Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki wialayah sangat luas. Dengan
hampir mencapai 2 juta km2, Indonesia menjadi negara yang digdaya dengan sumber
daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM)-nya. Seluruh warga Indonesia
mempunyai potensi, baik yang terpendam maupun yang telah nampak di permukaan.
Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang harus
diperhitungkan dalam persaingan global kini, contoh saja pulau Dewata (Bali) yang
selalu menjadi destinasi utama pariwisata dunia dan pulau Komodo (Lombok) yang
beberapa kali selalu menempati posisi 7 keajaiban dunia.
Dengan potensi yang beragam tersebut, Indonesia harusnya mampu menjadi negara
yang maju. Bisa jadi melampaui Amerika yang selama ini dianggap negara superpower.
Namun, yang terjadi adalah Tiongkok yang menjadi pesaing utama Amerika kini. Lalu
kenapa Indonesia tidak bisa menjadi seperti Tiongkok, yang secara umum, memiliki
potensi serupa? Sama-sama negara memiliki warga negara yang berjibun dan budaya
yang beragam, Indonesia ternyata tidak mampu seperti Tiongkok. Mengejar pun
tidaklah sanggup.
Permasalahan itu, sejauh pengamatan para ahli, adalah karena SDM Indonesia yang
lemah. Memiliki SDA yang melimpah, warga Indonesia belum bisa memaksimalkan
semuanya. SDM Indonesia hanya terlihat wah dalam hal kuantitas. Kualitasnya masih
belum merata. Sudah banyak yang dianggap hebat oleh dunia, namun orangnya hanya
itu-itu saja. Bahkan, kalau diamati dengan seksama, mereka-mereka yang
mengharumkan Indonesia memiliki background yang serupa. Background tersebut
adalah pendidikan, baik itu formal maupun non formal. Mereka memiliki akses yang
lebih luas dalam menggapai ilmu, wawasan yang luas akan peradaban, dan ide tentang
kemajuan.
Semua kelebihan tersebut hanya dimiliki oleh mereka. Anggap saja bahwa
potensi-potensi tersebut belumlah bisa dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia,
dikarenakan kendala akses. Wilayah Indonesia yang terbilang luas ternyata memiliki
titik-titik yang sulit terjamah oleh kemajuan. Meskipun sudah ada program
pembangunan nasional demi mendongkrak kemerataan kemajuan di setiap wilayah,

1
prakteknya selalu terkendala birokrasi dan korupsi. Pembangunan yang diharapkan
menjadi napas bagi kemajuan negeri malah dijadikan oksigen bagi mereka yang tidak
paham akan asas pancasila. Fakta menggambarkan dengan jelas bahwa pembangunan
negeri Indonesia menjadi compang-camping. Mengandalkan pemerintah saja tidaklah
cukup. Maka, disitulah hadir peran perguruan tinggi sebagai wadah untuk agen negeri.
Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Dalam hal ini diwujudkan melalui pengabdian pada masyarakat,
merupakan kegiatan akademisi yang mempunyai nilai strategis. Karena pengabdian
pada masyarakat merupakan suatu sikap kepedulian dunia akademisi dalam
mewujudkan pembagunan nasional dan mengembangkan keterampilan dalam
bermasyarakat. Supaya nantinya setelah keluar dari perguruan tinggi mampu
merealisasikan ilmunya kepada masyarakat.
Perwujudan dari Tri Darma Perguruan Tinggi,dalam hal ini lembaga pendidikan
Perguruan Tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung mewujudkannya
lewat Kuliah Kerja Nyata (KKN). Program KKN itu sebenarnya bertujuan untuk
memberi wadah kepada mahasiswa untuk bersikap dan bersosialisasi dengan
masyarakat. Program ini menantang mahasiswa untuk menunjukkan sejauh mana
pemahaman mereka akan teori-teori yang telah diajarkan di kampus dan bagaimana
mempraktekkannya dalam bermasyarakat. Namun, dalam program KKN ini, bukan
hanya mahasiswa yang belajar, tapi masyarakat pula yang belajar. Masyarakat belajar
bagaimana menemukan solusi yang tepat dan efektif dalam setiap permasalahan.
Masyarakat juga akan mengerti tentang dunia. Bukan dalam artian bahwa masyarakat
objek KKN adalah ndeso, tapi dalam artian mereka mengenal tentang berbagai hal.
Inilah yang dinamakan sebagai simbiosis mutualisme.
Simbiosis ini memberikan arti bahwa kampus juga memberikan akses bagi setiap
warga dan rakyat Indonesia ke tiap-tiap potensi mereka. Mahasiswa dibawah bimbingan
perguruan tinggi menjadi media bagi warga untuk meraup lebih banyak pengetahuan
dan pengalaman yang selama ini belum mereka ketahui dan rasakan. Dengan harapan
bahwa mahasiswa mampu merepresentaikan pengetahuan mereka, KKN bisa menjadi
napas baru bagi pembangunan nasional yang digelorakan sejak lama. Mahasiswa
melakukan tugas pendampingan terhadap apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam
menghadapi masalah sosial di tengah tengah mereka.

2
Hal ini diwujudkan dalam bentuk pengembangan Pos Pemberdayaan Keluarga
(Posdaya) Berbasis Masjid. Masjid merupakan instrumen pemberdayaan umat yang
memiliki peranan sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas masyarakat.
Namun hal itu harus didukung oleh manajemen pengelolaan Masjid yang baik dan
terpadu. Masjid dilihat dari fungsinya tidak hanya sebagai tempat atau sarana bagi umat
muslim untuk melaksanakan ibadah shalat, namun Masjid juga berfungsi sebagai pusat
pemberdayaan (empowering) di berbagai aspek kehidupan masyarakat sebagaimana
telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam kehidupannya.
Sebagian besar masjid kini bergeser dari peran-peran historis dalam konteks
perubahan sosial kemasyarakatan menuju bentuk penyelenggara kegiatan ibadah murni
berupa shalat lima waktu, maka peran-peran yang bersifat sosial mengecil dan hanya
beberapa masjid tertentu yang mencoba membangun sinergi dengan masyarakat dalam
memberdayakan potensi lokal yang ada. Pada perkembangannya, masjid lebih berfokus
semata-mata sebagai penyelenggara ritual keagamaan. Padahal masjid memiliki posisi
sentral dalam menggerakkan masyarakat.Selain konsep peran,kredibilitas hingga saat ini
masih memiliki kepercayaan sebagai lembaga sentral bagi kehidupan keagamaan
masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun
akademik 2017 - 2018 ini mengambil model Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
Posdaya Berbasis Masjid.
B. TUJUAN
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya Berbasis Masjid bertujuan
memenuhi kebutuhan masyarakat dan memecahkan problem social bersama- sama
masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan social, pencerahan dan
pembebasan sesuai dengan visi, misi dan fungsi perguruan tinggi. Secara lebih khusus
tujuan dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini adalah untuk:
1. Mempercepat pelaksanaan pembangunan dan mempersiapkan kader kader
pembangunan desa.
2. Membantu masyarakat dalam meningkatkan SDM sesuai dengan tuntutan
dinamika pembangunan dan IPTEK.
3. Mempercepat upaya pembngunan masyarakat dengan terciptanya
masyarakat yang dinamis serta meningkatkan keahlian masyarakat dalam
mengupayakan kesejahteraan hidup dan kemandirian.

3
4. Mengembangkan potensi mahasiswa untuk melakukan improvisasi dan
inovasi dalam provesi pekerjaan social khususnya dalam pembangunan
masyarakat umumnya.
5. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja secara langsung dalam
menghadapi berbagai persoalan yang kompleks melalui proses partisipatif
sehingga dapat membantu masyarakat untuk mnemukan cara menghadapi
problem soaial.
6. Memperluas peran dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan.
7. Memperdayakan masyarakat melalui pembinaan keagamaan dan
memfasilitasi dalam bidang ekonomi serta ketrampilan untuk meujudkan
desa yang berkualitas.
C. MANFAAT
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) diharapkan bermanfaat bagi masyarakat,
pemerintah, mahasiswa dan perguruan tinggi. Secara terperinci manfaat kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat memperoleh bantuan tenaga dan pikiran untuk meningkatkan
cara berpikir, pengetahuan dan ketrampilanya, sehingga dapat menumbuhkan
potensi sumber daya dan selanjutnya berkembang secara mandiri.
2. Terbentuknya kemampuan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
(khususnya keagamaan), sehingga kesinambungan dapat terjamin.
3. Membantu proses pembangunan yang dilaksanakan pemerintah dalam
meningkatkan sumber daya manusia.
4. Mendewasakan cara berfikir, bersikap dan bertindak serta merumuskan daya
nalar dalam melakukan pengkajian, perumusan dan pemecahan masalah
secara praktis dan terpadu serta melatih dan membiasakan menghadapi serta
melatih dan membiasakan menghadapi serta menyelesaikan permasalahan
melalui kerjasama antar bidang keahlian.
5. Menigkatkan partisipasi dan peran perguruan tinggi dengan pemerintah dan
masyarakat.

4
BAB II
PEMBAHASAN KEGIATAN KKN

A. KONDISI LOKASI KEGIATAN KKN


1. Keadaan Geografis
Desa sidomulyo terletak di kecamatan Pagerwojo kabupaten Tulungagung, desa
ini terdiri dari empat Dusun, yaitu Dusun Tumpakweru, Dusun Bulosari, Dusun Wates,
Dusun Toro. Desa ini dijadikan Lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya
Berbasis Masjid Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung. Karena dari pihak
kampus menilai bahwa desa tersebut masih membutuhkan adanya peningkatan dan
pembaharuan dari segala sektor yang ada, dan hal tersebut diharapkan dapat dibantu
oleh para mahasiswa peserta KKN. Lokasi yang menjadi lokasi KKN adalah dusun
wates desa sidomulyo kecamatan pagerwojo kabupaten Tulungagung. Berikut kami
laporkan keberadaan Desa Sidomulyo sebagai Desa Lokasi KKN IAIN Tulungagung
tahun akademik 2017-2018
a) Luas Tanah Wilayah Desa Sidomulyo :
1. Batas Wilayah Desa Sidomulyo
Letak Batas Desa/Kelurahan Kecamatan
Sebelah Utara Kradinan Pagerwojo
Sebelah Selatan Samar Pagerwojo
Sebelah Barat Ds. Dolo, Bendungan, Trenggalek
Trenggalek
Sebelah Timur Kradinan Pagerwojo
2. Jarak dan Waktu Tempuh
No Keterangan Jarak Waktu Tempuh
1 Ke Kelurahan 0,5 km 3 menit
2 Ke Kecamatan 15 km 30 menit
3 Ke Kabupaten 30 km 60 enit
2. Kependudukan
Seperti yang di jelaskan sebelumnya bahwa di Desa Sidomulyo terdapat 4 dusun
akan tetapi KKN Desa Sidomulyo hanya menaungi daerah Dusun Wates dan Bulusari,
merupakan desa yang mempunyai penduduk yang
a. Kepadatan Penduduk
1) Jumlah penduduk seluruhnya : 1.024 Jiwa
2) Jumlah kepala keluarga : 524 KK
3) Jumlah penduduk tahun ini : 1.018 Jiwa
4) Jumlah Rukun Tetangga : 10 RT
5) Jumlah Rukun Warga : 4 RW
a. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
NO KETERANGAN JUMLAH

5
1 Laki Laki 522
2 Perempuan 502

b. Jumlah penduduk berdasarkan golongan usia.


