Anda di halaman 1dari 23

KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN DAN

DINAMIKA KELOMPOK PERGERAKAAN (ACTUATING) STAF

OLEH :

NI WAYAN MUJANI (P07120216021)


NI PUTU NUR ADIANA DEWI (P07120216022)
NI NYOMAN MURTI APSARI DEWI (P07120216023)
I GUSTI AYU INTAN ADRIANA SARI (P07120216024)
A.A. ISTRI MARANSIKA NIKE PUTRI (P07120216025)

D4 KEPERAWATAN TINGKAT IIIA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya selaku penulis dapat menyusun makalah ini
yang berjudul "KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN DAN
DINAMIKA KELOMPOK PERGERAKAN (ACTUATING) STAF" tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Denpasar, September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 2

C. TUJUAN PENULISAN .................................................................................................. 2

D. MANFAAT PENULISAN.............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4

A. KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN...................................... 4

1. Pengertian Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan .......................................... 4

2. Komponen Komunikasi............................................................................................... 4

3. Hambatan komunikasi ................................................................................................. 5

4. Proses Komunikasi ...................................................................................................... 6

5. Diagram Proses Komunikasi ....................................................................................... 7

6. Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan................................................................. 8

7. Model Komunikasi ...................................................................................................... 8

8. Aplikasi Komunikasi dalam Askep ............................................................................. 9

9. Teori Analisa Transaksional (Analisa Struktural) ..................................................... 11

10. Life Position (Posisi Hidup) .................................................................................. 12

11. Penerapan Manajemen bagi Analisa Transaksional .............................................. 13

B. Dinamika Pergerakkan Kelompok (Actuating) ............................................................ 13

1. Pengertian Actuating ................................................................................................. 13

2. Tujuan Actuating ....................................................................................................... 14

3. Elemen Actuating ...................................................................................................... 15

4. Contoh Penerapan ..................................................................................................... 16

iii
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 18

A. SIMPULAN .................................................................................................................. 18

B. SARAN ......................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya
orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam keperawatan, manajemen
berhubungan dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengaturan staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling)
aktivitas-aktivitas upaya keperawatan atau devisi departemen keperawatan dan dari sub
unit departemen. Sedangkan manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kepemimpinan dan
manajemen keperawatan. Malah sebenarnya, mungkin komunikasi merupakan konsep
yang paling penting dalam hidup. Komunikasi terjadi dalam setiap tahap proses
manajemen, semua dilakukan oleh pimpinan perawatan akan melibatkan komunikasi
baik dengan bawahan, atasan, maupun dengan rekan yang sejajar
posisinya.Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan
bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati,
sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian
yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu
dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang
satu”.Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer
keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian Swansburg (1990), bahwa lebih dari 80%
waktu yang digunakan manajer untuk berkomunikasi, 11% untuk membaca, 9% untuk
menulis.Kepler (1980) menyatakan bahwa komunikasi adalah kemampuan yang paling
penting dikuasai oleh seorang pemimpin.
Actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain pergerakan
pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah
mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam
mencapai tujuan perusahaan. Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang
dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan
(planning) dan usaha pengorganisasian.

