Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PERTANIAN,


ADOPSI TEKNOLOGI, PENYEBARAN INOVASI

Dosen Pengampu: Ikhsan Gunawan, SP., MMA

Oleh :

Ahmad Arifin
2026075

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dalam mata
kuliah ini dengan judul “Komunikasi Pembangunan Pertanian, Adopsi Teknologi,
Penyebaran Inovasi”. Salawat serta salam kapada Nabi Muhammad saw selaku utusan
Allah swt sebagai hamba dan rasul-Nya untuk menyeru umat manusia ke jalan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pada kesempatan ini pula kami sampaikan rasa terima kasih kepada para penulis
yang tulisannya kami gunakan sebagai bahan rujukan. Akhirnya kami menyadari, bahwa
tiada gading yang tak retak. Dalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran guna penyempurnaan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini, dapat bermanfaat baik untuk penulis sndiri
maupun untuk pembaca dan semoga makalah ini mendapatkan ridho dari Allah SWT.
Amin.

Pasir Pengaraian, 23 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iv
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
A. Pengertian Komunikasi Pembangunan ................................................................... 3
B. Konsep teoritis Komunikasi Pembangunan ............................................................ 3
C. Penerapan Komunikasi Pembangunan .................................................................... 4
D. Peran dan Fungsi Komunikasi dalam Pembangunan .............................................. 7
E. Komunikasi Pembangunan ..................................................................................... 7
F. PERSOALAN: RELOKASI VERSUS RENOVASI ............................................ 15
G. PARTISIPASI YANG TERPAKSAKAN ............................................................ 17
BAB III ............................................................................................................................. 18
PENUTUP ........................................................................................................................ 18
Rangkuman ................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19
TES FORMATIF .............................................................................................................. 20
ESAI.............................................................................................................................. 20
OBJEKTIF .................................................................................................................... 25

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Konsep Pendekatan Komunikasi Pembangunan ................................................... 9

iii
DAFTAR GAMBAR

Daftar Gambar 1. Alur Komunikasi .................................................................................. 13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting.Bukan hanya
dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum.Komunikasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan
sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara
yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk
dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama
adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan
pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.

Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa latin Organizare
“to form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk
sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau
terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber
bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan
wewenang.

Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan komunikasi.
Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada, jika ada tujuan
yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi
terletak pada peninjauannya yang terfokus pada manusia-manusia yng terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi.

Tujuan organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin.Pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan baik pula.Dengan
penguasaan komunikasi yang baik seorang pemimpin memiliki nilai tambah, baik dalam
kehidupannya secara umum, maupun dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja,
sehingga lebih produktif.

Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang


efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada
anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif, maka
visi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka
pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang mendorong
antusiasme serta komitmen orang lain.

Komunikasi dan pembangunan adalah dua hal yang berkaitan sangat erat. Komunikasi
merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan manusia untuk dapat
menyebarluaskan pendapat, gagasan dan berperan dalam membentuk hubungan antar
manusia. Kedudukan komunikasi dalam konteks pembangunan adalah “as an integral part
of development, and communication as a set of variables instrumental in bringing about
development” (Roy dalam Jayaweera dan Anumagama, 1987). Siebert, Peterson dan

1
Schramm (1956) menyatakan bahwa dalam mempelajari sistem komunikasi manusia,
seseorang harus memperhatikan beberapa kepercayaan dan asumsi dasar yang dianut
suatu masyarakat tentang asal usul manusia, masyarakat dan negara.
Dalam kaitannya dengan pembangunan, komunikasi dapat menjadi jembatan
yang menghubungkan antara kepentingan manusia sebagai inidividu atau organisasi
dengan pihak lainnya seperti publik. Pada konteks sosialisasi hasil pembangunan
misalnya diperlukan komunikasi untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pembangunan. Maksudnya, komunikasilah yang berperan dalam penyampaian
pesan-pesan pembangunan dan juga melalui komunikasi yang baik, masyarakat akan
berpartisipasi aktif dalam mendukung dan memelihara hasil-hasil pembangunan tersebut.
Pernyataan tersebut mengisyaratkan adanya hubungan yang erat antara kegiatan
pembangunan dan komunikasi. Artinya tanpa komunikasi, gagasan dan program
pembangunan akan mempengaruhi tingkat partisipasi publik sehingga yang pada
gilirannya akan dapat berpengaruh pada pencapaian sasaran pembangunan itu sendiri.
Dalam makalah ini akan diberi pembahasan lebih jauh mengenai keterkaitan
antara komunikasi dan pembangunan. Selain itu, ada diagram sederhana mengenai alur
proses komunikasi dalam upayanya mendukung jalannya pembangunan. Contoh kasus
tidak lupa kami tampilkan dalam makalah ini, selain untuk memberikan gambaran
pengaplikasian komunikasi dalam pembangunan, contoh yang diberikan juga dapat
membantu kita untuk memahami materi lebih dalam dengan cara yang mudah.

B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah di bahasnya suatu masalah maka harus ada poin poin
khusus yang dibahas sehingga apa yang dijadikan rumusan masalah itulah yang akan
diulas dalam pembahasan. Adapun poin penting permasalahan yang akan dibahas
dalam rumusan masalah. Latar belakang dari makalah ini adalah.

1. Bagaimana Penjelasan yang jelas tentang Komunikasi Pembangunan


Pertanian, Adopsi Teknologi, Penyebaran Inovasi?
2. Dampak apa yang ditimbulkan dari Komunikasi Pembangunan Pertanian,
Adopsi Teknologi, Penyebaran Inovasi?
3. Apa Saja Peran Dalam Pembangunan ?

C. Manfaat

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa makalah ini diharapkan dapat
memberikan manfaat positif dari aspek pengetahuan, pemahaman dan wawasan.
Sebagaimana pada umumnya manfaat makalah Komunikasi Pembangunan Pertanian,
Adopsi Teknologi, Penyebaran Inovasi yaitu

1. Supaya dapat memahami tentang penjelasan yang jelas tentang Komunikasi


Pembangunan Pertanian, Adopsi Teknologi, Penyebaran Inovasi
2. Agar dapat menyadari dan mengetahui dampak apa yang ditimbulkan dari
Komunikasi Pembangunan Pertanian, Adopsi Teknologi, Penyebaran Inovasi
3. Untuk dapat Mengidentifikasi faktor Komunikasi Pembangunan Pertanian,
Adopsi Teknologi, Penyebaran Inovasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Pembangunan


Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahsala
latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini
maksudnya adalah sama makna. Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi,
misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung
selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan[1].
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang kepada orang lain.
Komunikasi sangat berfungsi dalam proses-proses pembangunan, dalam hal ini
komunikasi dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai pembangunan
nasional, agar masyarakat memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan,
kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana perubahan, dan membangkitkan
aspirasi nasional.
Pembangunan adalah perubahan menuju pola-pola masyarakat yang
memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan yang
memungkinkan suatu masyarakatmempunyai kontrol yang lebih besar terhadap
lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan warganya
memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri ( innayatullaah 1967 ).[2]
Tujuan umumnya adalah proyeksi terjauh dari harapan-harapan dan ide-ide
manusia, komponen-komponen dari yang terbaik yang mungkin, atau masyarakat ideal
terbaik yang dapat dibayangkan. Tujuaan khususnya adalah pencapaian sasaran dari suatu
program tertentu.
Komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dan praktikum komunikasi
dalam konteks negara-negara berkembang, terutama kegiatan komunikasi untuk
perubahan sosial yang berencana. Komunikasi pembangunan dimaksudkan untuk secara
sadar meningkatkan pembangunan manusiawi, dan itu berarti komunikasi yang akan
menghapuskan kemiskinan, pengangguran dan ketidakadilan. Komunikasi pembangunan
pada dasarnya merupakan gagasan dan konsep yang tidak mudah dipahami sampai
kemudian diterjemahkan kedalam bentuk tindakan. Komunikasi pembangunan dapat
dikatakan sebagai kegiatan penyebaran dari nilai-nilai kesejahteraan (=welfare value) dan
nilai-nilai tingkah laku anggota masyarakat (=deference value).
Komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang atau
sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya
dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam
keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.

B. Konsep teoritis Komunikasi Pembangunan


Dalam arti luas
a. Studi lerner
Ia menganalisis hubungan antara tingkat urbanisasi dengan tingkat melek huruf,
dengan penggunaan media massa, kemudian dengan tingkat partisipasi
masyarakat dalam kegiatan politik.
b. Studi McClelland

3
Melakukan studi tentang dorongan psikologis yang memotivasi suatu masyaraat
untuk mencapai kemajuan. Bila motivasi pencapaian disuatu negara tampak
rendah dapat diperkirakan bahwa pertumbuhan ekonominya rendah atau
setidaknya kurang bertumbuh.
c. Studi Wilbur Schramm
Mengkaji peranan komunikasi dalam pembangunan nasional. Dia
mengemukakan bahwa media massa dapat berperan dalam beberapa hal. Yang
paling pokok adalah dapat membantu menyebarluaskan informasi tentang
pembangunan, dapat mengajarkan melek huruf serta keterampilan lainnya yang
memang dibutuhkan untuk membangun masyarakat dan dapat menjadi penyalur
suara masyarakat agar mereka turut ambil bagian dalam pembuatan keputusan
dinegaranya.
d. Teori difusi inovasi
Termasuk kedalam pengertian peran komunikasi secara luas dalam mengubah
masyarakat melalui penyebarluasan ide-ide dan hal-hal yang baru adalah kegiatan
yang dikenal dengan difusi inovasi.

C. Penerapan Komunikasi Pembangunan


Aktivitas yang dimaksud adalah “penyuluhan pertanian” disektor pertanian,
“komunikasi, informasi dan edukasi” dan “pemasaran sosial kontrasepsi” dilapangan
keluarga berencana, “komunikasi penunjang pembangunan” pada proyek-proyek
pembangunan, “dukungan komunikasi” dan “informasi, motivasi dan edukasi”
dilingkungan proyek-proyek Bank Dunia, dan berbagi proyek komunikasi dilapangan
pendidikan baik formal maupun nonformal.
1. Bidang pertanian[6]
a. Proyek Masagana 99
Tujuan proyek ini adalah meningkatkan produksi beras, dengan memberikan kredit,
pinjaman, sarana pertanian dan informasi mutakhir mengenai konsep dan praktek
pertanian.
Media yang digunakan dalam proyek ini adalah radio, komik, brosur, selebaran, bulletin,
majalah berbahasa lokal, surat kabar, televisi, dan komunikasi antarpribadi.
b. Proyek basic village education (BVE)
Proyek ini didesain untuk menguji keefektivan aneka intervensi komunikasi dipedesaan
Guatemala, dan telah menyumbangkan hasil-hasil yang konklusif bagi para perencana
pertanian tentang kemampuan komunikasi untuk mempengaruhi adopsi praktek-praktek
pertanian yang baru. Intervensi komunikasi yang diujikan adalah radio sendirian saja,
pesawat TV umum desa saja, radio plus pesawat TV umum, dan radio plus pesawat TV
umum plus petugas penyuluh.
Dari proyek BVE dipelajari bahwa pembangunan pertanian dapat dipercepat dengan
menambah siaran radio yang dikembangkan dengan cermat, berorientasi musim, kepada
suatu program penyuluhan yang pernah ada.
2. Bidang keluarga berencana
Sektor ini agaknya disebut sebagai aktivitas yang paling serius hubungannya dengan
komunikasi. Ada beberapa penyebab intensifnya kegiatan komunikasi di lapangan KB,
yaitu :
a. Belajar dari keberhasilan yang di capai pada bidang yang lain, seperti pertanian,
pendidikan, dan sebagainya.
b. Mendesaknya proritas masalah kependudukan bagi sebagian besar negara sedang
berkembang.

4
c. Tersedianya dana dan sumber (resources) yang bukan saja cukup, bahkan berlimpah,
dari badan-badan internasinonal seperti Bank Dunia, population Council, Rockefeller
Foundation, dan lain sebagianya.
Secara garis besar, kegiatan komunikasi KB berkisar pada beberapa hal yang pokok,
yaitu :
a. Menanamkan pengertian bahwa jumlah anak perlu dikendalikan atau di rencanakan.
b. Mengubah persepsibahwa semakin banyak anak berarti bertambah banyak rezeki.
c. Mendidikkan keterampilan menggunakan alat kontrasepsi
d. Mengubah sikap dan perilaku yang berkenaan dengan usia perkawinan.
1) Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
Konsep ini bermula dan dikembangkan dilingkungan kegiatan keluarga
berencana. Penerapan teori praktik dan komunikasi yang mencakjup implikasi sosial
pertumbuhan populasi dan implikasi personal kontrasepsi, menurut Ecchols (1977) dapat
dikelompokkan kedalam 3 fase, yaitu :
Pertama, Ketika tidak ada program ataupun dukungan, pada saat orang menyadari adanya
problem kependudukan dan berusaha untuk memperoleh penerimaan bagi kontrasepsi
Kedua, adalah fase ketika suatu aktifitas KB yang terbatas dilaksanakan oleh sejumlah
kecil orang yang membujuk klien agar datang, mendidik mereka, mengenai kontrasepsi
dan memberikan pelayanan kepada kklien tersebut.
Ketiga, merupakan tahapan ketika prograam ini telah mencapai suatu fase yang memiliki
program dan personil tersendiri untuk masing2 aspek :
Informasi dan edukasi, penyampaian pelayanan klinik KB dan pusat kesedihan tindak
lanjutan,latihan personil program sosio-ekonomi yang mempromosikan keluarga
kecil,dan studi tentang keefektifan.
2) Strategi komunikasi aktifitas KIE
Menurut worrar 1977 ada 6 strategi komunikasi yang berkembang di lingkungan
aktifitas KIE untuk KB yaitu :
1. Penggunaan saluran medis dan komunikasi tradisional
2. Sosial marketing
3. Pendidikan kependudukan
4. Penggunaan media massa
5. Penggunaan insentif dan disinsentif
6. Pengintergrasian KB di dalam ISSU pembangunan lebih luas

3) Sosial marketing Kontrasepsi


Proyek-proyek sosial merketing kontrasepsi merupakan suatu sosial action
program / progream aksi sosial yang di cangkokkan ke sistem distribusi sosial dan
pemassaran dari sarana KB tersebut.
Tujuannya adalah menumbuhkan suatu pasaran massal bagi kontasepsi yang
dijual dengan harga terendah yang layak. Pada dasarnya proyek sosial marketing dalam
program KB adalah : mempromosikan, mendistribusikan, dan menjual suatu produk
kontrasepsi kepada konsumen melalui suatu jalur pengecer yang telah ada dengan harga
yang relatif rendah dan disubsidi untuk mencapai suatu tujuan sosial yang diakui, yakni
memperluas penggunaan kontrasepsi.

3. Komunikasi penunjang pembangunan (development support communications)[8]


Secara luas KPP dapat di definisikan sebagai suatu penggunaan yang berencana
sumber2 daya informasi dan komunikasi oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Sumber-sumber daya komunikasi tersebut mencakup keluarga biaya fasilitas dan
peralatan bahan2 media komunikasi.

5
Suatu kemampuan KPP dilingkungan suatu badan akan meningkatkan keefektifan
program nya dengan membantu mengubah pengetahuan, sikap, dan prilaku staff nya, dan
hal layak sasaran program yang dituju menurut arah yang diinginkan. Secara oprasional
program KPP terdiri dari tugas-tugas berikut ini :
a. Menentukan jenis informasi yang dibutuhkan oleh staffbadan yang bersangkutan dan
sasaran program pendesaan, sekaligus metode dan saluran komunikasi untuk menjangkau
mereka secara efektif
b. Menemukan dan merakit informasi yang dibutuhkan
c. Memproses informasi menjadi bentuk-bentuk pesan yang sesuai dengan staff badan
yang bersangkutan dan khalayak yang di tuju
d. Menyampaikan pesan dengan metode dan saluran yang tepat
e. Memonitor dan mengevaluasi efek dari pesan dan keseluruhan program KPP