No Usia Laki laki Perempuan Jumlah
1 0-12 bulan - - -
2 1-5 tahun 9 12 21
3 6- 17 tahun 42 47 89
4 18 58 tahun 168 162 330
5 >58 tahun 42 52 94

c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingakat Pendidikan


NO Jenjang Jumlah
1 Tamat Perguruan Tinggi 10
2 Tamat SMU/ SMK 37
3 Tamat SLTP 124
4 Tamat SD 459
5 Tidak Tamat SD 362
6 TK 32
Jumlah 1.024

d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian


No Mata Pencaharian Jumlah
1 Pertanian 327 orang
2 Jasa / perdagangan
1. Jasa Pemerintahan
2. Jasa Perdagangan 36 orang
3. Jasa Angkutan 3 orang
4. Jasa Ketrampilan 4 orang
5. Buruh
3 Sektor Industri -
4 Sektor Peternakan 330 orang
Jumlah 700 ang

3. Tata Pemerintahan
Berdasarkan realita hasil pengamatanyang ada, tata pemerintahan yang ada di
Desa Sidomulyo cukup baik. 75 % jalan sudah bagus tetapi 25% ada jalan masih sulit
antar Dusun dan itu enjadi promblem tersendiri yang dirasakan oleh Pamong Desa.
Demi terlaksanakannya program desa yang efisien dan merata, maka pemerintah desa
menanamkan sistem desa menanamkan sistem pendekatan, kekeluargaan, dan terun

6
langsung kesetiap Kepala Keluarga (KK). Adapun data yang kami peroleh terkait
struktur pemerintahan yang ada di Desa Sidomulyo, sebagi berikut:
a. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Sidomulyo
No Jabatan Nama
1 Kepala Desa Mulyono Susanto
2 Sekretaris Marsukamto
3 Kaur Pemerintahan Sunyamin
4 Kaur Keuangan Dina Rochmawati
5 Kaur Pembangunan -
6 Kaur Kesra Muyani
7 Kaur Umum Wiguno
8 Kasun Tumpak Weru Pj. Agus Setiawan
9 Kasun Toro Marni
10 Kasun Wates Sunyoto
11 Kasun Bulusari Mukrianto

b. Administrasi Pemerintah Desa


Keterangan
No Jenis Administrasi Terisi/
Ada/Tidak
Kosong
1. Buku dan peraturan desa Ada Terisi
2. Buku keputusan kepala desa Ada Terisi
3. Buku administrasi kependudukan Ada Terisi
desa
4. Buku dan inventaris Ada terisi
5. Buku data aparat Ada Terisi
6. Buku data tanah milik desa Ada Terisi
7. Buku administrasi pajak dan Ada Terisi
retribusi
8. Buku laporan pengaduan Ada terisi
masyarakat
9. Buku agenda ekspedisi tidak kosong
10. Buku profil desa Ada Terisi
11. Buku data induk penduduk Ada Terisi
12. Buku data mutasi penduduk tidak Kosong
13. Buku data rekapitulasi jumlah Ada Terisi
penduduk
14. Buku registrasi pelayanan Ada Terisi
penduduk
15. Buku anggaran penerimaan Ada Terisi
16. Buku anggaran pengeluaran Ada Terisi
17. Buku kas umum Ada terisi

7
18. Buku data lembaga Ada terisi
kemasyarakatan

c. Sarana Prasarana Pemerintah Desa


Keterangan
No Jenis Prasarana
Ada/Tidak Baik / Rusak
1. Balai Desa/ Kantor Ada Baik
Kelurahan
2. Meja Ada Baik
3. Alat Surat Menyurat Ada Baik
4. Kursi Ada Baik
5. Komputer Ada Baik
6. Mesin Faximile Tidak Ada -
7. Kalkulator Ada Baik
8. Almari Arsip Ada Baik
9. Papan Penyajian Data Ada Baik
10. Ruang Kepala Desa Ada Baik
11. Ruang Sekretaris Desa Ada Baik
12. Ruang LKMD Ada Baik
13. Ruang BPD Ada Baik
14. Ruang PKK Ada Baik

4. Keadaan Sosial
a. Keagamaan
Sarana Ibadah Keagamaan
Keterangan
No Jenis Sarana Ibadah
Ada/ Tidak Kondisi
1. Masjid Ada Baik
2. Mushola Ada Baik
3. Gereja Tidak -
4. Wihara Tidak -
5. Pura Tidak -

b. Organisasi Masyarakat
Agar pemerintahan berjalan dengan baik dan efektif, organisasi sosial
kemasyarakatan menempati peran yang sangat vital. Adapun lembaga atau
organisasi yang ada di Desa Sidomulyo sekarang ini adalah:
a. PKK
b. BPD
c. LPM
d. POSYANDU
e. KARANG TARUNA

8
f. KELOMPOK TANI
g. REMAS
Dari sekian banyak organisasi sosial kemasyarakatan yang ada di Desa
Sidomulyo, khususnya dusun Wates dan Bulusari bisa dikatakan tidak semua
berjalan lancar, kegiatanya hanya bersifat rutinan satu bulan sekali, ada juga
yang hanya setiap ada kegiatan hari besar saja. Walaupun seperti itu, keberadaan
dan aktifitas organisasi ini secara tidak langsung ikut membantu perkembangan
desa Sumberdadi
c. Kebudayaan
Kebudayaan sosial yang ada di Desa Sidomulyo khususnya dusun Wates dan
Bulusari ini dalam bersosial antar masyarakat masih terjaga rasa
kekeluargaannya. Sebagai contoh jika ada tetangga yang mempunyai hajat,
tetangga yang lainnya ikut membantu dalam acara hajatan tersebut.
Dalam segi beragama, Desa Siomulyo merupakan wilayah yang notabenenya
beragama islami, yaitu masyarakat di Desa Sidomulyo tidak terlalu fanatik
terhadap suatu aliran tertentu. Terbukti dengan tetap eksisnya kegiatan
keagamaan, seperti halnya Jamiyyah Tahlil dan Yasinan yang dilaksanakan
setiap malam Jumat bagi para jamaah laki-laki. Sedangka jamiyyah perempuan
dilaksanakan setiap Kamis sore setelah Bada Ashar. Selain itu terbukti bahwa
dulu Desa Sidomulyo kedatangan pendatang yang berajaran lain, tetapi karena
masyarakat Desa Sidomulyo memiliki kepercayaan kuat terhadap agama Islam,
maka ajaran lain pun ditolak.
Dalam segi kebudayaan lokal, di Desa Sidomulyo ini terkenal dengan tarian
Cublak- Cublak suweng versi Desa Sidomulyo sendiri. Biasanya budaya
tersebut dipentaskan ketika hajatan, bersih desa, maupun PHBN.
d. Perekonomian
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Sidomulyo adalah petani.
Disamping itu warga juga memerah susu, setiap hari warga desa selalu
berladang dan memerah susu yang jaraknya tidak terlalu jauh, karena hal itu
juga sangat menghasilkan banyak keuntungan bagi mereka.
Desa Sidomulyo juga kaya akan hutan, yang pohonnya diambil oleh warga
dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari hari. Potensi alam disini sangat
mendukung kegiatan pertanian, ternak, dan perkebunan warga namun masih
perlu diadakannya penyuluhan tentang bagaimana memanagemen hasil

9
pertaniannya sebagai investasi masa depan mereka. Selain itu tekstur tanah yang
subur, sangat mendukung pertumbuhan tanaman.
e. Kesehatan
Dalam segi kesehatan, masyarakat Desa Sidomulyo termasuk dalam kategori
layak dan stabil. Namun terkait kebrsihan lingkungan masih kurang, terbukti
masyarakat di dusun Wtes dan Bulusari masih membuang sampah dimana
mana.
Prasarana Air Bersih
NO Jenis Prasarana Keterangan
Ada/Tidak Kondisi
1 Penampungan Air Hujan Tidak -
2 PAM Ada -
3 Sumur Gali Tidak -
4 Sumur Pompa Tidak -
5 Perpipaan Air Kran Ada Baik
6 Air Sungai Ada Baik
7 Mata Air Ada Baik

Prasarana Kesehatan Masyarakat


No Jenis Prasarana Keterangan
Ada / Jumlah Kondisi
Tidak
1 MCK Umum Tidak -
2 Posyandu Ada 3 Baik
3 Puskesmas Tidak -
4 Puskesmas Pembantu Tidak -
5 Polindes Tidak -
6 Ponkesdes Ada 1 Baik

Wabah Penyakit
No Keterangan Uraian
1 Demam Beradarah Tidak Ada
2 Malaria Tidaj Ada
3 Tipus/Kolera/ Muntaber Tidak Ada
4 Paricela Tidak Ada

f. Pendidikan
Tingkat kepedulian masyarakat desa Sidomulyo dapat dikatakan rendah.
Salah satu penyebabnya adalah karena letak geografisnya. Menurut hasil
observasi tempat, di desa Sidomulyo memiliki lembaga pendidikan yang berada

10
dibawah naungan dinas, yaitu Sekolah Dasar (SD), Taman Kanak-kanan (TK)
dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). pendidikan masyarakat di desa
Sidomulyo termasuk dalam keadaan kurang. PAUD/TK yang ada di desa
Sidomulyo terletak di Dusun Wates dan memiliki cabang TK di Toro. Sekolah
Dasar (SD) yaitu SDN Sidomulyo yang terletak di Dusun Wates. Siswa yang
sekolah di SD ini bukan hanya dari desa Sidomulyo saja tetapi juga ada dari desa
lain, seperti desa Kradinan dan sekitarnya.
Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Sidomulyo berlangsung selama
kurang lebih 5 jam. Yaitu dari pukul 07.00 12.00 WIB. Selama kegiatan di
bulan Agustus, pembelajaran berlangsung tidak begitu kondusif karena
banyaknya kegiatan perlombaan PHBN dari kecamatan. Kami dari KKN
Sidomulyo 2 khususnya devisi pendidikan turut membantu keberlangsungan
pembelajaran di SD tersebut. Seperti membantu mempersiapkan lomba gerak
jalan, bola volly, dan lainnya. Selain itu, kami juga mengisi seputar pelatihan
membuat kerajinan tangan disana, dengan sasaran kelas 4, 5, dan 6.
Selain pendidikan formal, desa Sidomulyo belum memiliki tempat belajar
yang terbebas dari aturan dinas atau pemerintah. Lembaga Bimbingan Belajar
atau disebut bimbel salah satunya. Untuk itu, kami bermaksud membentuk
Posdaya bimbel sekaligus mengelola perpustakan mini yang juga kami
programkan. Melihat kondisi anak-anak yang rendah kepeduliannya terhadap
pendidikan, maka kami mengajak pemuda di dusun Wates untuk bekerja sama
menghidupkan rumah belajar disana.
Untuk lebih mempermudah pemahaman, dibawah ini kami sertakan data
tentang sarana pendidikan di wilayah Desa Sidomulyo sebagai berikut:
1) Prasarana Pendidikan Formal di Desa Sidomulyo
Keterangan Kondisi
Jumlah
No Prasarana Baik
Ada/Tidak (Buah)
/Rusak
1 PAUD/TK Ada 2 Baik
2 SD/MI Ada 1 Baik
3 SMP/MTs Tidak -
4 SLTA/MA Tidak -
5 Perguruan Tinggi Tidak -

2) Sarana Pendidikan Non Formal di Desa Sidomulyo

11
Keterangan Jumlah
No Prasarana Kondisi
Ada/Tidak (Lembaga)
1 TPQ Ada 6 Baik

B. PERMASALAHAN UMUM
Desa Sidomulyo memiliki banyak potensi namun belum tereksplor dengan baik
karena keterbatasaan sumber daya manusia (SDM) untuk mengoptimalkan itu semua.
Berikut kami paparkan permasalahan umum yang ada di Desa Sumberdadi dari segi
Keagamaan, Pendidikan, Perekonomian, Lingkungan hidup dan Kesehatan.
1. Keagamaan
Kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan keagamaan dan kegiatan yang
mendukung minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan kegiatan religious.
Terbukti dari kurang berkembangnya TPQ, baik dari segi kualitas dan kuantitas dan
belum adanya Madrasah Diniyah, hal itu dikarenakan beberapa aspek baik dari input
(tenaga pendidik) dan peran orang tua dalam memberi motivasi kepada anak anaknya
untuk belajar agama.
Peran lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan.
Masyarakat desa Sumberdadi masih menganggap bahwa tinggi rendahnya pendidikan
tidak akan berpengaruh terhadap masa depan anak anaknya. Dengan adanya
pemikiran yang seperti itu banyak anak anak Desa Sumberdadi yang kurang aktif
pergi ke madrasah sehingga pengetahuan mereka akan agama masih terbatas.
Kemampuan mengaji merekapun sangat rendah, terbukti dari tes yang kami adakan
untuk para siswasiswi TPQ tentang makharijul huruf dan membaca Iqro serta Al
Quran dengan benar, ternyata hasilnya masih memprihatinkan.
Selain karena faktor kesadaran akan pendidikan agama yang kurang, faktor internal
pun juga ada, diantaranya adalah tenaga pengajar yang minim, serta manajemen TPQ
yang kurang baik. Para pendidik di TPQ banyak yang menutamakan pekerjaannya.
2. Pendidikan
Salah satu masalah yang ada di Desa Sidomulyo adalah kesadaran akan pentingnya
pendidikan tergolong kurang. Lembaga formal yang ada di Desa Sidomulyo hanya 2
Lembaga PAUD/TK, dan SD. Permasalahan dari dalam lembaga sekolahpun juga ada
diantaranya sarana prasarana, manajemen pengajaran, penyampaian materi, kualitas
pengajar, kedisiplinan pengajar yang tergolong kurang. Hal tersebut sangat berpengaruh

12
terhadap kualitas peserta didik yang tentunya akan berpengaruh terhadap mindset
peserta didik ke depan.