1
Seorang manajer harus mampu bersikap yaitu objektif dalam menghadapi
berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan, objektif dalam menghadapi
perbedaan dan persamaan karakter stafnya baik sebagai individu maupun kelompok
manusia. Manajer mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan, peka terhadap
lingkungan dan adanya kemampuan bekerja sama dengann orang lain secara harmonis.
Dengan kata lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia yaitu mempunyai
kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan mampu bekerja sendiri dan pasti akan
memerlukan bantuan orang lain, manusia mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi
dan sosial, dan pada diri manusia kadang-kadang muncul juga sifat-sifat emosional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi dalam manajemen keperawatan?
2. Apa saja komponen komunikasi?
3. Apa saja hambatan komunikasi?
4. Apa saja proses komunikasi?
5. Bagaimana diafragma proses komunikasi?
6. Bagaimana prinsip komunikasi manajer keperawatan?
7. Bagaimana model komunikasi?
8. Bagaimana aplikasi komunikasi dalam askep?
9. Apa saja teori analisa transaksional?
10. Apa yang dimaksud dengan life position (posisi hidup)?
11. Bagaimana penerapan manajemen bagi analisa transaksional?
12. Apa yang dimaksud dengan actuating?
13. Apakah tujuan actuating?
14. Apa saja elemen actuating?
15. Apa saja contoh penerapannya?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi dalam manajemen keperawatan
2. Untuk mengetahui komponen komunikasi
3. Untuk mengetahui hambatan komunikasi
4. Untuk mengetahui proses komunikasi
5. Untuk mengetahui diafragma proses komunikasi
6. Untuk mengetahui prinsip komunikasi manajer keperawatan
7. Untuk mengetahui model komunikasi

2
8. Untuk mengetahui aplikasi komunikasi dalam askep
9. Untuk mengetahui teori analisa transaksional
10. Untuk mengetahui life position (posisi hidup)
11. Untuk mengetahui penerapan manajemen bagi analisa transaksional
12. Untuk mengetahui pengertian actuating
13. Untuk mengetahui tujuan actuating
14. Untuk mengetahui elemen actuating
15. Untuk mengetahui contoh penerapannya

D. MANFAAT PENULISAN
1. Dapat mengetahui pengertian komunikasi dalam manajemen keperawatan
2. Dapat mengetahui komponen komunikasi
3. Dapat mengetahui hambatan komunikasi
4. Dapat mengetahui proses komunikasi
5. Dapat mengetahui diagram proses komunikasi
6. Dapat mengetahui prinsip komunikasi manajer keperawatan
7. Dapat mengetahui model komunikasi
8. Dapat mengetahui aplikasi komunikasi dalam askep
9. Dapat mengetahui teori analisa transaksional
10. Dapat mengetahui life position (posisi hidup)
11. Dapat mengetahui penerapan manajemen bagi analisa transaksional
12. Dapat mengetahui pengertian actuating
13. Dapat mengetahui tujuan actuating
14. Dapat mengetahui elemen actuating
15. Dapat mengetahui contoh penerapannya

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN


1. Pengertian Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan
Komunikasi adalah suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan
suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima. Berikut definisi komunikasi menurut para ahli :
a. Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan
memberikan nasehat dimana terjadi antara dua orang atau lebih yang saling
bekerjasama (Tappen,1995)
b. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi
kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media
tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang
sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13).
c. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan,
informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara
etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis. Dalam kata communis ini memiliki
makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki
tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Jadi, Komunikasi adalah suatu
proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak
lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
nonverbal.

2. Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik.Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi
adalah:

4
a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak lain.
c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan.
dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang
mengalirkan getaran nada/suara.
d. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain.
e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan.

3. Hambatan komunikasi
Gangguan atau hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi
hambatan internal dan hambatan eksternal, yaitu:
a. Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang
terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami
gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi.
Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat
melakukan komunikasi dengan baik.
b. Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang
terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara
gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak berjalan
lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya dapat
menyebabkan salah pengertian.
Menurut Prof. Onong Uchjana Effendy, MA dalam bukunya Ilmu, Teori, dan
Filasafat Komunikasi. Ada 4 jenis hambatan komunikasi, yaitu :
a. Gangguan
Ada 2 jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya
dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan semantic.
1) Gangguan mekanik : Gangguan yang disebabkan oleh saluran
komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
2) Gangguan semantic : Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan
komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantic
tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Lebih banyak

5
kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat
pada komunikator, akan lebih banyak gangguan semantic dalam pesannya.
Gangguan ini terjadi dalam salah pengertian.
b. Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau
menghayati suatu pesan.
c. Motivasi terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan
keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan
motivasi seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima
dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan
mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya.
d. Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi suatu
kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-
apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak
melancarkan komunikasi.

4. Proses Komunikasi
Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah
pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang
diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama komunikator
menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti
komunikator memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam lambang
(bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian,
komunikan menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti
komunikan menafsirkan lambang yang mengandung perasaan dan pikiran
komunikator.

6
Menurut Wilbur Schramm (dalam Effendy,1994) menyatakan bahwa
komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator
cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni perpaduan
pengalaman dan pengertian yang diperoleh komunikan. Kemudian Schramm
juga menambahkan, bahwa komunikasi akan berjalan lancara apabila bidang
pengalaman komunikator sama dengan dengan bidang pengalaman komunikan.
Sebagai contoh: si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai
perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.
Bagi si A tentunya akan sangat mudah dan lancaraapabila pembicaraan
mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahsiswa.
Seandainya si A membicarakan hal tersebut dengan si C yang yang seorang
pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikasi tidak akan berjalan
lancar.
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah prosese penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambing sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi
karenakomunikan sebagai sarana berada di tempat yang relative jauh atau
jumlahnya banyak. Surat, te;epon fax, radiao, majalah, dll merupakan media
yang sering digunakan dalan komunikasi.

5. Diagram Proses Komunikasi


Semua fungsi manajer melibatkan proses komunikasi. Proses
komunikasi dapat dilihat pada skema dibawah ini :

7
6. Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan
a. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang siapa
yang akan kena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat.
b. Komunikasi harus jelas, sederhana dan tepat.
Nursalam (2001) mengemukakan prinsip komunikasi seorang perawat
profesional adalah CARE:Complete,Acurte,Rapid,English. Artinya setiap
melakukan komunikasi (lisan/tulisan) dengan teman sejawat atau profesi kesehatan
lain harus memenuhi ketiga unsur diatas. Profil perawat masa depan yang terpenting
adalah mampu berbicara dan menulis bahasa asing, minimal bahasa inggris.
a. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasidapat diterima secara
akurat, salah satu caranya bertanya / mengulangi pesan yang telah disampaikan.
b. Menjadi pendengar yang baik, menerima semua informasi yang disampaikan
orang lain dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan
yang disampaikan.

7. Model Komunikasi
a. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis digunakan untuk mencapai kebutuhan setiap
individu/staf, mengkomunikasikan pelaksanaan pengelolaan.
Menurut asosiasi pendidikan kesehatan amerika (1998) komunikasi tertulis
dalam sutu organisasi meliputi:
1) Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum menulis
2) Gunakan kata aktif
3) Tulis kata yang sederhana, familier, spesufik dan nyata
4) Atur isi tulisan secara sistematis
5) Jelas
b. Komunikasi secara langsung/verbal
Manajer selalu mengadakan komunikasi verbal kepada atasan dan bawahan
baik secara formal maupun informal.
Tujuan assertiveness. Perilaku asertif adalah suatu cara komunikasi yang
memberikan kesempatan individu untuk mengekspresikan perasaannya secara
langsung,jujur dan cara yang sesuai tanpa menyinggung perasaan orang lain
yang diajak komunikasi. Hal yang harus dihindari pasif,agresif.

8
c. Komunikasi non verbal
Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, pergerakan tubuh, dan
sikap tubuh (body language).
Komunikasi non verbal mengandung arti yang lebih signifikan
dibandingkan dengan komunikasi verbal. Komunikasi non verbal meliputi
komponen emosi terhadap pesan yang diterima atau disampaikan, tetapi akan
menjadi sesuatu yang membahayakan jika komunikasi non verbal diartikan
salah tanpa adanya penjelasan secara verbal. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam komunikasi non verbal:
1) Lingkungan tempat dimana komunikasi dilaksanakan
2) Penampilan sesuatu yang menarik (pakaian, kosmetik)
3) Kontak mata memberikan makna kesediaan seseorang untuk
berkomunikasi
4) Postur tubuh (gesture) bobot suatu pesan bisa ditunjukkan dengan
menunjukan telunjuknya, berdiri atau duduk
5) Ekspresi wajah
Komunikasi yang efektif memerlukan suatu respon wajah yang setuju
tehadap pesan yang disampaikan
Manajer yang efektif akan melakukan komunikasi verbal dan non
verbal, agar individu (atasan dan bawahan) dapat menerima pesan secara jelas.
d. Komunikasi via telepon
Dengan kemudahan sarana komunikasi memungkinkan manajer dapat
merespon perkembangan dan masalah dalam organisasi. Manajer dansemua staf
harus belajar etika bertelepon, serta menghargai setiap menjawab telepon.

8. Aplikasi Komunikasi dalam Askep


Kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi antara lain:
a. Saat timbang terima (operan)
1) Diperlukan komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien, intervensi yang
sudah dilakukan dan yang belum, serta respon pasien
2) Perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersama dengan perawat
lainnya dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien

9
b. Interview / Anamnesa
1) Suatu komunikasi dengan tujuan tertentu untuk memperoleh data tentang
keadaan pasien dan melaksanakan tindakan yang akurat
2) Merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh perawat kepada pasien pada
saat pelaksanaan asuhan keperawatan
Prinsip yang perlu diterapkan perawat dalam komunikasi ini adalah:
1) Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tudak tepat. Ciptakan suasana
yang hangat, kekeluargaan
2) Hindari interupsi / gangguan yang timbul akibat lingkungan yang gaduh
3) Hindari respon dengan kata hanya “ya dan tidak “ mengakibatkan
komunikasi tidak berjalan dengan baik, perawat kelihatan kurang tertarik
dengan topik yang dibicarakan dan enggan berkomunikasi
4) Jangan memonopoli pembicaraan
5) Hindari hambatan personal. Jika sebelum komunikasi perawat menunjukan
rasa tidak senang kepada pasien, maka akan berdampak pada hasil
komunikasi.
c. Komunikasi melalui komputer
1) Komputer merupakan alat komunikasi cepat dan akurat pada manajemen
keperawatan saat ini
2) Penulisan data-data pasien dalam computer akan mempermudah perawat lain
dalam mengidentifikasi masalah pasien dan memberikan intervensi yang
tepat.
3) Melalui komputer informasi-informasi terbaru cepat didapat menggunakan
internet bila perawat mengalami kesulitan dalam menangani masalah pasien.
d. Komunikasi tentang kerahasiaan
Perawat sering dihadapkan pada suatu dilema dalam menyimpan rahasia
pasien, disatu sisi perawat membutuhkan informasi dengan menghubungkan
apa yang dikatakan pasien dengan orang lain, di lain pihak perawat harus
memegang janji untuk tidak menyampaikan rahasia pasien kepada orang lain.
e. Komunikasi melalui sentuhan
1) Merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan
perawat
2) Sentuhan yang diberikan dapat sebagai terapi/tindakan mandiri perawat
untuk mengatasi masalah pasien

10
f. Dokumentasi sebagai alat komunikasi
Dokumentasi adalah alat yang digunakan dalam komunikasi
keperawatan untuk menvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar
tim kesehatan lain dan dokumen paten dalam pemberian asuhan keperawatan.
Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah:
1) Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat
2) Mengkomunikasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lain tentang apa
yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien. Komunikasi yang baik akan
meningkatkan hubungan professional antar perawat dan tim kesehatan
lainnya : dokter, ahli gizi, fisioterapis,dll. (Doc Stoc, Komunikasi dalam
Manajemen Keperawatan, 23-12-2009)

