Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: Sistem Komunikasi Perbankan Syariah

DOSEN PENGAMPU :

Siti Fatimah, Dr.,SE.,MM.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

 Fauzan Alrafi (90500118052)


 Andi Nur Muwafiqah Takwa (90500118059)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena brkat

rahmat dan hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul

“Komunikasi Dalam Organisasi”. Sholawat serta salam selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW dan semoga kita semua mendapatkan

syafaatnya di hari akhir.Aamiin.

Kami mengucapkan terimakasih kepada selaku dosen mata kuliah

Sistem Komunikasi Perbankan Syariah sehingga makalah ini dapat di

selesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritk dan saran yang bersifat membangun sangat kami

harapkan demi sempurnanya makalah ini. semoga makalah ini memberikan

informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan

peningkatan ilmu pengetahuan. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Bone,29 September 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya

memerlukanorang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling

berinteraksi.Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia

terbentukdari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat.

Di dalamkelompok ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang

merupakanmasalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari

atasan danbawahannya.

Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua

arah atau komunikasi timbal balik, untuk itudiperlukan adanya kerja sama yang

diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk

mencapai tujuan suatu organisasi. Kerjasamatersebut terdiri dari berbagai maksud

yang meliputi hubungan sosial maupunkebudayaan. Hubungan yang terjadi

merupakan suatu proses adanya suatu keinginanmasing-masing individu, untuk

memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapatmemberikan manfaat untuk kehidupan

yang berkelanjutan.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan

penafsiranpesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu


organisasitertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam

hubunganhierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu

lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi

antarpribadi dan komunikasi kelompok.

b. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Komunikasi dalam Organisasi?

2. Apa saja unsur-unsur Komunikasi dalam Organisasi?

3. Bagaimana Penyaluran Komunikasi dalam Organisasi?

4. Apa saja hambatan-hambatan dalam Komunikasi Organisasi?

5. Bagaimana meningkatkan efektivitas komunikasi serta

6. Bagaimana komunikasi dalam organisasi menurut perspektif islam?

c. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Komunikasi dalam Organisasi.

2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur Komunikasi dalam Organisasi.

3. Untuk mengetahui bagaimana Penyaluran Komunikasi dalam Organisasi.

4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam Komunikasi Organisasi.

5. Untuk mengetahui Bagaimana meningkatkan efektivitas komunikasi.


BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Komunikasi dalam Organisasi


Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya

komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar

pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani

kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar pegawai maupun

antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara lebih terperinci.

Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim

berita (sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun

tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi

yang terbaik yang akan diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut

agar mencapai tujuan, serta visi, misi suatu organisasi.

Banyak definisi komunikasi organisasi menurut para ahli, salah satunya

Wayne Pace dan Don F Faules, menurut mereka Komunikasi organisasi dapat

didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi

yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu1

Krisna Mulawarman, M.Sn – Yeni Rosilawati, MM, “Komunikasi Organisasi pada Dinas Perijinan
1

Kota Yogyakarta Untuk Meningkatkan Pelayanan”, Jurnal Makna Vol. 5 No. 1


Berikut ini adalah beberapa definisi serta penjelasan mengenai komunikasi

menurut beberapa ahli:

a. Himstreet & Baty

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu

sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal, maupun

perilaku atau tindakan.

b. Theodorson & Thedorson

Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari

seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.

c. Charles H. Cooley

Komunikasi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan

mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan

dalam waktu.

Jadi, Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari

suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang

sama. Adapun komunikasi organisasi adalah komunikasi yang dilakukan dalam

sebuah organisasi atau perusahaan, baik yang dilakukan oleh bawahan kepada

bawahan, atau atasan dengan atasan, atau bahkan bawahan kepada atasan. Ciri-ciri
komunikasi organisasi antara lain adanya struktur yang jelas serta adanya Batasan

Batasan yang dipahami masing masing anggota perusahaan.2

Berarti dalam hal ini komunikasi dalam organisasi merupakan hal yang paling

penting karena komunikasi bagian penting dari organisasi, sebab organisasi tidak

akan berlangsung apabila tidak ada komunikasi antara pihak satu dengan pihak yang

lain.