3. Sosial Budaya dan Lingkungan


Salah satu permasalahan yang terjadi di Desa Sidomulyo bahwa kurangnya
kesadaran masyarkat akan kebersihan di lingkungannya. Hal tersebut terlihat dari cara
masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga, misalnya membuang sampah di
belakang rumah. Untuk itu perlu adanya tempat pembuangan sampah yang memadai.
4. Perekonomian dan Kewirausahaan
Mayoritas warga Desa Sumberdadi berprofesi sebagai petani, tentunya mereka
membutuhkan banyak pengetahuan terhadap bidang pertanian, baik itu cara tanam,
perawatan, pemupukan dan lain lain. Hal ini belum bisa di dapat oleh masyarakat
meskipun telah terbentuk kelompok tani tetapi peran mereka dirasa kurang bisa
dirasakan masyarakat luas.
5. Kesehatan
Adanya ponkesdes, di desa Sidomulyo ini sebenarnya sangat membantu masyarakat
pada saat mereka mengalami gangguan kesehatan yang menjadi masalah adalah pada
kesadaran masyarakat untuk bisa datang dan mengkonsultasikan kesehatannya pada
bidan setempatPara lansia di desa Sidomulyo juga mendapat fasilitas dengan dibukanya
posyandu lansia. Banyak yang antusias namun tidak berjalan kondusif karena lebih
mementingkan pekerjaan mereka seperti bertani daripada kesehatan mereka.
C. PEMETAAN WILAYAH
Desa Sidomulyo terletak di Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung, Desa
ini terdiri dari empat dusun, yaitu Dusun Tumpak Weru, Bulosari, Wates, dan Toro.
Desa ini dijadikan Lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya Berbasis Masjid
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung kerena pihak kampus menilai desa
tersebut membutuhkan adanya peningkatan dan pembaharuan yang diharapkan dapat
dibantu dibantu oleh para Mahasiswa KKN. Lokasi ini yang menjadi tempat KKN
kelompok 88 sidomulyo 2 adalah Dusun Wtes Desa Sidomulyo Kecamatan Pagerwojo
Kabupaten Tulungagug. Lokasi kegiatan KKN dikelompokkan menjadi beberapa
kriteria, antara lain :
1. Wilayah Pemukiman dan Pekarangan
Wilayah pemukiman warga desa Sidomulyo terbagi menjadi 4 tempat. Kondisi
pemukiman Desa yang terbagi menjadi 4 dusun dipisahkan oleh perkebunan yang
lumayan luas, dan jalanan setapak yang lumayan terjal. Wilayah permukiman
pertama terletak di dusun wates dan bulusari yang dibatasi dengan hutan pinus dan

13
jalan setapak yang lumayan sulit, karena sebagian jalannya sudah rusak. Keadaan
pemukiman penduduk termasuk padat. Jarak antar rumah satu dan lainnya cukup
dekat. Namun ada juga beberapa rumah yang sangat jauh jangkaunnya dengan yang
lain.
Pekarangan warga biasanya ditanami daun bawang yang ditanam di pollybag
dan rumput gajah. Kondisi tanahnya lumayan basah dimusim hujan, berwarna
coklat. Selain dimanfaatkan untuk membudidayakan tanaman pekarangan warga
juga digunakan sebagai ternak sapi dan kambing.
2. Wilayah Sungai untuk Irigasi
Desa Sidomulyo memiliki aliran sungai yang bersumber dari mta air. Air ini
digunakan untuk rumah rumah warga yang sudah tersalurkan pipa di Desa
Sidomulyo.
3. Wilayah Tegalan
Kondisi tegalan di Desa Sidomulyo ini tanahnya cukup baik. Cocok untuk
ditanami jagung, padi dan rumput gajah. Mayoritas warga menanami tegalan dengan
rumput gajah yang dimanfaatkan untuk bahan pangan ternak mereka. Rumput gajah
yang sewaktu waktu bisa dipangkas untuk makan ternak mereka. Selain itu juga
ditanami tanaman jagung dan padi yang hasilnya memiliki nilai jual.
D. PROSES PEMBENTUKAN POSDAYA
Pos pemberdayaan keluarga ( POSDAYA ) adalah sebuah wadah kegiatan
pemberdayaan yang dikelola oleh masyarakat disetiap pedesaan dengan
mengandalkan potensi masyarakat desa. KKN Tematik POSDAYA berbasis masjid
adalah konsep KKN pada tahun 2017 ini. Seluruh mahasiswa KKN IAIN
Tulungagung mempunyai kewajiban untuk membentuk dan/atau mengembangkan
POSDAYA yang ada di masing - masing wilayah KKN yang telah ditentukan.
Desa sidomulyo di dusun wates dan bulusari terdapat 6 majid. KKN kelompok
88 sidomulyo 2 memfokuskan paa masjid al falah yang berada pada di dusun wates.
Tahapan yang pertama yakni menjalin silaturahim dengan masyarakat sekitar, mulai
dari kalangan petinggi atau pamong desa, sampai pada masyarakat biasa, dari yang
berekonomi menengah keatas hingga pada masyarakat yang perekonomiannya
menengah kebawah.
Tahapan kedua yakni menganalisis potensi yang ada di masyarakat, baik dari
segi Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Sumber Daya Alam (SDA) dan mencari
warga yang memiliki peran besar di masyarakat serta disegani oleh masyarakat.

14
Pendekatan terhadap warga yang memiliki potensi besar ini dilakukan secara
intensif untuk memperoleh informasi yang lebih banyak.
Tahap ketiga yakni mengadakan konsultasi dengan perangkat desa dan tokoh
agama serta pihak pihak yang terlibat lainnya. Kami mendatangi tokoh agama dan
perangkat desa terdekat, pertama untuk silaturahim dan yang kedua untuk
mengutarakan maksud kami untuk membentuk suatu wadah penggali dan
pengembangan potensi masyarakat yang berbasiskan atas masjid.
Tahap keempat yakni musyawarah persiapan pembentukan POSDAYA di
wilayah Desa Sidomulyo ini. Beberapa hal yang dibahas dalam musyawarah kali ini
antara lain tentang hari, tempat, dan waktu pelaksanaan pembentukan POSDAYA,
konsep pembentukan POSDAYA, siapa saja yang diundang dalam pembentukan
POSDAYA, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tahap kelima yakni pembentukan tim POSDAYA berbasis masjid yang diikuti
oleh seluruh KKN kelompok 88 sidomulyo 2 yang berada di Desa Sidomulyo, tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan beberapa masyarakat yang dipercaya dapat
membantu dalam pengembangan potensi masyarakat Desa Sidomulyo. Pelaksanaan
pembentukan POSDAYA tersebut dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2017, Badha
sholat magrib dilaksanakan di Masjid al falah. Proses pemilihan pengurus harian
POSDAYA diserahkan kepada masyarakat, karena masyarakatlah yang nantinya
menjalankan roda organisasi ini. Atas kesepakatan bersama masyarakat POSDAYA
Masjid Al falah di beri nama Posdaya REMAS Al- Falah. Adapun susunan pengurus
POSDAYA AL-FALAH yang telah terbentuk adalah sebagai berikut:

15
STRUKTUR PENGURUS POSDAYA
AL-FALAH MASJID AL-FALAH
SIDOMULYO PAGERWOJO TULUNGAGUNG
Pelindung : Mulyono Susanto (kepala desa)
: Muyani
Ketua : Rudi
Sekretaris 1 : Riyah
Sekretaris 2 : Yoyok
Bendahara 1 : Doni
Bendahara 2 :Siska
Devisi Devisi
1. Devisi Pendidikan
- Yuspika, Dian, Ani
2. Devisi sosial dan Budaya
- Yuli, Widia, Yikko
3. Devisi Ekonomi dan Kewirausahaan
- Tri cahyo, Ulfah, Rizal
4. Devisi Lingkungan Hidup
- Gutri, Agung
5. Devisi Kesehatan
- Rita, Yuli, Welly
6. Devisi seni islami
- Alim, Irul, Leny

Setelah terbentuk tim POSDAYA AL-FALAH, kami mahasiswa KKN


menawarkan beberapa program kerja yang mungkin bisa dilanjutkan oleh pengurus
POSDAYA, Alhamdulillahnya dari banyaknya program yang ditawarkan masyarakat
menerima dengan baik, bahkan ada beberapa tambahan program dari masyarakat
sendiri.

16
E. JUMLAH CAKUPAN KELUARGA POSDAYA
Tahapan keluarga sejahtera
1. Keluarga sejahtera 1
Keluarga yang telah mampu untuk memenuhi kebutuhan utamanya, namun
untuk kebutuhan sosial-psikologisnya masih kesulitan dan terkadang tidak bisa
memenuhinya. Di dusun Wates dan Bulusari jumlahnya sebanyak 21 KK, yang
termasuk kategori keluarga sejahtera 1.
2. Keluarga sejahtera 2
Keluarga yang telah mampu memenuhi keseluruhan kebutuhan dasar dan
kebutuhan sosial psikologisnya, tapi belum mampu memenuhi keseluruhan
kebutuhan pengembangannya. Di dusun Wates dan Bulusari, keluarga yang
masuk kategori ini berjumlah sebanyak 62 KK.
3. Keluarga sejahtera 3
Keluarga yang telah mampu memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan sosial
psikologis, dan kebutuhan pengembangannya, tetapi belum memenuhi
kontribusi kemsyarakatannya. Di dusun Wates dan Bulusari terdapat 22 KK
yang berkategori sejahtera 3.
F. BENTUK KEGIATAN MAHASISWA DAN MASYARAKAT
1. Bidang Keagamaan
a. Pembentukan remas disetiap mushola di dua dusun
b. Pengaktifan TPQ disetiap mushola
c. Seni Al- Quran dan Qiroah
d. Penataran pengajar TPQ dikecamatan
e. GEMAS
f. YASINTA (Yasin dan Tahlil)
g. Darus Al- Quran di Posko (Bada Sholat Magrib)
2. Bidang Pendidikan
a. Pembentukan POSDAYA PERPUSTAKAAN KELILING
b. Mengadakan kelompok belajar (BIMBEL)
c. Membantu mengajar di SD, PAUD, dan TK
d. Pembentukan POSDAYA BIMBEL
3. Bidang Lingkungan Hidup, Sosial dan Budaya
a. Kerja Bakti
b. Sosialisasi Pollybag
c. Follow Up Sosialisasi Pollybag
d. Pembinaan karang taruna.
e. Penanaman Toga
f. Pembentukan POSDAYA PUPUK KOMPOS
g. Melestarikan Kesenian Tari
4. Bidang Kesehatan
a. Berpartisipasi senam dengan ibu ibu PKK
b. Mengadakan senam pagi di posko setiap hari selasa dan jumat