4. Dukungan komunikasi (comunication support) pada proyek Bank Dunia[9]


Menurut perret (1982) merumuskan dukungan komunikasi sebagai aktifitas-aktifitas
informasi, motivasi, atau edukasi yang di design untuk membantu mencapai tujuan dari
suatu proyek induk melalui penciptaan suatu iklim sosial yang mendukung perubahan.
Penerapan DK pada proyek-proyek Bank Dunia
a. Pendidikan
Sektor pendidikan agaknya mempunyai lebih banyak pengalaman dalam menciptakan
infratruktur penyiaran dibanding sektor manapun dalam lingkaran Bank Dunia. Perhatian
yang sebelumnya tertuju pada TV kini beralih kepada radio karena lebih murah dan lebih
sedikit menuntut keterampilan manajerial dan teknik, sehingga lebih cocok untuk negara-
negara berkembang. Aktivitas DK pada sektor ini umumnya diarahkan untuk
menyampaikan pengetahuan.
b. Kependudukan, Kesehatan dan Gizi
Aktivitas DK diarahkan untuk mengubah sikap mental dan prilaku, sekalipun
penyebarluasan informasi dasar mengenai kesehatan dan perawatan kesehatan juga
memainkan peranan.
c. Pertanian
Berdasar berbagai alasan sokongan Bank Dunia bagi pembangunan pertanian telah
difokuskan untuk memperkuat dan memeperluas sistem penyuluhan pertanian yang kuno.
d. Perkotaan
Proyek-proyek pembangunan perkotaan mempunyai serangkaian komponen dan biasanya
memiliki komponen perumahan yang meliputi peningkatan daerah slum pemukiman
golongan berpenghasilan rendah, dan perumahan bagi golongan berpendapatan rendah
yang baru dalam bentuk pelayanan dan lokasi.
e. Air dan Sampah
Di sektor ini, DK kerap kali disebut sebagai “pendidikan kesehatan”. Dalam prakteknya
lingkup perhatian yang lebih luas biasanya tersangkut, yang mencakup promosi
penerimaan, dorongan terhadap aktivitas swakarya, motivasi untuk penggunaan secara
teratur dan tepat akan penyediaan air, jamban dan pengumpulan sampah; motivasi dan
edukasi agar para pengguna memelihara sarana tersebut, dan promosi praktek higieni
yang lebih baik untuk pribadi, rumah tangga dan masyarakat.
f. Transportasi
Pada sektor ini DK mempunyai dua fungsi utama yaitu menyumbang keamanan jalan dan
membantu dalam menjamin keterlibatan setempat dalam konstruksi dan pemeliharaan
jalam pedesaan.
5. Pendidikan[10]

6
Proyek radio mathematichs, Proyek ini merupakan suatu eksperimen yang didesign untuk
menyelidiki kelayakan penggunaan radio sebagai suatu medium pembelajaran dalam
mengajarkan matematika untuk sekolah dasar.
6. Kesehatan[11]
Penerapan komunikasi pembangunan dibidang kesehatan termasuk yang intensif
pengembangannya, yang pada dasarnya merupakan penerapan komunikasi pembangunan
untuk keperluan pelayanan kesehatan masyarakat.

D. Peran dan Fungsi Komunikasi dalam Pembangunan


1. Fungsi komunikasi (media massa) dalam pembangunan
a. Sebagai pemberi informasi
b. Pembuatan keputusan
c. Sebagai pendidik

2. Peran komunikasi dalam pembangunan


a. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujuk nilai-
nilai, sikap mental dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi
b. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru
c. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya
pengetahuan
d. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk
bertindak
e. Komunikasi memudahkan perrencanaan dan implementasi pembangunan yang
berkaitan dengan kebutuhan penduduk
f. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi
suatu proses yang berlangsung sendiri

E. Komunikasi Pembangunan
Pada 1958 hingga 1986, komunikasi pembangunan disambut dengan antusiasme dan
optimisme, tetapi tahun-tahun berikutnya, optimisme mengenai topik komunikasi
pembangunan pun menurun dan riset di bidang akademis mengenai komunikasi
pembangunan menyusut (Sarvaes 2008). Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh
kekecewaan para akademisi mengenai konsep top-down yang awalnya dipersepsikan
harus diadopsi. Konsep top-down yang dikemukakan oleh Rogers sebagai dasar teoritis
yang populer untuk inisiatif pembangunan yang dikenal dengan difusi inovasi (Inagaki
2007). Kritik juga muncul dari sisi paradigma modernisasi yang banyak disetujui baik
dari akademisi maupun praktisi. “Komunikasi pembangunan juga dianggap kehilangan
tenaganya sebagaimana orang-orang yang kecewa terhadap kebijakan pemerintah,” ujar
Kiran Prasad dari Universitas Sri Padmavati Mahila di India (Khan 2013). Lebih lanjut,
Khan (2013) mengatakan banyak akademisi mengobservasi bahwa sebagian besar
pemerintahan Asia pada kurun waktu 1980 hingga 2000 meliberalisasi sektor industri
telekomunikasi dan media mereka sehingga lebih beroerientasi pada sisi komersial yang
bertolak belakang dengan orientasi pembangunan. Munculnya alternatif-alternatif
terhadap paradigma lama tentang pembangunan menyiratkan bahwa peranan komunikasi
dalam pembangunan harus berubah (Rogers 1976).
Konsep komunikasi pembangunan telah berkembang dari awalnya proses linier
yang top-down yang tidak mempertimbangkan sikap dan perilaku individu menjadi
proses bottom-up dan partisipatif, mencari konsensus dan kepemilikan di tingkat akar
rumput (Grossroots). Komunikasi harus mampu memimpin khalayaknya yang miskin dan

7
dalam kondisi tidak beruntung untuk memahami alasan dari masalah mereka sendiri dan
mengidentifikasi solusi untuk diterima menggunakan usaha kolektif. Bentuk pasif dan
linier komunikasi sudah basi dan tidak efektif lagi (Call 2011 dalam Carciotto dan
Dinbabo 2013). Kritik paradigma modernisasi sejak tahun 1970an telah mengajukan
berbagai model pengembangan baru yang secara kolektif disebut "pendekatan
partisipatif" yang diprakarsai oleh Freira melalui pedagogi pembebasan (Inagaki 2007).
Hingga saat ini, pendekatan partisipatif banyak digunakan negara-negara berkembang
dalam konsep pembangunan.
Komunikasi pembangunan adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian
gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai
pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami,
menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan (Dilla 2007, Harun dan Ardianto 2011).
Lebih lanjut, Dilla (2007) dalam konsep tersebut, komunikasi pembangunan dilihat
sebagai usaha mengkomunikasikan pembangunan kepada masyarakat, agar ikut serta
dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan. Oleh karena
itu, komunikasi pembangunan berperan penting dalam proses pembangunan.
Sarvaes (2008) komunikasi pembangunan adalah berbagi pengetahuan yang bertujuan
mencapai konsensus untuk tindakan yang memperhitungkan kepentingan, kebutuhan dan
kapasitas semua pihak. Malkins (1996) mengemukakan bahwa komunikasi pembangunan
melibatkan penggunaan komunikasi yang strategis dalam perancangan dan implementasi
dalam pembangunan untuk mengurangi masalah sosial dalam masyarakat yang sedang
berkembang. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi pembangunan adalah komunikasi
yang dilakukan untuk perubahan sosial yang terencana, melibatkan pemerintah dan
berbagai pihak (pemangku kepentingan) dalam implementasi program-program
pembangunan yang ditujukan kepada masyarakat.
Secara konseptual, komunikasi pembangunan bersumber dari teori komunikasi dan
teori pembangunan yang saling menopang. Teori komunikasi digunakan untuk
menjembatani arus informasi (ide, gagasan) baru, dari pemerintah kepada masyarakat
atau sebaliknya. Melalui proses komunikasi, pesan-pesan pembangunan dapat diteruskan
dan diterima khalayak untuk tujuan perubahan. Teori pembangunan digunakan sebagai
karakteristik bentuk perubahan yang diinginkan secara terarah, dan progresif, dari satu
kondisi ke kondisi yang lain, atau dari satu keadaan menuju keadaan yang lain (Dilla
2007). Komunikasi pembangunan memiliki peran dalam pengarahan dan penyebaran ide-
ide, gagasan inovasi dari tingkat akar rumput (grossroots).
Servaes (2008) perubahan komunikasi pembangunan terjadi pada arah komunikasi
pembangunan linier menjadi komunikasi dua arah (dialog), komunikasi tidak terpusat
pada komunikator, tetapi memberikan perhatian kepada penerima pesan, serta
menekankan pada pemahaman makna daripada penyebaran informasi. Tufte dan
Mefalopluos (2009) menjabarkan konsep kerangka heuristik pendekatan komunikasi
pembangunan.