B.Unsur-unsur Komunikasi dalam Organisasi

1.Komunikator (communicator), yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah

orang yang berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.

2. Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan,

mengirim atau menyiarkan.

3.Berita-berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan,

atau saran.

4.Komunikan (communicate), yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para

pengunjung. Dengan kata lain orang yang menerima berita. Tanggapan atau reaksi

(response), dalam bentuk jawaban atau reaksi.

5.Kelima unsur komunikasi tersebut (Komuniakator), Menyampaikan berita, Berita-

berita yang disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi) merupakan

2
 Dr. Irene Silviani, MSP, “Komunikasi Organisasi”, ”,(Surabaya: Scopindo,2020), Cet.1 hlm.97
kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti apabila satu unsur tidak ada, maka

komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian masing-masing unsur saling

berhubungan dan ada saling ketergantungan. Jadi dengan demikian keberhasilan

suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.

C.Penyaluran Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi Internal

1.Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal terdiri atas komunikasi ke atas dan ke bawah sesuai

rantai perintah. Komunikasi ke bawah (downward comunication) dimulai dari

manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah melalui tingkatan-tingkatan

manajemen sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah. Maksud utama

komunikasi ke bawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi,

nasehat/saran dan penilaian kepada bawahan sera memberikan informasi kepada para

anggota organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.

Berita – berita ke bawah dapat berbentuk tulisan maupun lisan dan biasanya

disampaikan melalui memo, laporan, atau dokumen lainnya, bulletin pertemuan atau

rapat, dan percakapan serta melalui interaksi orang perorang atau kelompok-

kelompok kecil. Manajemen seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pasa

usaha komunikasi ke bawah, tetapi juga komunikasi ke atas.


Fungsi utama komunikasi ke atas (upward communication)adalah untuk

mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas tetang apa yang terjadi pada

tingkatan bawah. Tipe komunikasi ini mencakup laporan-laporan periodik,

penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dapat

dipandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen atas.

Bentuk-bentuk komunikasi seperti kebijaksanaan, sistem komunikasi

informal, survey sikap, dewan manajemen karyawan, atau sistem inspektur jendral

dirancang untuk memudahkan komunikasi ke atas ke manajemen puncak.

2.Komunikasi Horizontal

Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para anggota dalam kelompok

kerja yang sama. Dan antara departemen-departemen pada tingkatan yang sama.

Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah: a) Memperbaiki koordinasi tugas b)

Upaya pemecahan masalah c) Saling berbagi informasi d) Upaya pemecahan konflik

e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama

3.Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara

menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil

hubungan-hubungan departemen lini dan staf. Bahwa hubungan-hubungan yang ada

antara personalia lini dan staf dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa

komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.


D.Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Organisasi

Komunikasi adalah bagian dari informasi dalam membangun organisasi, tetapi

komunikasi tidak efektif dengan adanya kekuatan-kekuatan dari luar yang

menghambatnya. Berikut ini akan dibahas hambatan-hambatan terhadap komunikasi

efektif tersebut, dengan dikelompokkan sebagai berikut:

1.Hambatan – hambatan Organisasional

Ada tiga hambatan organisasional, yaitu tingkat hirarki bila suatu organisasi

tumbuh, strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi.

Karena berita harus melalui tingkatan tambahan, yang memerlukan waktu lebih lama

untuk mencapai tempat tujuan dan kecendrungan menjadinberkurang ketepatannya .

berita yang mengalir keatas atau kebawah tingkatan – tingkatan organisasi akan

melalui beberapa “Filter”, dengan persepsi, motif, kebutuhan dan hubungannya

sendiri.

Wewenang manajerial tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak

mungkin manajer dapat mencapai tujuan dengan efektif. Tetapi dilain pihak, pada

kenyataannya bahwa seseorang yang mengendalikan orang lain juga menimbulkan

hambatan – hambatan terhadapa komunikasi. Banyak atasan merasa bahwa mereka

tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi atau hasil yang dapat

membuat mereka tampak lemah. Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi

dimana mereka harus mengungkapkan informasi yang dapat membuat mereka dalam
kedudukan yang tidak menguntungkan. Sebagai hasilnya ada kesenjangan “leveling”

antara atasan dan bawahan.

Spesialisasi. meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga

menciptakan masalah-masalah komunikasi, dimana hal ini cenderung memisahkan

orang-orang, bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan. Perbedaan fungsi,

kepentingan dan istilah-istilah pekerjaan dapat membuat orang-orang merasa bahwa

mereka hidup dalam dunia yang berbeda. Akibatnya, dapat menghalangi perasaan

memasyarakat, membuat sulit memahami, dan mendorong terjadinya kesalahan-

kesalahan.

2.Hambatan – hambatan antar pribadi

Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita – berita yang

mereka kirim akan berubah akan menyimpang, bahkan bila hambatan-hambatan

komunikasi organisasional tidak ada. Banyak kesalahan komunikasi disebabkan

bukan oleh faktor-faktor organisasi, tetapi oleh masalah-masalah ketidak sempurnaan

manusia dan bahasa. Manajer perlu memperhatikan hambatan-hambatan anatr pribadi

seperti , a) persepsi selektif , b) status atau kedudukan komunikator, c) keadaan

membela diri , d) pendengaran lemah, e) ketidak tepatan penggunaan bahasa. Berikut

adalah hambatan – hambatan dalam proses komunikasi :

Persepsi selektif persepsi adalah proses yang menyeluruh dengan mana

seseorang menseleksi, mengorganisasikam, dan mengartikan segala sesuatu


lingkungannya, segera setelah seseorang menerima sesuatu, akan mengorganisasikan

menjadi berbagai tipe informasi yang berarti. Dalam hal ini pengalaman mengajarkan

seseorang dengan reaksi tertentu, bila seseorang mendengar suara kereta api, maka

dia mengharapkan akan melihat kreta api. Seorang karyawan menjadi “definisi”

secara otomatis bila dipanggil atasannya . dengan kata lain, pengharapan yang

mengharapkan seseorang untuk melihat atau mendengar kejadian, orang , objek atau

situasi adalah sesuatu yang dia ingin lihat atau dengar . hal ini disebut persepsi

selektif.

Manajer perlu memperhatikan 3 aspek berikut sehubungan dengan persepsi selektif :

a.Penerimaan akan menginterpretasikan berita berdasarkan pengalaman dana

bagaimana mereka telah “belajar’ untuk menghadapi sesuatu .

b.Penerima akan menginterpretasikan berita dengan cara menolak setiap perubahan

dalam struktur kepribadian yang kuat . berita yang bertentangan dengan kenyakinan

seseorang cenderung untuk ditolak.

c.Penerima akan cenderung mengelompokkan dan menyiampan karakteristik-

karakteristik pengalaman mereka sehingga mereka dapat membuat pola-pola

menyeluruh.

Pelajaran bagi manajer untuk memahami sebanyak mungkin tentang kerangka

kesukaan, kebutuhan, motif, tujuan, tingkat bahasa, dan stereotip (prosen penyusunan
berita menjadi seperti sesuatu yang diharapkan) dari penerima, agar dapat

mengkomunikasikan pengertian secara efektif.

Status komunikator. Hambatan utama komunikasi lainnya adalah

kecenderungan untuk menilai. Mepertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar

kerakteristik-karakteristik pengirim (sumber), terutama kredibilitanya. Kredibilitas

didasarkan “keahlian” seseorang dalam bidang yang sedang dikomunikasikan dan

tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang tersebut akan mengkomunikasikan

kebenaran.

Manajer harus dipandang bawahan mereka sebagai orang yang terpercaya dan

dapat dipercaya. Kalau tidak, usaha untuk memotivasi, mempengaruhi dan

mengarahkan kegiatan-kegiatan bawahan akan sangat terhambat dari pemulaan.

Keadaan membela diri, perasaan pembelaan diri pada pengirim, penerima

berita atau keduanya juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi. Keadaan

membela diri seseorang mengakibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan

pembicaraan tertentu, dan sebaliknya meningkatkan tingkat pembelaan di pihak lain.

Jadi, akan timbul reaksi rantai deensif. Keadaan ini membuat pendengar lebih

berkonsentrasi pada apa uang akan dikatakan dan bukan pada apa yang sedang

didengar. Sebagai contoh, bila seseorang karyawan terancam akan kehilangan

kedudukannya, maka dapat kehilangan kemampuan untuk mengartikan berita secara

tepat dengan memberi reaksi defersif atau agresif.


Pendengaran lemah. Manajer perlu belajar untuk mendengar secara efektif

agar mampu mengatasi hambatan ini. Berbagai kebiasaan sehubungan dengan

pendengaran lemah meliputi : 1) mendengar hanya permukaannya saja, dengan

sedikit perhatian pada apa yang sedang dikatakan; 2) memberikan pengaruh, melalui

baik perkataan atau tanda-tanda (seperti melihat jam, memandang langit,

menunjukkan kegelisahan); 3) menunujkan tanda-tanda kejengkelan atau kebosanan

terhadap bahan pembicaraan dan 4) mendengar dengan tidak aktif.

Ketidak tepatan penggunaan bahasa. Salah satu kesalahan terbesar yang

dibuat dalam komunikasi adalah anggapan bahwa pengertian terletak dalam “kata-

kata” yang digunakan. Sebagai contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat

mungkin” bisa berarti satu jam, satu hari atau satu minggu. Disamping itu, bahasa-

bahasa “non verbal” yang tidak konsiten, seperti nada suara, ekspresi wajah, dan

sebagainya dapat menghambat komunikasi.

E.Peningkatan Efektivitas Komunikasi

Berbagai penyebab timbulnya masalah-masalah komunikasi dan betapa

sulitnya mencapai komunikasi efektif telah dibahas diatas. Sekarang akan dibicarakan

berbagai cara dengan mana para manajer dapat meningkatkan efektivitas komunikasi.

Teknik-teknik ini pada dasarnya adalah cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan

yang disajikan sebelumnya.

Kesadaran Akan Kebutuhan Komunikasi Efektif


Karena berbgai hambatan organisasional dan antar pribadi, komunikasi efektif

tidak dapat dibiarkan terjadi begitu saja. Manajer harus memainkan peranan penting

dalam proses komunikasi, dimana hanya dengan cara itu kemudian dapat diambil

langkah-langkah untuk meningkatkan efektivitas komunikasi.

Pentngnya komunikasi menyebabkan banyak perusahaan besar menggunakan

para “ahli komunikasi”. Para spesialis komunikasi ini membantu perbaikan

komunikasi dengan bantuannya kepada para penyelia memecahkan masalah-masalah

komunikasi internal; penentuan strategi komunikasi perusahaan sehubungan dengan

“layoffs”, penutupan pabrik atau relokasi, dan terminasi; serta pengukuran kualitas

kegiatan-kegiatan komunikasi, melalui interview (wawancara) atau survey.

Penggunaan Umpan-Balik

Peralatan penting pengembangan komunikasi lainnya adalah penggunaan

umpan balik berita-beria yang dikirim. Komunikasi dua arah ini memungkinkan

proses komunikasi berjalan lebih efektif. Para manajer dapat melakukan paling

sedikit dua hal untuk mendorong umpan balik dan menggunakannya secara efektif.

Manajer dapat menciptakan lingkungan yang mendorong umpan balik, dan

mendapatkan umpan balik melalui kegiatan mereka sendiri.