17
c. Mensosialisasikan cuci tangan dan gosok gigi yang benar di PAUD
dan TK
d. Mengadakan seminar kesehatan kulit wajah (dari wardah)
e. Berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dibalaidesa
f. Pemeriksaan Lansia
g. Pemeriksaan Bumil
5. Bidang Kewirausahaan
a. Demo Pembuatan Kripik ARES
b. Penanaman Toga
G. BENTUK PENDAMPINGAN OLEH DPL
Pendampingan dosen Pembimbing Lapangan untuk posko 2 Sidomulyo
sudah terlaksana dengan baik. Selama KKN, DPL kami berkunjung sekitar 4 kali
kunjungan, diantaranya 3 kali di posko dan 2 lainnya di Balai Desa Sidomulyo.
Kegiatan pendampingan DPL dengan Mahasiswa KKN 88 diantaranya sebagai
berikut :
No Tanggal Kegiatan
1 13 Juli 2017 Pembukaan KKN Desa Sidomulyo
2 29 Juli 2017 Konsolidasi Program Kerja
Monitoring Program Kerja dan
3 5 Agustus 2017
Posdaya
Monitoring Program Kerja dan
4 11 Agustus 2017
Laporan (Kelompok & Individu)
Penutupan KKN Desa Sidomulyo
5 23 Agustus 2017
Monitoring Laporan KKN

H. DESKRIPSI PROSES KEGIATAN


Dalam melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sidomulyo yang
dilaksanakan kurang lebih selama empat puluh lima (45) hari, tentunya banyak
kegiatan-kegiatan yang ingin kami laporkan sebagai wujud pertanggungjawaban
kelompok Sidomulyo 2 dalam mengemban tugas pengabdian masyarakat.
Adapun deskripsi proses kegiatan tersebut akan kami paparkan per-devisi:
1. Devisi Keagamaan
a. TPQ
Pendidikan agama merupakan pendidikan dasar dan berperan penting
bagi anak anak sebagai bekal dalam menjalani kehidupan yang akan
membentuk akhlakul karimah, terutama pendidikan Al Quran. Sementara
itu, keadaan TPQ di Desa Sidomulyo ini masih belum memiliki manajemen
yang baik karena ada permasalahan internal dalam kepengurusan dan
kekurangan guru sehingga TPQ yang sebelumnya ada perlu diaktifkan lagi.

18
1) Pra Kegiatan
Mulanya kedatangan kami disambut dengan hangat oleh santri- santri
TPQ. Kami berbincang bincang dengan mbak ika (guru TPQ al falah)
tentang pembelajaran di TPQ dan jadwal pembelajaran setiap harinya. Selain
itu, kami juga mendapat dukungan dari Bapak Muyani (Modin) selaku tokoh
agama di Desa Sidomulyo. Beliau juga berharap agarmengaktifkan kembali
kegiatan dimasjid.
2) Hasil Kegiatan
Pembelajaran di TPQ berjalan seperti biasa, awalnya beberapa yang
datang namun seiring waktu terdapat peningkatan. Kami mengajar santri satu
per satu, dari hasil yang kami amati ternyata bacaan mereka masih belum
lancar, tajwid dan makhorijul hurufnya kurang diperhatikan.
3) Kendala dan Solusi
Kendala :
a. Belum ada guru TPQ di masing masing masjid
b. Bacaan santri yang belum lancar
Solusi:
a. Mencari kader penerus untuk mengaktifkan kembali TPQ serta
merintis masjid yang mulanya belum ada kegiatan TPQ nya.
b. Mengadakan penataran guru TPQ agar kualitas pengajarnya
meningkat.
b. Yasin dan Tahlil di tiap tiap RT
Desa Sidomulyo yang kami tempati ini memiliki kelompok
keagamaan/jamaah yasin tahlil di setiap RT. Masing-masing jamaah
tersebut juga mempunyai jadwal yang berbeda-beda. Jamaah yang kami
ikuti hanya tiga majlis pada hari yang sama, hanya waktunya saja yang
membedakan, bahkan ada waktu dan hari yang sama yakni di hari Kamis.
a) Pra Kegiatan
Saat kami pulang sholat berjamaah di masjid Al-Falah depan posko,
kami di tegur oleh salah satu ibu-ibu. Beliau mengajak kami untuk
mengikuti kegiatan rutin yasin tahlil di salah satu anggota jamiyah esok
harinya. Seiring berjalannya waktu kami mengetahui beberapa majlis yang
mengagendakan kegiatan rutin yasin dan tahlil, diantaranya yang kami ikuti
adalah di dusun Yamalas, Wates dan Bulusari.
b) Hasil Kegiatan

19
Kami mendapat sambutan yang ramah dari ibu-ibu anggota jamaah
yasin tahlil tersebut, bahkan beliau meminta salah satu dari kami untuk
memimpin kegiatan di dalamnya.
c) Kendala dan Solusi
Saat mengikuti yasinan bersama ibu-ibu, sebenarnya tidak ada kendala
yang berarti, hanya saja kami sedikit mengalami kewalahan karena ada
beberapa agenda yang waktunya bersamaan. Solusi untuk menyiasati hal
tersebut, kami mulai membuat jadwal yang mengikuti yasinan secara
bergilir.
c. Penataran Guru TPQ
Untuk meningakatkan kualitas serta pengetahuan guru TPQ tentang
makhorijul huruf yang benar, tajwid dan metode mengajar yang menarik
agar di minati para santri.
a) Pra Kegiatan
Menanggapi permaslahan yang tersebut di atas, sebagai perwujudan
untuk mengatasinya maka di adakan kegiatan penataran bagi guru TPQ.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang di adakan atas kerjasama dari seluruh
koordinator desa se-kecamatan Pagerwojo.
b) Hasil Kegiatan
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Masjid Sunan Kalijogo, tepatnya di
KUA desa Mulyosari. Pemateri pada kegiatan tersebut adalah Dosen IAIN
Tulungagung, sekaligus dosen PGTPQ (Pendidikan Guru TPQ) di LP
Maarif NU. Hasil kegiatan ini diharapkan para peserta penataran guru TPQ
dapat mengembangkan sendiri pengetahuan yang telah di dapat, serta metode
yang menarik dalam mengajar TPQ.
c) Kendala dan Solusi
Kendala dalam kegiatan ini adalah mengenai waktu dan tempat
penataran tersebut dilaksanakan di Mulyosari yang cukup jauh, dan waktu
nya di mulai pukul 08.00. Kebanyakan warga desa Sidomulyo kalau jam
segitu masih merumput mencari makan ternak. Dan sebagian lagi masih
sekolah. Solusinya kami membuatkan surat dispensasi tidak masuk sekolah
dan untuk ibu-ibu yang masih merumput, kami sarankan untuk menyusul
datang ke lokasi.
d. Pembentukan Remaja Masjid

20
Remaja masjid adalah perkumpulan remaja yang bertujuan untuk
membina remaja agar menjadi pribadi yang beriman, berilmu dan beramal
shalih. Pembentukan remaja masjid ini dimaksudkan sebagai wadah
organisasi yang bersifat positif untuk menyalurkan bakat, kreativitas para
remaja yang ada di Desa Sidomulyo. Tujuan yang terpenting adalah agar
nantinya dapat meneruskan mengelola TPQ, berinovasi dalam menjalankan
program kerja serta untuk menimbulkan kesadaran masyarakat sekitar akan
pentingnya pendidikan agama.
a) Pra Kegiatan
Kami mendatangi beberapa tokoh untuk meminta izin dan saran dalam
pembentukan remaja masjid. Tokoh tersebut diantaranya adalah ketua karang
taruna, dan beberapa tokoh agama desa Sidomulyo.
b) Hasil Kegiatan
Pada tanggal 16 Agustus 2017, kegiatan pembentukan remaja masjid
desa Sidomulyo dapat terlaksana dengan lancar dan mendapat respon yang
sangat positif. Acara ini di hadiri oleh remaja-remaja desa Sidomulyo, tokoh
agama, ketua RT dan sebagian anggota karang taruna.
c) Kendala dan Solusi
Dalam menyelenggarakan acara ini kami mengalami beberapa kendala,
diantaranya adalah remaja-remaja di desa Sidomulyo ini jarang sekali
berkegiatan yang berbasis masjid. Bahkan untuk sholat berjamaah pun
belum terlihat. Solusi untuk menghadapi hal tersebut kami segera
membentuk organisasi yang mewadahi mereka untuk menyalurkan bakat dan
kreatifitas, agar tetap dalam kegiatan yang positif, salah satunya
pembentukan remaja masjid.
2. Devisi Pendidikan
a. Pengadaan Bimbingan Belajar (BIMBEL)
1) Pra Kegiatan
Pencarian sumber daya manusia yang peduli akan pendidikan.
Mencari info dari siswa SMP kelas 2, Kasun Wates, dan guru SDN
Sidomulyo. Kami berencana untuk membentuk Posdaya Bimbel dan
ditempatkan di salah satu siswa yang dianggap peduli dengan pendidikan
anak-anak (TK dan SD).
2) Hasil Kegiatan
Kegiatan bimbingan belajar berjalan dengan lancar kurang lebih 5
minggu delama perjalanan KKN bermukim di posko. Terdapat dua kali

21
bimbingan dalam sehari, terlaksana jam 13.30 dan malam hari bada
Maghrib (namun hanya beberapa).
3) Kendala dan Solusi
Kendala :
a. Banyak siswa yang hadir pada jam yang tidak sesuai jadwal yang
sempat mengganggu jam istirahat kakak KKN
b. Siswa hanya minta diajar beberapa mata pelajaran, seperti
Matematika, menggambar, dan lainnya.
c. Ada beberapa siswa yang ikut hadir dalam bimbel, tetapi tidak
membawa peralatan belajar seperti buku atau sejenisnya.
Sehingga mereka banyak yang asyik bermain
Solusi :
a. Kami berusaha memberikan peringatan kepada anak-anak agar
hadir pada waktu yang telah ditentukan.
b. Tim pengajar bimbel berusaha memberikan tugas/PR kepada
anak-anak yang melibatkan mata pelajaran lainnya.
c. Kami berusaha meminjamkan fasilitas untuk siswa yang tidak
membawa buku dan memberinya tugas agar dikerjakan di tempat
bimbel
b. Pengabdian di SD Negeri Desa Sidomulyo
1) Pra Kegiatan
Kami dari devisi Pendidikan perwakilan dari 2 posko yang ada di
desa Sidomulyo. Langkah pertama yang kami lakukan yakni adalah
silaturrahmi ke SD dan menemui kepala sekolah disana. Kami
bertanya seputar kegiatan KKN yang dilakukan di SD tersebut pada
tahun-tahun sebelumnya.
2) Hasil Kegiatan
Pihak sekolah memberikan izin kepada tim KKN untuk mengisi
pendidikan di SD Negeri Sidomulyo. Awalnya kami diminta mengisi
hanya tiga hari dalam satu minggu. Tetapi karena kegiatan belajar-
mengajar belum efektif pada waktu itu, maka tim KKN boleh pergi
ke sekolah setiap waktu, dan diizinkan untuk memberikan pelatihan
sejenis keterampilan.
3) Kendala dan Solusi
Kendala
a. Terjadi perbedaan pendapat antar guru satu dengan guru lainnya
di minggu pertama.

