Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MATA KULIAH ETIKA PROFESI PARIWISATA

ETIKA PROFESI

Dosen Pengampu : Asbeni,S.Sos.,M.Si

Disusun Oleh

Winda (4202106018)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS PARIWISATA

JURUSAN AGRIBISNIS

POLITEKNIK NEGERI SAMBAS

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan

rahmat, nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan makalah ini

dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak

Asbeni,S.Sos.,M,Si selaku dosen mata kuliah Etika Profesi Pariwisata.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah

ini sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Sambas, 6 Maret 2023

Winda

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................I
DAFTAR ISI .......................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................2
BAB II ETIKA PROFESI ..................................................................................3
2.1 Pengertian Etika Profesi ..........................................................................3
2.2 Prinsip Etika Profesi ................................................................................3
2.3 Tujuan Etika Profesi ................................................................................4
2.4 Manfaat Etika Profesi ..............................................................................4
2.5 Skill yang Diperlukan ..............................................................................5
BAB III PENUTUP ............................................................................................7
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................7
3.2 Saran ........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apakah etika, dan apakah etika profesi itu ? Kata etik (atau etika) berasal
dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.
Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh
individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik
Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline which
can act as the performance index or reference for our control system”. Dengan
demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan
mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya
yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian
dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja
dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang
dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam
tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang
dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut
dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan
untuk kepenringan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang
berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan
pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua
keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari
dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi
dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini
jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di
sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun
penyalah-gunaan kehlian (Wignjosoebroto, 1999).
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat
memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit
profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada
saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah

1
profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan
pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-
nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidakadanya lagi
respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional
ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian etika profesi
2. Prinsip etika profesi
3. Tujuan etika profesi
4. Manfaat etika profesi
5. Skill yang diperlukan

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian etika profesi
2. Untuk mengetahui prinsip etika profesi
3. Untuk mengetahui tujuan etika profesi
4. Untuk mengetahui manfaat etika profesi
5. Untuk mengetahui skill yang diperlukan

2
BAB II ETIKA PROFESI

2.1 Pengertian etika profesi

Menurut Kajian Pustaka, etika profesi adalah sebuah panduan

profesionalisme dalam dunia kerja.Kamu harus memahami etika sebagai

profesional yang tepat untuk tahu bagaimana bicara dan bertindak serta

mengambil keputusan secara profesional.Etika profesi tidak hanya berlaku bagi

satu profesi, tetapi untuk seluruh profesi pada umumnya.Dalam profesi tertentu,

dapat ditambahkan aturan etika khusus yang sesuai dengan profesi

tersebut.Sebagai profesional di dunia kerja, kamu harus selalu mengingat etika

yang pantas agar dapat menjalin hubungan yang baik dengan seluruh bagian

organisasi

2.2 Prinsip etika profesi

Dilansir dari Maxmanroe, ada 4 prinsip etika profesi, yaitu:

1. Prinsip tanggung jawab


Maksud dari prinsip ini adalah bahwa semua profesional wajib

bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan.Hal ini pun meliputi hasil dari

pekerjaan tersebut.Sebagai profesional, kamu juga harus siap bertanggung jawab

terhadap dampak dari keputusan dan apa pun yang dibuat dalam pekerjaan pada

kehidupan orang lain dan juga masyarakat umum.

2. Prinsip keadilan
Maksud dari prinsip  ini adalah bahwa seorang profesional harus selalu

mementingkan nilai keadilan dalam pekerjaannya.Apapun yang dilakukan harus

adil dan diberikan pada siapapun yang berhak, apalagi bagi profesi yang melayani

rakyat seperti petugas kesehatan, polisi, dan lain-lain.

3
3. Prinsip otonomi
Profesional dalam dunia kerja memiliki kebebasan dan wewenang untuk

bekerja sesuai dengan profesinya.Hal ini juga berarti seorang profesional

memiliki hak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan kode

etik profesi yang berlaku.

4. Prinsip integritas moral


Dalam etika profesi, integritas moral sangat penting karena merupakan

kualitas kejujuran dan prinsip moral yang dilakukan secara konsisten sebagai

seorang profesional.Sebagai seorang profesional, kamu harus ingat untuk menjaga

kepentingan profesi, diri sendiri, dan juga memikirkan kepentingan masyarakat.

2.3 Tujuan etika profesi

Etika profesi tidak hanya bertujuan untuk membuatmu bertindak lebih

profesional saat bekerja, tapi juga etika dalam menjaga kesejahteraan orang-orang

yang tergabung dalam profesimu.

Selain itu, jika semua anggota profesi dapat menjaga perilaku dan membuat

keputusan sesuai dengan aturan etika, maka mutu profesi tersebut pun akan

meningkat dan standar baku yang tepat bagi profesi tersebut dapat ditetapkan.

Jadi, setiap orang yang tergabung dalam sebuah profesi harus berpegang

pada etika profesi dengan tujuan tidak hanya mengembangkan diri sendiri, tetapi

juga mengembangkan organisasi serta semua orang yang memiliki profesi yang

sama.

