Anda di halaman 1dari 24

Variabel dan Jenis-Jenis Variabel Penelitian

A Definisi Variabel Secara Umum


Pegertian variabel secara umum merupakan suatu objek yang bisa berbentuk
apa saja, yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk bisa memperoleh
informasi supaya dapat ditarik sebuah kesimpulan dalam proses penelitian. Secara
teori, pengertian variabel penelitian juga dapat didefinisikan sebagai suatu objek,
sifat, atribut atau nilai dari orang, atau kegiatan yang mempunyai bermacam-
macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh peneliti dengan
tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

B Definisi Variabel Menurut Pendapat Ahli


Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :
 Hatch & Farhady (1981) Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang
atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau
satu obyek dengan obyek yang lain.
 Kerlinger (1973) Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan
dipelajari. Misalnya: tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social,
jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll. Variable dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values). Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang
bervariasi.
 Kidder (1981) Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
 Bhisma Murti (1996) Variable didefinisikan sebagai fenomena yang
mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau
kuantitatif.
 Sudigdo SastroasmoroVariable merupakan karakteristik subyek penelitian
yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.
 Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007) Variable adalah Konsep yang
mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau
abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal
mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable.
Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
bervariasi.
 Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002) Variable mengandung pengertian ukuran
atau cirri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang
berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu. Misalnya: umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan,
pengetahuan, pendapatan, penyakit,
 Kerlinger (2006 : 49) – Variabel Penelitian adalah konstruk atau sifat yang
akan dipelajari yang memiliki nilai yang bervariasi. Variabel juga sebuah
lambang atau nilai yang padanya kita letakkan sembarang nilai atau
bilangan.
 Sugiyono (2009 : 60) – Variabel Penelitian adalah sesuatu yang berbentuk
apasaja yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya.
 Suharsimi Arikunto (1988: 99) – Variabel Penelitian adalah objek
penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
 Freddy Rangkuti – Variabel Penelitian adalah sebuah konsep yang
mempunyai nilai yang bervariasi. Dari nilai variabel tersebut dapat
dibedakan menjadi empat tingkatan skala yaitu rasio, ordinal, nominal dan
internal.
 Sutrisno Hadi – Variabel Penelitian adalah variasi dari objek penelitian
seperti ukuran tinggi manusia yang divariasikan menjadi tingkatan umur,
kelamin bahkan lokasi tinggal manusia tersebut.
 Eddy Soeryanto – Variabel Penelitian adalah objek penting dalam riset
pemasaran.
 Robbin Pearson – Variabel Penelitian adalah semua karakteristik umum
yang dapat diukur dan dapat berubah dalam intensitas, keleluasaan atau
keduanya.
 Bagja Waluya – Variabel Penelitian adalah konsep yang tidak pernah
ketinggalan dalam setiap eksperimen atau penelitian.
 Tia Mutiara – Variabel Penelitian adalah sesuatu yang menjadi fokus
perhatian atau pusat yang memberikan pengaruh dan mempunyai nilai.
 Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia):
a Dapat berubah-ubah, berbeda-beda, bermacam-macam (tentang mutu, harga,
dan sebagainya).
b Sesuatu yang dapat berubah, faktor atau unsur yang ikut menentukan
perubahan.
c Satuan bahasa yang paling terpengaruh oleh variasi sosial dan stilistis,
dalam jangka panjang mudah berubah.
d Kelas kata yang dapat menyatakan hubungan gramatikal dengan perubahan
bentuk, dalam hal ini kelas nomina, verba, dan adjektiva.
 Menurut F.N. Kerlinger Pengertian variabel menurut Kerlinger adalah
konsep yang memiliki macam-macam nilai, dan variabel adalah konsep
yang sudah diubah.
 Menurut Freddy Rankuti Pengertian variabel adalah konsep yang memiliki
nilai bervariasi dan nilai tersebut bisa dibagi menjadi 4 data (empat) yang
berbeda, yaitu skala, rasio, ordinal, nomina dan intenal.
 Menurut Sutrisno Hadi Definisi variabel merupakan variasi dari objek
penelitian, misalnya saja tinggi manusia dan divariasikan dengan umur atau
berat badan yang dimilikinya.
 Menurut Sugiyono (2009) Arti variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
 Menurut Moh. Nazir Pengertian variabel menurut Moh. Nazir adalah konsep
yang mempunyai bermacam-macam nilai.
 Menurut Suharsimi Arikunto (1998)
 Definisi variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian.
 Menurut Bagja Waluya Definisi variabel adalah konsep yang tidak pernah
ketinggalan dalam setiap eksperimen atau penelitian (research).
 Menurut Tia Mutiara Pengertian variabel menurut Tia Mutiara adalah
sesuatu yang menjadi fokus perhatian yang memberikan pengaruh dan
mempunyai nilai (value).
 Menurut Sugiarto Variabel didefinisikan sebagai karakter yang dapat
diobservasi dari unit amatan yang merupakan suatu pengenal atau atribut
dari sekelompok objek. Maksud dari variabel tersebut adalah terjadinya
variasi antara objek yang satu dengan objek yang lainnya dalam kelompok
tertentu.
 Menurut Eddy Soeryanto variabel penelitian adalah suatu objek yang
penting dalam riset pemasaran.
 Menurut Hatch dan Farhady (1981) Variable didefinisikan sebagai suatu
atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
 Menurut Kidder (1981) Arti variabel menurut Kidder adalah suatu kualitas
(qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
 Menurut Bhisma Murti (1996) Definisi variabel adalah fenomena yang
mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau
kuantitatif.
 Menurut Sudigdo Sastroasmoro Pengertian variabel adalah karakteristik
subyek penelitian yang berubah dari satu subyek menuju ke subyek lainnya.
 Menurut Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007) Variabel adalah konsep yang
mempunyai variabilitas. Sedangkan konsep adalah penggambaran atau
abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal
mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable.
Dengan demikian, variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
bervariasi.
 Menurut Notoadmodjo, definisi variabel dibedakan sebagai berikut.
1). Variabel mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok yang lain.
2). Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu.
 Menurut Robbin Pearson

