Anda di halaman 1dari 19

PENAMPILAN DIRI

“Standarisasi Kepribadian Yang Baik Dalam


Berkomunikasi”

Dosen Pengampu :

DISUSUN OLEH

Khairunnisa Utami 5183143022

Tina Sumayyah Lubis 5183143023

Ummi Annisa Fitri 5183143014

PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas dalam pembuatan Makalah Tata Rias Grooming sebagai
pemenuhan tugas dalam mengikuti perkuliahan,pada mata kuliah “Tata Rias Grooming”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dalam
kesempurnaan dan tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya tugas-tugas selanjutnya. penulis
berharap semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca.

Medan , 30 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

C. Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

A. Pengertian Standarisasi ............................................................................................... 3

B. Perbedaan Pribadi dan Kepribadian ............................................................................ 4

C. Defenisi Komunikasi ................................................................................................... 5

D. Sifat Sifat Kepribadian yang Baik ............................................................................... 6

E. Ciri-ciri kepribadian Baik ............................................................................................... 7

F. Cara Membentuk Kepribadian yang Baik....................................................................... 8

G. Manfaat Memiliki Kepribadian yang Baik.................................................................. 9

H. Cara Mengetahui Sifat Seseorang Dari Cara Berbicara ............................................ 10

I. Etika Berbicara Di depan Umum .................................................................................. 11

J. Standarisasi dalam Berkomunikasi ............................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 15

A. Kesimpulan dan Saran ............................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika berkomunikasi dalam implementasinya antara lain dapat diketahui dari komunikasi
yang santun. Hal ini merupakan juga cerminan dari kesantunan kepribadian kita. Komunikasi
diibaratkan seperti urat nadi penghubung kehidupan, sebagai salah satu ekspresi dari karakter,
sifat atau tabiat seseorang untuk saling berinteraksi, mengidentifikasikan diri serta bekerja
sama. Kita hanya bisa saling mengerti dan memahami apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dikehendaki orang melalui komunikasi yang diekspresikan dengan menggunakan berbagai
saluran, baik verbal maupun non-verbal. Pesan yang ingin disampaikan melalui komunikasi,
bisa berdampak positif bisa juga sebaliknya. Komunikasi akan lebih bernilai positif, jika para
peserta komunikasi mengetahui dan menguasai teknik berkomunikasi yang baik, dan beretika.
Etika berkomunikasi, tidak hanya berkaitan dengan tutur kata yang baik, tetapi juga harus
berangkat dari niat tulus yang diekspresikan dari ketenangan, kesabaran dan empati kita dalam
berkomunikasi. Bentuk komunikasi yang demikian akan menghasilkan komunikasi dua arah
yang bercirikan penghargaan, perhatian dan dukungan secara timbal balik dari pihak-pihak
yang berkomunikasi.

Komunikasi yang beretika, kini menjadi persoalan penting dalam penyampaian aspirasi.
Dalam keseharian eksistensi penyampaian aspirasi masih sering dijumpai sejumlah hal yang
mencemaskan dari perilaku komunikasi yang kurang santun. Etika komunikasi sering
terpinggirkan, karena etika berkomunikasi belum membudaya sebagai urat nadi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

