Anda di halaman 1dari 8

KEUANGAN BISNIS

Cara Pembagian Keuntungan pada Sistem Bagi


Hasil Sebuah Bisnis
Bagaimana sistem atau cara bagi hasil usaha pemodal dan pengelola sebagai contoh pembagian
keuntungan dalam perseroan terbatas didasarkan atas apa saja? Blog Jurnal By Mekari akan
mengulasnya disini.

Memulai sebuah bisnis tentunya membutuhkan modal yang tidak sedikit.

Bagi yang mempunyai tabungan usaha, permodalan bukan menjadi masalah utama yang dihadapi.

Namun berbeda halnya jika Anda belum mempersiapkan segala sesuatunya dan mempunyai dana
yang terbatas.

Anda bisa tetap memulai usaha dengan sistem bagi hasil.

Jika Anda salah satu yang mempunyai masalah tersebut, melakukan kerja sama dengan cara sistem
bagi hasil usaha pemodal dan pengelola bisa menjadi solusi terbaik.

Pada sistem bagi hasil, bukan hanya Anda yang mendapatkan bantuan dana untuk membangun usaha,
pemodal pun akan mendapatkan keuntungan sebagai balasannya.

Table of Contents
1 Pengertian Sistem Bagi Hasil
2 Jenis Metode yang Digunakan dalam Sistem Bagi Hasil
2.1 1. Profit Sharing
2.2 2. Gross Profit Sharing
2.3 3. Revenue Sharing
3 Cara Menghitung Keuntungan Bagi Hasil Pemodal Dan Pengelola Usaha
3.1 Pemodal Sekaligus Rekan Kerja
3.2 Pemodal dalam Bentuk Saham
3.3 Pemodal dalam Bentuk Hutang
4 Gunakan Jurnal Untuk Kelola Keuangan Bisnis Dan Permudah Sistem Cara
Bagi Hasil

Pengertian Sistem Bagi Hasil


Sistem bagi hasil adalah sebuah bentuk perjanjian yang dilakukan oleh pengusaha dengan investor
untuk mendapatkan laba atau keuntungan.

Hal ini ditandakan dengan adanya kontrak kerja sama antara kedua belah pihak di mana jika
perusahaan menghasilkan keuntungan, maka akan dilakukan pembagian dari hasil laba.

Tidak hanya keuntungan saja, jika sebaliknya bisnis mengalami kerugian, maka kedua pihak juga
harus menanggungnya bersama sesuai dengan pembagian yang telah disepakat.

Rasio tingkat angka sangat menentukan perjanjian bagi hasil yang dilakukan oleh kedua pihak.

Bahkan jika bisnis yang dijalankan mengalami kerugian pihak-pihak tersebut akan menanggung
bersama sesuai dengan porsi yang sudah disepakati.

Jenis Metode yang Digunakan dalam Sistem Bagi Hasil


Ada beberapa cara, metode, ataupun skema dalam menentukan sistem bagi hasil antara pihak
pengusaha dan investor, apa saja itu?

1. Profit Sharing

Profit sharing adalah jenis sistem bagi hasil di mana keuntungan yang berasal dari jumlah
pendapatan yang telah dikurang dengan biaya operasional.

Dengan begitu, hasil yang diperoleh merupakan keuntungan atau laba bersih.

2. Gross Profit Sharing

Gross profit sharing atau pembagian laba kotor adalah pembagian hasil keuntungan yang dihitung
dari pendapatan yang kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan (HPP) sebuah produk.

Perhitungan laba belum dikurangi dengan beban atau biaya lain seperti biaya pemasaran,
administrasi, pajak, dan lainnya.

3. Revenue Sharing

Revenue sharing adalah jenis pendapatan yang umumya berlaku dalam sistem perbankan.

Hal ini dihitung dari total pendapatan pengelolaan di mana belum dikurangi dengan biaya
operasional dan komisi.
Pola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah
berdasarkan perjanjian atau akad antara kedua belah pihak.

Cara Menghitung Keuntungan Bagi Hasil Pemodal Dan


Pengelola Usaha

Ada tiga jenis pemberi modal pada sistem bagi hasil yang masing-masing memiliki perhitungan
pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas berbeda, berikut adalah cara menghitung dan
contoh perhitungannya.

Pemodal Sekaligus Rekan Kerja

Sistem bagi hasil pertama yang bisa Anda temukan adalah pemodal sekaligus rekan kerja.

Jika Anda melakukan patungan bisnis dengan teman, sistem ini sangat mungkin terjadi.

Misalnya, teman Anda memberikan modal sekaligus menjadi rekan kerja aktif.

Namun, ingat bahwa rekan kerja aktif juga merupakan karyawan.