Variabel penelitian adalah semua karakteristik umum yang dapat diukur dan dapat
berubah dalam intensitas, keleluasaan atau keduanya

C Ciri-Ciri Variabel Penelitian


Dalam sebuah penelitian variabel memiliki tiga ciri khusus, yaitu: memiliki
variasi nilai, membedakan satu objek dengan objek yang lainnya dalam satu
populasi, dan bisa diukur.
1). Variabel mimiliki nilai yang bervariasi.
Dikarenakan variabel membedakan satu objek dengan objek lain dalam satu
populasi, maka variabel haruslah memiliki nilai yang bervariasi. Misalnya sebagai
berikut: dari suatu populasi yang terdiri dari 40 orang mahasiswa, indeks prestasi
atau IP hanya akan menjadi variabel bila terdapat variasi nilai dalam IP pada
populasi tersebut. Dan sebaliknya, jika dari 40 orang mahasiswa tersebut tidak
terdapat variasi nilai dalam IP karena memiliki nilai IP yang sama, maka IP bukan
termasuk dalam konsep variabel dari populasi kelompok tersebut. Contoh yang
lainnya, dari suatu populasi yang tinggal di suatu daerah tertentu, jenis pekerjaan
atau profesi bukanlah merupaka variabel jika seluruh orang dalam populasi itu
mempunyai profesi atau pekerjaan yang sama.
2). Variabel membedakan satu objek dari objek yang lainnya.
Objek – objek bisa menjadi anggota populasi karena memiliki suatu
karakteristik yang sama. Walaupun sama, objek – objek dalam populasi masih
bisa dibedakan satu sama lainnya dalam suatu variabel. Contohnya, populasi
mahasiswa terdiri dari anggota yang mempunyai satu kesamaan karakterisktik,
yaitu mahasiswa. Selain dari kesamaan tersebut, diantara mahasiswa tersebut
memiiliki perbedaan dalam hal usia, agama, jenis kelamin, motivasi belajar, cara
belajar, prestasi, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, bakat, kecerdasa, dan
sebagainya. Perbedaan – perbedaan tersebut merupakan variabel dikarenakan
memiliki sifat membedakan di antara objek yang ada di dalam populasi
mahasiswa tersebut.
3). Variabel harus bisa diukur.
Penelitian kuantitatif mengharuskan adanya hasil penelitian yang objektif,
terukur dan selalu terbuka untuk diuji. Variabel berbeda dengan konsep, karena
konsep belum tentu dapat diukur sedangkan variabel bisa diukur. Variabel adalah
operasionalisasi konsep (Bouma, 1993:38). Contohnya sebagai berikut, belajar
adalah konsep dan hasil belajar adalah variabel, mahasiswa adalah konsep dan
jumlah mahasiswa adalah variabel. Dengan demikian data dari variabel penelitian
harus stampak dalam perilaku yang bisa diukur dan diobservasi, misalnya prestasi
belajar adalah jumlah jawaban yang benar dihasilkan oleh mahasiswa dalam
mengerjakan sebuah tes.

D Syarat-Syarat Variabel
 Dapat diukur atau di nilai
 Menunjukan variasi atau perbedaan
 Ada alat yang ukur yaang valid
 Layak untuk dikerjakan/dilaksanakan/diukur

E Jenis-Jenis Variabel Penelitian


1. Jenis Variabel Penelitian Berdasarkan Hubungan antar Variabel
a Variabel bebas (independent variable)
Variabel independen yang juga dikenal dengan variabel bebas hakekatnya
menjadi variabel yang berdiri sendiri dan tidak diubah oleh variabel lain yang
diukur oleh peneliti. Misalnya, usia seseorang merupakan variabel independen.
Faktor-faktor lain (seperti apa yang mereka makan, berapa lama seseorang pergi
ke sekolah/bekerja, berapa lama seseorang menonton TV) tidak akan mengubah
usia seseorang. Variabel independen dalam percobaan adalah variabel yang
divariasi oleh eksperimen. Seorang peneliti memilih variabel independen
berdasarkan pada hipotesis penelitian (ide) yang ingin ia uji. Dia percaya bahwa
variabel independen yang dia pilih karena dia percaya itu mungkin berpengaruh
pada (menjadi penyebab) proses yang sedang dia pelajari.
Dalam kasus paling sederhana, variabel independen hanya memiliki dua
nilai: satu untuk kondisi eksperimental dan satu untuk kondisi kontrol. Subjek
dalam kondisi eksperimental menerima perlakuan eksperimental. Subjek dalam
kondisi kontrol tidak. Kondisi kontrol berfungsi sebagai dasar untuk
membandingkan efek dari perlakuan eksperimental.
1). Pengertian Variabel Bebas
Variabel bebas adalah serangkaian faktor yang dimanipulasi oleh si peneliti
dan menghasilkan satu atau lebih hasil yang disebut sebagai variabel dependen.
Sehingga dapat dikatakan pula bahwa variabel independen adalah variabel yang
variasinya tidak bergantung pada variasi variabel lain dalam proyek
percobaan/penelitian. Disinilah terlihat bahwa variabel independen dikendalikan
atau diubah hanya oleh peneliti. Faktor ini sering menjadi pertanyaan
penelitian/hipotesis di balik hasil percobaan.

2). Pengertian Variabel Bebas Menurut Para Ahli


Adapun definisi variabel bebas menurut para ahli, antara lain;
 Sugiyono (2009), Variabel independen yang dikenal dengan variabel bebas
ialah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya
perubahan atau timbulnya variabel terikat
 Thought.Co, Variabel bebas dapat diartikan sebagai variabel yang diubah
atau dikendalikan dalam suatu percobaan ilmiah. Variabel bebas mewakili
penyebab atau alasan untuk suatu hasil.
 Business Dictionary, Variabel bebas adalah suatu faktor atau fenomena
yang menyebabkan atau mempengaruhi faktor atau fenomena terkait lainnya
yang disebut variabel dependen atau terikat.

3). Ciri Variabel Bebas


Terdapat beberapa hal yang perlu kita ketahui terkait variabel bebas, antara lain:
 Variabel independen juga disebut “input” untuk fungsi, yang secara
tradisional diplot pada sumbu x grafik, sedangkan variabel dependen dicatat
pada sumbu y. Cara mudah untuk mengingat kedua variabel tersebut adalah
dengan menggunakan singkatan DRY MIX, yang merupakan singkatan:
- DRY : D – Dependent (Terikat); R – Responding (Tanggapan); Y
– Y-axis (Sumbu Y)
- MIX : M – Manipulated (Dimanipulasi); I – Independent (Bebas);
X – X-axis (Sumbu X)

4). Nama lain variabel independen diantaranya yaitu:


(1) Variabel yang dikendalikan
(2) Variabel penjelas
(3) Variabel paparan (dalam teori reliabilitas)
(4) Variabel yang dimanipulasi
(5) Variabel predictor
(6) Faktor risiko (dalam statistik medis).
 Variabel independen kadang-kadang disebut variabel “pengelompokan”,
karena setiap kelompok memiliki level atau nilai tertentu dari variabel
tersebut. Semua anggota dari setiap kelompok akan menerima atau
berpartisipasi dalam intervensi yang sama, tetapi akan berbeda untuk
kelompok yang berbeda.
 Variabel bebas memiliki tiga sifat yaitu:
 Karena itu (seharusnya) merupakan “penyebab,” itu adalah semacam
“perlakuan” atau kondisi yang bertindak (stimulus) pada subjek penelitian.
 Peneliti memilih nilai (level, jumlah, dan lain-lain) dari “perlakuan” yang
didapat partisipan.
 Peneliti memilih partisipan mana yang menerima “perlakuan” dan mana
yang tidak.

5). Cara Membuat Variabel Bebas


Berikut ini cara dalam mengidentifikasi variabel bebas dan varaibel terikat, yaitu:
Jangan merasa buruk jika Anda bingung tentang apa variabel bebas dan
variabel terikat dalam penelitian ilmu sosial dan behavioral. Namun, penting bagi
Anda untuk mempelajari perbedaannya karena membingkai studi kasus dengan
menggunakan variabel-variabel ini adalah pendekatan umum untuk mengatur
unsur-unusr studi penelitian ilmu sosial untuk menemukan hasil yang relevan dan
bermakna.
Variabel dalam penelitian hanya merujuk pada seseorang, tempat, benda,
atau fenomena yang peneliti coba ukur dengan cara tertentu. Cara terbaik untuk
memahami perbedaan antara variabel bebas dan terikat adalah bahwa makna
masing-masing tersirat oleh kata-kata Anda tentang variabel yang Anda gunakan.
Anda dapat melakukan ini dengan latihan sederhana dari situs web, Tutorial
Grafis. Misalnya gunakan kalimat, “[variabel bebas] menyebabkan perubahan
pada [variabel terikat] dan tidak mungkin [variabel terikat] dapat menyebabkan
perubahan dalam [variabel bebas].”
Masukkan nama-nama variabel yang Anda gunakan dalam kalimat dengan
cara yang paling masuk akal. Ini akan membantu Anda mengidentifikasi setiap
jenis variabel. Jika Anda masih tidak yakin, berkonsultasilah dengan pembimbing
Anda sebelum mulai menulis. Dalam proses pemeriksaan terhadap penelitian
dalam ilmu sosial dan behavioral, masalah sering dibingkai di sekitar metode
analisis yang membandingkan, kontras, berkorelasi, rata-rata, atau
mengintegrasikan hubungan antara atau di antara variabel. Teknik meliputi
asosiasi, pengambilan sampel, pemilihan acak, dan lain-lain.
Penunjukan variabel bebas dan terikat melibatkan pembongkaran masalah
penelitian dengan cara yang mengidentifikasi sebab dan akibat umum dan
mengklasifikasikan variabel-variabel ini sebagai bebas atau terikat. Variabel harus
diuraikan dalam pengantar makalah Anda dan dijelaskan secara lebih rinci di
bagian metode. Tidak ada aturan tentang struktur dan gaya untuk menulis tentang
variabel bebas dan terikat, tetapi seperti halnya dengan penulisan akademis,
kejelasan dan keringkasan adalah yang paling penting. Setelah Anda menjelaskan
masalah penelitian dan signifikansinya dalam kaitannya dengan penelitian
sebelumnya, jelaskan mengapa Anda memilih untuk memeriksa masalah tersebut
menggunakan metode analisis yang menyelidiki hubungan di antara variabel
independen dan dependen.
Identifikasi setiap variabel untuk pembaca dan tentukan masing-masing.
Dalam pengantar, informasi ini dapat disajikan dalam satu atau dua paragraf
ketika Anda menjelaskan bagaimana Anda akan mempelajari masalah penelitian.
Di bagian metode penelitian, Anda membangun kajian literatur dari studi
sebelumnya tentang masalah penelitian untuk menggambarkan secara rinci latar
belakang tentang masing-masing variabel, memecah masing-masing untuk
pengukuran dan analisis. Struktur dan gaya penulisan yang menggambarkan
variabel dan aplikasinya untuk menganalisis masalah penelitian harus dinyatakan
dan dibongkar sedemikian rupa sehingga pembaca memperoleh pemahaman yang
jelas tentang hubungan antara variabel dan mengapa mereka penting.
Proses ini juga penting agar penelitian dapat direplikasi di masa depan
menggunakan variabel yang sama tetapi diterapkan dengan cara yang berbeda.