Cara manajer berkomunikasi dengan para bawahannya dapat menentukan

jumlah umpan balik yang akan mereka terima. Disamping itu, tipe komunikasi yang

digunakan dan lingkungan komunikasi penting dalam penentuan umpan balik macam
apa yang akan di dapatkannya. Dalam hal ini manajer perlu memainkan peranan aktif

dalam pengadaan umpan balik tersebut. Sebagai contoh, setelah memberikan

penugasan tugas suatu pekerjaan manajer dapat bertanya, “apa saudari mengerti?”

atau “apakah saudara mempunyai pertanyaan” atau “apakah ada yang belum saya

jelaskan?” tetapi pertanyaan-pertanyaan itu tidak mendorong timbulnya jawaban,

sehingga pendekatan yang lebih langsung dapat dilakukan dengan mengatakan :

“pekerjaan ini adalah penting, sebab itu pahami benar setiap langkah, laporkan

kepada saya apa yang akan saudara lakukan”.

Dilain pihak, para manajer perlu secara aktif mencari umpan balik.

Manajemen partisipatif dan komunikasi tatap muka merupakan cara-cara yang dapat

digunakan untuk meningkatkan efektivitas kominukasi melalui penggunaan umpan

balik.

Menjadi Komunikator Yang Lebih Efektif

Teknik-teknik yang jelek mengganggu banyak manajer, seperti halnya

mengganggu hubungan mereka dengan para bawahannya diluar pekerjaannya. Oleh

karena itu latihan-latihan dalam penulisan dan penyampaian berita secara lisan perlu

dilakukan untuk meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol, penggunaan bahasa,

mengutarakan yang tepat, dan kepekaan terhadap latar belakang penerima berita.

Salah satu peralatan yang digunakan secara efektif oleh para psikolog, dan

orang-orang yang profesinya memerlukan pemahaman yang mendalam tentang klien


mereka, yaitu active listening (aktif mendengarkan), dapat dipergunakan untuk

mengembangkan dimensi baru keterampilan manajemen para manajer. Prinsip dasar

peralatan ini adalah penggunaan reflective statements (pernyataan baik) oleh

pendengar. Bagaimanapun posisi kunci para manajer dalam proses komunikasi,

membuat kebutuhan mendesak bagi pengembangan diri untuk menjadi komunikator

yang lebih efektif.

Pedoman Komunikasi Yang Baik

Amerika Management Asosiations (AMA) telah menyusun sejumlah prinsip-prinsip

komunikasi yang disebut “the Ten Commandments of Good Communication”

(sepuluh pedoman komunikasi yang baik). Pedoman-pedoman ini disusun untuk

meningkatkan efektivitas komunikasi organisasi, secara ringkas adalah sebgai

berikut:

1.Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.

2.Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.

3.Pertimbangkan keadaan fisik dan manusia keseluruhan kapan saja komunikasi akan

dilakukan.

4.Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bilaperlu, dalam perencanaan komunikasi.

5.Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama

berkomunikasi.
6.Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantu

atau umpan balik.

7.Ikuti lebih lanjut komunikasi yang dilakukan.

8.Perhatikan konsistensi komunikasi.

9.Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.

10.Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi

untuk mengerti.

Prinsip-prinsip ini memberikan kepada para manajer pedoman untuk

meningkatkan efektivitas komunikasi.

F. Komunikasi dalam Organisasi Menurut Perspektif Islam

Jika dilihat dari perspektif Islam, seorang pemimpin harus memenuhi

beberapa syarat untuk melaksanakan komunikasi kepemimpinan dalam organisasi,

yaitu:

1. Mempunyai sifat-sifat mahmudah, di antaranya adalah berilmu, adil, berani,

kesucian moral, pemurah, pemaaf, menepati janji, benar, tegas, bijaksana, cekap

berpikir, dan sebagainya. Kita bisa melihat kepemimpinan Rasulullah sebagai suri

tauladan bagi setiap orang, termasuk para pemimpin karena dalam diri beliau hanya

ada kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-

Qur’an:
َ ‫ َر َو َذ َك‬77‫اخ‬
‫ي ًرا‬77ِ‫ر ٱهَّلل َ َكث‬77 ِ ‫و َم ٱ ْل َء‬77 ۟ 77‫انَ يَ ْر ُج‬77‫نَةٌ لِّ َمن َك‬77‫س‬
ْ َ‫وا ٱهَّلل َ َوٱ ْلي‬ ْ ُ‫و ِل ٱهَّلل ِ أ‬77‫س‬
َ ‫ َوةٌ َح‬77‫س‬ ُ ‫انَ لَ ُك ْم فِى َر‬77‫ ْد َك‬77َ‫لَّق‬

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan dia banyak menyebut Allah.3

2. Memelihara hubungan baik dengan Allah SWT, sebagaimana Firman-Nya

َ ِ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ٱ ْل ِجنَّ َوٱإْل‬


‫نس إِاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah

kepada-Ku.”27 (QS. adz-Dzariat: 56).4

3. Memelihara hubungan baik dengan manusia, sebagaimana Allah berfirman :

ُ ‫صلِ ُحوا َذاتَ بَ ْينِ ُك ْم َوأَ ِطي ُعوا هَّللا َ َو َر‬


َ‫سولَهُ إِنْ ُك ْنتُ ْم ُمؤْ ِمنِين‬ ْ َ‫فَاتَّقُوا هَّللا َ َوأ‬

“Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu;

dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang

beriman.” (QS. Al-Anfaal: 1).

Allah SWT telah mengingatkan umat manusia agar segala pekerjaan yang

akan dilakukan, dikoordinasi dengan kompak, disiplin, dan saling bekerja sama agar

bisa terbangun sistem kerja yang kokoh dan tidak goyah oleh berbagai macam

rintangan yang akan dihadapi, laksana bangunan yang tersusun dengan kokoh dan

rapi. Dalam surah Ash-Shaf ayat 4, Allah Swt berfirman:

3
QS Al-Ahzab:21
4
Al-Qur’an (51:56)
‫وص‬
ٌ ‫ص‬ُ ‫صفًّا َكأَنَّ ُهم بُ ْن ٰيَنٌ َّم ْر‬ َ ‫إِنَّ ٱهَّلل َ يُ ِح ُّب ٱلَّ ِذينَ يُ ٰقَتِلُونَ فِى‬
َ ‫سبِيلِ ِهۦ‬

Artinya: ”Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang (berjuang) dijalan-

Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang

tersusun kokoh.” (Ash-Shaff: 4).

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Komunikasi adalah sarana untuk berhubungan, telebih dalam sebuah

organisasi. Organisasi mencakupi seluruh kegiatan apa yang telah direncanakan, dan

untuk melaksanakan rencana yang telah disusun diperlukan komunikasi yang baik

agar apa yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan apa yang direncakan sebelumnya.

Dalam organisasi terdapat bermacam-macam hambatan, untuk menyelesaikan

hambatan-hambatan tersebut di perlukan umpan balik agar tercipta iklim komunikasi

dua arah.

B.Saran

Seorang manajer baiknya melakukan komunikasi dengan seluruh aspek dalam

organisasinya tersebut agar tercipta “lingkungan kerja” yang baik. Hal tersebut dapat

meningkatkan kualitas kerja, sehingga pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Mulawarman, Krisna M.Sn Dkk. Komunikasi Organisasi pada Dinas Perijinan Kota

Yogyakarta Untuk Meningkatkan Pelayanan. Jurnal Makna (5): 1

Silviani, Irene MSP. 2020. Komunikasi Organisasi. Surabaya: Scopindo

Media Online:

https://www.academia.edu/10908783/MAKALAH_KOMUNIKASI_DALAM_O
RGANISASI

https://www.sketsaonline.com/komunikasi-organisasi-dalam-perspektif-islam/

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/01/28/o1njxm313-
menjaga-hubungan-baik

Anda mungkin juga menyukai