8
Tabel 1. Konsep Pendekatan Komunikasi Pembangunan

Komunikasi Model Difusi Inovasi (Satu- Model Partisipatif (Dua-


Pembangunan arah/komunikasi monolog) arah/Komunikasi Dialogis

Definisi Kekurangan informasi Kerjasama dengan pemangku


Permasalahan kepentingan rendah

Aspek Budaya Budaya sebagai penghambat Budaya dianggap sebagai cara


dan kesatuan hidup

Aspek Katalis Agen perubahan berasal dari Menjalin kerjasama dengan


luar agen dari dalam dan luar

Aspek Pendidikan Gaya pendidikan Bank Gaya pendidikan bebas


(Bank Pedogogy) (Liberating pedagogy)

Aspek Kelompok Pasif, target merupakan Aktif, target merupakan


Sasaran peserta pemangku kepentingan

Cara berkomunikasi Membujuk Dialog, menyesuaikan dengan


masalah sosial, mengatasi
masalah

Tujuan utama Perilaku individu Perilaku individu dan sosial,


perubahan norma sosial dan hubungan
sosial

Hasil yang Perubahan perilaku individu, Hubungan kerjasama yang erat


diharapkan orientasi terhadap jumlah dan menimbulkan tindakan
bersama (Collective action)

Durasi aktifitas Jangka pendek Jangka menengah dan panjang

Sumber: Tufte dan Mefalupolus (2009)

Komunikasi pembangunan pada model difusi inovasi mencakup berbagai strategi


yang bertujuan untuk memecahkan masalah karena "kurangnya pengetahuan dan
informasi". Agen perubahan eksternal mendorong proses, tanpa sedikit ruang untuk
berpartisipasi. Pada model partisipatif lebih menekankan adanya perilaku yang kolektif
dan reflektif oleh pemangku kepentingan yang terkait. Pusat perhatian pada model
partisipatif ini adalah pemberdayaan masyarakat dengan keterlibatan aktif dalam
identifikasi masalah, pengembangan solusi dan implementasi strategi.
Pendekatan komunikasi yang mendukung model partisipatoris memunculkan beberapa
atau semua tema berikut: (1) partisipasi para penerima manfaat yang dimaksud di
berbagai atau semua tahapan siklus proyek/program, (2) horizontal dialog bukan
transmisi informasi vertikal, (3) penanaman kepercayaan dan saling pengertian daripada
persuasi, (4) tindakan tingkat lokal dan bukan program tingkat nasional, (5) pengetahuan

9
lokal, (6) peran spesialis pembangunan sebagai fasilitator dan peserta yang setara
daripada pengambil keputusan, (7) proses komunikasi dan bukan hasil yang spesifik, dan
(8) penggunaan komunikasi untuk mengartikulasikan hubungan sosial yang mendalam.
Dari sudut pandang pragmatik, komunikasi partisipatif dapat menjadi alat strategis untuk
mencapai tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya (Inagaki 2007).
Banyak definisi yang kita dapat peroleh mengenai pembanguunan, namun dalam
pengertian sehari-hari yang sederhana, pembangunan merupakan suatu usaha yang
dilakuan oleh suatu masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Namun untuk
suatu pembahasan yang berlatar belakang ilmiah, tentu harus diusahakan suatu pengertian
yang kurang lebih menggambarkan apa yang dimaksudkan sebagai pembangunan, yang
secara umum dapat diterima oleh mereka yang ikut membahasnya.
Rodgers (1969,1971) mengartikan pembangunan sebagai proses perubahan sosial yang
bersifat partisipatori secara luas untuk memajukan keadaan sosial dan kebendaan
(termasuk keadilan yang lebih besar, kebebasan, dan kualitas yang dinilai tinggi oleh
yang lainnya) bagi mayoritas masyarakat melalui perolehan mereka akan kontrol yang
lebih besar terhadap lingkunganya.
Sementara itu menurut Seers (1969) sebagai salah satu istilah teknis, pembangunan
berarti membangkitkan masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang dari
keadaan kemiskinan, tingkat melek huruf yang rendah, pengangguran dan ketidak adilan
sosial.

Pembangunan Sebagai Proses Belajar

Dengan kompleksnya kehidupan itu sendiri, maka wajarlah bila interpretasi


tentang lingkup dan makna pembangunan juga menjadi bervariasi, sesuai dengan latar
belakang pengulasnya. Soedjatmoko (1986) pembangunan harus dilihat tidak sebagai
sesuatu yang kita peroleh, melainkan sesuatu yang kita pelajari. Maksud dari kata belajar
disini adalah peningkatan kemampuan masyarakat, baik secara individual maupun
kolektif, tidak hanya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan, melainkan juga untuk
mengarahkan perubahan itu sendiri sehingga sesuai dengan tujuan yang bersangkutan.
Juga berarti belajar untuk mematahkan pola batin yang menerima fasilitas sebagai satu-
satunya jawaban terhadap penindasan dan keadaan tak berdaya yang telah berlangsung
berabad-abad lamanya.

Strategi Pembangunan Menentukan Strategi Komunikasi


Strategi pembangunan menentukan strategi komunikasi, maka makna komunikasi
pembangunan pun bergantung pada modal atau paradigm pembangunan yang dipilih oleh
suatu negara. Peranan komunikasi pembangunan telah banyak dibicarakan oleh
para ahli, pada umumnya mereka sepakat bahwa komunikasi mempunyai andil penting
dalam pembangunan. Everett M. Rogers (1985) menyatakan bahwa, secara
sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem
sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Pada
bagian lain Rogers menyatakan bahwa komunikasi merupakan dasar dari perubahan
sosial.
Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan tentunya perubahan ke
arahyang lebih baik atau lebih maju keadaan sebelumnya. Oleh karena itu peranan
komunikasi dalam pembangunan harus dikaitkan dengan arah perubahan tersebut.
Artinya kegiatan komunikasi harus mampu mengantisipasi gerak pembangunan.
Dikatakan bahwa pembangunan adalah merupakan proses,
yang penekanannya pada keselarasan antara aspek kemajuan lahiriah dan

10
kepuasan batiniah. Jika dilihat dari segi ilmu komunikasi yang juga
mempelajari masalah proses, yaitu proses penyampaian pesan seseorang
kepada orang lain untuk merubah sikap, pendapat dan perilakunya. Dengan
demikian pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga komponen, yakni
komunikator pembangunan, bisa aparat pemerintah ataupun masyarakat, pesan
pembangunan yang berisi ide-ide atau pun program-program pembangunan,
dan komunikan pembangunan, yaitu masyarakat luas, baik penduduk
desa atau kota yang menjadi sasaran pembangunan.
Dengan demikian pembangunan di Indonesia adalah rangka
pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia,
harus bersifat pragmatik yaitu suatu pola yang membangkitkan inovasi bagi masa
kini dan yang akan datang. Dalam hal ini tentunya fungsi komunikasi harus berada di
garis depan untuk merubah sikap dan perilaku manusia Indonesia sebagai
pemeran utama pembangunan, baik sebagai subjek maupun sebagai objek
pembangunan.
Berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan konsep
komunikasi pembangunan, maka dapat dilihat dalam arti luas dan terbatas.
Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi
komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di
antara masyarakat dengan pemerintah, dimulai dari proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.
Sedangkan dalam arti terbatas, komunikasi pembangunan merupakan segala
upaya dan cara serta teknik penyampaian gagasan dan ketrampilan pembangunan yang
berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan diwujudkan pada
masyarakat yang menjadi sasaran dapat memahami, menerima dan
berpartisipasi dalam pembangunan.

Dalam karyanya yang tergolong klasik, Schramm (1964) merumuskan tugas


pokok komunikasi dalam suatu perubahan sosial dalam rangka pembangunan nasional,
yaitu:

1. Menyampaikan kepada masyarakat, informasi tentang pembangunan nasional,


agar mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan,
kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana perubahan, dan
membangkitkan aspirasi nasional.
2. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara
aktif dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog agar melibatkan
semua pihak yang akan membuat keputusan mengenai perubahan, memberi
kesempatan kepada para pemimpin masyarakat untuk memimpin dan
mendengarkan pendapat rakyat kecil, dan menciptakan arus informasi yang
berjalan lancer dari bawah ke atas.
3. Mendidik tenaga kerja yang diperluka pembangunan, sejak orang dewasa,
hingga anak-anak, sejak pelajaran baca tulis, hingga keterampilan teknis yang
mengubah hidup masyarakat.