9. Teori Analisa Transaksional (Analisa Struktural)


Menurut Eric Berne (1960), Analisis transaksional adalah salah satu
pendekatan psikoterapi yang menekankan pada hubungan interaksional, dapat
digunakan untuk terapi individual, terutama untuk pendekatan kelompok.(dalam
Surya Muhamad :2003).
Analisis transaksional terdiri dari teori pengorganisasian kepribadian yang
diterapkan melalui proses analisis struktural, serta dilengkapi dengan interaksi
manusia yang tergambar dalam wacana analisis transaksional. Target yang ingin
dicapai adalah adanya tingkat kesadaran yang membuat seseorang mempunyai
kemampuan mental untuk membuat keputusan-keputusan baru berkaitan dengan
tingkah laku ke depan dan arah yang akan dituju dalam hidupnya. Konsep teori
Kepribadian dalamkepribadian dalam analisis transaksional : Status Ego
a. Ego Anak
Status ego anak berisi perasaan, tingkah laku dan bagaimana berpikir ketika
masih kanak-kanak dan berkembang bersama dengan pengalaman semasa
kanak-kanak. Jika individu melakukan, berperasaan, bersikap seperti yang
individu lakukan pada waktu masih kecil, maka individu tersebut dalam status
ego anak. Setiap individu akan mempunyai pengalaman dan masa kanak-kanak
yang berbeda-beda, maka status ego anak untuk setiap individu akan berbeda.
b. Ego Dewasa
Jika individu bertigkah laku secara rasional, melakukan testing terhadap realita,
maka individu tersebut dikatakan dalam status ego dewasa. Pengalaman-

11
pengalaman belajar yang didapatkan antara individu yang satu dengan yang lain
berbeda, mengakibatkan status ego dewasa juga berbeda. Status ego dewasa
dapat dilihat dari tingkah laku yang bertanggung jawab, tindakan yang rasional
dan mandiri. Sifat dari status ego dewasa adalah obyektif, penuh perhitungan
dan menggunakan akal.
c. Ego Orang Tua
Jika individu merasa dan bertingkah laku sebagaimana orang tuanya dahulu,
maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut dikatakan dalam status ego orang
tua. Oleh karena setiap individu mempunyai pengalaman pendidikan, sikap,
pandangan dan pendapat yang khs dari kedua orang tuanya, maka setiap
individu akan berbeda status ego orang tuanya. Status ego orang tua merupakan
suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip dengan
bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap dirinya.
(Indoskripsi, Transaksional, 23-12-2009)

10. Life Position (Posisi Hidup)


Belaian meupakan bagian dari suatu perhatian yang melengkapi stimulasi
yang optimal kepada individu. Belaian ini merupakan kebutuhan dalam setiap
interaksi sosial dan menyehatkan. Belaian ini tidak hanya dibutuhkan dan terjadi
pada anak, akan tetapi juga pada masa dewasa dan belaian yang diterima atau yang
diberikan akan menguatkan posisi hidup seseorang. Ada empat dasar posisi hidup :
a. I’m OK – You’re OK.Posisi ini merefleksikan bahwa individu mempunyai
kepercayaan terhadap diri sendiri dan percaya pada orang lain. Individu tidak
takut berhubungan dengan orang lain.
b. I’m OK – You’re not OK.Posisi ini merefleksikan bahwa individu
membutuhkan orang lain akan tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu
merasa superior, merasa mempunyai hak untuk mempergunakan orang lain
untuk mencapai tujuan pribadinya.
c. I’m not OK – You’re OK.Posisi ini merefleksikan bahwa individu merasa tidak
terpenuhi kebutuhannya dan merasa bersalah. Posisi ini merupakan posisi yang
paling umum yang biasa disebut depresif. Individu merasa bersalah, inferior,
depresi, ketidakpercayaan dan rasa takut.
d. I’m not OK – You’re not OK.Posisi ini merefleksikan bahwa dirinya merasa
tidak baik dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian

12
yang positif, individu akan menyerah dan merasa tidak berdaya.(Indoskripsi,
Transaksional, 23-12-2009)