Komunikasi merupakan keterampilan paling penting dalam hidup kita. Seperti halnya
bernafas, banyak orang beranggapan bahwa komunikasi sebagai sesuatu yang otomatis terjadi,
sehingga orang tidak tertantang untuk belajar berkomunikasi secara efektif dan beretika. Hal
yang paling penting dalam komunikasi, bukan sekadar pada apa yang dikatakan, tetapi pada
karakter kita dan bagaimana kita mentransfer pesan serta menerima pesan. Komunikasi harus
dibangun dari diri kita yang paling dalam sebagai fondasi integritas yang kuat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi standarisasi ?
2. Apa defenisi kepribadian ?
3. Apa defenisi berkomunikasi ?
4. Apa sajakah ciri-ciri seseorang yang memiliki kepribadian yang baik ?
5. Bagaimana caranya agar memiliki kepribadian yang baik ?
6. Apakah manfaat jika seseorang memiliki kepribadian yang baik ?
7. Bagaimanakah cara mengetahui sifat seseorang dari cara berbicaranya ?
8. Apa sajakah sikap yang diperlukan ketika berbicara di depan umum ?
9. Bagaimanakah standarisasi dalam berkomunikasi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi standarisasi.
2. Untuk mengetahui defenisi kepribadian.
3. Untuk mengetahui defenisi berkomunikasi.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri orang berkepribadian baik.
5. Untuk mengetahui cara berkepribadian baik.
6. Untuk mengetahui manfaat berkepribadian baik.
7. Untuk mengetahui sifat seseorang dari gaya bicaranya.
8. Untuk mengetahui sikap yang diperlukan saat berbicara di depan umum.
9. Untuk mengetahui standarisasi dalam berkomunikasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Standarisasi
Standar bukan kata asli dari bahasa Indonesia, melainkan merupakan alih bahasa dari kata
Inggris, standard. Dari kata dasar standard dibentuk kata standardization, yang diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia menjadi standardisasi. Kata standard sendiri merupakan terjemahan
dari bahasa Perancis norme dan etalon. Istilah norme dapat dideinisikan sebagai standar dalam
bentuk dokumen, sedangkan etalon adalah standar isis atau standar pengukuran. Untuk
membedakan istilah standar tersebut, maka istilah standard diberi makna norme, sedangkan
etalon dalam bahasa Inggris diartikan measurement standard.

Bagian ini terutama akan membahas standard dalam pengertian norme, sedangkan etalon
atau measurement standard akan dibahas secara khusus di Bab mengenai Metrologi. Standar
memiliki cakupan bidang luas dan bersifat inter-disiplin ilmu.

Tidak mengherankan, telah dikembangkan banyak pengertian mengenai standar dan


standardisasi. Di banyak negara, sebagaimana tertuang dalam regulasi yang ditetapkan,
pengertian standar dan standardisasi dirumuskan berbeda.

Defenisi Standar dan Standarisasi Menurut UU No 20 Tahun 2014

Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata cara dan
metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak/Pemerintah/ keputusan internasional
yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, serta perkembangan masa
kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan, memelihara,


memberlakukan, dan mengawasi standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama
dengan semua Pemangku Kepentingan.

Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI adalah Standar yang
ditetapkan oleh BSN dan berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3
B. Perbedaan Pribadi dan Kepribadian
Kepribadian Menurut Koentjaraningrat

Kepribadian adalah ciri dan watak yang diperhatikan seseorang dengan cara lahir,
konsistem dan juga konsekuen pada setiap manusia yang melakukan proses sosialisasi. Proses
sosialisasi ini akan berlangsung seumur hidup manusia dan kepribadian individu akan
terbentuk pada tingkah laku sehingga seorang individu yang mempunyai identitas khusus akan
berbeda dengan orang lain.

Kepribadian Menurut Theodore George Herbert Mead

Kepribadian merupakan macam macam tingkah laku dalam psikologi manusia yang
mengalami perkembangan lewat pengembangan diri. Perkembangan kepribadian dalam
seseorang nantinya akan berlangsung sepanjang hidup dan menurutnya manusia akan
berkembang secara bertahap lewat interaksi dengan masyarakat.

Kepribadian Menurut Robert Sutherland

Kepribadian merupakan abstraksi individu serta perilaku sama pada lingkungan


masyarakat dan budaya. Oleh sebab itu, kepribadian digambarkan bisa saling berkaitan untuk
mempengaruhi ketiga aspek tersebut.

Menurut Horton

Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen seseorang.


Sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika
dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan berprilaku yang
baku, atau berpola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.

Menurut Schaefer dan Lamm

Kepribadian adalah sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas, dan perilaku
seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, berlaku terus-menerus
secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi.

4
C. Defenisi Komunikasi

Menurut Aristoteles

Pengertian komunikasi menurut Aristoteles adalah alat yang dapat digunakan oleh
masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam proses demokrasi.

Menurut Raymond S. Ross

Pengertian komunikasi merupakan sebuah proses memilih, menyortir, atau memberi


informasi kepada seseorang agar pendengar informasi tersebut memahami makna sesuai
dengan yang dimaksudkan pemberi informasi.

