yang
dicari maupun jenis investasi 4. Untuk merasionalkan
sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil
yang maksimal. 5. Untuk menyem-purnakan rencana
yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas
dan nyata terlihat. 6. Untuk menampung dan
menganalisis serta memutuskan setiap usulanyang
berkaitandengan keuangan.
Sepaham dengan pendapat diatas maka dalam hal ini
penulis mengutip pendapat Mulyadi (2001 : 502) dalam
50 Dasar Manajemen
organisasi penyusunan operasional anggaran terdapat
tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan dalam
pelaksanaan anggaran, yaitu komite anggaran, depar-
temen anggaran, dan para manajer pusat pertanggung-
jawaban. Penyusunan rancangan anggaran perusahaan
dikoordinasi-kan dan diadministrasikan oleh dua unit
organisasi, diantaranya :
a. Komite anggaran : Komite anggaran merupakan unit
organisasi ad hoc yang mengkoordinasikan berbagai
jenis usulan anggaran dari berbagai pusat
pertanggung-jawaban untuk kemudian disusun
menjadi rancangan anggaran induk (master budget).
Komite anggaran terdiri dari : a) Direktur utama,
sebagai ketua merangkap anggota komite b) Direktur
pemasaran, sebagai anggota c) Direktur produksi,
sebagai anggota d) Direktur keuangan dan
administrasi, sebagai anggota e) Manajer
departeman keuangan, sebagai sekretaris komite.
Adapun beberapa tugas komite anggaran, sebagai
berikut : 1. Merumuskan sasaran anggaran dan
kebijakan pokok perusahaan untuk tahun Anggaran.
2. Menyampaikan informasi mengenai tujuan dan
kebijakan pokok tersebut kepadapara manajer pusat
pertanggungjawaban. 3. Menelaah rancangan
anggaran yang diajukan oleh para manajer pusat
pertanggungjawaban. 4. Melakukan negosiasi
dengan para manajer pusat pertanggung-jawaban
mengenai rancangan anggaran yang mereka ajukan.
5. Mengajukan rancangan anggaran perusahaan
secara keseluruhan kepada dewankomisaris dan
rapat umum pemegang saham (RUPS). 6. Menelaah
anggaran yang telah disetujui oleh dewan komisaris
Dasar Manajemen 51
dan RUPS.7.Melakukan negosiasi dengan para
manajer di pusat pertanggungjawaban mengenai
anggaran yang telah disahkan oleh RUPS,8.
Melakukan revisi anggaran, sesuai dengan kebijakan
rapat umum pemegang saham (RUPS).
b. Departeman anggaran Fungsi dari departemen
anggaran, antara lain :
1) Menerbitkan prosedur dan formulir untuk
persiapan rancangan anggaran setiap pusat
pertanggungjawaban dalam perusahaan.
2) Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-
asumsi yang dipakai sebagai dasar penyusunan
rancangan anggaran perusahaan.
3) Membantu setiap manajer pusat pertanggung-
jawaban dalam menyusun rancangan anggaran
pusat pertanggung jawaban.
4) Mengolah rancangan anggaran pusat pertang-
gungjawaban manjadi rancangan anggaran
induk (master budget).
5) Menganalisis rancangan anggaran dan mem-
berikan rekomendasi kepada komite anggaran.
6) Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan
hasil-hasilnya dan membuat laporan ringkas
mengenai hasil analisisnya tersebut kepada
direksi.
7) Mengadministrasikan proses perubahan dan
penye-suaian anggaran perusahaan
Masih mengutip pendapat Mulyadi bahwa proses
dari oprasional pelaksanaan anggaran merupakan proses
dari pengendalian anggarandilaksanakan melalui tiga
tahap utama, antara lain :
52 Dasar Manajemen
a. Tahap Penetapan Sasaran Tujuan perusahaan
kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam sasaran (goal)
dan dibebankan pencapaiannya kepada manajer
tertentu dalam proses penyusunan anggarannya.
Alokasi sumber daya dalam proses penyusunan
anggaran perlu diukur dengan satuan moneter
standar dengan menggunakan ukuran akuntansi.
Informasi akuntansi manajemen berperan dalam
tahap penetapan sasaran sebagai alat pengirim
peran.
b. Tahap Implementasi Setelah sasaran ditetapkan dan
ditunjuk manajer yang bertanggung jawab atas
pencapaian sasaran tersebut, serta dialokasikan
sumber daya kepada manajer yang diberi peran
dalam mencapai sasaran anggaran, fungsi anggaran
dalamperusahaan kemudian mengkon solidasikan-
nya ke dalam suatu anggaran komprehensif yang
formal untuk disahkan oleh direksi dan pemegang
saham. Tahap implementasi anggaran dilaksanakan
melalui dua kegiatan penting, yaitu:
1) Komunikasi anggaran Manajer fungsi anggaran
bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan
anggaran yang telah disahkan kepada para
manajer jenjang menengah dan bawah.
2) Kerjasama dan koordinasi Untuk dapat
menyelesai-kan suatu tugas, orang harus
mengetahui peran yang harus dimainkan oleh
orang lain, baik dalam organisai formal maupun
informal.
c. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Dalam
tahap ini, kinerja sesungguhnya dibandingkan
dengan standar yang tercantum dalam anggaran,
Dasar Manajemen 53
untuk menunjukkan bidang masalah dalam
organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan
yang memadai bagi kinerja yang berada di bawah
standar.(2001,508).
Atas dasar ini seorang manajer harus prosfek dalam
mengendalikan tujuan dan strategi pengembangan
kualitas pelaksanaan operasional anggaran dalam
pencapaian tujuan tersebut. Artinya fungsi pengendalian
dalam sistem manajemen merupakan alat atau sarana
yang diperlukan menghilangkan atau mengurangi
kecurangan, penyim-pangan, kebocoran, pemborosan
atau penyalahgunaan yang terjadi diperusahaan atau
organisasi. Artinya kenyataannya sistem pengendalian
manajemen dapat mengurangi tekanan dan gangguan
dalam proses pelaksanaan manajemen.
6. Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation, S.Martin menjelaskan evaluasi
merupakan usaha untuk menilai secara objektif dari
pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan
sebelumnya. Dalam kamus istilah manajemen evaluasi
yaitu suatu proses yang bersistem dan objektif yang
menganalisa sifat dan ciri dari suatu pekerjaan di sebuah
perusahaan atau organisasi.(2000,29).
Willam N.Dunn, menjelaskan evaluasi adalah proses
untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data
dan menganalisis data, menyimpulkan hasil yang telah
dicapai, menginterpretasikan hasil menjadi rumusan
kebijakan, dan menyajikan informasi (rekomendasi)
untuk pembuatan keputusan berdasarkan pada aspek
kebenaran hasil evaluasi.(2003,38).
54 Dasar Manajemen
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting
dan sangat dibutuhkan dalam setiap sistem manajerial ,
karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh
perkembangan atau kemajuan hasil tujuan yang dicapai.
Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas
dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat
mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan
keluar untuk tambah menjadi lebih baik ke depan.
Dengan demikian pengertian di atas dapat peneliti
simpulkan bahwa evaluasi adalah bagian dari suatu
proses manajemen yang berusaha untuk menilai
ataumengukur suatu perencanaan yang dibandingkan
dengan keadaan yang sesungguhkan.
S.Martin membagi 3 tahap dalam pelaksanaan
evaluasi bila ditinjau dari fungsi pengendalian sistem
manajemen sebagai berikut :
a. Evaluasi Pada Tahap Perencanaan Evaluasi sering
digunakan dalam tahap perencanaan dengan tujuan
untuk mencoba memilih dan menentukan skala
prioritas terhadap berbagai alternative dan
kemungkinan dari berbagai cara untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Maka
dari itu dibutuhkan teknikteknik yang dapat
digunakan oleh perencana. Hal yang perlu
dipertimbangkan dalam kaitannya dengan ini yaitu
metode-metode yang digunakan dalam penentuan
prioritas ini tidak selalu sama untuk setiap keadaan,
akan tetapi berbeda-beda menurut hakikat dan
permasalahannya tersendiri.
b. Evaluasi Pada Tahap Pelaksanaan Evaluasi pada tahap
ini merupakan bentuk kegiatan melakukan analisis
untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan
Dasar Manajemen 55
dibandingkan dengan yang sudah direncanakan.
Evaluasi juga dapat melihat perencanaan masih tetap
dapat mencapai tujuannya, apakah tujuan tersebut
terdapat perubahan atau apakah pencapaian hasil
perencanaan tersebut dapat memecahkan suatu
masalah yang ingin dipecahkan. Evaluasi juga
dapatmempertimbangkan faktor luar yang dapat
menghambat keberhasilan dari sebuah perencanaan
baik yang mendorong maupun yang menghambat.
c. Evaluasi Pada Tahap Purna Pelaksanaan Pengertian
evaluasi pada tahap ini hampir sama dengan
pengertian evaluasi pada tahap pelaksanaan. Akan
tetapi terdapat perbedaannya yaitu yang dinilai dan
dianalisis bukan lagi tingkat kemajuan dari sebuah
pelaksanaan yang dibandingkan dengan rencana,
tetapi hasil pelaksanaan dibandingkan dengan
rencana yaitu apa dampak yang dihasilkan dari
pelaksanaan dari perencanaan tersebut sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
Hubungan antara evaluasi dengan organisasi sangat
erat , karena dalam organisasi membutuhkan evaluasi
guna untuk menilai suatu awal, proses, dan akhir
pelaksanaan program. Tanpa adanya evaluasi, program-
program yang berjalan tidak akan dapat dilihat
efektifitasnya Dengan demikian suatu program
manjajemen dalam organisasi tidak akan berjalan
dengan lancar atau tepat sasaran ,dengan cara
mengevaluasi bertujuan untuk menyediakan data dan
informasi serta rekomendasi bagi pengambil keputusan
apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau
menghentikan sebuah program. Jika suatu organisasi
atau instansi melakukan evaluasi akan mempunyai
56 Dasar Manajemen
manfaat yang cukup baik untuk organisasinya, yaitu :
membantu menentukan kebijakan yang baik, membantu
memperbaiki kesalahan- kesalahan dan kelemahan-
kelemahan yang ada, menganalisis masalah-masalah
yang terjadi dengan penyelesaiannya; memperbaiki
kinerja anggota/karyawan.
Perwujudan dari pengendalian manajemen sebagai
konsep tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu
program, memberikan justifikasi atau penggunaan
sumber-sumber yang ada dalam kegiatan, memberikan
kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil
yang telah direncanakan. Tujuan evaluasi dicerminkan
oleh indeks evaluasi dan proses evaluasi mengandung
unsur-unsur lain seperti memilih indeks evaluasi,
menetapkan standar evaluasi, memutuskan metode
evaluasi, dll. Jadi, bagian utama dari sistem
pengendalian evaluasi adalah indeks evaluasi, standar
evaluasi dan metode evaluasi.
Fungsi sistem pengendalian evaluasi semakin
lengkap dengan berkembangnya teori dan praktik
evaluasi kinerja. Sistem pengendalian evaluasi
memiliki empat fungsi, yaitu melibatkan evaluasi,
pengendalian, prediksi dan insentif.
a. Fungsi Evaluasi, Evaluasi merupakan fungsi dasar
dari sistem pengendalian manajemen. Proses
evaluasi adalah proses penilaian nilai menurut hasil
operasi objek.
b. Fungsi Kontrol,Kontrol adalah fungsi dasar lain dari
sistem kontrol evaluasi. Apakah mencapai tujuan
strategis atau tidak dan sejauh mana dapat dicapai
adalah bagian penting untuk memastikan tujuan
Dasar Manajemen 57
tercapai. Dengan demikian, untuk memastikan
tugas selesai tepat waktu, perlu dilakukan evaluasi
tujuan evaluasi dalam berbagai tahap evaluasi.
Evaluasi dapat memberikan pengendalian infor-
masi tentang bagaimana mewujudkan tujuan
strategis, menemukan penyimpangan, menganalisis
alasan obyektif dan subyektif dan penyimpangan
yang benar yang memungkinkan manajer operasi
untuk mempromosikan metode manajemen secara
bertahap dan menjamin pencapaian tujuan akhir.
c. Fungsi Prediksi, Tujuan dari retrospeksi masa lalu
dan menyadari yang baru adalah untuk memprediksi
masa depan. Fungsi penting dari pengendalian
evaluasi adalah untuk memprediksi tren masa
depan kegiatan bisnis dengan menggunakan
informasi kinerja masa lalu dan sekarang. Ini
memberikan informasi yang mendukung bagi
manajer untuk menyesuaikan strategi yang
memungkinkan manajer untuk merencanakan masa
depan dengan lebih baik dan memahami arah
pengembangan perusahaan.
d. Fungsi Insentif, Insentif adalah fungsi penting dari
sistem pengendalian evaluasi. Sebab, hasil evaluasi
sangat berpengaruh terhadap kegiatan operasional
perusahaan dan kegiatan manajemen para
manajer. Dengan menghitung indeks evaluasi dan
membandingkan dengan standar, hasil evaluasi
dapat mencerminkan kelebihan dan kekurangan
korporasi.Pada saat yang sama penghargaan dan
hukuman menurut hasil evaluasi dapat memotivasi
manajer untuk mengambil tindakan yang benar dan
58 Dasar Manajemen
tindakan yang berguna untuk mengubah situasi
saat ini.(Agus Wibowo: 2005,205).
Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang
berkaitan erat juga dengan kegiatan monitoring, karena
kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang
disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam
merencanakan suatu kegiatan hendaknya evaluasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga
dapat dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi
diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol
ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil
informasi tentang nilai serta memberikan gambaran
tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah evaluasi ini
berdekatan dengan penafsiran, pemberian angka dan
j_hcf[c[h. Ep[fo[mc ^[j[n g_hd[q[\ j_ln[hs[[h ‚Aj[
j_\_^[[h s[ha ^c\o[n‛ (Wcffc[g N Dohh : 2000).
Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau
pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program.
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan
realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil
(outcome) terhadap rencana dan standar. Evaluasi
merupakan merupakan kegiatan yang menilai hasil yang
diperoleh selama kegiatan pemantauan berlangsung.
Lebih dari itu, evaluasi juga menilai hasil atau produk
yang telah dihasilkan dari suatu rangkaian program
sebagai dasar mengambil keputusan tentang tingkat
keberhasilan yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya
yang diperlukan. Evaluasi bertujuan untuk melihat
tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan, melalui
kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya
serta permasalahan yang dihadapi, untuk selanjutnya
menjadi bahan evaluasi kinerja program dan kegiatan
Dasar Manajemen 59
selanjutnya. Bentuk evaluasi berupa pengkajian terhadap
manajemen dan output pelaksanaannya serta
permasalahan yang dihadapi.
Untuk memudahkan pelaporan evaluasi dibawah ini
akan penulis tampilkan tabel tahapan evaluasi, yaitu
mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan
standar yang harus dicapai.
60 Dasar Manajemen
4
Muhammad Arif, S.E.,M.M.
Dasar Manajemen 61
nisasi, baik langsung maupun melalui norma-norma yang
berlaku dan tertulis (Siswanto, 2005).
Petunjuk operasional sangat dibutuhkan oleh bawahan
untuk melakukan kegiatan operasional organisasi, semakin
besar beban pekerjaan maka semakin besar pula petunjuk
operasional yang dibutuhkan. Walaupun dalam pelaksanaan-
nya bawahan seakan-akan mampu mengerjakan pekerjaan-
nya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Akan tetapi
sebelum pekerjaan itu dilakukan, langkah-langkah pelak-
sanaannya sudah dipelajari dengan matang.
Menurut Siswanto (2005) pengarahan dapat diartikan
sebagai suatu proses bimbingan, pemberian petunjuk dan
instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Pengarahan bearti menentu-
kan bagi bawahan tentang apa yang harus mereka kerjakan
atau tidak boleh mereka kerjakan. Pengarahan mencakup
berbagai proses operasi standar, pedoman dan buku
panduan, bahkan manajemen berdasarkan sasaran (mana-
gement by objective).
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan managerial dan usaha-
usaha organisasi. Pengarahan merupakan kegiatan dari salah
satu peran supervisor. Kegiatan pengarahan oleh supervisor
bisa dilakukan saat supervise, delegasi, koordinasi dan
evaluasi atau pengawasan (Suarli & Bachtiar, 2009).
Pengarahan dapat juga diartikan sebagai proses pem-
berian formulasi atau cara kerja kepada bawahan agar
pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan perencanaan
organisasi.
62 Dasar Manajemen
Menurut Siswanto (2005) tujuan pengarahan adalah
sebagai berikut :
1. Menjamin Kontinuitas Perencanaan
2. Membudayakan Prosedur Standar
3. Menghindari Kemangkiran yang Tak Bearti
4. Membina Disiplin Kerja
5. Membina Disiplin Kerja
Tujuan akhir dilaksanakannya pengarahan adalah ter-
capainya tujuan dan target organisasi yang telah ditetapkan
pada pase perencanaan, sehingga akan berimplikasi pada
peningkatan produktivitas organisasi.
C.
Dasar Manajemen 63
3. Communication
Communication/komunikasi adalah koumikasi anta-
ra pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan.
4. Commanding
Commanding/memerintahkan adalah dalam mem-
berikan perintahpun seorang atasan tidak boleh seenak-
nya, tetapi harus memperhitungkan langkah-langkah
dan resiko dari langkah yang para atasan ambil karena
setiap keputusan dan langkah akan memberikan
pengaruh bagi perusahaan.
Pengarahan akan dapat mencapai tujuannya apabila
elemen-elemennya dijalankan, elemen yang meliputi
koordinasi, motivasi, komunikasi dan perintah saling
mempengaruhi dan melengkapi fungsi pengarahan.
64 Dasar Manajemen
pengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara
simbolis dapat menghubungkan para anggota berbagai
satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda
pula.
Suatu komunikasi dapat diberikan beberapa batasan.
Salah satunya batasan umum dan seringkali berlaku pada
beberapa sistem organisasi adalah proses penyampaian
informasi atau pengertian dari pengiriman pesan kepada
penerima dengan menggunakan tanda dan simbol yang
sama, baik yang bersifat oral maupun bukan oral
(Siswanto,1988).
Dalam hubungannya dengan struktur organisasi dapat
mengalir secara :
1. Sistem Komunikasi Vertikal
Sistem ini terjadi dan berlangsung dari atas maupun
dari bawah. Komunikasi dari atas terjadi manakala
manajer mengadakan komunikasi dengan para bawahan-
nya dari jenjang hierarki yang lebih tinggi ke jenjang
yang lebih rendah dan sebaliknya.
2. Sistem Komunikasi Horizontal
Komunikasi ini terjalin antar derpatemen, unit, dan
bagian dalam satu hierarki organisasi.
3. Sistem Komunikasi Diagonal
Komunikasi ini sebenarnya merupakan jalur komu-
nikasi yang menggunakannya amat langka. Akan tetapi,
dalam kondisi tertentu sebenarnya amat penting, khusus-
nya apabila para bawahan tidak dapat berkomunikasi
secara efektif melalui media lainnya.
Dasar Manajemen 65
Ada 8 (delapan) elemen penting menurut Stoner dan
Wankel (1986 : 501-504) tersebut meliputi :
a. Pengirim (sender atau source)
b. Penyanding (encoding)
c. Pesan (message)
d. Saluran (channel)
e. Penerima (receiver)
f. Pengurai sandi (decoding)
g. Gaduh (noise)
h. Umpan Balik (feedback)
Komunikasi memiliki peran penting dalam penerapan
fungsi-fungsi manajemen, termasuk dalam hal ini fungsi
pengarahan. Oleh sebab itu, dalam implementasi fungsi
pengarahan komunikasi menjadi kunci keberhasilan
tercapainya arahan yang diberikan pimpinan organisasi
kepada bawahannya, sehingga para karyawan dapat
merealisasikan tujuan organisasi yang diusahakannya.
Menurut Siswanto (2005), manajer sebuah perusahaan
dituntut untuk menjalankan komunikasi melalui proses
bimbingan dan seliaan para bawahan maka perlu adanya
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
1. Koordinasi
Koordinasi adalah penyelarasan aktivitas secara
teratur guna memberikan jumlah, waktu dan pengarahan
pelaksanaan yang tepat sehingga mengakibatkan adanya
aktivitas yang selaras dan disatukan untuk tujuan
tertentu.
66 Dasar Manajemen
2. Integrasi
Integrasi adalah penggabungan bagian menjadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh.
3. Sinkronisasi
Sinkroniasi adalah menyatukan berbagai aktivitas
untuk dilaksanakan secara bersamaan sehingga ter-
hindar adanya inefisiensi yang berkepanjangan.
Manejer harus bertanggungjawab atas kinerja bawahan-
nya. Oleh sebab itu, selain komunikasi yang efektif dalam
melakukan pengarahan juga harus menyediakan lingkungan
yang aman dan rahasia bagi staff dalam merenungkan dan
mendiskusikan pekerjaan mereka yang meningkatkan
kesadaran dan kerampilan dalam bekerja dan mengarah
kepada peningkatan kompetensi.
Dasar Manajemen 67
5
Hayatul Khairul Rahmat, S.Sos., M.Han.
68 Dasar Manajemen
Selain itu, pengorganisasian (organizing) adalah salah satu
fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang
dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah
yang statis (Prasetyo & Sukatin, 2021). Sebagai fungsi kedua
setelah perencanaan, pengorganisasian ini merupakan
penentuan pekerjaan, pengelompokan tugas, dan penentuan
hubungan dalam rangka mencapai tujuan (Arifin, 2017).
Adapun beberapa pendapat pakar mengenai makna dari
fungsi pengorganisasian yaitu sebagai berikut.
1. Hasibuan (dalam Akyuni, 2018) menyebutkan bahwa
pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan berbagai macam
aktivitas yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan,
menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas tersebut,
menyediakan alat-alat yang diperlukan, dan menetapkan
wewenang yang secara relatif yang didelegasikan kepada
setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas
tersebut.
2. Terry (dalam Subekti, 2022) menambahkan bahwa
pengorganisasian sebagai suatu tindakan mengusahakan
hubungan-hubungan akan perbuatan yang efektif antar
orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara
efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan
pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu
guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
3. Abu Sinn (dalam Retpitasari, 2019) menyebutkan bahwa
pengorganisasian itu sebagai proses penetapan struktur
peran melalui penentuan aktivitas-aktivitas, penugasan
kelompok-kelompok kepada manajer, serta pendelegasi-
an wewenang dan informasi, baik secara horizontal
maupun vertikal dalam sebuah struktur organisasi.
Dasar Manajemen 69
4. M[c^[q[nc (^[f[g Wcd[s[ & Rc`[’c, 2016) g_hd_f[me[h
bahwa pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan
yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota
suatu kelompok, penetapan hubungan antar perkerjaan
yang efektif di antara anggota kelompok tersebut, dan
pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar
sehingga mereka berkerja secara efisien, selain itu juga
menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh
manajer pada seluruh hierarki organisasi.
5. Siagian (dalam Nugroho, 2017) menjelaskan juga
pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelom-
pokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung
jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
6. Soekarno (dalam Syafruddin, 2022) menjelaskan juga
pengorganisasian sebagia fungsi manajemen yang
memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat
bergerak dalam batas-batas tertentu.
Berdasarkan berbagai defenisi di atas, pada prinsipnya
mempunyai banyak kesamaan, maka dengan demikian dapat
disimpulkan pengorganisasian adalah suatu tindakan atau
aktivitas yang dilakukan untuk mengelompokkan individu-
individu, penetapan tugas-tugas, fungsi-fungsi, wewenang
serta tanggung jawab, dan mengatur hubungan yang efektif
antar individu secara formal agar dapat bekerja sama secara
efektif dalam satu kesatuan, sesuai dengan rencana yang
telah dirumuskan guna tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
70 Dasar Manajemen
Hasil pengorganisasian adalah sebuah organisasi.
Organisasi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu, melalui pengorganisasian sebagai
fungsi manajemen kedua setelah rencana-rencana disusun,
maka tugas manajer yang bersangkutan adalah
mengorganisasi sumber-sumber daya manusia dan sumber-
sumber fisik di dalamnya dan memanfaatkannya dengan
tepat (Aditama, 2020). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Dasar Manajemen 71
2017) menyebutkan bahwa tujuan organisasi ialah untuk
membimbing manusia-manusia bekerja sama secara efektif.
Sedangkan Sapoerta (dalam Djafri, 2017) memahami tujuan
pengorganisasian adalah sebagai berikut.
1. Organizing yang efektif akan menyebabkan masing-
masing anggota suatu organisasi mengetahui kelompok-
kelompok aktivitas apa yang dilaksanakan.
2. Dengan organizing yang tepat, akan didapat ketegasan
dan kejelasan dalam hubungan-hubungan kerja dalam
suatu organisasi perusahaan atau kantor dinas.
3. Hubungan-hubungan yang tetap dan diinginkan di antara
aktivitas-aktivitas dan pelaksanaan akan tercapai, jika
organizional ini jauh lebih besar manfaatnya dari pada
sekelompok usaha-usaha individual.
4. Organizing yang baik berarti juga pendelegasian
wewenang dilakukan dengan mantap, sehingga mereka
menerima limpahan wewenang yang dapat bertanggung
jawab.
5. Organizing yang efektif berarti pemanfaatan dengan
sebaik mungkin komponen manusia dan hubungan yang
tepat antara pekerjaan tertentu, orang-orang, pelaksana-
an dan fasilitas diteliti lebih lanjut dan diseimbangkan
sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh efektivitas
dan efesiensi kerja.
72 Dasar Manajemen
dengan pengorganisasian. Ada beberapa unsur pengorga-
nisasian sebagaimana yang dikemukakan Effendi (dalam
Umar, 2003) bahwa unsur pengorganisasian terdiri dari tiga,
yaitu: (1) pengenalan dan pengelompokan kerja, (2)
penentuan dan pelimpahan tanggung jawab dan wewenang,
dan (3) pengaturan hubungan kerja.
Terry (dalam Firmansyah & Mahardhika, 2018)
mengatakan bahwa unsur-unsur pengorganisasian adalah: (1)
pekerjaan yang dibagi-bagi, (2) orang-orang yang ditugaskan
melaksanakan pelaksanaan yang dibagi-bagi tersebut, (3)
lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan, dan (4)
pengelompokan dan pengaturan serta jalinan hubungan
antara kelompok kerja satu dengan kelompok kerja lainya.
Dasar Manajemen 73
masing-masing unsur sampai unit-unit terkecil dalam
organisasi.
3. Delegasi kekuasaan. Kekuasaan atau wewenang
merupakan hak seseorang untuk mengambil tindakan
yang perlu agar tugas dan fungsi-fungsi yang dijalankan
dengan sebaik-baiknya. Kekuasaan atau wewenang
terdiri dari berbagai aspek diantaranya: wewenang
dalam mengambil keputusan, sumber daya, wewenang
perintah, dan wewenang memakai batas waktu tertentu.
4. Rentangan kekuasaan. Rentang kekuasaan yang di-
maksud adalah berapa jumlah orang yang tepat menjadi
bawahan seorang pemimpin, sehingga pemimpin itu
dapat memimpin, membimbing, serta mengawasi secara
baik sehingga bisa berhasil dan berdaya guna.
5. Tingkat-tingkat pengawasan. Di dalam suatu organisasi
harus diusahakan agar organisasi sesederhana mungkin,
selain memudahkan komunikasi agar ada motivasi bagi
setiap orang di dalam organisasi untuk mencapai
tingkattingkat di dalam struktur organisasi.
6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Berdasarkan
prinsip ini, seorang bawahan hanya mempunyai seorang
atasan dari siapa ia menerima perintah dan kepada siapa
ia memberi pertanggung jawaban akan pelaksanaan
tugasnya.
7. Koordinasi. Koordinasi adalah usaha mengarahkan
kegiatan seluruh unit organisaisi agar tertuju untuk
memberikan sumbangan semaksimal mungkin guna
mencapai tujuan organisasi sebagai keseluruhan. Dengan
adanya koordinasi akan menjadikan keselarasan aktivitas
diantara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi.
74 Dasar Manajemen
Sementara itu, Hasibuan (dalam Azizah, 2021) ber-
pendapat bahwa prinsip-prinsip pengorganisasian yaitu
sebagai berikut.
1. Principle of organizational (asas tujuan organisasi).
Menurut asas ini, tujuan organisasi harus jelas dan
rasional, apa bertujuan untuk mendapatkan laba, atau
untuk memberikan pelayanan. Prinsip ini merupakan
bagian paling penting dalam menentukan struktur
organisasi.
2. Principle of unity of objective (asas kesatuan arah). Di
dalam suatu organisasi atau perusahaan harus ada
kesatuan tujuan yang ingin dicapai.
3. Principle of unity of command (asas kesatuan perintah).
Menurut asas ini, hendaknya setiap baawahan menerima
perintah ataupun memberikan pertanggung jawaban
hanya kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan
dapat memerintah beberapa orang bawahan.
4. Principle of the span of management (asas rentang
kendali). Menurut asas ini, seorang manajer hanya dapat
memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu,
misalnya tiga sampai sembilan orang. Jumlah bawahan
ini tergantung kecakapan dan kemampuan manajer
bersangkutan.
5. Principle of delegation of authority (asas pendelegasian
wewenang). Menurut asas ini, hendaknya pendelegasian
wewenang dari seseorang atau sekelompok orang kepada
orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui
wewenangnya.
6. Principle of parity of authority and responsibility (asas
keseimbangan wewenang dan tanggung jawab). Menurut
Dasar Manajemen 75
asas ini, hendaknya wewenang dan tanggung jawab
harus seimbang.
7. Principle of responsibility (asas tanggung jawab).
Menurut asas ini, hendaknya pertanggung jawaban dari
bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis
wewenang dan pelimpahan wewenang. Seseorang hanya
bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan
wewenang tersebut.
8. Principle of devision of work (asas pembagian kerja).
Menurut asas ini, pengelompokan tugas-tugas,
pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama
ke dalam satu unit kerja atau departemen hendaknya
didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.
9. Principle of personnel placement (asas penempatan
personalia). Menurut asas ini, hendaknya penempatan
orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas
kecakapan, keahlian, dan keterampilannya.
10. Principle of scalar chain (asas jenjang berangkai).
Menurut asas ini, hendaknya saluran pemerintah atau
wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata
rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus-putus serta
menempuh jarak terpendek. Sebaliknya, pertanggung
jawaban dari bawahan ke atasan juga melalui mata rantai
vertikal, jelas dan menempuh jarak terpendeknya.
11. Principle of officiency (asas efesiensi). Menurut asas ini,
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat
mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang
minimal.
76 Dasar Manajemen
12. Principle of continuity (asas kesinambungan). Menurut
asas ini, organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk
menjamin kelangsungan hidupnya.
13. Principle of coordination (asas koordinasi). Menurut asas
ini, koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan
mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah
kepada sasaran yang ingin dicapai.
Dasar Manajemen 77
5. Rentang kendali artinya manajer harus menetapkan
jumlah karyawan pada setiap departemen atau bagian.
6. Peranan perorangan artinya manajer harus menetapkan
dengan jelas tugas-tugas setiap individu karyawan,
supaya tumpang tindih tugas dihindarkan.
7. Tipe organisasi artinya manajer harus menetapkan tipe
organisasi apa yang akan dipakai, apakah line
organization, line and staff organization, ataukah
function organization.
8. Struktur (organization chart/ bagan organisasi) artinya
manajer harus menetapkan struktur organisasi yang
bagaimana akan dipergunakan, apa struktur organisasi
segitiga vertikal, segitiga horizontal berbentuk lingkaran,
berbentuk setengah lingkaran, berbentuk kerucut
vertikal/ horizontal ataukah berbentuk oval (Mulyadi,
2020).
Handoko (dalam Kosasih, 2022) menyebutkan langkah-
langkah pengorganisasian adalah sebagai berikut.
1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan
untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
2. Membagi beban pekerjaan total menjadi kegiatan-
kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan untuk satu
orang. Pembagian pekerjaan tidak terlalu berat sehingga
tidak dapat diselesaikan atau terlalu ringan sehingga
biaya dan waktu yang digunakan tidak efisien.
3. Pengadaan atau pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi
menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Mekanisme pengkoordinasian ini akan membantu para
anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan
78 Dasar Manajemen
organisasi dan mengurangi ketidak efesienan dan
konflik-konflik yang merusak.
Dasar Manajemen 79
melakukan pengulangan proses atau tahapan pengorga-
nisasian. Hal ini dilakukan mengingat melalui kegiatan
pengulangan ini para manajer akan mendapatkan umpan
balik yang akan membantunya dalam menyempurnakan
sistem organisasi yang sedang berjalan.
80 Dasar Manajemen
6
Nur Aini Anisa, S.Pd, M.Pd
S
EIRING perkembangan jaman sistem manajemen merupa-
kan salah satu komponen penting dari teknologi informasi
yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi
dan manajemen.
Sebelum pembahasan tentang apa itu manajemen sistem
informasi, maka terlebih dulu kita harus mengetahui pengertian
Dasar Manajemen 81
teknologi informasi, pengertian data, pengertian informasi,
konsep sistem, konsep sistem informasi, jenis-jenis sistem
informasi, dan pengertian manajemen sistem informasi.
82 Dasar Manajemen
dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi adalah
mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi meliput
informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani.
Kemudian informasi yang berkaitan dengan profesi meliputi
sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi
profesi. Kerjasama antara pribadi atau kelompok atau atau
pribadi yang satu dnegan yang lainnya tanpa memberi batas
jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau
faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan Teknologi Informasi memberikan cara baru
dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan
berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya
kehidupan sekarang sudah dipengaruhi oleh berbagai
kebutuhan secara elektronik atau system. Dan sekarang ini
yang sedang terjadi istilah-istilah dengan berbagai huruf yang
dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government,
eeducation, e-library, e-journal, e-medicine, elaboratory, e-
biodiversiiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Dasar Manajemen 83
acuan dalam berbagai hal dalam suatu deskripsi atau
permasalahan yang terjadi semua akan mengacu pada data
yang ada.
Pengertian Informasi
84 Dasar Manajemen
tertentu yang mana konsep sistem tersebut meliputi : (Tata
sutabri, 2014)
1. Dekomposisi
Dekomposisi merupakan pembagian sistem
kaitannya ke dalam komponen – komponen yang lebih
kecil (Sub Sistem). Dekomposisi memiliki manfaat atau
keuntungan diantaranya sebagai berikut :
a. Analisis menjadi lebih mudah mengatur dan
menganalisa setiap subsistem secara lebih detail.
b. Pada pengembangan sistem, sistem bisa didekom-
posisi menjadi beberapa modul. Pengembangan
beberapa modul bisa dilakukan secara paralel
dengan syarat tidak ada ketergantungan antar modul
yang dibangun.
2. Modularitas
Modularitas berhubungan dengan Dekomposisi,
dalam melakukan Dekomposisi, maka sistem yang besar
terbagi menjadi subsistem – subsistem yang relatif sama
ukurannya. Modul – modul ini maka beban kerja
mengembangkan system dapat didistribusikan secara
merata pada semua sumber daya yang ada dengan
melalui sebuah modul.
3. Coupling
Kaitannya modul – modul yang kita peroleh, kadang
– kadang ditemukan beberapa modul yang memiliki
ketergantungan dengan modul yang lain. Pada hal ini,
modul – modul tersebut perlu dipasangkan (di couple).
Dengan cara ini dapat diketahui modul yang bisa bekerja
secara idependen dan modul – modul yang harus
diselesaikan terlebih dahulu sebelum modul yang lain
bisa bekerja.
Dasar Manajemen 85
4. Kohesi
Dari proses coupling antar modul, maka didapatkan
kelompok – kelompok modul dengan karakteristik yang
hampir sama. Dari sini muncul konsep kohesi dimana
kelompok modul itu harus dianalisis bersama – sama
dengan kelompok modul yang saling berkohesi.
86 Dasar Manajemen
Adapun jenis-jenis dari sistem informasi, yaitu:
1. Sistem Informasi Perusahaan yaitu salah satu sistem
informasi yang menggabungkan berbagai macam sistem
informasi didalam suatu organisasi.
2. Sisterm Informasi geografis merupakan Sistem bebasis
komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi geografis.
3. Sistem informasi eksekutif, yaitu Sistem informasi yang
memudahkan manager dan ekskutif untuk mengetahui
informasi internal maupun eksternal perusahaan.
4. Sistem pendukung keputusan, yaitu sistem informasi
yang menyediakan berbagai informasi, pemodelan dan
data yang berguna untuk pengambilan sebuah
keputusan.
5. Sistem otomasi perkantoran, yaitu sistem yang
memberikan informasi sehari-hari berupa pesan ataupun
dokumen dalam bentuk elektornik didalam perkantoran.
6. Sistem informasi manajemen, yaitu sistem yang
menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung
operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi.
7. Sistem informasi manufaktur merupakan sistem yang
digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang
terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses
dalam memproduksi barang atau jasa.
8. Sistem informasi keuangan, yaitu sistem informasi yang
digunakan untuk mendukung manajer keuangan dalam
pengambilan sebuah keputusan yang menyangkut
persoalan keuangan perusahaan.
Dasar Manajemen 87
1. Pengertian Manajemen Sistem Informasi (MSI)
Manajemen Sistem Informasi (MSI) adalah
seperangkat prosedur gabungan yang mengumpulkan
dan menghasilkan data yang andal, relevan, dan
terorganisir dengan baik yang mendukung proses
pengambilan keputusan suatu organisasi. Singkatnya,
adalah sekelompok proses dimana data diperolah,
dianalisa dan ditampilkan dengan cara yang berguna
untuk tujuan pengambilan keputusan.
2. Manfaat dan tujuan Manajemen Sistem Informasi
Dalam praktiknya, MSI memakai sistem berbasis
komputer, terutama Microsoft Excel dan platform yang
lebih kompleks. Manajemen ini pun mempunyai tiga
tujuan utama, antara lain:
a. Mengumpulkan data
Seperti yang disebutkan, MSI ditujukan untuk
mengumpulkan data-data yang dinilai berpengaruh
terhadap bidang tertentu. Sebagai contoh, MSI dalam
bisnis membutuhkan data yang berhubungan dengan
pemasukan dan pengeluaran, transaksi, hingga kegiatan
operasional perusahaan.
b. Mengolah data
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul,
maka dengan MSI, Anda dapat meneruskannya dengan
mengolah informasi-informasi tersebut. Beberapa lang-
kah yang dilakukan meliputi seleksi dan pengelompokan
data hingga perhitungan yang menghasilkan data akhir.
c. Menyajikan informasi
Informasi yang dihasilkan dari pengumpulan dan
pengolahan data akan diberikan pada pihak-pihak yang
88 Dasar Manajemen
membutuhkan. Supaya dipahami dengan mudah tanpa
mengubah konteks, informasi tersebut harus disajikan
dengan rapi dan sesuai keperluan pihak yang
bersangkutan.
3. Jenis-jenis Manajemen Sistem Informasi
Manajemen Sistem Informasi (MSI) dibagi menjadi
beberapa jenis kesesuaian bidang dan kebutuhan.
Terdapat lima jenis bidang antara lain :
a. Supply Chain Management. Jenis ini biasa digunakan
perusahaan yang mempunyai data saling terhubung.
Dengan SCM, perusahaan akan lebih mudah dalam
mengontrol bagaian operasional perusahaan;
b. Office Automation System. OAS berfungsi untuk
menyatukan perangkat komputer dalam sebuah
perusahaan. Adapun Tujuannya yaitu melancarkan
komunikasi di antara departemen dengan cepat;
c. Enterprise Resource Planning. ERP biasa dipakai
perusahaan besar dalam mengelola dan mengontrol
seluruh unit yang mana untuk memaksimalkan
waktu secara efisien;
d. Knowledge Work System. KWS yaitu suatu sistim
yang memudahkan perusahaan membagi informasi
maupun pengetahuan yang terintegrasi ke seluruh
perusahaan;
e. Executive Support System. ESS digunakan untuk para
manajer dalam berkomunikasi dengan karyawan
untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
4. Karakteristik, Cara Kerja, dan Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen
Sistem Management Informasi memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut, (Miyarso Dwi Ajie, 2015):
Dasar Manajemen 89
a. Beroperasi pada tugas-tugas terstruktur
b. Menyediakan laporan
c. Fokus pada event-event internal
Contoh Aplikasi Sistem Informasi Manajemen:
a. Sistem Informasi Registrasi dan Pembayaran Kuliah
Sistem ini dibangun kaitannya dalam melakukan
pencatatan dan menyajikan informasi- informasi
berkaitan dengan pengambilan jumlah mata kuliah dan
sistem kredit semester yang dilakukan oleh para
mahasiswa. Sistem ini juga dapat menghitung berapa
banyak mahasiswa yang melakukan registrasi, mencetak
daftar nilai dan presensi, serta memberikan informasi
tentang pengajar mana yang disukai, konsentrasi apa
yang paling diminati. Selain itu sistem tersebut juga
dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam hal administrasi
keuangan, sehingga secara terbuka dan mudahnya
diakses mahasiswa dapat melakukan pembayaran
dengan barcode atau dapat mengetahui jadwal
pembayaran dan jumlah serta tagihannya.
b. Sistem Informasi Supermarket
Sistem ini dibangun kaitannya dalam meningkatkan
kontrol baik terhadap tingkat pembelian, persediaan
barang maupun omset supermarket tersebut.