11. Penerapan Manajemen bagi Analisa Transaksional


Analisa transaksional memiliki implikasi bagi manajemen keperawatan.
Karena seorang manajer harus mewujudkan sasaran kerja melalui usaha orang lain.
Komunikasi merupakan sarana pelengkap yang dapat berlangsung tak pasti, karena
komunikasi bersilang cenderung mematahkan komunikasi dengan cepat, sehingga
seorang manajer harus menyesuaikan keadaan egonya untuk saling melengkapi
transaksinya dengan supervise.
Manajer sebaiknya sadar bahwa asal semua jawaban anak dan orang tua
adalah posisi yang tidak OK yang memulai kehidupan seseorang. Metode
tradisional pendidikan keperawatan mempengaruhi jenis masalah transaksional
tertentu. Kehausan suatu belaian yang berkepanjangan mendorong permainan,
karena pengadaan belaian negative lebih baik dari pada tidak mendapatkan belaian
sama sekali.
Seringkali perawat mengalami masalah transaksional dengan para dokter.
Karena otoritas yang di berikan pada anggota profesi keperawatan sangatlah rendah
sehingga dokter lebih menguasai / berkuasa.Analisa transaksional merupakan
proses yang dimaksudkan untuk memperkuat dan mendorong keadaan ego dewasa
untuk menguji coba kenyataan dengan lebih efektif, memperkirakan akibatnya, dan
membuat pilihan yang diinformasikan.
(Gillies, Manajemen Keperawatan, 1989, Hal. 245 – 249).

B. Dinamika Pergerakkan Kelompok (Actuating)


1. Pengertian Actuating
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain
pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan)
adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif
dalam mencapai tujuan perusahaan.
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan
usaha pengorganisasian.

13
2. Tujuan Actuating
Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut:
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan.
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
d. roses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas
yang tinggi.
e. Fungsi aktuasi haruslah dimulai pada diri manajer selaku pimpinan organisasi.
Manajer yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar bekerja lebih
produktif, harus memahami dan menerapkan ilmu psikologi, ilmu komunikasi,
kepemimpinan dan sosiologi.
f. Seorang manajer harus mampu bersikap yaitu objektif dalam menghadapi
berbagai persoalan organisasi melalui pengamatan, objektif dalam menghadapi
perbedaan dan persamaan karakter stafnya baik sebagai individu maupun
kelompok manusia. Manajer mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan, peka
terhadap lingkungan dan adanya kemampuan bekerja sama dengann orang lain
secara harmonis.
g. Dengan kata lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia yaitu mempunyai
kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan mampu bekerja sendiri dan pasti
akan memerlukan bantuan orang lain, manusia mempunyai kebutuhan yang
bersifat pribadi dan sosial, dan pada diri manusia kadang-kadang muncul juga
sifat-sifat emosional.
Tujuan fungsi aktuasi, adalah:
a. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
b. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
e. Membuat organisasi berkembang secara dinamis

14
3. Elemen Actuating
Berikut ini adalah beberapa elemen penggerakan atau actuating dalam manajemen:
a. Coordinating adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar
terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan
perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai .
b. Motivating merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen
perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka
kinerja para karyawan dalam perusahaan pun akan optimal.
c. Communication, komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat
diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalin komunikasi
yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang kondusif di perusahaan
dan akan menumbuhkan teamwork atau kerjasama yang baik dalam berbagai
kegiatan perusahaan.
d. Commanding, dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa
seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah – langkah dan resiko dari
setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap keputusan dan langkah
akan memberi pengaruh bagi perusahaan. Dengan pengarahan yang baik dari
para atasan dan tujuan , visi dan misi yang jelas dari suatu manajer perusahaan
dapat menimbulkan efek yang positif untuk perusahaan itu sendiri, antara lain
teamwork yang baik dan dapat memunculkan decision maker yang
bagus.Karena decision makin dan teamwork dalam suatu perusahaan adalah
kunci kesuksesan suatu perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan perusahaan
seefektif dan seefisien mungkin. Bilamana diambil secara singkat dan ringkas,
maka fungsi actuating dapat tercakup dalam lima sub fungsi manajemen, yakni:
communicating, leading, directing, motivating, dan facilitating
e. Prinsip Actuating
Ada beberapa prinsip dalam penggerakan (actuating) staf suatu organisasi yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1) Efisien
2) Komunikasi
3) Jawaban terhadap pertanyaan 5w + 1H
4) Penghargaan linsentif

