Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH
FAKULTAS TEKNIK
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas dalam pembuatan Makalah Tata Rias Grooming sebagai
pemenuhan tugas dalam mengikuti perkuliahan,pada mata kuliah “Tata Rias Grooming”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dalam
kesempurnaan dan tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya tugas-tugas selanjutnya. penulis
berharap semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
C. Tujuan.......................................................................................................................... 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika berkomunikasi dalam implementasinya antara lain dapat diketahui dari komunikasi
yang santun. Hal ini merupakan juga cerminan dari kesantunan kepribadian kita. Komunikasi
diibaratkan seperti urat nadi penghubung kehidupan, sebagai salah satu ekspresi dari karakter,
sifat atau tabiat seseorang untuk saling berinteraksi, mengidentifikasikan diri serta bekerja
sama. Kita hanya bisa saling mengerti dan memahami apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dikehendaki orang melalui komunikasi yang diekspresikan dengan menggunakan berbagai
saluran, baik verbal maupun non-verbal. Pesan yang ingin disampaikan melalui komunikasi,
bisa berdampak positif bisa juga sebaliknya. Komunikasi akan lebih bernilai positif, jika para
peserta komunikasi mengetahui dan menguasai teknik berkomunikasi yang baik, dan beretika.
Etika berkomunikasi, tidak hanya berkaitan dengan tutur kata yang baik, tetapi juga harus
berangkat dari niat tulus yang diekspresikan dari ketenangan, kesabaran dan empati kita dalam
berkomunikasi. Bentuk komunikasi yang demikian akan menghasilkan komunikasi dua arah
yang bercirikan penghargaan, perhatian dan dukungan secara timbal balik dari pihak-pihak
yang berkomunikasi.
Komunikasi yang beretika, kini menjadi persoalan penting dalam penyampaian aspirasi.
Dalam keseharian eksistensi penyampaian aspirasi masih sering dijumpai sejumlah hal yang
mencemaskan dari perilaku komunikasi yang kurang santun. Etika komunikasi sering
terpinggirkan, karena etika berkomunikasi belum membudaya sebagai urat nadi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Komunikasi merupakan keterampilan paling penting dalam hidup kita. Seperti halnya
bernafas, banyak orang beranggapan bahwa komunikasi sebagai sesuatu yang otomatis terjadi,
sehingga orang tidak tertantang untuk belajar berkomunikasi secara efektif dan beretika. Hal
yang paling penting dalam komunikasi, bukan sekadar pada apa yang dikatakan, tetapi pada
karakter kita dan bagaimana kita mentransfer pesan serta menerima pesan. Komunikasi harus
dibangun dari diri kita yang paling dalam sebagai fondasi integritas yang kuat.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi standarisasi ?
2. Apa defenisi kepribadian ?
3. Apa defenisi berkomunikasi ?
4. Apa sajakah ciri-ciri seseorang yang memiliki kepribadian yang baik ?
5. Bagaimana caranya agar memiliki kepribadian yang baik ?
6. Apakah manfaat jika seseorang memiliki kepribadian yang baik ?
7. Bagaimanakah cara mengetahui sifat seseorang dari cara berbicaranya ?
8. Apa sajakah sikap yang diperlukan ketika berbicara di depan umum ?
9. Bagaimanakah standarisasi dalam berkomunikasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi standarisasi.
2. Untuk mengetahui defenisi kepribadian.
3. Untuk mengetahui defenisi berkomunikasi.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri orang berkepribadian baik.
5. Untuk mengetahui cara berkepribadian baik.
6. Untuk mengetahui manfaat berkepribadian baik.
7. Untuk mengetahui sifat seseorang dari gaya bicaranya.
8. Untuk mengetahui sikap yang diperlukan saat berbicara di depan umum.
9. Untuk mengetahui standarisasi dalam berkomunikasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Standarisasi
Standar bukan kata asli dari bahasa Indonesia, melainkan merupakan alih bahasa dari kata
Inggris, standard. Dari kata dasar standard dibentuk kata standardization, yang diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia menjadi standardisasi. Kata standard sendiri merupakan terjemahan
dari bahasa Perancis norme dan etalon. Istilah norme dapat dideinisikan sebagai standar dalam
bentuk dokumen, sedangkan etalon adalah standar isis atau standar pengukuran. Untuk
membedakan istilah standar tersebut, maka istilah standard diberi makna norme, sedangkan
etalon dalam bahasa Inggris diartikan measurement standard.
Bagian ini terutama akan membahas standard dalam pengertian norme, sedangkan etalon
atau measurement standard akan dibahas secara khusus di Bab mengenai Metrologi. Standar
memiliki cakupan bidang luas dan bersifat inter-disiplin ilmu.
Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata cara dan
metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak/Pemerintah/ keputusan internasional
yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, serta perkembangan masa
kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI adalah Standar yang
ditetapkan oleh BSN dan berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3
B. Perbedaan Pribadi dan Kepribadian
Kepribadian Menurut Koentjaraningrat
Kepribadian adalah ciri dan watak yang diperhatikan seseorang dengan cara lahir,
konsistem dan juga konsekuen pada setiap manusia yang melakukan proses sosialisasi. Proses
sosialisasi ini akan berlangsung seumur hidup manusia dan kepribadian individu akan
terbentuk pada tingkah laku sehingga seorang individu yang mempunyai identitas khusus akan
berbeda dengan orang lain.
Kepribadian merupakan macam macam tingkah laku dalam psikologi manusia yang
mengalami perkembangan lewat pengembangan diri. Perkembangan kepribadian dalam
seseorang nantinya akan berlangsung sepanjang hidup dan menurutnya manusia akan
berkembang secara bertahap lewat interaksi dengan masyarakat.
Menurut Horton
Kepribadian adalah sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas, dan perilaku
seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, berlaku terus-menerus
secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi.
4
C. Defenisi Komunikasi
Menurut Aristoteles
Pengertian komunikasi menurut Aristoteles adalah alat yang dapat digunakan oleh
masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam proses demokrasi.
Komunikasi adalah interaksi yang saling mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain baik disengaja maupun tidak. Menurutnya komunikasi tidak terbatas pada
bahasa verbal saja, namun juga pada ekspresi wajah, lukisan, teknologi, dan lainnya.
Komunikasi dapat dirumuskan sebagai suatu kegiatan disampaikannya suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain melalui media tertentu. Setelah pesan tersebut diterima dan
dipahami sejauh kemampuannya, penerima pesan kemudian menyampaikan
tanggapan melalui media tertentu pula kebada penyampai pesan.
Menurut Hoben
Menurut Pearson dan Melson, pengertian komunikasi secara umum adalah proses
memahami makna dan berbagi makna kepada individu atau sekelompok orang.
5
Menurut Everett M. Rogers
Arti komunikasi menurut Everett M. Rogers merupakan penyaluran ide atau maksud
dari sumber satu ke sumber yang lain dengan tujuan mengubah tingkah laku penerima ide.
Menurut Anderson
6
Rendah hati
Adalah seseorang yang memiliki sifat atau hal yang tidak sombong atau tidak angkuh.
Jujur
Adalah seseorang yang lurus hati, tidak curang, tulus, dan ikhlas.
Dermawan
Adalah seseorang yang pemurah hati atau suka bederma (beramal atau bersedekah).
Sopan Santun
Adalah seseorang yang memiliki budi pekerti yang baik, tata krama, peradaban, dan
kesusilaan.
Bijaksana
Adalah seseorang yang pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb) apabila menghadapi
kesulitan.
Berjiwa besar
Adalah seseorang yang membuka hati, pikiran, dan diri untuk menerima segala kritik
dan saran.
7
F. Cara Membentuk Kepribadian yang Baik
Mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi.
