Bagi yang mempunyai tabungan usaha, permodalan bukan menjadi masalah utama yang dihadapi.
Namun berbeda halnya jika Anda belum mempersiapkan segala sesuatunya dan mempunyai dana
yang terbatas.
Jika Anda salah satu yang mempunyai masalah tersebut, melakukan kerja sama dengan cara sistem
bagi hasil usaha pemodal dan pengelola bisa menjadi solusi terbaik.
Pada sistem bagi hasil, bukan hanya Anda yang mendapatkan bantuan dana untuk membangun usaha,
pemodal pun akan mendapatkan keuntungan sebagai balasannya.
Table of Contents
1 Pengertian Sistem Bagi Hasil
2 Jenis Metode yang Digunakan dalam Sistem Bagi Hasil
2.1 1. Profit Sharing
2.2 2. Gross Profit Sharing
2.3 3. Revenue Sharing
3 Cara Menghitung Keuntungan Bagi Hasil Pemodal Dan Pengelola Usaha
3.1 Pemodal Sekaligus Rekan Kerja
3.2 Pemodal dalam Bentuk Saham
3.3 Pemodal dalam Bentuk Hutang
4 Gunakan Jurnal Untuk Kelola Keuangan Bisnis Dan Permudah Sistem Cara
Bagi Hasil
Hal ini ditandakan dengan adanya kontrak kerja sama antara kedua belah pihak di mana jika
perusahaan menghasilkan keuntungan, maka akan dilakukan pembagian dari hasil laba.
Tidak hanya keuntungan saja, jika sebaliknya bisnis mengalami kerugian, maka kedua pihak juga
harus menanggungnya bersama sesuai dengan pembagian yang telah disepakat.
Rasio tingkat angka sangat menentukan perjanjian bagi hasil yang dilakukan oleh kedua pihak.
Bahkan jika bisnis yang dijalankan mengalami kerugian pihak-pihak tersebut akan menanggung
bersama sesuai dengan porsi yang sudah disepakati.
1. Profit Sharing
Profit sharing adalah jenis sistem bagi hasil di mana keuntungan yang berasal dari jumlah
pendapatan yang telah dikurang dengan biaya operasional.
Dengan begitu, hasil yang diperoleh merupakan keuntungan atau laba bersih.
Gross profit sharing atau pembagian laba kotor adalah pembagian hasil keuntungan yang dihitung
dari pendapatan yang kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan (HPP) sebuah produk.
Perhitungan laba belum dikurangi dengan beban atau biaya lain seperti biaya pemasaran,
administrasi, pajak, dan lainnya.
3. Revenue Sharing
Revenue sharing adalah jenis pendapatan yang umumya berlaku dalam sistem perbankan.
Hal ini dihitung dari total pendapatan pengelolaan di mana belum dikurangi dengan biaya
operasional dan komisi.
Pola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah
berdasarkan perjanjian atau akad antara kedua belah pihak.
Ada tiga jenis pemberi modal pada sistem bagi hasil yang masing-masing memiliki perhitungan
pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas berbeda, berikut adalah cara menghitung dan
contoh perhitungannya.
Sistem bagi hasil pertama yang bisa Anda temukan adalah pemodal sekaligus rekan kerja.
Jika Anda melakukan patungan bisnis dengan teman, sistem ini sangat mungkin terjadi.
Misalnya, teman Anda memberikan modal sekaligus menjadi rekan kerja aktif.
Oleh sebab itu, Ia juga berhak mendapatkan dua penghasilan, yakni dividen dari modal dan gaji dari
hasil kerjanya.
Dividen atau keuntungan bersih didapatkan setelah dipotong investasi kedepan dan biaya
operasional.
Pembagian keuntungan juga disesuaikan oleh besar persentase modal yang ditanamkan di awal oleh
masing-masing pemilik modal.
Sistem bagi hasil keuntungan yang didapatkan pemodal nantinya akan diakumulasi dan diberikan
setahun sekali.
Berbeda dari keuntungan, Anda harus memberikannya setiap bulan, bisa di awal atau di akhir bulan
tergantung sistem bisnis yang dianut.
Masing-masing dari mereka mengeluarkan modal untuk pendiriannya sebesar Rp 100 juta dari A dan
Rp 200 juta dari B.
Kepemilikan A sebesar
Kepemilikan B sebesar
Lantas bagaimana sistem cara menghitung bagi hasil usaha pemodal dan pengelola?
Katakanlah toko sepatu mereka mendapatkan keuntungan sekitar Rp 400 juta pada tahun ini maka
estimasi pembagian keuntungan adalah sebagai berikut.
Pendapatan A:
Dividen Rp 51 juta
Sistem investasi pemodal yang membiayai perusahaan dalam bentuk saham sering disebut sebagai
investor.
Karena itu biasanya pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas didasarkan atas berapa saham
yang dimiliki oleh seseorang.