6). Contoh Variabel Bebas


Contoh variabel bebas dalam penelitian antara lain:
 Seorang ilmuwan sedang menguji efek gelap dan terangnya cahaya terhadap
perilaku ngengat dengan menyalakan dan mematikan lampu. Variabel bebas
dalam hal ini adalah jumlah cahaya, sedangkan variabel terikatnya adalah
reaksi ngengat
 Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh suhu pada pigmentasi tanaman.
Variabel bebas (penyebab) dalam hal ini adalah suhu, sedangkan variabel
terikatnya (efek) jumlah pigmen atau warna.
 Seorang peneliti ingin mengukur apakah jumlah tidur memengaruhi nilai
tes. Variabel bebas dalam hal ini adalah jam tidur, sedangkan sedangkan
variabel terikatnya adalah skor tes.
 Seorang ilmuwan mempelajari dampak suatu obat terhadap kanker. Variabel
bebas dalam hal ini adalah pemberian obat – dosis dan waktu, sedangkan
variabel terikatnya adalah dampak obat terhadap kanker.
 Seorang peneliti ingin tahu bagaimana asupan kalori mempengaruhi berat
badan. Variabel bebas dalam hal ini adalah asupan kalori, sedangkan
variabel terikatnya adalah berat badan
Kesimpulan
Dari penjelasan, dapatlah dikatakan bahwa dalam variabel independen
adalah variabel bebas yang diubah dalam eksperimen untuk menguji variabel
dependennya. Sehingga proses perubahan dalam variabel bebas akan
menyebabkan perubahan dalam variabel terikat secara langsung. Efek pada
variabel terikat diukur dan dicatat.

b Variabel terikat (dependent variable)


1). Pengertian Variabel Terikat
Variabel terikat adalah segala sesuatu yang dijadikan sebagai tolat ukur
dalam percobaan dan apa yang dipengaruhi selama percobaan berlangsung,
sehingga keberadannya sendiri merespons variabel bebas lantaran karena
“tergantung” pada variabel independen. Meskipun diakui maupun tidak bahwa
dalam struktur teks laporan percobaan ilmiah, tidak dapat memiliki variabel
dependen tanpa variabel independen secara bersamaan.
Misalnya;
Anda tertarik pada bagaimana stres memengaruhi detak jantung pada
manusia. Variabel independennya adalah stres dan variabel dependen adalah detak
jantung. Anda dapat secara langsung memanipulasi tingkat stres pada subjek
manusia dan mengukur bagaimana tingkat stres itu mengubah detak jantung.

2). Pengertian Variabel Terikat Menurut Para Ahli


Adapun definisi variabel terikat menurut para ahli, antara lain;
 Sugiyono (2011), Definisi variabel terikat atau dependen ialah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
 ThoughtCo, Pengertian variabel terikat adalah variabel yang diuji dan
diukur dalam percobaan ilmiah. Oleh karena itulah variabel terikat adalah
‘bergantung’ pada variabel independen. Prihal ini misalnya saja eksperimen
mengubah variabel independen, efek pada variabel terikat atau dependen
diamati dan dicatat.

3). Ciri Variabel Terikat


Beberapa hal yang perlu diingat terkait karakteristik variabel terikat, yaitu;
 Variabel terikat merujuk pada jenis variabel yang mengukur pengaruh
variabel bebas pada unit uji. Kita juga dapat mengatakan bahwa variabel
dependen adalah jenis variabel yang sepenuhnya bergantung pada variabel
independen.
 Nama lain untuk variabel dependen adalah variabel prediktif. Variabel
dependen dinamai demikian karena mereka adalah nilai-nilai yang
diprediksi atau diasumsikan oleh variabel prediktor / independen.
 Selain variabel predictor, variabel terikat juga disebut “variabel respons,”
“regresi,” “variabel terukur,” “variabel yang diamati,” “variabel yang
merespons,” “variabel yang dijelaskan,” “variabel hasil,” “variabel
eksperimental,” dan / atau “variabel output “
Dalam kasus model linier, pada persamaan umum matematika X dan Y, Y adalah
variabel yang bergantung pada X. Oleh karena itu, X adalah variabel independen.

4). Cara Membuat Variabel Terikat


Variabel terikat adalah variabel yang diukur atau diuji dalam percobaan.
Sebagai contoh, dalam sebuah studi yang mengamati bagaimana les dampak nilai
tes, variabel terikatnya yaitu nilai tes peserta, karena itulah yang sedang diukur.
Salah satu cara untuk membantu mengidentifikasi variabel terikat adalah dengan
mengingat bahwa itu tergantung pada variabel bebas. Ketika peneliti membuat
perubahan pada variabel bebas, mereka kemudian mengukur setiap perubahan
yang dihasilkan pada variabel terikat.

