NAMA KELOMPOK:
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikuwarohmatuallahiwabarokatu
Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah swt atas kasih dan sayangnya
memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada penyusun
sehingga mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini ditulis sebagai tugas
mata kuliah Pengantar komunikasi
Ucapan terima kasih tidak lupa kami tuturkan kepada dosen pembimbing mata
kuliah Pengantar komunikasi, kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini
dapat berguna, sebagai karya dari kami dan untuk semua.
Wassalammualaikum
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN ............................................................................. 3
BAB III
PENUTUP ............................................................................. 11
BAB IV
iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukanorang lain dan
membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentukdari hasil integrasi sosial dengan sesama
dalam kelompok dan masyarakat. Di dalamkelompok ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk
kepemimpinan yang merupakanmasalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri
dari atasan danbawahannya.
Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau
komunikasi timbal balik, untuk itudiperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai
cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Kerjasamatersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial
maupunkebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu
keinginanmasing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapatmemberikan
manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
1
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Komunikasi dalam Organisasi?
2. Apa saja unsur-unsur Komunikasi dalam Organisasi?
3. Bagaimana menyaluran Komunikasi dalam Organisasi?
4. Apa saja hambatan-hambatan dalam Komunikasi Organisasi?
5. Bagaimana meningkatkan efektivitas komunikasi?
c. Metode Penulisan
1. Internet
2. Buku
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita (sender)
maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya
saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan yang
akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.
Berikut ini adalah beberapa definisi serta penjelasan mengenai komunikasi menurut beberapa ahli:
a. HIMSTREET & BATY
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu
sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal, maupun perilaku
atau tindakan.
b. THEODORSON & THEDORSON
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari
seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
c. CHARLES H. COOLEY
Komunikasi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan
mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan
dalam waktu.
Jadi, Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak
ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama. Berarti dalam hal ini
komunikasi dalam organisasi merupakan hal yang paling penting karena komunikasi bagian penting
dari organisasi, sebab organisasi tidak akan berlangsung apabila tidak ada komunikasi antara pihak
satu dengan pihak yang lain.
3
B. Unsur-unsur Komunikasi dalam Organisasi
1. Komunikator (communicator), yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah orang
yang berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.
2. Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan,
mengirim atau menyiarkan.
3. Berita-berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau
saran.
4. Komunikan (communicate), yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para
pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita.Tanggapan atau reaksi
(response), dalam bentuk jawaban atau reaksi.
5. Kelima unsur komunikasi tersebut (Komuniakator), Menyampaikan berita, Berita-berita
yang disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi) merupakan kesatuan yang
utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan
terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan ada saling
ketergantungan. Jadi dengan demikian keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh
semua unsur tersebut.
Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai rantai perintah.
Komunikasi ke bawah (downward comunication) dimulai dari manajemen puncak kemudian
mengalir ke bawah melalui tingkatan-tingkatan manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia
paling bawah. Maksud utama komunikasi ke bawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi,
instruksi, nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan sera memberikan informasi kepada para
anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.
Berita – berita ke bawah dapat berbentuk tulisan maupun lisan dan biasanya disampaikan melalui
memo, laporan, atau dokumen lainnya, bulletin pertemuan atau rapat, dan percakapan serta
melalui interaksi orang perorang atau kelompok-kelompok kecil. Manajemen seharusnya tidak
hanya memusatkan perhatiannya pasa usaha komunikasi ke bawah, tetapi juga komunikasi ke atas.
4
ini mencakup laporan-laporan periodik, penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk diberikan
keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen atas.
Bentuk-bentuk komunikasi seperti kebijaksanaan, sistem komunikasi informal, survey sikap, dewan
manajemen karyawan, atau sistem inspektur jendral dirancang untuk memudahkan komunikasi ke
atas ke manajemen puncak.
2. Komunikasi Horizontal
Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para anggota dalam kelompok kerja yang sama. Dan
antara departemen-departemen pada tingkatan yang sama. Fungsi arus komunikasi horisontal ini
adalah: a) Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan masalah c) Saling berbagi informasi
d) Upaya pemecahan konflik e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama
3. Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai
perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan
staf. Bahwa hubungan-hubungan yang ada antara personalia lini dan staf dapat berbeda-beda, yang
akan membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.
Komunikasi adalah bagian dari informasi dalam membangun organisasi, tetapi komunikasi tidak
efektif dengan adanya kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya. Berikut ini akan dibahas
hambatan-hambatan terhadap komunikasi efektif tersebut, dengan dikelompokkan sebagai
berikut:
Ada tiga hambatan organisasional, yaitu tingkat hirarki bila suatu organisasi tumbuh, strukturnya
berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena berita harus melalui
tingkatan tambahan, yang memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai tempat tujuan dan
kecendrungan menjadinberkurang ketepatannya . berita yang mengalir keatas atau kebawah
tingkatan – tingkatan organisasi akan melalui beberapa “Filter”, dengan persepsi, motif, kebutuhan
dan hubungannya sendiri.
Wewenang manajerial tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer dapat
mencapai tujuan dengan efektif. Tetapi dilain pihak, pada kenyataannya bahwa seseorangyang
5
mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan – hambatan terhadapa komunikasi. Banyak
atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi atau
hasil yang dapat membuat mereka tampak lemah. Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi
dimana mereka harus mengungkapkan informasi yang dapat membuat mereka dalam kedudukan
yang tidak menguntungkan. Sebagai hasilnya ada kesenjangan “leveling” antara atasan dan
bawahan.
Spesialisasi . meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga menciptakan
masalah-masalah komunikasi, dimana hal ini cenderung memisahkan orang-orang, bahkan bila
mereka bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah pekerjaan
dapat membuat orang-orang merasa bahwa mereka hidup dalam dunia yang berbeda. Akibatnya,
dapat menghalangi perasaan memasyarakat, membuat sulit memahami, dan mendorong terjadinya
kesalahan-kesalahan.
Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita – berita yang mereka kirim akan
berubah akan menyimpang, bahkan bila hambatan-hambatan komunikasi organisasional tidak ada.
Banyak kesalahan komunikasi disebabkan bukan oleh faktor-faktor organisasi, tetapi oleh masalah-
masalah ketidak sempurnaan manusia dan bahasa. Manajer perlu memperhatikan hambatan-
hambatan anatr pribadi seperti , a) persepsi selektif , b) status atau kedudukan komunikator, c)
keadaan membela diri , d) pendengaran lemah, e) ketidak tepatan penggunaan bahasa. Berikut
adalah hambatan – hambatan dalam proses komunikasi :
Persepsi selektif persepsi adalah proses yang menyeluruh dengan mana seseorang menseleksi,
mengorganisasikam, dan mengartikan segala sesuatu lingkungannya, segera setelah seseorang
menerima sesuatu, akan mengorganisasikan menjadi berbagai tipe informasi yang berarti. Dalam
hal ini pengalaman mengajarkan seseorang dengan reaksi tertentu, bila seseorang mendengar
suara kereta api, maka dia mengharapkan akan melihat kreta api. Seorang karyawan menjadi
“definisi”secara otomatis bila dipanggil atasannya . dengan kata lain, pengharapan yang
mengharapkan seseorang untuk melihat atau mendengar kejadian, orang , objek atau situasi adalah
sesuatu yang dia ingin lihat atau dengar . hal ini disebut persepsi selektif.
6
Manajer perlu memperhatikan 3 aspek berikut sehubungan dengan persepsi selektif :
Pelajaran bagi manajer untuk memahami sebanyak mungkin tentang kerangka kesukaan,
kebutuhan, motif, tujuan, tingkat bahasa, dan stereotip (prosen penyusunan berita menjadi seperti
sesuatu yang diharapkan) dari penerima, agar dapat mengkomunikasikan pengertian secara efektif.
Status komunikator. Hambatan utama komunikasi lainnya adalah kecenderungan untuk menilai.
Mepertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar kerakteristik-karakteristik pengirim
(sumber), terutama kredibilitanya. Kredibilitas didasarkan “keahlian” seseorang dalam bidang yang
sedang dikomunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang tersebut akan
mengkomunikasikan kebenaran.
Manajer harus dipandang bawahan mereka sebagai orang yang terpercaya dan dapat dipercaya.
Kalau tidak, usaha untuk memotivasi, mempengaruhi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan
bawahan akan sangat terhambat dari pemulaan.
Keadaan membela diri, perasaan pembelaan diri pada pengirim, penerima berita atau keduanya
juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi. Keadaan membela diri seseorang
mengakibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu, dan sebaliknya
meningkatkan tingkat pembelaan di pihak lain. Jadi, akan timbul reaksi rantai deensif. Keadaan ini
membuat pendengar lebih berkonsentrasi pada apa uang akan dikatakan dan bukan pada apa yang
sedang didengar. Sebagai contoh, bila seseorang karyawan terancam akan kehilangan
kedudukannya, maka dapat kehilangan kemampuan untuk mengartikan berita secara tepat dengan
memberi reaksi defersif atau agresif.