22
b. Belum siapnya pelatih tari dari KKN untuk memberikan pelatihan
seni tari sebagai tampilan pentas seni Agustusa-an.
c. Belum mampunya pengajar dari KKN untuk mengondisikan
KBM di kelas
Solusi
a. Tim KKN berusaha untuk bersikap fleksibel terhadap segala
keadaan.
b. Dengan usaha semampunya, kami bentuk tim khusus pelatih tari.
c. Pengajar di SD diutamakan yang berlatar belakang dari fakultas
kegurua, agar mampu mengaplikasikan teori dari perkuliahan ke
dunia nyata
c. Pengabdian di TK dan PAUD desa Sidomulyo
1) Pra kegiatan
Pada minggu-minggu pertama, kami hanya mampu melakukan
pengabdian di SD. Pada minggu ketiga, pihak TK dan PAUD meminta
tim KKN untuk ikut membantu mengajar disana.
2) Hasil Kegiatan
Pengabdian di TK dan PAUD berjalan kurang lebih selama 3 minggu
dengan jadwal bergantian. 2 pengajar di setiap harinya mampu
menghandel pembelajaran disana.
3) Kendala dan Solusi
Kendala :
a. Kemampuan siswa yang beragam dan perlunya perhatian atau
bimbingan khusus bagi siswa tersebut.
b. kurangnya tingkat kepercayaan diri siswa sehingga ada siswa
yang malu untuk bertanya.
Solusi
a. Guru harus lebih cermat dalam mengajar siswa.agar mengetahui
siswa mana yang harus mendapatkan perhatian lebih dalam proses
belajar mengajar dan kami membantu guru untuk ikut mengawasi
dan mendampingi siswa terutama yang membutuhkan perhatian
lebih.
b. Guru harus lebih kreatif dalam proses belajar mengajar dan
membuat siswa aktif bertanya. Kami membantu memberikan
arahan pada siswa dan melakukan pendekatan pada siswa supaya
mereka tidak malu untuk bertanya.
d. Pembentukan Posdaya Bimbel dan Pendirian Perpustakaan Mini
1) Pra Kegiatan

23
Untuk membentuk rumah belajar atau tempat bimbel, kami
berkunjung ke rumah seorang warga di desa Wates. Beliau adalah ibu
dari siswa SMP yang memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap
pendidikan. Disana kami diberikan izin untuk menggunakan tempatnya,
dan kami juga bermaksud mendirikan perpustakaan, pada awalnya kami
ragu akan terlaksananya program ini. Tetapi seiring berjalannya waktu,
kami mendapatkan ide untuk tetap melaksanakan program tersebut
dengan menggandeng salah satu remaja yang peduli dengan pendidikan
2) Hasil Kegiatan
Melalui tahapan yang cukup panjang, akhirnya program yang kita
rencanakan dapat terlaksana dengan baik pada minggu ke-6. Kami
memusatkan perpustakaan di rumah salah satu remaja di dusun Wates
desa Sidomulyo, atas dasar kemauan dan kesiapan remaja tersebut untuk
mengelola perpustakaan mini dan dengan dibantu oleh beberapa
rekannya
3) Kendala dan Solusi
Kendala
a. Rendahnya pemerolehan donasi buku
b. Tidak tedapatnya lokasi yang memadahi
c. Kurangnya sarana yang mendukung untuk penempatan buku
Solusi
a. Berusaha mencari donasi buku yang tidak terpakai dari warga
sekitar
b. Perpus ditempatkan di tempat Bimbel
c. Menggunakan sarana seadanya

e. Pelatihan Membuat Kerajinan Tangan


1) Pra Kegiatan
Perjalanan bimbel di minggu pertama berlangsung karna beberapa
dari anak-anak sekitar posko mengharapkan untuk dibantu mengerjakan
PR. Di minggu kedua kami menentukan batasan waktu yang tepat untuk
bimbel, sehingga tidak mengganggu kegiatan posko lainnya.
2) Hasil Kegiatan
Seiring berjalannya waktu, siswa bertambah banyak dan diisi dengan
banyak agenda yang berbeda di jam yang sama. Ada yang belajar mata
pelajaran, ada yang latihan tari di halaman, ada pula yang bermain
olahraga bulu tangkis. Antusias siswa membuat kami kewelahan dalam

24
mengisi kegiatan bimbel. Bimbingan berlangsung dari jam 13.00 s/d
15.00 WIB.
3) Kendala dan Solusi
Kendala
a. Banyak siswa yang sulit dikondisikan, karena perbedaan kelas
b. Daya tangkap anak yang berbeda, sempat menghambat
berjalannya kegiatan
c. Karena banyaknya permintaan dari anak-anak, maka kami
mengalami keterbatasan fasilitas
Solusi
a. Dengan usaha semampunya, siswa mampu dikondisikan dengan
baik
b. Memberikan pengajaran dengan penuh kesabaran kepada anak-
anak
c. Dengan fasilitas seadanya, maka kegiatan tetap berjalan dengan
lancar
3. Devisi Lingkungan, Sosial, dan Budaya
a. Melakukan Kerja Bakti dan Bersih Masjid
1) Pra Kegiatan
Sebelum kami menjalankan proker kerja bakti, terlebih dahulu kami
bersilahturahmi ke ketua RT Dusun Wates dan Dusun Bulusari untuk
menanyakan kegiatan rutin kerja bakti gotong royong apakah sudah rutin
dijalankan atau belum. Biasanya masyarakat hanya melakukan kerja
bakti ketika ada acara atau lomba bersih desa saja, sehingga kami
berinisiatif dengan melakukan gerakan bersih balai desa, bersih
musholla, bersih jalan sekitar, dan gerakan bersih lapangan agar
masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
2) Hasil Kegiatan
Dari program kerja bakti, banyak anak-anak muda yang ikut serta
membantu melakukan gerakan bersih desa, sehingga terjalin hubungan
sosial antara anak-anak KKN dan masyarakat sekitar.
3) Kendala dan Solusi
Kendala yang kami hadapi adalah kurangnya kesadaran masyarakat
akan kebersihan lingkungan dan tempat ibadah, sulitnya koordinasi
dengan warga karena kesibukan warga menjalankan aktivitas
kesehariannya, yaitu mencari rumput untuk ternak mereka, dan
minimnya alat untuk melakukan kerja bakti. Sedangkaan solusi untuk

25
mengatasi kendala tersebut adalah mengajak masyarakat untuk
melakukan kegiatan kerja bakti dan membersihkan tempat ibadah yang
bekerjasama dengan ketua RT dan karang taruna.
b. Melakukan Sosialisasi Penanaman Bibit Polybag
1) Pra Kegiatan
Sebelum mengadakan sosialisasi, kami menemui pihak RT Desa
Sidomulyo mulai dari Dusun Toro, Dusun Tumpakweru, Dusun Wates,
dan Dusun Bulusari dari RT 1 sampai RT 18 pada tanggal 27 Juli 2017
untuk memberitahu warganya bahwa di Balai Desa akan diadakan
sosialisasi penanaman bibit polybag yang cocok ditanam di pegunungan
dengan tanaman yang mempunyai nilai jual tinggi dengan pemateri dari
Dinas Pertanian Trenggalek pada tanggal 29 Juli 2017 pukul 13.00 WIB.
2) Hasil Kegiatan
Dari program kerja pensosialisasian penanaman bibit polybag,
masyarakat sekitar tertarik untuk melakukan penanaman dengan bibit
yang memiliki nilai jual tinggi sehingga nantinya dapat mengangkat
ekonomi masyarakat sekitar. Selain itu, masyarakat RT 13 juga
mengangkat tema lomba bersih desa dengan menggunakan tema tanaman
polybag.
Pensosialisasian terkait tata cara memilih bibit yang unggul, menjaga
tanaman agar tetap sehat, membedakan jenis penyakit yang menyerang
tanaman, perbandingan penggunaan pupuk kompos, dan cara pembuatan
pupuk kompos. Dari sekian materi pensosialisasian tersebut, semuanya
mendapat respon yang positif dari warga Desa Sidomulyo.
Dapat dilihat dari antusias warga dalam menghadiri sosialisasi
penanaman bibit polybag yang cocok ditanam di pegunungan dengan
tanaman yang mempunyai nilai jual tinggi. Hal ini membuat kami
bersemangat dalam membantu pelaksanaan program sosialisasi
penanaman bibit polybag supaya warga dapat memanfaatkan semua jenis
tanaman yang memiliki nilai jual tinggi. Selain itu, hasil dari sosialisasi
penanaman bibit di polybag juga diterapkan, sepeerti halnya pembuatan
taman toga.
3) Kendala dan Solusi
Kendala yang kami hadapi adalah kurang adanya inisiatif dari
masyarakat untuk bisa memanfaatkan media tanam alternatif yang

26
nantinya dapat digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman yang
memiliki nilai jual tinggi. Sedangkan solusi untuk mengatasi kendala
tersebut adalah mengadakan sosialisasi dari Dinas Pertanian Kabupaten
Trenggalek mengenai penanaman bibit tanaman menggunakan media
tanam alternatif polybag.
c. Pelatihan Seni Tari
1) Pra Kegiatan
Sebelum mengadakan pelatihan tari, kami menemui kepala sekolah
SDN Sidomulyo untuk meminta izin terlebih dahulu kepada beliau,
bahwasannya kami akan melakukan pelatihan tari kepada anak-anak
SDN Sidomulyo. Kemudian setelah terkumpulnya anak-anak yang
berminat untuk mengikuti pelatihan tari, maka kami yang bekerjasama
dengan Sidomulyo 1 membuat jadwal pelatihan tari beserta gerakan tari
yang akan digunakan untuk latihan.
2) Hasil kegiatan
Dari program kerja pelatihan kesenian tari yang ada di Desa
Sidomulyo, anak-anak SD sangat antusias untuk segera melaksanakan
pelatihan tari. Hal ini juga diperkuat dengan adanya peringatan acara
PHBN yang diadakan di Desa yaitu mengeluarkan pentas seni dari anak-
anak SD maupun pentas seni dari yang lain. Pelatihan tari dimulai pada
tanggal 7 Agustus dan bertempat di perpustakaan SDN Sidomulyo.
Pelatih tari sendiri terdiri dari gabungan Sidomulyo 1 dan Sidomulyo 2.
Pelatihan tari berlangsung selama 2 minggu yang diikuti 8 anak. Dari
pelatihan tari yang telah dilaksanakan dapat diambil manfaatnya yaitu
kreativitas anak-anak meningkat, anak-anak dapat melestarikan tarian
tersebut karena suatu saat mereka mampu menjadi penerus pelatih tari
dan yang terakhir yaitu bisa digunakan dalam lomba maupun pentas seni
dalam rangka HUT RI.
3) Kendala dan Solusi
Kendala yang kami hadapi adalah kurangnya tenaga pengajar tari di
SDN Sidomulyo. Sehingga mau tidak mau sekolah harus bisa
menghandel murid-muridnya yang mengikuti kesenian tari. Adapun
kendala yang lain, yaitu kurangnya keseriusan dan konsentrasi anak-
anak dalam berlatih tari. Sehingga mereka sulit untuk menghafal urutan
dari gerakan tari dan masih terlihat berantakan di minggu pertama.

