Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PELAYANAN PRIMA

PENGGUNAAN SARANA KOMUNIKASI SECARA PERORANGAN SERTA


KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK

Dosen Pembimbing :
Dr. Hj. Syamsidah, M.Pd.

Oleh :
KELOMPOK 3
A.Hadyan Shafwan Dzaky 200208501021
Firqa Mahadhita Widyatmi Yusuf 200208501013
Reski Auliah 200208502035

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTRAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR (2020/2021)

...
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Makassar, 26 Februari 2021.

...
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR.....................................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN...........................................................................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................................................
BAB II

PEMBAHASAN.............................................................................................................................
A. Komunikasi Interpersonal...............................................................................................
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal.......................................................................
2. Kompetisi Interpersonal...........................................................................................
3. Tujuan Komunikasi Interpersonal.............................................................................
B. Komunikasi Organisasi....................................................................................................
1. Pengertian Komunikasi Organisasi............................................................................
2. Fungsi Komunikasi Organisasi...................................................................................
3. Tujuan Komunikasi Organisasi..................................................................................
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
.....................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi maka manusia dapat
saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya komunikasi bagi
manusia tidaklah dapat dipungkiri begitu juga halnya dalam suatu organisasi. Dengan adanya
komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil begitupun sebaliknya.
Oleh karena itu komunikasi yang efektif adalah sangat penting bagi semua organisasi.
Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara di pengirim dengan si
penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Si pengirim pesan dapat berupa seorang individu,
kelompok atau organisasi. Begitu juga halnya dengan si penerima pesan dapat berupa seorang
anggota organisasi, seorang kepala bagian, pimpinan, kelompok orang dalam organisasi atau
organisasi secara keseluruhan (Muhammad, 2009: 5).
Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia karena tanpa komunikasi interaksi antar
manusia, baik secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak akan mungkin terjadi.
Komunikasi juga merupakan salah satu fungsi kehidupan manusia. Fungsi komunikasi adalah
untuk menyampaikan apa yang ada di dalam benak pikirannya dan/atau perasaan hatinya
kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Komunikasi mempunyai arti
penting dan banyak kegunaannya di dalam kehidupan manusia,
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
dengancara bertanya langsung kepada responden. Apabila wawancara dijadikan satu-satunya
alat pengumpulandata, atau sebagai metode diberi kedudukan yang utama dalam serangkaian
metode-metode pengumpulandata lainnya, ia akan memiliki ciri sebagai metode primer.
Sebaliknya jika ia digunakan sebagai alat untuk mencari informasi-informasi yang tidak dapat
diperoleh dengan cara lain, ia akan menjadi metode perlengkap. ada saat-saat tertentu metode
wawancara digunakan orang untuk menguji kebenaran dankemantapan suatu datum yang telah
diperoleh dengan cara lain, seperti obser!asi, test, kuesioner dansebagainya. "igunakan untuk
keperluan semacam itu metode wawancara akan menjadi batu pengukur atau kriterium.
B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi?
2. Apa saja contoh dari komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi?
3. Apa saja kompotisi dari komunikasi interpersonal?
4. Apa tujuan dari komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi?
5. Serta apa fungsi dari masing-masing komunikasi tersebut?
C.Tujuan
1. Mengetahui pengertian/hakikat dari komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi
2. Dapat memahami dan menerapkan contoh komunikasi interpersonal dan
komunikasi organisasi yang baik dan benar
3. Memahami kompotisi dari komunikasi interpersonal itu sendiri
4. Mengetahui tujuan dari komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi
5. Serta dapat mengetahui fungsi dari kedua komunikasi tersebut