15
f. Tahapan Actuating
Tindakan actuating dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
a. Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul
kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan penuh semangat
sesuai dengan harapan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tindakan ini juga disebut motivating. Motivasi merupakan
proses dengan apa seseorang menejer merangsang bawahan untuk bekerja
dalam rangka upaya mencapai sasaran organisatoris sebagai alat untuk
memuaskan keinginan pribadi mereka sendiri. Contohnya adalah
menaikkan sistem upah untuk memotivasi para karyawan. Makin besar hasil
yang dikerjakan karyawan tersebut makin besar upah yang didapat.
b. Memberikan kesempatan pengembangan diri melalui pemberian pendidikan
dan pelatihan. Tindakan ini juga disebut koding yang meliputi beberapa
tindakan, seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi antara
pimpinan dan staf, memilih orang orang yang menjadi anggota kelompok
dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun keterampilan staf.
c. Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan
memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-
saran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan
dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah
ditetapkan.
d. Berkomunikasi secara efektif.

4. Contoh Penerapan
Contoh penerapan actuating dalam manajemen rumah sakit misalnya, seorang
kepala sub-bagian Asuhan Keperawatan yang melaksanakan fungsi pengarahan
(actuating), yaitu:
a. Memberikan bimbingan dan pembinaan asuhan keperawatan sesuaistandar.
b. Memberikan bimbingan terhadap penerapan SOP pelayanankeperawatan.
c. Memberikan bimbingan pendokumentasian asuhan keperawatansehingga
diperoleh catatan asuhan keperawatan yang akurat dan baru.
d. Mewakili tugas dan wewenang Kepala Bagian Pelayanan Keperawatanatas
persetujuan Wakil Direktur Pelayanan sesuai kebutuhan.

16
e. Menyampaikan dan menjelaskan tentang sistem pembinaan asuhankeperawatan
koordinasi dengan Kepala Ruangan.

17
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan tinjauan teori diatas maka penyusun dapat menyimpulkan bahwa
salah satu 18nsure yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan adalah
komunikasi. Komunikasi adalah suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan
suatu pesan dengan cara yag mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan
menerima.
Dalam manajer keperawatan, komunikasi harus diperhatikan sesuai dengan
konsepnya (komponen, proses, prinsip dan model) agar mendapatkan komunikasi
yang efektif tanpa adanya hambatan.
Actuating dalam manajemen adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan
usaha pengorganisasian.Actuating penting dalam manajemen dan berbeda dengan
ketiga fungsi lainnya karena dalam actuating berisi tentang hal-hal yang menyangkut
dengan proses dari sebuah manajemen, juga mengatur tentang hubungan kerja antar
orang.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang ada maka penyusun dapat memberikan saran
yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri yaitu agar lebih
memahami mengenai konsep manajemen dan kepemimpinan keperawatan
terkhususnya pada makalah ini yaitu mengenai komunikasi dalam keperawatan dan
actuating, demi mewujudkan kualitas pelayanan yang baik dengan komunikasi yang
baik dalam pengaplikasiannya di bidang keperawatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Gillies, D.A., 1994. Nursing management: a systems approach. (3rd edition). Philadelphia:
WB Saunders Company.

Handoko T. Hani .2002. Manajemen; Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas Yogyakarta :


BPFE.

Nursalam. 2001. Pendekatan praktis metodologi Riset Keperawatan. Jakarta. Info Medika.

Surya Mohammad, (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Tappen,R.M.1995.Nursing Leadership and Management.3.ed.Philadelphia:F.A. Davis


Company.

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Muninjaya, Gde, A,A. 2004. Manajemen Kesehatan. Edisi II. Jakarta:EGC.

Nuraida, I. 2008. Manajeman Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius


(Anggota IKAPI). Hlm. 11.

19

Anda mungkin juga menyukai