Milikilah rasa percaya diri bahwa Anda dapat memberikan kontribusi yang berharga
dalam percakapan. Luangkan waktu setiap hari untuk mengenali pendapat dan perasaan Anda
sehingga Anda dapat menyampaikan pada orang lain. Orang yang ragu untuk berbicara karena
merasa pendapatnya tidak berharga tidak perlu takut. Apa yang penting atau berharga untuk
seseorang mungkin tidak berlaku bagi orang lain dan mungkin lebih berharga bagi orang yang
satunya lagi.
Berlatih.
Apapun posisi Anda, entah itu sebagai pembicara atau pendengar, memandang mata
orang lain yang Anda ajak bicara akan membuat interaksi menjadi lebih berhasil. Kontak mata
menunjukkan ketertarikan dan membuat lawan bicara menjadi tertarik juga untuk berinteraksi
dengan Anda.
Salah satu teknik untuk membantu hal ini adalah memandang salah satu mata
pendengar lalu berpindah ke mata lain. Memandang berpindah-pindah dari satu mata ke mata
lain akan membuat Anda terlihat berbinar-binar. Cara lain adalah dengan membayangkan huruf
“T” pada wajah si pendengar, dengan garis horisontal sepanjang alis dan garis vertikal sampai
tengah hidung. Pusatkan mata untuk terus memandang zona “T” tersebut.
8
Menggunakan gestur.
Gestur ini meliputi tangan dan wajah Anda. Buatlah agar seluruh tubuh Anda
bicara.Gunakan gestur yang lebih kecil untuk perorangan dan kelompok kecil. Gestur yang
lebih besar digunakan saat menghadapi kelompok lawan bicara yang lebih besar.
Sikap yang ditunjukkan saat berkomunikasi akan memberikan pengaruh yang besar
pada cara Anda mengatur diri dan berinteraksi dengan orang lain. Bersikaplah jujur, sabar,
optimis, tulus, menghargai, dan menerima orang lain.
Seseorang tak hanya dituntut untuk mampu berbicara secara efektif, namun juga harus
mendengarkan orang lain dan terlibat dalam pembicaraan yang sedang dibicarakan oleh orang
lain. Hindari sikap hanya mendengarkan akhir kalimatnya saja sehingga Anda ikut berbicara
pada saat yang bersamaan dengan orang lain yang sedang berbicara.
Orang akan menilai kompetensi Anda lewat kosakata yang diucapkan. Jika Anda tidak
yakin untuk mengucapkan suatu kata, jangan gunakan kata itu.
Gunakan volume suara yang sesuai dengan situasi. Bicaralah dengan suara lebih lembut
jika Anda seorang diri dan akrab dengan lawan bicara. Bicaralah dengan suara yang lebih besar
ketika berhadapan dengan jumlah lawan bicara yang lebih besar atau berada di ruang yang
lebih besar.
9
Ada begitu banyak manfaat yang didapat dengan menjadi pribadi yang baik, yaitu:
Kita memiliki banyak teman, banyak sahabat, kebaikan selalu menyertai hidup kita dan
masih banyak lainnya. Ketika kita bisa menolong orang lain, maka Anda sudah melakukan
kebaikan. Mungkin suatu saat nanti bila Anda mendapat kesulitan hidup, orang yang Anda
tolong tersebutlah yang akan menolong Anda dan membantu meringankan beban hidup Anda.
Menjadi pribadi yang baik adalah perintah dari semua agama, sebagai orang yang beragama
dan memiliki Tuhan, kita harus bisa bersikap baik dan bermanfaat untuk lingkungan kita.
Berdasarkan penelitian dari University of California San Francisco, orang yang sering
berkata-kata sarkas dan kasar ternyata memiliki mental dan fungsi otak lebih baik dibanding
mereka yang tak pernah menerima kata-kata kasar atau berkata sarkas. Bukan hanya itu, orang
sarkas memiliki kepribadian yang terang-terangan, apa adanya dan biasanya memiliki
karakter kuat dan dominan.