...
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi interpersonal
1. Pengertian komunikasi interpersonal
Pengertian Komunikasi InterpersonalKomunikasi antarpribadi (interpersonal
communication) adalah komunikasi antara orang – orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2004 : 73) Komunikasi interpersonal atau
komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan – pesan
antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang – orang dengan beberapa efek
dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi
didalam diri sendiri, didalam diri manusia terdapat komponen – komponen komunikasi
seperti sumber, pesan, saluran penerima dan balikan. Dalam komunikasi interpersonal
hanya seorang yang terlibat. Pesan mulai dan berakhir dalam diri individu masing –
masing. Komunikasi interpersonal mempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan
orang lain. Suatu pesan yang dikomunikasikan, bermula dari diri seseorang (Muhammad,
1995 : Setelah melalui proses interpersonal tersebut, maka pesan – pesan disampaikan
kepada orang lain. Komunikasi interpersonal merupakaKompotisi interpersonal, proses
pertukaran informasi antara seseorang dengan seseorang lainnya atau biasnya diantara
dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang –
orang yang terlibat dalam komunikasi menjadi bertambah komplekslah komunikasi
tersebut (Muhammad, 1995 : 159).Komunikasi antarpribadi juga didefiniskan sebagai
komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat
jelas diantara mereka, misalnya percakapan seseorang ayah dengan anak, sepasang
suami istri, guru dengan murid, dan lain sebagainya. Dalam definisi ini setiap komunikasi
baru dipandang dan dijelaskan sebagai bahan – bahan yang teritegrasi dalam tindakan
komunikasi antarpribadi (Devito, 1997 : 231). Pentingnya suatu komunikasi
interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Dialog
adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka
yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing –masing menjadi
pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis nampak
adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk terjadinya pergantian bersama (mutual
understanding) dan empati. Dari proses ini terjadi rasa saling menghormati bukan
disebabkan status sosial melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing – masing
adalah manusia yang berhak dan wajib, pantas dan Tujuan komunikasi interpersonal.

2. Kompotisi interpersonal
Sears dkk (1994) berpendapat bahwa kompetensi interpersonal adalah kemampuan
atau kecakapan yang mendukung hubungan antara individu dengan individu lainnya.
Menurut De Vito (1997) kompetensi interpersonal yaitu kemampuan melakukan
komunikasi secara efektif dan Rakhmat (2007) mengemukakan bahwa komunikasi yang

...
efektif minimal menimbulkan lima hal yaitu pengertian, kesenangan, pengaruh
pada sikap, hubungan yang semakin baik, dan tindakan.

Kompetensi interpersonal sendiri, menurut Spitzberg dan Cupach (dalam De Vito,


1997), dapat diartikan sebagai suatu kemampuan melakukan hubungan interpersonal
secara efektif. De Vito (1997) berpendapat bahwa kompetensi interpersonal banyak
didapatkan individu melalui proses belajar, mengobservasi orang lain, melalui petunjuk
atau instruksi yang jelas, melalui trial dan error, dan lain-lain. Kompetensi interpersonal
yang lebih baik akan didapatkan jika individu tersebut menambah dan memperbaiki
pengetahuannya tentang komunikasi interpersonal. Kompetensi interpersonal yang
lebih baik ini akan menyebabkan individu tersebut mendapatkan lebih banyak pilihan
dalam melakukan interaksi, sehingga kemungkinan besar akan menghasilkan hubungan
interpersonal yang efektif.

Komunikasi interpersonal menurut De Vito (1997) tidak hanya terjadi melalui hubungan
langsung antar individu. Komunikasi interpersonal tidak harus melalui oral, tetapi dapat
melalui gerak isyarat, sentuhan, atau melalui telepon. Selama proses komunikasi
interpersonal terjadi pertukaran umpan balik. Umpan balik (feedback) menceritakan pada
komunikan dampak yang dirasakan oleh pendengar. Umpan balik akan menyebabkan
komunikan atau pembicara menyesuaikan, memodifikasi, memperkuat pesan, atau
merubah isi atau bentuk dari pesan. Umpan balik dapat diperoleh dari diri sendiri maupun
orang lain. Umpan balik dari diri sendiri dapat diperoleh ketika individu menyampaikan
pesan, individu mendengarkan apa yang individu katakan dan melihat apa yang individu
tulis. Umpan balik dari orang lain dapat berupa kerutan dahi, senyuman, tepukan, atau
dengan memotong pembicaraan.