2.4 Manfaat etika profesi

1. Memastikan profesionalisme
Profesionalisme dalam kerja sangat penting. Hal ini memang terdengar

lumayan menyeramkan, apalagi untuk fresh graduates.Akan tetapi, jika kamu selalu

berpegang pada etika profesi dan melakukan pekerjaan sesuai dengan peraturan,

kemungkinan besar kamu akan menjadi seorang profesional dengan mudah meski

4
minim pengalaman.Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui batasan-

batasan dan peraturan etika profesional sebagai seorang pekerja.

2. Meningkatkan tanggung jawab

Jika melakukan pekerjaan sesuai dengan aturan etika yang berlaku, maka

kamu akan dinilai sebagai orang profesional yang mampu mengemban tanggung

jawab lebih banyak.Selain itu, hasil pekerjaanmu pun akan lebih berkualitas dan

dapat dipercaya.

3. Sistem kerja yang tertib


Jika semua karyawan sebuah perusahaan menjalankan pekerjaannya sesuai
dengan etika profesi, makan tugas akan dapat dilaksanakan dengan tepat dan
sesuai.Dengan ini, peluang penyimpangan di perusahaan dapat dihindari dan
ketertiban sistem kerja akan lebih terjaga.
4. Meningkatkan produktivitas dan efektivitas kerja
Dengan mengikuti pedoman etika yang baik, sebuah perusahaan akan dapat
membangun suasana kerja yang nyaman. Hal ini disebabkan para karyawan yang
bisa saling menghargai, menjalin hubungan yang erat, namun tetap mengedepankan
profesionalitas sesuai dengan pedoman etika yang ada.Kondisi bisnis yang
dijalankan juga akan lebih kondusif dan produktif. Akhirnya pekerjaan menjadi lebih
efektif.
2.5 Skill yang diperlukan

1. Tingkatkan kepekaan
Penting bagi seorang profesional untuk memahami seluruh kondisi bisnis dan
sistem kerja.Untuk menjadi profesional, tidak hanya penting untuk
membangun skill sesuai dengan ilmu, tetapi juga penting untuk mengetahui cara
menghargai dan berinteraksi secara profesional dengan semua komponen
perusahaan.
2. Pola pikir dan sikap positif
Kemampuan berpikir dan bersikap positif mampu menjaga suasana
profesional yang kondusif meskipun masalah-masalah pekerjaan yang dihadapi tidak
selalu mudah. Dalam menghadapi masalah secara profesional, penting untuk

5
mengacu pada etika profesi sesuai dengan peraturan yang ada, namun kemampuan
menghadapi masalah sebagai profesional yang positif harus diasah sedini mungkin.
3. Percaya diri sendiri dan rekan kerja
Menjadi profesional bukan berarti bisa melakukan segalanya sesuatu sendiri.
Kamu tetap butuh orang rekan kerja dan lingkungan untuk bisa menjadi profesional
yang baik.Mempercayai kemampuan diri sendiri memang penting, namun
mempercayai rekan kerja, atasan, dan seluruh komponen perusahaan juga sangat
penting.Tanpa kemampuan ini, bersikap dan membuat keputusan secara profesional
tidak bisa dilakukan secara maksimal.

6
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

BAB III
KESIMPULAN
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan
berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi
setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan
pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis.
Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak
adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak
akan
efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-
instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup
dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat
kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan,
tetapi
pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan.
Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil
SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.
Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas
putih niatnya untuk mewujudkan nilai nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal
ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan
nilainilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah
daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk
dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang ha
BAB III
KESIMPULAN
Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan
berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi
setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan
pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis.
Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak
adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak
akan
efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-
instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup
dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat
kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan,
tetapi
pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan.
Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil
SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.

7
Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas
putih niatnya untuk mewujudkan nilai nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal
ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan
nilainilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah
daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk
dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang ha
Kerja merupakan kekhasan manusia, dimana melalui kerja manusia dapat
mengekspresikan dirinya agar lebih dikenal orang lain. Dunia kerja atau profesi
merupakan sarana bagi perwujudan dan sekaligus pelatihan diri untuk menjadi lebih
baik.
Dalam pelaksanaannya profesi merupakan suatu pekerjaan tertentu yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok, dengan mengandalkan keterampilan khusus,
dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup dan dilaksanakan dengan
keterlibatan pribadi yang mendalam. Karena itulah seorang profesional pada suatu
bidang kerja tertentu adalah orang yang benar-benar terampil dengan bidang
kerjanya, lebih terampil dibandingkan dengan masyarakat umum. Untuk
menyeimbangkan serta sebagai penunjuk arah bagi para profesional itu diperlukan
adanya suatu kode etik profesi yang dibuat dalam suatu kelompok profesi dan
diharapkan akan dipegang teguh oleh setiap profesional yang tergabung didalamnya.
3.2 Saran
Seorang yang berprofesi dalam dunia IT haruslah berhati-hati dan
memperhatikan kode etik dari profesi jangan sampai kita melanggar UUD ITE.

8
TINJAUAN PUSTAKA

https://glints.com/id/lowongan/etika-profesi/

Anda mungkin juga menyukai