Oleh:
2021
BAB I
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis menyusun maalah penelitian yang berjudul "Desain
Penelitian Kuantitatif."
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, saran
dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan makalah di masa
mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Metode Penelitian Kuantitatif?
2. Bagaimana karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif.
2. Untuk mengetahui karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sugiyono (2013: 13)
2
Wallace dalam Susanti (2013: 135)
3
Sugiyono (2013: 29)
4
Arikunto (2010)
gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan.
Scott W. Vanderstoep and Deirdre D. Johnston (2009) menyatakan,
kendati bervariasi, pendekatan penelitian dapat dikelompokkan ke dalam 2
bagian besar: Pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif menekankan pada penilaian numerik atas fenomena yang
dipelajari. Pendekatan kualitatif menekankan pada pembangunan naratif atau
deskripsi tekstual atas fenomena yang diteliti. Ringkasan perbedaan kedua
pendekatan penelitian ini sebagai berikut.
5
Mark R. Leary (1995)
upaya menyediakan informasi seputar karakter fisik, sosial, perilaku, ekonomi,
atau psikologi dari sekelompok orang.
Jenis Penelitian deskriptif yang biasa diterapkan adalah: (1) Penelitian
survey, (2) Penelitian demografis, dan (3) Penelitian epidemiologis.
B. Tahap-tahap Penelitian Kuantitatif Deskriptif
Menurut Sutinah (2013) Penelitian kuantitatif dapat dilakukan dalam lima
tahap. Tahap-tahap tersebut dilakukan secara konsisten.
1 Pemaparan latar belakang
2 Perumusan masalah penelitian
3 Mengemukakan tujuan penelitian
4 Mengemukakan teori yang digunakan dalam penelitian
5 Mengemukakan metodologi penelitian yang digunakan6
Menurut Suryabrata (2014) langkah-langkah pokok pada penelitian
deskriptif adalah sebagai berikut.7
1 Defnisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan dicapai. Fakta-fakta
dan sifat-sifat apa yang perlu diketemukan?
2 Rancangkan cara pendekatannya! Bagaimana kiranya data akan
dikumpulkan? Bagaimana caranya menentukkan sampelnya untuk
menjamin supaya sampel representative bagi populasinya? Alat atau
teknik observasi apa yang tersedia atau perlu dibuat? Apakah metode
pengumpulan data itu perlu di-tryout-kan? Apakah para pengumpul data
perlu dilatih terlebih dahulu?
3 Kumpulkan data
4 Susun laporan
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian kuantitatif deskriptif
mempunyai tahap-tahap yaitu, (1) Pemaparan latar belakang, (2) Perumusan
masalah penelitian, (3) Mengemukakan tujuan penelitian, (4) Mengemukakan
teori penelitian, (5) Mengemukakan metodologi penelitian yang digunakan, (6)
Kumpulkan data, (7) Susun laporan dengan cara menggambarkan karakteristik
atau perilaku suatu populasi dengan cara yang sistematis dan akurat.
C. Ciri-Ciri Penelitian Kuantitatif Deskriptif
6
Sutinah (2013)
7
Suryabrata (2014)
Menurut Purwanto (2012) pendekatan kuantitatif dalam ilmu psikologi dan
pendidikan mempunyai beberapa karakteristik, antara lain sebagai berikut.
1 Pengaruh metode penelitian alam
2 Bersifat behavioristik-mekanistik-empirik
3 Memberikan perhatian pada hasil (produk)
4 Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan aturan umum, hokum atau
prinsip yang bersifat umum
5 Kualitas diubah menjadi kuantitas
6 Konfirmasi teori
7 Menjunjung tinggi objektivitas
8 Desain penelitian yang ketat dan permanen8
Menurut Suryabrata (2014) penelitian deskriptif mempunyai beberapa ciri-
ciri sebagai berikut.
1 Tidak menerangkan saling hubungan , mentest hipotesis, membuat
ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi.
2 Mencari informasi faktual yang mendetail
3 Untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang
berlangsung
4 Untuk membuat komparasi dan evaluasi9
Menurut Furchan (2004) bahwa penelitian deskriptif mempunyai
karakteristik menggambarkan suatu fenomena yang ada dengan cara menelaah
secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas dan dilakukan secara cermat.
Selain itu, tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, serta tidak
adanya uji hipotesis.10
D. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Furchan (2004: 448-465) menjelaskan beberapa jenis penelitian deskriptif
sebagai berikut.
1. Survey Pendidikan
8
Purwanto (2012)
9
Suryabrata (2014)
10
Furchan (2004)
a. Mengungkap jawaban pertanyaan tentang apa, bagaimana, berapa
dan bukan pertanyaan mengapa. Jumlah siswa, guru, pendapat,
persepsi, sikap, prestasi, motivasi dan lain sebagainya.
b. Tujuannya untuk memperoleh penjelasan tentang kondisi dan
praktek penyelenggaraan pendidikan sebagaimana adanya
berdasarkan kenyataan yang dihadapi termasuk perumusan
kebijakan pendidikan dan bukan untuk pengembangan ilmu
pendidikan.
c. Perumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan penelitian dan bukan hipotesis penelitian.
d. Umumnya meneliti variabel-variabel lepas.
e. Dilakukan terhadap sekelompok subyek/obyek penelitian dalam
jumlah yang relatif besar dalam waktu yang bersamaan sensus.
f. Data yang dikumpulkan relatif terbatas.
g. Umumnya menggunakan instrumen penelitian teknik angket.
h. Teknik pengolahan data umumnya persentase
2. Studi Kasus
a. Penelaahan secara intensif terhadap seorang/sekelompok individu
yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misal: ATG yang
mampu mengingat berita dengan cepat; kesurupan masal, gagal
dalam belajar, tidak bersosialisasi, siswa yang paling disukai
teman-temannya atau sebaliknya, self-concept ATG dan
sebagainya.
b. Analisisnya mendalam (mengungkap semua variabel yang
menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang
mempengaruhi kasus.
c. Tekanannya pada pertanyaan mengapa individu berperilaku
demikian, bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi itu, dan
pengaruhnya terhadap lingkungannya, tidak untuk menguji
hipotesis namun dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji
lebih lanjut.
d. Perumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan penelitian.
e. Data diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dengan kasus
yang diteliti.
f. Teknik pengumpulan data sangat komprehensif observasi,
wawancara, analisis dokumenter, dan atau tes terhadap sampel
penelitian bersifat purposif.
g. Mengisyaratkan pada penelitian kualitatif analisis kualitatif.
3. Studi Perkembangan.
Dalam penelitian studi perkembangan yaitu kita mempelajari
karakteristik individu (seorang atau sekelompok) dan bagaimana
karakteristik itu berubah dalam pertumbuhannya dalam kurun waktu
tertentu.
Misalnya: perkembangan kognitif, emosi, sosial, bahasa, dan
kepribadian individu. Ada dua teknik yang dapat digunakan yaitu
studi longitudinal dan studi cross sectional. Studi Longitudinal adalah
Metode jangka panjang yang menggunakan subyek yang tetap untuk
mengetahui perkembangannya dalam kurun waktu yang relatif lama.
Peneliti harus mengetahui kondisi awal subyek terlebih dahulu.
Misalnya: Peneliti ingin mengetahui keterampilan berbahasa tulisan
siswa SD yaitu peneliti melakukan hal-hal berikut:
a. Peneliti mengukur keterampilan berbahasa siswa SD kelas 1pada
sekolah tertentu untuk mengetahui kondisi awal.
b. Peneliti mempelajari keterampilan tersebut dan keterampilan
tersebut diukur kembali setiap tahun di kelas-kelas berikutnya
untuk melihat perkembangan pada subyek penelitian.
c. Sehingga peneliti dapat melihat perubahan dan perkembangan
keterampilan dalam jangka waktu tertentu untuk kelompok
tertentu
4. Studi cross sectional
Dilaksanakan dalam jangka waktu yang relatif pendek untuk
mempelajari individu yang berbeda taraf umurnya dalam titik waktu
yang sama. Misal: mempelajari keterampilan berbahasa pada siswa
SD yang dilakukan pada siswa di setiap kelas (1 -6) dan pada titik dan
kurun waktu tertentu diukur keterampilannya. Kemudian hasil
pengukuran dibandingkan untuk setiap kelas yang berbeda tadi.
Perbedaan dari subyek tiap kelas merupakan dasar dalam menarik
kesimpulan tentang pertumbuhan dan perkembangan keterampilan
tersebut
5. Studi Tindak Lanjut
Penelitian yang diarahkan untuk menindak lanjuti hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan sebagai umpan balik.