3. Tujuan komunikasi interpersonal


Komunikasi interpersonal yang dilakukan bersama dengan satu orang atau kelompok
memiliki tujuan tertentu. Berikut ini merupakan tujuan komunikasi interpersonal
antara lain:
1. Untuk menyampaikan informasi
2. Untuk berbagi pengalaman
3. Untuk mengembangkan simpati
4. Untuk melakukan kerja sama
5. Untuk mengembangkan motivasi
6. Untuk mengungkapkan isi hati atau ideUntuk memahami orang lain dan
lain sebagainya.

B. Komunikasi Organisasi

A. Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi merupakan bentuk pertukaran pesan antara unit-unit


komunikasi yang berada dalam organisasi tertentu[1]. Organisasi sendiri terdiri dari

...
unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkisantara yang satu
dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi
organisasi melibatkan manusia sebagai subyek yang terlibat dalam proses
menerima, menafsirkan, dan bertindak atas informasi.

Menurut Wiryanto, Komunikasi organisasiadalah pengiriman dan penerimaan


berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu
sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-
surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.

B. Fungsi Komunikasi Organisasi

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi
dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu

1. Fungsi informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi


(information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu
organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan
tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi
dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya
dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di
dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang
jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam


suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:

1. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu


mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk
memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi
kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya

...
perintah- perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian,
sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada:

a. Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah.

b. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.

c. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang

pemimpin sekaligus sebagai pribadi.

e. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.

Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya


berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-
peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan


dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan
laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga
ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi

c. Tujuan Komunikasi Organisasi

Ada empat tujuan komunikasi organisasi, yaitu:

1. Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat. Memberi peluang bagi para


pemimpin organisasi dan anggotannya untuk menyatakan pikiran, pandangan, dan
pendapat sehubungan dengan tugas dan fungsi yang mereka lakukan.

...
2. Membagi informasi (information sharing). Memberi peluang kepada seluruh aparatur
orgaisasi untuk membagi informasi dan memberi makna yang sama atas visi, misi, tugas pokok,
fungsi organisasi, sub organisasi, individu, maupun kelompok kerja dalam organisasi

3. Menyatakan perasaan dan emosi. Memberi peluang bagi para pemimpin dan anggota
organisasi untuk bertukar informasi yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.

4. Tindakan koordinasi. Bertujuan mengkoordinasi sebagai atau seluruh


tindakan yang berkaitan dengan tugas dan fungsi organisasi yang telah
dibagi habis ke dalam bagian atau subbagian organisasi. Organisasi tanpa
koordinasi dan organisasi tanpa komunikasi sama dengan organisasi yang
menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek kerja.

C. WAWANCARA SEBAGAI KOMUNIKASI


a. Pengertian Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya-jawab secara lisan untuk memperoleh informasi.
Bentuk informasi yang diperoleh dinyatakan dalam tulisan, atau direkam secara audio,
visual, atau audio visual. Wawancara merupakan kegiatan utama dalam kajian pengamatan.
Pelaksanaan wawancara dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.

b. Fungsi Wawancara

• Menghindari kesalahan dan kesimpangsiuran informasi / data yang membingungkan,


• informasi / data dari hasil wawancara saling melengkapi dengan informasi awal,
• Mendapatkan informasi yang lengkap, akurat, jujur dan mendalam,
• Memperoleh informasi dan data yang seimbang dan objektif, dan
• Mengeksplorasi kemungkinan perspektif baru tentang suatu masalah.