Menurut Shannon & Weaver

Komunikasi adalah interaksi yang saling mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain baik disengaja maupun tidak. Menurutnya komunikasi tidak terbatas pada
bahasa verbal saja, namun juga pada ekspresi wajah, lukisan, teknologi, dan lainnya.

Menurut Agus M. Hardjana, M.Sc., ED

Komunikasi dapat dirumuskan sebagai suatu kegiatan disampaikannya suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain melalui media tertentu. Setelah pesan tersebut diterima dan
dipahami sejauh kemampuannya, penerima pesan kemudian menyampaikan
tanggapan melalui media tertentu pula kebada penyampai pesan.

Menurut Hoben

Pengertian komunikasi menurut Hoben merupakan sebuah pertukaran pikiran atau


gagasan yang disampaikan secara verbal.

Menurut Judy C. Pearson & Paul E. Melson

Menurut Pearson dan Melson, pengertian komunikasi secara umum adalah proses
memahami makna dan berbagi makna kepada individu atau sekelompok orang.

5
Menurut Everett M. Rogers

Arti komunikasi menurut Everett M. Rogers merupakan penyaluran ide atau maksud
dari sumber satu ke sumber yang lain dengan tujuan mengubah tingkah laku penerima ide.

Menurut Anderson

Definisi komunikasi menurut Anderson merupakan proses pertukaran maksud yang


terjadi secara dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.

Menurut James A. F. Stoner

Pendapat James A. F. Stone mengungkapkan bahwa definisi komunikasi adalah sebuah


proses yang dilakukan seseorang dengan tujuan memberikan pengertian kepada orang lain
dengan memindahkan suatu pesan tertentu.

D. Sifat Sifat Kepribadian yang Baik


 Optimis
Optimis adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam
menghadapi segala hal.
 Mudah bergaul
Adalah pandai menyusuaikan diri, pandai bergaul, dan luwes.
 Humoris
Adalah orang yang memiliki rasa humor (sesuatu yang lucu yang menggelikan hati).
 Kreatif
Adalah seseorang yang memiliki daya cipta atau memiliki untuk menciptakan.
 Perfeksionis
Adalah orang yang ingin segala-galanya sempurna.
 Ambisius
Adalah seseorang yang berkeinginan kras dalam mencapai sesuatu (harapan atau cita-
cita).
 Suka membantu
Adalah seseorang yang suka meringankan beban orang lain.

6
 Rendah hati
Adalah seseorang yang memiliki sifat atau hal yang tidak sombong atau tidak angkuh.
 Jujur
Adalah seseorang yang lurus hati, tidak curang, tulus, dan ikhlas.
 Dermawan
Adalah seseorang yang pemurah hati atau suka bederma (beramal atau bersedekah).
 Sopan Santun
Adalah seseorang yang memiliki budi pekerti yang baik, tata krama, peradaban, dan
kesusilaan.
 Bijaksana
Adalah seseorang yang pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb) apabila menghadapi
kesulitan.
 Berjiwa besar
Adalah seseorang yang membuka hati, pikiran, dan diri untuk menerima segala kritik
dan saran.

E. Ciri-ciri kepribadian Baik


 Mampu menilai diri sendiri secara realistis
 Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistis
 Kemandirian
 Mampu menilai secara realistis
 Mempunyai filsafat hidup
 Orientasinya keluar (ekstrovert)
 Berbahagia
 Penerimaan sosial
 Mempunyai tujuan
 Bisa mengontrol emosi
 Dapat menerima tanggung jawab

7
F. Cara Membentuk Kepribadian yang Baik
Mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi.

Komunikasi adalah proses mengirimkan sinyal/pesan antara pengirim dan penerima


melalui berbagai macam metode (tulisan, isyarat nonverbal, dan lisan). Komunikasi juga
merupakan mekanisme yang kita gunakan untuk membangun dan memodifikasi hubungan.

Memiliki keberanian untuk mengatakan apa yang dipikirkan.