5). Bagaimana cara mengidentifikasi variabel terikat


Eksperimen dapat berkisar dari yang sederhana hingga yang cukup rumit,
sehingga terkadang agak membingungkan untuk mempelajari cara
mengidentifikasi variabel independen dan dependen. Berikut adalah beberapa hal
yang dapat Anda lakukan untuk membantu Anda mengingat mana yang termasuk
variabel bebas dan terikat, yaitu:
 Variabel manakah yang diukur dalam suatu eksperimen? Jika itu adalah
sesuatu yang bervariasi dalam menanggapi perubahan dalam variabel lain,
itu adalah variabel terikat.
 Variabel terikat dijuluki “dependen” karena dianggap tergantung dalam
beberapa cara pada variasi variabel independen.
 Variabel manakah yang dimanipulasi oleh eksperimen? Variabel bebas
dianggap independen karena para peneliti bebas untuk memvariasikannya
sesuai kebutuhan.

6). Bagaimana cara memilih variabel terikat


Stabilitas seringkali merupakan pertanda baik dari kualitas variabel terikat.
Jika percobaan yang sama diulangi dengan peserta yang sama, kondisi, dan
manipulasi eksperimental, efek pada variabel terikat harus sangat dekat dengan
apa yang mereka pertama kali lakukan. Penting juga untuk diingat bahwa
sementara beberapa studi mungkin hanya memiliki satu variabel terikat dan satu
variabel bebas, juga dimungkinkan untuk memiliki beberapa dari masing-masing
jenis variabel. Sebagai contoh, peneliti mungkin ingin mempelajari bagaimana
variabel dalam satu variabel bebas mempengaruhi beberapa variabel terikat
berbeda.
Sebagai contoh, bayangkan sebuah eksperimen di mana seorang peneliti
ingin belajar bagaimana kekacauan suatu ruangan memengaruhi tingkat
kreativitas orang. Namun, penelitian itu mungkin juga ingin melihat bagaimana
kekacauan sebuah ruangan dapat memengaruhi suasana hati seseorang.
Kekacauan suatu ruangan akan menjadi variabel bebas, tetapi penelitian ini akan
memiliki dua variabel terikat: tingkat kreativitas dan suasana hati. Perlu diingat
bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah dasar dari
sebagian besar uji statistik, yang menentukan apakah ada korelasi yang signifikan
antara keduanya. Hasil tes ini memungkinkan peneliti untuk menerima atau
menolak hipotesis penelitian nol, dan menarik kesimpulan.

7). Contoh Varaibel Terikat


Berikut ini beberapa contoh variabel terikat, antara lain:
 Seorang peneliti mungkin ingin menetapkan efek pupuk terhadap laju
pertumbuhan tanaman; jumlah pupuk adalah variabel bebas. Mereka dapat
menganggap pertumbuhan yang meliputi tinggi, berat, jumlah buah yang
diproduksi, atau semua ini sebagai variabel terikat yang muncul dari satu
variabel bebas.
 Seorang peneliti tertarik untuk mempelajari bagaimana jumlah waktu yang
dihabiskan untuk belajar mempengaruhi nilai tes. Dalam contoh ini, jumlah
belajar akan menjadi variabel bebas dan skor tes akan menjadi variabel
terikat. Skor tes bervariasi berdasarkan jumlah belajar sebelum ujian.
Peneliti dapat mengubah variabel bebas dengan mengevaluasi bagaimana
usia atau jenis kelamin mempengaruhi nilai tes.
 Seorang psikolog kesehatan ingin belajar lebih banyak tentang bagaimana
stres memengaruhi daya ingat. Dalam contoh ini, variabel terikatnya adalah
skor tes pada tes memori dan variabel bebasnya adalah mungkin terpapar
pada tugas yang membuat stres.
 Seorang psikolog tertarik mempelajari bagaimana teknik terapi
memengaruhi gejala gangguan psikologis. Dalam hal ini, variabel terikatnya
adalah keparahan gejala yang dialami pasien, sementara variabel bebasnya
adalah penggunaan metode terapi khusus ini.
 Dalam eksperimen psikologi, peneliti ingin mengetahui apakah
mendengarkan musik klasik membantu siswa mendapatkan nilai yang lebih
baik dalam ujian matematika. Dalam contoh ini, skor pada ujian matematika
adalah variabel terikat dan musik klasik adalah variabel bebas.
 Para peneliti tertarik untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan
orang untuk menanggapi suara yang berbeda. Dalam contoh ini, lamanya
waktu yang dibutuhkan peserta untuk merespons suara adalah variabel
terikat, sedangkan suara adalah variabel bebas.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa dalam setiap
desain eksperimental, peneliti harus menentukan bahwa ada hubungan sebab
akibat yang pasti antara variabel independen dan dependen. Hal ini mengurangi
risiko kesalahan ‘dalam korelasi dan sebab-akibat’. Dimana untuk variabel yang
dikontrol digunakan untuk mengurangi kemungkinan faktor lain yang
mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat, yang dikenal sebagai variabel
perancu.
Misalnya pada contoh eksperimen pertama yaitu efek pupuk terhadap
pertumbuhan tanaman di atas, semua tanaman harus diberi jumlah air yang sama,
atau faktor ini dapat mengaburkan hubungan antara efek pupuk dan pertumbuhan.
Variabel terikat (kadang-kadang dikenal sebagai variabel yang merespons) adalah
apa yang sedang dipelajari dan diukur dalam percobaan. Itu yang berubah sebagai
akibat dari perubahan ke variabel independen. Contoh variabel terikat adalah
seberapa tinggi Anda pada usia yang berbeda. Variabel dependen (tinggi)
tergantung pada variabel independen (usia).
Namun yang pasti, cara mudah untuk memikirkan contoh variabel terikat
dan bebas adalah, ketika Anda melakukan percobaan, variabel bebas adalah apa
yang Anda ubah, dan variabel terikat adalah apa yang berubah karena itu. Anda
juga dapat menganggap variabel bebas sebagai penyebab dan variabel terikat
sebagai efeknya. Atau dengan kata lain, variabel bebas dan terikat dapat dilihat
dari sebab dan akibat. Jika variabel bebas diubah, maka efek terlihat pada variabel
terikat. Ingat, nilai kedua variabel dapat berubah dalam percobaan dan dicatat.
Perbedaannya adalah bahwa nilai variabel bebas dikendalikan oleh eksperimen,
sedangkan nilai variabel terikat hanya berubah sebagai respons terhadap variabel
bebas.

2. Jenis Variabel Penelitian Berdasarkan Sifat


a Variabel dinamis.
1). Pengertian Variabel Dinamis
Sesuai dengan namanya, variabel penelitian ini berarti jenis variabel yang
sifatnya dapat berubah-ubah—naik/turun hingga karakteristiknya. Contoh variabel
ini adalah minat belajar, prestasi belajar siswa, minat baca, kinerja pegawai, dan
lain sebagainya. Pada dasarnya, pengertian variabel dinamis merupakan
kebalikan dari variabel statis, yaitu variabel yang nilai, keadaan atau
kerakteristiknya dapat berubah-ubah. Variabel dinamis memungkinkan peneliti
untuk memanipulasi atau mengubahnya sesuai dengan tujuan yang dikehendaki
oleh si peneliti. Oleh karena itulah pembagian variabel dinamis disebut juga
variabel berubah dan variabel aktif yang dapat disesuaikan dengan kebutuhannya.
2). Contoh Variabel Dinamis
Sedangkan untuk contoh yang termasuk variabel dinamis termasuk;
 Motivasi belajar
 Prestasi belajar
 Kinerja pegawai
 Dan sebagainya

b Variabel statis.
1). Pengertian Variabel Statis
Variabel statis ialah variabel yang mempunyai sifat tetap atau tidak berubah-
ubah nilai, keadaan atau bahkan karakteristiknya, sehingga prihal ini tentusaja
tidak memungkinkan untuk diubah karakteristik ataupun keberadaannya. Atau
dengan kata lain, dalam keadaan normal dan wajar, sifat-sifat yang dimiliki oleh
suatu variabel sulit untuk diubah

2). Contoh Variabel Statis


Adapun untuk contoh yang termasuk variabel statis termasuk;
 Jenis kelamin
 Jenis pekerjaan dari informan penelitian
 Tempat tinggal responden penelitian
 Jenis status sosial ekonomi
 Dan sebagainya
Sehingga tentu saja perlu kita ketahui bahwa, variabel statis disebut pula
variabel atributif mempunyai sifat yang terdapat padanya tetap, sehingga
penelitian yang dilakukan dengan penggunaan metode penelitian tertentu hanya
bisa menyeleksi atau memilih variabel.
Selain itu, ada pula istilah variabel statis dapat dikenal dengan istilah variabel
tidak berdaya sebab peneliti tidak akan mampu mengubah ataupun mengusulkan
untuk memuat perubahan variabel ini.

3. Jenis Variabel Penelitian Berdasarkan Urgensi


Jenis variabel selanjutnya adalah berdasarkan urgensi atau penting tidaknya
sebuah instrumen dalam pengumpulan data penelitian. Jenis variabel
penelitiannya yaitu:
a Variabel konseptual
Konseptual berarti variabel dalam jenis ini tersembunyi dan tidak terlihat
melalui fakta yang ada. Meski begitu, variabel konseptual dapat terlihat melalui
indikator yang ada. Contoh dari variabel konseptual adalah minat baca, motivasi
belajar, bakat. Interaksi, perilaku menyimpang danposisi adalah contoh
darikonsep. Konsep adalah generaliasasi dari sekelompok fenomena tertentu,
sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena dengan ciri
atau kekhasan yang sama. Jadi konsep harus merupakan atribut dari berbagai
kesamaan fenomena yang diamati. Jika orang berbeda pendapat mengenai rubrik-
rubrik yang dibaca di koran, ada yang suka berita politik, olaharaga atau rubrik
hiburan, pada dasarnya semua perbedaan kebiasaan membaca tersebut dapat
dikonsepkan sebagai “kegemaran membaca koran”. Karena terdapat perbedaan-
perbedaan dalam skala abtraksinya maka konsep memiliki tingkat generalisasi
yang berbeda-beda.
Sebagai contoh konsep kepuasan pegawai akan lebih mudah diukur
dibanding dengan konsep kesejahteraan pegawai. Konsep tingkat intensitas
menonton televisi akan lebih mudah diukur dibanding dengan konsep kepuasaan
menonton televisi. Konsep yang bersifat sangat abstrak disebut denganconstruct,
sementara konsep yang empiris (yang dapat diamati, diukur) disebut dengan
konsep. Namun karena dalam disiplin ilmu sosial cenderung mengamati fenomena
atau gejala sosial yang bersifat abstrak, pembedaan antara konsep dan construct
ini jarang dilakukan. Ilmuwan sosial menggunakan istilah konsep. Konsep-konsep
dalam penelitian sosial yang cenderung bersifat abtrstrak ini perlu didefinisikan.
Sehingga ketepatan dan kejelasan sebuah konsep tergantung pada definisi yang
digunakan.

b Variabel faktual
Variabel faktual merupakan variabel yang dapat terlihat melalui fakta yang ada.
Contohnya seperti suku daerah, umur, gender, pendidikan, agama dan lain
sebagainya.
Mengingat sifatnya yang faktual, kesalahan variabel dalam jenis ini merupakan
hal yang jarang terjadi. Apabila pada akhirnya ditemukan kesalahan biasanya
penyebabnya adalah responden yang tidak jujur.

