Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN EVALUASI, PENGUKURAN, DAN

PENILAIAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN


14Feb

A. Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering membuat suatu kegiatan
evaluasi dan selalu menggunakan prinsip mengukur dan menilai. Namun, banyak orang
belum memahami secara tepat arti kata evaluasi, pengukuran, dan penilaian bahkan masih
banyak orang yang lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut dengan suatu pengertian
yang sama.

Secara umum orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena
aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian dan evaluasi
merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut tidak dapat
dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan.

B. Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi

Untuk memahami pengertian evaluasi, pengukuran dan penilaian kita dapat memahaminya
lewat contoh berikut :

1. Apabila ada seseorang yang memberikan kepada kita 2 pensil yang berbeda ukuran
,yang satu panjang dan yang satu lebih pendek dan kita diminta untuk memilihnya,
maka otomatis kita akan cenderung memilih pensil yang panjang karena akan bisa
lebih lama digunakan. Kecuali memang ada kriteria lain sehingga kita memilih
sebaliknya.

2. Peristiwa menjual dan membeli di pasar. Kadang kala sebelum kita membeli durian di
pasar, sering kali kita membandingkan terlebih dahulu durian yang ada sebelum
membelinya. Biasanya kita akan mencium, melihat bentuknya, jenisnya ataupun
tampak tangkai yang ada pada durian tersebut untuk mengetahui durian manakah
yang baik dan layak dibeli.

Dari kedua contoh diatas maka dapat kita simpulkan bahwa kita selalu melakukan penilaian
sebelum menentukan pilihan untuk memilih suatu objek/benda. Pada contoh pertama kita
akan memilih pensil yang lebih panjang dari pada pensil yang pendek karena pensil yang
lebih panjang dapat kita gunakan lebih lama. Sedangkan pada contoh yang kedua kita akan
menentukan durian mana yang akan kita beli berdasarkan bau, bentuk, jenis, ataupun tampak
tangkai dari durian yang dijual tersebut. Sehingga kita dapat memperkirakan mana durian
yang manis.

Untuk mengadakan penilaian, kita harus melakukan pengukuran terlebih dahulu. Dalam
contoh 1 diatas, jika kita mempunyai pengaris, maka untuk menentukan pensil mana yang
lebih panjang maka kita akan mengukur kedua pensil tersebut dengan menggunakan pengaris
kemudian kita akan melakukan penilaian dengan membandingkan ukuran panjang dari
masing-masing penggaris sehingga pada akhirnya kita dapat mengatakan bahwa Yang ini
panjang dan Yang ini pendek lalu yang panjanglah yang kita ambil.

Dalam contoh yang ke 2, kita memilih durian yang terbaik lewat bau, tampak tangkai,
maupun jenisnya. Hal itu juga diawali dengan proses pengukuran dimana kita membanding-
bandingkan beberapa durian yang ada sekalipun tidak menggunakan alat ukur yang paten
tetapi berdasarkan pengalaman. Barulah kita melakukan penilaian mana durian yang terbaik
berdasarkan ukuran yang kita tetapkan yang akan dibeli.

Dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa dalam proses penilaian kita menggunakan 3 ukuran,
yakni ukuran baku (meter, kilogram, takaran, dan sebagainya), ukuran tidak baku (depa,
jengkal, langkah, dan sebagainya) dan ukuran perkiraan yakni berdasarkan pengalaman.

Langkah langkah mengukur kemudian menilai sesuatu sebelum kita mengambilnya itulah
yang dinamakan mengadakan evaluasi yakni mengukur dan menilai. Kita tidak dapat
mengadakan evaluasi sebelum melakukan aktivitas mengukur dan menilai.

Berdasarkan contoh diatas dapat kita simpulkan pengertian pengukuran, penilaian, dan
evaluasi sebagai berikut :

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan


bersifat kuantitatif.

Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu


berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan

Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian

C. Evaluasi dalam Pendidikan


Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971)
mendefinisikan evaluasi sebagai The process of delineating, obtaining, and providing useful
information for judging decision alternatives. Artinya evaluasi merupakan proses
menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan
suatu alternatif keputusan.

Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan
melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu
keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut,
Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu
proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas
sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis
untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).

Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan
untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih
meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai
sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.

Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi
formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program,
sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil
keputusan (Lehman, 1990).

D. Penilaian Dalam Pendidikan

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian
dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut.

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru)
dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh
mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana
tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat
pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

E. Pengukuran dalam pendidikan


Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi
juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti
tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.

Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk
merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang
walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali
melakukan pengukuran.

Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu
proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang
relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa
dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka,
mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat,
mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001)
pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu;
2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.

Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa


dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat
kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah et
al.1996). Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa
pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang
dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi
yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli
(Zainul & Nasution, 2001). Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti
mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan
peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya. Senada dengan pendapat
tersebut, Secara lebih ringkas, Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran
(measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu
sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.

F. Perbedaan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran

Berdasarkan pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses
untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah
membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif.
Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil
pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan
keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.

Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi untuk pengertian masing-
masing :

Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai,
kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai
informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan
hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui
program kegiatan belajar.

Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk


menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia
pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995:
21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of


Education and Culture.

Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Calongesi, J.S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB

Kumano, Y. 2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice.
Japan: Shizuoka University.

Lehmann, H. (1990). The Systems Approach to Education. Special Presentation Conveyed in


The International Seminar on Educational Innovation and Technology Manila. Innotech
Publications-Vol 20 No. 05.

Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan


College Publishing Company

Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta

Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.
Tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang menggunakan soal-
soal, pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan-persoalan atau pertanyaan-
pertanyaan itu telah dipilih dengan seksama dan telah distandisasikan (Bimo Walgito,
1987:87).

Tes adalah suatu alat yang sudah disatndadisasikan untuk mengukur salah satu sifat,
kecakapan atau tingkah laku dengan cara mengukur sesuai dengan sampel dari sifat,
kecakapan atau tingkah laku (Siti Rahayu Haditono, 1987:56)

Tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang menggunakan soal-
soal, pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan-persoalan atau pertanyaan-
pertanyaan itu telah dipilih dengan seksama dan telah distandisasikan (Bimo Walgito,
1987:87).

Tes adalah suatu alat yang disusun untuk mengukur kualitas, abilitas, ketrampilan atau
pengetahuan dari seseorang atau sekelompok individu (Depdikbud:1975:67).

Tes adalah instrumen atau alat yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang individu
atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau data, tes harus dirancang secara khusus.
Kekhususan tes terlihat dari bentuk soal tes yang digunakan, jenis pertanyaan, rumusan
pertanyaan yang diberikan, dan pola jawabannya harus dirancang menurut kriteia yang telah
ditetapkan. Demikian juga waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan serta
pengadministrasian tes juga dirancang secara khusus. Selain itu aspek yang diteskanpun
terbatas. Biasanya meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kekhususan-kekhususan
tersebut berbeda antara satu tes dengan tes yang lain. Tes ini dapat berupa pertanyaan tertulis,
wawancara, pengamatan tentang unjuk kerja fisik, checklist, dan lain-lain
Oktober 16, 2014

Pengertian Pengukuran (Measurement), Penilaian


(Assessment) dan Evaluasi (Evaluate)
dalam Pendidikan
7 Komentar

Pengertian Pengukuran (Measurement), Penilaian (Assessment) dan Evaluasi (Evaluate) dalam


Pendidikan

Oleh: Yoga Permana Wijaya

Http://yogapermanawijaya.wordpress.com

Pengertian Pengukuran (Measurement)

Menurut Ign. Masidjo (1995: 14) pengukuran adalah suatu kegiatan


menentukan kuantitas suatu objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga
kuantitas yang diperoleh benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang
dimaksud.

Pengukuran bisa diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta suatu


objek dengan fakta-fakta satuan tertentu (Djaali & Pudji Muljono, 2007).

Menurut Endang Purwanti (2008:4) pengukuran dapat diartikan sebagai


kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu
gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa
angka.

Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada


hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu
yang lain (Anas Sudiono, 2001).

Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuntitas


sesuatu (Zaenal Arifin, 2012).