Milikilah rasa percaya diri bahwa Anda dapat memberikan kontribusi yang berharga
dalam percakapan. Luangkan waktu setiap hari untuk mengenali pendapat dan perasaan Anda
sehingga Anda dapat menyampaikan pada orang lain. Orang yang ragu untuk berbicara karena
merasa pendapatnya tidak berharga tidak perlu takut. Apa yang penting atau berharga untuk
seseorang mungkin tidak berlaku bagi orang lain dan mungkin lebih berharga bagi orang yang
satunya lagi.

Berlatih.

Mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik dimulai dengan interaksi yang


sederhana. Kemampuan komunikasi bisa dilatih setiap hari baik baik untuk interaksi sosial
hingga profesional. Kemampuan baru membutuhkan waktu untuk ditingkatkan. Namun, setiap
kali Anda menggunakan kemampuan komunikasi, maka Anda akan membuka diri terhadap
berbagai kesempatan dan hubungan di masa depan.

Melakukan kontak mata.

Apapun posisi Anda, entah itu sebagai pembicara atau pendengar, memandang mata
orang lain yang Anda ajak bicara akan membuat interaksi menjadi lebih berhasil. Kontak mata
menunjukkan ketertarikan dan membuat lawan bicara menjadi tertarik juga untuk berinteraksi
dengan Anda.

Salah satu teknik untuk membantu hal ini adalah memandang salah satu mata
pendengar lalu berpindah ke mata lain. Memandang berpindah-pindah dari satu mata ke mata
lain akan membuat Anda terlihat berbinar-binar. Cara lain adalah dengan membayangkan huruf
“T” pada wajah si pendengar, dengan garis horisontal sepanjang alis dan garis vertikal sampai
tengah hidung. Pusatkan mata untuk terus memandang zona “T” tersebut.

8
Menggunakan gestur.

Gestur ini meliputi tangan dan wajah Anda. Buatlah agar seluruh tubuh Anda
bicara.Gunakan gestur yang lebih kecil untuk perorangan dan kelompok kecil. Gestur yang
lebih besar digunakan saat menghadapi kelompok lawan bicara yang lebih besar.

Menunjukkan sikap dan kepercayaan yang konstruktif.

Sikap yang ditunjukkan saat berkomunikasi akan memberikan pengaruh yang besar
pada cara Anda mengatur diri dan berinteraksi dengan orang lain. Bersikaplah jujur, sabar,
optimis, tulus, menghargai, dan menerima orang lain.

Mengembangkan kemampuan mendengar yang efektif.

Seseorang tak hanya dituntut untuk mampu berbicara secara efektif, namun juga harus
mendengarkan orang lain dan terlibat dalam pembicaraan yang sedang dibicarakan oleh orang
lain. Hindari sikap hanya mendengarkan akhir kalimatnya saja sehingga Anda ikut berbicara
pada saat yang bersamaan dengan orang lain yang sedang berbicara.

Mengucapkan kata-kata dengan jelas.

Orang akan menilai kompetensi Anda lewat kosakata yang diucapkan. Jika Anda tidak
yakin untuk mengucapkan suatu kata, jangan gunakan kata itu.

Menggunakan volume suara yang sesuai.

Gunakan volume suara yang sesuai dengan situasi. Bicaralah dengan suara lebih lembut
jika Anda seorang diri dan akrab dengan lawan bicara. Bicaralah dengan suara yang lebih besar
ketika berhadapan dengan jumlah lawan bicara yang lebih besar atau berada di ruang yang
lebih besar.

G. Manfaat Memiliki Kepribadian yang Baik


Ketika kita menanamkan kebaikan, maka kita juga akan mendapatkan kebaikan pula, ini
adalah hukum alam. Hukum timbal balik yang akan kita dapatkan seperti yang telah kita
lakukan. Dengan demikian kita harus selalu bersikap baik, agar kita bisa menjadi orang yang
baik dan bermanfaat. Sehingga kehidupan pun akan semakin baik.

9
Ada begitu banyak manfaat yang didapat dengan menjadi pribadi yang baik, yaitu:

Kita memiliki banyak teman, banyak sahabat, kebaikan selalu menyertai hidup kita dan
masih banyak lainnya. Ketika kita bisa menolong orang lain, maka Anda sudah melakukan
kebaikan. Mungkin suatu saat nanti bila Anda mendapat kesulitan hidup, orang yang Anda
tolong tersebutlah yang akan menolong Anda dan membantu meringankan beban hidup Anda.