Mempelajari perkembangan dan perubahan subyek setelah subyek
diberi perlakuan tertentu dalam kurun waktu tertentu sampai selesai.
Subyek terlebih dahulu mendapat perlakuan khusus sampai selesai,
kemudian dilanjutkan bagaimana pengaruhnya terhadap
perkembangan subyek.
Contoh Studi Tindak Lanjut:
a. Sebelumnya subyek diberikan pengajaran dengan sistem modul
selama kurun waktu tertentu sampai selesai.
b. Pada tahun berikutnya subyek diukur kemampuan cara belajar dan
hasil atau kemampuan tertentu yang diharapkan dari pengajaran
modul tersebut (kemampuan belajar mandiri).
c. Hasilnya dibandingkan dengan siswa yang lain yang tidak
memperoleh pengajaran modul, maka perbedaan yang ditunjukkan
merupakan efek atau akibat perlakuan pengajaran modul
6. Studi Kecenderungan
Bersifat prediktif dan meramalkan keadaan masa depan
berdasarkan keadaan, gejala yang ada pada masa lalu dan saat
sekarang. Merupakan perpaduan antara metode sejarah, dokumenter,
dan survey. Digunakan untuk memperkirakan kemungkinan
munculnya suatu gejala berdasarkan gejala lain yang sudah muncul
dan diketahui sebelumnya. Dapat digunakan untuk membuat
perencanaan tertentu dalam PLB. Misalnya: Memperkirakan
kemungkinan keberhasilan siswa dalam bidang studi tertentu
berdasarkan pada hasil tes inteligensi yang diperoleh siswa yang
bersangkutan.
Cenderung menggunakan pendekatan longitudinal:
Pengolahan dapat menggunakan analisis regresi atau standar error
estimasi. Sebagaimana teknik korelasi, prediksi penafsiran hasil
analisis statistik didasarkan pada koefisien yang diperoleh yaitu untuk
mengetahui apakah munculnya suatu gejala itu ada hubungannya
dengan gejala lain, dan sampai seberapa besar derajat hubungan itu.
Dalam bidang Psikologi dan Pendidikan digunakan terutama
untuk:
a. Membuat perkiraan suatu atribut (sifat-ciri) dari atribut lain.
Misalnya memperkirakan munculnya tindakan kriminal dari
tingkat pengetahuan remaja tentang seks.
b. Membuat perkiraan terhadap suatu pengukuran dari satu atribut.
Misalnya memperkirakan hasil yang akan dicapai oleh seseorang
atau sekelompok siswa pada suatu bidang tertentu dari status
ekonomi sosial siswa yang bersangkutan.
c. Membuat perkiraan terhadap pengukuran dari pengukuran.
Misalnya memperkirakan skor tes hasil belajar dari skor tes bakat
7. Studi Korelasional
Mempelajari hubungan dua variabel atau lebih yaitu sejauh
mana variabel yang satu berhubungan dengan variabel yang lainnya.
Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam indeks
“koefisien korelasi yaitu bilangan biasa yang bergerak antara -1
sampai dengan +1 yang tidak dapat ditafsirkan menjadi persen. Studi
ini menuntut adanya hipotesis yang mana peneliti menduga dan
mengharapkan terdapatnya hubungan diantara variabel-variabel yang
ditelitinya. Hipotesis yang diuji didasarkan atas teori yang telah ada.
11
11
Furchan (2004: 448-465)
Menurut Purwanto (2012) penelitian kuantitatif mempunyai kekuatan
digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat hasil dari proses
yang dihentikan, namun tidak efektif digunakan dalam penelitian yang
mempersoalkan tentang proses yang berjalan, dinamika, dan interaksi. Penelitian
kuantitatif mempunyai kebenaran yang diterima secara sepakat oleh para
pengamat, sehingga kesimpulan yang dicapainya kuat. Adapun kelemahannya
adalah perlakuannya pada manusia sebagai makhluk biologis yang pasif dan dapat
dikendalikan oleh alam, sehingga perilakunya dapat dimanipulasi dengan
memanipulasi lingkungannya.12
Savela (2017) menjelaskan bahwa penelitian pendekatan kuantitatif
berbeda dengan pendekatan kualitatif, mereka gagal dalam detail. Tidak dapat
disangkal bahwa. Setiap item hanya dapat diperiksa sampai batas tertentu, hanya
menyediakan jenis informasi tertentu yang berlaku untuk semua item. Karena item
harus disisipkan ke dalam sejumlah kategori terbatas, perbedaan halus antara item
dalam kategori tersebut tidak dapat diatasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif
dapat menjelaskan tren dan pola penting, sesuatu yang tidak dapat dilakukan
pendekatan kualitatif, pendekatan kuantitatif dapat memberikan gambaran luas
dan melindungi penelitian dari generalisasi yang salah. Selain itu, pendekatan
kuantitatif mungkin juga bahkan menjadi prasyarat dalam penelitian LL.13
Menurut Sumanto (2014:179) Kelemahan penelitian deskriptif antara lain.
1. Tidak menuntut adanya perlakuan/manipulasi variabel.
2. Pada studi tertentu hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan
dalam meramalkan situasi mendatang.
3. Menuntut ketajaman berpikir dalam menjelaskan fenomena.
4. Umumnya hasil penelitian hanya berlaku pada saat ini dan belum
tentu berlaku pada masa yang akan datang.
5. Untuk jenis studi tertentu memerlukan waktu yang relatif lama,
konsekuensinya biaya dan tenaga akan lebih besar.
Penelitian deskriptif tidak hanya mencari kebenaran namun lebih kepada
pemahan subyek terhadap dunia sekitar. Hal yang dominan dalam penelitian
deskriptif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi
12
Purwanto (2012)
13
Savela (2017)
mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa
kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang kredibel akan mempengaruhi
akurasi hasil penelitian.14 Menurut Patton dalam Sutopo (2006: 92) triangulasi
merupakan cara pemeriksaan keabsahan data yang paling umum digunakan. 15
Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Pemeriksaan keabsahan
data dengan mengkonfirmasikan data yang telah yang diperoleh dengan sumber
data dan ahli untuk memastikan keabsahan data yang ada
BAB III
14
Sumanto (2014:179)
15
Patton dalam Sutopo (2006: 92)
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian adalah upaya yang sistematis untuk menjelaskan dunia di
sekitar kita yang berguna bagi pencapaian suatu tujuan kehidupan. Sedangkan
Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang cara kerjanya meniru model
penelitian alam. Adapun tujuan penelitian adalah menemukan kebenaran ilmiah
melalui upaya yang sistematis untuk menjelaskan, memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah-masalah, sehingga penelitian semakin memahami
berbagai kebenaran dalam dunia pendidikan dan pengajaran bahasa, khususnya
bahasa Indonesia.Tujuannya adalah menyimpulkan sistem karakteristik atau
hubungan antara ubahan dengan populasi induk. Penelitian kuantitatif tidak selalu
menguji hipotesis , tujuannya sering kali bersifat deskriptif.
Karakteristik Penelitian itu berpijak pada konsep positivistik. Kenyataan
berdimensi tunggal, fragmental terbatas, fixed. Hubungan antara peneliti dengan
objek lepas, penelitian dari luar dengan instrumen standar yang objektif. Seting
penelitian buatan lepas dari tempat dan waktu. Analisis kuantitatif, statistik,
objektif. Hasil penelitian berupa inferensi, generalisasi, prediksi.
DAFTAR PUSTAKA
Pelajar
Leary, M. R., Tambor, E. S., Terdal, S. K., & Downs, D. L. (1995). Self-esteem as
Alfabeta.CV
Kencana
Sebelas Maret.
Lampiran :
1. Judul Penelitian:
Muttaqien Surabaya.
4. Batasan Masalah:
pemajemukan.
5. Rumusan Masalah
1) Masalah Umum
Muttaqien Surabaya?
2) Masalah Khusus
9. Prosedur Penelitian:
subjek.
b. Tes yang diberikan kepada subjek harus diselesaikan dengan baik, yakni
d. Peneliti memilah beberapa data hasil tes subjek berdasarkan data yang
dibutuhkan.
10. Data: berupa kata atau kalimat dalam karangan subjek yang mengalami
11. Sumber Data: tes membuat karangan dengan topik ‘Liburan Sekolah’ yang
bersangkutan.
Tabel yang digunakan pada saat tabulasi, kodifikasi dan memilih data untuk
disajikan.