27
Sedangkan solusi dalam mengatasi kedua kendala tersebut yaitu solusi
pertama, kami ikut serta dalam melatih tari. Meskipun pengabdian kami
hanya sebatas formalitas dalam melaksanakan program kerja. Solusi
yang lain yaitu dengan meminta kepada Kepala Sekolah supaya
menambah staff guru tari. Solusi yang kedua yaitu, dengan memberi
masukan dan pemberitahuan supaya tetap fokus dan serius. Namun
solusi ini, kami rasa cukup sulit terealisasikan dikarenakan kondisi
anak-anak yang memang sulit untuk diberitahu.
d. Pengembangan Posdaya Wono Tirto
1) Pra Kegiatan
Sebelum membentuk Posdaya, kami menemui Ketua Kelompok
Tani yaitu Bapak Sunyoto untuk meminta izin bergabung dengan
kelompok tani yang ada di Dusun Wates dan Bulusari. Hal ini
dikarenakan di dusun Wates sendiri sudah berdiri kelompok tani yang
bernama Kelompok Tani Hutan (KTH) Wono Tirto. Kami meminta izin
untuk bekerjasama dengan KTH Wono Tirto yang nantinya kami
bertujuan untuk memberdayakan dan melakukan pengembangan KTH
Wono Tirto.
2) Hasil Kegiatan
Dari program kerja pembentukan Posdaya Wono Tirto, Bapak
Sunyoto selaku Ketua Kelompok Tani Dusun Wates dan Bulusari sangat
mendukung usaha kami untuk bergabung dengan beliau. Kami bekerja
sama untuk melakukan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani bila
ada, sehingga kami bisa menjadi pemberi manfaat satu sama lain.
Kemudian Bapak Sunyoto menjelaskan bahwa agenda selanjutnya dari
Wono Tirto ini adalah pembuatan dam.
3) Kendala dan Solusi
Dalam pengembangan Posdaya ini, kendala yang kami hadapi
adalah sulitnya bertemu atau bersilahturahmi dengan Ketua Wono Tirto.
Selebihnya untuk pengembangan Posdaya Wono Tirto tidak memiliki
kendala lain. Solusinya, kami beberapa kali datang ke rumah Ketua
Wono Tirto dengan tujuan dapat bertemu beliau.
4. Devisi Kesehatan
a. Sosialisasi Kesehatan
Memberikan sosialisasi tentang pentingnya kesehatan bagi masyarakat
kalangan ibu-ibu dusun Wates, dusun Bulusari dan anak-anak dusun Wates

28
dan Bulusari. Sosialisasi untuk kalangan ibu-ibu adalah Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat. Sedangkan sosialisasi untuk kalangan peserta didik adalah
cuci tangan dan gosok gigi.
1) Pra Kegiatan
Sebelum kegiatan, kami konfirmasi kepada bu Lila selaku bidan desa
Sidomulyo mengenai pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Bu Lila menyarankan untuk sosialisasi kepada warga
masyarakat.
2) Hasil Kegiatan
Kegiatan sosialisasi yang kami sampaikan ini mendapat sambutan
baik dari warga masyarakat dusun Wates dan dusun Bulusari. Kami
selaku devisi kesehatan sangat mengharapkan ilmu yang di sharingkan
walaupun sedikit semoga bermanfaat.
3) Kendala dan Solusi
Sosialisasi yang kami lakukan kurang kondusif dikarenakan
mendatangi setiap rumah. Selain itu pemateri masih kurang maksimal
dalam menyampaikan sosialisasi di dusun Wates dan dusun Bulusari
karena pemateri baru pertama kali berbicara di depan masyarakat umum
dan latar belakang pemateri masih belajar. Solusi dari kendala tersebut
adalah pemateri perlu melakukan persiapan yang matang untuk kegiatan
penyuluhan selanjutnya.
b. Senam Pinguin
Penyelenggaraan senam bersama untuk anak-anak dusun Wates dan
anggota KKN dusun Wates. Tujuan dari kegiatan senam bersama adalah
meningkatkan kesehatan jasmani dan menumbuhkan kesadaran tentang
pentingnya olahraga. Target dan sasaran untuk program kesehatan ini adalah
anak-anak yang nantinya diharapkan mereka dapat merasakan dampak dari
program kesehatan ini. Adanya senam pagi sangat bermanfaat bagi kesehatan
tubuh dan alangkah lebih baiknya dibiasakan sejak dini agar tercipta suasana
tubuh yang sehat, dikarenakan kesehatan sangat berharga bagi setiap
manusia. Selain itu dengan adanya senam keakraban semakin terjalin dan
erat.
1) Pra Kegiatan
Sebelum ada kegiatan senam, kami mendiskusikan terlebih dahulu
dengan kelompok bagaimana teknis pelaksanaan, tempat dan sarana yang

29
digunakan. Selanjutnya, kami mencari beberapa video senam. Kemudian
kami mendapatkan salah satu video senam yang menarik dan kemungkinan
disukai oleh anak-anak yaitu senam pinguin. Lalu kami ajak anak-anak
sekitar posko untuk berpartisipasi mengikuti senam.
2) Hasil Kagiatan
Kegiatan senam ini diikuti oleh anggota KKN dan anak-anak dusun
Wates yang terlihat sangat antusias dan bersemangat.
3) Kendala dan Solusi
Kendala yang dihadapi adalah senam dilakukan di hari Selasa dan Jumat
pagi sekitar pukul 06.00 WIB, dimana sebagian anak-anak bersiap untuk
sekolah. Solusi dari kendala tersebut adalah waktu pelaksanaan senam pagi
dihari libur misal hari Minggu sekolah agar anak-anak dapat mengikutinya.
c. Senam Ibu Ibu PKK
Penyelenggaraan senam ibu-ibu PKK dilakukan setiap hari minggu
pukul 16.00. Tujuan dari kegiatan tersebut yaitu untuk meningkatkan
kesehatan jasmani dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya olahraga.
1) Pra Kegiatan
Sebelum kegiatan, kami melakukan kujungan kesalah satu anggota PKK
yang ada di dusun Wates yaitu bu Winarti. Kami memperoleh informasi
bahwa senam Ibu-Ibu PKK biasa dilakukan di hari Minggu pukul 16.00
WIB.
2) Hasil Kegiatan
Kegiatan senam ini diikuti oleh anggota KKN dan Ibu-Ibu PKK dusun
Wates yang terlihat sangat antusias dan bersemangat. Kegiatan tersebut rutin
dilakukan satu kali setiap minggu.
3) Kendala dan Solusi
Kendala yang dihadapi dalam senam tidak ada, hanya kekompakan yang
kurang. Solusi kegiatan senam yaitu diadakan sosialisasi ke seluruh ibu-ibu
PKK untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut setiap hari minggu.
d. Sosialisasi di Dusun Wates dan TK Dharma Wanita
Devisi kesehatan mengadakan sosialisasi kesehatan di sebagian
masyarakat dusun Wates, dusun Bulusari dan TK Dharma Wanita. Sosialisasi
dilakukan mulai tanggal 14 Juli 2017 sampai 14 Agustus 2017 dengan
mendatangi sebagian besar rumah warga masyarakat. Tanggal 12 Agustus
2017 demonstrasi sikat gigi yang baik dan benar serta 7 langkah mencuci

30
tangan yang baik dan benar. Kami selaku devisi kesehatan mengharapkan
dengan adanya sosialisasi tersebut, untuk selanjutnya dapat bermanfaat bagi
mereka.
1) Pra Kegiatan
Sebelum kegiatan, kami melakukan kunjungan ke TK dan Paud dan
menemui bu Muji selaku guru TK Dharma Wanita Dusun Wates. Kami
memperoleh informasi bahwa di TK Dharma Wanita belum pernah ada
demonstrasi terkait cuci tangan dan gosok gigi. Berdasarkan informasi
tersebut, kami berinisiatif untuk mengadakan demonstrasi cuci tangan
dan gosok gigi yang baik di TK tersebut.
2) Hasil Kegiatan
Ketika kegiatan demonstrasi terkait cuci tangan dan gosok gigi
berlangsung, kami mendapat sambutan yang baik dari guru TK Dharma
Wanita beserta peserta didik. Pada akhirnya kegiatan kami berjalan
lancar dan peserta didik sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
3) Kendala dan Solusi
Kendala yang dihadapi adalah kegiatan demonstrasi berlangsung
kurang kondusif. Hal ini disebabkan guru kurang mampu
mengkondisikan peserta didik dan guru tidak memakai media
demonstrasi berupa gigi dan sikat (tiruan). Solusi dari kegiatan tersebut
adalah guru harus mampu mengkondisikan peserta didik dan
menggunakan media demonstrasi cuci tangan dan gosok gigi.
e. Mengadakan Seminar Kulit Wajah Bersama Tim Wardah
Tujuan diadakannya seminar ini yaitu untuk memperkenalkan tentang
pentingnya kesehatan kulit wajah dan pentingnya merawat kesehatan kulit.
Dalam kegiatan tersebut, dikenalkan cara merawat kulit wajah dan
dikenalkan berbagai macam produk make up dari Wardah. Agar masyarakat
dapat berusaha menjaga kebersihannya. Karena pengetahuan sangat
dibutuhkan untuk menambah wawasan masyarakat desa Sidomulyo.
1) Pra Kegiatan
Sebelum kegiatan dilakukan diadakan sosialisasi kepada Tim Wardah
dalam hal merencanakan bentuk kegiatan dan waktu pelaksanaan. Bentuk
kegiatan tersebut berupa seminar kecantikan, cek kesehatan kulit, dan
dilanjutkan lomba-lomba untuk acara PHBN di desa Sidomulyo. Kegiatan
tersebut dilakukan pada tanggal 22 Agustus di Balaidesa.

31
2) Hasil Kegiatan
Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan baik. Masyarakat desa
Sidomulyo sangat antusias mengikuti acara tersebut. Sehingga kegiatan
tersebut dapat membawa manfaat dan dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat.
3) Kendala dan Solusi
Kendala yang ada dalam seminar tersebut yaitu karena jarak yang cukup
jauh antara tempat seminar dengan pemateri, sehingga waktu pelaksanaan
agak terhambat. Dan Peserta kurang tertib dalam acara tersebut. Sebaiknya
waktu yang tepat harus dimajukan, agar keterlambatan dapat diminimalisir.
f. Berpartisipasi dalam Kegiatan Ponkesdes
Tujuan adanya Ponkesdes di desa Sidomulyo yaitu untuk melayani setiap
pelayanan kesehatan bagi warga desa Sidomulyo. Kegiatannya meliputi
Posyandu, pemeriksaan lansia, kelas ibu hamil, imunisasi MR dan lain-lain.
1) Pra Kegiatan
Sebelum kegiatan, kami mendatangi Bu Lila selaku bidan desa
Sidomulyo untuk menanyakan kegiatan Ponkesdes. Bu Lila menjelaskan
kegiatan-kegiatan dalam Ponkesdes berupa posyandu, pemeriksaan
lansia, kelas ibu hamil, imunisasi MR, dan lain-lain.
2) Hasil Kegiatan
Kegiatan Ponkesdes ini mendapat sambutan baik dari warga
masyarakat dusun Wates dan dusun Bulusari. Mereka beharap kegiatan
ini dapat berjalan terus agar kesehatan warga desa Sidomulyo tetap
terjaga.
3) Kendala dan Solusi
Kendala dari kegiatan tersebut yaitu adanya ibu-ibu yang terkadang
kurang peduli akan kesehatan anak, sehingga tidak diikutkan dalam acara
posyandu balita. Pemeriksaan lansia hanya berjalan di dusun judeg saja,
karena untuk diwilayah lain belum aktif dalam pengelolaan program
tersebut.
5. Devisi Kewirausahaan
a. Pelatihan Pengolahan Gedebog Pisang (Ares) Menjadi Kripk Ares
1) Pra Kegiatan
Sebelum kami melakukan proker terlebih dahulu kami melakukan
wawancara salah satu warga mengenai potensi apa yang ada di

32
dusun Wates. Setelah tahu bahwa mayoritas penduduk peternak sapi
perah dan setiap harinya mencari rumput, otomatis banyak dijumpai
pohon pisang, dan pohon pisang yang diambil pun hanya pada saat
sudah matang setelah itu pun langsung di tebang dan tidak dapat
digunakan lagi batangnya. Kami berinisiatif sempat mewawancarai
Beliau adalah ibu Yat asal dusun Wates, beliau adalah seorang
peternak sapi perah, beliau memiliki 2 sapi namun hanya di perah
setelah itu disetorkan ke pengepul, secara tidak langsung mencari
pakan di Wono (alas). Kami pun juga sempat bertanya dengan beliau
apakah ada yang pernah membuat kripik berbahan dasar ares
(gedebog yang masih muda). Dan ternyata belum ada yang pernah
membuat untuk dijadikan kripik, hanya di buat jamuan saat acara-
acara besar di Sidomulyo. Oleh karena itu kami berinisiatif untuk
membuat inovasi baru mengenai Ares, untuk dijadikan olahan kripik.
2) Hasil Kegiatan
Kegiatan pelatihan yang kami berikan dan atas bantuan Ibu PKK
berjalan dengan lancar. Sebagian dari ibu-ibu antusias dengan
program pelatihan yang kami buat. Kami dari divisi kewirausahaan
berharap dengan adanya pelatihan membuat produk olahan ares yang
dibuat kripik dapat membantu perekonomian masyarakat serta
mampu memberi motivasi ibu-ibu dalam berwirausaha.
3) Kendala dan Solusi
Kendala yang kami hadapi adalah minimnya pengetauhan
masyarakat mengenai olahan Ares untuk dijadikan kripik.
Sedangkan solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah melatih ibu-
ibu dengan sungguh-sungguh serta memberi motivasi bahwa dengan
berwirausaha agar kedepannya dapat membuat sendiri dan dapat
dijadikan usaha sampingan selain memerah susu. Yang akan
memberikan dampak positif pada perekonomian yang lebih baik.
b. Seminar Manajemen Pemasaran
1) Pra Kegiatan
Sebelum kami melakukan kegiatan terlebih dahulu kami
berkonsultasi dengan Ibu Win selaku anggota PKK. Beliau memberi
saran untuk mengadakan demo memasak, karena menurut beliau