Hopkins dan Antes (1990) mengartikan pengukuran sebagai suatu proses


yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka berdasarkan hasil
pengamatan mengenai beberapa ciri tentang suatu objek, orang atau peristiwa.
Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik
utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan
atau formula tertentu. Pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu
atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek
tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau
formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli.

Menurut Cangelosi (1995: 21) pengukuran adalah proses pengumpulan data


melalui pengamatan empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir
prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa,
mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan
menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium,
dan merasakan.

Menurut Wiersma & Jurs (1990) pengukuran adalah penilaian numerik pada
fakta-fakta dari objek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan
tertentu.

Alwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses yang


mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif
(sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performa siswa
tersebut dinyatakan dengan angka-angka

Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran


(measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan
ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.

Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara


sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu
dengan menggunakan alat ukur yang baku.

Jadi, Pengukuran (measurement) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta kuantitatif
dengan membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran standar yang disesuaikan sesuai dengan objek yang
akan diukur. Pengukuran bukan hanya dapat mengukur hal-hal yang tampak saja namun dapat juga
mengukur benda-benda yang dapat di bayangkan seperti kepercayaan konsumen, ketidak pastian dll.
Pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu.
Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya.

Pengertian Penilaian (Assessment)


Menurut Bonnie Campbell Hill & Cynthia Ruptic (1994). Assessment is the
process of gathering evidence and documenting a childs lerning and growth.
Penilaian adalah proses mengumpulkan peristiwa dan mendokumentasikan
pertumbuhan dan pembelajaran anak.

Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis (1994). Proses sistematika
dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat
kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk
menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut
guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai
dengan kenyataan objektif.

Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau


mendeskripsikan hasil pengukuran.

Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh
karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah
penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat
pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.

Menurut Suharsimi Arikunto (2009) penilaian adalah mengambil suatu


keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat
kualitatif.

Dalam buku, Bimbingan Dan Konseling Disekolah, terbitan Direktorat Tenaga


Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, departemen Pendidikan Nasional (2008:27) dijelaskan bahwa
Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.

Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17


dikemukakan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

Penilaian merupakan proses mengamati, merekam dan mengumpulkan


berbagai dokumentasi dari hasil karya yang telah dikerjakan oleh anak dan
bagaimana cara mereka mengerjakannya (NAEYC & NAESC/ SDE, 1991).

Menurut NSW Departement of Education (dikutip Arthur, 1996: 324)


Assesment is the process of gathering evidence and making judgement about
students needs, strenghts, abilities and eachievement. Penilaian adalah proses
mengumpulkan fakta-fakta dan membuat keputusan tentang kebutuhan siswa,
kekuatan, kemampuan, dan kemajuannya.

Menurut Hargrove dan Poteet (1984) Assesment is the process of gathering


information, using appropriate tools and technique. Penilaian adalah proses
mengumpulkan informasi, dengan menggunakan alat dan teknik yang layak).

Menurut Jamaris (dalam makalah Asesmen Perkembangan Anak Usia TK


Berbasis Kecerdasan Jamak, 2004). Penilaian pendidikan anak usia dini
merupakan suatu proses kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengumpulkan data atau bukti-bukti tentang perkembangan dan hasil belajar
anak usia dini.

Menurut James A. Poteet & Ronald C Eaves (1985). Penilaian berarti proses
pengumpulan informasi. Untuk guru, penilaian dilakukan sebagai tujuan
memutuskan keterampilan mengajar.

Angelo T.A.(1991): Classroom Assessment is a simple method faculty can use


to collect feedback, early and often, on how well their students are learning what
they are being taught. assessment Kelas adalah suatu metode yang sederhana
dapat digunakan untuk mengumpulkan umpan balik, baik di awal maupun setelah
pembelajaran tentang seberapa baik siswa mempelajari apa yang telah diajarkan
kepada mereka.

