OLEH:
HESTI PUTRI PUSPITA SARI (J1A121263)
IKSAN ARIANSYAH (J1A121264)
ILHAM UTOMO (J1A121265)
INAYA ZAHIRA MALIKA (J1A121266)
INDAH KHIRUN NISSA (J1A121267)
INDRAYANTI FAUZIAH (J1A121269)
INTAN REZKY PUTRI RAMADHANI ( J1A121270)
ISRAWATI IWAN (J1A121271)
IZZATUL UMMAH (J1A121272)
JENNY ARINI (J1A121273)
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta yang telah
memberikan taufiq, rahmat, hidayahnya serta inayahnya sehingga kami dapat
beraktifitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika
Profesi” ini walaupun banyak isi dari rangkuman yang kami kutip dari sumbernya.
Makalah ini berisi tentang “Etika Profesi” Kami berharap makalah ini
dapat memberi informasi serta pengetahuan kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER........................................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujaun ............................................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defeneisi Etika Profesi .............................................................................................................. .. 3
B. Tujuan Etika Profesi................................................................................................................... ... 4
C. Manfaat Etika Profesi ................................................................................................................ . 11
D. Prinsip Etika Profesi .................................................................................................................... 12
E. Kemampuan Yang Dibutuhkan Etika Profesi......................................................... 13
F. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengertian Etika Profesi............................ 14
G. Pentingnya Etika Profesi...................................................................................................15
H. Contoh Etika Profesi Dalam Dunia Kerja......................................................................15
I. Sistem Penilaian Etika Dalam Profesi ...........................................................................19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................................. 20
B. Saran............................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Defenisi Etika Profesi?
2. Apa tujuan Etika Profesi?
3. Apa Manfaat Etika Profesi?
4. Apa Saja Prinsip Etika Profesi?
5. Apa Saja Kemampuan Yang di butuhkan Etika Profesi?
6. Apa saja Hal-hal yang diperhatikan dari Pengertian Etika Profesi ?
7. Apa Pentingnya Etika Profesi ?
8. Apa contoh Etika Profesi dalam Dunia Kerja ?
9. Bagaimana Sistem Penilaian Etika Dalam Profesi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Defenisi Etika Profesi
2. Untuk mengetahui tujuan Etika Profesi
3. Untuk mengetahui Manfaat Etika Profesi
4. Untuk mengetahui Prinsip Etika Profesi
5. Untuk mengetahui Kemampuan Yang di butuhkan Etika Profesi
6. Untuk mengetahui Hal-hal yang diperhatikan dari Pengertian Etika Profesi
7. Untuk mengetahui Pentingnya Etika Profesi
8. Untuk mengetahui contoh Etika Profesi dalam Dunia Kerja
9. Untuk mengetahui Sistem Penilaian Etika Dalam Profesi
3
BAB II
PEMBAHASAN
Etika profesi adalah suatu panduan profesionalisme yang ada di dalam dunia
kerja. Bagaimana cara kita untuk berbicara dan bertindak apakah salah satu
pemahaman mengenai etika sebagai profesional.Selain itu, cara dalam mengambil
keputusan juga dapat dilakukan secara profesional. Etika profesi tidak hanya
berlaku untuk satu profesi saja. Akan tetapi, berlaku secara menyeluruh pada
semua profesi pada umumnya.Di dalam sebuah profesi tertentu, bisa ditambahkan
sebuah aturan mengenai etika khusus. Aturan tersebut sesuai dengan profesi pada
pekerjaan itu. Sebagai orang yang profesional di dunia kerja, seseorang harus
selalu mengingat etika profesi.Serta mengingat etika yang pantas, supaya bisa
menjalin hubungan yang baik dengan semua bagian di dalam organisasi.
Etika profesi adalah sebuah sikap hidup. Sikap mengenai sebuah kesediaan
untuk memberi pelayanan profesional pada masyarakat. Caranya adalah dengan
berbagai keahlian, serta terlibat secara penuh dalam rangka pelaksanaan
tjhas.Etika adalah sebuah prinsip. Prinsip tersebut mengatur perilaku seseorang
atau sebuah kelompok di dalam lingkungan bisnis. Dengan adanya sebuah etika
profesi, maka dapat memberikan suatu gambaran mengenai bagaimana seseorang
harus bertindak.Khususnya bertindak terhadap orang lain dan institusinya di alam
lingkungan itu. Pada akhirnya, etika akan digunakan oleh semua orang pada
kelompok yang sama. Meskipun nilai antar seseorang di dalam kelompok tersebut
berlainan.
4
Kedua, etika profesi memiliki tujuan agar individu profesional dapat bertindak
dengan cara yang diinginkan secara moral untuk menuju komitmen moral dan
perilaku bertanggung jawab. Adapun penjabaran dari tujuan ini adalah sebagai
berikut,
Penjabaran tujuan etika profesi di atas setidaknya memberi gambaran bahwa etika
profesi adalah rambu-rambu moral bagi individu profesional dalam kehidupannya.