Pendengaran lemah. Manajer perlu belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu mengatasi
hambatan ini. Berbagai kebiasaan sehubungan dengan pendengaran lemah meliputi : 1) mendengar
hanya permukaannya saja, dengan sedikit perhatian pada apa yang sedang dikatakan; 2)
memberikan pengaruh, melalui baik perkataan atau tanda-tanda (seperti melihat jam, memandang
7
langit, menunjukkan kegelisahan); 3) menunujkan tanda-tanda kejengkelan atau kebosanan
terhadap bahan pembicaraan dan 4) mendengar dengan tidak aktif.
Ketidak tepatan penggunaan bahasa. Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat dalam komunikasi
adalah anggapan bahwa pengertian terletak dalam “kata-kata” yang digunakan. Sebagai contoh,
perintah manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa berarti satu jam, satu hari atau satu
minggu. Disamping itu, bahasa-bahasa “non verbal” yang tidak konsiten, seperti nada suara,
ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikasi.
Karena berbgai hambatan organisasional dan antar pribadi, komunikasi efektif tidak dapat
dibiarkan terjadi begitu saja. Manajer harus memainkan peranan penting dalam proses komunikasi,
dimana hanya dengan cara itu kemudian dapat diambil langkah-langkah untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi.
Penggunaan Umpan-Balik
Peralatan penting pengembangan komunikasi lainnya adalah penggunaan umpan balik berita-
beria yang dikirim. Komunikasi dua arah ini memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih
efektif. Para manajer dapat melakukan paling sedikit dua hal untuk mendorong umpan balik dan
menggunakannya secara efektif. Manajer dapat menciptakan lingkungan yang mendorong umpan
balik, dan mendapatkan umpan balik melalui kegiatan mereka sendiri.
8
Cara manajer berkomunikasi dengan para bawahannya dapat menentukan jumlah umpan balik
yang akan mereka terima. Disamping itu, tipe komunikasi yang digunakan dan lingkungan
komunikasi penting dalam penentuan umpan balik macam apa yang akan di dapatkannya. Dalam
hal ini manajer perlu memainkan peranan aktif dalam pengadaan umpan balik tersebut. Sebagai
contoh, setelah memberikan penugasan tugas suatu pekerjaan manajer dapat bertanya, “apa
saudari mengerti?” atau “apakah saudara mempunyai pertanyaan” atau “apakah ada yang belum
saya jelaskan?” tetapi pertanyaan-pertanyaan itu tidak mendorong timbulnya jawaban, sehingga
pendekatan yang lebih langsung dapat dilakukan dengan mengatakan : “pekerjaan ini adalah
penting, sebab itu pahami benar setiap langkah, laporkan kepada saya apa yang akan saudara
lakukan”.
Dilain pihak, para manajer perlu secara aktif mencari umpan balik. Manajemen partisipatif dan
komunikasi tatap muka merupakan cara-cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas
kominukasi melalui penggunaan umpan balik.
Teknik-teknik yang jelek mengganggu banyak manajer, seperti halnya mengganggu hubungan
mereka dengan para bawahannya diluar pekerjaannya. Oleh karena itu latihan-latihan dalam
penulisan dan penyampaian berita secara lisan perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman
akan simbol-simbol, penggunaan bahasa, mengutarakan yang tepat, dan kepekaan terhadap latar
belakang penerima berita.
Salah satu peralatan yang digunakan secara efektif oleh para psikolog, dan orang-orang yang
profesinya memerlukan pemahaman yang mendalam tentang klien mereka, yaitu active listening
(aktif mendengarkan), dapat dipergunakan untuk mengembangkan dimensi baru keterampilan
manajemen para manajer. Prinsip dasar peralatan ini adalah penggunaan reflective statements
(pernyataan baik) oleh pendengar. Bagaimanapun posisi kunci para manajer dalam proses
komunikasi, membuat kebutuhan mendesak bagi pengembangan diri untuk menjadi komunikator
yang lebih efektif.
9
Pedoman Komunikasi Yang Baik
Amerika Management Asosiations (AMA) telah menyusun sejumlah prinsip-prinsip komunikasi yang
disebut “the Ten Commandments of Good Communication” (sepuluh pedoman komunikasi yang
baik). Pedoman-pedoman ini disusun untuk meningkatkan efektivitas komunikasi organisasi, secara
ringkas adalah sebgai berikut:
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komunikasi adalah sarana untuk berhubungan, telebih dalam sebuah organisasi.
Organisasi mencakupi seluruh kegiatan apa yang telah direncanakan, dan untuk
melaksanakan rencana yang telah disusun diperlukan komunikasi yang baik agar apa yang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan apa yang direncakan sebelumnya. Dalam organisasi
terdapat bermacam-macam hambatan, untuk menyelesaikan hambatan-hambatan
tersebut di perlukan umpan balik agar tercipta iklim komunikasi dua arah.
B. SARAN
11
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.com/komunikasi-organisasi
12