Bob Kizlik (2009): Assessment is a process by which information is obtained


relative to some known objective or goal. Assessment is a broad term that
includes testing. A test is a special form of assessment. Tests are assessments
made under contrived circumstances especially so that they may be
administered. In other words, all tests are assessments, but not all assessments
are tests. Assessment adalah suatu proses dimana informasi diperoleh berkaitan
dengan tujuan pembelajaran. Penilaian adalah istilah yang luas yang mencakup
tes (pengujian). Tes adalah bentuk khusus dari penilaian. Tes adalah salah satu
bentuk penilaian. Dengan kata lain, semua tes merupakan penilaian, namun tidak
semua penilaian berupa tes.

Terry Overton (2008): Assesment is a process of gathering information to


monitor progress and make educational decisions if necessary. As noted in my
definition of test, an assesment may include a test, but also include methods such
as observations, interview, behavior monitoring, etc. (Artinya: sesmen adalah
suatu proses pengumpulan informasi untuk memonitor kemajuan dan bila
diperlukan pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan. Sebagaimana
disebutkan dalam definisi saya tentang tes, suatu penilaian bisa saja terdiri dari
tes, atau bisa juga terdiri dari berbagai metode seperti observasi, wawancara,
monitoring tingkah laku, dan sebagainya).

Palomba and Banta (1999), Assessment is the systematic collection , review ,


and use of information about educational programs undertaken for the purpose of
improving student learning and development (Artinya: penilaian adalah
pengumpulan, reviu, dan penggunaan informasi secara sistematik tentang
program pendidikan dengan tujuan meningkatkan belajar dan perkembangan
siswa).

Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi tentang siswa dan kelas


untuk maksud-maksud pengambilan keputusan instruksional (Richard I. Arends,
2008: 217).

Penilaian adalah proses pengumpulan informasi dengan mempergunakan alat


dan teknik yang sesuai, untuk membuat keputusan pendidikan berkenaan dengan
penempatan dan program pendidikan bagi siswa tertentu (Djadja Rahardja).

Assesment atau penilaian diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil


pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu (S. Eko Putro
Widoyoko, 2012: 3).

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, menjelaskan
dan menafsirkan hasil pengukuran (kuantifikasi suatu objek, sifat, perlaku dll), menggambarkan informasi
tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa.
Assessment memberikan informasi lebih konprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak
hanya mengunakan instrument tes saja, tetapi juga mengunakan tekhnik non tes lainya. Penilaian adalah
kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat
kualitatif. Hasil penilaian sendiri walaupun bersifat kualitatif, dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan
naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

Pengertian Evaluasi (Evaluate)


Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan adalah
proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan
pendidikan.
Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Norman E. Grounloud
(1985) berpendapat evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah
tercapai.

Endang Purwanti (2008: 6) Berpendapat bahwa evaluasi adalah proses


pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara
membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.

Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan


adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan atau
nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).

Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).

Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai The


process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging
decision alternatives. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu
alternatif keputusan.

Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang


dikumpulkan melalui kegiatan penilaian.

Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai


berdasarkan hasil pengukuran.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai
proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian,
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa (Purwanto, 2002).

Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan


yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.
Tayibnapis (2000) evaluasi adalah program dalam konteks tujuan yaitu
sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.

Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi


formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback
(umpan balikan) perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan
upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990).

Menurut Tyler (1950) dalam Suharsimi Arikunto (2003) Evaluasi adalah sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan
bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum
dan apa sebabnya.

Menurut NSW Department of Education (dikutip Arthur, 1996) Evaluation is


the process of gathering data and making judgement about the effectiveness of
teaching programs, policies and procedures. Evaluasi adalah proses
mengumpulkan data dan membuat keputusan tentang efektivitas program
pembelajaran, kebijakan dan prosedurnya.

Anas Sudiono (2001) mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi


berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian.
Akar katanya adalah value yang artinya nilai. Jadi istilah evaluasi menunjuk pada
suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003): Evaluation The systematic
process of collecting, analyzing, and interpreting information to determine the
extent to which pupils are achieving instructional objectives. (Artinya: Evaluasi
adalah proses sistematis pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk
menentukan sejauh mana siswa yang mencapai tujuan instruksional).

Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), mengartikan penilaian adalah


suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun
nontes.

Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan


informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan
(Mehrens & Lehmann, 1978:5).
Komite Studi Nasional tentang evaluasi (National Study Committee on
Evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas, 1994: 12). Evaluasi merupakan suatu
proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi
yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan
program selanjutnya.