33
warga desa di sini sebagian belum pernah mengetauhi bahwasannya
ares dapat dijadikan kripik.
2) Hasil Kegiatan
Kegiatan seminar yang kami adakan mendapat sambutan yang
baik dari ibu PKK mereka sangat antusias dengan seminar yang
diadakan. Dan kami selaku divisi kewirausahaan berharap dengan
adanya seminar tersebut bisa membuat ibu-ibu menjadi tahu
bagaimana cara memasarkan suatu produk yang tepat khususnya
produk .
3) Kendala dan Solusi
Kendala yang dihadapi adalah Kurangnya pengetahuan warga
dalam memasarkan produk (tidak adanya link dan minimnya
pengetahuan teknologi) dan proses pengolahan ares secara tepat,
oleh karena itu solusi yang digunakan adalah memberikan gambaran
mengenai target-target pemasaran mana saja dalam penjualan produk
yang efektif dan efisien.
c. Demo Masak
1) Pra Kegiatan
Sebelum melakukan kegiatan kami berkonsultasi dengan ibu-ibu
di PKK untuk mengadakan demo memasak dengan bahan olahan ares
(gedebog yang masih muda). Respon yang kami dapatkan adalah
mereka setuju untuk diadakannya demo memasak.
2) Hasil Kegiatan
Hasil dari kegiatan demo memasak adalah ibu-ibu sangat antusias
dalam mengolah ares menjadi kripik. Sebagian warga pun juga
antusias untuk mencoba dalam proses memasaknya.
3) Kendala dan Solusi
Kendala yang dihadapi adalah kurangnya kreatifitas warga dalam
memanfaatkan dan mengolah Gedebog pisang (ares) yang hanya
biasa di jadikan sebagai masakan dan dapat dijumpai pada saat hari-
hari besar seperti pada Hari Raya Besar (kupatan) selain itu
minimnya pengetauhan masyarakat untuk olahan kripik dari Ares
serta memakan proses yang lama. Dan solusi yang diberikan adalah
memperkenalkan inovasi baru dalam mengolah gedebog pisang yang

34
masih muda (Ares) dengan cara mengadakan demo memasak untuk-
ibu-ibu dengan bahan dan alat yang sederhana dan mudah untuk di
jangkau.
I. PIHAK PIHAK YANG TERLIBAT
Banyak sekali Pihak pihak yang terlibat dalam KKN Tematik POSDAYA
Berbasis Masjid yang tak dapat kami sebutkan satu persatu. Beberapa pihak
yang telah mendukung kegiatan Posdaya kami diantaranya:
1. Perangkat Desa
2. Posyandu
3. Masyarakat
4. Karang Taruna
5. Takmir Masjid
J. FAKTOR PENDUKUNG & PENGHAMBAT PROGRAM
Sebagai manusia yang lemah dan tidak berdaya tentunya banyak keluputan
dan kekurangan dalam melaksanakan tugas yang kami emban dalam waktu yang
sangat singkat ini, karena perubahan tidak semudah membalikkan telapak tangan
yang dalam waktu sekejab bisa terlaksana. Sebagai seorang mahasiswa yang
sarat akan keegoisan dan idelisme yang tinggi, tentunya belajar bermasyarakat
merupakan hal yang tidak mudah karena teori yang didapat di bangku kuliah
tidak sama, bahkan nyaris berbeda dengan dunia nyata. Oleh karena itu waktu
adaptasi yang relatif singkat itu belum dapat kami maksimalkan untuk meraih
kesempurnaan.
Dalam pelaksanaan sebuah kegiata pastinya ada faktor pendukung dan
penghambat kegiatan. Begitupun juga dalam jalannya program kerja KKN
Tematik POSDAYA di Desa Sidomulyo khususnya Dusun Wates dan Bulusari
juga mamiliki faktor pendukung dan penghambat terlaksananya program
kegiatan.
1. Faktor Pendukung
Dalam pelaksanaan program kerja Mahasiswa KKN Tematik Posdaya di
Desa Sumberdadi khususnya Dusun Kalirejo, banyak mendapat dukungan
dari berbagai pihak, baik materi, moril, maupun tenaga sehingga program
kerja yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan batas
waktu yang telah ditentukan.
Adapun faktor- faktor pendukung selama melaksanakan program kerja
dilokasi KKN dari masing masing bidang program adalah:
1. Devisi Keagamaan
a. TPQ
b. Yasin dan Tahlil di tiap tiap RT

35
c. Penataran Guru TPQ
d. Pembentukan Remaja Masjid
2. Devisi Pendidikan
a. Pengadaan Bimbingan Belajar (BIMBEL)
b. Pengabdian di SD Negeri Desa Sidomulyo
c. Pengabdian di TK dan PAUD desa Sidomulyo
d. Pembentukan Posdaya Bimbel dan Pendirian Perpustakaan Mini
e. Pelatihan Membuat Kerajinan Tangan
3. Devisi Lingkungan, Sosial, dan Budaya
a. Melakukan Kerja Bakti dan Bersih Masjid
b. Melakukan Sosialisasi Penanaman Bibit Polybag
c. Pelatihan Seni Tari
d. Pengembangan Posdaya Wono Tirto
4. Devisi Kesehatan
a. Sosialisasi Kesehatan
b. Senam Pinguin
c. Sosialisasi di Dusun Wates dan TK Dharma Wanita
d. Mengadakan Seminar Kulit Wajah Bersama Tim Wardah
e. Berpartisipasi dalam Kegiatan Ponkesdes
5. Devisi Kewirausahaan
a. Pelatihan Pengolahan Gedebog Pisang (Ares) Menjadi Kripk Ares
b. Seminar Manajemen Pemasaran
c. Demo Masak
Disamping faktor pendukung internal ada juga faktor pendukung
eksternal yaitu respon dari pemerintah desa setempat yang bersedia menerima
keluhan keluhan ada hal hal yang mengganggu selama mahasiswa berada di
lokasi. Selain itu, peminjaman tempat untuk melakukan kegiatan merupakan
suatu bentuk dukungan yang diberikan oleh pihak pemerintah Desa kepada
mahasiswa KKN Tematik Posdaya.
Pemuda dan remaja Desa Sidomulyo juga merupakan factor pendukung
eksternal selama mahasiswa KKN berada dilokasi, mereka ikut serta dalam
setiap program kerja yang dilaksanakan mahasiswa KKN. Selain itu, mereka
juga selalu mengharapakan partisipasi dari mahasiswa KKN dalam
membangkitkan semangat kepada pemuda pemuda dalam memberdayakan
masyarakat Desa Sidomulyo ke depan.
Dari faktor faktoe tersebut diatas, salah satu hal yang penting yang juga
sangat menunjang dan membantu terlaksananya setiap kegiatan yang telah
disepakati bersama yaitu adanya kerja sama yang baik antar mahasiswa dalam
satu posko pada khususnya dan antar seluruh mahasiswa peserta KKN di
kecamatan Pagerwojo kabupaten Tulungagung pada umumnya. Seiring
berjalannya waktu, tuntutan tugas dan tanggung jawab, kepentingan yang sama,

36
serta rasa tanggung jawab yang tinggi dari setiap mahasiswa KKN tanpa
memandang latar belakang disiplin ilmu yang berbeda beda. Peran koordinator
kecamatan dan koordinator desa sangat mendukung, karena banyak memberikan
informasi penting dan juga pengarahan.
2. Faktor Penghambat
Selain faktor pendukung terdapat beberapa faktor penghambat selama
pelaksanaan program KKN Tematik Posdaya di Desa Sidomulyo Kecamatan
Pagerwojo Kabupaten Tulungagung. Disamping faktor internal, tentunya ada
faktor eksternal yang dapat menghambat kinerja kelompok Sidomulyo 2 Kuliah
Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung Tahun
2017, seperti halnya keadaan geografis, sosio kultur dan keterbatasan dana.
Secara singkat kami akan rincikan beberapa kendala yag kami hadapi selama
Empat puluh lima hari di Desa Sumberdadi sebagai berikut:
a. Masih adanya anggapan masyarakat bahwa mahasiswa yang turun
dilokasi telah membawa program dan memiliki dana sendiri untuk
pelaksanaan program.
b. Selain itu, masih ada masyarakat yang bersikap acuh tak acuh dan tidak
ingin membantu mahasiswa dalam melaksanakan program baik dalam segi
material maupun bantuan tenaga. Hal ini dikarenakan oleh kesibukan
masyarakat tersebut pada setiap hari ke ladang. Hal tersebut cukup
menghambat program yang akan dijalankan, karena anggapan dan sikap
masyarakat yang demikian.
c. Terbatasnya Dana Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sebagai salah satu faktor
awal yang turut menghambat kinerja kelompok kami adalah keterbatasan
dana. Karena dana kelompok Sidomulyo 2 murni bersumber dari iuran
wajib anggota kelompok, tanpa ada sumbangsih dari pihak manapun.
Sumber dana yang sangat minim ini harus dapat kami manage sedemikian
rupa agar kebutuhan dan program kerja kelompok Sidomulyo 2 terealisasi
dengan baik. Hal inilah yang menyebabkan ada sebagian program yang
tidak dapat berjalan secara maksimal.
6. Letak geografis desa Sidomulyo
Faktor yang cukup signifikan menghambat pelaksanaan program yaitu
letak geografis desa Sidomulyo yang berada dipuncak gunung,
jaraknya relative jauh dari kota serta kondisi jalan masih cukup baik.

37
Untuk berkomunikasipun juga terasa sedikit sulit karena signal di
daerah Sidomulyo ini sangat sulit untuk akses informasi terasa berat.
7. Terbatasnya Waktu Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Waktu empat puluh lima hari ( 45) hari yang tersedia bagi kami
merupakan waktu yang teramat singkat untuk merealisasikan program
sesuai target yang direncanakan secara lebih maksimal. Seperti halnya
program besar yang orentasi awalnya adalah perubahan pola pikir
masyarakat menuju pola pikir yang beradab & modern. Untuk
mensukseskan harapan itu tentu saja diperlukan waktu yang tidak
sebentar mengingat kesibukan masyarakat yang tidak dapat diperinci
satu persatu.
Selain faktor penghambat diatas, terdapat pula faktor penghambat
yang dialami dalam menjalankan program yang berhubungan dengan
kelima bidang dalam pogram Posdaya, yaitu :
a. Bidang Kesehatan
1) Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang masih kurang
b. Bidang Pendidikan
1) Kesadaran masyarakat akan pendidikan masih kurang
c. Bidang Keagamaan
1) Jarak TPQ yang relatif jauh
2) Masyarakat masih mementingkan pekerjaan dari pada jiwa
religious
d. Bidang Ekonomi
e. Bidang Lingkungan, Sosial dan Budaya
1) Masyarakat masih mementingkan pekerjaan dari pada kegiatan
bersih desa, sehingga sulit untuk mengumpulkan semua elemen
masyarakat.