Oleh sebab itu, Ia juga berhak mendapatkan dua penghasilan, yakni dividen dari modal dan gaji dari
hasil kerjanya.

Dividen atau keuntungan bersih didapatkan setelah dipotong investasi kedepan dan biaya
operasional.

Pembagian keuntungan juga disesuaikan oleh besar persentase modal yang ditanamkan di awal oleh
masing-masing pemilik modal.

Sistem bagi hasil keuntungan yang didapatkan pemodal nantinya akan diakumulasi dan diberikan
setahun sekali.

Hak keduanya adalah gaji untuk kinerja selama ini.

Berbeda dari keuntungan, Anda harus memberikannya setiap bulan, bisa di awal atau di akhir bulan
tergantung sistem bisnis yang dianut.

Sebagai contoh, A dan B mendirikan sebuah toko sepatu.

Masing-masing dari mereka mengeluarkan modal untuk pendiriannya sebesar Rp 100 juta dari A dan
Rp 200 juta dari B.

Maka modal awal secara keseluruhan sebesar Rp 300 juta.


Dari sini bisa terhitung berapa persentase modal oleh masing-masing pemilik.

Kepemilikan A sebesar

(100 juta/300juta) x 100% = 34%

Kepemilikan B sebesar

(200 juta/300 juta) x 100% = 66%


A dan B sepakat untuk menerima gaji perbulan masing-masing sebesar Rp 6 juta.

Lantas bagaimana sistem cara menghitung bagi hasil usaha pemodal dan pengelola?

Katakanlah toko sepatu mereka mendapatkan keuntungan sekitar Rp 400 juta pada tahun ini maka
estimasi pembagian keuntungan adalah sebagai berikut.

Keuntungan                                     Rp 400 juta

Investasi tahun depan                    Rp 200 juta

Biaya operasional                           Rp   50  juta

Dividen                                          =   Rp 150 juta


Perhitungan dividen untuk A dan B:

Dividen untuk A = 34% x Rp 150 juta = Rp 51 juta

Dividen untuk B = 66% x Rp 150 juta = Rp 99 juta


Dan pendapatan masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut.

Pendapatan A:

Gaji Rp 6 juta x 12 bulan                      Rp 72 juta

Dividen                                                    Rp 51  juta

Total                                                         Rp 123 juta


Pendapatan B:
Gaji Rp 6 juta x 12 bulan                         Rp 72 juta

Dividen                                                       Rp 99 juta

Total                                                            Rp 171 juta


Gunakan sistem cara bagi hasil usaha pemodal dan pengelola yang tepat, seperti contoh di atas.

Pemodal dalam Bentuk Saham

Sistem investasi pemodal yang membiayai perusahaan dalam bentuk saham sering disebut sebagai
investor.

Karena itu biasanya pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas didasarkan atas berapa saham
yang dimiliki oleh seseorang.

Seorang investor biasanya hanya memberikan modal dan tidak ikut terlibat dalam kegiatan
operasional.

Lalu pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas berdasarkan atas apa saja?

Cara pembagian keuntungan pada sistem bagi hasil permodalan ini adalah pengelola mendapatkan
gaji bulanan serta dividen.

Sementara pemodal mendapat penghasilan dari dividen.

Sebelum memulai bisnis, kedua pihak ini harus membuat kesepakatan terlebih dahulu mengenai
berapa persen pembagian untuk masing-masing.

Misalnya C, D, dan E bersepakat untuk membuka bisnis binatu. Lalu, C dan E yang mempunyai
modal sedikit meminta E untuk menjadi investor.

C memberikan Rp 60 juta, D memberikan Rp 60 juta dan E memberikan modal sebesar Rp 180 juta.

Maka modal keseluruhan yang terkumpul yaitu Rp 300 juta.

Dari masing-masing modal ini akan memperoleh persentase sebagai berikut:

C mengeluarkan modal sebesar Rp 60 juta

(60 juta/300 juta) x 100% = 20%

D mengeluarkan modal sebesar Rp 60 juta


(60 juta/300 juta) x 100% = 20%

E mengeluarkan modal sebesar Rp 180 juta

(180 juta/300 juta) x 100% = 60%


Bagaimana cara menghitung sistem bagi hasil usaha pemodal dan pengelola, berdasarkan contoh di
atas?

Jika pengelola dan investor sepakat, maka persentase pemberian modal ini bisa digunakan sebagai
persentase pembagian keuntungan nantinya.

Ingat kembali bahwa pengelola berhak untuk mendapatkan gaji atas kinerja mereka.

Dan mereka sepakat untuk menggaji diri mereka sebesar RP 5 juta per bulan.

Tahun ini bisnis laundry yang telah berjalan mempunyai keuntungan sekitar RP 300 juta pula.

Selain harga saham, pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas biasanya berdasarkan atas
dividen.