Evaluasi adalah proses membuat judgment untuk memutuskan tentang


manfaat pendekatan tertentu atau hasil pekerjaan siswa (Richard I. Arends, 2008:
217).

Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk


mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan
informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat
keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya (S. Eko
Putro Widoyoko, 2012: 6).

Dari berbagai devinisi diatas, evaluasi adalah adalah kegiatan atau upaya yang meliputi pengukuran dan
penilaian yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (program, produksi, prosedur). Untuk
selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan atas
objek yang dievaluasi.

Kesimpulan
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.

Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan


berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang
proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh
siswa melalui program kegiatan belajar.

Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan


nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.

Persamaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi: Sama-sama menentukan nilai dari sesuatu, alat yang
digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama, sama-sama proses membuat keputusan tentang nilai
suatu objek,
Bagan Kedudukan Pengukuran (measurement), Penilaian (assessment) dan Evaluasi (evaluate)

Referensi

Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta:


Ministry of Education and Culture.

Angelo, T.A., (1991). Ten easy pieces: Assessing higher learning in four
dimensions. In Classroom research: Early lessons from success. New directions in
teaching and learning (#46), Summer, 17-31.

Arends, Richard I (2008). Learning To Teach Belajar untuk Mengajar.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Zainal (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Kumano, Y. (2001). Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory


and Practice. Japan: Shizuoka University.

Lehman, H. (1990). The Systems Approach to Education. Special Presentation


Conveyed in The International Seminar on Educational Innovation and Technology
Manila. Innotech Publications-Vol 20 No. 05.
Purwanto, M. Ngalim (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosda Karya.

Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York :


Macmillan College Publishing Company

Suwandi, Sarwiji (2010). Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta:


Yuma Pustaka.

Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta

Widoyoko, S. Eko Putro (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi & Jabar (2004). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:


Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi).


Jakarta: Bumi Aksara

Calongesi, James S. (1995). Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa.


Bandung : ITB

Depdiknas (2008). Bimbingan Dan Konseling Disekolah. Direktoral Jendral


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Djaali & Pudji Muljono (2007). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.

Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003). Formative Evaluation Through
Online Focus Groups, in Developing Faculty to use Technology, David G. Brown
(ed.), Anker Publishing Company: Bolton, MA.

Hill, Bonnie Campbell & Cynthia Ruptic (1994). Practical aspects of authentic
assessment: putting the pieces together. Christopher-Gordon Pub., Inc

Hopkins, Charles D. & Richard L. Antes (1990) Classroom Measurement and


Evaluation. F.E. Peacock.

Ign. Masidjo (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.


Jakarta: Kanisius
Kizlik, Bob. (2009). Measurement, Assessment, and Evaluation in Education.
Online : http://www.adprima.com/measurement.htm diakses 16 Oktober 2014.

Mardapi, Djemari (2003). Desain Penilaian dan Pembelajaran Mahasiswa.


Makalah Disajikan dalam Lokakarya Sistem Penjaminan Mutu Proses Pembelajaran
tanggal 19 Juni 2003 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

McLoughlin, James A. & Rena B. Lewis (1994). Assessing Special Students.


Merrill

Overton, Terry. (2008). Assessing Learners with Special Needs: An Applied


Approach (7th Edition). University of Texas Brownsville

Palomba, Catherine A. And Banta, Trudy W. (1999). Assessment Essentials:


Planning, Implementing, Improving. San Francisco: Jossey-Bass

Poteet, James A & Ronald C Eaves(1985). Assessment in special education.


Reston, Va. : Council for Educational Diagnostic Services

Purwanti, Endang. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Direktoral Jendral


Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Robert Charles Smith (2002). Patient-centered Interviewing: An Evidence-


based Method. Lippincott Williams & Wilkins

Sridadi (2007). Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Penjas. Yogyakarta:


FIK UNY.

Sudiono, Anas (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Grafindo


Persada.

Wayan Nurkencana. (1993). Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Wiersma, William & Stephen G. Jurs (1990). Instructors Manual for


Educational Measurement and Testing, 2nd Ed. Allyn and Bacon

Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai