Anda di halaman 1dari 172

DASAR

MANAJEMEN
DASAR
MANAJEMEN
DASAR MANAJEMEN
Copyright© PT Penamudamedia, 2024

Penulis:
Dr. Ugung Dwi Ario Wibowo, M.Si., Psikolog., Imam Faisal Hamzah, S.Psi., M.A., Ishak,
S,Ag,MA., Muhammad Arif, S.E., M.M., Hayatul Khairul Rahmat, S.Sos., M.Han., Nur Aini
Anisa, S.Pd., M.Pd., Farah Putri Wenang Lusianingrum, M.Sc., Ir. Johan Alfian Pradana, I
Gusti Agung Prabandari Tri Putri, S.E., M.M ., Dr. Aan Rukmana, M.A., M.M.

Editor:
Teguh Prasetyo, S.Kom.I., M.PSDM

ISBN:
978-623-88927-2-3

Desain Sampul:
Tim PT Penamuda Media

Tata Letak:
Enbookdesign

Diterbitkan Oleh
PT Penamuda Media
Casa Sidoarium RT 03 Ngentak, Sidoarium Dodeam Sleman Yogyakarta
HP/Whatsapp : +6285700592256
Email : penamudamedia@gmail.com
Web : www.penamuda.com
Instagram : @penamudamedia

Cetakan Pertama, Januari 2024


x + 161, 15x23 cm
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku
tanpa izin Penerbit
Kepada para pembaca yang budiman,
Dengan senang hati dan rasa rendah hati, saya
mempersembahkan buku "Dasar Manajemen" ini kepada Anda.
Buku ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
komprehensif mengenai prinsip-prinsip dasar dalam dunia
manajemen, yang dapat menjadi landasan yang kuat bagi setiap
individu yang tertarik untuk mempelajari dan mengembangkan
kemampuan manajerial mereka.
Manajemen merupakan aspek penting dalam kehidupan kita
sehari-hari, baik dalam lingkungan kerja maupun dalam
kehidupan pribadi. Dengan pemahaman yang baik tentang
konsep-konsep dasar manajemen, kita dapat menjadi pemimpin
yang efektif, mampu mengelola tim dengan baik, mengambil
keputusan yang tepat, dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Buku ini dirancang secara sistematis dan mudah dipahami,
dengan bahasa yang sederhana dan contoh-contoh praktis yang
relevan. Setiap bab di dalamnya mengupas berbagai topik
penting, seperti perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
pengambilan keputusan, dan pengendalian. Selain itu, buku ini
juga memberikan wawasan tentang perkembangan terkini dalam
dunia manajemen yang relevan dengan era digital yang terus
berkembang.

v
Saya berharap buku "Dasar Manajemen" ini dapat menjadi
panduan yang berharga bagi siapa pun yang ingin memperdalam
pemahaman mereka tentang manajemen dan menerapkannya
dalam kehidupan nyata. Saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung pembuatan buku ini, serta
kepada Anda, para pembaca, yang telah memberikan kesempatan
bagi buku ini untuk berada di tangan Anda.
Selamat membaca dan semoga buku ini dapat memberikan
manfaat yang berharga bagi perjalanan Anda dalam memahami
dan menguasai dasar-dasar manajemen.

Salam,

Penulis Buku

vi
KATA PENGANTAR................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................ vii
BAB 1 - HAKIKAT MANAJEMEN .............................................. 1
A. Hakikat Manajemen ........................................................ 2
B. Sejarah Manajemen ......................................................... 5
C. Definisi Manajemen......................................................... 8
D. Konsep Manajemen ....................................................... 10
E. Fungsi Manajemen ........................................................ 12
F. Bidang-bidang Manajemen dalam Organisasi Bisnis ......... 15
BAB 2 - ORGANISASI BISNIS ................................................. 21
A. Organisasi ..................................................................... 22
B. Organisasi Bisnis ........................................................... 23
C. Bantuk-Bantuk Organisasi Bisnis .................................... 25
D. Pengelolaan Organisasi Bisnis ........................................ 28
BAB 3 - FUNGSI PENGENDALIAN ........................................ 30
A. Pengertian Manajemen Pengendalian ............................. 30
B. Fungsi Pengendalian Manajemen ................................... 32
C. Implementasi Pengendalian Manajemen ......................... 37

vii
BAB 4 - FUNGSI PENGARAHAN ............................................. 61
A. Pengertian .................................................................... 61
B. Tujuan Pengarahan ........................................................ 63
C. Elemen Pengarahan dalam Manajemen ........................... 63
D. Peran Komunikasi dalam Pengarahan ............................. 64
BAB 5 - FUNGSI PENGORGANISASIAN ................................... 68
A. Pengertian Fungsi Pengorganisasian ............................... 68
B. Tujuan Fungsi Pengorganisasian ..................................... 71
C. Unsur-Unsur dalam Fungsi Pengorganisasian .................. 72
D. Prinsip-prinsip Pengorganisasian.................................... 73
E. Langkah-langkah Pengorganisasian ................................ 77
F. Tahapan Pengorganisasian ............................................. 79
G. Manfaat Fungsi Organizing dalam Manajemen................. 80
BAB 6 - MANAJEMEN SISTEM INFORMASI ............................. 81
A. Pengertian Teknologi Informasi ...................................... 82
B. Pengertian Data ............................................................. 83
C. Pengertian Informasi ..................................................... 84
D. Konsep Sistem ............................................................... 84
E. Konsep Sistem Informasi ................................................ 86
F. Jenis -Jenis Sistem Informasi .......................................... 87
G. Manajemen Sistem Informasi ......................................... 88

viii
BAB 7 - MANAJEMEN PEMASARAN ...................................... 92
A. Definisi Pemasaran ........................................................ 93
B. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan .......................... 94
C. Produk dan Jasa............................................................. 96
D. Nilai, Kepuasan, dan Mutu ............................................. 98
E. Bauran Pemasaran/ Marketing Mix ............................... 100
F. Produk (Product) ......................................................... 100
BAB 8 - MANAJEMEN OPERASI ............................................ 105
A. Konsep Dasar Manajemen Operasi ................................ 105
B. Beberapa Tokoh Berkontribusi dalam Manajemen Operasi
.................................................................................. 106
C. Kerangka Kerja 5W+1H Manajemen Operasi .................. 106
D. Aktivitas Manajemen Operasi di Organisasi ................... 108
E. Model Umum Manajemen Operasi ................................ 109
F. Obyek dari Manajemen Operasi .................................... 110
G. Aktivitas Manajemen Operasi dari Riset Terbaru ............ 111
H. Temuan Riset Internasional Manajemen Operasi Abad Ini
.................................................................................. 112
BAB 9 - PERENCANAAN DALAM MANAJEMEN ...................... 115
A. Konsep Dasar Perencanaan .......................................... 115
B. Sifat Perencanaan ........................................................ 117
C. Tipe-Tipe Perencanaan dalam Manajemen .................... 119
D. Tahapan dalam Proses Perencanaan ............................. 121
E. Perencanaan dalam Manajemen yang Efektif ................. 123

ix
BAB 10 - KENDALA MANAJEMEN ORGANISASI .....................127
A. Kendala Perencanaan (planning) .................................. 128
B. Kendala Pengorganisasian (Organizing)......................... 131
C. Kendala Pelaksanaan (Actuating) .................................. 133
D. Kendala Pengawasan (Controlling) ................................ 137
E. Kendala Kepemimpinan (Leadership) ........................... 138
DAFTAR PUSTAKA .............................................................140
TENTANG PENULIS ............................................................154

x
1
Ugung Dwi Ario Wibowo

K
ETERBATASAN kemampuan manusia membuat manusia
melakukan upaya agar terdapat simplifikasi tugas dan
pekerjaan agar kebutuhan dan tujuannya terpenuhi. Ada
upaya untuk membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab,
sehingga terbentuk ikatan-ikatan formal dan kerjasama di dalam-
nya. Sehingga, dilakukanlah suatu pengaturan agar organisasi
bisa berjalan dengan sistematis dan terukur, dengan upaya yang
disebut manajemen.

Dasar Manajemen 1
Manajemen sebagai suatu ilmu sosial terapan senantiasa
dinamis dan berkembang. Manajemen (atau pengelolaan) me-
rupakan administrasi organisasi, baik bisnis, organisasi nirlaba,
atau badan pemerintah melalui administrasi bisnis, manajemen
nirlaba, atau sub-bidang ilmu politik administrasi publik. Dalam
hal ini manajemen sebagai proses pengelolaan sumber daya
bisnis, pemerintah, dan organisasi lainnya.
Manajemen dan organisasi bukan merupakan tujuan, melain-
kan hanya alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam
organisasi bisnis, tujuan yang diinginkan yaitu keuntungan
(profit), sementara itu dalam organisasi publik tujuan yang
diharapkan yaitu pelayanan (service). Tujuan-tujuan tersebut
harus ditetapkan secara jelas, terukur, bisa dicapai, realistis, dan
timely, sehingga bisa berurutan dan berimbang sesuai kepenting-
an manajemen. Untuk itu, perlu diketahui terlebih dahulu hakikat
manajemen.

Manajemen sebagai ilmu dan proses akan membicarakan


tentang mengapa dan bagaimana manusia bekerja dan
bekerjasama. Manusia sebagai objek aktif pelaku dalam
manajemen perlu dibahas dalam memahami hakikat
manajemen.
Oleh karena itu, hakikat manajemen akan dibahas dalam
tiga hal yaitu: hakikat manusia, hakikat bekerja, dan hakikat
tujuan manajemen.
1. Hakikat Manusia
Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi
fisikal, intelektual, emosional, dan spiritual, idealnya
bisa menggunakan kecerdasan holistiknya tersebut
dalam berperilaku dan berkegiatan untuk memenuhi

2 Dasar Manajemen
kebutuhan lahiriyah dan batiniyahnya. Manusia dengan
kebutuhan jasmaninya memerlukan kebutuhan hewani
untuk bertahan hidup dan menemukan kenikmatan-
kenikmatannya. Manusia dengan kebutuhan ruhaninya
memerlukan keseimbangan hidup yang rasional dan
proporsional untuk melangsungkan kehidupan dan
menemukan kebahagiaan yang diinginkannya. Di sinilah
bertemunya individu dengan sosialnya dengan cara
berinteraksi dan berafiliasi.
Secara psikologika, manusia dengan kemampuan
berpikirnya merupakan dasar dari perilaku manajemen
dalam suatu organisasi. Sebagaimana ungkapan filsuf
dari Perancis bernama Descartes: Cogito Ergo Sum yang
g_gcfcec [lnc ‚[eo \_ljcecl g[e[ [eo [^[‛, ^cg[eh[c
bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah
keberadaan manusia itu sendiri pada saat fungsi berpikir
bisa dikelola dengan optimal.
Manusia sebagai makhluk psikososial yang bisa
mengatur dan bisa diatur dalam suatu circle. Hakikat
manusia di sini akan mengambil peran psikososialnya
untuk kemudian memilih opsi-opsi yang ada untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhannya..
Secara psikospiritual, hakikat manusia sebagai
makhluk tertinggi ciptaan Allah juga memiliki fungsi
beribadah kepada Allah dan fungsi menjadi pemimpin
bagi diri maupun orang lain untuk mengelola bumi
secara rahmatan lil aalamiin. Dalam hal ini, apapun
kegiatan manusia seharusnya digunakan untuk dua
fungsi tersebut.

Dasar Manajemen 3
2. Hakikat Bekerja
Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia bekerja
baik secara individu maupun bekerjasama secara kelom-
pok. Dalam berbagai teori, terutama menurut teori barat
manusia bekerja secara umum untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya yang disebut needs.
Berbagai teori tentang needs (kebutuhan mendasar)
yang menggambarkan alasan mengapa manusia bekerja,
di antaranya h__^’m bc_l[l]bs nb_ils (Abraham Maslow),
two-factor theory of motivation-hygiene (Frederick
Herzberg), ERG theory atau teori exixtance-relatedness-
growth (Alderfer), human motivation theory (David
McClelland), dan lain sebagainya. Intinya, semua teori
tersebut menjelaskan mengapa manusia memiliki
kebutuhan ataupun kepuasan dalam bekerja.
Mengambil contoh dari teori Maslow, yang menyu-
sun hierarkhi pentingnya tingkat kebutuhan untuk
menjadi motif dan mendorong seseorang dalam bekerja.
Kebutuhan paling bawah atau utama yaitu seseorang
bekerja karena kebutuhan fisik-biologisnya, kemudian
bila sudah terpenuhi, maka muncul kebutuhan di
atasnya yaitu kebutuhan rasa aman. Selanjutnya, setelah
mendapatkan rasa aman dan nyaman, barulah seseorang
menggunakan pekerjaan sebagai upaya membangun
relasi sosialnya. Di tingkatan berikutnya, menurut
Maslow pekerjaan merupakan sarana bagi manusia
untuk memiliki harga diri dan status sosial, serta yang
paling tinggi yaitu bekerja sebagai aktualisasi diri untuk
mendapatkan kebahagiaan.
Bagaimana bekerja merupakan upaya manusia un-
tuk memenuhi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder,

4 Dasar Manajemen
dan kebutuhan tertiernya, maka hakikat kerja dalam
manajemen yaitu dapat memperlakukan dan mengatur
manusia untuk bekerja dan bekerjasama.
3. Hakikat Manajemen
Manajemen menjadi suatu konsep agar manusia
bersedia bekerja dan bekerjasama secara sistematik dan
bertanggungjawab. Kelompok atau masyarakat yang
bekerjasama melakukan kegiatan manajemen untuk
mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga masyarakat
dalam perspektif manajemen dijuluki ini pula sebagai
managerial society (masyarakat manajerial).
Manajemen menjadi esensial dibutuhkan dalam
kerjasama karena manajemen mampu mengoptimasi
dan mengintegrasi setiap Langkah-langkah individual
menjadi usaha bersama untuk mencapai tujuan bersama
yang diharapkan. Dengan manajemen, penggunaan
semua sumber daya menjadi efisien (low waste) dan
pencapaian tujuan menjadi efektif (high attainment).
Intisari manajemen yaitu mencapai tujuan yang
optimal dengan meningkatkan daya guna dan hasil guna
dari potensi-potensi yang dimiliki manusia.
Setelah memahami hakikat manajemen, perlu me-
mahami lebih dekat tentang sejarah, definisi, dan konsep
manajemen berikut ini.

Organisasi bisnis yang bekerja dalam kegiatan ekonomi


dan organisasi publik yang bekerja dalam pelayanan dituntut
mengikuti transformasi di era digital yang lebih tinggi.
Kesuksesan organisasi bisnis dalam mencapai tujuannya

Dasar Manajemen 5
tidak akan terlepas dari kemampuannya melakukan mana-
jemen yang tepat. Praktik manajemen pun mengalami
perubahan untuk mengikuti kebutuhan dunia bisnis yang
terus bertransformasi dan beradaptasi sesuai dengan
tuntutan zaman. Sejarah manajemen cukup panjang dan di
antaranya terbagi dalam fase-fase perkembangan penting
sebagai berikut:
1. Fase awal manajemen, yaitu pada masa peradaban
kuno di bagian barat Mesopotamia dan tulisan Mesir
Kuno sekitar tahun 1200 sebelum masehi. Pada
artefak tersebut menunjukkan bagaimana suatu
pengetahuan tentang penggunaan manajemen
dalam mengelola suatu kerajaan dan mengelola
politik. Setelah itu bukti-bukti dari masa Yunani
Kuno dan Romawi menunjukkan bagaimana praktik-
praktik manajemen digunakan untuk mengelola
persidangan, pemerintahan, ketentaraan, koloni dan
otoritas, serta dalam mengelola kelompok-kelompok
kecil dalam masyarakat seperti gereja dan per-
dagangan.
2. Fase pemikiran awal, yaitu saat Adam Smith
menerbitkan doktrin ekonomi klasik yang berjudul
‚The Wealth Nation‛ j[^a tahun 1776, yang menge-
mukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh
organisasi dari pembagian kerja. Setelah itu terjadi
peristiwa yang dikenal dengan revolusi industri, di
mana tenaga manusia mulai tergantikan oleh mesin
dan berpindahnya kegiatan produksi di rumah ke
pabrik-pabrik. Revolusi industri ini ini meng-
akibatkan para manajer dan mandor saat itu mem-
butuhkan teori yang dapat membantu mereka
merencanakan, mengorganisasi, dan memimpin

6 Dasar Manajemen
para buruh dan proses produksi. Setelah masa itu
juga muncul tokoh terkenal bidang manajemen awal
yaitu Robert Owen di Skotlandia yang dianggap
bapak manajemen personalia, Charles Babbage di
Britania Raya yang menggaungkan prinsip pem-
bagian kerja, dan Max Webber di Jerman yang
mengemukakan manajemen birokrasi..
3. Fase manajemen ilmiah, yaitu dimulai saat Frederick
Taylor seorang insinyur dan industrialis asal
Amerika mengeluarkan karya ilmiah yang berjudul
‚The Principle of Scientific Management‛ j[^[ n[boh
1911. Artikel Taylor tersebut memuat tentang
prinsip-prinsip fundamental sebagai landasan pen-
dekatan ilmiah terhadap manajemen. Taylor me-
nyarankan agar penempatan tenaga kerja harus
dilakukan secara hati-hati, cermat, dan tepat agar
tercapai produktivitas, sehingga perlu dilakukan
suatu pengelolaan kerekayasaan pekerjaan dan
pelatihan terhadap tenaga kerja agar bisa bekerja
sebaik mungkin. Itulah mengapa Taylor dijuluki
bapak manajemen ilmiah.
4. Fase manajemen modern, yaitu dimulai saat Henry
Fayol seorang industrialis dan teoris administrasi
asal Spanyol menulis sebuah buku yang berjudul
‚Administration Industrielle et Generale‛ j[^[
tahun 1916, yang baru dikenal masyarakat luas
setelah buku tersebut diterbitkan dalam Bahasa
Inggris pada tahun 1929. Di buku tersebut
dikenalkan tentang 14 prinsip manajemen, beserta
peninggalan Fayol yang paling terkenal yaitu tentang
lima fungsi utama manajemen yaitu merencanakan,
mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan

Dasar Manajemen 7
mengontrol. Itulah mengapa Fayol dijuluki bapak
manajemen modern.
Selanjutnya, perkembangan manajemen bisnis saat ini
mengalami berbagai disrupsi yang diistilahkan revolusi
industri 4.0 di mana organisasi bisnis harus berkompetisi
dengan menggunakan internet of things, artificial
intelligence, human-machine interface, dan teknologi
robotik/otomasi.
Kajian tentang manajemen makin mendapat tantangan
dengan berbagai situasi terbaru di dunia yang mengalami
volatility (perubahan drastis), uncertainty (ketidakpastian),
complexity (kompleksitas) dan ambiguity (ketidakjelasan)
atau yang sering disingkat dengan istilah VUCA.

Sebagaimana perkembangan dunia dari masa ke masa


memicu konsep dan gagasan baru dalam bidang manajemen.
Manajemen yang konvensional sudah tergantikan dengan
manajemen yang berbasis teknologi digital dan konsep
berpikir yang lebih global. Banyak teoris yang berusaha
menjelaskan tentang istilah manajemen.
Dalam Wikipedia, beberapa teoris fundamental
mendefinisikan dan membatasi makna manajemen yang
dijabarkan sebagai berikut:
1. Henri Fayol (1841–1925) menyatakan tentang manajemen
s[cno ‚to manage is to forecast and to plan, to organize, to
command, to co-ordinate, and to control‛ (g[h[d_g_h
berarti memperkirakan, merencanakan, mengorganisasi,
memerintahkan, mengoordinasikan, dan
mengendalikan).

8 Dasar Manajemen
2. Fredmund Malik (1944–) mendefinisikan manajemen
m_\[a[c ‚the transformation of resources into utility‛
(transformasi sumber daya menjadi utilitas). Manajemen
dimasukkan sebagai salah satu faktor produksi–bersama
dengan mesin, material, dan uang.
3. Ghislain Deslandes (1970-) mendefinisikan manajemen
sebagai kekuatan yang rentan, berada di bawah tekanan
untuk mencapai hasil dan diberikan dengan tiga
kekuatan yaitu kendala, peniruan, dan imajinasi, yang
beroperasi pada tingkat subjektif, antarpribadi,
institusional, dan lingkungan.
4. Peter Drucker (1909–2005) memandang tugas dasar
manajemen ada dua: pemasaran dan inovasi. Meskipun
demikian, inovasi juga terkait dengan pemasaran
(inovasi produk merupakan isu utama pemasaran
strategis). Drucker mengidentifikasi pemasaran sebagai
esensi kunci keberhasilan bisnis, namun manajemen dan
pemasaran secara umum dipahami sebagai dua cabang
pengetahuan administrasi bisnis yang berbeda.
Selain berdasarkan beberapa definisi manajemen
tersebut di atas, ada beberapa karakteristik yang bisa
menggambarkan tentang manajemen, yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan. Setiap organisasi bisnis
memiliki tujuan yang ditetapkan pada saat awal
terbentuk organisasi tersebut. Tugas manajemen yaitu
menciptakan proses untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
2. Bersifat luas, yaitu semua kegiatan yang terlibat dalam
pengelolaan organisasi merupakan hal yang umum dan
wajar di berbagai bidang.

Dasar Manajemen 9
3. Bersifat multidimensi, yaitu ada di berbagai dimensi
kehidupan.
4. Proses yang berkelanjutan. Sebagai suatu proses dan
fungsi yang berkelanjutan, meliputi perencanaa,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang
dilakukan sepanjang waktu dan bahkan berulang.
5. Sebagai kegiatan kelompok, melibatkan banyak orang
dengan Kerjasama yang kompleks dan dalam prosesnya
hampir mustahil bisa dilakukan secara individual.
6. Kekuatan yang tidak berwujud. Maksudnya energi
kelompok yang dilakukan merupakan kekuatan yang
tidak berwujud, namun hasilnya bisa dilihat dan
dirasakan secara fungsional.

Manajemen masih tetap mendudukkan diri sebagai suatu


ilmu yang memiliki empat konsep manajemen yang secara
umum bisa ditinjau dari aspek penting berikut ini:
1. Manajemen sebagai Ilmu Pengetahuan
Menurut Gulick (2017) manajemen sebagai ilmu
pengetahuan yang sah dalam upaya memahami mengapa
dan bagaimana orang bekerja sama secara sistematis
untuk mencapai tujuan bersama dan membuat sistem
kerja sama lebih berguna bagi umat manusia. Ini juga
mengandung maksud bahwa manajemen menjadi
rujukan atau dasar ilmiah dalam memecahkan masalah
dan mengambil keputusan di dalam suatu organisasi
formal maupun non-formal. Ilmu manajemen membantu
manusia bekerja sama secara objektif, terukur, dan bisa
dievaluasi.

10 Dasar Manajemen
2. Manajemen sebagai Seni
Manajemen dalam hal ini dimaksudkan bukan hanya
sebatas teori, melainkan suatu ilmu yang bergerak secara
fleksibel seperti sebuah seni tantangan dalam menye-
lesaikan suatu pekerjaan yang proses dan hasilnya tidak
bisa diprediksi. Seperti dikemukakan oleh Follett (dalam
J[hm_, 2019) \[bq[ g[h[d_g_h m_\[a[c mo[no ‚the art of
getting things done trough people‛ (m_hc ohnoe g_h-
dapatkan sesuatu melalui - bekerjasama dengan - orang
lain). Pada saat diimplementasikan di dunia nyata
organisasi, ilmu manajemen menjadi sangat lentur sesuai
dengan situasi dan kondisi di lapangan yang nantinya
proses beserta hasil yang didapatkan bisa menggambar-
kan suatu arah yang progresif, regresif, ataupun stagnan.
3. Manajemen sebagai Proses
Manajemen sebagai proses mengandung arti
berbagai cara pengelolaan yang dilakukan dalam suatu
rentang waktu dalam mencapai hasil atau tujuan yang
diinginkan. Proses dalam rentang waktu tertentu ini
berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen di dalam
suatu organisasi atau industri seperti: perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
4. Manajemen sebagai Profesi
Manajemen sebagai profesi merujuk pada profesi
manajer, supervisor, atau staf manajemen yang bekerja
secara profesional dalam suatu perusahaan atau lembaga
tertentu, dengan transaksi imbal balik mendapatkan
kompensasi atas pekerjaan dan keahlian yang diberikan.
Suatu profesi pasti menuntut adanya pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tertentu, salah satunya yaitu

Dasar Manajemen 11
managerial skills atau keahlian manajerial. Keahlian
manajerial di sini dibagi menjadi 3 level yaitu:
manajemen tingkat puncak, manajemen tingkat
menengah, dan manajemen tingkat bawah. Manajemen
tingkat puncak lebih dituntut kompetensi konseptual,
sementara manajemen tingkat bawah lebih dituntut
kompetensi teknis.
Setelah memahami hakikat dan konsep manajemen,
dua hal yang perlu diketahui untuk memahami dasar-
dasar manajemen yaitu fungsi-fungsi manajemen dan
bidang-bidang manajemen yang sering digunakan untuk
mengkaji dan mempelajari tentang manajemen secara
komprehensif.

Salah satu hal yang juga mendasari manajemen yaitu


fungsi-fungsi manajemen. Beberapa teoris manajemen
mengemukakan pengkategorian fungsi yang berbeda-beda.
H_hls F[sif ^[f[g \oeohs[ s[ha \_ldo^of ‚General and
Industrial Management‛ g_hd_f[me[h fcg[ `ohamc jlcg_l
manajemen yang terdiri dari planning, organizing,
commanding, coordinating, dan controlling. Luther Halsey
Gullick seorang tokoh manajemen dari Columbia University
menjelaskan fungsi manajemen dengan akronim POSDCORB
yang terdiri dari planning, organizing, staffing, directing,
coordinating, reporting, dan budgeting.
S_g_hn[l[ cno H[lif^ Kiihnm ^[h Cslcff O’Dihh_f ^[f[g
bukunya yang berjudul ‚Principle of Management‛ g_g\[ac
fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing, staffing,
directing, dan controlling (POSDC). Louis Alexander Allen
^[f[g \oeohs[ ‚Management and Organization‛ g_g\[ac

12 Dasar Manajemen
fungsi manajemen dengan akronim POLC yang terdiri
planning, organizing, leading, dan controlling.
Pendapat paling banyak yang digunakan yaitu pendapat
George R. Terry (dalam Sudaryono dkk, 2020), yang
menyatakan fungsi dasar manajemen dengan akronim POAC
yaitu terdiri planning, organizing, actuating dan controlling.
POAC merupakan standar internasional de facto yang telah
diterima secara universal sebagai teori di balik keberhasilan
penerapan manajemen dan pelaksanaan proyek. Berikut ini
secara singkat penjelasan tentang keempat fungsi tersebut:
1. Planning (Fungsi Perencanaan)
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang funda-
mental, karena akan menentukan kesuksesan fungsi
m_f[hdonhs[. S_\[a[cg[h[ j_j[n[b: ‚those who fail to
plan, plan to fail‛ (mc[j[ s[ha a[a[f g_l_h][h[e[h, ^c[
sedang merencanakan kegagalan).
Fungsi ini merupakan suatu kegiatan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan asumsi-asumsi me-
ngenai masa yang akan datang dengan memvisualisasi-
kan dan merumuskan aktivitas-aktivitas yang dianggap
perlu dalam suatu garis waktu yang realistis untuk
mencapai hasil atau tujuan yang diinginkan. Ada
beberapa pendekatan dalam perencanaan yaitu: peren-
canaan strategis, perencanaan taktis, dan perencanaan
operasional.
2. Orgainizing (Fungsi Pengorganisasian)
Fungsi ini merupakan lanjutan setelah perencanaan
telah matang dan siap untuk dieksekusi dengan sumber
daya manusia yang dimilikinya. Fungsi pengorganisasian
merupakan suatu proses penentuan pengelompokan,

Dasar Manajemen 13
dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diper-
lukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-
orang pada setiap aktivitas, menetapkan wewenang yang
secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang
akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
Selama tahap pengorganisasian, diusahakan untuk
menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi
produktivitas, misal mempertimbangkan kesesuaian job-
fit, memberi jumlah pekerjaan yang sesuai dengan
jumlah waktu yang tepat untuk menyelesaikan pekerjaan
mereka, dan lain sebagainya.
3. Actuating (Fungsi Penggerakan/Pengarahan)
Fungsi penggerakan/pengarahan ini membutuhkan
kemampuan para manajer atau pimpinan untuk melaku-
kan pengarahan kepada departemen atau kelompoknya
untuk melakukan segala sesuatu sesuai rencana yang
telah diorganisasikan sebelumnya.
Tujuan dari fungsi penggerakan/pengarahan di
antaranya: menciptakan kerjasama yang efisien,
mengembangkan kemampuan dan keterampilan bawah-
an, menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerja-
an, mengusahakan suasana lingkungan kerja yang
motifatif dan prestatif, serta membuat organisasi ber-
kembang secara dinamis.
4. Controlling (Fungsi Pengawasan/Pengendalian)
Pengawasan/pengendalian adalah proses mengeva-
luasi pelaksanaan rencana dan melakukan penyesuaian
untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai.
Proses pengawasan melalui tahapan sebagai berikut:
mengukur hasil, membandingkan hasil yang dicapai

14 Dasar Manajemen
dengan hasil yang diinginkan, serta memperbaiki
penyimpangan yang ditemukan.
Kegiatan pengawasan sering dimaknai secara nega-
tif, dianggap menghambat, membatasi, mencari kesalah-
an, dan menginterogasi. Padahal fungsi pengawasan ber-
upaya untuk menilai hasil yang telah dicapai dan melihat
setiap penyimpangan dari standar yang ditetapkan agar
proses yang berlangsung on the strack (selalu di jalur
yang benar).
Peran menajer sangat penting dalam keempat proses
dan fungsi manajemen tersebut. Pertama-tama para
manajer perlu mengembangkan sebuah rencana, kemu-
dian mengatur sumber daya mereka dan mendelegasikan
tanggung jawab kepada karyawan sesuai dengan rencana
tersebut, kemudian memimpin orang lain untuk
melaksanakan rencana tersebut secara efisien, dan
akhirnya mengevaluasi efektivitas rencana tersebut saat
sedang dilaksanakan dan membuat penyesuaian yang
diperlukan.
Keempat fungsi manajemen tersebut di atas akan
dijelaskan pada bab terpisah dalam buku ini.

Terdapat enam tools of management (perangkat


manajemen) yang menjadi unsur-unsur manajemen dalam
organisasi bisnis yang terdiri dari: men, money, methods,
materials, machine, dan market yang disingkat 6M.
1. Men (manusia), yaitu tenaga kerja dalam berbagai level
yang bekerja secara konseptual hingga teknikal.

Dasar Manajemen 15
2. Money (biaya), yaitu sejumlah uang yang dibutuhkan
untuk mengerjakan semua proses sejak perencanaan
hingga mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Materials (perlengkapan material), yaitu bahan dan
perlengkapan yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
4. Methods (metode), yaitu cara-cara khusus yang
diterapkan sebagai strategi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
5. Machines (mesin), yaitu peralatan dan mesin yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
6. Market (pasar), yaitu konsumen sasaran untuk menjual
barang dan jasa yang dihasilkan/ditawarkan.
Keenam tools of management tersebut bisa digambarkan
dalam segi enam sebagai berikut:

16 Dasar Manajemen
Setiap unsur-unsur manajemen tersebut kemudian ber-
kembang menjadi bidang-bidang manajemen dalam
organisasi bisnis, yang mendasari konsep jenis-jenis mana-
jemen sebagai berikut: manajemen sumber daya manusia
(unsur men), manajemen permodalan (unsur materials),
manajemen keuangan (unsur money), manajemen produksi
(unsur mesin), dan manajemen operasional (unsur methods).
Keenam unsur manajemen tersebut, saat ini berkembang
menjadi bidang-bidang manajemen menjadi:
1. Manajemen Produksi. Secara umum, manajemen
produksi bertugas mengubah input menjadi output. Di
dalam manajemen produksi juga memperhatikan faktor-
faktor produksi yang ada, seperti: bahan baku, mutu
bahan, tempat produksi, sampai dengan produk yang
dihasilkan. Seorang manajer menjadi penentu
bagaimana produksi sudah berjalan sesuai perencanaan
atau belum.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen sumber
daya manusia atau manajemen personalia bertugas
untuk menerapkan prinsip ‚nb_ lcabn g[h ch nb_ lcabn
place‛ (menempatkan orang yang tepat pada posisi yang
tepat). Kekeliruan dan kesalahan dalam perekrutan,
penyeleksian, dan penempatan akan berakibat
nirprestasi seseorang, maka manajemen sumber daya
manusia menjadi faktor penting dalam upaya mencapai
kualitas suatu organisasi bisnis.
3. Manajemen Keuangan. Kegiatan ekonomi merupakan
unsur penting dalam suatu organisasi bisnis, sehingga
manajemen keuangan menjadi sangat penting untuk
mencari cara bagaimana untuk mendapatkan pemasukan
dan menggunakannya atau mengolahnya menjadi

Dasar Manajemen 17
produktif. Manajemen juga harus bisa merencanakan,
memeriksa, mengelola, menganggarkan, mencari modal,
dan menyimpan modal atau keuangan secara aman dan
sehat. Pencatatan dan penghitungan keuangan
digunakan untuk melihat posisi keuntungan atau
kerugian dalam organisasi bisnis, sehingga kegiatan ini
harus dijalankan secara berkesinambungan dan
terintegrasi dengan semua bagian.
4. Manajemen Pemasaran. Manajemen pemasaran
berfungsi untuk mencari cara agar produk dan jasa bisa
dipasarkan sampai ke konsumen. Misalnya dengan
menggunakan strategi promosi yang terencana dan
terukur agar konsumen tertarik membeli atau
menggunakan produk/jasa yang ditawarkan. Manajemen
harus selalu menganalisi dan mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi setiap cara dan Langkah yang dilakukan,
dan mencari cara baru atau alternatif bila terbukti tidak
efektif dan efisien dengan cara sebelumnya.
5. Manajemen Sistem Informasi. Era digital dan global
menuntut pengelolaan system informasi yang cepat,
akurat, dan terintegrasi. Informasi berupa dokumen,
teknologi, kepersonaliaan, prosedur akuntansi, biaya
produksi, taktik bisnis memerlukan manajemen
informasi yang sistematis. Semua data tersebut akan
digunakan untuk acuan dan rujukan bagi organisasi
bisnis melakukan analisis data dan mengambil
keputusan dan kebijakan bisnis. Tanpa data yang akurat,
operasional dan strategi bisnis menjadi lemah dan
beresiko terhadap kegagalan dan kerugian yang lebih
besar. Manajemen juga harus mengalokasikan biaya
yang mencukupi untuk sumber daya manusia yang
handal dan keandalan sarana dan prasarana teknologi

18 Dasar Manajemen
informasi. Apalagi di era kompetisi bisnis yang terbuka
dan up to date seperti saat ini.
6. Manajemen Strategi. Manajemen strategi merupakan
suatu upaya untuk mengambil keputusan secara cepat,
tepat, dan akurat dengan menggunakan data yang valid
dalam mencapai tujuan yang diharapkan atau target yang
dicanangkan. Dinamika bisnis membuat strategi harus
disusun ulang dan diinovasi sedemikian rupa agar bisa
memenangkan persaingan bisnis atau untuk bertahan
dalam situasi sulit. Untuk itu perlu dipilih orang-orang
tertentu untuk menginisiasi perubahan, mengintegrasi-
kan semua bidang, dan mendiseminasi kebijakan secara
menyeluruh atas strategi yang dipilih. Misalnya, dalam
bidang sumber daya manusia disusun human resourse
business partner (HRBP) untuk membantu organisasi
menyusun dan mengimplementasikan strategi baru.
7. Manajemen Operasi. Organisasi bisnis tidak semata-mata
berpusat pada proses produksi, melainkan juga opera-
sionalnya. Manajemen operasi meliputi kegiatan pemeli-
haraan dan pengembangan hasil produksi, agar
kemudian bisa mendatangkan keuntungan. Jadi, semua
faktor produksi seperti bahan baku dan tenaga kerja
kemudian dikelola agar bisa menghasilkan luaran yang
produktif dan berkualitas.
8. Manajemen Pendidikan. Manajemen pendidikan ber-
upaya untuk meningkatkan mutu tenaga kerja yang
dimiliki organisasi bisnis, melalui berbagai jenis pen-
didikan, bisa berupa pendidikan formal, pelatihan,
pengembangan, mentoring, coaching, dan metode lain
yang dianggap tepat dan objektif. Sehingga pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang dimiliki tenaga kerja bisa

Dasar Manajemen 19
mencapai kompetensi untuk mendukung pekerjaan yang
dilakukan saat ini dan juga dipersiapkan untuk karir di
masa yang akan datang.

20 Dasar Manajemen
2
Imam Faisal Hamzah

S
TEVE Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne, tiga orang
pemuda yang terobsesi dengan komputer. Semula Jobs dan
Wozniak melakukan usahanya secara sederhana dengan
menawarkan personal komputer dari satu Perusahaan ke
Perusahaan lain. Hingga kemudian bekembang menjadi sebuah
korporasi. Mulailah Apple yang dikembangkan oleh berkembang
menjadi sebuah Perusahaan korporasi besar.
Di perjalanannya, Wayne dan Wozniak memilih untuk
mundur sehingga hanya Jobs yang menjalankan Apple Computer.

Dasar Manajemen 21
Singkat cerita, adanya konflik internal, sehingga Jobs akhirnya
keluar dari perusahaan yang didirikannya sendiri. Jobs membuat
Perusahaan computer baru yang Bernama Next. Meskipun setelah
berapa lama, Jobs pun kembali lagi ke Apple.
Berbeda dengan Jobs, Bills Gates dan Paul Alen, dua pemuda
yang juga terbosesi dengan program computer. Gates dan Alen
memberikan nama usaha mereka sebagai Microsoft. Mereka
menjual program computer Bernama MS-DOS ke IBM-PC. Seiring
berkembangnya MS-DOS tersebut, Microsoft pun mulai
mengembangkan Windows yang akhirnya bekembang hingga
sekarang.
Apa perbedaan cerita kedua Perusahaan raksasa di bidang
computer tersebut? Jobs sempat dikeluarkan oleh Perusahaan
yang didirikannya sendiri, sedangkan Gates sekarang tetap
menjadi pemilik meskipun tidak lagi berperan sebagai CEO. Hal
ini menunjukan bagaimana suatu organisasi bisnis bekerja.
Seorang pendiri Organisasi bisnis belum tentu memiliki
perusahaannya sendiri seumur hidupnya. Bagaimana hal ini bisa
terjadi? Tentu banyak faktor.

Sebelum membahas mengenai apa itu organisasi bisnis,


maka perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai apa itu
organisasi? Esensi organisasi adalah interaksi antara individu
untuk meraih beberapa tujuan yang spesifik (Hafidhuddin &
Tanjung, 2006). Apakah sesederhana itu? Barangkali definisi
dari Robbins (1994) dapat lebih menjelaskan apa itu
organisasi, di mana organisasi merupakan
‚e_m[no[h (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diiden-
tifikasi, yang bekerja atas dasar yang relative terus-menerus

22 Dasar Manajemen
untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
nodo[h.‛
Robbins lebih lanjut menjelaskan bahwa kesatuan
memiliki arti bahwa organisasi berisi seseorang atau
sekelompok orang, koordinasi berarti oraganisasi mem-
butuhkan manajemen, batasan yang relatif dapat diiden-
tifikasi bermakna bahwa anggota organisasi memiliki batasan
untuk mengidentifikasi siapa yang menjadi anggota dan
bukan anggota, bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus
yaitu kontribusi para anggota dalam organisasi secara relatirf
teratur, dan tujuan bermakna adanya kesepakatan umum
tentang misi organisasi.

Organisasi bisnis menurut Harto, dkk. (2021) merupakan


organisasi yang menjalankan kegiatan ekonomi yang
bertujuan mendapatkan keuntungan. Bisnis sendiri berasal
dari kata business ^[f[g \[b[m[ Ihaalcm s[ha \_l[lnc "mc\oe‛.
Wahjono, dkk. (2020) menyampaikan bahwa bisnis sendiri
memiliki dua unsur, yaitu ada barang atau jasa yang
ditawarkan dan laba atau keuntungan.
Bisnis memiliki beberapa fungsi, Hasibuan dan Arnesih
(2023) mengemukakannya sebagai berikut :
1. Form Utility terkait sebuah bisnis yang memproduksi
barang atau jasa sesuai kebutuhan konsumen.
2. Place utility terkait dengan aktivitas bisnis untuk
mendistribusikan barang atau jasa kepada konsumen
agar terjangkau.
3. Possessive utility terkait dengan penjualan produk
barang atau jasa kepada konsumen yang membutuhkan.

Dasar Manajemen 23
4. Time utility terkait dengan waktu yang tepat untuk
mengeluarkan barang atau jasa agar bermanfaat.
Di sini jelas bahwa organisasi bisnis memiliki tujuan
komersil untuk mendapatkan suatu keuntungan material.
Organisasi bisnis dapat diserupakan dengan badan usaha.
Wahydi (2019) mengemukakan bahwa badan usaha
merupakan kesatuan organisasi dan ekonomi yang
melakukan usaha pelayanan pada masyarakat dengan tujuan
memeroleh keuntungan. Berbeda dengan bentuk organisasi
lainnya. Nugroho (2017) membedakan antara organisasi
bisnis, organisasi publik, dan nirlaba sebagai berikut :
Tabel 1. Perbedaan dan persamaan Organisasi Bisnis, Organisasi
Publik, maupun Organisasi Nirlaba (Nugroho, 2017).

Persamaan Organisasi Organisasi Organisasi


dan Bisnis/ Publik Nirlaba
Perbedaan Perusahaan
Departemen Produksi, Mirip Mirip dengan
Pemasaran, dengan Perusahaan
SDM, departemen/ tetapi
Keuangan, kementrian disesuaikan
dan lain yang ada di dengan lingkup
sebagainya suatu negara yayasan
Struktur ada Ada Ada
Organisasi
Formal
Tugas, Ada Ada Ada
peran, dan
fungsi
Keberadaan Ada Ada Ada
pemimpin

24 Dasar Manajemen
Organisasi Bisnis memiliki bentuk-bentuk, menurut
Wahjono, dkk. (2020) membagi ke dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Perseorangan, yaitu suatu bisnis yang dijalankan oleh
satu orang saja.
2. Perkongsian, yaitu suatu bisnis yang dijalankan oleh dua
orang atau lebih dari itu yang biasanya dilegalkan secara
hukum.
3. Korporasi, yaitu suatu bisnis yang berbadan hukum
secara formal di mana kewenangan dan tanggung
jawabnya tergantung pada investasi ke Perusahaan.
Masing-Masing bentuk organisasi bisnis itu memiliki
kelebihan dan kekurangan. Wahjono, dkk. (2020) sebagai
berikut :
Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan bisnis perseorangan,
perkongsian, dan korporasi (Wahjono, dkk., 2020)
Bentuk
Organisasi Kelebihan Kelemahan
Bisnis
Usaha Bisnis cenderung Bisnis yang
Perorangan mudah untuk dijalankan
dimulai dan sendiri
diakhiri karena cenderung
hanya dijalankan memiliki
oleh satu orang. tanggung jawab
Selain itu yang tidak
pengusaha dapat terbatas, sumber
meninggalkan keuangan
warisan dan tidak maupun
adanya pajak pertumbuhan

Dasar Manajemen 25
khusus. yang terbatas,
dan
membutuhkan
komitmen waktu
yang tinggi. Hal
tersebut
berdampak pada
kesulitan
mengelola
bisnis.
Usaha Bisnis yang Tanggung jawab
Perkongsian dijalankan dua yang tidak
orang atau lebih terbatas, berbagi
dapat berbagi keuntungan,
dalam perbedaan dapat
pengelolaan, lebih terjadi antar
bertahan lama, rekan Kongsi,
sumber keuangan dan susah untuk
yang lebih banak, keluar dari
dan tidak ada perkonsgsian.
pajak khusus.
Usaha Tanggung jawab Perlu biaya
Korporasi terbatas, dapat pendiran yang
mengumpulkan besar, banyak
investasi, ukuran dokumen-
Perusahaan dapat dokumen yang
tidak terhingga, dibutuhkan
bertahan lama, (kertas kerja,
kepemilikan dapat akte, proposal),
berganti karena Pajak ganda
adanya pemisahan (Perseroan dan
kepemilikan dan individu), susah
manajemen keluar dari

26 Dasar Manajemen
bisnis, dan
kemngkinan
terjadinya
konflik antara
pemili dengan
pihak
manajemen

Di Indonesia sendiri, organisasi bisnis dapat berbentuk


Perseroan Terbatas (PT), PT Persero, PT Terbuka (Tbk.),
Firma (Fa.), Unit Dagang (UD), Comanditer Venootshaap
(CV). Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum
(Perum), dan koperasi.
Perseroan Terbatas (PT), misalnya, merupakan badan
usaha yang menekankan adanya pemisahan antara pendiri
dan pemilik dalam hal hak, kewajiban, dan kekayaan (Fuad,
dkk., 2006). Perseroan terbatas pun memiliki beberapa
bentuk, diantaranya PT Terbuka (Tbk.), PT Tertutup, PT
Asing, PT Perseorangan. Perseroan terbuka menjual saham
melalui pasar modal kepada masyarakat luas (familiar
dengan istilah gopublic), sebaliknya PT Tertutup sahamnya
hanya berasal dari kalangan tertentu, misalnya keluarga, atau
sekelompok orang saja (Hidayat, dkk., 2021).
Firma merupakan badan usaha yang didirikan oleh
beberapa orang dalam satu nama yang disepakati bersama
(Sridadi, 2009). Lebih lanjut, Sridadi menjelaskan bahwa
Firma lebih menekankan pada orang atau person
dibandingkan modal. Berbeda lagi dengan CV (Commanditer
Vennootschap) atau Persekutuan Komanditer merupakan
badan usaha yang didirikan oleh bebera orang atau disebut
sebagai sekutu yang memberikan sejumlah uang untuk
digunakan dalam aktivitas usaha (Fuad, dkk., 2006).

Dasar Manajemen 27
Perkembangan selanjutnya, ada bentuk lain dalam
organisasi bisnis, misalnya waralaba. Di mana Waralaba,
pemilik usaha atau bisnis bersifat semi-mandiri yang
kemudian membeli royalty dan iurian ke Perusahaan induk
sehingga memeroleh sejumlah fasilitas bisnis dan bahkan
format maupun sistem bisnis pemilik Perusahaan induk
(Zimmerer & Scarborough, 2005).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan


organisasi bisnis, meliputi pengelolaan organisasi,
pengelolaan Sumber daya manusia, pengelolaan keuangan
(Margie, dkk., 2020), marketing (Zimmerer & Scarborough,
2005), dan infrastruktur maupun teknologi (Soeharso, 2020).
Pertama pengelolaan produksi, di mana produksi dapat
diartikan sebagai aktivitas untuk menciptakan dan
menambah guna (utility) sebuah produk. Gitosudarmo (2014)
mengemukakan bahwa kunci pengelolaan produksi meliputi
jumlah, mutu atau kualitas, waktu, dan harga.
Kedua, pengelolaan sumber daya manusia. Sumber daya
manusia, merupakan representasi dari faktor fisik dan
kemampuan serta kehendak manusia dalam rangka
performasi satu atau lebih tugas dalam sebuah organisasi
(Suhariadi, 2013). Selanjutnya Suhariadi juga mengemukakan
pengelolaan sumber daya manusia atau manajemen sumber
daya manusia merupakan pendayagunaan manusia untuk
pencapaian tujuan organisasi yang meliputi pengembangan,
penilaian, kompensasi, dan pengelolaan individu maupun
kelompok. Modal manusia merupakan salah satu yang
terpenting, Soeharso (2020) mengemukakan setidaknya SDM
perlaku memiliki kompetensi di empat tahap, yaitu individu,
kelompok, organisasi, dan sosial maupun lingkungan.

28 Dasar Manajemen
Ketiga, pengelolaan keuangan dapat diartikan sebagai
fungsi untuk memeroleh berbagai sumber keuangan secara
efisien dan mengalokasikan uang tersebut secara tepat untuk
mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan (Margie, dkk.,
2020). Lebih lanjut Margie, dkk. Mengemukakan bahwa
manajemen keuangan terkait dengan aktivitas perolehan
dana, pengelolaan, dan penggunaan dana sesuai tujuan
perusahaan secara menyeluruh.
Keempat, pemasaran (marketing) merupakan proses
untuk memunculkan barang atau jasa sesuai dengan
keinginan pelanggan dan menyampaikannya, termasuk di
dalamnya memanangkan dan mempertahankan para
pelanggan (Zimmerer & Scarborough, 2005). Organisasi
Bisnis dapat melakukan riset pasar uantuk mengetahui
keinginan pelanggan terhadap sebuah produk.
Kelima, pengelolaan infrastruktur dan teknologi. Tidak
bisa dipungkiri bahwa perkembangan dunia bisnis saat ini
dipengaruhi denganhadirnya teknologi, khususnya teknologi
informasi. Pemasalah online atau E-commerce misalnya,
yang telah merubah cara bertransaksi jual beli yang semula
dilakukan secara tatap muka kini dapat dilakukan melalui
media internet. Teknologi menjadi kunci utama dalam hal ini
(Zimmerer & Scarborough, 2005).

Dasar Manajemen 29
3
Ishak,S.Ag,MA

Dalam bukunya Pengantara Manajemen Muslicah Erma


g_hs_\one[h g_haolomc ‛to manage‛ (2020:1) m_\[a[c \_hnoe
kata kerja dari kata manajemen. Muslicah Erma mengutip
pendapat Stonner manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha–usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya–
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. (2020:1).

30 Dasar Manajemen
Terry (2005: 1) memberi pengertian manajemen yaitu
suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pebgarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksudmaksud
yang nyata. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa
yang harus dilakukan, menetapkan cara bagaimana
melakukannya, memahami bagaimana mereka harus
melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha
yang telah dilakukan.
Dengan demikikan disimpulkan bahwa manajemen
merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama
untuk menentukan dan men capai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (ac tuating), dan
pengawasan (controlling). Manajemen merupakan sebuah ke
giatan; pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang
melakukannya disebut manajer.
Controling diartikan pengendalian atau pengawasan.
Thomas Sumarsan menjelaskan pengendalian manajemen
adalah suatu rangkaian tindakan dan aktivitas yang terjadi
pada seluruh kegiatan organisasi dan berjalan secara terus-
menerus. Pengendalian manajemen bukanlah suatu sistem
terpisah dalam suatu organisasi, melainkan harus dianggap
sebagai bagian penting dari setiap sistem yang dipakai
manajemen untuk mengatur dan mengarahkan kegiatannya.
(2020:4).Artinya manajemen se bagai wujud pencapaian
tujuan dalam merancang dan melaksanakan metode pengen
dalian, memantau serta mengevaluasi pengendalian.
Supriyatin pengendalian manajemen sebagai proses
perpaduan antara formulasi strategis dan pengendalian
tugas.(2016:4). Formulasi strategis merupakan proses me

Dasar Manajemen 31
mutuskan tujuan organisasi dan strategis untuk mencapai
tujuan-tujuan. Sementara pengendalian tugas sebagai proses
untuk memastikan bahwa tuagas yang spesifik dilaksanakan
se cara efektif dan efesien.
Dalam bukunya Anthony (2007:12) mendefenisikan
bahwa pengendalian manajemen sebagai proses di mana
manajer memastikan bahawa sumber daya diperoleh dan
digunakan secara efektif dan efesien dalam pencapaian
tujuan organisasi. Dasar inilah dalam konteks proses
pengendalian dalam ilmu manajemen merupakan perilaku
yang di praktikkan dengan terwujud dalam sebuah interaksi
antara para manajer dan bawahannya.Disinilah perlu
manajer menujjukaan kemampuan teknis, gaya kepemim-
pinan, kemampuan interpersonal, pengalaman, pen dekatan
untuk pemecahan masalah sebagai sistem yang digunakan
dalam sistem pengendalian ma najemen.

Sistem pengendalian manajemen dapat dikategorikan


dan masuk ke dalam bagian dari pengetahuan perilaku
terapan atau yang seringkali disebut dengan applied
behavioral science. Pengendalian manajemen merupakan
usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk mencapai
tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja
dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk
mengoreksi perbedaan yang penting.
Pengendalian manajemen harus diterapkan pada
semua unsur manajemen, seperti personel atau staf,
aktivitas, penggunaan sumber daya, hingga proses eksekusi
dan evaluasi. Perusahaan besar maupun bisnis kecil rumahan
harus menerapkan sistem ini jika ingin berkembang dan
sukses. Sistem Pengendalian Manajemen merupakan bagian

32 Dasar Manajemen
dari sistem perencanaan dan pengendalian manajemena
dalah suatu sistem untuk membantu manajemen puncak
dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian.
Pengendalian manajemen, dan pengendalian tugas
(Supriyono, 2000:5).Pengendalian manajemen memusatkan
pada fungsi-fungsi organisasi. Terdapat perbedaan pendapat
di antara beberapa penulis sis tem pengendalian manajemen
(SPM) mengenai lingkup SPM, di antaranya (Supriyono, 2000:
14 - 16) :
1. Pengendalian manajemen merupakan bagian dari proses
perencanaan dan pengendalian (Anthony, Dearden, dan
Govin darajan). Menurut mereka, pengendalian mana-
jemen adalah proses yang digunakan para manajer untuk
mempengaruhi para anggota organisasinya agar meng-
implementasikan stra tegi-strategi organisasi.
2. Pengendalian manajemen merupakan salah satu fungsi
manajemen (William Newman). Newman berpendapat
bahwa pengendalian manajemen adalah salah satu tahap
pokok pengelolaan, bersa ma-sama dengan perencanaan,
peng organisasian, dan pengarahan.
3. Pengendalian manajemen mencakup pengendalian
strategi dan pengendalian operasional (Maciarello dan
Kirby). Mereka berpendapat bahwa seluruh organisasi
dapat dipandang sebagai suatu sistem pengendalian,
yang mencakup pengendalian stra tegi dan pengendalian
operasi.
Fungsi pengendalian ini menunjukkan membantu
pelaksanaan strategi, strategi sebagai wujud kunci keberhasil-
an yang menjadi titik pusat dari sistem pengendalian.Artinya
semua sistem mempunyai masukan, proses transformasi dan
keluaran.Adkon (2016:49-50) mengutip pendapat Fayol
menegaskan bahwa keterkaitan antara fungsi pengendalian

Dasar Manajemen 33
tidak terlepas dari pengendalian organisasi sebagai alat
mekanis untuk mencapi tujuan,menurutnya ada empat belas
yang dapat digunakan secara universal yaitu :
1. Pembagian kerja,spesialisasi menambah hasil kerja
dengan cara membuat pekerja lebih efesien.
2. Wewenang,manajer harus dapat memberi perintah mem
berikan hak ini kepadanya akan tetapi wewenang
berjalan seiring dengan tanggung jawab.
3. Disipiln, para pegawai harus mentaati dan menghormati
peraturan yang mengatur organisasi.
4. Kesatuan komando, setiap pegawai seharusnya me-
nerima perintah hanya dari seorang atasan.
5. Kesatuan arah, setiap kelompok aktivitas organisasi yang
mempunyai tujuan sama harus dipimpin oleh seorang
manajer dengan menggunakan sebuah rencana.
6. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan
individu.
7. Remunerasi,para pekerja harus digaji sesuai dengan jasa
yang mereka berikan.
8. Sentralisasi
9. Rantai scalar, garis wewenang dari manajemen puncak
sampai ketingkat yang paling rendah merupakan rantaiI
scalar. Komunikasi harus mengikuti rantai ini.
10. Tata tertib,orang dan bahan harus ditempatkan pada
waktu tempat dan waktu yang tepat.
11. Keadilan, para manajer harus selalu baik dan jujur
terhadap bawahan.
12. Stabilitas masa kerja pegawai, manajemen harus
menyediakan perencanaan personalia yang teratur dan
memastikan bahwa untuk mengisi kekosongan harus
selalu ada pengganti.

34 Dasar Manajemen
13. Inisiatif, para pegawai yang diizinkan menciptakan dan
melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras.
14. Esrit de corps,mendorong team spirit akan membangun
keselarasan dan persatuan di dalam organisasi.
Konsep diatas memberikan pemahaman tentang proses
manajemen dari fungsi pengendalian sebagai wujud
pemahaman atas suatu organisasi atau perusahaan.Berbagai
prinsip tujuan ini sebagai sistem pengendalian kegiatan
pencapaian tujuan yang telah dite tapkan.Dengan demikian
proses dari fungsi pengendalian yaitu fungsi mengawasi
(monitoring),membandingkan (comparing), dan mengoreksi
(correcting),kinerja.(Stepen P.Robbins:2010,182).
Korelasinya seorag manajer dapat merancang sistem
manjemen pengendalian efektif, maka diindentifikasi bidang-
bidang strategik satuan kerja atau organisasi.T.Handoko
memberikan tawarab pentingnya pengawasan/pengendalian
dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
1. Perubahan lingkungan organisasi, fungsi ini manajer
mendeteksi perubahan-perubahan yang berpengaruh
pada barang dan jasa organisasi,sehingga mampu
menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan
yang diciptakan perubahan-perubahan yang terjadi.
2. Peningkatan kompleksitas organisasi,memerlukan
pelaksanaan fungsi pengendalian dengan lebih efesien
dan efektif.
3. Kesalahan-kesalahan, fungsi ini menunjukkan sistem
pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi
kesalahan-kesalahan sebelum menjadi kritis.
4. Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang,
manajer mendelegasikan wewenang kepada
bawahannya.(2013:364)

Dasar Manajemen 35
Dari pandangan diatas maka fungsi pengendalian ini
tidak terlepas dari fungsi manajemen secara keselurah-
an,untuk itu penulis menjabarkan dalam gambar berikut ini :

Gambar 1. Proses Fungsi Pengendalian

Fungsi pengedalian juga berhubungan erat dengan


fungsi manajemen seperti yang ditunjukkan pada gambar
diatas.Pengendalian membantu penilaian pada perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan personalia, dan pengarahan

36 Dasar Manajemen
yang telah dilaksanakan secara efektif. Mengutip pendapat
Sudaryono bahwa pengendalian ini didasari oleh aktivitas
manajemen yaitu manajemen fungsional dan manajemen
proyek. Manajemen fungsional melibatkan sejumlah orang
untuk pekerjaan tertentu secara terkoordinasi dan berulang
serta dilakukan oleh seorang dalam suasana yang sama.
Manajemen proyek mencakup pengkoordinasian pelaksana-
an pekerjaan dalam kurun waktu tertentu oleh suatu tim yang
masing-masing anggota sebelumnya tidak pernah atau sering
melakukan kerjasama (2017:74).
Dengan demikian fungsi pengendalian sebagai bentuk
memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan kegiatan itu
dicapai sesuai dengan yang direncanakan dan mengoreksi
setiap penyimpangan yang berat.Oleh karenanya seorang
manejerial memiliki kemampuan yang luas secara profesi
dan kompetensi sebagai seni proses pengendalian dalam
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
secara efektif dan efesien untuk mengatur dan mencapai
tujuan tertentu.

Pengendalian manajemen diperlukan untuk mengendali-


kan strategi yang diimpelementasikan dalam fungsi pengen-
dalian. Sesung guhnya implementas pengendalian mana-
jemen bertujuan untuk mengarah kan dan menjamin bahwa
strategi yang dioperasionalkan mengarah tujuan bersama.
Selanjutnya penulis akan menjabarkan beberapa bentuk-
bentuk implementasi pengendalian manajemen terdiri dari :
1. Penetapan Tujuan (Objective Setting)
Strategi bagian dalam pencapian tujuan organisasi
merupakan alat dari unsur pengendalian, secara

Dasar Manajemen 37
implementasinya seorang manajer berperan sebagai
akselator dan dinamisator untuk meraih tujuan yang
dapat tercapai secara efesien dan efektif.Setiap
organisasi atau perusahaan menetapkan tujuan-tujuan
tertentu yang ingin mereka capai memanejemeni secara
tepat untuk memfungsikan secara operasional, mene-
jerial dan pencapaian tujuan.
Sebelum menetapkan tujuan (Objective Setting)
organisasi atau perusahaan menetapkan terlebih dahulu
visi,misi dan nilai-nilai.Penetapan tujuan bentuk proses
memutuskan apa yang akan ingin dicapai.Titik tolak
penetapan tujuan yaitu pengembangan rencana tindak-
an,sebagai sasaran atau target yang akan dicapai melalui
kegiatan-kegiatan yang dilakukan, sebab merupakan
kepentingan semua bagian organisasi atau perusahaan.
Akdon (2016:95-101),menetapkan tujuan visi yang
merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau
ke depan.Visi merupakan gambaran masa depan (future)
yang realistic dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu
tertentu.Artinya pernyataan visi perlu diekspresikan
dengan baik agar mampu menjadi tema yang mem-
persatukan semua unit dalam organisasi, menjadi media
komunikasi dan motivasi semua pihak, serta sumber
kreativitas dan inovasi organisasi.Sedangkan misi adalah
pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai orga-
nisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan masa
depan. Misi mencerminkan tentang segala sesuatu
penjelasan tentangg bisnis/produk atau pelayanan yang
ditawarkan yang sangat diperlukan oleh masyarakat
untuk mencapai misi.Dengan kata lain misi menjelaskan
tentang pekerjaan atau tugas pokok yang diemban suatu
organisasi yang diinginkan dalam kurun waktu tertentu.

38 Dasar Manajemen
Sedangkan nilai-nilai didefenisikan dalam kontesk ini
adalah aturan-aturan sebagai pedoman yang dibuat atau
dianut oleh suatu organisasi yang mengikat angotanya
untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
konsisten dangan peraturan-peraturan.
T.Handoko (2013:112),menyebutkan ada lima tipe
penetapan tujuan yang diperinci sebagai berikut :
a. Tujuan kemasyarakatan(sociatel goals),masyarakat
pada umumnya sebagai contoh memproduksi
barang dan jasa, mempertahankan pesanan, me-
ngembangkan dan memelihara nilai-nilai budaya
dan sebagainya.Kategori ini berkenaan dengan
kelas-kelas organisasi luas yang memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
b. Tujuan keluaran (output goals),public dalam
hubungannya dengan organisasi, kategori ini
berkenaan dengan jenis-jenis keluaran tertentu
dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen.
c. Tujuan sistem(system goals), pernyataan atau cara
pelak sanaan organisasi, tidak tergantung pada
barang atau jasa yang diproduksi atau tujuan yang
diambil.
d. Tujuan produk (product goals), atau lebih tepat
tujuan karakteristik produk.
e. Tujuan turunan (derived goals),tujuan digunakan
organisasi untuk meletakkan kekuasaannya dalam
pencapaian tujuan-tujuan lain.
Selanjutnya ada lima (Murhaban dan Adnan:2020,15)
elemen kebijakan dan prosedur yang didesain dan dibuat
Committee of Sponsoring Organization (COSO) untuk
menentukan penetapan tujuan pengendalian manajamen

Dasar Manajemen 39
yang dijalankan akan dapat dicapai lima element
pengendalian tersebutadalah :
a. Lingkungan pengendalian atau (control
environment).
b. Penilaian risiko manajemen atau
(management risk assess ment).
c. Sistem komunikasi dan informasi (Information and
communi cation system).
d. Aktifitas pengendalian (control activities).
e. Monitoring
Maksudnya adalah pengendalian harus tertuju
kearah tercapainya tujuan dengan melaksanakan
perbaikan untuk menghindari suatu penyimpangan-
penyimpangan dari perencanaan. Sistem pengendalian
manajemen yang efektif harus memotivasi manajer dan
karyawan untuk mengerahkan upaya ke arah pencapian
tujuan organisasi melalui berbagai penghargaan terkait
dengan pencapaian atau penetapan tujuan tersebut.
2. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)
Pengendalian manajemen sangat penting untuk
pembuatan strategi dan mendukung penerapan strategi
yang disengaja, menentukan tindakan operasional yang
diperlukan untuk menerapkan strategi ini, meng
klarifikasi harapan bersama, mengidentifikasi prioritas
untuk peningkatan operasional, menetapkan target dan
meminimalisasi konflik yang dapat memengaruhi kinerja
saat ini dan selanjutnya.
Strategi atau strategis digunakan didalam kedua
istilah,maka ada kemungkinan timbul kebingungan.
Perbedaannya adalah bahwa peru musan strategi
merupakan proses untuk memutuskan strategi baru,

40 Dasar Manajemen
sementara perencanaan strategi merupakan proses
untuk memutuskan bagaimana implementasikan
strategu tersebut. (Anthony & Govindrajan: 2011,19).
Dalam proses perumusan strategi, manajemen
menentukan cita-cita organisasi dan menciptakan
strategi-strategi utama untuk mencapai cita-cita
tersebut.Aspek penting dalam manajemen strategik
adalah perumusan strategi (Strategy Formulation),
implementasi strategi (Strategy implementation), dan
evaluasi strategi (Strategy Evaluation).(Akdon:79).
Tujuan utama dari perumusan strategu adalah
pembuatan tujuan rasional.Penekanan rasionalitas
dalam perkembangannya semakin komplek dalam
menjawab globalisasi perkembangan lingkungan
organisasi tersebut berada. Perkembangan lingkungan
ini menurut organisasi agar selalu melakukan perubahan
kearah perbaikan untuk mempertahankan eksistensinya.
Kemampuan internal organisasi dan tuntutan perubahan
eksternal merupakan dua komponen utama yang harus
dipertimbangkan dalam merumuskan strategi.Permusan
strategi yang realistis dan up-to-do adalah dua tuntutan
yang harus dijawab dalam pembuatannya.Dengan
demikian perumusan strategi sebagai cara untuk
mengendalikan organisasi secara efektif dan efesien,
sampai kepada implementasi garis terdepan, sedemikian
rupa sehingga tujuan dan sasarannya tercapai..
3. Perencanaan Strategi (Strategic Planning)
Perencanaan (planning) melibatkan pendefenisian
tujuan organisasi, perencanaan strategi untuk mencapai
tujuan itu, dan pengembangan rencana untuk meng-
intgrasikan serta mengkoordinasikan kegiatan kerja

Dasar Manajemen 41
mereka.Perencanaan berhubungan dengan hasil akhir
(apa) dan sarana (bagaimana).(Robbins & Mary
Coulter:2010,190). Proses perencanaan strategi kemudian
mengambil cita-cita dan strategi ini cenderung untuk
menjadi terinstitutisinalisasi sehingga mengurangi
aktivitas-aktivitas yang murni kreatif.
Perencanaan strategi ini sistematis, ada proses
perencanaan strategi tahunan, dengan prosedur dan
jadwal yang sudah ditentukan. Strategi diperiksa kembali
sebagai respons terhadap kesempatan atau ancaman
yang dirasakan. Dengan demikian idealnya inisiatif
strategis yang mungkin dapat muncul kapanpun dari
siapa pun di dalam organisasi.
. (Anthony & Govindrajan: 2011,21), suatu proses
perencanaan strategi formal dapat memberikan kepada
organisasi :
a. Kerangka kerja untuk mengembangkan anggaran
tahunan.
b. Alat pengembangan manajemen.
c. Mekanisme untuk memaksa manajemn agar me-
mikirkan jangka panjang
d. Alat untuk menyejajarkan manajer dengan strategi
jangkan panjang organisasi atau perusahaan.
Perencanaan strategi merupakan proses yang
memakan waktu dan mahal. Artinya sasaran dari
perencanaan strategi adalah meningkatkan :
a. Kualitas organisasi
b. Efesiensi anggaran
c. Penggunaan sumber daya
d. Kualitas evaluasi program dan pemantauan kinerja
e. Kualitas pelaporan.

42 Dasar Manajemen
Yusar Sagara (2021:12) menegaskan fungsi pengen-
dalian manajemen membantu manajer mendorong orga-
nisasi untuk mencapai tujuan strategisnya. Oleh karena
itu, pengendalian manajemen terutama berfokus pada
pelaksanaan strategi. Selain pengendalian manajemen,
strategi juga diterapkan melalui struktur organisasi,
manajemen sumber daya manusia, dan budaya.
Selanjutnya akan penulis ilustrasikan pada gambar
dibawah ini :

Gambar 2. Kerangka Kerja untuk Pengimplementasian Strategi


Sumber: Anthony & Govindarajan (2011: 8)

Struktur organisasi: Struktur organisasi terutama


merupakan konsep hierarki atasan bawahan dari
perusahaan yang berkolaborasi dan melayani tujuan
bersama. Struktur organisasi memungkinkan tanggung
jawab, fungsi dan proses yang berbeda untuk ditugaskan ke
entitas yang berbeda. Deskripsi khas entitas ini adalah
bagian, cabang, departemen, kelompok kerja, dan diri
mereka sendiri. Kontrak individu dalam struktur organisasi
biasanya berada di bawah Perintah Kontrak Kerja atau di
bawah kontrak kerja atau pesanan terencana dengan
batas waktu atau tidak terbatas. Ini mendefinisikan peran,
hubungan pelaporan, dan pembagian tanggung jawab yang

Dasar Manajemen 43
memengaruhi pengambilan keputusan organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM):
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah metode
strategis dan koheren untuk mengelola aset organisasi
yang paling berharga: orang-orang yang bekerja di sana
dan mereka yang secara individu dan kolektif
berkontribusi untuk mencapai tujuan bisnis. Singkatnya,
manajemen sumber daya manusia berarti
mempekerjakan orang berdasarkan pekerjaan dan
kebutuhan organisasi, mengembangkan sumber daya
mereka, dan menggunakan, memelihara, dan memberikan
kompensasi atas layanan mereka. Selain itu dikenal istilah
Human Resource Management (HRM) yang merupakan
aktivitas seleksi, pelatihan, evaluasi, promosi dan
pemberhentian karyawan untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan strategi organisasi
Budaya Organisasi: Budaya secara sederhana dapat
dikatakan sebagai serangkaian keterampilan, kebiasaan
dan pemahaman yang dipelajari dan disampaikan dalam
suatu kelompok, organisasi atau lingkungan sosial
tertentu. Setiap organisasi memiliki budaya tidak tertulis
yang mendefinisikan standar perilaku yang dapat
diterima dan tidak dapat diterima bagi karyawan. Setelah
beberapa bulan, sebagian besar karyawan belajar tentang
budaya organisasi Anda. Mereka tahu cara berpakaian
untuk bekerja, apakah aturan ditegakkan dengan ketat,
perilaku mencurigakan seperti apa yang pasti akan
menimbulkan masalah bagi mereka, perilaku apa yang
mudah diabaikan, pentingnya kejujuran dan integritas,
dan lain lain. Meskipun banyak organisasi memiliki
subkultur, biasanya dibangun di sekitar kelompok kerja,

44 Dasar Manajemen
dan seperangkat standar tambahan dan dimodifikasi,
mereka masih memiliki budaya dominan yang
menyampaikan nilai-nilai organisasi yang paling dalam
kepada semua karyawan. Jika anggota kelompok kerja
ingin mempertahankan reputasi yang baik, mereka harus
menerima standar yang tersirat dalam budaya dominan
organisasi.
4. Penganggaran
Anggaran merupakan salah satu rencana kuantitatif
aktivitas usaha sebuah organisasi, anggaran mencakup
seluruh sumber daya dan komitmen yang dibutuhkan
untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode yang
dianggarkan.
Anggaran merupakan alat penting untuk perencana-
an dan pengendalian jangka pendek yang efektif dalam
suatu organisasi. Anthony & Govindarajan (2011:91-92),
suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu
tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang
direncanakan untuk tahun ini.Anggaran memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit
bisnis tersebut.
b. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah
moneter mungkin didukung dengan jumlah
nonmoneter (contoh: unit yang terjual atau
diproduksi).
c. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. Dalam
bisnis-bisnis yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
musiman, mungkin ada dua anggaran per tahun,
misalnya perusahaan busana biasanya memiliki
anggaran musin gugur dan anggaran musim semi.

Dasar Manajemen 45
d. Merupakan komitemen manajemen; manajer setuju
untuk menerima tanggungjaab atas pencapaian
tujuan-tujuan anggaran
e. Usulan anggaran ditinjau dsn disetujui oleh pejabat
yang lebih baik tinggi wewenanggnya dari pembuat
anggaran.
f. Setelah disetujui anggaran hanya dapat diubah
dalam kondisi-kondisi tertentu.
g. Secara berkala, kinerja keuangan actual dibanding-
kan dengan anggaran dan varians dianalisis serta
dijelaskan.
Maka penganggaran adalah upaya menciptakan
suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran
keuangan. Penganggaran memainkan peran penting di
dalam bidang perencanaan, pengendalian, maupun
pembuatan keputusan.Selanjutnya tujuan lain dari pada
anggaran adalah :
a. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang
akan dicari ataupun digunakan
b. Untuk menanpung dan menganalisa serta memutus-
kan semua usulan yang berkaitan dengan keuangan
c. Sebagai penyempurnaan rencana yang telah disusun
karena dengan anggaran dapat terlihat lebih jelas
dan nyata.
d. Untuk merinci jenis sumber dana yang yang dicari
maupun jenis penggunaan dana ,sehingga dapat
mempermudah pengawasan.
e. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana
agar mencapai hasil yang maksimal.(Murhaban &
Adnan:189).

46 Dasar Manajemen
Sebuah pandangan sudut manajemen bahwa
prediksi keuangan hanya merupakan alat perencanaan,
sedangkan anggaran adalah alat perencanaan maupun
pengendalian.Dengan demikian semua anggaran
mencakup elemen-elemen prediksi,dengan sasaran pem-
buat anggaran tidak dapat dimintai pertanggungjawaban
atas peristiea-peristiwa tertentu yang dapat meme-
ngaruhi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan
yang dianggarkan.
Govindrajan (2011:100-101), anggaran dalam
penyusunannya meliputi anggaran :
a. Anggaran modal, anggaran modal proyek-proyek
modal yang telah disetujui ditambah jumlah
sekaligus untuk proyek-proyek kecil yang tidak
memerlukan peresetujuan tingkat yang lebih tinggi.
Anggaran ini biasanya disusun secara terpisah dari
anggaran operasi dan oleh orang yang berbeda.
Selama tahun tersebut, usulan-usulan pengeluaran
modal dipertimbangkan diberbagai tingkatan dalam
organisasi dan beberapa diantaranya akhirnya
disetujui.Ini merupakan bagian proses perencanaan
strategis.
b. Anggaran neraca, menunjukkan implikasi neraca
dari keputusan-keputusan yang tercakup dalam
anggaran operasi maupun anggaran modal. Secara
keseluruhan anggaran neraca bukanlah alat pengen-
dalian manajemen, namun beberapa bagiannya
memang untuk bermanfaat untuk pengendalian.
penganggaran modal harus dihubungkan dengan
perencanaan strategi perusahaan secara keseluruh-
an. Strategi mencakup perencanaan masa depan
perusahaan. Penganggaran modal secara implicit

Dasar Manajemen 47
memerlukan suatu komitmen kedalam masa depan
perusahaan. Sebagai contoh, pembelian suatu mesin
yang memiliki umur ekonomis 10 tahun mencakup
periode waktu yang lama untuk menunggu sebelum
hasil akhir dari keputusan tersebut dapat diketahui.
Selama periode waktu 10 tahun ada berbagai kondisi
ekonomi dan keuangan yang terjadi dan dapat
meningkatkan ketidakpastian yang dihadapi
perusahaan.
c. Anggaran laporan arus kas,menunjukkan berapa
banyak uang yang dibutuhkan selama tahun tersebut
yang akan dipasok oleh laba ditahan dan berapa
banyak, jika ada yang harus diperoleh dari pinjaman
atau sumber-sumber luar lainnya. Hal ini tentunya
adalah penting untuk perencanaan keuangan.
Laporan arus kas menunjukkan arus kas masuk dan
keluar selama tahun ini, biasanya dibuat per
kaurtal.Selain itu bendaharawan memerlukan
estimasi atas kebutuhan kas bulanan sebagai dasar
untuk merencanakan jenis kredit dab pinjaman
jangka pendek.
Berdasarkan pendapat diatas, terlihat bahwa
anggaran merupakan perencanaan adalah gambaran
tentang apa-apa yang akan dilakukan mulai dari
penetapan tujuan, strategi untuk mencapai tujuan
anggaran hingga sistem perencanaan untuk mengkoor-
dinasi dan mengintegrasi seluruh pekerjaan organisasi
sehingga tujuan bisa tercapai. Hal ini sekaligus
menjawab juga apa saja yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana, dan siapa yang akan melakukannya.

48 Dasar Manajemen
5. Operasional Pelaksanaan Anggaran
Penjelasan diatas pada point (4) telah dijabarkan
persoalan penyusunan anggaran merupakan suatu
kegiatan yang penting dalam perusahaan. Atas dasar ini
anggaran juga dapat dijadikan pedoman untuk
melakukan aktivitas perusahaan atau organisasi guna
mencapai tujuan perusahaan. Dengan kata lain anggaran
merupakan alat yang efektif bagi perusahaan untuk
melakukan perencanaan dan pengendalian atas aktivitas
perusahaan. Persoalan ini tidak terlepas dari perencana-
an yang baik, perusahaan dapat mengantisipasi kemung-
kinan akan timbulnya masalah yang dapat meng-
akibatkan penggunaan sumber daya kurang efektif dan
efisien yang akhirnya dapat berujung pada kerugian
perusahaan. Dengan demikian suatu perencanaan harus
diikuti dengan pengendalian untuk memastikan bahwa
seluruh aktivitas yang dilakukan perusahaan telah
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
sebagai alat perencanaan, anggaran digunakan oleh
manajemen perusahaan.
Selanjutnya mengutip pendapat Mulyadi (2001: 522-
513), karak teristik anggaran yang baik yaitu :
a. Anggaran disusun berdasarkan program,
b. Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat
pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organi-
sasi perusahaan,
c. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan dan
alat pengendalian.
Dari pendapat tiga poin ini maka dapat dikatakan
pelaksanaan operasional anggaran ini berkaitan dengan
keuangan (finance), sebagai bidang yang sangat luas dan

Dasar Manajemen 49
dinamis.Alasannya keuangan langsung memengaruhi
sisi kehidupan setiap orang dan perusahaan atau
organisasi. Berkaitan dengan Nafarin menegaskan bahwa
operasional pelaksanaan anggaran ini tidak terlepas dari
fungsi-fungsi manajemen ini sendiri seperti : fungsi
perencanaan, fungsi pelaksanaan dan fungsi pengawasan
atau pengendalian. (2004:20-21).
Sehingga dengan mengkolaborasi fungsi-fungsi
mana-jemen ini dalam operasional pelaksanaan
anggaran dapat memanfaatkan keunggulannya sebaik
mungkin dan menekan keterbatasan sekecil mungkin
maka anggaran yang baik memerlukan syarat-syarat
yang harus dipenuhi sebagai berikut: (1) Adanya
organisasi perusahaan yang sehat, dan (2) Adanya sistem
akuntansi yang memadai. Sistem akuntansi yang
memadai.
Menurut Nafarin tujuan operasional pelaksnaan
anggaran itu sendiri (2004 : 15), diantaranya: 1. Untuk
digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam
memilihsumber dan investasi dana. 2. Untuk
mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari
dandigunakan. 3. Untuk merinci jenis sumber dana yang
dicari maupun jenis investasi 4. Untuk merasionalkan
sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil
yang maksimal. 5. Untuk menyem-purnakan rencana
yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas
dan nyata terlihat. 6. Untuk menampung dan
menganalisis serta memutuskan setiap usulanyang
berkaitandengan keuangan.
Sepaham dengan pendapat diatas maka dalam hal ini
penulis mengutip pendapat Mulyadi (2001 : 502) dalam

50 Dasar Manajemen
organisasi penyusunan operasional anggaran terdapat
tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan dalam
pelaksanaan anggaran, yaitu komite anggaran, depar-
temen anggaran, dan para manajer pusat pertanggung-
jawaban. Penyusunan rancangan anggaran perusahaan
dikoordinasi-kan dan diadministrasikan oleh dua unit
organisasi, diantaranya :
a. Komite anggaran : Komite anggaran merupakan unit
organisasi ad hoc yang mengkoordinasikan berbagai
jenis usulan anggaran dari berbagai pusat
pertanggung-jawaban untuk kemudian disusun
menjadi rancangan anggaran induk (master budget).
Komite anggaran terdiri dari : a) Direktur utama,
sebagai ketua merangkap anggota komite b) Direktur
pemasaran, sebagai anggota c) Direktur produksi,
sebagai anggota d) Direktur keuangan dan
administrasi, sebagai anggota e) Manajer
departeman keuangan, sebagai sekretaris komite.
Adapun beberapa tugas komite anggaran, sebagai
berikut : 1. Merumuskan sasaran anggaran dan
kebijakan pokok perusahaan untuk tahun Anggaran.
2. Menyampaikan informasi mengenai tujuan dan
kebijakan pokok tersebut kepadapara manajer pusat
pertanggungjawaban. 3. Menelaah rancangan
anggaran yang diajukan oleh para manajer pusat
pertanggungjawaban. 4. Melakukan negosiasi
dengan para manajer pusat pertanggung-jawaban
mengenai rancangan anggaran yang mereka ajukan.
5. Mengajukan rancangan anggaran perusahaan
secara keseluruhan kepada dewankomisaris dan
rapat umum pemegang saham (RUPS). 6. Menelaah
anggaran yang telah disetujui oleh dewan komisaris

Dasar Manajemen 51
dan RUPS.7.Melakukan negosiasi dengan para
manajer di pusat pertanggungjawaban mengenai
anggaran yang telah disahkan oleh RUPS,8.
Melakukan revisi anggaran, sesuai dengan kebijakan
rapat umum pemegang saham (RUPS).
b. Departeman anggaran Fungsi dari departemen
anggaran, antara lain :
1) Menerbitkan prosedur dan formulir untuk
persiapan rancangan anggaran setiap pusat
pertanggungjawaban dalam perusahaan.
2) Mengkoordinasikan dan menerbitkan asumsi-
asumsi yang dipakai sebagai dasar penyusunan
rancangan anggaran perusahaan.
3) Membantu setiap manajer pusat pertanggung-
jawaban dalam menyusun rancangan anggaran
pusat pertanggung jawaban.
4) Mengolah rancangan anggaran pusat pertang-
gungjawaban manjadi rancangan anggaran
induk (master budget).
5) Menganalisis rancangan anggaran dan mem-
berikan rekomendasi kepada komite anggaran.
6) Menganalisis realisasi anggaran, menafsirkan
hasil-hasilnya dan membuat laporan ringkas
mengenai hasil analisisnya tersebut kepada
direksi.
7) Mengadministrasikan proses perubahan dan
penye-suaian anggaran perusahaan
Masih mengutip pendapat Mulyadi bahwa proses
dari oprasional pelaksanaan anggaran merupakan proses
dari pengendalian anggarandilaksanakan melalui tiga
tahap utama, antara lain :

52 Dasar Manajemen
a. Tahap Penetapan Sasaran Tujuan perusahaan
kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam sasaran (goal)
dan dibebankan pencapaiannya kepada manajer
tertentu dalam proses penyusunan anggarannya.
Alokasi sumber daya dalam proses penyusunan
anggaran perlu diukur dengan satuan moneter
standar dengan menggunakan ukuran akuntansi.
Informasi akuntansi manajemen berperan dalam
tahap penetapan sasaran sebagai alat pengirim
peran.
b. Tahap Implementasi Setelah sasaran ditetapkan dan
ditunjuk manajer yang bertanggung jawab atas
pencapaian sasaran tersebut, serta dialokasikan
sumber daya kepada manajer yang diberi peran
dalam mencapai sasaran anggaran, fungsi anggaran
dalamperusahaan kemudian mengkon solidasikan-
nya ke dalam suatu anggaran komprehensif yang
formal untuk disahkan oleh direksi dan pemegang
saham. Tahap implementasi anggaran dilaksanakan
melalui dua kegiatan penting, yaitu:
1) Komunikasi anggaran Manajer fungsi anggaran
bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan
anggaran yang telah disahkan kepada para
manajer jenjang menengah dan bawah.
2) Kerjasama dan koordinasi Untuk dapat
menyelesai-kan suatu tugas, orang harus
mengetahui peran yang harus dimainkan oleh
orang lain, baik dalam organisai formal maupun
informal.
c. Tahap Pengendalian dan Evaluasi Kinerja Dalam
tahap ini, kinerja sesungguhnya dibandingkan
dengan standar yang tercantum dalam anggaran,

Dasar Manajemen 53
untuk menunjukkan bidang masalah dalam
organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan
yang memadai bagi kinerja yang berada di bawah
standar.(2001,508).
Atas dasar ini seorang manajer harus prosfek dalam
mengendalikan tujuan dan strategi pengembangan
kualitas pelaksanaan operasional anggaran dalam
pencapaian tujuan tersebut. Artinya fungsi pengendalian
dalam sistem manajemen merupakan alat atau sarana
yang diperlukan menghilangkan atau mengurangi
kecurangan, penyim-pangan, kebocoran, pemborosan
atau penyalahgunaan yang terjadi diperusahaan atau
organisasi. Artinya kenyataannya sistem pengendalian
manajemen dapat mengurangi tekanan dan gangguan
dalam proses pelaksanaan manajemen.
6. Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation, S.Martin menjelaskan evaluasi
merupakan usaha untuk menilai secara objektif dari
pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan
sebelumnya. Dalam kamus istilah manajemen evaluasi
yaitu suatu proses yang bersistem dan objektif yang
menganalisa sifat dan ciri dari suatu pekerjaan di sebuah
perusahaan atau organisasi.(2000,29).
Willam N.Dunn, menjelaskan evaluasi adalah proses
untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data
dan menganalisis data, menyimpulkan hasil yang telah
dicapai, menginterpretasikan hasil menjadi rumusan
kebijakan, dan menyajikan informasi (rekomendasi)
untuk pembuatan keputusan berdasarkan pada aspek
kebenaran hasil evaluasi.(2003,38).

54 Dasar Manajemen
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting
dan sangat dibutuhkan dalam setiap sistem manajerial ,
karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh
perkembangan atau kemajuan hasil tujuan yang dicapai.
Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas
dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat
mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan
keluar untuk tambah menjadi lebih baik ke depan.
Dengan demikian pengertian di atas dapat peneliti
simpulkan bahwa evaluasi adalah bagian dari suatu
proses manajemen yang berusaha untuk menilai
ataumengukur suatu perencanaan yang dibandingkan
dengan keadaan yang sesungguhkan.
S.Martin membagi 3 tahap dalam pelaksanaan
evaluasi bila ditinjau dari fungsi pengendalian sistem
manajemen sebagai berikut :
a. Evaluasi Pada Tahap Perencanaan Evaluasi sering
digunakan dalam tahap perencanaan dengan tujuan
untuk mencoba memilih dan menentukan skala
prioritas terhadap berbagai alternative dan
kemungkinan dari berbagai cara untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Maka
dari itu dibutuhkan teknikteknik yang dapat
digunakan oleh perencana. Hal yang perlu
dipertimbangkan dalam kaitannya dengan ini yaitu
metode-metode yang digunakan dalam penentuan
prioritas ini tidak selalu sama untuk setiap keadaan,
akan tetapi berbeda-beda menurut hakikat dan
permasalahannya tersendiri.
b. Evaluasi Pada Tahap Pelaksanaan Evaluasi pada tahap
ini merupakan bentuk kegiatan melakukan analisis
untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan

Dasar Manajemen 55
dibandingkan dengan yang sudah direncanakan.
Evaluasi juga dapat melihat perencanaan masih tetap
dapat mencapai tujuannya, apakah tujuan tersebut
terdapat perubahan atau apakah pencapaian hasil
perencanaan tersebut dapat memecahkan suatu
masalah yang ingin dipecahkan. Evaluasi juga
dapatmempertimbangkan faktor luar yang dapat
menghambat keberhasilan dari sebuah perencanaan
baik yang mendorong maupun yang menghambat.
c. Evaluasi Pada Tahap Purna Pelaksanaan Pengertian
evaluasi pada tahap ini hampir sama dengan
pengertian evaluasi pada tahap pelaksanaan. Akan
tetapi terdapat perbedaannya yaitu yang dinilai dan
dianalisis bukan lagi tingkat kemajuan dari sebuah
pelaksanaan yang dibandingkan dengan rencana,
tetapi hasil pelaksanaan dibandingkan dengan
rencana yaitu apa dampak yang dihasilkan dari
pelaksanaan dari perencanaan tersebut sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.
Hubungan antara evaluasi dengan organisasi sangat
erat , karena dalam organisasi membutuhkan evaluasi
guna untuk menilai suatu awal, proses, dan akhir
pelaksanaan program. Tanpa adanya evaluasi, program-
program yang berjalan tidak akan dapat dilihat
efektifitasnya Dengan demikian suatu program
manjajemen dalam organisasi tidak akan berjalan
dengan lancar atau tepat sasaran ,dengan cara
mengevaluasi bertujuan untuk menyediakan data dan
informasi serta rekomendasi bagi pengambil keputusan
apakah akan melanjutkan, memperbaiki atau
menghentikan sebuah program. Jika suatu organisasi
atau instansi melakukan evaluasi akan mempunyai

56 Dasar Manajemen
manfaat yang cukup baik untuk organisasinya, yaitu :
membantu menentukan kebijakan yang baik, membantu
memperbaiki kesalahan- kesalahan dan kelemahan-
kelemahan yang ada, menganalisis masalah-masalah
yang terjadi dengan penyelesaiannya; memperbaiki
kinerja anggota/karyawan.
Perwujudan dari pengendalian manajemen sebagai
konsep tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu
program, memberikan justifikasi atau penggunaan
sumber-sumber yang ada dalam kegiatan, memberikan
kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil
yang telah direncanakan. Tujuan evaluasi dicerminkan
oleh indeks evaluasi dan proses evaluasi mengandung
unsur-unsur lain seperti memilih indeks evaluasi,
menetapkan standar evaluasi, memutuskan metode
evaluasi, dll. Jadi, bagian utama dari sistem
pengendalian evaluasi adalah indeks evaluasi, standar
evaluasi dan metode evaluasi.
Fungsi sistem pengendalian evaluasi semakin
lengkap dengan berkembangnya teori dan praktik
evaluasi kinerja. Sistem pengendalian evaluasi
memiliki empat fungsi, yaitu melibatkan evaluasi,
pengendalian, prediksi dan insentif.
a. Fungsi Evaluasi, Evaluasi merupakan fungsi dasar
dari sistem pengendalian manajemen. Proses
evaluasi adalah proses penilaian nilai menurut hasil
operasi objek.
b. Fungsi Kontrol,Kontrol adalah fungsi dasar lain dari
sistem kontrol evaluasi. Apakah mencapai tujuan
strategis atau tidak dan sejauh mana dapat dicapai
adalah bagian penting untuk memastikan tujuan

Dasar Manajemen 57
tercapai. Dengan demikian, untuk memastikan
tugas selesai tepat waktu, perlu dilakukan evaluasi
tujuan evaluasi dalam berbagai tahap evaluasi.
Evaluasi dapat memberikan pengendalian infor-
masi tentang bagaimana mewujudkan tujuan
strategis, menemukan penyimpangan, menganalisis
alasan obyektif dan subyektif dan penyimpangan
yang benar yang memungkinkan manajer operasi
untuk mempromosikan metode manajemen secara
bertahap dan menjamin pencapaian tujuan akhir.
c. Fungsi Prediksi, Tujuan dari retrospeksi masa lalu
dan menyadari yang baru adalah untuk memprediksi
masa depan. Fungsi penting dari pengendalian
evaluasi adalah untuk memprediksi tren masa
depan kegiatan bisnis dengan menggunakan
informasi kinerja masa lalu dan sekarang. Ini
memberikan informasi yang mendukung bagi
manajer untuk menyesuaikan strategi yang
memungkinkan manajer untuk merencanakan masa
depan dengan lebih baik dan memahami arah
pengembangan perusahaan.
d. Fungsi Insentif, Insentif adalah fungsi penting dari
sistem pengendalian evaluasi. Sebab, hasil evaluasi
sangat berpengaruh terhadap kegiatan operasional
perusahaan dan kegiatan manajemen para
manajer. Dengan menghitung indeks evaluasi dan
membandingkan dengan standar, hasil evaluasi
dapat mencerminkan kelebihan dan kekurangan
korporasi.Pada saat yang sama penghargaan dan
hukuman menurut hasil evaluasi dapat memotivasi
manajer untuk mengambil tindakan yang benar dan

58 Dasar Manajemen
tindakan yang berguna untuk mengubah situasi
saat ini.(Agus Wibowo: 2005,205).
Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang
berkaitan erat juga dengan kegiatan monitoring, karena
kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang
disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam
merencanakan suatu kegiatan hendaknya evaluasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga
dapat dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi
diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol
ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil
informasi tentang nilai serta memberikan gambaran
tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah evaluasi ini
berdekatan dengan penafsiran, pemberian angka dan
j_hcf[c[h. Ep[fo[mc ^[j[n g_hd[q[\ j_ln[hs[[h ‚Aj[
j_\_^[[h s[ha ^c\o[n‛ (Wcffc[g N Dohh : 2000).
Evaluasi merupakan proses menentukan nilai atau
pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program.
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan
realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil
(outcome) terhadap rencana dan standar. Evaluasi
merupakan merupakan kegiatan yang menilai hasil yang
diperoleh selama kegiatan pemantauan berlangsung.
Lebih dari itu, evaluasi juga menilai hasil atau produk
yang telah dihasilkan dari suatu rangkaian program
sebagai dasar mengambil keputusan tentang tingkat
keberhasilan yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya
yang diperlukan. Evaluasi bertujuan untuk melihat
tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan, melalui
kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya
serta permasalahan yang dihadapi, untuk selanjutnya
menjadi bahan evaluasi kinerja program dan kegiatan

Dasar Manajemen 59
selanjutnya. Bentuk evaluasi berupa pengkajian terhadap
manajemen dan output pelaksanaannya serta
permasalahan yang dihadapi.
Untuk memudahkan pelaporan evaluasi dibawah ini
akan penulis tampilkan tabel tahapan evaluasi, yaitu
mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan
standar yang harus dicapai.

Tabel 2. Tahap Laporan Sebagai Evaluasi Pengendalian


No Indikator Nilai Capaian Rekomendasi
Pengamatan

Dari tabel ini hal yang paling prinsipil dalam


pelaksanaan evaluasi adalah acuan kegiatan fungsi
pengendalian dalam sistem manajemen adalah
ketentuan-ketentuan yang disepakati dan diberlakukan,
selanjutnya sustainability kegiatannya harus terjaga,
dalam pelak sanaannya objektivitas sangat diperhatikan
dan orientasi utamanya adalah pada tujuan program itu
sendiri.

60 Dasar Manajemen
4
Muhammad Arif, S.E.,M.M.

Manusia sebagai makhluk sosial menjadikan dirinya


tidak mampu hidup tanpa pertolongan orang lain. Demikian
halnya bawahan, tidak ada yang mampu menghasilkan kerja
yang baik tanpa bantuan orang lain. Bawahan memerlukan
petunjuk dan arahan dari pimpinan maupun sistem orga-

Dasar Manajemen 61
nisasi, baik langsung maupun melalui norma-norma yang
berlaku dan tertulis (Siswanto, 2005).
Petunjuk operasional sangat dibutuhkan oleh bawahan
untuk melakukan kegiatan operasional organisasi, semakin
besar beban pekerjaan maka semakin besar pula petunjuk
operasional yang dibutuhkan. Walaupun dalam pelaksanaan-
nya bawahan seakan-akan mampu mengerjakan pekerjaan-
nya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Akan tetapi
sebelum pekerjaan itu dilakukan, langkah-langkah pelak-
sanaannya sudah dipelajari dengan matang.
Menurut Siswanto (2005) pengarahan dapat diartikan
sebagai suatu proses bimbingan, pemberian petunjuk dan
instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Pengarahan bearti menentu-
kan bagi bawahan tentang apa yang harus mereka kerjakan
atau tidak boleh mereka kerjakan. Pengarahan mencakup
berbagai proses operasi standar, pedoman dan buku
panduan, bahkan manajemen berdasarkan sasaran (mana-
gement by objective).
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan managerial dan usaha-
usaha organisasi. Pengarahan merupakan kegiatan dari salah
satu peran supervisor. Kegiatan pengarahan oleh supervisor
bisa dilakukan saat supervise, delegasi, koordinasi dan
evaluasi atau pengawasan (Suarli & Bachtiar, 2009).
Pengarahan dapat juga diartikan sebagai proses pem-
berian formulasi atau cara kerja kepada bawahan agar
pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan perencanaan
organisasi.

62 Dasar Manajemen
Menurut Siswanto (2005) tujuan pengarahan adalah
sebagai berikut :
1. Menjamin Kontinuitas Perencanaan
2. Membudayakan Prosedur Standar
3. Menghindari Kemangkiran yang Tak Bearti
4. Membina Disiplin Kerja
5. Membina Disiplin Kerja
Tujuan akhir dilaksanakannya pengarahan adalah ter-
capainya tujuan dan target organisasi yang telah ditetapkan
pada pase perencanaan, sehingga akan berimplikasi pada
peningkatan produktivitas organisasi.

C.

Menurut Siagian (2012) elemen-elemen yang ada dalam


pengarahan adalah sebagai berikut :
1. Coordinating
Coordinating/mengkoordinir adalah fungsi yang
harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat
suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepen-
tingan dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan
perusahaan dapat dicapai.
2. Motivating
Motivating/motivasi merupakan salah satu elemen
penting dalam manajemen perusahaan, dengan mem-
berikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka
kinerja karyawan dalam perusahaan akan optimal.

Dasar Manajemen 63
3. Communication
Communication/komunikasi adalah koumikasi anta-
ra pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan.
4. Commanding
Commanding/memerintahkan adalah dalam mem-
berikan perintahpun seorang atasan tidak boleh seenak-
nya, tetapi harus memperhitungkan langkah-langkah
dan resiko dari langkah yang para atasan ambil karena
setiap keputusan dan langkah akan memberikan
pengaruh bagi perusahaan.
Pengarahan akan dapat mencapai tujuannya apabila
elemen-elemennya dijalankan, elemen yang meliputi
koordinasi, motivasi, komunikasi dan perintah saling
mempengaruhi dan melengkapi fungsi pengarahan.

Suatu pengarahan dalam fungsi manajemen, komunikasi


merupakan suatu hal yang sangat penting, karena komu-
nikasi yang efektif bagi para manajer adalah proses memulai
dimana fungsi-fungsi manajemen perencanaan, pengorgani-
sasian, pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai. Selain
itu komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer meng-
arahkan dan mencurahkan sebagian besar proporsi waktu-
nya.
Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka. Dalam pengarahan meng-
haruskan manajer untuk berkomunikasi dengan bawahan
agar tujuan kelompok dapat tercapai. Komunikasi sebagai
suatu proses dengan orang-orang bermaksud memberikan

64 Dasar Manajemen
pengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara
simbolis dapat menghubungkan para anggota berbagai
satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda
pula.
Suatu komunikasi dapat diberikan beberapa batasan.
Salah satunya batasan umum dan seringkali berlaku pada
beberapa sistem organisasi adalah proses penyampaian
informasi atau pengertian dari pengiriman pesan kepada
penerima dengan menggunakan tanda dan simbol yang
sama, baik yang bersifat oral maupun bukan oral
(Siswanto,1988).
Dalam hubungannya dengan struktur organisasi dapat
mengalir secara :
1. Sistem Komunikasi Vertikal
Sistem ini terjadi dan berlangsung dari atas maupun
dari bawah. Komunikasi dari atas terjadi manakala
manajer mengadakan komunikasi dengan para bawahan-
nya dari jenjang hierarki yang lebih tinggi ke jenjang
yang lebih rendah dan sebaliknya.
2. Sistem Komunikasi Horizontal
Komunikasi ini terjalin antar derpatemen, unit, dan
bagian dalam satu hierarki organisasi.
3. Sistem Komunikasi Diagonal
Komunikasi ini sebenarnya merupakan jalur komu-
nikasi yang menggunakannya amat langka. Akan tetapi,
dalam kondisi tertentu sebenarnya amat penting, khusus-
nya apabila para bawahan tidak dapat berkomunikasi
secara efektif melalui media lainnya.

Dasar Manajemen 65
Ada 8 (delapan) elemen penting menurut Stoner dan
Wankel (1986 : 501-504) tersebut meliputi :
a. Pengirim (sender atau source)
b. Penyanding (encoding)
c. Pesan (message)
d. Saluran (channel)
e. Penerima (receiver)
f. Pengurai sandi (decoding)
g. Gaduh (noise)
h. Umpan Balik (feedback)
Komunikasi memiliki peran penting dalam penerapan
fungsi-fungsi manajemen, termasuk dalam hal ini fungsi
pengarahan. Oleh sebab itu, dalam implementasi fungsi
pengarahan komunikasi menjadi kunci keberhasilan
tercapainya arahan yang diberikan pimpinan organisasi
kepada bawahannya, sehingga para karyawan dapat
merealisasikan tujuan organisasi yang diusahakannya.
Menurut Siswanto (2005), manajer sebuah perusahaan
dituntut untuk menjalankan komunikasi melalui proses
bimbingan dan seliaan para bawahan maka perlu adanya
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
1. Koordinasi
Koordinasi adalah penyelarasan aktivitas secara
teratur guna memberikan jumlah, waktu dan pengarahan
pelaksanaan yang tepat sehingga mengakibatkan adanya
aktivitas yang selaras dan disatukan untuk tujuan
tertentu.

66 Dasar Manajemen
2. Integrasi
Integrasi adalah penggabungan bagian menjadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh.
3. Sinkronisasi
Sinkroniasi adalah menyatukan berbagai aktivitas
untuk dilaksanakan secara bersamaan sehingga ter-
hindar adanya inefisiensi yang berkepanjangan.
Manejer harus bertanggungjawab atas kinerja bawahan-
nya. Oleh sebab itu, selain komunikasi yang efektif dalam
melakukan pengarahan juga harus menyediakan lingkungan
yang aman dan rahasia bagi staff dalam merenungkan dan
mendiskusikan pekerjaan mereka yang meningkatkan
kesadaran dan kerampilan dalam bekerja dan mengarah
kepada peningkatan kompetensi.

Dasar Manajemen 67
5
Hayatul Khairul Rahmat, S.Sos., M.Han.

Pengorganisasian secara harfiah berasal dari kata


organize s[ha g_loj[e[h e[n[ e_ld[ ^[lc ‚organizing‛ s[ha
dapat berarti menciptakan sebuah struktur dengan bagian-
bagian tertentu yang diintegrasikan sedemikian rupa,
sehingga hubungannya satu sama yang lain dapat terikat oleh
hubungan terhadap keseluruhannya (Weol et al., 2019).

68 Dasar Manajemen
Selain itu, pengorganisasian (organizing) adalah salah satu
fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang
dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah
yang statis (Prasetyo & Sukatin, 2021). Sebagai fungsi kedua
setelah perencanaan, pengorganisasian ini merupakan
penentuan pekerjaan, pengelompokan tugas, dan penentuan
hubungan dalam rangka mencapai tujuan (Arifin, 2017).
Adapun beberapa pendapat pakar mengenai makna dari
fungsi pengorganisasian yaitu sebagai berikut.
1. Hasibuan (dalam Akyuni, 2018) menyebutkan bahwa
pengorganisasian sebagai suatu proses penentuan,
pengelompokan, dan pengaturan berbagai macam
aktivitas yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan,
menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas tersebut,
menyediakan alat-alat yang diperlukan, dan menetapkan
wewenang yang secara relatif yang didelegasikan kepada
setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas
tersebut.
2. Terry (dalam Subekti, 2022) menambahkan bahwa
pengorganisasian sebagai suatu tindakan mengusahakan
hubungan-hubungan akan perbuatan yang efektif antar
orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara
efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan
pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu
guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
3. Abu Sinn (dalam Retpitasari, 2019) menyebutkan bahwa
pengorganisasian itu sebagai proses penetapan struktur
peran melalui penentuan aktivitas-aktivitas, penugasan
kelompok-kelompok kepada manajer, serta pendelegasi-
an wewenang dan informasi, baik secara horizontal
maupun vertikal dalam sebuah struktur organisasi.

Dasar Manajemen 69
4. M[c^[q[nc (^[f[g Wcd[s[ & Rc`[’c, 2016) g_hd_f[me[h
bahwa pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan
yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota
suatu kelompok, penetapan hubungan antar perkerjaan
yang efektif di antara anggota kelompok tersebut, dan
pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar
sehingga mereka berkerja secara efisien, selain itu juga
menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh
manajer pada seluruh hierarki organisasi.
5. Siagian (dalam Nugroho, 2017) menjelaskan juga
pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelom-
pokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung
jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
6. Soekarno (dalam Syafruddin, 2022) menjelaskan juga
pengorganisasian sebagia fungsi manajemen yang
memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat
bergerak dalam batas-batas tertentu.
Berdasarkan berbagai defenisi di atas, pada prinsipnya
mempunyai banyak kesamaan, maka dengan demikian dapat
disimpulkan pengorganisasian adalah suatu tindakan atau
aktivitas yang dilakukan untuk mengelompokkan individu-
individu, penetapan tugas-tugas, fungsi-fungsi, wewenang
serta tanggung jawab, dan mengatur hubungan yang efektif
antar individu secara formal agar dapat bekerja sama secara
efektif dalam satu kesatuan, sesuai dengan rencana yang
telah dirumuskan guna tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.

70 Dasar Manajemen
Hasil pengorganisasian adalah sebuah organisasi.
Organisasi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu, melalui pengorganisasian sebagai
fungsi manajemen kedua setelah rencana-rencana disusun,
maka tugas manajer yang bersangkutan adalah
mengorganisasi sumber-sumber daya manusia dan sumber-
sumber fisik di dalamnya dan memanfaatkannya dengan
tepat (Aditama, 2020). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Fungsi Organizing

Tujuan merupakan unsur yang sangat penting dalam


sebuah organisasi. Setiap organisasi harus mempunyai tujuan
yang jelas, karena jika tidak mempunyai tujuan yang jelas
maka suatu organisasi tersebut tidak terarah. Tujuannya
adalah arah atau sesuatu yang ingin dicapai menjadi sebab
dilaksanakannya sesuatu kegiatan. Terry (dalam Priyatna,

Dasar Manajemen 71
2017) menyebutkan bahwa tujuan organisasi ialah untuk
membimbing manusia-manusia bekerja sama secara efektif.
Sedangkan Sapoerta (dalam Djafri, 2017) memahami tujuan
pengorganisasian adalah sebagai berikut.
1. Organizing yang efektif akan menyebabkan masing-
masing anggota suatu organisasi mengetahui kelompok-
kelompok aktivitas apa yang dilaksanakan.
2. Dengan organizing yang tepat, akan didapat ketegasan
dan kejelasan dalam hubungan-hubungan kerja dalam
suatu organisasi perusahaan atau kantor dinas.
3. Hubungan-hubungan yang tetap dan diinginkan di antara
aktivitas-aktivitas dan pelaksanaan akan tercapai, jika
organizional ini jauh lebih besar manfaatnya dari pada
sekelompok usaha-usaha individual.
4. Organizing yang baik berarti juga pendelegasian
wewenang dilakukan dengan mantap, sehingga mereka
menerima limpahan wewenang yang dapat bertanggung
jawab.
5. Organizing yang efektif berarti pemanfaatan dengan
sebaik mungkin komponen manusia dan hubungan yang
tepat antara pekerjaan tertentu, orang-orang, pelaksana-
an dan fasilitas diteliti lebih lanjut dan diseimbangkan
sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh efektivitas
dan efesiensi kerja.

Unsur merupakan bagian dari keseluruhan yang mem-


punyai hubungan antara satu dengan yang lainnya
(Koerninatono, 2019). Apapun bentuk sebuah kegiatan tidak
terlepas dari unsur-unsur yang melingkupinya, begitu juga

72 Dasar Manajemen
dengan pengorganisasian. Ada beberapa unsur pengorga-
nisasian sebagaimana yang dikemukakan Effendi (dalam
Umar, 2003) bahwa unsur pengorganisasian terdiri dari tiga,
yaitu: (1) pengenalan dan pengelompokan kerja, (2)
penentuan dan pelimpahan tanggung jawab dan wewenang,
dan (3) pengaturan hubungan kerja.
Terry (dalam Firmansyah & Mahardhika, 2018)
mengatakan bahwa unsur-unsur pengorganisasian adalah: (1)
pekerjaan yang dibagi-bagi, (2) orang-orang yang ditugaskan
melaksanakan pelaksanaan yang dibagi-bagi tersebut, (3)
lingkungan dimana pekerjaan dilaksanakan, dan (4)
pengelompokan dan pengaturan serta jalinan hubungan
antara kelompok kerja satu dengan kelompok kerja lainya.

Prinsip-prinsip pengorganisasian bertujuan agar suatu


organisasi dapat berjalan dengan baik atau dalam usaha
menyusun suatu organisasi dapat tewujud organisasi yang
efektif dan efisien (Taufiq, 2019). Manulang (dalam Azizah,
2021) mengemukakan bahwa prinsip pengorganisasian
adalah sebagai berikut.
1. Adanya tujuan yang jelas. Tujuan pengorganisasian harus
ditetapkan sebelum merumuskan perencanaan kegiatan
karena rencana-rencana harus merujuk dan mengarah
kepada upaya tercapainya tujuan organisasi.
2. Pembagian kerja. Dalam sebuah organisasi, pembagian
kerja adalah keharusan sebab tanpa adanya pembagian
kerja kemungkinan terjadinya tumpang tindih tugas yang
menjadi amat besar. Pembagian kerja akan menghasil-
kan departemen-departemen dan job description dari

Dasar Manajemen 73
masing-masing unsur sampai unit-unit terkecil dalam
organisasi.
3. Delegasi kekuasaan. Kekuasaan atau wewenang
merupakan hak seseorang untuk mengambil tindakan
yang perlu agar tugas dan fungsi-fungsi yang dijalankan
dengan sebaik-baiknya. Kekuasaan atau wewenang
terdiri dari berbagai aspek diantaranya: wewenang
dalam mengambil keputusan, sumber daya, wewenang
perintah, dan wewenang memakai batas waktu tertentu.
4. Rentangan kekuasaan. Rentang kekuasaan yang di-
maksud adalah berapa jumlah orang yang tepat menjadi
bawahan seorang pemimpin, sehingga pemimpin itu
dapat memimpin, membimbing, serta mengawasi secara
baik sehingga bisa berhasil dan berdaya guna.
5. Tingkat-tingkat pengawasan. Di dalam suatu organisasi
harus diusahakan agar organisasi sesederhana mungkin,
selain memudahkan komunikasi agar ada motivasi bagi
setiap orang di dalam organisasi untuk mencapai
tingkattingkat di dalam struktur organisasi.
6. Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Berdasarkan
prinsip ini, seorang bawahan hanya mempunyai seorang
atasan dari siapa ia menerima perintah dan kepada siapa
ia memberi pertanggung jawaban akan pelaksanaan
tugasnya.
7. Koordinasi. Koordinasi adalah usaha mengarahkan
kegiatan seluruh unit organisaisi agar tertuju untuk
memberikan sumbangan semaksimal mungkin guna
mencapai tujuan organisasi sebagai keseluruhan. Dengan
adanya koordinasi akan menjadikan keselarasan aktivitas
diantara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi.

74 Dasar Manajemen
Sementara itu, Hasibuan (dalam Azizah, 2021) ber-
pendapat bahwa prinsip-prinsip pengorganisasian yaitu
sebagai berikut.
1. Principle of organizational (asas tujuan organisasi).
Menurut asas ini, tujuan organisasi harus jelas dan
rasional, apa bertujuan untuk mendapatkan laba, atau
untuk memberikan pelayanan. Prinsip ini merupakan
bagian paling penting dalam menentukan struktur
organisasi.
2. Principle of unity of objective (asas kesatuan arah). Di
dalam suatu organisasi atau perusahaan harus ada
kesatuan tujuan yang ingin dicapai.
3. Principle of unity of command (asas kesatuan perintah).
Menurut asas ini, hendaknya setiap baawahan menerima
perintah ataupun memberikan pertanggung jawaban
hanya kepada satu orang atasan, tetapi seorang atasan
dapat memerintah beberapa orang bawahan.
4. Principle of the span of management (asas rentang
kendali). Menurut asas ini, seorang manajer hanya dapat
memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu,
misalnya tiga sampai sembilan orang. Jumlah bawahan
ini tergantung kecakapan dan kemampuan manajer
bersangkutan.
5. Principle of delegation of authority (asas pendelegasian
wewenang). Menurut asas ini, hendaknya pendelegasian
wewenang dari seseorang atau sekelompok orang kepada
orang lain jelas dan efektif, sehingga ia mengetahui
wewenangnya.
6. Principle of parity of authority and responsibility (asas
keseimbangan wewenang dan tanggung jawab). Menurut

Dasar Manajemen 75
asas ini, hendaknya wewenang dan tanggung jawab
harus seimbang.
7. Principle of responsibility (asas tanggung jawab).
Menurut asas ini, hendaknya pertanggung jawaban dari
bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis
wewenang dan pelimpahan wewenang. Seseorang hanya
bertanggung jawab kepada orang yang melimpahkan
wewenang tersebut.
8. Principle of devision of work (asas pembagian kerja).
Menurut asas ini, pengelompokan tugas-tugas,
pekerjaan-pekerjaan, atau kegiatan-kegiatan yang sama
ke dalam satu unit kerja atau departemen hendaknya
didasarkan atas eratnya hubungan pekerjaan tersebut.
9. Principle of personnel placement (asas penempatan
personalia). Menurut asas ini, hendaknya penempatan
orang-orang pada setiap jabatan harus didasarkan atas
kecakapan, keahlian, dan keterampilannya.
10. Principle of scalar chain (asas jenjang berangkai).
Menurut asas ini, hendaknya saluran pemerintah atau
wewenang dari atas ke bawah harus merupakan mata
rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus-putus serta
menempuh jarak terpendek. Sebaliknya, pertanggung
jawaban dari bawahan ke atasan juga melalui mata rantai
vertikal, jelas dan menempuh jarak terpendeknya.
11. Principle of officiency (asas efesiensi). Menurut asas ini,
suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat
mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang
minimal.

76 Dasar Manajemen
12. Principle of continuity (asas kesinambungan). Menurut
asas ini, organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk
menjamin kelangsungan hidupnya.
13. Principle of coordination (asas koordinasi). Menurut asas
ini, koordinasi dimaksudkan untuk mensinkronkan dan
mengintegrasikan segala tindakan, supaya terarah
kepada sasaran yang ingin dicapai.

Agar fungsi pengorganisasian dapat berjalan lancar dan


sesuai dengan yang diinginkan, terdapat beberapa langkah
yang harus dilaksanakan. Menurut Hasibuan (dalam Kosasih,
2022), langkah-langkah pengorganisasian adalah sebagai
berikut.
1. Manajemen harus mengetahui, tujuan organisasi yang
ingin dicapai apakah profit, motive atau service motive.
2. Penentuan kegiatan-kegiatan artinya manajer harus
mengetahui, merumuskan, dan menspesifikasikan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan organisasi dan menyusun daftar kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan
menyusun daftar kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
3. Pengelompokan kegiatan-kegiatan artinya manajer harus
mengelompokan kegiatan-kegiatan ke dalam beberapa
kelompok atas dasar tujuan yang sama. Kegiatan-
kegiatan yang bersamaan dan berkaitan erat disatukan ke
dalam satu departemen atau satu bagian.
4. Pendelegasian wewenang artinya manajer harus me-
netapkan besarnya wewenang yang akan didelegasikan
kepada setiap departemen.

Dasar Manajemen 77
5. Rentang kendali artinya manajer harus menetapkan
jumlah karyawan pada setiap departemen atau bagian.
6. Peranan perorangan artinya manajer harus menetapkan
dengan jelas tugas-tugas setiap individu karyawan,
supaya tumpang tindih tugas dihindarkan.
7. Tipe organisasi artinya manajer harus menetapkan tipe
organisasi apa yang akan dipakai, apakah line
organization, line and staff organization, ataukah
function organization.
8. Struktur (organization chart/ bagan organisasi) artinya
manajer harus menetapkan struktur organisasi yang
bagaimana akan dipergunakan, apa struktur organisasi
segitiga vertikal, segitiga horizontal berbentuk lingkaran,
berbentuk setengah lingkaran, berbentuk kerucut
vertikal/ horizontal ataukah berbentuk oval (Mulyadi,
2020).
Handoko (dalam Kosasih, 2022) menyebutkan langkah-
langkah pengorganisasian adalah sebagai berikut.
1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan
untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
2. Membagi beban pekerjaan total menjadi kegiatan-
kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan untuk satu
orang. Pembagian pekerjaan tidak terlalu berat sehingga
tidak dapat diselesaikan atau terlalu ringan sehingga
biaya dan waktu yang digunakan tidak efisien.
3. Pengadaan atau pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi
menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Mekanisme pengkoordinasian ini akan membantu para
anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan

78 Dasar Manajemen
organisasi dan mengurangi ketidak efesienan dan
konflik-konflik yang merusak.

Proses pengorganisasian dalam manajemen dapat


dilakukan melalui enam tahapan sebagaimana yang
dijelaskan dalam Gambar 1. Tahapan pengorganisasian
dimulai dengan menetapkan tujuan pengorganisasian,
kemudian menetapkan tugas-tugas pokok anggota organisasi,
melakukan pembagian tugas-tugas pokok menjadi tugas-
tugas yang lebih rinci, mengalokasikan sumber daya yang
tersedia, memberikan arahan-arahan untuk tugas-tugas, dan
melakukan evaluasi atas hasil-hasil dari strategi
pengorganisasian yang telah dilakukan (Rahman et al., 2023).

Gambar 2. Tahapan Pengorganisasian


Selain itu, dalam tahapan pengorganisasian tersebut
terlihat bahwa manajer harus secara terus-menerus

Dasar Manajemen 79
melakukan pengulangan proses atau tahapan pengorga-
nisasian. Hal ini dilakukan mengingat melalui kegiatan
pengulangan ini para manajer akan mendapatkan umpan
balik yang akan membantunya dalam menyempurnakan
sistem organisasi yang sedang berjalan.

Fungsi pengorganisasian atau disebut juga dengan


organizing dapat memberikan manfaat terutama bagi suatu
perusahaan (Tahir et al., 2023). Adapun manfaat yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut.
1. Membantu mempermudah koordinasi antar pihak di
dalam suatu kelompok.
2. Membantu membagi tugas sesuai dengan kondisi yang
ada di sebuah perusahaan.
3. Membuat setiap bagian perusahaan mengetahui apa yang
akan dilakukan dan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya.
4. Mempermudah melakukan pengawasan dterhadap
perusahaan.
5. Memaksimalkan manfaat spesialisasi yang ada pada
suatu perusahaan
6. Mengefisienkan biaya dan anggaran suatu perusahaan.
7. Membantu mewujudkan hubungan yang harmonis antar
pegawai dan pimpinan di suatu perusahaan.

80 Dasar Manajemen
6
Nur Aini Anisa, S.Pd, M.Pd

S
EIRING perkembangan jaman sistem manajemen merupa-
kan salah satu komponen penting dari teknologi informasi
yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi
dan manajemen.
Sebelum pembahasan tentang apa itu manajemen sistem
informasi, maka terlebih dulu kita harus mengetahui pengertian

Dasar Manajemen 81
teknologi informasi, pengertian data, pengertian informasi,
konsep sistem, konsep sistem informasi, jenis-jenis sistem
informasi, dan pengertian manajemen sistem informasi.

Pengertian Teknologi Informasi

Perkembangan zaman memberikan pengaruh yang


besar. Salah satunya terjadi pada perkembangan di bidang
teknologi informasi. Kenyataan yang terjadi kebutuhan
sehari-hari manusia terus meningkat dan kesibukan pun
tidak bisa dihindari, begitu juga dengan Teknologi industri
yang semakin hari berkembang guna memenuhi kebutuhan
para pekerjanya. Manusia pada dasarnya ingin suatu hal
serba mudah dan praktis. Dari perkembangan teknologi
informasi tersebut, berbagai macam kegiatan atau pekerjaan
manusia sudah dapat digantikan dengan alat-alat mekanik
bahkan elektronik. Hingga, pada saat ini jarak dan waktu
seakan sudah tidak menjadi penghalang dalam menyampai-
kan atau menerima informasi. (Ismai, 2020)
Teknologi Informasi merupakan suatu teknologi yang
digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yang mana informasi yang relevan, akurat dan
tepat waktu, digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan
pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk
pengambilan keputusan.(Sudjiman, 2018)
Teknologi identik dengan seperangkat komputer untuk
mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu
komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan
kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar
data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang

82 Dasar Manajemen
dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi adalah
mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi meliput
informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani.
Kemudian informasi yang berkaitan dengan profesi meliputi
sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi
profesi. Kerjasama antara pribadi atau kelompok atau atau
pribadi yang satu dnegan yang lainnya tanpa memberi batas
jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau
faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Perkembangan Teknologi Informasi memberikan cara baru
dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan
berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya
kehidupan sekarang sudah dipengaruhi oleh berbagai
kebutuhan secara elektronik atau system. Dan sekarang ini
yang sedang terjadi istilah-istilah dengan berbagai huruf yang
dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government,
eeducation, e-library, e-journal, e-medicine, elaboratory, e-
biodiversiiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan data


adalah kumpulan fakta atau informasi yang diperoleh melalui
pengamatan, pengukuran, atau penelitian, biasanya dalam
bentuk angka, teks, atau gambar, dan dapat diolah serta
dianalisis untuk mendapatkan pemahaman atau pengetahuan
lebih lanjut. Selanjutnya, data adalah sekumpulan keterangan
yang diperoleh dari suatu pengamatan yang dapat berupa
angka, lambang, atau sifat. (Kuswadi dan Mutiara Erna, 2004).
Dapat disimpulkan bahwa data adalah kumpulan
keterangan atau fakta mentah berupa simbol, angka, kata-
kata, atau citra, yang didapatkan melalui proses pengamatan
atau pencarian ke sumber-sumber tertentu. Data menjadi

Dasar Manajemen 83
acuan dalam berbagai hal dalam suatu deskripsi atau
permasalahan yang terjadi semua akan mengacu pada data
yang ada.

Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu


bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima serta
bermanfaat dalam pengambilan keputusan pada saat ini atau
di masa mendatang. (McLeod, R., & Schell, 2007). Informasi
menjadi suatu hal yang penting, karena pada dasarnya setiap
hal dan kegiatan apapun yang akan dilakukan kita selalu
mengumpulkan atau mencari informasi terlebih dahulu.
Selanjutnya informasi merupakan data yang disajikan dalam
bentuk yang lebih berguna untuk mengambil suatu
keputusan.
Atau dalam dikatakan bahwa informasi merupakan
sekumpulan data atau fakta yang telah diproses dan dikelola
sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang mudah
dimengerti dan bermanfaat bagi penerimanya.

Sistem merupakan suatu kumpulan atau himpunan dari


unsur,komponen, variabel yang terorganisasi, saling ber-
interaksi, saling tergantung satu sama lain sehingga terpadu.
Selain itu secara arti yang lain bahwa sistem dapat
didefinisikan sebagai suatu jaringan kerja prosedur –
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama –
sama atau dapat menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Pada
suatu sistem ada beberapa konsep sistem didalamnya yang
saling berkaitan sama lainnya untuk mencapai tujuan

84 Dasar Manajemen
tertentu yang mana konsep sistem tersebut meliputi : (Tata
sutabri, 2014)
1. Dekomposisi
Dekomposisi merupakan pembagian sistem
kaitannya ke dalam komponen – komponen yang lebih
kecil (Sub Sistem). Dekomposisi memiliki manfaat atau
keuntungan diantaranya sebagai berikut :
a. Analisis menjadi lebih mudah mengatur dan
menganalisa setiap subsistem secara lebih detail.
b. Pada pengembangan sistem, sistem bisa didekom-
posisi menjadi beberapa modul. Pengembangan
beberapa modul bisa dilakukan secara paralel
dengan syarat tidak ada ketergantungan antar modul
yang dibangun.
2. Modularitas
Modularitas berhubungan dengan Dekomposisi,
dalam melakukan Dekomposisi, maka sistem yang besar
terbagi menjadi subsistem – subsistem yang relatif sama
ukurannya. Modul – modul ini maka beban kerja
mengembangkan system dapat didistribusikan secara
merata pada semua sumber daya yang ada dengan
melalui sebuah modul.
3. Coupling
Kaitannya modul – modul yang kita peroleh, kadang
– kadang ditemukan beberapa modul yang memiliki
ketergantungan dengan modul yang lain. Pada hal ini,
modul – modul tersebut perlu dipasangkan (di couple).
Dengan cara ini dapat diketahui modul yang bisa bekerja
secara idependen dan modul – modul yang harus
diselesaikan terlebih dahulu sebelum modul yang lain
bisa bekerja.

Dasar Manajemen 85
4. Kohesi
Dari proses coupling antar modul, maka didapatkan
kelompok – kelompok modul dengan karakteristik yang
hampir sama. Dari sini muncul konsep kohesi dimana
kelompok modul itu harus dianalisis bersama – sama
dengan kelompok modul yang saling berkohesi.

Sistem informasi (Information System) merupakan


pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang
berinteraksi untuk dapat mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi
yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah organisasi /
manajemen. Berikut merupakan Komponen – komponen
sistem informasi yang terdiri dari :
1. Hardware (Perangkat Keras), yaitu perangkat keras
komponen untuk melengkapi kegiatan memasukan data,
memproses data, dan keluaran data.
2. Software (Perangkat Lunak), yaitu program dan instruksi
yang diberikan ke komputer.
3. Data base, yaitu kumpulan data dan informasi yang
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah
diakses pengguna sistem informasi.
4. Telekomunikasi, yaitu komunikasi yang menghubungkan
antara pengguna sistem dengan sistem komputer secara
bersama – sama ke dalam suatu jaringan kerja yang
efektif.
5. Manusia, yaitu meliputi personel dari sistem informasi
yang meliputi manajer, analisis, programer, dan
operator, serta bertanggung jawab terhadap perawatan
sistem.

86 Dasar Manajemen
Adapun jenis-jenis dari sistem informasi, yaitu:
1. Sistem Informasi Perusahaan yaitu salah satu sistem
informasi yang menggabungkan berbagai macam sistem
informasi didalam suatu organisasi.
2. Sisterm Informasi geografis merupakan Sistem bebasis
komputer yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi geografis.
3. Sistem informasi eksekutif, yaitu Sistem informasi yang
memudahkan manager dan ekskutif untuk mengetahui
informasi internal maupun eksternal perusahaan.
4. Sistem pendukung keputusan, yaitu sistem informasi
yang menyediakan berbagai informasi, pemodelan dan
data yang berguna untuk pengambilan sebuah
keputusan.
5. Sistem otomasi perkantoran, yaitu sistem yang
memberikan informasi sehari-hari berupa pesan ataupun
dokumen dalam bentuk elektornik didalam perkantoran.
6. Sistem informasi manajemen, yaitu sistem yang
menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung
operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi.
7. Sistem informasi manufaktur merupakan sistem yang
digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang
terkait dengan perencanaan dan pengendalian proses
dalam memproduksi barang atau jasa.
8. Sistem informasi keuangan, yaitu sistem informasi yang
digunakan untuk mendukung manajer keuangan dalam
pengambilan sebuah keputusan yang menyangkut
persoalan keuangan perusahaan.

Dasar Manajemen 87
1. Pengertian Manajemen Sistem Informasi (MSI)
Manajemen Sistem Informasi (MSI) adalah
seperangkat prosedur gabungan yang mengumpulkan
dan menghasilkan data yang andal, relevan, dan
terorganisir dengan baik yang mendukung proses
pengambilan keputusan suatu organisasi. Singkatnya,
adalah sekelompok proses dimana data diperolah,
dianalisa dan ditampilkan dengan cara yang berguna
untuk tujuan pengambilan keputusan.
2. Manfaat dan tujuan Manajemen Sistem Informasi
Dalam praktiknya, MSI memakai sistem berbasis
komputer, terutama Microsoft Excel dan platform yang
lebih kompleks. Manajemen ini pun mempunyai tiga
tujuan utama, antara lain:
a. Mengumpulkan data
Seperti yang disebutkan, MSI ditujukan untuk
mengumpulkan data-data yang dinilai berpengaruh
terhadap bidang tertentu. Sebagai contoh, MSI dalam
bisnis membutuhkan data yang berhubungan dengan
pemasukan dan pengeluaran, transaksi, hingga kegiatan
operasional perusahaan.
b. Mengolah data
Setelah semua data yang diperlukan terkumpul,
maka dengan MSI, Anda dapat meneruskannya dengan
mengolah informasi-informasi tersebut. Beberapa lang-
kah yang dilakukan meliputi seleksi dan pengelompokan
data hingga perhitungan yang menghasilkan data akhir.
c. Menyajikan informasi
Informasi yang dihasilkan dari pengumpulan dan
pengolahan data akan diberikan pada pihak-pihak yang

88 Dasar Manajemen
membutuhkan. Supaya dipahami dengan mudah tanpa
mengubah konteks, informasi tersebut harus disajikan
dengan rapi dan sesuai keperluan pihak yang
bersangkutan.
3. Jenis-jenis Manajemen Sistem Informasi
Manajemen Sistem Informasi (MSI) dibagi menjadi
beberapa jenis kesesuaian bidang dan kebutuhan.
Terdapat lima jenis bidang antara lain :
a. Supply Chain Management. Jenis ini biasa digunakan
perusahaan yang mempunyai data saling terhubung.
Dengan SCM, perusahaan akan lebih mudah dalam
mengontrol bagaian operasional perusahaan;
b. Office Automation System. OAS berfungsi untuk
menyatukan perangkat komputer dalam sebuah
perusahaan. Adapun Tujuannya yaitu melancarkan
komunikasi di antara departemen dengan cepat;
c. Enterprise Resource Planning. ERP biasa dipakai
perusahaan besar dalam mengelola dan mengontrol
seluruh unit yang mana untuk memaksimalkan
waktu secara efisien;
d. Knowledge Work System. KWS yaitu suatu sistim
yang memudahkan perusahaan membagi informasi
maupun pengetahuan yang terintegrasi ke seluruh
perusahaan;
e. Executive Support System. ESS digunakan untuk para
manajer dalam berkomunikasi dengan karyawan
untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
4. Karakteristik, Cara Kerja, dan Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen
Sistem Management Informasi memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut, (Miyarso Dwi Ajie, 2015):

Dasar Manajemen 89
a. Beroperasi pada tugas-tugas terstruktur
b. Menyediakan laporan
c. Fokus pada event-event internal
Contoh Aplikasi Sistem Informasi Manajemen:
a. Sistem Informasi Registrasi dan Pembayaran Kuliah
Sistem ini dibangun kaitannya dalam melakukan
pencatatan dan menyajikan informasi- informasi
berkaitan dengan pengambilan jumlah mata kuliah dan
sistem kredit semester yang dilakukan oleh para
mahasiswa. Sistem ini juga dapat menghitung berapa
banyak mahasiswa yang melakukan registrasi, mencetak
daftar nilai dan presensi, serta memberikan informasi
tentang pengajar mana yang disukai, konsentrasi apa
yang paling diminati. Selain itu sistem tersebut juga
dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam hal administrasi
keuangan, sehingga secara terbuka dan mudahnya
diakses mahasiswa dapat melakukan pembayaran
dengan barcode atau dapat mengetahui jadwal
pembayaran dan jumlah serta tagihannya.
b. Sistem Informasi Supermarket
Sistem ini dibangun kaitannya dalam meningkatkan
kontrol baik terhadap tingkat pembelian, persediaan
barang maupun omset supermarket tersebut.
Supermarket adalah pasar modern yang harus
menyediakan kebutuhan harian, maka dengan bantuan
sistem informasi pada Supermarket pihak pengelola
dapat mengetahui setiap saat jenis barang yang harus
disorder kembali, diretur atau tidak dipesan lagi karena
tidak terjual dalam jangka waktu lama. Titik kritis dari
sistem ini adalah pemodelan database untuk mendeteksi
dimana satu jenis produk tersedia dalam jumlah yang

90 Dasar Manajemen
banyak, atau bauran produk sejenis, misalkan pad
produk Indomie tersedia 5000 kardus, namun baurannya
atau jenisnya ada varian Indomie goreng, sup ayam, kari
ayam, dll.
c. Sistem Informasi Perpustakaan
Sistem ini dibangun untuk mengetahui jumlah data
yang dimasukkan sangat besar. Bisa jadi sebuah
perpustakaan memiliki 200.000 judul buku. Sementara
itu, kerumitan dalam pemodelan databasenya terjadi
ketika harus melakukan pencatatan terhadap satu judul
buku dengan banyak eksemplar, satu judul buku dengan
berbeda jilid dan satu judul buku berbeda edisi. Di
samping banyaknya field pencatatan untuk sebuah buku,
sistem informasi juga harus mampu menyediakan
informasi ringkasan atau abstraksi dari buku tersebut.
Titik kritis dalam melakukan kontrol dalam sistem
informasi yaitu pada saat peminjaman. Bagaimana
mengetahui eksemplar ke berapa dari sebuah judul buku
yang dipinjam dan berapa eksemplar sisa yang masih
tersedia untuk pengunjung lainnya.

Dasar Manajemen 91
7
Farah Putri Wenang Lusianingrum

P
EMASARAN itu dapat dipahami sebagai sebuah konsep
yang memiliki makna lebih luas yang melebihi dari fungsi
bisnis yang berfokus pada konsumen. Inti dari pemasaran
yakni bagaimana dapat menciptakan sebuah nilai serta meng-
hasilkan kepuasan konsumen melalui suatu aktivitas pemasaran
modern. Tidak mengherankan jika pemasaran sering diartikan
sebagai aktivitas untuk memenuhi kepuasan konsumen dalam
rangka memperoleh keuntungan yang optimal. Setidaknya
pemasaran ini memiliki dua tujuan utama yaitu dapat menarik
para pelanggan baru melalui nilai superior serta mempertahan-

92 Dasar Manajemen
kan para pelanggan lama melalui konsistensi yang menghasilkan
kepuasan.
Wal-Mart terbukti mampu menjadi perusahaan ritel terbesar
^c ^ohc[ g_f[foc eihmcmn_h ^_ha[h d[hdchs[ ‚g_hd[^c lcn_f s[ha
g_hdo[f \[l[ha f_\cb gol[b‛. S_f[hdonhs[, F_^_l[f Erjl_mm
g_gj_lfcb[ne[h e_g[gjo[hhs[ ^_ha[h ^[j[n g_hd[^c ‚Market
L_[^_l‛ di industri pengiriman yang berfokus pada paket ukuran
kecil dengan komitmen untuk melakukan pengiriman dengan
cepat dan dapat dipercaya. Lebih lanjut, ada Rizt-Carlton yang
selalu memberikan prioritas untuk berfokus pada konsumen
g_f[foc eigcng_h ohnoe g_g\_lce[h ‚j_ha[f[g[h s[ha nc^[e
dapat terlupakah‛ \[ac j_haohdoha bin_f. P_lom[b[[h n_lm_\on
merupakan contoh perusahaan yang dapat dengan sukses dapat
memahami dan peduli pada pelangganya serta pangsa pasar
sehingga pada akhirnya keuntungan akan secara otomatis dapat
mengikutinya kemudian. Usaha pemasaran yang dilakukan oleh
para perusahaan besar maupun kecil ini dapat menentukan
kesuksesannya. Bab ini selanjutnya akan membahas mengenai
konsep dasar manajemen pemasaran.

Sebagian besar menilai pemasaran itu hanya sekedar


melakukan penjualan dan promosi. Padahal penjualan dan
promosi ini merupakan bagian dari titik puncak aktivitas
j_g[m[l[h. Kihm_j j_g[m[l[h f[g[ s[ehc ‚jligimc ^[h
do[f‛ b[lom ^co\[b g_hd[^c eihm_j j_g[m[l[h \[lo s[cno
‚g_go[me[h e_\onob[h eihmog_h" (Kotler dan Amstrong,
2019). Pemasar harus dapat memahami kebutuhan
konsumennya dengan baik; menciptakan produk dengan
nilai superior; dan melakukan penetapan harga, distribusi,
dan promosi produk secara efektif dan efisien . Hal ini
bertujuan agar produknya dapat diterima pasar dan terjual

Dasar Manajemen 93
dengan baik. Dapat dikatakan bahwa penjualan dan promosi
hanya merupakan bagian dari bauran pemasaran saja.
Sebaiknya dalam melakukan praktik pemasaran dapat
melibatkan keseluruhan bagian dari bauran pemasaran
untuk dapat memengaruhi dan menguasai pasar. Jadi,
pemasaran dipandang sebgai sebuah proses sosial serta
manajerial yang digunakan untuk membuat seorang individu
berserta kelompok mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan
dan diinginkan melalui penciptaan serta pertukaran atau
disebut dengan timbal balik antara produk yang bernilai
dengan orang lain.

Konsep yang paling dasar dalam pemasaran ialah


kebutuhan (needs) manusia. Kebutuhan manusia merupakan
sebuah pernyataan yang berasal dari sebuah perasaan
kekurangan. Kebutuhan dasar itu sejatinya dapat
digolongkan menjadi kebutuhan fisik, kebutuhan sosial, dan
kebutuhan individual. Kebutuhan fisik ini terdiri dari
makanan, rumah, pakaian, rasa aman, dan kehangatan.
Selanjutnya kebutuhan sosial meliputi kasih sayang dan rasa
memiliki. Lebih lanjut, kebutuhan individual ini terdiri dari
ekspresi diri dan pengetahuan. Kebutuhan dasar tersebut
tidak dapat diciptakan oleh seorang pemasar kerena menjadi
bagian yang paling mendasar pada diri manusia.
Keinginan (wants) merupakan kebutuhan dari manusia
yang dapat dibentuk dengan kepribadian seseorang dan
budaya (Saleh & Said, 2019). Misalnya, seseorang lapar di
Yogyakarta menginginkan gudeg, gado-gado, dan es beras
kencur. Sementara, seseorang yang berada di Jakarta lapar
kemungkinan menginginkan ketoprak, soto Betawi, dan

94 Dasar Manajemen
kerak telur. Keinginan tersebut digambarkan dalam sebuah
bentuk objek untuk dapat memuaskan suatu kebutuhan.
Perlu dipahami bahwa manusia itu sejatinya mempunyai
keinginan yang hampir saja tidak terbatas, namun hanya
mempunyai sumber daya terbatas. Jadi, konsumen secara
alamiah akan memilih sebuah produk yang mampu
memberikan nilai serta kepuasan yang paling baik dari
transaksi yang dilakukan. Keinginan yang mendapatkan
dukungan daya beli akan berubah menjadi sebuah
permintaan (demands). Konsumen menilai bahwa produk
ialah suatu kumpulan manfaat dan pemilihan produk yang
dapat memberikan kumpulan manfaat yang paling baik dari
uangnya. Motor merek Honda Vario dinilai menjadi alat
transportasi dasar, hemat bensin, dan harga rendah. Motor
Harley-Davidson Pan America 1250 dinilai memiliki
kenyamanan dan kemewahan, dan irit bahan bakar pada
kelasnya. Melalui keinginan beserta sumber daya yang telah
dimiliki maka seseorang akan meminta sebuah produk
dengan manfaat yang paling besar guna memenuhi
kebutuhannya disesuaikan dengan sumber daya yang
dimiliki.
Perusahaan pemasaran perlu melakuakan usaha keras
untuk dapat mempelajari serta memahami keseluruhan
kebutuhan, keinginan, dan permintaan target konsumennya.
Riset yang fokus tentang apa yang digemari dan tidak
digemari oleh target konsumen juga perlu dilakukan. Selain
itu, juga perlu dianalisis setiap pertanyaan, keluahan,
garansi, dan data pelayanan. Pengamatan juga harus
dilakukan pada konsumen yang mengonsumsi produk
perusahaan dan yang mengonsumsi produk pesaing.
Selanjutnya, perusahaan harus melatih para pemasar untuk
lebih peka dalam mengidentifikasi kebutuhan pelanggan

Dasar Manajemen 95
yang masih belum terpenuhi. Perusahaan yang mampu
memahami setiap kebutuhan, keinginan, dan permintaan
dari pelanggan dengan detail diprediksi akan mampu
memberikan sebuah usulah yang bermakna dan penting
guna merencanakan dan merancang sebuah strategi
pemasaran.

Manusia itu dapat memuaskan kebutuhan serta ke-


inginannya dengan produk dan jasa. Produk merupakan
segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk dapat
dimanfaatkan sebagai pemuas kebutuhan maupun keinginan.
Konsep dari produk itu tidak hanya terbatas pada objek atau
bentuk fisik semata, namun segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan itu disebut
sebagai produk. Selain berupa barang berwujud atau nyata,
produk juga dapat berwujud menjadi jasa. Jasa ialah aktivitas
atau manfaat yang dapat ditawarkan ataupun untuk dijual
karena pada dasarnya tidak berwujud dan tidak memiliki
akibat pada kepemilikan apapun. Contohnya yakni jasa
perbankan, perusahaan transportasi, perhotelan, dan jasa
interior rumah.
Apabila didefinisikan produk diartikan sebagai segala
sesuatu yang bisa ditawarkan kepada pasar untuk dapat
diperhatikan; dimiliki; dimanfaatkan; dan dikonsumsi agar
dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan. Produk ini
meliputi objek fisik; orang; jasa; tampat; gagasan; dan
organisasi. Sementara jasa ialah segala aktivitas ataupun
manfaat yang dapat ditawarkan kepada pasat atau lainnya
dalam wujud tidak nyata dan tidak memiliki keberakibatan
terhadap kepemilikan apapun.

96 Dasar Manajemen
Produk apabila dipandang dari sudut pandang satuan
ekonomi maka dinilai sebagai tempat, orang, aktivitas,
organisasi, dan gagasan. Dalam hal ini konsumen mengambil
keputuasan tentang acara yang akan ditonton di waktu
senggang, tempat yang akan dikunjungi ketika cuti,
organisasi apa yang dipilih untuk menyalurkan donasi, dan
gagasan seperti apa yang akan dipertimbangkan dan
diterima. Bagi diri konsumen, keseluruhan hal tersebut
merupakan suatu produk.
Saat ini telah banyak penjual yang melakukan kekeliruan
karena terlalu berfokus memberikan prioritas pada produk
fisik yang ditawarkan dibandingkan dengan terhadap
manfaat yang dihasilkan dari sebuah produk. Perusahaan
dalam hal ini lebih menempatkan dirinya sebagai penjual
yang hanya menjual produknya dan tidak fokus untuk
memecahkan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan
target konsumennya. Misalnya sebuah perusahaan menilai
bahwa pelangganya membutuhkan mata bor, namun
sebenarnya yang dibutuhkan ialah lubang. Perusahan ini
mengalami ‚g[le_ncha gsijc[‛. Perusahaan tersebut lebih
memprioritaskan produknya berdasarkan terhadap
kebutuhan dan keinginan yang telah ada tanpa memahami
kebutuhan dan keinginan mendasar dari dari para
pelanggannya. Perusahaan melupakan bahwa sebuah produk
itu hanya sebagai suatu alat yang digunakan untuk
memecahkan atau memenuhi kebutuhan konsumen.
Perusahaan seperti ini tentunya akan menhadapi sebuah
kesulitan apabila muncul produk baru yang lebih dapat
memenuhi dan memecahkan keinginan dan kebutuhan
pelanggannya dengan cara yang lebih baik dan harga lebih
terjangkau. Pelanggan dalam hal ini yang memiliki

Dasar Manajemen 97
kebutuhan sama tentunya akan menginginkan sebuah
produk baru itu.

Nilai pelanggan atau biasanya disebut dengan customer


value ialah istilah tentang selisih dari nilai yang diperoleh
oleh pelanggan ketika memiliki dan memanfaatkan sebuah
produk, dengan membandingkan biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh produk tersebut. Contohnya pelanggan
dari FedEx yang menerikan beberapa manfaat seperti
pengiriman paket yang dapat diandalkan dan cepat. Namun
pengguna layanan FedEx ini kemungkinan besar juga akan
memperoleh citra dan status. Pengguna dari FedEx ini
biasanya akan membuat penerima maupun pengirim dari
paket tersebut merasa menjadai seseorang yang penting. Jadi,
ketika membuat Keputusan dengan menggunakan pengirim-
an FedEx ini maka pelanggan tersebut tentunya telah
mempertimbangkan beberapa hal dan nilai-nilai lainnya
seperti usaha, uang, dan biaya psikis atas penggunaan jasa.
Hal ini dilakukan karena tentunya juga akan digunakan untuk
membandingkan nilai dari penggunaan FedEx dengan nilai
penggunaan dari agen pengiriman yang lain untuk digunakan
dalam penentuan yang memberikan nilai terbesar. Biasanya
pelanggan mengukur nilai dari sebuah produk beserta biaya
dengan tidak secara objektif dan akurat. Pelanggan ini hanya
menilai berdasarkan pada nilai perkiraan atau prediksi saja.
Kepuasan pelanggan atau customer satisfaction ialah
sebuah tingkatan yang meramalkan perkiraan kinerja dari
sebuah produk dalam hal memberikan suatu nilai, apakah
kinerja dari produk tersebut sesuai dengan harapan dari
konsumennya atau tidak. Apabila kinerja produk tersebut
lebih rendah dari harapan yang dimiliki oleh konsumen,

98 Dasar Manajemen
maka konsumen tersebut terpuaskan. Namun, jika kinerja
dari produk tersebut dapat sesuai harapan, maka konsumen
akan terpuaskan. Dan apabila, kinerja dari produk dapat
melampaui atau melebihi harapan maka konsumen akan
merasa senang. Perusahaan harus dapat mencari cara
tersendiri agar dapat mempertahankan kepuasan dari para
konsumennya. Konsumen yang merasa puas tentunya akan
melakukan pembelian kembali dan juga dapat membagikan
pengalaman menyenangkan dengan produk tersebut kepada
orang lain. Kuncinya yaitu harus dapat menyesuaikan
harapan para konsumen dengan kinerja dari produk
perusahaan. Perusahaan yang baik itu akan memiliki niat
untuk memuaskan konsumennya melalui pemberian janji
tentang apa saja yang memang bisa dilakukan, namun
nantinya sebisa mungkin untuk memberikan kinerja yang
melebihi dari yang dijanjikan tersebut.
Kepuasan tentunya juga memiliki keterkaitan erat
dengan kualitas. Beberapa tahun ini, telah lazim mengadopsi
program tentang manajemen mutu total atau total quality
management (TQM). Program ini dilaksanakan untuk dapat
digunakan dalam rangka perbaikan atas keberlanjutan jasa,
produ, dan proses pemasaran. Mutu memiliki pengaruh
secara langsung pada kinerja produk dan selanjutnya juga
akan memengaruhi kepuasan pelanggan.
Mono ^[j[n ^c[lnce[h m_\[a[c ‚n[hj[ ][][n‛ ^[f[g g[eh[
sempit. Namun, mayoritas perusahaan saat ini telah
berorientasi secara konsisten terhadap kepuasan konsumen
yang telah melebihi definisi mutu dengan makna sempit.
Sebaliknya perusahaan saat ini telah mendefinisikan mutu
dengan dasar kepuasan konsumen. Definisi yang
memberikan fokus pada pelanggan ini memberikan kesan
nyata bahwa sebuah perasaah itu telah dapat mencapai suatu

Dasar Manajemen 99
mutu yang terpadu ketika sebuah produk ataupun jasa yang
dimiliki mampu memenuhi maupun melampaui harapan dari
para konsumennya. Tujuan dasar dari dalam gerakan mutu
terpada pada masa kini telah bertransformasi menjadi
‚e_jo[m[h nin[f eihmog_h [n[o total customer satisfaction‛.
Mutu itu sendiri dimulai dari sebuah kebutuhan konsumen
dan diakhiri dengan terciptanya kepuasan konsumen.

Bauran pemasaran itu setidaknya terdiri dari 4P yakni


produk, promosi, harga, dan tempat. Namun saat ini juga
telah ada yang menyebutkan bahwa bauran pemaaran telah
bertransformasi menjadi 7P yakni produk, promosi, harga,
tempat, proses, orang, dan bukti fisik. Bauran pemasaran ini
diartikan sebagai seperangkat variabel dalam pemasaran
yang tentunya dapat dikendalikan serta dimanfaatkan oleh
perusahaan dalam rangka mencapau sebuah tujuan pada
pasar sasaran. Hal ini juga sering dikenal sebagai sebuah
keputusan dalam manajemem pemasaran yang utama
sebagai suatu variabel terbaik untuk memuaskan konsumen
dalam lingkup pasar sasaran. Berikut ini aspek bauaran
pemasaran menurut Lotte et al. (2023).

Komponen yang pertama dalam konsep bauran pemasar-


an ialah produk. Produk ataupun produksi biasanya dimaknai
sebagai segala sesuatu yang telah dapat ditawarkan kepada
konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan ataupun
keinginannya. Upaya dapat dilakukan oleh perusahaan untuk
menarik konsumen melalui optimalisasi produk supaya
produk tersebut nantinya dapat selalu dicari konsumen untuk

100 Dasar Manajemen


memenuhi kebutuhan ataupun keinginannya. Berikut ini
strategi pengembangan untuk sebuah produk.
1. Optimalisasi Logo dan Slogan
Logo ini menjadi ciri khas dari sebuah produk.
Sementara slogan atau motto ialah kata yang dapat
memandu sebuah perusahaan untuk konsisten dapat
menciptakan nilai produk sesuai hal tersebut. Jadi, logo
serta slogan tentunya harus menjadi bagian prioritas
perusahaan ketika merancah sebuah produk dengan
tujuan supaya pada target konsumennya atau pelanggan
di pasar sasaran dapat dengan cepat dan mudah
mengingatnya.
2. Menciptakan Merek
Setiap produk yang diciptakan oleh perusahaan
tentunya harus memiliki nama atau biasanya dalam
pemasaran dikenal dengan istilah merek. Hal ini untuk
dapat membedakan produk satu perusahaan dengan
pesaingnya. Hal ini agar para konsumen dapat dengan
mudah menemukan produk di pasar.
3. Penciptaan Kemasan
Kemasan produk tidak hanya digunakan untuk
melindungi produk. Namun saat ini kemasan juga
sebagai salah satu strategi untuk menarik hari para
konsemen. Kemasan yang baik dapat melindungi produk
dari kerusakan dan menambah umum manfaat produk.
Selain itu, dalam mendesain dan pemilihan bahan
produk perlu juga disesuaikan karakteristik produknya.
Setidaknya dalam kemasan ini memuat labeling produk,
merek, logo produk, logo halal untuk makanan, dan
nomor perijinan lainnya.

Dasar Manajemen 101


a. Harga (Price)
Tarif ataupun harga ialah suatu biaya yang tentunya
harus dikeluarkan konsumen supaya dapat memperoleh
barang yang diinginkan. Perushaan menetapkan harga
yang perlu dibayar oleh konsumen dengan mempehati-
kan biaya produksi dan biaya-biaya tambahan lainnya.
Sebelum menetapkan harga perusahaan juga dapat
melakukan survei terhadap harga yang ditawarkan di
pasar sasaran. Hal ini tujuannya untuk dapat menyesuai-
kan harga barang yang ditetapkan dapat bersaing karena
dengan tujuan menghasilkan persepsi konsumen tentang
harga produk yang dibebankan pada produk tersebut
sesuai. Indikator yang menjadi dasar ketika melakukan
evaluasi harga produk yaitu apakah ada diskon, apakah
harganya sudah tercantum dalam label, dan bagaiman
metod pembayarannya.
b. Promosi (Promotion)
Promosi itu tidak hanya sekedar sebagai sarana
komunikasi antara produsen dengna konsumen. Namun,
komunikasi juga dijadikan sebagai sarana dalam
membujuk konsumen supaya melakukan aktivitas
pembelian atau penggunaan jasa yang sesuai dengan
keinginan maupun kebutuhannya. Melalui promosi
konsumen dapat mengetahui secara rinci karakteristik
keunggulan produk dan menumbuhkan minat beli.
Promosi itu dapat dilakukan melalui 4 bauran promosi
1) Periklanan (Advertising) ialah sebuat perikalanan
yang dimanfaatkan perusahaan dalam menginfor-
masikan, menarik, dan memengaruhi calon kon-
sumen. Adapun cara untuk melakukan periklanan
dapat dilakukan dengan pemasangan baliho pada

102 Dasar Manajemen


area jalan strategis; pencetakan brosur; pemasangan
spanduk; dan distribusi di area pusat bisnis.
2) Promosi Penjualan (Sales Promotion) memiliki
tujuan untuk dapat meningkatkan suaut penjualan
maupun menambah jumlah konsumen baru dan
mempertahankan konsumen lama. Promosi melalui
car aini dilakukan oleh perusahan untuk
merangsang para konsumen dengna memberikan
souvenir atau hadiah kepada para konsumen
regular. Selain itu, juga dapat dengan memberikan
potongan harga kepada para konsumen.
3) Humas ialah upaya untuk membentuk citra baik
dengan cara optimalisasi aktivitas sosial maupun
melakukan event-event yang bermanfaat bagi para
konsumen sasaran. Hal ini dapat secara langsung
atupun tidak langsung mampu menjadi sarana untuk
meningkatkan prestise.
4) Personal Selling yaitu upaya yang dilakukan oleh
pegawai untuk melayani serta memengaruhi
konsumen secara langsung atau tatap muka. Dampat
yang paling besar melalui aktivitas personal selling
yaitu sebuah layanan pelanggan melalui Anda
sendiri.
c. Tempat (Place)
Bagi sebuah bisnis pemilihan lokasi penjualan
produk dan produksi produk itu merupakan bagian
penting. Pemilihan lokasi penjualan produk sebisa
mungkin dekat dengan konsumen. Sementara untuk
tempat produksi produk dapat memilih lokasi yang dekat
dengan area bahan baku produk tersebut. Hindari untuk

Dasar Manajemen 103


menjugal produk dan memproduksi produk pada area
yang rawan konflik.
d. Proses (Process)
Aspek proses dalam konsep bauran pemasaran
berkaitan dengan keseluruhan prosedur aktivitas pada
produksi sampai penyampaian produk pada konsumen.
Proses dalam marketing mix beberapa tahapan yang
dimulai dari proses pemesanan produk dari konsumen
sampai dengan proses pengiriman produk kepada
konsumen.
e. Orang (People)
Orang yang bertugas untuk menjalankan aktivitas
pemasaran ialah elemen penting dalam sebuah bisnis.
Orang-orang tersebut dapat meliputi staf pemasaran,
customer service, kasir, staf pengemasan dan
pengiriman barang. Orang yang memiliki peran di balik
sebuah aktivitas pemasaran sebaiknya memiliki tiga
kriteria utama. Kriteria tersebut terdiri dari kemampuan
untuks memberikan sebuah layanan berkualitas,
memiliki semangat tulus, dan memiliki keterbukaan
dalam menerima masukan ataupun umpan balik.
f. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Bukti fisik berkaitan dengan segala sesuatu yang
dapat dilihat oleh para konsumen ketika berinteraksi
dalam aktivitas bisnis. Contohnya yaitu bukti pemesan-
an, bukti pembayaran, situs web, logo, kemasan produk,
dan desain interior toko. Selain hal tersebut, elemen
tersebut juga mampu mencakup beberapa cara kerja
beserta cara berpakaian para staf pemasaran dan
penjualan.

104 Dasar Manajemen


8
Ir. Johan Alfian Pradana

Prinsip seni tidak melulu tentang menggambar, desain


maupun pertunjukkan. Namun, terdapat seni menghasilkan
barang dan jasa yang bernilai bagi pengguna (Slack and
Jones, 2018). Dalam hal ini, diperlukan manajemen operasi
sebagai seni untuk keberhasilan industri berdaya saing.

Dasar Manajemen 105


Keberhasilan manajemen operasi tidak lepas dari tokoh –
tokoh bersejarah, seperti Adam Smith (1776) dengan
specialization of labour in manufacturing. Robert Owen
(1858) dengan perbaikan faktor produksi di perusahaan
pemintal kapas. Charles Babbage (1871) dengan devision of
labour. Frederick W. Taylor (1881) dengan seleksi tenaga
kerja, perencanaan, penjadwalan, studi gerak dan ergonomi.
Walter Shewhart (1924) dengan pengendalian kualitas
perhitungan sampel untuk statistik (Wignjosoebroto, 2003).

Adopsi kerangka kerja 5W+1H untuk berpikir sistematis


dalam manajemen operasi (Komari et al., 2021).
1. What is Operation Management ?
Manajemen operasi dengan fokus:
a. Desain proses: Merancang dan menerapkan proses
efisien dan efektif mengubah input menjadi output.
b. Manajemen rantai pasokan: Mengelola aliran bahan,
informasi, dan barang dari pemasok ke pelanggan
(Indrasari, Nursanti and Vitasari, 2014; Ariyanti,
2018; Indrasari and Komari, 2021).
c. Manajemen mutu: Memastikan produk dan layanan
berstandar kualitas.
d. Manajemen sumber daya manusia: Mempekerjakan,
melatih, dan memotivasi karyawan untuk melaku-
kan pekerjaan secara efektif.
2. Why is Operation Management ?
Manajemen operasi penting karena untuk
kebutuhan :

106 Dasar Manajemen


a. Efisiensi dan produktivitas: memproduksi barang
dan jasa dengan sumber daya minimal dan waktu
singkat.
b. Kualitas: memastikan produk dan layanan
berstandar kualitas (Psarommatis et al., 2020).
c. Biaya: mengurangi pemborosan yang tidak perlu
(Dutta, Nadaf and Mandal, 2016; Balaguera, 2019).
d. Kepuasan pelanggan: memberikan produk dan
layanan sesuai atau melampaui harapan pelanggan
(Arifianti and Raharja, 2018).
3. Where is Operation Management applied ?
Manajemen operasi diterapkan di berbagai industri,
termasuk:
a. Manufaktur: Memproduksi barang fisik, seperti
mobil, komputer, elektronik dan konsumsi.
b. Layanan: Menyediakan layanan tidak berwujud,
seperti kesehatan, pendidikan, dan transportasi.
4. When is Operation Management applied ?
Contoh spesifik diterapkan dalam hal:
a. Pengembangan produk: produk dirancang sesuai
Voice of Customer.
b. Perencanaan produksi: menentukan kapasitas,
waktu dan alokasi sumber daya.
c. Manajemen rantai pasokan: mengelola aliran
material, informasi, dan barang dari pemasok ke
produsen dan dari produsen ke pelanggan.
d. Manajemen mutu: menerapkan prosedur untuk
memenuhi standar kualitas.
e. Layanan pelanggan: memastikan pelanggan puas
dengan produk dan layanan yang mereka terima.

Dasar Manajemen 107


5. Who is Operation Management applied ?
Entitas yang berkontribusi, termasuk:
a. Karyawan: memahami peran dan tanggung jawab
serta melakukan pekerjaan secara efektif.
b. Manajer: Merencanakan, mengatur, dan mengen-
dalikan proses bisnis.
c. Pelanggan: memastikan puas dengan produk dan
layanan yang diterima.
d. Pemasok: mengelola hubungan antar pemasok
dalam hal material bermutu dan harga kompetitif.
6. How is Operation Management applied ?
Penerapan dilapangan termasuk:
a. Pemetaan proses: Mengidentifikasi dan mendoku-
mentasikan langkah-langkah yang terlibat dalam
proses bisnis.
b. Diagram alir dan Analisis data: memvisualisasikan
langkah dalam mengumpulkan, menganalisis, dan
menafsirkan data secara tepat dan akurat.
c. Simulasi: simulasi proses bisnis dengan skenario
terbaik, seperti trade-off biaya waktu dengan
optimalisasi sumber daya, distribusi waktu siklus
dan ritme kerja (Elizandro and Taha, 2007; López-
Pintado, Dumas and Berx, 2024).
d. Six Sigma: Mengurangi cacat kualitas dengan
tahapan umum Define, Measure, Analyze, Improve
dan Control (Carroll, 2013; Indrasari et al., 2021;
Widjajanto and Hardi Purba, 2021).

Beberapa aktivitas manajemen operasi pada bidang


organisasi, berikut (Slack, Chambers and Johnston, 2010).

108 Dasar Manajemen


1. Internet Service Provider : perawatan hardware,
software dan merancang konten baru untuk menyajikan
informasi kepada pelanggan dan layanan provider.
Contoh : PT. Hutchison 3 Indonesia, PT. Sampoerna
Telekomunikasi, PT. Bakrie Telkom.
2. Rantai Makanan Siap Saji : layanan pelanggan,
kebersihan ruangan terbuka dan tertutup, produksi
makanan seperti burger, pizza dan minuman soda.
Contoh : PT. Fast Food Indonesia Tbk
3. Manufaktur properti : perancangan komponen dan
penyambungan komponen manufaktur, seperti perabot
rumah tangga. Contoh : PT. Cahaya Buana Intitama.

Model umum terdiri dari planning, organizing dan


controlling yang saling berkaitan.

Gambar 1. Model Umum dari Manajemen Operasi


Sumber : (Kumar and Suresh, 2008)

Dasar Manajemen 109


1. Planning
Fokus perencanaan produk, desain fasilitas, dan
penggunaan proses konversi.
2. Organizing
Penetapan struktur peran dan aliran informasi
dengan memberikan wewenang dan tanggung jawab.
3. Controlling
Mengukur keluaran aktual terhadap rencana yang
mencangkup biaya, kualitas, dan jadwal.
4. Behaviour
Mengorganisasi dalam sistem perilaku manusia.
5. Model
Merencanakan dan mengendalikan faktor seperti
pemrograman linier dan simulasi komputer untuk
penyelesaian kapasitas dalam menentukan lokasi
fasilitas terbaik.

Terdapat 2 obyek yaitu layanan pelanggan dan utilitas


sumber (Kumar and Suresh, 2008). Keduanya memiliki
langkah penyelesaian yang berbeda terhadap kasus yang
diulas.
Layanan pelanggan dengan indikasi produk, harga,
waktu (Pradana, Luh and Hariastuti, 2023). Penyelesaian ini
dapat menggunakan service quality (Parasuraman, Zeithaml
and Berry, 1985; Zeithaml, 2016).
Utilitas sumber dapat diformulasikan menggunakan 6M
(Man, Money, Material, Machine, Method, Mother Nature)
dalam diagram tulang ikan(Bloch, 2017).

110 Dasar Manajemen


Manajemen operasi dengan aktivitas berikut (Kumar and
Suresh, 2008).
1. Lokasi Fasilitas
Lokasi fasilitas untuk menemukan lokasi yang
meminimalkan biaya dan memaksimalkan manfaat.
2. Tata Letak Pabrik dan Penanganan Material
Tata letak pabrik untuk merancang tata letak yang
efisien dan efektif.
Penanganan material untuk memiliki sistem
penanganan material yang efisien untuk menghindari
kemacetan dan penundaan.
3. Desain Produk
Desain produk untuk merancang produk yang
memenuhi kebutuhan pelanggan dan menguntungkan
untuk diproduksi.
4. Desain Proses
Desain proses untuk memproduksi dan merancang
proses yang efisien dan efektif.
5. Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Capaian tepat waktu, sesuai anggaran, dan sesuai
kualitas yang dipersyaratkan.
6. Pengendalian Kualitas
Menghindari cacat dan memastikan produk
berkualitas tinggi
7. Manajemen Material
Sistem manajemen material yang efisien untuk
menghindari kekurangan dan surplus
8. Manajemen Pemeliharaan
Mencegah kerusakan dan memastikan peralatan
dalam kondisi baik.

Dasar Manajemen 111


Riset manajemen operasi berkembang pesat dalam 5
tahun terakhir.
Tabel 1. Temuan Riset Manajemen Operasi dari Riset Terbaru
Aktivitas Sampel Temuan Sumber
Location of Perbaikan formulasi (Blanco,
facilities dengan waktu Marín and
penyelesaian terbaik Puerto,
2024)
Plant layout and Efisiensi energi >99% (From et al.,
material dengan mengaktifkan 2024)
handling eSMR

Product design Pendekatan gaussian (Echeverria-


process untuk Rios and
meningkatkan kinerja Green, 2024)
Process design Kemampuan struktur (Lu et al.,
material dan cetak 2024)
dengan volume increases
tertinggi sebesar 14,92%
Production and Tidak akurasi entri data (Lindström
planning control karena sumber daya et al., 2023)
manusia dan
pengendalian organisasi
dari root cause analysis
Quality control Sistem kendali inline (Mohamed
dengan inframerah yang et al., 2024)
mampu meningkatkan
efisiensi lini produksi

112 Dasar Manajemen


tercapai
Material Tingkat daur ulang (Skare,
management limbah menuju sirkular Gavurova
ekonomi and Kovac,
2023)
Maintenance Kerangka teknologi dan (Grooss,
management organisasi berperan 2024)
dalam kinerja UMKM
digitalisasi

Tabel 1. Studi Kasus Temuan Riset Terbaru Manajemen Operasi

Studi Kasus Temuan Sumber


Layanan 1. Promosi digital (Jafari,
Perpustakaan 2. Robot bergerak Sgarbossa and
otonom Peron, 2023)
Review 1. Penjadwalan (Song et al.,
Komprehensif 2. Kemoterapi 2022)
Manufaktur Pencetakan 3D dari sisi (Beltagui et al.,
Aditif rantai pasok, pangsa 2023)
pasar dan society
Layanan 1. Integrasi perilaku (Tian et al.,
barbershop pelanggan 2022)
2. Simulasi sistem
operasi layanan
dengan hibrid
Bisnis Fitur yang dipakai tidak (Mudau,
intelijen meningkatkan kinerja Cohen and
Papageorgiou,

Dasar Manajemen 113


2024)
Potensi riset di bidang keilmuan manajemen operasi sangat
luas dan dapat terus berkembang untuk memberikan kontribusi
positif bagi kemajuan organisasi dan perekonomian.

114 Dasar Manajemen


9
I Gusti Agung Prabandari Tri Putri, S.E., M.M

Perencanaan merujuk pada proses awal untuk mengatasi


kesenjangan antara kondisi saat ini dengan tujuan yang
diharapkan pada masa mendatang oleh organisasi. Tujuan
mengarah pada pencapaian hasil yang dapat dilaksanakan
melalui serangkaian aktivitas kerja. Pada organisasi
umumnya sebuah tujuan atau cita-cita akan dikelompokkan

Dasar Manajemen 115


kedalam tiga periode waktu yakni jangka pendek, jangka
menengah, serta jangka panjang. Penetepan tujuan pada tiap
periode waktu selalu dimulai dari kegiatan perencanaan oleh
manajemen organisasi mengarah pada hasil maksimal yang
dapat dicapai. Namun, pada kenyataannya sering kali hasil
yang dicapai tidak sesuai dengan harapan sehingga
memunculkan gap atau kesenjangan. Minimalisasi
kesenjangan tersebut dapat dilakukan dengan menjalankan
aktivitas sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Fungsi perencanaan (planning) merupakan aktivitas
kompleks yang mencakup pemetaan terhadap seluruh
sumber daya organisasi dan efektivitas pemanfaatannya
(Mendo et al., 2022). Langkah strategi dalam perencanaan
memudahkan seorang manajer untuk mengetahui dan
mengatur jenis pekerjaan yang harus dilakukan,
mengelompokkan sarana prasarana yang digunakan, serta
menetapkan proses kerja yang harus dijalankan. Pada
akhirnya, perencanaan ini memiliki peranan penting dalam
pengambilan keputusan dalam organisasi.
Penyusunan rencana untuk mencapai tujuan menjadikan
manajer menjadi lebih adaptif karena harus menyadari
perubahan lingkungan internal dan eksternal bisnis. Manfaat
rencana dalam manajemen terlihat dari cara manajer
merespon perubahan tersebut untuk dijadikan dasar
peramalan bisnis di masa mendatang. Pada saat
merencanakan suatu keputusan atau strategi, seorang
manajer akan membangun komunikasi dengan tim kerja
dengan tujuan mendapatkan lebih banyak perspektif
(Jeseviciute-Ufartiene, 2014). Hal inilah yang menjadikan
manajer sebagai pengambil keputusan yang baik. Jadi
perencanaan dapat mencerminkan kerangka dasar

116 Dasar Manajemen


manajemen organisasi yang meliputi visi dan misi, strategi,
serta tujuan.
Proses perencanaan dengan melibatkan karyawan juga
mengarahkan manajer untuk menjalankan proses evaluasi
terhadap semua tugas potensial. Manajer harus mampu
memilih tugas yang paling penting untuk dikerjakan serta
menjelaskan secara terstruktur dan sistematis kepada
karyawan. Pentingnya perencanaan inilah yang menjadikan
manajer harus memiliki pemikiran yang murni, tidak
memiliki keberpihakan kepada salah satu kondisi, serta
mampu menerapkan metode-metode manajemen terkini baik
secara teoritis dalam praktik pengelolaan.

Secara alamiah perencanaan memiliki sifat-sifat yang


membedakannya dari fungsi manajemen lainnya. Pertama,
perencanaan berorientasi pada tujuan. Perencanaan
memberikan arah dan fokus sebagai panduan manajemen
dalam bertindak memenuhi target capaian. Tujuan yang jelas
membantu manajemen untuk membuat pengukuran kinerja
organisasi, sehingga identifikasi terhadap kelemahan orga-
nisasi dapat dilakukan. Perencanaan dapat mendukung
peranan manajer dalam pengambilan keputusan karena
adanya proses evaluasi dan pembelajaran dalam tiap tahapan
yang dilalui organisasi. Pengelolaan menjadi lebih efektif
karena melalui evaluasi, organisasi memiliki kerangka untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.
Kedua, perencanaan adalah proses intelektual atau
rasional. Artinya dalam proses perumusan rencana melibat-
kan pemikiran, analisis, serta pengambilan keputusan pada
level manajemen atas dan menengah. Proses intelektual yang

Dasar Manajemen 117


dimaksud yakni adanya penggunaan serta pengolahan
pengetahuan, data, maupun informasi yang tersedia.
Selanjutnya hasil pengolahan informasi tersebut
dikoordinasikan dan diintegrasikan pada berbagai unit atau
departemen dalam organisasi. Terakhir tetap diperlukan
adanya evaluasi secara berkesinambungan agar manajer
mampu melakukan penyesuaian rencana apabila terjadi
perubahan kondisi internal dan eksternal organisasi.
Ketiga, perencanaan bersifat menyeluruh di mana dalam
penyusunan rencana melibatkan seluruh aspek yang ada di
organisasi. Keseluruhan unit dalam organisasi harus terlibat
tanpa terkecuali karena setiap unit memiliki tugas dan
tanggung jawab tersendiri untuk kemajuan organisasi. Sifat
menyeluruh juga diartikan bahwa perencanaan
memungkinkan organisasi untuk memiliki tujuan jangka
pendek, menengah, dan panjang serta rencana tindakan yang
lebih terperinci untuk mencapainya.
Keempat, perencanaan berwawasan ke depan artinya
manajemen dalam menyusun rencana strategis tidak hanya
berlandaskan kondisi dan kebutuhan organisasi saat ini
melainkan juga mempertimbangkan kemungkinan yang
terjadi di masa mendatang. Karakteristik dari sifat ini
meliputi ketepatan manajer dalam melakukan analisis tren
dan perubahan, penyatuan dan penyamaan persepsi
manajemen dalam merumuskan visi dan misi, ketepatan
dalam mengidentifikasi peluang dan tantangan. Upaya
menumbuhkan wawasan seluruh unsur organisasi juga
mendorong manajemen untuk mengutamakan fleksibilitas
dan adapabilitas sebagai wujud respon cepat terhadap
perubahan lingkungan. Berwawasan kedepan juga
mengandung makna bahwa perencanaan mendorong

118 Dasar Manajemen


manajemen untuk dapat berinovasi guna menciptakan
keunggulan bersaing di setiap periodenya.
Kelima, perencanaan adalah proses yang abadi dan
terpadu. Sifat ini menunjukkan jika perencanaan tidak dapat
dilepaskan dari manajemen dan organisasi. Proses peren-
canaan akan selalu dilakukan oleh unsur manajemen selama
organisasi tersebut masih memiliki visi. Kegiatan perencana-
an pada dasarnya adalah proses berkelanjutan, di mana tiap
perkembangan yang terjadi dan dapat memberikan pengaruh
bagi organisasi akan berdampak juga pada rencana strategis.
Artinya rencana harus beradaptasi dan memberikan respon
atas perkembangan yang terjadi seperti perkembangan
teknologi. Terpadu mencerminkan perencanaan tersebut
dapat diterima oleh setiap bagian organisasi dan mengakar
pada individu yang berada dalam organisasi sehingga
menciptakan keselarasan untuk bekerja mencapai visi.

Perencanaan dalam manajemen secara umum memiliki


empat jenis tipe, sebagai berikut (David, 2011;Misra, 2015):
1. Perencanaan Operasional
Lingkup terkecil perencanaan manajemen dimulai
dari perencanaan operasional, yang berkaitan dengan
aktivitas harian pada tingkat unit atau departemen yang
akan dioperasikan dalam manajemen strategis. Langkah
dasar dalam perencanaan operasional meliputi
penetapan tujuan dan sasaran unit, menetapkan prioritas
yang dapat dijelaskan dengan asumsi, menyusun rencana
utama dan cadangan, serta menetapkan sistem
pengendalian dengan tindak lanjut perbaikan maupun
pengembangan.

Dasar Manajemen 119


2. Perencanaan Menengah
Perencanaan jangka menengah erat kaitannya
dengan perspektif waktu manajemen. Penetapan peren-
canaan menengah ini akan dikerjakan oleh manajer
puncak yang berkoordinasi dengan manajer menengah.
Durasi waktu perencanaan menengah umumnya satu
hingga lima tahun dan merupakan langkah rencana
strategi untuk pencapaian tujuan jangka panjang
organisasi.
3. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis berkaitan dengan tingkat
kelembagaan yang mendefinisikan visi organisasi.
Adanya rencana strategis akan membantu organisasi
memiliki arah capaian serta mendorong organisasi untuk
mengintegrasikan diri ke dalam lingkungan tugasnya.
Rencana strategis mencakup alokasi pasar sasaran,
inovasi, sumber daya manusia, sumber keuangan,
sumber fisik, produktivitas, tanggung jawab sosial, dan
target keuntungan serta tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan termasuk upaya analisis faktor
lingkungan yang dapat memengaruhi organisasi.
4. Perencanaan Kontingensi
Manajemen juga harus menyusun perencanaan
kontingensi. Pada perencanaan ini manajemen serta tim
kerja harus memastikan bahwa telah memastikan adanya
langkah-langkah tindak lanjut yang tepat dan dapat
langsung diterapkan ketika terjadi kondisi darurat dalam
organisasi. Tujuan perencanaan kontingensi adalah
mitigasi risiko dari kerusakan atau kehilangan personal
dan aset organisasi. Rencana darurat ini memungkinkan

120 Dasar Manajemen


manajemen untuk bertindak apabila terjadi pemogokan,
perubahan makro ekonomi, atau bencana alam.

Fungsi perencanaan dalam manajemen mencerminkan


seni dalam melihat peluang dan ancaman di masa mendatang
dengan memerhatikan kondisi saat ini guna mencapai visi
organisasi. Proses perencanaan melibatkan manajemen level
atas dan menengah yang implementasinya melibatkan
seluruh unit organisasi sehingga perencanaan harus melalui
lima tahapan berikut (Koontz et al., 1984):
1. Tahap Pertama: Developing an Awareness of The Present
State
Manajer sebagai tokoh perencanaan terlebih dahulu
membangun dasar yang kokoh guna merancang rencana.
Perencanaan yang relevan dan realistis dapat dibentuk
dari hasil analisis situasi internal dan eksternal
organisasi. Seluruh elemen harus memiliki keselarasan
dengan kondisi organisasi dan tiap perubahan yang
terjadi. Oleh karena itu, dengan keselarasan tersebut
organisasi dapat membuat keputusan yang mengarah
pada perencanaan yang efektif dan efisien dalam
mencapai visi.
2. Tahap Kedua: Establishing Goals
Perencanaan organisasi memerlukan penentuan
tujuan yang lebih terperinci. Artinya manajer selaku
penggerak organisasi dapat mengembangkan tindakan
yang lebih spesifik dan lebih mudah terukur. Tujuannya
agar pelaksanaan perencanaan menjadi lebih terarah,
memenuhi kebutuhan organisasi, dan memunculkan
keunggulan organisasi.

Dasar Manajemen 121


3. Tahap Ketiga: Premising
Pada tahap ketiga seorang manajer perlu menerap-
kan sebuah premis atau asumsi tentang kemungkinan
yang dapat terjadi di periode mendatang. Manajer
diharapkan mampu melakukan peramalan (forecasting)
berdasarkan kondisi internal dan eksternal organisasi.
Jadi adanya asumsi ini akan memersiapkan seluruh
unsur dalam organisasi untuk menghadapi perubahan
kondisi diluar kendali manajer.
4. Tahap Keempat: Determining a Course of Action
Tahap keempat ini mengarah pada penentuan
langkah-langkah strategi untuk mencapai visi yang telah
ditetapkan. Taktik strategi dapat disesuaikan dengan
target yang diharapkan tercapai pada tiap waktunya,
kemudian pertimbangan mengenai alokasi sumber daya.
Selain itu harus dipetakan personal yang bertanggung
jawab pada tiap rencana serta periode pelaksanaan
strategi. Secara berkesinambungan manajer wajib
melakukan monitoring dan pengendalian untuk
mencegah tindakan yang tidak sesuai.
5. Tahap Kelima: Formulating Supportive Plans
Perencanaan tidak terbatas pada perumusan ren-
cana dasar, manajer dan pemangku kepentingan terkait
dapat menyusun rencana turunan. Maksudnya adalah
penyediaan tindakan pendukung untuk menunjang
terlaksananya rencana utama. Umumnya rencana
turunan ini akan mendorong manajemen untuk meng-
hasilkan inovasi-inovasi tindakan sehingga mendorong
pencapaian yang melebihi target utama.

122 Dasar Manajemen


Perencanaan memuat berbagai elemen yang akan
dilaksanakan, penentuan tujuan, kebijakan, prosedur, dan
metode upaya pencapaian cita-cita perusahaan. Pencapaian
manajemen yang efektif diharapkan mengarah pada
penentuan-penentuan perencanaan sebagai berikut:
1. Kejelasan program maupun jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan
Manajer memiliki tugas untuk merancang pelak-
sanaan suatu program kegiatan sebagai upaya pencapai-
an tujuan bisnis. Uraian mengenai program kerja atau
jenis kegiatan harus dibuat secara jelas dan mampu
dipahami oleh seluruh pihak yang berke-pentingan.
Alternatif program atau kegiatan juga perlu direncana-
kan apabila dalam prosesnya terjadinya
2. Prosedur pelaksanaan program atau kegiatan
Uraian program kerja atau kegiatan paling tidak
mencakup prosedur pelaksanaannya. Manajer dapat
menjelaskan mekanisme agar suatu program atau
kegiatan tersebut dapat berjalan. Penentuan input dan
output menjadi salah satu hal penting yang harus diren-
canakan, termasuk bentuk evaluasi apabila program atau
kegiatan telah terlaksana. Bentuk evaluasi dapat disesuai-
kan dengan kebutuhan manajemen dengan harapan
dapat meningkatkan kualitas kegiatan di masa men-
datang dan keberhasilan pencapaian tujuan.
3. Landasan kebijakan kegiatan
Kompleksitas perencanaan dalam manajemen juga
termasuk dalam penyusunan kebijakan yang dijadikan
acuan dalam pelaksanaan program atau kegiatan ter-

Dasar Manajemen 123


sebut. Manajer harus menetapkan aturan yang mengikat
karyawan agar senantiasa menjalankan kegiatan sesuai
dengan kesepakatan manajemen. Harapannya kebijakan
menjadi dasar manajer dan karyawan untuk bertindak
dan jika terjadi pelanggaran atau kesalahan dapat segera
ditindaklanjuti. Adanya landasan kebijakan juga mem-
bantu manajemen dalam pengawasan dan penjagaan
kualitas organisasi, karena akan berdampak pada nilai
organisasi.
4. Tujuan dan sasaran strategis yang hendak dicapai
Perencanaan merupakan tolok ukur dari berhasil
atau tidaknya pengelolaan manajemen. Tujuan dan
sasaran strategis hanya bisa dicapai apabila pengelolaan
manajemen berjalan secara efektif dan efisien. Melalui
perencanaan, manajemen akan lebih mudah dalam
mengarahkan organisasinya karena adanya satuan kerja
yang harus dilakukan. Selain itu, adanya perencanaan
dapat meminimalisasi ketidakpastian atau risiko dalam
pencapaian tujuan organisasi. Ketidakpastian dapat
diindentifikasi terlebih dahulu sehingga manajer dapat
memersiapkan bentuk mitigasi risiko guna mencegah
kerugian.
5. Personal yang melaksanakan rencana
Manajemen yang efektif akan tercipta dari
penentuan tokoh-tokoh atau personal dalam tiap rencana
organisasi. Rencana yang sudah disusun tidak akan
berhasil apabila manajemen menempatkan personal
tidak sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya.
Pada kondisi seperti ini manajer harus mengetahui siapa
anggota tim atau personal dalam organisasi, apa keahlian
yang dimiliki masing-masing, serta bagaimana hasil kerja

124 Dasar Manajemen


pada periode sebelumnya. Personal yang benar pada
posisi yang tepat akan mendorong kesuksesan mana-
jemen organisasi. Oleh karena itu, manajer diharapkan
tidak subyektif dalam memilih personal yang melaksana-
kan rencana manajemen.
6. Waktu pelaksanaan rencana
Rencana disusun untuk memenuhi harapan mana-
jemen dalam mencapai tujuannya. Penyusunan rencana
juga harus dilengkapi dengan waktu pelaksanannya,
yang dapat disusun oleh manajer bersama dengan
manajemen tingkat atas. Penentuan waktu pelaksanaan
rencana sebaiknya memerhatikan keseimbangan kondisi
internal dan eksternal organisasi. Misalnya ketika diren-
canakan untuk memasang iklan produk, manajer harus
tahu waktu yang tepat untuk iklan tersebut ditayangkan.
Iklan dapat dikeluarkan ketika kondisi konsumen atau
masyarakat sudah mulai jenuh dengan iklan dari produk
serupa. Hal ini tentunya akan memberikan angin segar
bagi konsumen sehingga iklan yang ditayangkan
mendapatkan perhatian dari konsumen atau masyarakat.
Selain itu waktu juga berkaitan dengan kapan suatu
rencana harus diselesaikan. Berkaitan dengan iklan
maka harus ditentukan waktu yang tepat untuk
menghentikan penayangan iklan tersebut.
7. Anggaran biaya yang dibutuhkan
Hal terpenting dari sebuah perencanaan agar
efektivitas dan efisiensi manajemen tercapai adalah per-
hitungan anggaran biaya atau budgeting. Anggaran
dapat dijadikan sebagai alat pengukuran pencapaian
rencana dan memudahkan identifikasi penyimpangan
yang mungkin timbul. Semakin cepat penyimpangan

Dasar Manajemen 125


diketahui maka akan semakin terarah proses perbaikan-
nya, sehingga tidak menimbulkan kerugian signifikan.

126 Dasar Manajemen


10
Dr. Aan Rukmana, M.A., M.M.

M
ENJALANKAN fungsi organisasi tidak selamanya
berjalan lancar. Hukum ini berlaku baik organisasi
dalam lingkup kecil maupun besar. Kendala organisasi
akan selalu ada dan yang terpenting dari itu semua adalah
bagaimana kiat-kiat mengatasinya. Menjalankan manajemen
organisasi sebagai bagian penting dalam fungsi organisasi tidak

Dasar Manajemen 127


luput dari berbagai kendala yang ada, mulai dari kendala
perencanaan (planning), kendala pengorganisasian (organizing),
kendala pelaksanaan (actuating) dan kendala pengawasan
(controlling). Ditambah lagi dengan kendala lainnya seperti
kendala kepemimpinan (leadership) yang seringkali menjadikan
tujuan dari organisasi itu sendiri tidak tercapai (Armala, 2015).

Perencanaan (planning) merupakan bagian terpenting


dalam manajemen organisasi. Tanpa perencanaan yang baik,
manajemen organisasi tidak akan berjalan efektif dan efisien,
bahkan dapat menimbulkan konflik dalam pelaksanaannya
yang berakibat pada kerugian organisasi itu sendiri. Ada
pepatah bijak mengatakan : ‚c` sio `[cf ni jf[h, sio jf[h ni
`[cf.‛ Alnchs[, ‚dce[ Ah^[ a[a[f g_l_h][h[e[h, g[e[ Ah^[
g_l[h][h[e[h e_a[a[f[h‛. J_f[m \[bq[ j_l_h][h[[h s[ha
matang merupakan tahapan penting pertama dalam mana-
jemen organisasi sebelum tahapan-tahapan selanjutnya.
Perencanaan ideal patut didukung oleh ketersediaan infor-
masi yang memadai terkait dengan apa yang direncanakan,
maka dari itu diperlukan riset awal atas berbagai usulan
program yang direncanakan. Tanpa riset awal terkait
perencanaan dapat menimbulkan persoalan serius di
kemudian hari dalam pelaksanannya. Sebagai contoh, kita
ingin menyusun program terkait perencanaan pemasaran
suatu produk baru, maka tahapan yang dilakukan pertama
kali sebelum perencanaan disusun yaitu kita melakukan
survey awal atas produk yang akan kita pasarkan. Dalam
survey yang dilakukan, kita harus memastikan secara detail
meliputi penganggaran, jenis-jenis program serta potensi
serta kesulitan dalam pelaksanaannya.

128 Dasar Manajemen


Kendala manajemen organisasi lainnya lahir akibat para
pengurusnya tidak memperhatikan secara seksama terkait
dengan jenis perencanaan yang S.M.A.R.T. (Specific,
Measurable, Agreed, Realistic, Trackable). Perencanaan yang
baik harus spesifik, tidak general. Perencanaan yang spesifik
ini akan banyak membantu kita dalam pengecekan segala hal
yang harus dipersiapkan secara teknis. Di samping itu,
perencanaan juga harus terukur, tidak bombastis. Perencana-
an yang terukur dapat membantu dalam memproyeksikan
berbagai kebutuhan yang harus dipersiapkan dalam pelak-
sanaannya, termasuk hal tersebut akan banyak membantu
dalam penyusunan sistem evaluasi. Biasanya jika peren-
canaan yang ada tidak terukur nanti bisa berakibat kepada
kendala penganggaran (budgeting) yang pada ujungnya
menjadikan perencanaan tidak bisa berjalan dengan baik dan
optimal. Hal lainnya yaitu persetujuan (agreed) dari berbagai
pihak terkait, sehingga perencanaan dapat diketahui dan
didukung oleh banyak kalangan. Suatu perencanaan jika
tidak melibatkan pihak-pihak terkait pada perjalanannya
akan sering terkendala disebabkan oleh penolakan mereka.
Untuk itu, membangun komunikasi sejak awal perencanaan
dalam rangka mendapatkan legitimasi dan dukungan
menjadi hal yang patut mendapat perhatian. Berbagai
kesalahpahaman yang berujung kepada konflik organisasi
dapat teratasi dengan cara mendengarkan serta memasukan
kepentingan berbagai kelompok yang ada dalam penyusunan
program.
Banyak cara dalam hal penyerapan aspirasi serta usulan
perencanaan yang melibatkan input setiap anggota
organisasi, mulai dari metode public hearing, teknik brain-
storming, menggunakan metode six thinking hats yaitu
metode yang berasal dari Edward De Bono (2017) dengan cara

Dasar Manajemen 129


klasifikasi isu berdasarkan claster masalah yang ada mulai
dari claster data (topi putih), optimisme (topi kuning),
masalah (topi hitam), kreativitas (topi hijau), emosi dan
perasaan (topi merah) dan manajemen kepemimpinan (topi
biru). Melalui metode tersebut, kita akan banyak
mendapatkan masukan terkait perencanaan yang meliputi
seluruh problem organisasi yang ada.
Hal lain yang patut mendapatkan perhatian yaitu setiap
perencanaan yang ada harus dapat diakses perkembangan-
nya (trackable). Setiap perencanaan yang tidak dapat diakses
perkembangannya berpotensi besar mengalami kegagalan.
Dalam rapat-rapat evaluasi pun, kita akan mengalami
kendala karena kita tidak mengetahui positioning program
yang sedang dilaksanakan dikarenakan perencanaan yang
tidak trackable.
Setiap perencanaan pada umumnya merupakan jawaban
dari berbagai persoalan yang terjadi di suatu organisasi.
Dalam bahasa lain, perencanaan merupakan solusi atas
setiap problem yang ada. Misalnya, terjadi problem penurun-
an pembelian produk yang ditawarkan, maka perencanaan
yang ada yaitu membuat berbagai inisatif dan program
bagaimana memasarkan produk yang ada secara maksimal
sehingga berdampak kepada daya beli masyarakat yang
diharapkan. Oleh karena itu, setiap perencanaan harus jelas
(clear). Agar perencanaan memiliki kejelasan, maka diperlu-
kan tiga tahap awal yang dapat dilakukan yaitu penjelasan itu
sendiri (clarity), konklusi dan keputusan (decision). Ketiga
komponen tersebut menjadi tiga tahapan yang penting dalam
memahami suatu kendala organisasi (Kallet, 2014).
Clarity merupakan suatu tahapan penting dalam mem-
perjelas suatu perencanaan. Berbagai pertanyaan utama bisa

130 Dasar Manajemen


kita ajukan untuk memperjelas rencana yang sedang disusun,
seperti:
1. Mengapa perencanaan ini disusun? (why)
2. Apakah perencanaan yang ada sesuai dengan visi
organisasi? (vision)
3. Apakah rencana yang disusun berasal dari kebutuhan
(need) atau hanya sekedar keinginan (want) saja? (need)
4. Apa langkah selanjutnya jika perencanaan ini dilaksana-
kan? (what is next)
5. Apakah rencana ini merupakan rencana baru ataukah
hanya kelanjutan dari rencana sebelumnya? (empty your
bucket)
Demikianlah beberapa contoh pertanyaan yang dapat
membantu kita dalam menyusun perencanaan yang powerful
dan clear. Dengan fondasi clarity yang kuat, maka berbagai
kendala yang akan lahir dari ketidakjelasan perencanaan
dapat teratasi. Setelah clarity, maka tahap selanjutnya seperti
memastikan bahwa perencanaan yang ada benar-benar
didukung oleh data yang kuat (bukan semata asumsi atau
hipotesa). Berdasarkan itu semua, tahap selanjutnya yaitu
memastikan kapan, di mana, bagaimana serta siapa yang
akan menjalankan semua perencanaan tersebut (decision),
karena boleh jadi yang kita rencanakan pada akhirnya akan
dijalankan oleh pihak lain sehingga penting bagi kita untuk
memastikan itu semua agar tidak terjadi gap antara apa yang
direncanakan dengan apa yang dilaksanakan.

Pengorganisasian (organizing) merupakan fase penting


manajemen organisasi setelah perencanaan. Dalam tahap ini

Dasar Manajemen 131


berbagai kendala biasanya bermunculan seperti pembagian
jenis pekerjaan yang tidak merata, tupoksi yang tumpang
tindih, jobdesc yang masih berantakan, kendala staffing yang
tidak sesuai dengan keahliannya dan lain sebagainya. Untuk
mengatasi berbagai kendala pengorganisasian tersebut, ter-
dapat beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagaimana
berikut ini:
1. Dipastikan sejak awal pihak-pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan adalah orang yang memang memiliki
kompetensi di bidangnya masing-masing. Orang yang
tepat untuk pekerjaan yang tepat dapat memperlancar
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan di kemudian
harinya. Dalam hal ini rekrutmen berdasarkan
kompetensi (meritokrasi) menjadi penting, bukan semata
karena ikatan kekeluargaan dan lainnya saja tanpa
didukung oleh keahlian yang memadai.
2. Poin yang penting juga terkait dengan pengorganisasian
yaitu terkait dengan pemerataan jenis pekerjaan yang
dilaksanakan. Untuk pemerataan ini dibutuhkan suatu
sistem penghitungan kuantitatif yang berdasarkan
prinsip berkeadilan, baik dalam hal hal maupun
kewajibannya. Jangan sampai ada pekerjaan yang
dibebankan kepada seorang staf secara berlebihan,
sedangkan kepada yang lainnya tidak dengan hitungan
penggajian yang sama. Ini berbahaya karena dapat
melahirkan kendala organisasi yaitu kecemburuan
sosial. Dalam hal ini model penghitungan berdasarkan
Key Performance Indicators (KPI) yang diturunkan dari
Key Result Indicators (KRI) dapat menjadi model
perumusan pekerjaan yang berimbang.

132 Dasar Manajemen


3. Berdasarkan poin kedua di atas, maka penyusunan
jobdesc menjadi penting dan dapat dikerjakan sebelum
pendelegasian suatu pekerjaan. Berdasarkan jobdesc
yang disusun, kita dapat mengetahui juga seberapa besar
beban pekerjaan yang ada dan membantu kita dalam
pendistribusian pekerjaan ke masing-masing staf. Dalam
penyusunan jobdesc dapat diperhatikan beberapa hal, di
antaranya: dipastikan tidak ada pekerjaan yang tumpang
tindih, semua jenis pekerjaan sudah meliputi seluruh
kebutuhan tenis di lapangan, pekerjaan yang ada
memiliki sistem koordinasi dan sistem komando yang
jelas serta berdasarkan jobdesc yang ada dapat
membantu dalam sistem evaluasi yang disusun di
kemudian harinya.

Kendala terbesar dalam manajemen organisasi yaitu


dalam pelaksanaan berbagai rencana yang sudah disusun
sebelumnya. Sebaik apapun perencanaan pada akhirnya akan
terkonfirmasi dalam pelaksanaannya. Sukses tidak suatu
program bukan semata dalam perencanaan atau pengorga-
nisasian, akan tetapi dalam pelaksanaannya. Ibarat seorang
chef yang sudah merencanakan membuat masakan terenak,
tidak mungkin hal itu terjadi sampai chef itu datang ke dapur
dan mulai memasak makanannya. Dari proses tersebut akan
terbukti apakah chef mampu memasak makanan enak atau
tidak. Dalam proses memasak akan banyak sekali kendala
yang berpotensi menurunkan kualitas masakannya, mulai
dari bahan makanan yang disajikan, bumbu-bumbu yang
diracik, temperatur api yang disiapkan dan lain sebagainya.
Demikianlah juga gambaran manajemen organisasi terkait
pelaksaaan.

Dasar Manajemen 133


Banyak faktor yang berpotensi menjadi kendala dalam
pelaksanaan suatu program seperti faktor sumber daya
manusia, bisnis proses yang dikembangkan, faktor keter-
sediaan pendanaan, momentum pelaksanaan, kondisi
lingkungan sekitar dan lain sebagainya. Kita akan membahas-
nya satu persatu.
1. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
Kekuatan terbesar dalam suatu program, bisnis,
pendidikan, operasionalisasi perencanaan yaitu pada
manusia-manusia yang berada di dalamnya. Maka dari
itu, kualitas manusia yang menjalankannya sangat
menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan program.
Misalnya, seorang direktur marketing suatu perusahaan
sudah mempersiapkan berbagai program menarik guna
mensukseskan peningkatan awareness atas produk atau
jasa yang ditawarkan. Sang direktur merekrut orang-
orang baru yang belum memiliki pengalaman. Jika
semua teknis pelaksanaan diserahkan begitu saja, tanpa
pendampingan, maka dapat dipastikan potensi ke-
gagalannya jauh lebih besar. Tidak dapat dihindari
bahwa direktur tersebut harus dapat turun langsung ke
lapangan guna melakukan pendampingan, mencontoh-
kan standar pencapaian dan lain sebagainya.
Terdapat suatu cerita yang sangat popular terkait
dengan keutamaan SDM sebagai penentu kesuksesan
suatu pekerjaan. Pada saat Ignatius Jonan menjadi
Direktur Utama PT KAI, beliau memiliki kebiasaan untuk
berkeliling melakukan pengecekan kualitas pekerjaan
para karyawan yang berada di bawahnya. Yang menjadi
fokus utama ketika itu yaitu persoalan kebersihan di
stasiun. Di saat ia berkeliling inspeksi lapangan, ia

134 Dasar Manajemen


bertemu dengan seorang staf cleaning service yang baru
saja tuntas membersihkan kamar mandi. Beliau ber-
tanya, ‚[j[e[b e[g[l g[h^c mo^[b ^c\_lmcbe[h?‛,
e_go^c[h mn[` n_lm_\on g_hd[q[\, ‚mo^[b B[j[e!‛.
Mendengar jawaban itu, Ignatius Jonan langsung meng-
ajaknya untuk mengecek hasil dari pekerjaanya tersebut
^[h \_ln[hs[ ^_ha[h j_ln[hs[[h f[ch, ‚[j[e[b g_holon
kamu e[g[l g[h^c chc mo^[b \_lmcb?‛, e_go^c[h
^cd[q[\hs[, ‚mo^[b B[j[e‛. M_h^_ha[l d[q[\[h n_l-
sebut, Pak Jonan menyadari bahwa problem utama di
lapangan yaitu standarisasi yang berbeda dengan apa
yang dibayangkannya. Sejak saat itu, Pak Jonan
mengirim para karyawan kebersihan di PT KAI untuk
mengikuti kursus kebersihan di Singapura beberapa
waktu lamanya. Setelah mereka mengikuti kursus, secara
sengaja, Pak Jonan mengajak mereka kembali melihat
objek yang sama yaitu kamar mandi dengan kualitas
sama seperti sebelumnya dan menariknya jawaban
mereka menjadi berbeda. Kini mereka sudah mengetahui
standar kebersihan sebagaimana mereka daparkan
semasa kursus kebersihan di Singapura.
Dalam hal mengatasi kendala SDM ini, tidak ada opsi
lain kecuali melalui pendidikan yang diselenggarakan
baik yang berbentuk perkuliahan, training, workshop,
studi banding dan yang sejenisnya. Investasi terkait
peningkatan kualitas SDM ini tidak dapat dianggap kecil
karena memiliki pengaruh besar dalam mengatasi
berbagai kendala manajemen organisasi. Jika ingin
organisasi kita bertumbuh, maka fokus pada peningkatan
mutu manusia-manusia yang terlibat di dalamnya. Tim
yang bekerja di lapangan harus dilengkapi kemampuan

Dasar Manajemen 135


teknis dan kecakapan dalam mengeksekusi setiap
program yang dilaksanakan.
2. Faktor Proses Bisnis Internal
Proses bisnis internal (internal business process)
memiliki fungsi penting dalam memastikan setiap
langkah dan tahapan yang dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan awal. Dalam proses ini meliputi banyak hal
seperti penjadwalan rapat rutin, pembagian tugas di
lapangan, pendampingan dari sisi kualitas (quality
assurance) maupun pengecekan hasil dari setiap tahap
yang dilakukan (quality control).
Beberapa kendala dalam pelaksanaan muncul
seperti pengerjaan suatu pekerjaan yang melewati target
perencanaan, penggunaan anggaran yang tidak sesuai
(over budget), konflik kepentingan antar bagian,
distribusi pekerjaan yang tidak merata, termasuk di
dalamnya problem komunikasi antar pelaksana di
lapangan yang berpotensi memicu perpecahan. Itu
semua sebenarnya dapat diatasi dengan model deteksi
dini manakala ada rapat yang dilaksanakan secara rutin,
sehingga setiap tahapan pekerjaan dapat dipantau secara
detail setiap perkembangannya.
Dalam pelaksanaan rapat terdapat beberapa hal
patut menjadi perhatian sebagaimana berikut ini:
a. Menentukan agenda pasti dari setiap rapat yang
diselenggarakan agar tidak bertele-tele.
b. Setiap rapat yang dilaksanakan dilengkapi dengan
pencatatan yang rapi (minutes of meeting) di mana
di dalamnya berisikan poin-poin utama yang
dihasilkan dalam rapat.

136 Dasar Manajemen


c. Dalam harus harus dipastikan item check list sebagai
tindaklanjut (follow up) dari hasil rapat.
d. Hasil rapat dapat dijadikan pegangan dalam pelak-
sanaan di lapangan sekaligus dapat dijadikan
semacam awal evaluasi untuk rapat yang akan
dilaksanakan selanjutnya.

Dalam peningkatan mutu serta hasil dari suatu peren-


canaan, maka hal terpenting yang tidak boleh diabaikan yaitu
terkait dengan sistem pengawasan yang berjalan. Pengawas-
an (controlling) menjadi suatu keniscayaan jika ingin
meningkan dan mensukseskan seluruh program organisasi.
Banyak di antara pengurus organisasi yang mengabaikan
urgensi pengawasan. Melalui pengawasan yang dilaksanakan
secara seksama, maka fungsi kontrol dapat berjalan dengan
baik. Beberapa kendala biasanya lahir jika mengerjakan
suatu program tanpa pengawasan:
1. Masing-masing akan bekerja sesuai dengan kehendaknya
sendiri (autopilot) tanpa panduan yang jelas serta
pencapaian yang sesuai dengan yang diharapkan para
pimpinan organisasi.
2. Fungsi organisasi akan mengalami kesulitan, khususnya
dalam mendeteksi berhasil tidaknya suatu program.
3. Akibatnya, akan muncul model pelaksanaan program
yang tidak berkualitas dan akan berdampak pada
pencapaian organisasi itu sendiri.
4. Para pimpinan organisasi tidak memiliki sistem ukur
yang jelas sehingga akan terkendala terkait dengan

Dasar Manajemen 137


Quality Assurance (QA) maupun Quality Control (QA)
sebagai prasyarat kesuksesan fungsi organisasi.
Agar dapat keluar dari berbagai persoalan tersebut, maka
dapat dipersiapkan berbagai model controlling yang sesuai
dengan budaya organisasi yang ada. Jangan sampai model
controlling yang ada hanya akan menjadikan para staf dan
karyawan yang ada mengalami demotivasi, melainkan sistem
yang ada mampu mendorong kinerja mereka sampai tingkat
yang paling optimal. Model-model controlling seperti model
balanced scorecard sebagaimana dikembangkan oleh Kaplan
& Norton (2000) yang menekankan empat skema controlling
yang meliputi aspek finansial, aspek pelanggan, aspek proses
bisnis internal dan proses pembelajaran dan pertumbuhan.
Keempat elemen tersebut dapat dijadikan semacam rujukan
dalam penilaian pencapaian kinerja suatu organisasi.

Hal terakhir yang tidak boleh diabaikan yaitu terkait


dengan model kepemimpinan yang ada pada suatu
organisasi. Kepemimpinan sebagaimana disampaikan oleh
John C. Maxwell dalam bukunya, The 21 Irrefutable Laws of
Leadership (2001), g_loj[e[h j_lmi[f[h ‚j_ha[lob‛ nc^[e
kurang dan juga tidak lebih. Berangkat dari definisi tersebut,
maka seorang pemimpin dalam model organisasi apapun
sebaiknya terus menumbuhkan pengaruhnya bagi orang-
orang yang dipimpinnya. Meski sistem yang ada sudah
berjalan, tetap saja kehadiran seorang pemimpin dalam
semua lini dan aspek akan memberikan suatu semangat
tersendiri serta motivasi bagi para staf dan karyawannya
untuk terus meningkatkan kinerja mereka. Sebaliknya, jika
para pimpinan senantiasa berlaku cuek, tidak peduli dengan
apa yang dirasakan oleh bawahannya, maka yang akan terjadi

138 Dasar Manajemen


adalahn suatu kondisi psikologis anggota yang juga bekerja
sedekarnya. Dalam bahasa lain, mereka bekerja akan tetapi
tanpa totalitas karena tidak menyertakan hati di dalamnya.
Para pemimpinan yang baik akan senantiasa menjaga
keseimbangan antara sistem organisasi dengan pendekatan
humanis bagi para angggotanya. Mereka mampu
menyeimbangkan dan berperilaku adil di mana pada satu sisi
menekankan profesionalitas dan pada sisi yang lain
menekankan aspek humanitas. Suatu organisasi dalam
prakteknya jika terlalu menekankan aspek profesional, maka
model organisasi yang berjalan punya kecenderungan
menjadi organisasi yang mekanik. Sebaliknya, jika terlalu
menekankan aspek humanitas, biasanya fungsi organisasi
berjalan lambat dan berbagai capaian organisasi dapat
terkendala. Idealnya yaitu menyeimbangkan itu semua dan
hal tersebut dapat diisi oleh fungsi kepemimpinan organisasi
yang memiliki pengaruh.

Dasar Manajemen 139


Akdon,(2016),Strategic Management For Educational
Management (Manajemen Strategik Untuk Manajemen
Pendidikan), Yog yakarta:Alfabeta.
Anthony,N, Robert & Vijay Govindarajan, (2007),Sitem
Pengendalian Manajemen,Edisi 12 Jilid 1,Tangsel:CV
Karisma Publishing.
--------------------------------------------------------,(2011), ),Sitem
Pengendalian Manajemen,Edisi 12 Jilid 2,Tangsel:CV
Karisma Publishing
Aditama, R. A. (2020). Pengantar manajemen. Ae Publishing.
Akyuni, Q. (2018). Pengorganisasian dalam Pendidikan
Islam. Serambi Tarbawi, 6(2), 91-102.
https://doi.org/10.32672/tarbawi.v6i2.766
Arifin, M. (2017). Strategi Manajemen perubahan dalam
meningkatkan disiplin di perguruan tinggi. EduTech:
Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, 3(1), 117-132.
https://doi.org/10.30596/edutech.v3i1.990
Armala. Buku Saku Manajer. Jakara: Gramedia, 2015.
Azizah, S. N. (2021). Manajemen Kinerja. Penerbit NEM.
Alc`c[hnc, R. [h^ R[b[ld[, S. J. (2018) ‘R_n[cf Mcr Ah[fsmcm Flig
Consumer Perspective: Study on Three Minimarkets in
B[h^oha Ccns’, AdBispreneur, 3(2), pp. 111–121.
Alcs[hnc, F. D. (2018) ‘Gl__h mojjfs ]b[ch jl[]nc]_m ch Ih^ih_mc[’m

140 Dasar Manajemen


ch^omnlc_m’,IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 195(1). doi: 10.1088/1755-
1315/195/1/012028.
B[f[ao_l[, A. (2019) ‘T_]bhc][f `_[mc\cfcns [h^ fc`_ ]s]f_
assessment of an industrial waste as stabilizing product
`il ohj[p_^ li[^m, [h^ ch`fo_h]_ i` j[]e[acha’, Science
of the Total Environment, 651, pp. 1272–1282. doi:
10.1016/j.scitotenv.2018.09.306.
Beltagui, A. et al. (2023) ‘Sj_]c[f Immo_: R_nbchecha ij_l[ncihm [h^
supply chain management in light of the 3D printing
l_pifoncih’, International Journal of Production
Economics, 255, p. 108677. doi:
https://doi.org/10.1016/j.ijpe.2022.108677.
Bf[h]i, V., M[líh, A. [h^ Po_lni, J. (2024) ‘Ihnl[-facility equity in
discrete and continuous p-`[]cfcns fi][ncih jli\f_gm’,
Computers & Operations Research, 162, p. 106487. doi:
https://doi.org/10.1016/j.cor.2023.106487.
Bfi]b, H. P. (2017) ‘Riin C[om_ F[cfol_ Ah[fsmcm’, ch Petrochemical
Machinery Insights. doi: 10.1016/b978-0-12-809272-
9.00035-9.
Carroll, C. T. (2013) Six Sigma for Powerful Improvement. 1st edn,
Six Sigma for Powerful Improvement. 1st edn. Edited by
Taylor & Francis Group. France: CRC Press. doi:
10.1201/b14806.
David, Fred.R. (2011), Strategic Management: Concepts and Cases,
13th ed., Pearson Education, New Jersey.
De Bono, Edward. Six Thinking Hats. Jakarta: Elexmedia
Komputindo, 2017.
Donn[, S., N[^[`, M. B. [h^ M[h^[f, J. N. (2016) ‘Ah Op_lpc_q ih
the Use of Waste Plastic Bottles and Fly Ash in Civil

Dasar Manajemen 141


Ehach__lcha Ajjfc][ncihm’, Procedia Environmental
Sciences, 35, pp. 681–691. doi:
10.1016/j.proenv.2016.07.067.
Djafri, N. (2017). Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah:
Pengetahuan Manajemen, Efektivitas, Kemandirian
Keunggulan Bersaing dan Kecerdasan Emosi.
Deepublish.
Dewi, S., Arif, Y., Putri, Z. M., & Murni, D. (2023). Keefektifan
Model Grow pada Kemampuan Pengarahan Supervisor
Keperawatan: Literature Review. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 23(2), 2556-2563.
Dunn,N,William ,(2003),Pengantar Analisis Kebijakan Publik,
Yogyakarta: Gajahmada University.
Echeverria-Rcim, D. [h^ Gl__h, P. L. (2024) ‘Pl_^c]ncha jli^o]n
quality in continuous manufacturing processes using a
m][f[\f_ li\omn G[ommc[h Pli]_mm [jjli[]b’, Engineering
Applications of Artificial Intelligence, 127, p. 107233. doi:
https://doi.org/10.1016/j.engappai.2023.107233.
Elizandro, D. and Taha, H. (2007) Simulation of Industrial System.
2nd edn, Auebarch Publications. 2nd edn. London, New
York: Auerbach Publications.
From, T. N. et al. (2024) ‘Ef_]nlc`c_^ mn_[g g_nb[h_ l_`ilgcha i`
biogas for sustainable syngas manufacturing and next-
a_h_l[ncih i` jf[hn ^_mcah: A jcfin jf[hn mno^s’, Chemical
Engineering Journal, 479, p. 147205. doi:
https://doi.org/10.1016/j.cej.2023.147205.
Firmansyah, M. A., & Mahardhika, B. W. (2018). Pengantar
manajemen. Deepublish.
Fuad, M., Christine, H., Nurlela, S., & Paulus, Y. E. F. (2006).
Pengantar Bisnis, edisi revisi.Gramedia Pustaka Utama.