Maka estimasi pembagian dividennya sebagai berikut:

Keuntungan                                       Rp 300 juta

Investasi tahun depan                      Rp  100 juta

Biaya operasional                             Rp   100 juta

Dividen                                            Rp  100 juta


Selanjutnya perhitungan dividen untuk C, D dan E sebagai sistem cara bagi hasil usaha
pemodal dan pengelola adalah sebagai berikut:

Nominal Dividen untuk C = 20% x Rp 100 juta = Rp 20 juta

Dividen untuk D = 20% x Rp 100 juta = Rp 20 juta

Dividen bagi E = 60% x Rp 100 juta = Rp 60 juta


Dan pendapatan masing-masing mereka adalah sebagai berikut:

Pendapatan C:
Gaji Rp 5 juta x 12 bulan                              Rp 60 juta

Dividen                                                          Rp 20 juta

Total                                                               Rp 80 juta


Pendapatan D:

Gaji Rp 5 juta x 12 bulan                               Rp 60 juta

Dividen                                                           Rp 20 juta

Total                                                                Rp 80 juta
Pendapatan E

Dividen Rp 60 juta

Pemodal dalam Bentuk Hutang

Bagaimana cara bagi hasil usaha pemodal dan pengelola dalam bentuk ini?

Pemodal jenis ini biasa menyebut dirinya sebagai kreditur.

Seorang kreditur hampir sama dengan investor dalam sebuah bisnis, yakni sekadar memberikan
modal.

Namun yang membedakan adalah kreditur memberikan modal dalam bentuk hutang.

Sama ketika Anda berhutang dengan lembaga seperti bank dan lain-lain, dalam perjanjian hutang
pasti terdapat pokok hutang, bunga dan jatuh tempo.

Status modal adalah hutang dan tidak ada keterikatan antara pengelola bisnis dan kreditur.

Sehingga melakukan pelunasan sesuai dengan perjanjian awal dan seberapa banyak pun dividennya
tidak berpengaruh pada pembayaran hutang kemudian.

Begitu juga pada saat bisnis terpuruk, kreditur tidak bisa terlibat dan pengelola bisnis harus tetap
menjalani kewajiban untuk membayar hutang.

Anda harus tetap membayar sesuai dengan jatuh tempo.

Jika melewati tempo yang sudah kedua belah pihak sepakati, maka resiko bunga semakin bertambah,
maka pengelola bisnis harus mampu menghadapinya.
Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk mengambil permodalan melalui kreditur, Anda harus
menghitung secara rinci jumlah yang akan dipinjam, kemampuan bisnis dalam memperoleh uang,
dan jangka waktu untuk Anda bisa mengembalikan dana yang dipinjam.

Jangan sampai angka yang Anda keluarkan tidak realistis dan memberatkan Anda ketika harus
membayar.

Itu tadi tiga bentuk pembagian keuntungan yang kerap kali Anda temui ketika mendirikan sebuah
bisnis.

Anda sah-sah saja melakukan sistem di atas, namun Anda tetap harus memperhatikan beberapa hal.

Buatlah kesepakatan yang jelas apakah modal hanya Anda dapat dari investor atau dari kedua belah
pihak. Khususnya untuk modal dari investor.

Anda harus melakukan kesepakatan dengan sejelas-jelasnya agar tidak terjadi masalah di kemudian
hari.

Untuk semua jenis permodalan, mitra harus mengetahui perkembangan bisnis, batasan waktu
pembagian hasil harus jelas, dan apa model wujud dari pembagian keuntungan tersebut.

Perhatikan pengelolaan keuangan Anda. Jangan sampai menghabiskan keuntungan hanya untuk
dinikmati oleh pemilik bisnis.

Biaya promosi dan investasi perlu menjadi perhatian Anda. Anda harus memastikan ada dana yang
tersisa.

Ketahui proporsi yang tepat pada pembagian ini, dengan perhitungan keuangan yang jelas.

Jurnal By Mekari sebagai software sistem akuntansi online nomor satu di Indonesia bisa menjadi


solusi pengelolaan keuangan.

Dengan Jurnal, Anda juga bisa mendapatkan kemudahan pencatatan dan pembukuan untuk keperluan
bisnis kapan pun dan di mana pun.

Nikmati uji coba gratis aplikasi akuntansi Jurnal By Mekari selama 14 hari disini dan manfaatkan
berbagai fitur yang akan mempermudah bisnis Anda.

Nah, sekarang Anda sudah tahu bagaimana cara menghitung dan contoh sistem bagi hasil usaha
pemodal dan pengelola juga pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas bukan?

Sekarang Anda juga bisa menjawab pertanyaan terkait “Pembagian keuntungan dalam perseroan
terbatas didasarkan atas apa?”

Anda mungkin juga menyukai