Hal ini secara langsung berpengaruh terhadap bagaimana seseorang dapat
mempertanggungjawabkan profesinya kepada masyarakat dan lingkungan di
sekitarnya.
C. Manfaat Etika Profesi
Ketika sebuah etika dijalankan dengan benar, maka banyak manfaat akan
dirasakan oleh para pekerja dan perusahaan. Salah satu contohnya adalah seperti
para karyawan yang akan mendapatkan suasana kerja yang lebih terasa positif.
Selain itu, hal ini juga akan membuat karyawan merasa bahagia dan puas, ketika
datang ke kantor. Tidak hanya itu, masih ada lagi manfaat etika profesi. Di
antaranya adalah sebagai berikut;
Hal ini akan membuat karyawan dapat menyelesaikan targetnya tepat waktu.
Selain itu, produktivitas kerja karyawan juga akan meningkat.
Ketika para karyawan menanamkan nilai dan tanggung jawab pada lingkungan,
maka mereka akan menghindari proses pembuangan limbah yang berbahaya di
lingkungan masyarakat. Dengan begitu, maka akan timbul suatu kepercayaan dari
masyarakat.
Seorang karyawan yang memiliki etika adalah salah satu bentuk kesuksesan di
sebuah perusahaan. Sebab, mereka dapat menjadi tim yang bisa dipercaya,
diandalkan dan bertanggung jawab.
11
12
Selain itu, mereka akan siap dengan perubahan yang terjadi di dalam lingkungan
pekerjaan tersebut. Ini juga akan membuat perusahaan menjadi mudah dalam
memutuskan arahan bisnis. Sebab, para karyawannya akan selalu menghargai
sekaligus mendukung apapun keputusan dari perusahaan, selama itu hal yang
baik.
Seseorang yang bekerja tanpa menanamkan nilai etika akan bekerja tanpa arah.
Mereka juga tidak akan memikirkan orang lain. Dari sinilah dapat timbul suatu
kejahatan di dalam lingkungan pekerjaan.
Contohnya seperti sexual harassment, korupsi, pekerjaan yang tidak sesuai dengan
SOP dan lain sebagainya. Hal sebaliknya juga akan terjadi.
Akan tetapi, penting juga untuk mengetahui cara berinteraksi secara profesional.
Juga menghargai semua komponen yang ada dalam perusahaan.
Menanamkan sikap percaya pada diri sendiri adalah hal yang penting. Akan
tetapi, menanamkan kepercayaan pada rekan kerja, atasan dan seluruh komponen
perusahaan juga sangatlah penting.Tanpa adanya kemampuan ini, maka dapat
membuat seorang profesional tidak dapat melakukan sesuatu secara maksimal.
Dalam membuat etika profesi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
khususnya:
1. Transparansi
Etika profesi dalam dunia kerja umum bisa dicontohkan lewat transparansi.
Etika ini menuntut pelibatan representasi fakta secara akurat. Transparansi
mengharuskan seorang pegawai untuk mengatakan kebenaran secara keseluruhan
dan mengomunikasikan dengan jelas dan terbuka tentang yang dilakukannya
sebagai pegawai perusahaan. Hal ini dapat dicontohkan misalnya seorang pegawai
16
Jika seorang pegawai tersebut taat pada etika transparansi, maka ia harus
membicarakan hal tersebut pada atasannya dan meminta kebijakan perusahaan.
Namun, jika ia tidak patuh pada etika transparansi maka ia akan melakukan
kesepakatan dengan klien tanpa sepengetahuan perusahaan.
2. Integritas
Etika profesi yang satu ini mungkin paling akrab bagi masyarakat awam
karena dapat ditemukan di hampir semua kantor atau lembaga pemerintahan.
Etika ini menuntut seorang pegawai untuk berpegang teguh pada keputusan,
terutama ketika ditekan untuk melakukan sebaliknya. Hal ini dilakukan untuk
menunjukkan kehormatan dan keberanian bagi seorang pegawai dalam
menghadapi tekanan atau kehendak negatif.
Contoh dari etika ini dapat dilihat dari seorang pegawai pemerintahan di dinas
tertentu, misalnya datang seseorang dari perusahaan tambang yang hendak
mengajukan penerbitan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Karena
prosesnya rumit dan sulit dipenuhi, maka seseorang ini hendak memberikan
gratifikasi pada pegawai dinas terkait untuk memuluskan rencananya.
Jika pegawai tersebut berintegritas maka ia akan tetap memberi arahan pada
seseorang tadi untuk mengikuti aturan yang berlaku dalam penerbitan AMDAL.
Namun, jika pegawai tersebut tidak berintegritas, maka ia akan menerima
gratifikasi itu dan membuat penerbitan AMDAL menjadi mudah dengan segala
cara.