Ada hal lain yang menjadi keterkaitan antara komunikasi dengan


pembangunan. Hal tersebut adalah media massa. Media massa adalah salah satu
bentuk media komunikasi massa yang dalam hal ini, kaitannya adalah dengan
menyiarkan suatu semangat kebersamaan, dan dengan mengikutsertakan sebanyak
mungkin anggota masyarakat yang menjadi khayalaknya, media massa dapat
menumbuhkan suatu aspirasi bersama di kalangan anggota masyarakat. Secara

11
psikologis masyarakar memerlukan mood atau suasana tertentu yang mendorong
atau menggairahkan mereka berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan. Media
massa dapat membantu menciptakan hal itu melalui siaran da nisi pesan yang
disampaikan.
Saluran media massa pada umumnya lebih banyak digunakan untuk
komunikasi informatif. Dengan saluran ini komunikator pembangunan berusaha
untuk memperkenalkan dan memberikan pengetahuan mengenai pesan-pesan
pembangunan. Selanjutnya untuk perubahan perilaku, aktivitas komunikasi harus
dilipatgandakan dengan menggunakan berbagai macam saluran.

Hagen (1962) dan McClelland(1961) menekankan bahwa komunikasi


dalam keluarga juga penting, khususnya mengenaik efek sampingnya untuk
motivasi yang dianggap penting bagi pembangunan. Sosialisasi keluarga
merupakan unsur utama dalam teori pembangunan yang mereka ajukan, dan
jelaslah bahwa komunikasi merupakan factor penting dalam proses sosialisasi
tersebut.
Dengan berlangsungnya pembangunan, muncul bentuk-bentuk hubungan
baru yang memerlukan norma-norma baru pula sebagai hasil consensus bersama.
Untuk menyebarluaskan norma-norma tersebut tentunya komunikasi merupakan
suatu instrument utama.

Mengapa mengkomunikasikan informasi tentang pembangunan terhadap


masyarakat itu penting? Hal ini karena pembangunan pada pokoknya untuk
mengubah kehidupan seluruh lapisan masyarakat. Misalnya pada bidang pertanian,
pembangunan saluran irigasi dirasa perlu dibangun agar para petani dapat bersawah
lebih baik karena pengairannya tertaur dan terjamin, dan dengan begitu hasil panen
akan bertambah dan pendapatan masyarakat akan meningkat. Kalau masyarakat
tidak tahu yang sedang dibangun adalah saluran irigasi untuk keperluan mereka
sendiri, bisa-bisa mereka tidak peduli. Malah ada kemungkinan timbul salah
paham, bahwa yang sedang dibanguun adalah milik seseorang dan bukan keperluan
bersama.
Untuk dapat berubah diperlukan wawasan yang luas. Namun akibat
sumber informasi yang masih terbatas, wajarlah jika pandangan masyarakat belum
terlalu luas. Karena itu kemampuan media massa untuk menyebarluaskan infromasi
akan membantu memperluas wawasan masyarakat. Kemudian perhatian
masyaarakat difokuskan pada upaya membangun agar pikiran mereka tidak sekedar
tertuju pada kerutinan sehari-hari yang kurang produktif. Dengan memusatkan
perhatian pada upaya bersama yang bernama pembangunan diharapkan kreasi,
aspirasi, dan keikutsertaan masyarakat dapat didayagunakan secara lebih
bermanfaat.
Masyarakat harus senantiasa diajak diaja untuk menghargai dan
memberi nilai tinggi kepada hal-hal positif sekaligus merupakan kesempatan
berdialog ataupun berkomunikasi secara timbal balik untuk kepentingan bersama.
Menurut Scrhamm keadaan sector komunikasi di negara berkembang umumnya
masih payah, maka pertama-tama harus dibangun lebih dahulu sarana komunikasi
di masing-masing negara. Pembangunan komunikasi dapat dilakukan melalui suatu
perencanaan komunikasi yang dapat mengaktualisasikan pesan pembangunan
dengan cara-cara yang dapat mendorong tercapainya tujuan pembangunan
(Hancock, 1978:2). Menurut pemikiran Schramm dapat digambarkan sebagai
berikut

12
Daftar Gambar 1. Alur Komunikasi

Untuk Pembangunan Supaya Pembangunan


meningkatkan memerlukan masyarakat diinformasikan
kehidupan keaktifan berpartisipasi
masyarakat masyarakat
perlu
pembangunan

Perlu sarana Perlu


informasi pembangunan
komunikasi

Dari sekian banyak ulasan para ahli mengenai peran komunikasi pembangunan,
Hedebro (dalam Nasution, 2004:102-103) mendaftar 12 peran yang dapat dilakukan
komunikasi dalam pembangunan, yakni:

1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan


membujukkan nilai-nilai, sikap mental, dan bentuk perilaku yang
menunjang modernisasi.
2. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai
dari baca-tulis ke pertanian, hingga ke keberhasilan lingkungan, hingga
reparasi mobil (Schram,1967).
3. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya
pengetahuan.
4. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-
olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis
untuk menciptakan kepribadian yang mobile.
5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang
untuk bertindak nyata.
6. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru
dan keharmonisan dari masa transisi (Rao,1966).
7. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi
dalam pembuatan keputusan di tengah kehidupan masyarakat.
8. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang
bercirikan tradisional, dengan membawa pengetahuan kepada massa.
Mereka yang beroleh informasi akan menjadi orang yang berarti, dan para
pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-
orang lain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.

13
9. Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang
mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal.
10. Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya
arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat membantu
meningkatkan aktivitas politik (Rao, 1966)
11. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-
program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk
12. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik
menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri (self-perpetuating).

Konsep komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti yang luas dan terbatas.
Dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi
(sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal-balik) diantara semua pihak yang
terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak
dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan.
Sedang dalam arti yang sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan
cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan
yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada
masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat
memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang
disampaikan tadi.

Kedua pengertian tadi merupakan acuan dari konsep komunikasi pembangunan


pada umumnya. Sedangkan konsep komunikasi pembangunan khas Indonesia dapat
didefinisikan sebagi berikut :

“ Komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang


atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan
perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang
dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat” (Effendy, 2005: 92).

Agar komunikasi pembangunan lebih berhasil mencapai sasarannya, serta dapat


menghindarkan kemungkinan efek-efek yang tidak diinginkan. Kesenjangan efek
ditimbulkan oleh kekeliruan cara-cara komunikasi, hal ini bisa diperkecil bila memakai
strategi komunikasi pembangunan yang dirumuskan sedemikian rupa, yang mencakup
prinsip-prinsip berikut:

a. Pengunaan pesan yang dirancang secara khusus (tailored message) untuk


khalayak yang spesifik.
b. Pendekatan “ceiling effect” yaitu dengan mengkomunikasikan pesan-pesan
yang bagi golongan yang dituju (katakanlah golongan atas) merupakan
redudansi (tidak lagi begitu berguna karena sudah dilampaui mereka atau
kecil manfaatnya, namun tetap berfaedah bagi golongan khalayak yang
hendak dicapai.
c. Penggunaan pendekatan “narrow casting” atau melokalisir penyampaian
pesan bagi kepentingan khalayak .
d. Pemanfaatan saluran tradisional, yaitu berbagai bentuk pertunjukkan rakyat
yang sejak lama berfungsi sebagai saluran pesan yang akrab dengan
masyarakat setempat.

14
e. Pengenalan para pemimpin opini di kalangan lapisan masyarakat yang
berkekurangan (disadvantage), dan meminta bantuan mereka untuk
menolong mengkomunikasikan pesan-pesan pembangunan.
f. Mengaktifkan keikutsertaan agen-agen perubahan yang berasal dari
kalangan masyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan yang
beroperasi di kalangan rekan sejawat mereka sendiri.
g. Diciptakan dan dibina cara-cara atau mekanisme keikutsertaan khalayak
(sebagai pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri) dalam proses
pembangunan, yaitu sejak tahap perencanaan sampai evaluasinya (Nasution,
2004:163-164).

F. PERSOALAN: RELOKASI VERSUS RENOVASI


Dengan belajar dari peristiwa bencana banjir besar yang hampir menenggelam-
kan ibukota Jakarta pada bulan Februari 2007, pemerintah pusat propinsi (Pemprov) Jawa
Timur dan pemerintah Kota Surabaya kembali melangkah lebih serius untuk membahas
persoalan penataan permukiman di sepanjang stren kali kota Surabaya.
Keinginan pemerintah provinsi tersebut untuk menata bangunan di stren kali
sebenarnya sudah lama muncul sejak diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur No. 134
tahun 1997 tentang Peruntukan Sempadan Sungai. SK Gubernur tersebut merupakan
upaya tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No.
70/PKT/1996 tentang penetapan garis sepandan sungai-sungai di wilayah kerja
Perusahaan Jasa Tirta pada sungai: Kali Surabaya, Kali Wonokromo, Kali Porong dan
Kali Kedurus.
Surat Keputusan Gubernur tersebut kemudian diberlakukan pada tanggal pada
11-13 Maret 2002 yang dibarengi dengan upaya penertiban permukiman. Puluhan
bangunan yang tanpa izin di atas tanah bantaran, tanggul, dan sempadan Kali
Wonokromo lanngsung ditertibkan. Penertiban tersebut tentu mendapatakan reaksi keras
dari warga stren dan sejumlah elemen masyarakat. Khawatir terjadi pergolakan,
pemerintah provinsi Jawa Timur menyurutkan langkah mundur. Argumentasi dasar yang
digunakan karena belum adanya kajian dari berbagai aspek yang layak dari para
akademisi. Pula dari kajian hukum, Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur tidaklah kuat
karena tidak dipayungi norma hukum yang lebih tinggi, yaitu peraturan daerah.
Pasca penertiban tahun 2002 tersebut, Gubernur Jawa Timur melalui Surat
keputusan Nomor: 188/253/KPTS/01 3/2003 tanggal 20 Oktober 2003 membentuk Tim
Kajian Teknis. Tim tersebut beranggotakan beberapa unsur masyarakat mulai dari
Pemprov, Perum Jasa Tirta I, Pemkot Surabaya, Pemkab Sidoarjo, Pemkab Gresik,
Pemkab Mojokerto, Departemen Pekerjaan Umum, LSM, Organisasi Profesi, Perguruan
Tinggi hingga wakil warga stren kali. Tim kajian teknis melakukan kegiatan mulai
tanggal 23 Oktober 2003 hingga 15 Januari 2004 dan hasil kajian tersebut kemudian
diserahkan kepada gubernur dan Menteri Pekerjaan Umum.
Begitu rumitnya permasalahan penertiban bangunan liar di bantaran kali
Surabaya, perda yang mengatur masalah penertiban mengalami penundaan lagi setelah
memakan waktu yang cukup lama dalam kajian pembahasannya. Lamanya pembahasan
hingga akhirnya mengalami penundaan pelaksanaan perda lebih dikarenakan masalah
tersebut sangat pelik. Kaitannya tidak hanya masalah norma hukum belaka, tetapi juga
berpautan dengan masalah sosial-ekonomi, dan budaya. Seperti yang disampaikan
sumber informasi dari Dinas PU Pengairan sebagai berikut: "Masalah bangunan liar di
sepanjang stren kali kota Surabaya bukan merupakan masalah yang gampang tapi rumit
karena penyelesaiannya tidak hanya terkait dengan materi ( ekonomi ) saja tetapi juga
masalah sosial dan budaya. “ ( Sumber : Wawancara, 2007 )

15
Perbedaan persepsi istilah tentang (relokasi) dari pihak pemerintah dan
(renovasi) dari wakil masyarakat dan DPRD yang harus dimasukkan dalam perda juga
menjadi (alotnya) pembahasan kajian perda. Relokasi bagi masyarakat berarti
(penggusuran) tanpa ada solusi yang pasti. Sementara masyarakat menghendaki adanya
renovasi setelah permukiman mereka digusur. Karenanya, aksi demo pun tidak bisa
dihindari dan terus bergejolak.
Alotnya pembahasan konsep relokasi dan renovasi yang kemudian berujung pada
tindakan penggusuran secara paksa mengindikasikan bahwa pembangunan yang
dilakukan pemerintah tidak lagi mencerminkan pembangunan yang berbasis masyarakat.
Artinya, pemerintah telah mengabaikan bagaimana keankenaragaman, pengetahuan, dan
kearifan lokal masyarakat dalam proses pembangunan. Sementara konsep (renovasi)
yang ditawarkan warga dan wakil-wakilnya kepada pemerintah telah menunjukkan
bagaimana sebenarnya kesadaran, kemauan, dan pengetahuan masyarakat akan
pentingnya partisipasi dalam pembangunan. Trauma terhadap penggusuran yang
dilakukan pemerintah kota selama ini telah tertanam kuat dalam kognisi mereka betapa
pemerintah berlaku (semena-mena) dengan tidak pernah memperhatikan nasib warga dan
keluarganya pasca penggusuran.
Trauma mendalam yang pernah mereka lihat ketika terjadi pengggusuran I di
Stren Kali Jagir Sebelah Tmur tampaknya tertanam cukup kuat dalam mindset warga
stren kali. Setelah digusur, pemerintah menempatkan mereka di penampungan sementara
di kantor Transmigrasi sampai berbulan-bulan hingga ada keputusan untuk menempati
rusun di daerah Penjaringan Surabaya.
Tuntutan masyarakat terhadap hak asasi, keadilan, dan kepastian hukum dalam
proses pembangunan haruslah menjadi prioritas utama. Masyarakat sebagai subjek
pembangunan memiliki kebebasan dalam menentukan arah pembangunan sesuai dengan
kehendak dan pengetahuan yang dimiliki. Tugas pemerintah adalah memberikan tempat
utama bagi prakarsa, keanekaragaman lokal, kearifan lokal, keadilan, dan kepastian
hukum. Paradigma pembangunan yang berbasis masyarakat semacam inilah yang
seharusnya mulai dipahami pemerintah.
Seperti yang dipaparkan warga stren Kali Jagir Wonokromo: "Jangan asal
digusur aja terus digeletakkan, kalaupun relokasi harus benar-benar ada dulu
bangunannya, jangan hanya di peteki (diusir) kayak doro (burung dara) tetapi harus
diganti dulu kurungannya (sangkamya) kemudian doronya dimasukkan. Jangan langsung
seperti dulu di Panjang Jiwo semburat ditaruh di kantor transmigrasi. Di situ
kemampuannya kan hanya satu minggu terus ditelantarkan begitu aja tidak diurus
sehingga sampai sekarang ini. Karena itu udah sekarang kita kompak aja." (sumber: hasil
wawancara, 2007) Tuntutan renovasi, istilah yang digunakan warga stren kali, sebagai
ganti rugi atas lahan yang telah mereka beli dan bangun untuk mendapatkan rumah layak
huni, juga belum ada kesepakatan antara pemerintah dan warga. Mereka hanya bisa
pasrah dan menarik nafas kekecawaan atas tindakan pemerintah yang akhirnya harus
menggusur lahannya. " Lha kita ini kan mau beli tanah kan gak bisa. Tanah kan mahal,
jadi saya mau kontrak itu memang cukup 2-3 tahun, daripada 3 tahun ribut pindah lagi
kan gitu. Jadi, mending beli tanah situ saya bangun waktu itu bangun yang habis 30 juta,
kan dibelikan tanah 30 juta kan tidak boleh tapi saya hitung sama kontrak masih
unrung.Cuma sekarang itu saya ini ndak berpikir masalah ini, sekarang berpikir untuk
cari nafkah anak gitu, kalau kena gusur itu sudah nasib, gak tahu pemerintah
pengertiannya gimana masak kena gusur gitu aja”.
Pemerintah harus mengubah paradigma pembangunan ekonomi modernitas ke
arah paradigma pembangunan berbasis masyarakat. Tidak hanya rakyat yang harus
berubah ke arah derajat kualitas yang lebih baik, tetapi pemerintah juga harus melakukan

16
reformasi birokrasi pembangunan. Strategi komunikasi pembangunan yang digunakan
pun harus berubah, yaitu ke arah partisipasi dan pemberdayaan. Sedangkan dalam kasus
di Jagir dan banyak tempat yang lain tentang fasum, strategi komunikasi yang digunakan
pemerintah faktanya lebih bersifat persuasif
Tetap bertahannya warga stren Kali Jagir menempati kawasan itu karena mereka
merasa mendapatkan legitimasi power dari pejabat setempat dengan dikeluarkannya surat
kepemilikan tanah (lihat tabel:4). Selain itu, pernyataan-pernyataan (politis) yang
disampaikan wakil rakyat juga telah memberikan ‖legalitas kenyamanan‖ bagi warga
untuk menempati lahan itu. Dan bagi warga, pernyataan tersebut memiliki kekuatan
magis tersendiri karena mereka merasa mendapatkan energi baru kehidupan sebagai
kelompok yang termarginalkan kehidupannya di tengah perkotaan. ‖Memang saya
merasa tenang dengan ucapan pejabat tinggi kota Surabaya tersebut, tapi sebenarnya saya
juga takut kalau suatu saat nanti ada penggusuran. Karena dulu pernah waktu bangun
masih setengah badan, ada pegawai dari dinas Badan Pengairan yang memberikan surat
edaran tentang ketentuan yang berlaku pada warga stren kali di sini dan memberikan
peringatan, katanya kalau buat rumah jangan dekat sungai nanti kalau ada gusuran
gimana ”

G. PARTISIPASI YANG TERPAKSAKAN


Awalnya kondisi permukiman yang dibangun warga Stren Kali Jagir Surabaya
adalah bangunan semi permanen. Oleh karena selama kurun waktu tertentu tidak
mendapatkan peringatan dari pihak yang berwenang serta tidak ada permasalahan dengan
permukiman yang didirikan, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Pengairan, mereka
meningkatkan status bangunan permukiman menjadi permanen. Warga menyadari bahwa
apa yang mereka lakukan dengan memanfaatkan kawasan tersebut sebagai permukiman
adalah sebuah kesalahan. Pasalnya adalah mereka tidak mengetahui peraturan daerah
ataupun perundang-undangan tentang pemanfaatan lahan di sepanjang stren kali. Selama
mereka tinggal di kawasan tersebut belum pernah ada satu pun yang namanya sosialiasasi
yang dilakukan oleh pemerintah setempat mengenai penggunaan fasilitas umum.
Komunikasi yang ada hanyalah bersifat himbauan kepada warga agar tidak melakukan
pencemaran sungai dengan tetap tidak mengganggu kelancaran air serta menjaga
kebersihannya.

Sosialiasasi yang dilaksanakan menjelang eksekusi penggusuran versus


penertiban, bagi masyarakat, terkesan terlambat dan tidak tegas dalam melaksanakan
penegakan hukum. Kekecewaan pun merambah di seluruh warga yang terancam dengan
gusuran. Situasi dan kondisi semacam inilah yang oleh warga dianggap sebagai situasi
yang paling menakutkan dalam sejarah kehidupan mereka.

17
BAB III
PENUTUP

Rangkuman
Komunikasi pembangunan adalah proses penyebaran pesan oleh seseorang atau
sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya
dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam
keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.
Aktivitas yang dimaksud dalam penerapan komunikasi pembangunan adalah
“penyuluhan pertanian” disektor pertanian, “komunikasi, informasi dan edukasi” dan
“pemasaran sosial kontrasepsi” dilapangan keluarga berencana, “komunikasi penunjang
pembangunan” pada proyek-proyek pembangunan, “dukungan komunikasi” dan
“informasi, motivasi dan edukasi” dilingkungan proyek-proyek Bank Dunia, dan berbagi
proyek komunikasi dilapangan pendidikan baik formal maupun nonformal.

18
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2003. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Petelur. Tanggerang:
Agromedia Pustaka
Cruden dan Sherman, dalam bukunya, 1976, Personel Management

R. Wayne Pace dan Don F. Faules.2006. Komunikasi Organisasi; strategi meningkatkan


kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga, Jakarta

Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E. Merril


Publishing Company, Columbus, Ohio.

Cruden dan Sherman, dalam bukunya, 1976, Personel Management


R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi; strategi meningkatkan
kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga, Jakarta

Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E. Merril


Publishing Company, Columbus, Ohio.

19
TES FORMATIF

ESAI
1. Jelaskan pengertian komunikasi dari berbagai dimensi !

Jawab :

Jika dipandang sebagai proses, komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan


penerimaan pesan yang berlangsung secara dinamis. Secara simbolik, komunikasi
menggunakan berbagai lambing atau simbol yang dinyatakan dalam bentuk nonverbal
(isyarat, gerak dan ekspresi) maupun verbal (Bahasa lisan dan tertulis). Sementara
sebagai sistem, komunikasi terdiri atas unsur-unsur yang saling bergantung dan
merupakan satu kesatuan yang integratif.

2. Jelaskan proses komunikasi melalui berbagai model !

Jawab :

· Model komunikasi Aristoteles

1. Pembicara, yakni sumber komunikasi atau orang yang menyampaikan pesan

2. Apa yang dibicarakan

3. Penerima, yaitu orang yang menerima pesan

· Model komunikasi David R.Berlo

a. Sumber : sumber sering disebut komunikator, source, sender atau encoder

b. Pesan : adalah sesuatu (pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda)


yang disampaikan pengirim kepada penerima pesan

c. Saluran dan media : saluran komunikasi terdiri atas komunikasi lisan, tertulis dan
elektornik

d. Penerima : adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim

e. Umpan balik : merupakan respons atau reaksi yang dilakukan oleh penerima

f. Efek : merupakan perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan

g. Lingkungan : adalah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya


komunikasi. Lingkungan dapat berupa lingkungan fisik, sosial budaya, psikologis,
dimensi waktu

· Model komunikasi Bovee and Thill

1. Pengirim memiliki ide/gagasan : komunikasi diawali dengan adanya ide/gagasan dalam


pikiran

2. Ide diubah menjadi pesan : Ide/gagasan yang ada dalam pikiran pengirim tidak mudah
dimengerti oleh orang lain sehingga pikiran diubah menjadi pesan.

20
3. Pemindahan pesan : setelah ide diubah menjadi pesan, tahap selanjutnya adalah
memindahkan pesan kepada penerima melalui berbagai bentuk komunikasi (verbal,
nonverbal, lisan atau tertulis) dan media komunikasi

4. Penerima menerima pesan : penerima mengartikan pesan yang diterima

5. Penerima pesan dan mengirim umpan balik : sebagai tanggapan atas pesan yang
diterima, penerima akan memberi sinyal (misalnya mengangguk, tersenyum atau secara
tertulis)

3. Bagaimana perbedaan komunikasi nonverbal dan verbal ?

Jawab :

· Komunikasi verbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap dan
sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata atau
sering disebut Bahasa isyarat.

· Komunikasi verbal merupakan suatu bentuk komunikasi dimana pesan disampaikan


secara lisan atau tertulis menggunakan suatu Bahasa.

4. Sebutkan beberapa contoh komunikasi noverbal dan verbal !

Jawab :

· Contoh komunikasi nonverbal : membelakakan mata atau mengepalkan tangan untuk


menyatakan kemarahan, mengangguk untuk menyatakan persetujuan, saling menyentuh
untuk menunjukkan perhatian.

· COntoh komunikasi verbal : komunikasi lisan (berbicara dan mendengar) dan juga
komunikasi tertulisa atau written communication (menulis dan membaca)

5. Mengapa komunikasi nonverbal sangat penting ?

Jawab :

Komunikasi nonverbal sangat penting karena berfungsi untuk meyakinkan apa yang
diucapkan, menunjukkan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-
kata, menunjukkan jati diri, dan menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa
belum sempurna.

6. Apa yang dimaksud komunikasi yang efektif ?

Jawab :

21
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang memberikan pemahaman yang sama
dan merangsang pihak lain untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif akan menambah keberhasilan individu maupun organisasi.

7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi !

Jawab :

1. Kredibilitas dan daya Tarik komunikator

Kredibilitas komunikator menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan dianggap benar


dan dapat dipercaya. Kredibilitas juga bisa muncul melalui keahlian dan status sosial.
Dan seorang komunikator yang memiliki daya Tarik akan dikagumi, disenangi, dan
komunikannya tersedia melakukan upaya perubahan.

2. Kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan

Suatu pesan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik apabila memenuhi kondisi :

- Menarik perhatian

- Menggunakan lambing atau Bahasa yang dipahami komunikan

- Mampu memahami kebutuhan pribadi komunikan

3. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami pesan

Komunikan akan berlangsung efektif apabila komunikan memiliki kemampuan untuk


memahami pesan, sadar akan kebutuhan dan kepentingannya, mampu mengambil
keputusan sesuai kebutuhan dan kepentingannya serta secara fisik dan mental mampu
menerima pesan

8. Jelaskan tipe atau tingkatan komunikasi beserta fungsinya !

Jawab :

1. Komunikasi dengan diri sendiri (Intrapersonal Communication)

Adalah suatu proses komunikasi yang terjadi didalam diri atau komunikasi dengan diri
sendiri. Proses komunikasi terjadi karena seseorang memberi arti terhadap suatu objek
yang diamatinya dalam pikirannya sendiri. Komunikasi dengan diri sendiri berfungsi
mengembangkan kreativitas imajinasi, memahami, dan mengendalikan diri sendiri, serta
meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan.