c. Hubungan Wawancara

Keberhasilan suatu wawancara sangat ditentukan oleh bagaimana hubungan antara subjek dan
pewawancara (Lerbin,2007). Suasana hubungan yang kondusif (disebut juga sebagai rapport)
untuk keberhasilan suatu wawancara mencakup adanya sikap saling mempercayai dan kerja sama
di antara mereka. Suasana yang demikian dapat diusahakan melalui beberapa cara, diantaranya
pewawancara sebaiknya lebih dulu memperkenalkan diri dan mengemukakan secara jelas dan
lugas tujuan wawancara yang akan dilakukannya. Hal itu dilakukan dengan sikap rendah hati dan
bahwa yang berkepentinagan adalah pewawancara. Pada awal pertemuan, pewawancara juga
harus menciptakan suasana yang santai dan bebas serta tidak formal agar proses wawancara
dapat berlangsung secara lebih alamiah

Pewawancara sebaiknya mengawali pembicaraan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan


‘pemanasan’ sebagai pendahuluan, sekalipun pertanyaan itu mungkin tidak berkaitan langsung dengan
tujuan penelitian. Kemudian, secara perlahan-lahan, pewawancara mengarahkan pembicaraan pada
tujuan penelitian. Hal itu dilakukan untuk memperlancar proses wawancara. Hal-hal yang ditanyakan
pada pendahuluan itu sebaiknya adalah hal-hal yang menarik minat subjek.

...
Dalam keadaan yang demikian, penggunaan ‘bahasa ibu’ dari subjek mungkin akan sangat
membantu. Pada pelaksanaan wawancara, pewawancra jangan menunjukkan sikap tidak percaya
terhadap dan kurang menghargai jawaban yang diberikan subjek dan ajngan menunjukkan siakp
yang tergesa-gesa. Adakalanya subjek mengalami blocking, pikirannya ‘tersumbat’ sehingga proses
wawancara tidak berjalan dengan lancar.

Dalam keadaan yang demikian, pewawancara harus dapat membantu subjek untuk keluar dari
keadaan itu. Itu dapat dilakukan, misalnya denagn mengalihkan topik pembicaraan ke topik lain
untuk sementara waktu. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pewawancara adalah bahwa ia
harus dapat memahami keadaan subjek, ia harus memiliki empati. Dengan cara yang demikain,
pewawancara akan lebih dapat mengarahkan wawancara sesuai dengan kondisi subjek. Suatu hal
yang penting dalam wawancara adalah si pewawancara dapat mengganti subjeknya (Nazir, 1988).
Jika seorang responden misalnya tidak ingin memberikan keterangan tentang suatu hal, maka
peneliti dapat pindah mencari responden lain. Tidak demikian halnya dalam pengamatan
langsung. Karena itu, si peneliti harus dapat mencari jalan supaya pengamatan terhadap kejadian
yang ingin diamati tidak boleh gagal.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adanya teori tingkat kepercayaan yang memperkuat hubungan antar intensitas
komunikasi interpersonal dan tingkat motivasi kerja tidak terbukti dalam penelitian.
Hal ini dapat dilihat dari kekuatan kolerasi yang melemah antara veriabel intensitas
komunikasi interpersonal dan tingkat motivasi kerja setelah di kontrol. Hal inilah yang
bagi peneliti menjadi alasan tingkat kepercayaan tidak memperkuat hubungan antara
intensitas komunikasi interpersonal dan tingkat motivasi kerja.

B. SARAN
intensitas komunikasi interpersonal bagi suatu organisasi antara pimpinan dan
karyawan memiliki manfaat yang besar.dengan adanya komunikasi interpersonal yang
baik di antara kedua belah pihak,maka keninginan dan maksud dari keduanya di
tumbuhkembangkan sehingga dapat terpenuhi.

...
DAFTAR PUSTAKA

https://dykaandrian.blogspot.com/2015/04/makalah-komunikasi-
interpersonal.html?m=1
https://www.google.com/search?q=pengertian+wawancara&oq=pengertian+wawanca
ra&aqs=chrome..69i57j0l9.5460j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://pakdosen.co.id/wawancara-adalah/

...

Anda mungkin juga menyukai