Menjadi pribadi yang baik adalah perintah dari semua agama, sebagai orang yang beragama
dan memiliki Tuhan, kita harus bisa bersikap baik dan bermanfaat untuk lingkungan kita.

H. Cara Mengetahui Sifat Seseorang Dari Cara Berbicara


Bicara Sarkas

Berdasarkan penelitian dari University of California San Francisco, orang yang sering
berkata-kata sarkas dan kasar ternyata memiliki mental dan fungsi otak lebih baik dibanding
mereka yang tak pernah menerima kata-kata kasar atau berkata sarkas. Bukan hanya itu, orang
sarkas memiliki kepribadian yang terang-terangan, apa adanya dan biasanya memiliki
karakter kuat dan dominan.

Bicara dengan Suara Pelan

Beberapa penelitian psikologis menemukan bahwa orang-orang yang suka bicara


dengan suara pelan seringkali memiliki masalah dengan kepercayaan diri. Mereka sering
minder atau merasa rendah diri sehingga merasa lebih baik memelankan suara. Seringkali
ketika bicara mereka juga menundukkan kepala atau bersikap malu-malu.

Bicara dengan Tempo Lambat

Orang yang bicara dengan tempo lambat memang seringkali memberi kesan tidak
cerdas dan membosankan, namun hal ini bisa saja salah. Orang yang bicara lambat seringkali
adalah orang yang pemikir dan cerdas. Mereka tidak buru-buru dalam menyampaikan maksud
dan pemikirannya.

Bicara Cepat

Orang yang sering bicara cepat atau tempo yang terburu-buru biasanya adalah orang
yang ingin didengar. Seringkali mereka tak punya waktu banyak untuk bicara atau sering disela

10
saat bicara sehingga ketika ada waktu untuknya bicara, ia berusaha secepat mungkin
menyampaikan pikirannya.

Bicara dengan Suara lantang

Orang suka bicara dengan suara lantang atau keras, entah itu dalam tempo lambat atau
cepat, biasanya adalah orang yang ingin mendominasi atau memimpin. Seringkali orang yang
bicara dengan suara lantang adalah tipe yang tegas. Namun bisa juga sebaliknya, orang yang
suka bicara lantang adalah yang ingin mencari perhatian dan haus pujian atau dukungan dari
orang sekitar.

Bicara dengan Lembut

Kebalikan dari orang yang bicara sarkas, orang-orang yang bicara dengan kata-kata
lembut biasanya terlalu khawatir dengan apa kata orang. Ia berusaha menunjukkan citra baik
sehingga tak ada cela, namun sebenarnya punya maksud tersembunyi. Bisa jadi maksud itu
baik, tapi bisa juga buruk. Faktor seperti ekspresi wajah dan kebiasaan lainnya juga perlu
dipertimbangkan.

I. Etika Berbicara Di depan Umum


Komunikasi melibatkan interaksi antar anggota masyarakat. Dalam interaksi diperlukan
norma-norma atau aturan-aturan yang berfungsi untuk pengendalian yang tujuannya adalah
untuk tercapainya ketertiban dalam masyarakat. Salah satu, upaya mewujudkan tertibnya
masyarakat adalah adanya etika komunikasi yakni kajian tentang baik buruknya suatu tindakan
komunikasi yang dilakukan manusia, suatu pengetahuan rasional yang mengajak manusia agar
dapat berkomunikasi dengan baik.

Komunikasi menandakan pula adanya interaksi antar-anggota masyarakat, karena


komunikasi selalu melibatkan setidaknya dua orang. Dalam interaksi selalu diperlukan norma-
norma atau aturan-aturan yang berfungsi untuk pengendalian atau social control. Tujuannya
untuk menciptakan masyarakat yang tertib. Salah satu bentuk untuk mewujudkan tertibnya
masyarakat adalah adanya etika, yakni filsafat yang mengkaji baik-buruknya suatu tindakan
yang dilakukan manusia. Etika berkomunikasi juga dikenal sebagai suatu pengetahuan rasional
yang mengajak manusia agar dapat berkomunikasi dengan baik.

11
Dalam perspektif komunikasi, upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui
pemilihan umum, barangkali bisa terealisasi, ketika etika komunikasi bisa terpenuhi
sebagaimana gagasan Karl Wallace Johannesen (1996) yakni pedoman etika yang berakar
dalam nilai-nilai demokrasi, antara lain bahwa komunikator harus menumbuhkan kebiasaan
bersikap adil dalam memilih dan menampilkan fakta dan pendapat secara terbuka. Komunikasi
tidak boleh menyelewengkan atau menyembunyikan data yang mungkin dibutuhkan untuk
mengevaluasi argumen komunikator yang adil. Para komunikator, misalnya calon pemimpin,
hendaknya mengajarkan kejujuran dalam komunikasi, melalui tranparansi pesan yang
dilontarkan.

Komunikator harus terbiasa mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan


pribadi. Apa yang menjadi keinginan dan cita-cita bersama warga daerahnya lebih
didahulukan. Artinya seorang calon pemimpin dituntut secara etis untuk memikirkan nasib dan
kebersamaan dengan pihak lain dalam lingkungan tempat ia berada.

Komunikator menanamkan kebiasaan menghormati perbedaan pendapat dengan


mendorong berbagai ragam argumen dan pendapat.

Nilsen (dalam Johannesen, 1996), mengatakan bahwa untuk mencapai etika komunikasi,
perlu diperhatikan sifat-sifat berikut:

1. Penghormatan terhadap seseorang sebagai person tanpa memandang umur, status dan
hubungan dengan si pembicara.
2. Penghormatan terhadap ide, perasaan, maksud dan integritas orang lain.
3. Sikap suka memperbolehkan, keobjektifan, dan keterbukaan pikiran yang mendorong
kebebasan berekspresi.
4. Penghormatan terhadap bukti dan pertimbangan yang rasional terhadap berbagai
alternatif.
5. Terlebih dahulu mendengarkan dengan cermat dan hati-hati sebelum menyatakan
persetujuan atau ketidaksetujuan.

J. Standarisasi dalam Berkomunikasi


Berbicara efektif

Berbicara efektif artinya tidak bertele-tele, tidak berputar-putar untuk menyampaikan suatu
poin pembicaraan. Cepat, tepat, lugas dan dapat dimengerti oleh lawan bicara kita. Berbicara

12
efektif membuat lawan bicara kita akan fokus pada setiap hal yang kita sampaikan dan dapat
mempengaruhi langsung ke dalam pikirannya.

Berbicara penuh motivasi

Komunikasi yang terjalin dan sampai kepada lawan bicara haruslah yang bersifat
mendorong. Hal ini terlebih ketika yang berbicara adalah orang yang memiliki jabatan lebih
tinggi daripada lawan bicaranya, seperti bos kepada anak buahnya. Motivasi yang dimaksud
adalah adanya dorongan/penyemangat dalam kata-kata yang diucapkan agar lawan bicara
tergerak untuk melakukan sesuatu dengan baik dan sungguh-sungguh berdasarkan pengarahan
yang sudah diberikan.

Berbicara untuk mendapat perhatian

Pembicaraan yang membosankan dan bertele-tele tentu akan membuat lawan bicara
atau pendengar mengabaikan kata-kata kita. Dalam teknik berkomunikasi/bicara perlu
diperhatikan tema/materi yang akan kita sampaikan pada lawan bicara agar membuat mereka
tetap focus dengan kita. Ada baiknya untuk memperhatikan siapa lawan bicara kita agar materi
yang kita sampaikan tepat sasaran, selain itu usahakan penyampaiannya dilakukan dengan gaya
yang menarik. Temukan materi yang belum pernah pendengar tahu dan selipkan hal-hal unik
untuk menarik perhatian lawan bicara.