Supermarket adalah pasar modern yang harus
menyediakan kebutuhan harian, maka dengan bantuan
sistem informasi pada Supermarket pihak pengelola
dapat mengetahui setiap saat jenis barang yang harus
disorder kembali, diretur atau tidak dipesan lagi karena
tidak terjual dalam jangka waktu lama. Titik kritis dari
sistem ini adalah pemodelan database untuk mendeteksi
dimana satu jenis produk tersedia dalam jumlah yang
90 Dasar Manajemen
banyak, atau bauran produk sejenis, misalkan pad
produk Indomie tersedia 5000 kardus, namun baurannya
atau jenisnya ada varian Indomie goreng, sup ayam, kari
ayam, dll.
c. Sistem Informasi Perpustakaan
Sistem ini dibangun untuk mengetahui jumlah data
yang dimasukkan sangat besar. Bisa jadi sebuah
perpustakaan memiliki 200.000 judul buku. Sementara
itu, kerumitan dalam pemodelan databasenya terjadi
ketika harus melakukan pencatatan terhadap satu judul
buku dengan banyak eksemplar, satu judul buku dengan
berbeda jilid dan satu judul buku berbeda edisi. Di
samping banyaknya field pencatatan untuk sebuah buku,
sistem informasi juga harus mampu menyediakan
informasi ringkasan atau abstraksi dari buku tersebut.
Titik kritis dalam melakukan kontrol dalam sistem
informasi yaitu pada saat peminjaman. Bagaimana
mengetahui eksemplar ke berapa dari sebuah judul buku
yang dipinjam dan berapa eksemplar sisa yang masih
tersedia untuk pengunjung lainnya.
Dasar Manajemen 91
7
Farah Putri Wenang Lusianingrum
P
EMASARAN itu dapat dipahami sebagai sebuah konsep
yang memiliki makna lebih luas yang melebihi dari fungsi
bisnis yang berfokus pada konsumen. Inti dari pemasaran
yakni bagaimana dapat menciptakan sebuah nilai serta meng-
hasilkan kepuasan konsumen melalui suatu aktivitas pemasaran
modern. Tidak mengherankan jika pemasaran sering diartikan
sebagai aktivitas untuk memenuhi kepuasan konsumen dalam
rangka memperoleh keuntungan yang optimal. Setidaknya
pemasaran ini memiliki dua tujuan utama yaitu dapat menarik
para pelanggan baru melalui nilai superior serta mempertahan-
92 Dasar Manajemen
kan para pelanggan lama melalui konsistensi yang menghasilkan
kepuasan.
Wal-Mart terbukti mampu menjadi perusahaan ritel terbesar
^c ^ohc[ g_f[foc eihmcmn_h ^_ha[h d[hdchs[ ‚g_hd[^c lcn_f s[ha
g_hdo[f \[l[ha f_\cb gol[b‛. S_f[hdonhs[, F_^_l[f Erjl_mm
g_gj_lfcb[ne[h e_g[gjo[hhs[ ^_ha[h ^[j[n g_hd[^c ‚Market
L_[^_l‛ di industri pengiriman yang berfokus pada paket ukuran
kecil dengan komitmen untuk melakukan pengiriman dengan
cepat dan dapat dipercaya. Lebih lanjut, ada Rizt-Carlton yang
selalu memberikan prioritas untuk berfokus pada konsumen
g_f[foc eigcng_h ohnoe g_g\_lce[h ‚j_ha[f[g[h s[ha nc^[e
dapat terlupakah‛ \[ac j_haohdoha bin_f. P_lom[b[[h n_lm_\on
merupakan contoh perusahaan yang dapat dengan sukses dapat
memahami dan peduli pada pelangganya serta pangsa pasar
sehingga pada akhirnya keuntungan akan secara otomatis dapat
mengikutinya kemudian. Usaha pemasaran yang dilakukan oleh
para perusahaan besar maupun kecil ini dapat menentukan
kesuksesannya. Bab ini selanjutnya akan membahas mengenai
konsep dasar manajemen pemasaran.
Dasar Manajemen 93
dengan baik. Dapat dikatakan bahwa penjualan dan promosi
hanya merupakan bagian dari bauran pemasaran saja.
Sebaiknya dalam melakukan praktik pemasaran dapat
melibatkan keseluruhan bagian dari bauran pemasaran
untuk dapat memengaruhi dan menguasai pasar. Jadi,
pemasaran dipandang sebgai sebuah proses sosial serta
manajerial yang digunakan untuk membuat seorang individu
berserta kelompok mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan
dan diinginkan melalui penciptaan serta pertukaran atau
disebut dengan timbal balik antara produk yang bernilai
dengan orang lain.
94 Dasar Manajemen
kerak telur. Keinginan tersebut digambarkan dalam sebuah
bentuk objek untuk dapat memuaskan suatu kebutuhan.
Perlu dipahami bahwa manusia itu sejatinya mempunyai
keinginan yang hampir saja tidak terbatas, namun hanya
mempunyai sumber daya terbatas. Jadi, konsumen secara
alamiah akan memilih sebuah produk yang mampu
memberikan nilai serta kepuasan yang paling baik dari
transaksi yang dilakukan. Keinginan yang mendapatkan
dukungan daya beli akan berubah menjadi sebuah
permintaan (demands). Konsumen menilai bahwa produk
ialah suatu kumpulan manfaat dan pemilihan produk yang
dapat memberikan kumpulan manfaat yang paling baik dari
uangnya. Motor merek Honda Vario dinilai menjadi alat
transportasi dasar, hemat bensin, dan harga rendah. Motor
Harley-Davidson Pan America 1250 dinilai memiliki
kenyamanan dan kemewahan, dan irit bahan bakar pada
kelasnya. Melalui keinginan beserta sumber daya yang telah
dimiliki maka seseorang akan meminta sebuah produk
dengan manfaat yang paling besar guna memenuhi
kebutuhannya disesuaikan dengan sumber daya yang
dimiliki.
Perusahaan pemasaran perlu melakuakan usaha keras
untuk dapat mempelajari serta memahami keseluruhan
kebutuhan, keinginan, dan permintaan target konsumennya.
