Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOMUNIKASI ORGANISASI

RISET
DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU : Drs. ZAITUL AKMAL, MM

DISUSUN OLEH :

1. WARO AKHMAD RIFAI (PA.71.20.110)


2. ABDUL BASIR MUBAROK ()

INSTITUT TEKNOLOGI SOSIAL KESEHATAN

MUHAMMADIYAH SELONG
KATA PENGANTAR

Assalamualaikuwarohmatuallahiwabarokatu

Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah swt atas kasih dan sayangnya
memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada kami sehingga mampu
menyelesaikan penyusunan makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah komunikasi
organisasi.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada kemungkinan kekurangan-
kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusunan, untuk itu, masukkan yang bersifat
membangun akan sangat membantu kami untuk semakin membenahi kekurangannya.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami tuturkan kepada dosen pengampu mata kuliah
komunikasi organisasi ini, kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat berguna,
sebagai karya dari kami dan untuk semua.

Wassalammualaikum

Rumbuk Timur, 14 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH ............................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………… iii

BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................. 1

a. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1


b. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 2
c. Metode Penulisan ……………………………………………………….. 2

BAB II

PEMBAHASAN ............................................................................. 3

a. Pengertian Komunikasi Dalam Organisasi ……………………………………..


b. Unsur-unsur Komunikasi Dalam Organisasi …………………………………...
c. Penyaluran Komunikasi Dalam Organisasi …………………………………….
d. Hambatan-hambatan Dalam Komunikasi Organisasi …………………………..
e. Peningkatan Efektivitas Komunikasi …………………………………………..

BAB III

PENUTUP ........................................................................................... 11

a. Kesimpulan …………………………………………………………………….
b. Saran …………………………………………………………………….

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya
memerlukanorang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk
saling berinteraksi.Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar
pribadi manusia terbentukdari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam
kelompok dan masyarakat. Di dalamkelompok ataupun organisasi, selalu
terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakanmasalah penting untuk
kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari atasan dan bawahannya.

Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi
dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itudiperlukan adanya kerja sama
yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun
kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerjasamatersebut terdiri
dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial maupun kebudayaan.
Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-
masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat
memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan


penafsiranpesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu
organisasitertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam
hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antar
pribadi dan komunikasi kelompok.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Komunikasi dalam Organisasi?


2. Apa saja unsur-unsur Komunikasi dalam Organisasi?
3. Bagaimana menyaluran Komunikasi dalam Organisasi?
4. Apa saja hambatan-hambatan dalam Komunikasi Organisasi?
5. Bagaimana meningkatkan efektivitas komunikasi?

C. Metode Penulisan

1. Internet
2. Buku
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi dalam Organisasi


Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi
maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa
menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka
untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah
membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita
(sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak
diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik
yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai
tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Berikut ini adalah beberapa definisi serta penjelasan mengenai komunikasi menurut
beberapa ahli:
a. HIMSTREET & BATY
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui
suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal,
maupun perilaku atau tindakan.
b. THEODORSON & THEDORSON
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari
seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
c. CHARLES H. COOLEY
Komunikasi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan
mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan
dalam waktu.

Jadi, Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu
pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama. Berarti
dalam hal ini komunikasi dalam organisasi merupakan hal yang paling penting karena
komunikasi bagian penting dari organisasi, sebab organisasi tidak akan berlangsung apabila
tidak ada komunikasi antara pihak satu dengan pihak yang lain.
B. Unsur-unsur Komunikasi dalam Organisasi
1. Komunikator (communicator), yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah
orang yang berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.
2. Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan,
mengirim atau menyiarkan.
3. Berita-berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan,
atau saran.
4. Komunikan (communicate), yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para
pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita. Tanggapan atau
reaksi (response), dalam bentuk jawaban atau reaksi.
5. Kelima unsur komunikasi tersebut (Komuniakator), Menyampaikan berita,
Berita-berita yang disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi)
merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsur tidak ada,
maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur
saling berhubungan dan ada saling ketergantungan. Jadi dengan demikian
keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.

C. Penyaluran Komunikasi dalam Organisasi


Komunikasi Internal
1. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai rantai
perintah. Komunikasi ke bawah (downward comunication) dimulai dari manajemen puncak
kemudian mengalir ke bawah melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan
lini dan personalia paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk
memberi pengarahan, informasi, instruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan sera
memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan
organisasi.

Berita – berita ke bawah dapat berbentuk tulisan maupun lisan dan biasanya
disampaikan melalui memo, laporan, atau dokumen lainnya, bulletin pertemuan atau rapat,
dan percakapan serta melalui interaksi orang perorang atau kelompok-kelompok kecil.
Manajemen seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pasa usaha komunikasi ke
bawah, tetapi juga komunikasi ke atas.

Fungsi utama komunikasi ke atas (upward communication)adalah untuk mensuplai


informasi kepada tingkatan manajemen atas tetang apa yang terjadi pada tingkatan bawah.
Tipe komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan, dan
permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau informasi
umpan balik bagi manajemen atas.

Bentuk-bentuk komunikasi seperti kebijaksanaan, sistem komunikasi informal,


survey sikap, dewan manajemen karyawan, atau sistem inspektur jendral dirancang untuk
memudahkan komunikasi ke atas ke manajemen puncak.

2. Komunikasi Horizontal

Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para anggota dalam kelompok kerja
yang sama. Dan antara departemen-departemen pada tingkatan yang sama. Fungsi arus
komunikasi horisontal ini adalah: a) Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan
masalah c) Saling berbagi informasi d) Upaya pemecahan konflik e) Membina hubungan
melalui kegiatan bersama

3. Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang


diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan
departemen lini dan staf. Bahwa hubungan-hubungan yang ada antara personalia lini dan
staf dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal yang
berbeda-beda pula.

D. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Organisasi

Komunikasi adalah bagian dari informasi dalam membangun organisasi, tetapi


komunikasi tidak efektif dengan adanya kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya.
Berikut ini akan dibahas hambatan-hambatan terhadap komunikasi efektif tersebut, dengan
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Hambatan – hambatan Organisasional

Ada tiga hambatan organisasional, yaitu tingkat hirarki bila suatu organisasi
tumbuh, strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena
berita harus melalui tingkatan tambahan, yang memerlukan waktu lebih lama untuk
mencapai tempat tujuan dan kecendrungan menjadinberkurang ketepatannya . berita yang
mengalir keatas atau kebawah tingkatan – tingkatan organisasi akan melalui beberapa
“Filter”, dengan persepsi, motif, kebutuhan dan hubungannya sendiri.

Wewenang manajerial tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin


manajer dapat mencapai tujuan dengan efektif. Tetapi dilain pihak, pada kenyataannya
bahwa seseorang yang mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan – hambatan
terhadapa komunikasi. Banyak atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya
menerima berbagai masalah, kondisi atau hasil yang dapat membuat mereka tampak lemah.
Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi dimana mereka harus mengungkapkan
informasi yang dapat membuat mereka dalam kedudukan yang tidak menguntungkan.
Sebagai hasilnya ada kesenjangan “leveling” antara atasan dan bawahan.

Spesialisasi . meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga


menciptakan masalah-masalah komunikasi, dimana hal ini cenderung memisahkan orang-
orang, bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi, kepentingan dan
istilah-istilah pekerjaan dapat membuat orang-orang merasa bahwa mereka hidup dalam
dunia yang berbeda. Akibatnya, dapat menghalangi perasaan memasyarakat, membuat sulit
memahami, dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan.

2. Hambatan – hambatan antar pribadi

Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita – berita yang mereka
kirim akan berubah akan menyimpang, bahkan bila hambatan-hambatan komunikasi
organisasional tidak ada. Banyak kesalahan komunikasi disebabkan bukan oleh faktor-faktor
organisasi, tetapi oleh masalah-masalah ketidak sempurnaan manusia dan bahasa. Manajer
perlu memperhatikan hambatan-hambatan antar pribadi seperti , a) persepsi selektif , b)
status atau kedudukan komunikator, c) keadaan membela diri , d) pendengaran lemah, e)
ketidak tepatan penggunaan bahasa. Berikut adalah hambatan – hambatan dalam proses
komunikasi :
Persepsi selektif persepsi adalah proses yang menyeluruh dengan mana seseorang
menseleksi, mengorganisasikam, dan mengartikan segala sesuatu lingkungannya, segera
setelah seseorang menerima sesuatu, akan mengorganisasikan menjadi berbagai tipe
informasi yang berarti. Dalam hal ini pengalaman mengajarkan seseorang dengan reaksi
tertentu, bila seseorang mendengar suara kereta api, maka dia mengharapkan akan melihat
kreta api. Seorang karyawan menjadi “definisi” secara otomatis bila dipanggil atasannya .
dengan kata lain, pengharapan yang mengharapkan seseorang untuk melihat atau mendengar
kejadian, orang , objek atau situasi adalah sesuatu yang dia ingin lihat atau dengar . hal ini
disebut persepsi selektif.

Manajer perlu memperhatikan 3 aspek berikut sehubungan dengan persepsi selektif :

a. Penerimaan akan menginterpretasikan berita berdasarkan pengalaman dana


bagaimana mereka telah “belajar’ untuk menghadapi sesuatu .
b. Penerima akan menginterpretasikan berita dengan cara menolak setiap perubahan
dalam struktur kepribadian yang kuat . berita yang bertentangan dengan kenyakinan
seseorang cenderung untuk ditolak.
c. Penerima akan cenderung mengelompokkan dan menyiampan karakteristik-
karakteristik pengalaman mereka sehingga mereka dapat membuat pola-pola
menyeluruh.

Pelajaran bagi manajer untuk memahami sebanyak mungkin tentang kerangka


kesukaan, kebutuhan, motif, tujuan, tingkat bahasa, dan stereotip (prosen penyusunan berita
menjadi seperti sesuatu yang diharapkan) dari penerima, agar dapat mengkomunikasikan
pengertian secara efektif.

Status komunikator. Hambatan utama komunikasi lainnya adalah kecenderungan


untuk menilai. Mepertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar kerakteristik-
karakteristik pengirim (sumber), terutama kredibilitanya. Kredibilitas didasarkan “keahlian”
seseorang dalam bidang yang sedang dikomunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang
bahwa orang tersebut akan mengkomunikasikan kebenaran.

Manajer harus dipandang bawahan mereka sebagai orang yang terpercaya dan dapat
dipercaya. Kalau tidak, usaha untuk memotivasi, mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan-
kegiatan bawahan akan sangat terhambat dari pemulaan.
Keadaan membela diri, perasaan pembelaan diri pada pengirim, penerima berita
atau keduanya juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi. Keadaan membela diri
seseorang mengakibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu, dan
sebaliknya meningkatkan tingkat pembelaan di pihak lain. Jadi, akan timbul reaksi rantai
deensif. Keadaan ini membuat pendengar lebih berkonsentrasi pada apa uang akan dikatakan
dan bukan pada apa yang sedang didengar. Sebagai contoh, bila seseorang karyawan
terancam akan kehilangan kedudukannya, maka dapat kehilangan kemampuan untuk
mengartikan berita secara tepat dengan memberi reaksi defersif atau agresif.

Pendengaran lemah. Manajer perlu belajar untuk mendengar secara efektif agar
mampu mengatasi hambatan ini. Berbagai kebiasaan sehubungan dengan pendengaran
lemah meliputi : 1) mendengar hanya permukaannya saja, dengan sedikit perhatian pada apa
yang sedang dikatakan; 2) memberikan pengaruh, melalui baik perkataan atau tanda-tanda
(seperti melihat jam, memandang langit, menunjukkan kegelisahan); 3) menunujkan tanda-
tanda kejengkelan atau kebosanan terhadap bahan pembicaraan dan 4) mendengar dengan
tidak aktif.

Ketidak tepatan penggunaan bahasa. Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat
dalam komunikasi adalah anggapan bahwa pengertian terletak dalam “kata-kata” yang
digunakan. Sebagai contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa
berarti satu jam, satu hari atau satu minggu. Disamping itu, bahasa-bahasa “non verbal”
yang tidak konsiten, seperti nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat
komunikasi.

E. PENINGKATAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

Berbagai penyebab timbulnya masalah-masalah komunikasi dan betapa sulitnya


mencapai komunikasi efektif telah dibahas diatas. Sekarang akan dibicarakan berbagai cara
dengan mana para manajer dapat meningkatkan efektivitas komunikasi. Teknik-teknik ini
pada dasarnya adalah cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang disajikan
sebelumnya.

Kesadaran Akan Kebutuhan Komunikasi Efektif

Karena berbgai hambatan organisasional dan antar pribadi, komunikasi efektif tidak
dapat dibiarkan terjadi begitu saja. Manajer harus memainkan peranan penting dalam proses
komunikasi, dimana hanya dengan cara itu kemudian dapat diambil langkah-langkah untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi.

Pentngnya komunikasi menyebabkan banyak perusahaan besar menggunakan para


“ahli komunikasi”. Para spesialis komunikasi ini membantu perbaikan komunikasi dengan
bantuannya kepada para penyelia memecahkan masalah-masalah komunikasi internal;
penentuan strategi komunikasi perusahaan sehubungan dengan “layoffs”, penutupan pabrik
atau relokasi, dan terminasi; serta pengukuran kualitas kegiatan-kegiatan komunikasi,
melalui interview (wawancara) atau survey.

Penggunaan Umpan-Balik

Peralatan penting pengembangan komunikasi lainnya adalah penggunaan umpan


balik berita-beria yang dikirim. Komunikasi dua arah ini memungkinkan proses komunikasi
berjalan lebih efektif. Para manajer dapat melakukan paling sedikit dua hal untuk
mendorong umpan balik dan menggunakannya secara efektif. Manajer dapat menciptakan
lingkungan yang mendorong umpan balik, dan mendapatkan umpan balik melalui kegiatan
mereka sendiri.

Cara manajer berkomunikasi dengan para bawahannya dapat menentukan jumlah


umpan balik yang akan mereka terima. Disamping itu, tipe komunikasi yang digunakan dan
lingkungan komunikasi penting dalam penentuan umpan balik macam apa yang akan di
dapatkannya. Dalam hal ini manajer perlu memainkan peranan aktif dalam pengadaan
umpan balik tersebut. Sebagai contoh, setelah memberikan penugasan tugas suatu pekerjaan
manajer dapat bertanya, “apa saudari mengerti?” atau “apakah saudara mempunyai
pertanyaan” atau “apakah ada yang belum saya jelaskan?” tetapi pertanyaan-pertanyaan itu
tidak mendorong timbulnya jawaban, sehingga pendekatan yang lebih langsung dapat
dilakukan dengan mengatakan : “pekerjaan ini adalah penting, sebab itu pahami benar setiap
langkah, laporkan kepada saya apa yang akan saudara lakukan”.

Dilain pihak, para manajer perlu secara aktif mencari umpan balik. Manajemen
partisipatif dan komunikasi tatap muka merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan efektivitas kominukasi melalui penggunaan umpan balik.
Menjadi Komunikator Yang Lebih Efektif

Teknik-teknik yang jelek mengganggu banyak manajer, seperti halnya mengganggu


hubungan mereka dengan para bawahannya diluar pekerjaannya. Oleh karena itu latihan-
latihan dalam penulisan dan penyampaian berita secara lisan perlu dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol, penggunaan bahasa, mengutarakan yang
tepat, dan kepekaan terhadap latar belakang penerima berita.

Salah satu peralatan yang digunakan secara efektif oleh para psikolog, dan orang-
orang yang profesinya memerlukan pemahaman yang mendalam tentang klien mereka, yaitu
active listening (aktif mendengarkan), dapat dipergunakan untuk mengembangkan dimensi
baru keterampilan manajemen para manajer. Prinsip dasar peralatan ini adalah penggunaan
reflective statements (pernyataan baik) oleh pendengar. Bagaimanapun posisi kunci para
manajer dalam proses komunikasi, membuat kebutuhan mendesak bagi pengembangan diri
untuk menjadi komunikator yang lebih efektif.

Pedoman Komunikasi Yang Baik

Amerika Management Asosiations (AMA) telah menyusun sejumlah prinsip-


prinsip komunikasi yang disebut “the Ten Commandments of Good Communication”
(sepuluh pedoman komunikasi yang baik). Pedoman-pedoman ini disusun untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi organisasi, secara ringkas adalah sebgai berikut:

1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.


2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3. Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan
dilakukan.
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bilaperlu, dalam perencanaan komunikasi.
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama
berkomunikasi.
6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantu
atau umpan balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang dilakukan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi.
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi
untuk mengerti.

Prinsip-prinsip ini memberikan kepada para manajer pedoman untuk meningkatkan


efektivitas komunikasi.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Komunikasi adalah sarana untuk berhubungan, telebih dalam sebuah organisasi.
Organisasi mencakupi seluruh kegiatan apa yang telah direncanakan, dan untuk
melaksanakan rencana yang telah disusun diperlukan komunikasi yang baik agar apa yang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan apa yang direncakan sebelumnya. Dalam organisasi
terdapat bermacam-macam hambatan, untuk menyelesaikan hambatan-hambatan tersebut di
perlukan umpan balik agar tercipta iklim komunikasi dua arah.

B. SARAN

Seorang manajer baiknya melakukan komunikasi dengan seluruh aspek


dalam organisasinya tersebut agar tercipta “lingkungan kerja” yang baik. Hal
tersebut dapat meningkatkan kualitas kerja, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan
dengan baik.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2011

http://id.wikipedia.com/komunikasi-organisasi

Anda mungkin juga menyukai