K. KEBERLANJUTAN PROGRAM
Waktu empat puluh lima ( 45 ) hari yang tersedia bagi kami merupakan
waktu yang teramat singkat untuk merealisasikan program sesuai target yang
dicanangkan secara lebih maksimal. Keberlanjutan program program yang
telah kami laksankan selama KKN empat puluh lima hari di desa Sidomulyo
Pagerwojo dirasa sangat penting sekali, oleh karena itu kami mengadakan
musyawarah bersama dengan masyarakat untuk membentuk anggota
Posdaya dan kader-kader yang ada di desa Sidomulyo Pagerwojo. Dengan

38
adanya kader-kader tersebut, kami berharap dapat melanjutkan program
yang kami adakan untuk kemajuan desa Sidomulyo Pagerwojo, khususnya
dusun Wates dan Bulusari.
Kami mengadakan musyawarah dengan masing-masing kader Posdaya
guna program kerja dan keberlanjutan program tersebut. Dengan respon
yang baik dan antusiasme yang tinggi, musyawarah berjalan dengan lancar.
Hambatan yang ada bukanlah kami anggap rintangan, tapi sebagai modal
pembelajaran dalam pemberdayaan masyarakat.
Setelah Kuliah Kerja Nyata (KKN) selesai program-program Posdaya
akan tetap berlanjut dengan adanya: 1) dukungan dari masyarakat sangat
besar terhadap program kami, 2) aparat desa (stakeholder) yang memiliki
semangat dalam mendukung berkelanjutannya program kami, 3) POSDAYA
yang antusias dan memiliki kemampuan tinggi dalam melanjutkan program
kami, 4) kader-kader yang semangat dalam melanjutkan POSDAYA. Berikut
adalah hasil musyawarah tersebut, semoga kedepannya nanti terealisasi
dengan nyata.

39
BAB III

RENCANA TINDAK LANJUT


A. Rencana Tindak Lanjut Pasca Penerapan Posdaya Menurut Kesepakatan
Bersama Masyarakat, Setelah Pleno dengan Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara terhadap para tokoh masyarakat dan para pengurus
Posdaya dapat diketahui bahwa pengetahuan masyarakat tentang Posdaya belum
begitu baik, namun mereka sudah mau menerima dan mau belajar memahami
mengenai Posdaya. Dalam kaitannya dengan Posdaya, banyak kegiatan yang
dilaksanakan melalui Posdaya ini terutama mereka bersinergi dengan kegiatan
lembaga keswadayaan masyarakat, seperti pelatihan, program pendampingan,
program penyuluhan, bimbingan belajar, program lingkungan dan lain sebagainya.
Harapan masyarakat desa Sidomulyo Pagerwojo ini terhadap Posdaya yang
dikembangkan di lokasi tersebut antara lain perlunya upaya peningkatan ketakwaan
dalam beribadah dan upaya peningkatan kemandirian masyarakat. Masyarakat
menilai bahwa setelah adanya Posdaya, kinerja program lain dapat saling mendukung
sehingga muncul sinergitas dalam kegiatan pembangunan masyarakat diwilayah
tersebut. Menurut masyarakat, untuk pengembangan Posdaya desa Sidomulyo
Pagerwojo perlu diadakan pelatihan yang terprogram, sarana pendukung kegiatan,
dukungan pemodalan, pengembangan produksi sesuai dengan potensi sumber daya
alam yang ada di desa Sidomulyo Pagerwojo. Hambatan yang dialami dalam
pengembangan Posdaya antara lain kurangnya sarana pendukung kegiatan, personil
yang terbatas, belum adanya bukti nyata tentang keberhasilan Posdaya di lokasi
setempat sehingga hal ini menghambat pada tingkat partisipasi masyarakat terhadap
Posdaya. Rencana tindak lanjut kedepan dalam pengembangan Posdaya adalah
adanya upaya merealisasikan program program yang telah direncanakan oleh
Posdaya-Posdaya yang dirintis oleh mahasiswa KKN IAIN Tulungagung. Diantara
beberapa program Posdaya adalah:
1. Devisi Keagamaan
a. TPQ
b. Yasin dan Tahlil di tiap tiap RT
c. Penataran Guru TPQ
d. Pembentukan Remaja Masjid
2. Devisi Pendidikan
a. Pengadaan Bimbingan Belajar (BIMBEL)
b. Pengabdian di SD Negeri Desa Sidomulyo
c. Pengabdian di TK dan PAUD desa Sidomulyo

40
d. Pembentukan Posdaya Bimbel dan Pendirian Perpustakaan Mini
e. Pelatihan Membuat Kerajinan Tangan
3. Devisi Lingkungan, Sosial, dan Budaya
a. Melakukan Kerja Bakti dan Bersih Masjid
b. Melakukan Sosialisasi Penanaman Bibit Polybag
c. Pelatihan Seni Tari
d. Pengembangan Posdaya Wono Tirto
4. Devisi Kesehatan
a. Sosialisasi Kesehatan
b. Senam Pinguin
c. Sosialisasi di Dusun Wates dan TK Dharma Wanita
d. Mengadakan Seminar Kulit Wajah Bersama Tim Wardah
e. Berpartisipasi dalam Kegiatan Ponkesdes
5. Devisi Kewirausahaan
a. Pelatihan Pengolahan Gedebog Pisang (Ares) Menjadi Kripk Ares
b. Seminar Manajemen Pemasaran
c. Demo Masak

B. Rencana Tindak Lanjut Pasca Penerapan Posdaya Menurut Lembaga


dan Tim Kelompok yang Mengacu Pada RTL Masyarakat
Adapun rencana tindak lanjut pasca penerapan Posdaya menurut lembaga
dan tim kelompok yang mengacu pada RTL Masyarakat adalah antara lain
rencana perluasan jejaring dan usaha kerja dalam mendukung program Posdaya,
dan upaya pendampingan Posdaya Masyarakat desa Sidomulyo Pagerwojo oleh
mahasisiwa KKN. Pendampingan tersebut sebagai langkah untuk mengontrol
dan memberikan pembinaan untuk Posdaya Masyarakat desa Sidomulyo
Pagerwojo.

41
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk memudahkan dan membantu pembaca untuk memahami laporan
kelompok Sidomulyo 2 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Negeri (IAIN)
Tulungagung ini, dapat kami rangkum laporan sebagaimana berikut:
1. Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Tulungagung tahun 2017 dilaksanakan
mulai tanggal 10 Juli s/d 24 Agustus 2017 di desa Sidomulyo, kecamatan
Pagerwojo, kabupaten Tulungagung.
2. Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Tulungagung tahun 2017
dilaksanakan pada tanggal
3. Survei lapangan kelompok KKN dilakukan pada tanggal 28 Juni s/d 5 Juli
2017 di desa Sidomulyo, kecamatan Pagerwojo, kabupaten Tulungagung.
4. Laporan hasil survei dan rapat kerja awal dilaksanakan pada tanggal 7 Juli
2017.
5. Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN Tulungagung tahun 2017 dilaksanakan
pada tanggal 10 Juli 2017 dengan Posdaya yang berlokasikan di Masjid Al-
Falah Dusun Wates, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten
Tulungagung.
6. Dari hasil survei dan rapat kerja kelompok Sidomulyo 2 dirumuskan
program-program sebagai berikut:
1. Devisi Keagamaan
a. TPQ
b. Yasin dan Tahlil di tiap tiap RT
c. Penataran Guru TPQ
d. Pembentukan Remaja Masjid
2. Devisi Pendidikan
a. Pengadaan Bimbingan Belajar (BIMBEL)
b. Pengabdian di SD Negeri Desa Sidomulyo
c. Pengabdian di TK dan PAUD desa Sidomulyo
d. Pembentukan Posdaya Bimbel dan Pendirian Perpustakaan Mini
e. Pelatihan Membuat Kerajinan Tangan
3. Devisi Lingkungan, Sosial, dan Budaya
a. Melakukan Kerja Bakti dan Bersih Masjid
b. Melakukan Sosialisasi Penanaman Bibit Polybag
c. Pelatihan Seni Tari
d. Pengembangan Posdaya Wono Tirto
4. Devisi Kesehatan
a. Sosialisasi Kesehatan
b. Senam Pinguin
c. Sosialisasi di Dusun Wates dan TK Dharma Wanita

42
d. Mengadakan Seminar Kulit Wajah Bersama Tim Wardah
e. Berpartisipasi dalam Kegiatan Ponkesdes
5. Devisi Kewirausahaan
a. Pelatihan Pengolahan Gedebog Pisang (Ares) Menjadi Kripk Ares
b. Seminar Manajemen Pemasaran
c. Demo Masak
B. Saran saran
Tidak ada kesempurnaan di muka bumi ini, hanyalah Allah-lah yang mempunyai
segala kesempurnaan. Semua bentuk kekurangan dan kesalahan adalah pelajaran
nyata buat kami untuk pelajaran masa yang akan datang. Oleh karena itulah kritik
dan saran yang kami harapkan bisa membuat kami untuk bangkit dan belajar lagi.
Selama 45 hari berada di desa Sidomulyo, kecamatan Pagerwojo, kabupaten
Tulungagung tentunya banyak pengalaman baru dan menarik yang dapat dijadikan
bahan referensi pemecahan masalah di kemudian hari. Saran ini sebenarnya belum
layak terlontar dari kami mengingat kami hanyalah mahasiswa yang masih haus
akan pengetahuan dan pengalaman lapangan. Akan tetapi saran ini bertujuan untuk
membangun dan menjadi awal mula dari kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat desa Sidomulyo, kecamatan Pagerwojo, kabupaten Tulungagung pada
khususnya. Untuk itu ada beberapa saran dan masukan dari kelompok Sidomulyo 2
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung tahun
2017 untuk berbagai pihak. Diantaranya sebagai berikut:
1. Semua perangkat desa agar lebih meningkatkan efisiensi kerja dan
memperhatikan masyarakat secara utuh, khususnya pemberdayaan mental
spiritual. Dan diharapkan lebih memprioritaskan masalah pendidikan untuk
Rakyat tanpa terkecuali, terutama pendidikan nonformal seperti TPQ, dalam
usaha mencapai masyarakat yang bermoral dan berwawasan luas.
2. Tokoh Masyarakat hendaknya mengupayakan adanya kaderisasi Masyarakat
Penggerak untuk dapat meningkatkan kualitas masyarakat yang benar-benar
produktif dan pemerataan pemahaman agama.
3. Semua pihak untuk lebih menjaga sumber daya alam yang tersedia agar
tercipta kesejahteraan dan menjadi masyarakat yang Gemah Ripah Loh
Jinawi.
4. Semua pihak agar selalu menjaga persatuan dan kesatuan, harmonisasi,
koordinasi, kekompakan, toleransi dan kebersamaan dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang aman dan tentram serta menjaga keutuhan
negara, bangsa dan agama.

43
5. Semua kalangan pemuda agar lebih semangat, kompak dan tekun
melakukan kegiatan yang positif dalam masyarakat, karena maju mundur
sebuah masyarakat ada di tangan remaja, yang notabenenya adalah agent of
change, agent of social dan agent of control. Kembalilah pada masjid karena
masjidlah awal ajaran islam berkembang dan menyebarluas ke seantero
nusantara.
Demikianlah apa yang dapat kami sampaikan, atas segala perhatian, partisipasi
serta bantuan dari semua pihak yang telah membantu akan kelancaran kegiatan
KKN ini, kami persembahkan ucapan banyak terima kasih. Mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan, baik yang kami sadari maupun tidak.
C. Rekomendasi
Dari hasil pelaksanaan kegiatan KKN POSDAYA selama penerjunan yang
berlangsung dapat disampaikan saran saran untuk rekomendasi tindak lanjut:
1. Dukungan dan perhatian dari perangkat desa serta tokoh-tokoh masyarakat
dan tokoh agama sudah ada namun perlu peningkatan yang lebih efektif.
2. Pengurus harian POSDAYA Al-Falah Masjid Al-Falah yang telah
ditetapkan mohon diperhatikan konsekuensi logisnya.
3. Beberapa program yang belum terealisasikan mohon dijadikan acuan
program kerja pada kegiatan KKN periode selanjutnya.
4. Sosialisasi mengenai POSDAYA tidak hanya kepada aparat pemerintah,
namun sebaiknya oleh LP2M kepada masyarakat yang berinteraksi
langsung dengan mahasiswa peserta KKN POSDAYA.
5. Pendampingan dari LP2M terhadap kegiatan dan program yang telah
dilaksanakan diharapkan dapat dilaksanakan secara intensif

44
45

Anda mungkin juga menyukai