Orang yang bicara dengan tempo lambat memang seringkali memberi kesan tidak
cerdas dan membosankan, namun hal ini bisa saja salah. Orang yang bicara lambat seringkali
adalah orang yang pemikir dan cerdas. Mereka tidak buru-buru dalam menyampaikan maksud
dan pemikirannya.
Bicara Cepat
Orang yang sering bicara cepat atau tempo yang terburu-buru biasanya adalah orang
yang ingin didengar. Seringkali mereka tak punya waktu banyak untuk bicara atau sering disela
10
saat bicara sehingga ketika ada waktu untuknya bicara, ia berusaha secepat mungkin
menyampaikan pikirannya.
Orang suka bicara dengan suara lantang atau keras, entah itu dalam tempo lambat atau
cepat, biasanya adalah orang yang ingin mendominasi atau memimpin. Seringkali orang yang
bicara dengan suara lantang adalah tipe yang tegas. Namun bisa juga sebaliknya, orang yang
suka bicara lantang adalah yang ingin mencari perhatian dan haus pujian atau dukungan dari
orang sekitar.
Kebalikan dari orang yang bicara sarkas, orang-orang yang bicara dengan kata-kata
lembut biasanya terlalu khawatir dengan apa kata orang. Ia berusaha menunjukkan citra baik
sehingga tak ada cela, namun sebenarnya punya maksud tersembunyi. Bisa jadi maksud itu
baik, tapi bisa juga buruk. Faktor seperti ekspresi wajah dan kebiasaan lainnya juga perlu
dipertimbangkan.
11
Dalam perspektif komunikasi, upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui
pemilihan umum, barangkali bisa terealisasi, ketika etika komunikasi bisa terpenuhi
sebagaimana gagasan Karl Wallace Johannesen (1996) yakni pedoman etika yang berakar
dalam nilai-nilai demokrasi, antara lain bahwa komunikator harus menumbuhkan kebiasaan
bersikap adil dalam memilih dan menampilkan fakta dan pendapat secara terbuka. Komunikasi
tidak boleh menyelewengkan atau menyembunyikan data yang mungkin dibutuhkan untuk
mengevaluasi argumen komunikator yang adil. Para komunikator, misalnya calon pemimpin,
hendaknya mengajarkan kejujuran dalam komunikasi, melalui tranparansi pesan yang
dilontarkan.
Nilsen (dalam Johannesen, 1996), mengatakan bahwa untuk mencapai etika komunikasi,
perlu diperhatikan sifat-sifat berikut:
1. Penghormatan terhadap seseorang sebagai person tanpa memandang umur, status dan
hubungan dengan si pembicara.
2. Penghormatan terhadap ide, perasaan, maksud dan integritas orang lain.
3. Sikap suka memperbolehkan, keobjektifan, dan keterbukaan pikiran yang mendorong
kebebasan berekspresi.
4. Penghormatan terhadap bukti dan pertimbangan yang rasional terhadap berbagai
alternatif.
5. Terlebih dahulu mendengarkan dengan cermat dan hati-hati sebelum menyatakan
persetujuan atau ketidaksetujuan.
Berbicara efektif artinya tidak bertele-tele, tidak berputar-putar untuk menyampaikan suatu
poin pembicaraan. Cepat, tepat, lugas dan dapat dimengerti oleh lawan bicara kita. Berbicara
12
efektif membuat lawan bicara kita akan fokus pada setiap hal yang kita sampaikan dan dapat
mempengaruhi langsung ke dalam pikirannya.
Komunikasi yang terjalin dan sampai kepada lawan bicara haruslah yang bersifat
mendorong. Hal ini terlebih ketika yang berbicara adalah orang yang memiliki jabatan lebih
tinggi daripada lawan bicaranya, seperti bos kepada anak buahnya. Motivasi yang dimaksud
adalah adanya dorongan/penyemangat dalam kata-kata yang diucapkan agar lawan bicara
tergerak untuk melakukan sesuatu dengan baik dan sungguh-sungguh berdasarkan pengarahan
yang sudah diberikan.
Pembicaraan yang membosankan dan bertele-tele tentu akan membuat lawan bicara
atau pendengar mengabaikan kata-kata kita. Dalam teknik berkomunikasi/bicara perlu
diperhatikan tema/materi yang akan kita sampaikan pada lawan bicara agar membuat mereka
tetap focus dengan kita. Ada baiknya untuk memperhatikan siapa lawan bicara kita agar materi
yang kita sampaikan tepat sasaran, selain itu usahakan penyampaiannya dilakukan dengan gaya
yang menarik. Temukan materi yang belum pernah pendengar tahu dan selipkan hal-hal unik
untuk menarik perhatian lawan bicara.
Agar tema/materi yang kita sampaikan meninggalkan bekas dalam pikiran lawan bicara
maka kita bisa menguatkan komunikasi kita dengan ekspresi indera yang meyakinkan. Gerak
tangan, tatapan mata, senyuman, atau kernyitan dahi akan menambah kesan tentang tema yang
kita sampaikan. Hal ini juga agar lawan bicara mengerti bahwa tema yang kita bicarakan adalah
hal yang penting dan patut untuk didengar. •1. Berbicara efektif
Berbicara efektif artinya tidak bertele-tele, tidak berputar-putar untuk menyampaikan suatu
poin pembicaraan. Cepat, tepat, lugas dan dapat dimengerti oleh lawan bicara kita. Berbicara
efektif membuat lawan bicara kita akan fokus pada setiap hal yang kita sampaikan dan dapat
mempengaruhi langsung ke dalam pikirannya.
13
Berbicara penuh motivasi
Komunikasi yang terjalin dan sampai kepada lawan bicara haruslah yang bersifat
mendorong. Hal ini terlebih ketika yang berbicara adalah orang yang memiliki jabatan lebih
tinggi daripada lawan bicaranya, seperti bos kepada anak buahnya. Motivasi yang dimaksud
adalah adanya dorongan/penyemangat dalam kata-kata yang diucapkan agar lawan bicara
tergerak untuk melakukan sesuatu dengan baik dan sungguh-sungguh berdasarkan pengarahan
yang sudah diberikan.
Pembicaraan yang membosankan dan bertele-tele tentu akan membuat lawan bicara
atau pendengar mengabaikan kata-kata kita. Dalam teknik berkomunikasi/bicara perlu
diperhatikan tema/materi yang akan kita sampaikan pada lawan bicara agar membuat mereka
tetap focus dengan kita. Ada baiknya untuk memperhatikan siapa lawan bicara kita agar materi
yang kita sampaikan tepat sasaran, selain itu usahakan penyampaiannya dilakukan dengan gaya
yang menarik. Temukan materi yang belum pernah pendengar tahu dan selipkan hal-hal unik
untuk menarik perhatian lawan bicara.
Agar tema/materi yang kita sampaikan meninggalkan bekas dalam pikiran lawan bicara
maka kita bisa menguatkan komunikasi kita dengan ekspresi indera yang meyakinkan. Gerak
tangan, tatapan mata, senyuman, atau kernyitan dahi akan menambah kesan tentang tema yang
kita sampaikan. Hal ini juga agar lawan bicara mengerti bahwa tema yang kita bicarakan adalah
hal yang penting dan patut untuk didengar.
14
BAB III
PENUTUP
15
DAFTAR PUSTAKA
https://dosenpsikologi.com/teori-kepribadian-menurut-para-ahli-dan-manfaatnya
https://pengertianahli.id/2013/11/pengertian-kepribadian-menurut-ahli.html
https://sinau.info/pengertian-kepribadian/#
https://dosenpsikologi.com/macam-macam-sifat-manusia
https://m.fimela.com/lifestyle-relationship/read/3816362/6-cara-mengetahui-sifat-seseorang-
dari-cara-bicara
https://id.m.wikihow.com/Mengembangkan-Kemampuan-Komunikasi-yang-Baik?amp=1
https://www.caraprofesor.com/mengenal-pengertian-standarisasi/
http://direktoritraining.com/teknik-berkomunikasi-yang-baik/
16