3. Loyalitas
Etika profesi yang satu ini secara umum berhubungan dengan relasi pegawai
dan perusahaan tempatnya bekerja. Secara profesional, pegawai dituntut memiliki
17
Hal ini dapat dicontohkan dengan seorang pegawai memiliki koneksi dengan
perusahaan lain dengan sektor bisnis yang sama dengan tempatnya bekerja. Ia
mendengar bahwa perusahaan tempatnya bekerja kesulitan mengeksekusi suatu
proyek di daerah tertentu. Sedangkan, perusahaan lain yang ia ketahui juga sedang
mengerjakan proyek serupa di daerah lain dan juga sama-sama
mengajukan tender untuk proyek di daerah yang sama
Jika pegawai tadi memiliki etika loyalitas yang tinggi maka ia akan mencoba
mencari solusi dari kesulitan perusahaannya dalam mengeksekusi proyek tersebut
secara profesional. Namun, jika pegawai tadi tidak memiliki etika loyalitas maka
ia akan menghubungi koneksinya di perusahaan lain untuk memberitahu bahwa
eksekusi proyek perusahaannya sedang di ujung tanduk dan perusahaan lain bisa
segera mengajukan penggantian antar-waktu di mana pegawai tersebut akan
pindah ke perusahan lain itu.
5. Akuntabilitas
Etika akuntabilitas ini dapat dilakukan oleh suatu perusahaan atau seorang
profesional dengan menerima tanggung jawab atas semua keputusan yang dibuat
18
bersama. Etika ini juga menuntut kedua pihak untuk mengakui kesalahan jika
memang terbukti bersalah dalam kepentingan profesionalitas baik perusahaan
maupun individu. Etika ini dapat digambarkan dari seorang dokter yang
melakukan praktik pengobatan di luar kaidah-kaidah spesialisasinya. Ia kemudian
dinyatakan bersalah oleh organisasi keilmuannya dan terancam dicabut izin
praktiknya. Jika dokter tersebut beretika profesi yang baik, maka ia akan
mengakui kesalahannya dan mempertanggung jawabkan praktik kedokterannya.
6. Menghormati kolega
Etika profesi ini juga umum ditemui dalam dunia kerja karena relasi antar
pegawai yang kuat. Dalam suatu permasalahan, kritik menjadi penting dan
menerima kritik juga tak kalah penting. Suatu pekerjaan profesional akan dapat
diselesaikan dengan baik jika terjadi diskusi dan kritik yang baik. Jika suatu kritik
diterima dengan panas hati maka suatu pekerjaan justru akan terbengkalai atau
relasi akan berubah buruk.
Contoh dari etika ini dapat dimisalkan sebuah tim kontraktor sedang bekerja sama
membangun sebuah jembatan di daerah terpencil. Salah satu perwakilan
kontraktor menganggap bahwa diperlukan dana tambahan untuk menyambung
jembatan di kedua sisi. Sedangkan para perwakilan kontraktor lainnya
menganggap bahwa hitungan mereka sudah tepat dan tidak perlu adanya dana
tambahan. Bahkan ketika dihitung kembali memang sudah tepat.
19
Sebagai rekan tim yang beretika, para perwakilan kontraktor lainnya akan
memberi kritik pada seorang tadi dan menunjukkan perhitungannya. Jika telah
dicapai kesepakatan kembali, maka proyek bisa dilanjutkan lebih cepat. Cara
meyakinkan satu pihak yang memiliki wacana lain ini juga perlu diperhitungkan
secara tepat agar tak menyinggung idenya sebagai profesional.
Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau
jahat, susila atau tidak susila.Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah
menjadi sifat baginya atau telahmendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau
budi pekerti. Budi tumbuhnya dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk
perbuatan namanyapekerti. Jadi suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah
dari dalam jiwa; darisemasih berupa angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia
lahir keluar berupa perbuatannyata.Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa
sesuatu perbuatan di nilai pada 3 (tiga) tingkat :
Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa ETIKA PROFESI merupakan
bidangetika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial. Kata
hati atau niat biasajuga disebut karsa atau kehendak, kemauan. Dan isi dari karsa
inilah yang akan direalisasikanoleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini ada
(4 empat) variabel yang terjadi yaitu :
1. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.
2. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya; kelihatannya baik.
3. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.
4. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan yang baik. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya
“Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan
yang buruk. Bertolak dari kata tersebut, akhirnya etika berkembang menjadi studi
tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu
yang berbeda.pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti
oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah
pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi
memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan,
sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu.
Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang
menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
B. Saran
Bagi para mahasiswa, agar lebih sering mecari referensi dan informasi
terkait materi Kesehatan Reproduksi Remaja di usia subur .
21
DAFTAR PUSTAKA
Widaryanti. 2007. Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan (Business Ethics and
Accountant Professional Ethics). Vol. 2 No. 1 Juni 2007 : 1-10. Jombang:
WKPA