Seorang investor biasanya hanya memberikan modal dan tidak ikut terlibat dalam kegiatan
operasional.
Lalu pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas berdasarkan atas apa saja?
Cara pembagian keuntungan pada sistem bagi hasil permodalan ini adalah pengelola mendapatkan
gaji bulanan serta dividen.
Sebelum memulai bisnis, kedua pihak ini harus membuat kesepakatan terlebih dahulu mengenai
berapa persen pembagian untuk masing-masing.
Misalnya C, D, dan E bersepakat untuk membuka bisnis binatu. Lalu, C dan E yang mempunyai
modal sedikit meminta E untuk menjadi investor.
C memberikan Rp 60 juta, D memberikan Rp 60 juta dan E memberikan modal sebesar Rp 180 juta.
Jika pengelola dan investor sepakat, maka persentase pemberian modal ini bisa digunakan sebagai
persentase pembagian keuntungan nantinya.
Ingat kembali bahwa pengelola berhak untuk mendapatkan gaji atas kinerja mereka.
Dan mereka sepakat untuk menggaji diri mereka sebesar RP 5 juta per bulan.
Tahun ini bisnis laundry yang telah berjalan mempunyai keuntungan sekitar RP 300 juta pula.
Selain harga saham, pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas biasanya berdasarkan atas
dividen.
Pendapatan C:
Gaji Rp 5 juta x 12 bulan Rp 60 juta
Dividen Rp 20 juta
Total Rp 80 juta
Pendapatan E
Dividen Rp 60 juta
Bagaimana cara bagi hasil usaha pemodal dan pengelola dalam bentuk ini?
Seorang kreditur hampir sama dengan investor dalam sebuah bisnis, yakni sekadar memberikan
modal.
Namun yang membedakan adalah kreditur memberikan modal dalam bentuk hutang.
Sama ketika Anda berhutang dengan lembaga seperti bank dan lain-lain, dalam perjanjian hutang
pasti terdapat pokok hutang, bunga dan jatuh tempo.
Status modal adalah hutang dan tidak ada keterikatan antara pengelola bisnis dan kreditur.
Sehingga melakukan pelunasan sesuai dengan perjanjian awal dan seberapa banyak pun dividennya
tidak berpengaruh pada pembayaran hutang kemudian.
Begitu juga pada saat bisnis terpuruk, kreditur tidak bisa terlibat dan pengelola bisnis harus tetap
menjalani kewajiban untuk membayar hutang.
Jika melewati tempo yang sudah kedua belah pihak sepakati, maka resiko bunga semakin bertambah,
maka pengelola bisnis harus mampu menghadapinya.
Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk mengambil permodalan melalui kreditur, Anda harus
menghitung secara rinci jumlah yang akan dipinjam, kemampuan bisnis dalam memperoleh uang,
dan jangka waktu untuk Anda bisa mengembalikan dana yang dipinjam.
Jangan sampai angka yang Anda keluarkan tidak realistis dan memberatkan Anda ketika harus
membayar.
Itu tadi tiga bentuk pembagian keuntungan yang kerap kali Anda temui ketika mendirikan sebuah
bisnis.
Anda sah-sah saja melakukan sistem di atas, namun Anda tetap harus memperhatikan beberapa hal.
Buatlah kesepakatan yang jelas apakah modal hanya Anda dapat dari investor atau dari kedua belah
pihak. Khususnya untuk modal dari investor.
Anda harus melakukan kesepakatan dengan sejelas-jelasnya agar tidak terjadi masalah di kemudian
hari.
Untuk semua jenis permodalan, mitra harus mengetahui perkembangan bisnis, batasan waktu
pembagian hasil harus jelas, dan apa model wujud dari pembagian keuntungan tersebut.
Perhatikan pengelolaan keuangan Anda. Jangan sampai menghabiskan keuntungan hanya untuk
dinikmati oleh pemilik bisnis.
Biaya promosi dan investasi perlu menjadi perhatian Anda. Anda harus memastikan ada dana yang
tersisa.
Ketahui proporsi yang tepat pada pembagian ini, dengan perhitungan keuangan yang jelas.
Dengan Jurnal, Anda juga bisa mendapatkan kemudahan pencatatan dan pembukuan untuk keperluan
bisnis kapan pun dan di mana pun.
Nikmati uji coba gratis aplikasi akuntansi Jurnal By Mekari selama 14 hari disini dan manfaatkan
berbagai fitur yang akan mempermudah bisnis Anda.
Nah, sekarang Anda sudah tahu bagaimana cara menghitung dan contoh sistem bagi hasil usaha
pemodal dan pengelola juga pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas bukan?
Sekarang Anda juga bisa menjawab pertanyaan terkait “Pembagian keuntungan dalam perseroan
terbatas didasarkan atas apa?”