Berbicara melalu keinderaan

Agar tema/materi yang kita sampaikan meninggalkan bekas dalam pikiran lawan bicara
maka kita bisa menguatkan komunikasi kita dengan ekspresi indera yang meyakinkan. Gerak
tangan, tatapan mata, senyuman, atau kernyitan dahi akan menambah kesan tentang tema yang
kita sampaikan. Hal ini juga agar lawan bicara mengerti bahwa tema yang kita bicarakan adalah
hal yang penting dan patut untuk didengar. •1. Berbicara efektif

Berbicara efektif artinya tidak bertele-tele, tidak berputar-putar untuk menyampaikan suatu
poin pembicaraan. Cepat, tepat, lugas dan dapat dimengerti oleh lawan bicara kita. Berbicara
efektif membuat lawan bicara kita akan fokus pada setiap hal yang kita sampaikan dan dapat
mempengaruhi langsung ke dalam pikirannya.

13
Berbicara penuh motivasi

Komunikasi yang terjalin dan sampai kepada lawan bicara haruslah yang bersifat
mendorong. Hal ini terlebih ketika yang berbicara adalah orang yang memiliki jabatan lebih
tinggi daripada lawan bicaranya, seperti bos kepada anak buahnya. Motivasi yang dimaksud
adalah adanya dorongan/penyemangat dalam kata-kata yang diucapkan agar lawan bicara
tergerak untuk melakukan sesuatu dengan baik dan sungguh-sungguh berdasarkan pengarahan
yang sudah diberikan.

Berbicara untuk mendapat perhatian

Pembicaraan yang membosankan dan bertele-tele tentu akan membuat lawan bicara
atau pendengar mengabaikan kata-kata kita. Dalam teknik berkomunikasi/bicara perlu
diperhatikan tema/materi yang akan kita sampaikan pada lawan bicara agar membuat mereka
tetap focus dengan kita. Ada baiknya untuk memperhatikan siapa lawan bicara kita agar materi
yang kita sampaikan tepat sasaran, selain itu usahakan penyampaiannya dilakukan dengan gaya
yang menarik. Temukan materi yang belum pernah pendengar tahu dan selipkan hal-hal unik
untuk menarik perhatian lawan bicara.

Berbicara melalu keinderaan

Agar tema/materi yang kita sampaikan meninggalkan bekas dalam pikiran lawan bicara
maka kita bisa menguatkan komunikasi kita dengan ekspresi indera yang meyakinkan. Gerak
tangan, tatapan mata, senyuman, atau kernyitan dahi akan menambah kesan tentang tema yang
kita sampaikan. Hal ini juga agar lawan bicara mengerti bahwa tema yang kita bicarakan adalah
hal yang penting dan patut untuk didengar.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan, dengan menggunakan standarisasi
maka, suatu kelompok atau perorangan bisa dengan mudah berkomunikasi sesuai dengan
pedoman yang sudah ditetapkan agar menjaga tetap fokus. Standarisasi dalam berbagai bidang
memiliki peranan penting masing-masing. Dapat kita simpulkan bahwa dalam berkomunikasi,
kita perlu memperhatikan aturan atau etika yang sesuai dengan standarisasi berkomunikasi,
agar tetap tercipta kepribadian yang baik, ketenteraman, kedamaian hidup bermasyarakat, dan
tidak terjadi kesalahpahaman antara satu kelompok atau orang dengan yang lain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Odjar, Dewi dkk.2014. Pengantar Standardisasi.Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Corry.(2009).Etika Berkomunikasi dalam Penyampaian Aspirasi.Jurnal Komunikasi


Universitas Tarumanagara, ISSN : 2085 1979.

https://dosenpsikologi.com/teori-kepribadian-menurut-para-ahli-dan-manfaatnya

https://pengertianahli.id/2013/11/pengertian-kepribadian-menurut-ahli.html

https://sinau.info/pengertian-kepribadian/#

https://dosenpsikologi.com/macam-macam-sifat-manusia

https://m.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3816362/6-cara-mengetahui-sifat-seseorang-
dari-cara-bicara

https://id.m.wikihow.com/Mengembangkan-Kemampuan-Komunikasi-yang-Baik?amp=1

https://www.caraprofesor.com/mengenal-pengertian-standarisasi/

http://direktoritraining.com/teknik-berkomunikasi-yang-baik/

16

Anda mungkin juga menyukai