142 Dasar Manajemen


Gulick, Luther. (2017). Management is a Science. Academy of
Management Journal, Vol. 8, No. 1., Halalam: 7-13.
Published online: 30 November 2017
Gitosudarmo, I. (2014). Pengantar Bisnis Edisi 2. BPFE.
Gliimm, O. F. (2024) ‘Dcacn[fct[ncih i` g[chn_h[h]_ []ncpcnc_m ch
small and medium-sized enterprises: A conceptual
`l[g_qile’, Computers in Industry, 154, p. 104039. doi:
https://doi.org/10.1016/j.compind.2023.104039.
Hafidhuddin, D. & Tanjung, H. (2006). Shariah Principle
Management in Practice. Gema Insani.
Hasibuan, R. & Arnesih. (2023). Pengantar Bisnis. Absolute Media.
Hidayat, R., Nurhadi, & Andrini, S. (2021). Praktik Bisnis
Indonesia. Zifatama Jawara.
Harto, B., Nugroho, R. J., Saragih, M. M. S., Syadzili, M. F. R., &
Fachrurazi. (2021). Dasar Manajemen Bisnis. Yayasan
Cendekia Mulia Mandiri.
Hasibuan, & Malayu .S.P. (2018). Manajemen Dasar, Pengertian
dan Masalah. Jakarta: PT. Grasindo
Handoko, Hani,T,(2013),Manajemen,Edisi 2,Yogyakarta:UGM.
Img[c (2020) ‘T_ehifiac Ih`ilg[mc ^[h Scmn_g Ih`ilg[mc
M[h[d_g_h’, Kita menulis, p. 57. Available at:
https://www.google.co.id/books/edition/Teknologi_Infor
masi_dan_Sistem_Informasi/L5gQEAAAQBAJ?hl=en&gbp
v=0&kptab=overview.
Indrasari, L. D. et al. (2021) ‘M_ni^ifiac DMAIC ohnoe
Meminimumkan Penolakan Produk Tahu Kuning oleh
Aa_h Dcmnlc\onil’, Journal of Research and Technology,
7(2), pp. 123–137.
Indrasari, L. D. and Komari, A. (2021) ‘V[fo_ Cb[ch Ah[fsmcm [h^

Dasar Manajemen 143


Supply Chain of Layang Fishing Prigi Fish Auction
Tl_haa[f_e R_a_h]s, E[mn J[p[ Ih^ih_mc[’, Journal of
Research and Technology, VII(2460), pp. 17–26.
Ih^l[m[lc, L. D., Nolm[hnc, E. [h^ Vcn[m[lc, P. (2014) ‘Mi^_f Snl[n_ac
Green Logistic (Penyimpanan) Pada Perusahaan Modal
AmchaPT. XYZ’, Engineering - Jurnal Bidang Teknik
Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal, 9(2), pp.
39–40.
J[`[lc, N., Sa[l\imm[, F. [h^ P_lih, M. (2023) ‘Ah Ajjl[cm[f
Towards the Technological Improvement of Library
Oj_l[ncihm M[h[a_g_hn ch Dcacn[f El[’, IFAC-
PapersOnLine, 56(2), pp. 11874–11879. doi:
https://doi.org/10.1016/j.ifacol.2023.10.599.
Janse, Ben. (2019). Mary Parker Follett Biography, Books, and
Management Theory. Retrieved from Toolshero:
https://www.toolshero.com/toolsheroes/mary-parker-
follett
Jeseviciute-U`[lnc_h_, L. (2014), ‚Igjiln[h]_ i` Pf[hhcha ch
M[h[a_g_hn D_p_fijcha Ola[hct[ncih‛, Journal of
Advanced Management Science, pp. 176–180, doi:
10.12720/joams.2.3.176-180.
Kallet, Michael. Think Smarter: Critical Thinking to Improve
Problem-Solving and Decision-Making Skills. New Jersey:
John Wiley & Sons., Inc. Hoboken, 2014.
Kaplan, Robert S. & Norton, David P. Balanced Scorecard. Jakarta:
Erlangga, 2000.
Kiihnt, H., O’Dihh_ff, C. [h^ W_cblc]b, H. (1984), Manajemen,
Vol. Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.
Koerniantono, M. K. (2019). Pendidikan sebagai suatu
sistem. SAPA-Jurnal Kateketik dan Pastoral, 4(1), 59-70.

144 Dasar Manajemen


https://e-journal.stp-
ipi.ac.id/index.php/sapa/article/view/69
Kuswadi dan Mutiara Erna (2004) Statistik Berbasis Komputer
untuk Orang-orang Non Statistik. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Kosasih, N. (2022). Pengantar Manajemen. Guepedia.
Kotler,P. & Amstrong, G. (2019). Prinsip-prinsip Pemasaran.
Erlangga.
Komari, A. et al. (2021) ‘Umof[h P_l\[ce[h Ko[fcn[m Pli^oe K_ln[m
^_ha[h M_ni^_ 5W+1H j[^[ PT. ‚X‛’, Seminar
Keinsinyuran, (1), p. 64115.
Kumar, S. A. and Suresh, N. (2008) Production and Operation
Management (With Skill Development, Caselets and
Cases). 2nd edn. New Delhi: New Age International (P)
Limited.
Lindström, V. et al. (2023) ‘D[n[ ko[fcns cmmo_m ch jli^o]ncih
planning and control – Lche[a_m ni mg[ln PPC’,
Computers in Industry, 147, p. 103871. doi:
https://doi.org/10.1016/j.compind.2023.103871.
López-Pchn[^i, O., Dog[m, M. [h^ B_lr, J. (2024) ‘Dcm]ip_ls,
simulation, and optimization of business processes with
^c``_l_hnc[n_^ l_miol]_m’, Information Systems,
120(January 2023), p. 102289. doi:
10.1016/j.is.2023.102289.
Lu, H. et al. (2024) ‘D_mcah i` ijncg[f nlomm ]igjih_hnm `il
fabrication via multi-[rcm [^^cncp_ g[ho`[]nolcha’,
Computer Methods in Applied Mechanics and
Engineering, 418, p. 116464. doi:
https://doi.org/10.1016/j.cma.2023.116464.

Dasar Manajemen 145


Lotte, L.N.A., dkk. (2023). Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran
(Pertama). PT Global Eksekutif Teknologi.
Luthfi, M., Surono, Y., Firdaus, A., Siregar, A. I., & Budiningtyas,
D. P. (2023). Pengantar Manajemen. Penerbit NEM.
Mendo, A.Y., Niode, I.Y. and Kango, U. (2022), Pengantar
Manajemen Dan Bisnis, edited by Hinelo, R., Yayasan
Hamjah Diha, Bima.
Misra, R. (2015), Principles of Management, Knowledge
Management and Research Organization.
Maxwell, John C. The 21 Irrefutable Laws of Leadership. Batam:
Interaksara, 2001.
Margie, L. A., Yulianto, Triputra, D. R., & Darmansyah, M. (2020).
Pengantar Bisnis. UNPAM Press.
Mariane, Ine. (2019). Azas-azas Manajemen. Bandung: Penerbit
Kencana Utama
McLeod, R., & Schell, G.P. (2007) Management Information
Systems. USA: Pearson/Prentice Hall.
Miyarso Dwi Ajie (no date) sistem informasi, konsep dasar.
Martin,S,&Firman B.Aji,(2000),Perencanaan dan Evaluasi,Suatu
Sistem Proyek Pengembangan,Jakarta:Bumi Aksara.
M,Nafarin,(2004),Penganggaran Perusahan,Edisi Revisi,Jakarta
Empat Salemba.
Mulyadi,(2001),Akuntasi Manajemen,Konsep,Manfaat dan
Rekayasa,edisi Ketiga Jakarta:Salemba Empat.
Mulyadi, W. W. (2020). Pengantar Manajemen. Banyumas: Pena
Persada.
Nugroho, D. A. (2017). Pengantar Manajemen untuk Organisasi
Bisnis, Publik dan Nirlaba. Universitas Brawijaya Press.

146 Dasar Manajemen


Mohamed, M. K. E. et al. (2024) ‘Ih^omnlc[f cgjf_g_hn[ncih i` [h
inline near infrared process control system for the
jli^o]ncih i` ][l[g_f’, Journal of Food Engineering, 361,
p. 111717. doi:
https://doi.org/10.1016/j.jfoodeng.2023.111717.
Mudau, T. N., Cohen, J. and Papageorgiou, E. (2024)
‘D_n_lgch[hnm [h^ ]ihm_ko_h]_m i` lionch_ [h^
advanced use of business intelligence (BI) systems by
g[h[a_g_hn []]iohn[hnm’, Information & Management,
61(1), p. 103888. doi:
https://doi.org/10.1016/j.im.2023.103888.
Nugroho, D. A. (2017). Pengantar Manajemen untuk Organisasi
Bisnis, Publik, dan Nirlaba. UB Press.
Prasetyo, M. A. M., & Sukatin, S. (2021). Aspek Psikologis
Organisasi Pendidikan Efektif. ITQAN: Jurnal Ilmu-Ilmu
Kependidikan, 12(1), 83-102.
https://doi.org/10.47766/itqan.v12i1.182
P[l[mol[g[h, A., Z_cnb[gf, V. A. [h^ B_lls, L. L. (1985) ‘A
Conceptual Model of Service Quality and Its Implications
`il Fonol_ R_m_[l]b’, Journal of Marketing, 49(4), p. 41.
doi: 10.2307/1251430.
Pl[^[h[, J. A., Lob, N. [h^ H[lc[mnonc, P. (2023) ‘KUALITAS
SISTEM LAYANAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-
SERVICE QUALITY’, jj. 9–17.
Psarommatis, F. et al. (2020) ‘Pli^o]n Qo[fcns Igjlip_g_hn
Policies in Industry 4.0: Characteristics, Enabling
Factors, Barriers, and Evolution Toward Zero Defect
M[ho`[]nolcha’, Frontiers in Computer Science,
2(August), pp. 1–15. doi: 10.3389/fcomp.2020.00026.

Dasar Manajemen 147


Priyatna, M. (2017). Manajemen pengembangan sdm pada
lembaga pendidikan Islam. Edukasi Islami: Jurnal
Pendidikan Islam, 5(09), 1231-1250.
http://dx.doi.org/10.30868/ei.v5i09.87
Permatasari, Dewi. (2005). Hakikat Manajemen dalam Organisasi.
Jurnal Tadulako, Vol.6, No. 1, Halaman: 2117-2122
Purwaningsih, A. P. (2023). Buku Ajar Hukum Bisnis. Nasya
Expanding Management.
P.Robbins,Stephen & Mary Coulter,(2010),Manajemen,Edisi
Kesepuluh Jilid 1, Jakarta: Erlangga.
-----------------------------------------------,(2010),Manajemen,Edisi
Kesepuluh, Jilid 2, Jakarta:Erlangga.

Rudianto,(2004),Penganggaran,Jakarta:Erlangga.
Rinnanik, Eka Pariyanti, Syaiful Bakhri, Buchori, Susi Sulastri,
Dede, Tri Mardiono, Sugiono, Miswan Gumanti, &
Misubargo. (2021). Ilmu Manajemen di Era 4.0.
Indramayu: Penerbit Adab.
Rivai, Veithsal. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan. Jakarta: Murai Kencana
Robbins, S.P. & Timothy, A.J. (2018). Perilaku Organisasi. Edisi
Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat
Rohman, Abd. (2017). Dasar-dasar Manajemen. Malang:
Intelegensia Media
Rahman, E. Y., Kaseger, M. R., & Mewengkang, R.
(2023). Manajemen pendidikan. Mafy Media Literasi
Indonesia.

148 Dasar Manajemen


Retpitasari, E. (2019). Pengorganisasian Industri Media
Islam. Jurnal Kopis: Kajian Penelitian dan Pemikiran
Komunikasi Penyiaran Islam, 2(1), 31-43.
https://doi.org/10.33367/kpi.v2i1.1051
Subekti, I. (2022). Pengorganisasian Dalam Pendidikan. TANJAK:
Journal of Education and Teaching, 3(1), 19-29.
https://doi.org/10.35961/tanjak.v3i1.422
Syafruddin, Periansya, Farida, E. A., Nanang Tawaf, S. T., Palupi,
F. H., ST, S., ... & Satriadi, S. (2022). Manajemen Sumber
Daya Manusia. CV Rey Media Grafika.
Siagian, Sondang. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Rineka Cipta
Silalahi, Ulber. (2011). Asas-asas Manajemen. Bandung: PT. Refika
Aditama
Sriyono. (2017). Pengantar Teori Manajemen. Kontribusi Luther
Gullick terhadap Manajemen Pemerintahan. Surabaya:
CV. Unggul Pangestu Nirmana
Sudaryono, Rahardja, Untung, dan Ninda Lutfiani. (2020). The
Strategy of Improving Project Management Using
Indicator Measurement factor Analysis (IMF) Method.
Journal of Physics: Conference Series. 1477 032023. IOP
Publishing. Paper. Open Access.
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-
6596/1477/3/032023/pdf
Suhariadi, F. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia : Dalam
Pendekatan Teoritis-Praktis. Airlangga University Press.
Siswanto, B. (1988). Manajer dan Informasi Akuntansi. Jakarta :
Intermedia.
__________. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara.

Dasar Manajemen 149


Stoner, James AF. Dan Charles Wankel. (1986). Management.
Third Edition. Prentice Hall.
Saleh, M. Y., & Said, M. (2019). Konsep & Strategi Pemasaran. CV
Sah Media.
Siagian, Sondang P. (2012). Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta :
Bumi Aksara.
Suarli, S dan Bahtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan
Pendekatan Praktis. Jakarta : Erlangga.
Sridadi, A. R. (2009). Aspek Hukum dalam Bisnis. Airlangga
University Press.
Soeharso, S. Y. (2020). Psikologi Bisnis : Paradigma Baru
Mengelola Bisnis. Lautan Pustaka.
Stephen, R. P. (1994). Teori Organisasi; Struktur, Desain, dan
Aplikasi. Arcan.
Sagara,Yusra,(2021),Sistem Pengendalian
Manajemen,Jakarta:Rajawali Press.
Sudaryono,(2017),Pengantar Manajemen Teori dan Kasus,
Yogyakarta:Penerbit CAPS.
Sumarsan,Thomas,(2020),Sistem Pengendalian Manajemen
Transformasi Strategi Untuk Keunggulan
Kompetitif,Jakarta:Cana Pustaka.
Supriyono,(2000),Sistem Pengendalian Manajemen,Edisi
Pertama,Buku 2,Yogyakarta:BPFE.
So^dcg[h, P.E.S. ^[h L.S. (2018) ‘KOMPUTER DALAM PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN Paul Eduard Sudjiman dan
Lorina Siregar Sudjiman COMPUTER BASED
MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM’, Jurnal TeIKa,
8, pp. 55–67. Available at:
https://jurnal.unai.edu/index.php/teika/article/view/2327

150 Dasar Manajemen


Se[l_, M., G[polip[, B. [h^ Kip[], V. (2023) ‘Ihp_mnca[ncih i`
selected key indicators of circular economy for
implement[ncih jli]_mm_m ch m_]nilc[f ^cg_hmcihm’,
Journal of Innovation and Knowledge, 8(4), p. 100421.
doi: 10.1016/j.jik.2023.100421.
Slack, N., Chambers, S. and Johnston, R. (2010) Operation
Management. Sixth edit. England: Pearson Education
Limited.
Slack, N. and Jones, A. B.- (2018) Operation and Process
Management : Principles and Pratice for Strategic
Impact. 5th edn. United Kingdom: Pearson Education
Limited.
Song, H. et al. (2022) ‘S]c_hnc`c] ehiqf_^a_ al[jb [h^ nl_h^
analysis of operation management: A bibliometric
[h[fsmcm’, Procedia Computer Science, 214, pp. 1049–1056.
doi: https://doi.org/10.1016/j.procs.2022.11.276.
Tian, Y. et al. (2022) ‘Hs\lc^ gi^_fcha g_nbi^ifias `or
chn_al[ncha ]omnig_lm’ \_b[pcilm chni msmn_g mcgof[ncih
ni cgjlip_ m_lpc]_ ij_l[ncihm g[h[a_g_hn’, Simulation
Modelling Practice and Theory, 115, p. 102445. doi:
https://doi.org/10.1016/j.simpat.2021.102445.
Tata sutabri, 2014 (2014) Analisis Sistem Informasi.ED.1.
Yogyakarta: ANDI.
Terry,R,George,(2005),Prinsip-Prinsip Manajemen,Jakarta:Bumi
Aksara.
Thomas, W. & Scarborough, N. M.. (2005). Essentials of
entrepreneurship and small business management.
Pearson Prentice Hall.
Tahir, R., Yendri, O., Iswahyudi, M. S., Waty, E., Yudhanegara, F.,
Sigamura, R. K., ... & Hayati, N. (2023). MANAJEMEN:

Dasar Manajemen 151


Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia.
Taufiq, A. R. (2019). Penerapan standar operasional prosedur
(SOP) dan akuntabilitas kinerja Rumah Sakit. Profita:
Komunikasi Ilmiah dan Perpajakan, 12(1), 56-66.
http://dx.doi.org/10.22441/profita.2019.v12.01.005
Umar, H. (2003). Business an introduction. Gramedia Pustaka
Utama.
Wibowo, U.D.A., dkk (2023). Perilaku Organisasi. Yogyakarta:
Penamuda Media
W[bdihi, S. I., M[lch[, A., M[li’[b, S. & Wc^[s[n.
(2020). Pengantar Bisnis Edisi Kedua. Prenamedia Group.
Weol, M., Singkoh, F., & Pangemanan, F. (2019). Manajemen
Sumber Daya Aparatur Sipil Negara Dalam Pelayanan
Publik di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil
Menengah Kabupaten Minahasa Selatan. JURNAL
EKSEKUTIF, 3(3), 1-8.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/a
rticle/view/26536
Wijaya, C., & Rifa'i, M. (2016). Dasar-Dasar Manajemen:
Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif
dan Efisien. Perdana Publishing.Wahyudi, A. (2019).
Bisnis & Kewirausahaan. Nasya Expanding Management.
Wibowo,Agus,2005,Sistem Pengendalian
Manajemen,(Management Con troll
Syistem),Semarang:Universitas Sains & Tekonologi
Komputer Semarang.
Widiana,Erma Muslicah,(2020),Pengantar Manajemen, Jawa
Tengah: Penerbit Para Persada.

152 Dasar Manajemen


Wcd[s[, C[h^l[ & Rc`[’I, Mob[gg[^. (2016). Dasar-dasar
Manajemen (Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi
secara Efektif dan Efisien). Medan: Perdana Publishing
Wc^d[d[hni, S. [h^ H[l^c Pol\[, H. (2021) ‘Scr Scag[
Implementation in Indonesia Industries and Businesses:
[ Ssmn_g[nc] Lcn_l[nol_ R_pc_q’, Journal of Engineering
and Management in Industrial System, 9(1), pp. 23–34.
doi: 10.21776/ub.jemis.2021.009.01.3.
Wignjosoebroto, S. (2003) Pengantar Teknik dan Manajemen
Industri. Surabaya: Guna Widya.
Zeithaml, V. A. (2016) Delivering Quality Service. 4th edn. New
York: Free Press. Available at:
https://books.google.co.id/books?id=kyvhCLoVmHgC.

Sumber Internet:
https://www.business.com/articles/how-to-choose-a-digital-
marketing-strategy/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/20/pengguna-
internet-di-indonesia-tembus-213-juta-orang-hingga-
awal-2023
https://en.wikipedia.org/wiki/Management
https://indonesiabaik.id/infografis/orang-indonesia-makin-melek-
internet
https://www.snhu.edu/about-us/newsroom/business/types-of-
digital-marketing

Dasar Manajemen 153


Ugung Dwi Ario Wibowo
Menekuni bidang psikologi dan industri, Ugung
Dwi Ario Wibowo atau yang biasa dipanggil mas
Ugung ini menggeluti riset-riset tentang perilaku
kerja dalam konteks organisasi syariah. Meraih
titel Doktor Ilmu Psikologi di Universitas
Padjajaran dengan penelitiannya tentang Kajian Anteseden
Komitmen pada Organisasi Syariah menuju Good Citizenship
pada Perbankan Syariah. Selain sebagai dosen di Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), saat ini
juga aktif di Sentra Kekayaan Intelektual, menjadi softskills
trainer, dan menekuni asesor kompetensi bidang Manajamen
SDM.
Beberapa program di media massa sarana berbagi oleh
Ugung, seperti program RUANG PSIKOLOGI di RRI Pro1 FM
Purwokerto dan talkshow ANGRINGAN (Ajang Sharing Ringan) di
stasiun televisi lokal, dan pengisi tetap mingguan rubrik
Konsultasi Psikologi di salah satu koran. Buku yang pernah ditulis
bersama yaitu Perilaku Organisasi (2023), Gen Z Marketing (2023),
dan Manajemen Pemasaran (2024).
Tergabung di organisasi profesi Himpunan Psikologi
Indonesia (HIMPSI) wilayah Jawa Tengah sebagai Wakil Ketua
sekaligus Ketua Korps Relawan Bencana (KRESNA) HIMPSI

154 Dasar Manajemen


wilayah Jawa Tengah. Saat ini Ugung juga tergabung di ASEAN
Moslem Community Association (AMCA). Ugung bisa dihubungi
melalui alamat email: ugungs@yahoo.com atau di nomor telepon
+62 812-2662-3737 (INA).

Imam Faisal Hamzah, S.Psi., M.A. merupakan


dosen di Fakultas Psikologi – Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Pendidikan
Sarjana di tempuh di Program Studi Psikologi
Universitas Diponegoro, sedangkan
Pendidikan Magister diperoleh dari Magister
Psikologi Universitas Gadjah Mada. Memiliki minat dalam
Psikologi Sosial dan Organisasi. Beberapa chapter dalam buku
yang pernah dipublikasikan di antaranya Tantangan Global Kaum
Milenial (2020) dalam buku Psikologi Milenial dan Faktor
Psikologi Manusia Dalam Mendorong Perekonomian Global
(Perspektif Psikologi Islam) (2014) dalam buku Segenggam Benih
Psikologi Islam. Email imamfaisalh@ump.ac.id

Ishak,S,Ag,MA. Lahir Medan 03 Mei 1973.


Lulus Sarjana di IAIN Medan tahun 1997
jurusan Pendidikan Agama Islam,meraih gelar
Magister Of Art (MA) dalam bidang Pendidikan
Islam konsentrasi Manajeman Pendidikan
Islam lulus pada tahun 2011 di Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Medan.
Riwayat Mengajar : pada SMA Negeri 1 Bendahara tahun dari
2002 sampai dengan 2007, SMK Negeri 1 Bendahara dari tahun
2007 sampai dengan sekarang.Selain itu juga mengabdikan diri
sebagai tenaga pengajar(Dosen) pada Universitas Islam Tamiang

Dasar Manajemen 155


berubah status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Aceh
Tamiang dari tahun 2011 sampai dengan sekarang.
Riwayat Karier Pekerjaan ; tahun 2008 sampai dengan 2012
diprecayai sebagai wakil bidang kurikulum di SMK Negeri 1
Bendahara, tahun 2011- 2016 diamanahkan sebagai wakil dekan
bidang kurikulum dan pengajaran pada Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah, tahun 2017-2018, diamanahkan sebagai Sekretaris
Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan pada STAI Aceh
Tamiang,dan pada tahun 2020 sampai dengan sekarang
diamanahkan Ketua Jurusan Ushuluddin dan Dakwah pada STAI
Aceh Tamiang.

Muhammad Arif, Lahir di Sungai Upih


Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau 28 April
1988. Saat ini merupakan dosen tetap pada
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Agama Islam Universitas Islam Riau. Lulus
Strata Satu (S1) di Jurusan Manajemen
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau (2012). Lulus Strata Dua (S2) di Program
Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Jakarta (2015).
Saat ini menempuh Programme Doctor of Philosophy in
M[h[a_g_hn Sofn[h A\^of H[fcg Mo’[^t[g Sb[b Ihn_lh[ncih[f
Islamic University Malaysia. Penulis aktif melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat yang telah dipublikasikan
pada jurnal nasional terakreditasi dan internasional bereputasi
serta aktif sebagai pembicara pada workshop dan seminar,
sebagai editor dan reviewer jurnal ilmiah nasional. Penulis juga
tergabung dalam organisasi profesi dan kemasyarakatan yaitu
Ikatan Keluarga Alumni UIN SUSKA Riau, Ikatan Ahli Ekonomi

156 Dasar Manajemen


Islam (IAEI) DPW Riau, Asosiasi Program Studi Ekonomi Syariah
Indonesia (APSESI).

Hayatul Khairul Rahmat, S.Sos., M.Han., lahir


di Nagari Muara Panas, sebuah desa kecil di
Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok,
Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 23 April
1997. Menyelesaikan Sarjana Sosial (S.Sos.)
pada Program Studi Bimbingan dan Konseling
Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta pada tahun 2018. Setahun berselang, penulis
melanjutkan studi strata dua pada Program Studi Magister
Manajemen Bencana, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas
Pertahanan Republik Indonesia dan lulus tahun 2021.
Setelah mendapatkan gelar magister di Universitas
Pertahanan Republik Indonesia, penulis pernah menjadi Dosen
Tidak Tetap di Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta dari Februari 2021 hingga Juni 2022,
selanjutnya penulis menjadi Staf Administrasi di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Militer Universitas
Pertahanan Republik Indonesia semenjak Juli 2022 hingga saat
ini. Mulai Juni 2023, penulis menjadi Dosen Tetap di Program
Studi Manajemen Bencana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Budi Luhur.
Untuk mengenal lebih jauh, dapat menghubungi melalui
surat elektronik pada hayatulkhairul@gmail.com atau
hayatul.khairulrahmat@budiluhur.ac.id atau juga bisa melalui
Instagram di @hkrahmat_.

Dasar Manajemen 157


Nur Aini Anisa, lahir di Tuban pada tanggal 14
April 1993. Menyelesaikan pendidikan di
Universitas Negeri Surabaya Fakultas Ekonomi
Jurusan S1 Pendidikan Tata Niaga dan lulus pada
tahun 2015. Kemudian melanjutkan S2 di
Universitas Negeri Surabaya Jurusan Magister
Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Ekonomi Bisnis
dan lulus pada tahun 2015.
Saat ini menjadi Dosen tetap di Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Pemuda dan menjabat sebagi ketua Lembaga Pejaminan
Mutu STIE Pemuda. Penulis aktif dalam penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Penulis pernah menerima hibah
penelitian dan menjadi Dosem Pembimbing Lapangan pada
kampus mengajar MBKM. Informasi tentang penulis
selengkapnya dapat menghubungi melalui via email
nurainianisa,stiepemuda@gmail.com.

Farah Putri Wenang Lusianingrum, M.Sc.


Penulis lahir di Kulon Progo tanggal 28 Januari
1992. Penulis adalah dosen tetap pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Berhasil menyelesaikan pendidikan
S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta dan melanjutkan studi S2 pada
Program Studi Ilmu Manajemen di Universitas Gadjah Mada.
Penulis aktif dalam publikasi ilmiah dan penulisan buku yang
berfokus pada bidang manajemen bisnis secara umum dan
pemasaran secara khusus.

158 Dasar Manajemen


Ir. Johan Alfian Pradana. Kelahiran Kediri Jawa
Timur tahun 1997, telah tersertifikasi: Certified
Supply Chain Management Professional tahun
2023, Certified Warehouse Management
Professional tahun 2023, Certified Product
Development Manager tahun 2023. Secara intens
berinteraksi dengan para praktisi yang bergerak
pada bidang manajemen produksi di manufaktur wilayah Sidoarjo
dan Sampang Madura, bidang pengembangan layanan provider di
wilayah Jam Gadang Bukittingi, bidang pengukuran beban kerja
pengendara motor di wilayah Malang, bidang proses bisnis di
manufaktur mesin Roll Forming, bidang Sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di manufaktur Wilayah Kediri, bidang digital
product & design artwork di wilayah Kediri, Salatiga, Bandung,
Kalimatan Barat, Malang dan Surabaya, bidang Studi Kelayakan
Bisnis Coffee Shop Wilayah Kediri. Penulis dapat dihubungi
melalui:
zoehuntz34@gmail.com,
https://www.linkedin.com/in/johan-alfi-444a6612b/
https://www.instagram.com/johanalfi/.

I Gusti Agung Prabandari Tri Putri, S.E., M.M


lahir di Denpasar 27 Juli 1995. Menyelesaikan
program sarjana dan magister di Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana.
Saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Primakara. Pernah mengajar pada

Dasar Manajemen 159


Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Ngurah Rai sejak tahun 2021-2023, serta menjadi
manajer keuangan pada perusahaan teh berbasis di Bali tahun
2017-2020. Penulis telah mengikuti sejumlah pelatihan dan
seminar untuk menunjang kegiatan akademik sebagai dosen,
serta memenuhi hobi menulis. Kecintaan pada bidang menulis
telah mendorong penulis menghasilkan sejumlah karya tulisan
seperti artikel populer, artikel ilmiah hasil penelitian maupun
pengabdian kepada masyarakat, serta berkontribusi pada book
chapter sebagai berikut:
1. Book Chapter bersama Global Research Network (GRN)
Make Earth Better: Ideas and Stories for The Mother Earth.
Jo^of \[\ ‚Small Changes from a Balinese Houshold to Make
Earth Better‛
2. Bunga Rampai bersama LPPM IKIP Saraswati Tabanan
Peran Generasi Z dalam Revolusi Pendidikan dan Pengajaran
di Era Literasi Digital dengan Pendekatan Kearifan Lokal.
Jo^of \[\ ‚Scpcfcm[mc Dcacn[f: N[mc\ Boeo ^[h Ihn_f_eno[fcn[m
G_h_l[mc Z‛.

Dr. Aan Rukmana, M.A., M.M. lahir di


Kuningan, 13 Januari 1982. Alumnus Pondok
Pesantren Daar El-Qolam ini menyelesaikan
pendidikan S1 Universitas Paramadina,
program studi Filsafat Islam dan S2, pada
bidang yang sama di Islamic College for
Advance Studies (ICAS), Jakarta dan S3 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Selepas lulus program doktoral, Ia melanjutkan program
S2 yang kedua kalinya dalam bidang manajemen pengetahuan
(knowledge management) di Universitas Bunda Mulia. Pernah

160 Dasar Manajemen


nyantri beberapa bulan di Qom, Iran untuk mendalami filsafat
Islam (2007) dan di Vatikan, Roma (2010). Ia juga aktif dalam
bidang kepemimpinan Islam (Islamic Leadership). Ia pernah
terpilih sebagai peserta Moslem Exchange Program (MEP) untuk
mengunjungi Melbourne, Queensland dan Sydney Australia.
Beberapa pelatihan kepemimpinan Islam pernah diikutinya,
mulai dari Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, hingga
Australia. Ia juga aktif membangun jaringan internasional dalam
rangka kerjasama pendidikan Pesantren Daar el-Qolam 3 Kampus
Dt[ ‘Itt[ m_j_lnc ^_ha[h M[f[smc[, J_j[ha ^[h Tolec. B_\_l[j[
karya yang terbit di antaranya: Seyyed Hossein Nasr, Penjaga
Taman Spiritualitas Islam (Jakarta: Dian Rakyat, 2013) dan Ibn
Sina: Sang Ensiklopedik Pemantik Pijar Peradaban Islam (Jakarta:
Dian Rakyat, 2013). Peta Filsafat Islam di Indonesia: Meneropong
Masa Depan Kajian Filsafat Islam di Indonesia (Jakarta: PT
Nagakusuma Media Kreatif: 2014). Senarai Filsafat dan
Kebudayaan (Yogyakarta: Aynat, 2016). Catatan Kecil Kebudayaan
(Jakarta: LPPM - PIEC, 2020). Islam dan Ilmu Pengetahuan
Perspektif Nurcholish Madjid dan Seyyed Hossein Nasr (Jakarta:
LPPM – PIEC, 2021). Cermin Hati (Depok: Yayasan Sekolah Alam
Kebun Tumbuh, 2021). Berislam Secara Kaffah (Yogyakarta: Jejak
Pustaka, 2022).

Dasar Manajemen 161


162 Dasar Manajemen

Anda mungkin juga menyukai