4. Jenis Variabel Penelitian Berdasarkan Tipe Skala Pengukur


a Variabel nominal.
a Pengertian Variabel Nominal
Variabel nominal merupakan variabel dengan skala pengukuran yang paling
rendah tingkatannya dan hanya bisa digunakan untuk klasifikasi kualitatif atau
kategorisasi. Artinya, variabel tersebut hanya dapat diukur dari segi apakah
karakteristik suatu objek bisa dibedakan dari karekateristik lainnya, tetapi kita
tidak dapat mengukur atau bahkan mengurutkan peringkat kategori tersebut.
Sebagai contoh, kita dapat mengatakan bahwa jenis kelamin ke 2 orang tersebut
berbeda, satu perempuan dan satunya lagi laki-laki. Di sini kita bisa membedakan
karakteristik keduanya, tetapi kita tidak bisa mengukur dan mengatakan mana
yang “lebih” atau mana yang “kurang” dari kualitas yang diwakili oleh variabel
tersebut. Kita hanya bisa memberikan kode/label pada kedua karakteristik
tersebut, misalnya angka 0 untuk perempuan dan angka 1 untuk laki-laki.
Kode/label angka tersebut bisa saja di tukar. Kode di sana hanya berfungsi sebagai
pembeda antara kedua objek dan tidak menunjukkan urutan atau kesinambungan.
Angka 1 tidak menunjukkan lebih tinggi atau lebih baik di banding 0.
Operator aritmetika yang bisa digunakan pada skala nominal hanya tanda “=” atau
“≠”.

2). Contoh-contoh variabel nominal lainnya adalah:


 jenis tanah,
 varietas,
 ras,
 warna,
 bentuk,
 kota,
 Golongan darah
 Jenis penyakit
 Agama
 Suku
 Nomor KTP/SIM/Kartu Pelajar
b Variabel kontinum
1). Pengertian Variabel Kontinum
Variabel kontinum berarti variabel yang memiliki jenjang atau tingkatan.
Terdapat beberapa jenis variabel lainnya dalam variabel kontinum, yaitu: variabel
ordinal, variabel interval, dan variabel rasio. Variabel ordinal berarti variabel
dengan tingkatan atau urutan tertentu contohnya variabel peringkat atau skor dari
suatu kejuaraan. Sementara variabel interval merupakan variabel dengan jarak
atau skala tertentu Contohnya adalah variabel skala penilaian siswa. Ketiga adalah
adalah variabel rasio yaitu variabel yang menunjukkan adanya perbandingan
contoh adalah variabel berat badan seperti berat badan dua orang masing-masing
yaitu 40 dan 80kg yang artinya orang pertama memiliki berat badan setengah dari
orang kedua.

2). Contoh Variabel Kontinum


Untuk lebih memahami konsep ini, mari kita lihat contoh variabel kontinu berikut:
 Panjang sepotong: satu setengah meter (1,5); dua dan seperempat meter
(2.25): tiga meter lima belas (3.15).
 Ketinggian lima teman: 1,73, 1,82, 1,77, 1,69, 1,75.
 Waktu yang dibutuhkan seorang pengantar makanan untuk mengirimkan
pesanan: satu jam; satu jam seperempat; satu jam setengah; setengah jam.
 Harga suatu produk: $ 23,65; $ 199,99; $ 290,60.
 Jarak antara dua kota: 235,5 kilometer, 65 kilometer.

3). Variabel kontinum dapat dipisahkan menjadi tiga jenis variabel kecil, yaitu:
 Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tata urutan berdasarkan
tingkatan misalnya sangan tinggi, tinggi, pendek. Untuk sebutan lain adalah
variabel "lebih kurang" karena yang satu mempunyai kelebihan dibanding
yang lain. Contoh: Agung terpandai, Nico pandai, Ganang tidak pandai.
 Variabel interval, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibanding
dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti.
Misalnya: Suhu udara di luar 31° C. Suhu tubuh kita 37° C. Maka selisih
suhu adalah 6° C. Jarak Surabaya-Blitar 162 km, sedangkan Surabaya-
Malang 82 km. Maka selisih jarak Malang-Blitar, yaitu 80 km.
 Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ratio memiliki harga
nol mutlak yang dapat dioperasikan berbentuk perkalian sekian kali.
Contoh: Berat Pak Rudi 70 kg, sedangkan anaknya 35 kg. Maka Pak Rudi
beratnya dua kali anaknya.

F PENGUKURAN VARIABEL PENELITIAN


Pengukuran variabel adalah proses menentukan jumlah atau intensitas
informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu serta
hubungannya dengan masalah atau peluang bisnis. Dengan kata lain,
menggunakan proses pengukuran yaitu dengan menetapkan angka atau tabel
terhadap karakteristik atau atribut dari suatu obyek, atau setiap jenis fenomena
atau peristiwa yang mengunakan aturan-aturan tertentu yang menunjukkan jumlah
dan atau kualitas dari faktor-faktor yang diteliti.
Pengukuran merupakan keniscayaan dalam penelitian ilmiah, karena
pengukuran itu merupakan jembatan untuk sampai pada observasi. Penelitian
selalu mengharuskan pengukuran variabel dalam relasi yang dipelajarinya.
Pengukuran variabel itu ada yang mudah, seperti konsep ‘jenis kelamin’, dan ada
yang sulit, seperti konsep inteligensi. Pengukuran variabel merupakan tahap awal
dari kegiatan pengukuran dalam penelitian. Tujuan pengukuran variabel ini baru
pada tahap menjawab pertanyaan “bagaimana cara untuk mengukur variabel
tersebut”? Selanjutnya muncul pertanyaan lanjutan; “apa yang diukur” atau
“bagaimana cara merubah konsep, dan “apa alat ukurnya”.
Mengukur adalah sebuah proses kuantifikasi, karena itu setiap kegiatan
pengukuran berkaitan dengan jumlah, dimensi atau taraf dari sesuatu obyek/gejala
yang diukur. Hasil dari pengukuran itu biasanya dilambangkan dalam bentuk
bilangan. Posedur pengukuran variabel dimulai dari pembuatan definisi
operasional konsep variabel. Kerlinger mengungkapkan, bahwa definisi
operasional itu melekatkan arti pada suatu konsep variabel dengan cara
menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur
suatu konsep variabel itu. Atau dengan ungkapan lain, definisi operasional
merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau
memanipulasaikannya. Suatu contoh definisi operasional yang sederhana (kasar)
dari konsep ‘inteligensi’ adalah skor yan dicapai pada tes intelegensi X.
Ada dua cara pembuatan definisi operasional, terukur dan eksprimental.
Definisi operasional terukur memaparkan cara pengukuran suatu variabel,
sedangkan definisi operasional eksperimental menyebutkan rincian-rincian hal
yang dilakukan peneliti dalam memanipulasi sesuatu variabel. Contoh di atas
adalah definisi oprerasional terukur, sedangkan contoh definisi eksperimental
untuk konsep ‘penguatan’ (reinforcement), dapat diberikan dengan menyatakan
secara rinci bagaimana subyek-subyek diberi penguat (imbalan) dan tidak diberi
penguat (tidak diberi imbalan) karena melaksanakan tingkah laku tertentu.

G KORELASI VARIABEL PENELITIAN


Pada intinya penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara variabel,
sedangkan data-data yang diperoleh dari lapangan merupakan unsur-unsur yang
akan mencantumkan apakah variabel-variabel tersebut memiliki hubungan atau
tidak. Dalam hubungan antara variabel ini ada beberapa jenis hubungan yang
perlu diketahui, yaitu:
1). Hubungan simetris
2). Hubungan timbal balik, (reciprocal), dan
3). Hubungan asimetris
Secara lebih jelasnya beberapa jenis hubungan tersebut dapat dilihat dalam uraian
di bawah ini:
1). Hubungan simetris
Hubungan simetris terjadi apabila:
a) Kedua variabel adalah akibat dari suatu vaktor yang sama, misalnya
meningkatnya penggunaan internet dikalangan masyarakat dengan, naiknya
jumlah oplah surat kabar, merupakan dua variabel yang tidak saling
mempengaruhi, namun diakibatkan oleh faktor yang sama, yaitu
meningkatnya kebutuhan informasi ditengah masyarakat.
b) Kedua variabel berkaitan secara fungsional, misalnya hubungan antara
petani dengan cangkul, hubungan guru dengan murid, hubungan dokter
dengan pasien, dan sebagainya.
c) Kedua variabel mempunyai hubungan karena kebetulan semata-mata,
misalnya secara kebetulan semua murid berkacamata gemar membaca.
Hubungan antara variabel murid berkacamata dengan gemar membaca
adalah hubungan simetris.
2). Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik merupakan hubungan antar dua variabel yang saling
timbal balik, maksudnya adalah satu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat
terhadap varibel lainnya, demikian pula sebaliknya, sehingga tidak dapat
ditentukan variabel mana yang menjadi sebab atau variabel mana yang menjadi
akibat. Misalnya dalam waktu variabel x mempengaruhi y, dan dalam waktu lain
variabel y dapat mempengaruhi variabel x.
Contoh, hubungan antara motivasi belajar dengan minat membaca, motivasi
belajar dapat mempengaruhi minat membaca, demikian pula sebaliknya, minat
membaca dapat mempengaruhi motivasi belajar. Contoh lain, penenaman modal
(investment) mendatangkan keuntungan, dan sebaliknyak keuntungan akan
memungkinkan timbulnya penanaman modal. Berdasarkan contoh-contoh ini,
variabel terpengaruh pada berubah menjadi variabel pengaruh di waktu lain,
demikian pula sebaliknya.
3). Hubungan Asimetris
Hubungan asimetris adalah hubungan antara variabel, yakni suatu variabel
mempengaruhi variabel lain, namun sifatnya tidak timbal balik. Pada dasarnya inti
pokok analisis-analisis sosial terletak pada hubungan asimetris ini. Misalnya,
hubungan antara keamanan suatu negara dengan penanaman modal asing.
Keamanan suatu negara akan mempengaruhi tingkat penanaman modal (investasi)
asing dinegara tersebut. Tingginya angka pengangguran dapat mempengaruhi
tingkat kriminalitas di masyarakat; tingkat pendidikan mempengaruhi pola hidup
sehat; tingkat pendapatan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, dan
sebagainya.
Hubungan antara suatu variable satu atau lebih variable lainnya merupakan
hipotesis dalam penelitian. Jadi hipotesis adalah kesimpulan sementara /tentative
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini akan memberikan
arah dari proses pengumpulan data, dan hendaknya/oleh karenanya harus
diformulasikan sebagai berikut:
1. Dinyatakan dalam bentuk yang sederhana mungkin
2. Konsisten dengan teori yang ada atau konsistendengan fakta yang diketahui.
Harus reasonable (masuk akal).
3. Menggambarkan hubungan antara variable-variabel
4. Harus memberikan petunjuk bagaimana hubungan itu harus diuji. Ini berarti
bahwa variable-variabel yang dicantumkan dalam hipotesi harus dapat diukur
(dikuantitatifkan) dan arah hubungan antara variable-variabel itu harus jelas.

Anda mungkin juga menyukai