Riset yang fokus tentang apa yang digemari dan tidak
digemari oleh target konsumen juga perlu dilakukan. Selain
itu, juga perlu dianalisis setiap pertanyaan, keluahan,
garansi, dan data pelayanan. Pengamatan juga harus
dilakukan pada konsumen yang mengonsumsi produk
perusahaan dan yang mengonsumsi produk pesaing.
Selanjutnya, perusahaan harus melatih para pemasar untuk
lebih peka dalam mengidentifikasi kebutuhan pelanggan
Dasar Manajemen 95
yang masih belum terpenuhi. Perusahaan yang mampu
memahami setiap kebutuhan, keinginan, dan permintaan
dari pelanggan dengan detail diprediksi akan mampu
memberikan sebuah usulah yang bermakna dan penting
guna merencanakan dan merancang sebuah strategi
pemasaran.
96 Dasar Manajemen
Produk apabila dipandang dari sudut pandang satuan
ekonomi maka dinilai sebagai tempat, orang, aktivitas,
organisasi, dan gagasan. Dalam hal ini konsumen mengambil
keputuasan tentang acara yang akan ditonton di waktu
senggang, tempat yang akan dikunjungi ketika cuti,
organisasi apa yang dipilih untuk menyalurkan donasi, dan
gagasan seperti apa yang akan dipertimbangkan dan
diterima. Bagi diri konsumen, keseluruhan hal tersebut
merupakan suatu produk.
Saat ini telah banyak penjual yang melakukan kekeliruan
karena terlalu berfokus memberikan prioritas pada produk
fisik yang ditawarkan dibandingkan dengan terhadap
manfaat yang dihasilkan dari sebuah produk. Perusahaan
dalam hal ini lebih menempatkan dirinya sebagai penjual
yang hanya menjual produknya dan tidak fokus untuk
memecahkan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan
target konsumennya. Misalnya sebuah perusahaan menilai
bahwa pelangganya membutuhkan mata bor, namun
sebenarnya yang dibutuhkan ialah lubang. Perusahan ini
mengalami ‚g[le_ncha gsijc[‛. Perusahaan tersebut lebih
memprioritaskan produknya berdasarkan terhadap
kebutuhan dan keinginan yang telah ada tanpa memahami
kebutuhan dan keinginan mendasar dari dari para
pelanggannya. Perusahaan melupakan bahwa sebuah produk
itu hanya sebagai suatu alat yang digunakan untuk
memecahkan atau memenuhi kebutuhan konsumen.
Perusahaan seperti ini tentunya akan menhadapi sebuah
kesulitan apabila muncul produk baru yang lebih dapat
memenuhi dan memecahkan keinginan dan kebutuhan
pelanggannya dengan cara yang lebih baik dan harga lebih
terjangkau. Pelanggan dalam hal ini yang memiliki
Dasar Manajemen 97
kebutuhan sama tentunya akan menginginkan sebuah
produk baru itu.
98 Dasar Manajemen
maka konsumen tersebut terpuaskan. Namun, jika kinerja
dari produk tersebut dapat sesuai harapan, maka konsumen
akan terpuaskan. Dan apabila, kinerja dari produk dapat
melampaui atau melebihi harapan maka konsumen akan
merasa senang. Perusahaan harus dapat mencari cara
tersendiri agar dapat mempertahankan kepuasan dari para
konsumennya. Konsumen yang merasa puas tentunya akan
melakukan pembelian kembali dan juga dapat membagikan
pengalaman menyenangkan dengan produk tersebut kepada
orang lain. Kuncinya yaitu harus dapat menyesuaikan
harapan para konsumen dengan kinerja dari produk
perusahaan. Perusahaan yang baik itu akan memiliki niat
untuk memuaskan konsumennya melalui pemberian janji
tentang apa saja yang memang bisa dilakukan, namun
nantinya sebisa mungkin untuk memberikan kinerja yang
melebihi dari yang dijanjikan tersebut.
Kepuasan tentunya juga memiliki keterkaitan erat
dengan kualitas. Beberapa tahun ini, telah lazim mengadopsi
program tentang manajemen mutu total atau total quality
management (TQM). Program ini dilaksanakan untuk dapat
digunakan dalam rangka perbaikan atas keberlanjutan jasa,
produ, dan proses pemasaran. Mutu memiliki pengaruh
secara langsung pada kinerja produk dan selanjutnya juga
akan memengaruhi kepuasan pelanggan.
Mono ^[j[n ^c[lnce[h m_\[a[c ‚n[hj[ ][][n‛ ^[f[g g[eh[
sempit. Namun, mayoritas perusahaan saat ini telah
berorientasi secara konsisten terhadap kepuasan konsumen
yang telah melebihi definisi mutu dengan makna sempit.
Sebaliknya perusahaan saat ini telah mendefinisikan mutu
dengan dasar kepuasan konsumen. Definisi yang
memberikan fokus pada pelanggan ini memberikan kesan
nyata bahwa sebuah perasaah itu telah dapat mencapai suatu
Dasar Manajemen 99
mutu yang terpadu ketika sebuah produk ataupun jasa yang
dimiliki mampu memenuhi maupun melampaui harapan dari
para konsumennya. Tujuan dasar dari dalam gerakan mutu
terpada pada masa kini telah bertransformasi menjadi
‚e_jo[m[h nin[f eihmog_h [n[o total customer satisfaction‛.
Mutu itu sendiri dimulai dari sebuah kebutuhan konsumen
dan diakhiri dengan terciptanya kepuasan konsumen.
M
ENJALANKAN fungsi organisasi tidak selamanya
berjalan lancar. Hukum ini berlaku baik organisasi
dalam lingkup kecil maupun besar. Kendala organisasi
akan selalu ada dan yang terpenting dari itu semua adalah
bagaimana kiat-kiat mengatasinya. Menjalankan manajemen
organisasi sebagai bagian penting dalam fungsi organisasi tidak
Rudianto,(2004),Penganggaran,Jakarta:Erlangga.
Rinnanik, Eka Pariyanti, Syaiful Bakhri, Buchori, Susi Sulastri,
Dede, Tri Mardiono, Sugiono, Miswan Gumanti, &
Misubargo. (2021). Ilmu Manajemen di Era 4.0.
Indramayu: Penerbit Adab.
Rivai, Veithsal. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan. Jakarta: Murai Kencana
Robbins, S.P. & Timothy, A.J. (2018). Perilaku Organisasi. Edisi
Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat
Rohman, Abd. (2017). Dasar-dasar Manajemen. Malang:
Intelegensia Media
Rahman, E. Y., Kaseger, M. R., & Mewengkang, R.
(2023). Manajemen pendidikan. Mafy Media Literasi
Indonesia.
Sumber Internet:
https://www.business.com/articles/how-to-choose-a-digital-
marketing-strategy/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/20/pengguna-
internet-di-indonesia-tembus-213-juta-orang-hingga-
awal-2023
https://en.wikipedia.org/wiki/Management
https://indonesiabaik.id/infografis/orang-indonesia-makin-melek-
internet
https://www.snhu.edu/about-us/newsroom/business/types-of-
digital-marketing