2. Komunikasi antar pribadi (Interpersonal Communication)

Adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih. Fungsi
komunikasi itu adalah untuk meningkatkan hubungan insani, menghindari dan mengatasi
konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian, serta berbagi pengetahuan dan
pengalaman dengan orang lain.

22
3. Komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication)

Adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara bertatap muka
atau menggunakan sebuah alat untuk membantu interaksi antara satu dengan yang lain.
Tipe ini sering juga dikelompokkan sebagai tipe komunikasi antar pribadi.

4. Komunikasi massa (Mass Communication)

Dalam komunikasi massa, pesan dikirim dari sumber lembaga kepada khalayak yang
bersifat massal melalui alat-alat mekanis, seperti televisi, radio, surat kabar atau film.

5. Komunikasi Publik (Public Communication)

Biasa disebut komunikasi pidato, kolektif, retorika, public speaking, atau audiens
communication. Berfungsi menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas),
memengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan mengajar.

9. Sebutkan dan jelaskan hambatan komunikasi !

Jawab :

Hambatan komunikasi bisa terjadi diantara individu maupun di dalam organisasi

a. Hambatan komunikasi antarmanusia :

- Perbedaan persepsi dan Bahasa, merupakan interpretasi pribadi atas suatu hal

- Pendengar yang buruk, menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah

- Gangguan emosional, kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional

- Perbedaan budaya perbedaan budaya merupakan hambatan uyang paling sulit diatasi

- Gangguan fisik : gangguan fisik bisa mengganggu dalam berkomunikasi

b. Hambatan komunikasi dalam organisasi

- Kelebihan beban informasi

- Penyaringan yang tidak tepat

- Iklim komunikasi tertutup atau tidak memadai

Hambatan komunikasi pada dasarnya terdiri atas tujuh macam gangguan atau rintangan :

1. Gannguan teknis : misalnya gangguan pada stasiun radio, jaringan telepon, kerusakan
pada komunikasi

23
2. Gangguan sematik : merupakan gangguan yang disebabkan karena kesalahan pada
Bahasa yang digunakan

3. Gangguan psikologis : merupakan rintangan yang terdiri karena adanya persoalan


dalam diri individu

4. Rintangan fisik : merupakan rintangan karena letak geografis

5. Rintangan status : merupakan rintangan yang terjadi karena perbedaan status sosial dan
senioritas

6. Rintangan kerangka pikir : merupakan rintangan yang terjadi karena perbedaan pola
piker

7. Rintangan budaya : merupakan rintangan yang disebabkan oleh perbedaan norma dan
nilai yang dianut

10. Bagaimana cara meperbaiki komunikasi ?

Jawab :

Cara mengatasi hambatan dan memperbaiki komunikasi agar menjadi efektif adalah :

1. Memelihara iklim komunikasi terbuka

Yaitu campuran dari nilai, tradisi, dan kebiasaan sehingga mendorong keterusterangan
dan kejujuran

2. Bertekad memegang teguh etika komunikasi

Merupakan prinsip-prinsip yang mengatur seseorang untuk bersikap atau membawa diri

3. Memahami kesulitan komunikasi antar budaya.

Memahami latar belakang, pengetahuan, kepribadian, dan persepsi antar budaya akan
membantu mengatasi hambatan komunikasi yang terjadi karena perbedaan budaya.

4. Menggunakan pendekatan komunikasi yang berpusat pada penerima .

Sikap empati, peduli, atau peka terhadap perasaan dan kepentingan orang lain bisa
menjadi kunci keberhasilan dalam berkomunikasi.

5. Menggunakan teknologi secara bijaksana dan bertanggung jawab untuk memperoleh


informasi.

Penggunaan yang bijaksana dan bertanggung jawab akan mendorong terciptanya


komunikasi efektif

6. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien, dengan cara :

- Memahami penerima pesan

- Menyesuaikan pesan dengan penerima

24
- Mengurangi jumlah pesan

- Memilih saluran atau media yang tepat

- Meningkatkan keterampilan berkomunikasi

OBJEKTIF
1. Berikut ini yang merupakan definisi komunikasi efektif adalah ….
A. Proses pengiriman dan penerimaan pesan
B. Proses penafsiran pesan
C. Proses penyandian balik pesan
D. Proses penyampaian transmitter
E. Proses menghindari hambatan
Alasan : Karena komunikasi baru terjadi ketika ada pengiriman dan
penerimaan pesan.

2. Berikut ini adalah definisi komnikasi dari beberapa ahli, definisi komunikasi
menurut Mc Fraland adalah ….
A. Proses penyampaian, baik berupa informasi, emosi, keahlian dll.
B. Proses “penularan” pemilikan
C. Proses interaksi atau hubungan saling pengertian satu sama lain
D. Proses menjalin hubungan
E. Kegiatan seseorang dalam mendokumentasikan pesan
Alasan : Mc Fraland : suatu proses interaksi atau bisa disebut juga sebagai
hubungan saling pengertian antar sesama manusia.

3. Tanda di atas adalah bentuk komunikasi dalam bentuk ….


A. Verbal
B. Nonverbal
C. Langsung
D. Tidak langsung
E. Semantik
Alasan : gambar termasuk komunikasi nonverbal.

4. Model paling sedikit dari proses komunikasi adalah model ….


A. S-R
B. Aristoteles
C. Laswell
D. Shannon dan weaver
E. Schram
Alasan : karena jalur komunikasi hanya dari Stimulus ke Respons

5. (1) planning
(2) fact finding
(3) evaluating
(4) communicating
Urutan dari tahapan komunikasi efektif menurut Cutlip dan Center adalah ….
A. (1)-(2)-(3)-(4)
B. (1)-(4)-(2)-(3)

25
C. (1)-(2)-(4)-(3)
D. (2)-(1)-(4)-(3)
E. (2)-(1)-(3)-(4)
Alasan : ururtan yang tepat adalah 2-1-4-3.

6. Agar menjadi seorang pembicara yang komunikatif dan efektif adalah dengan
…..
A. Berbahasa yang tepat sesuai pendengar
B. Mempertajam ilmu pengetahuan
C. Menjauhi pendengar
D. Memberi hadiah
E. Menahan tanggapan
Alasan : karena jika Bahasa yang digunakan pembicara tidak bisa dimengerti
oleh pendengar maka komunikasi tidak akan menjadi efektif.

7. Yang termasuk dalam contoh penerapan conciseness adalah ….


A. Menggunakan level Bahasa yang tepat
B. Umpan balik tidak boleh melenceng
C. Menggunakan table tau bagan
D. Conciseness
E. Completeness
Alasan : Tabel atau bagan merupakan cara untuk meringkas informasi.

8. Perhatikan beberapa pernyataan berikut :


1) Masalah kantor dapat segera terselesaikan
2) Meningkatkan kinerja dan produktivitas
3) Mendapat lebih banyak bonus gaji
4) Menjalin hubungan hingga ke jenjang pernikahan
5) Meminimalkan kecelakaan kerja

Yang ternasuk manfaat dari komunikasi efektif di lingkungan kantor adalah ….

A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 4 dan 5
E. 5 dan 1
Alasan : jawaban yang tepat adalah 1 dan 2

9. Dalam berkomunikasi menyebut nama komunikan adalah cara yang


menyenangkan telinga mereka.Nama seseorang adalah salah satu kata yang memiliki
emosional yang sangat kuat bagi mereka. Tapi hal itu belum tentu seberapa sering
Anda katakan nama seseorang. Namun, lebih pada bagaimanaAnda mengatakannya.
Hal ini dapat terbantu dengan cara Anda berlatih mengatakan nama seseorang untuk
satu atau dua menit sampai Anda merasakan adanya emosional yang kuat. Ketika
Anda menyebutkan nama mereka lebih menyentuh dibanding orang lain yang
mereka kenal, mereka akan menemukan bahwa Andalah yang paling berkesan.

26
Uraian di atas merupakan bagian dari ….
a. Tujuan komunikasi
b. Komunikasi yang efektif
c. Metode Komunikasi
d. Prinsip Komunikasi

10. Ibu Malihah menegur siswa yang tidak memperhatikan saat ia mengajar dengan
cara menatap langsung siswa tersebut.
Komunikasi yang diberikan ibu Malihah kepada siswa tersebut merupakan
komunikasi…
a. Verbal
b. Nonverbal
c. Kelompok
d. Massa

27

Anda mungkin juga menyukai