Tanggal penerimaan *)
Catatan :
- Bawalah tanda terima ini ketika menghubungi KEPK Poltekkes Denpasar
- *) diisi oleh Sekretariat KEPK Poltekkes Denpasar
- **) Periksa kelengkapan dokumen yang diajukan
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)
Desain Penelitian Jenis penelitian deskriptip dengan desain penelitian survei dan
survei yang digunakan adalah survei satu kali atau one time survey
Waktu Pelaksanaan
Bulan April tahun 2021
Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang memasuki masa
Populasi Penelitian menopause yakni usia 50 – 60 tahun yang berkunjung ke Puskesmas
Bebandem dari bulan Januari – Februari 2021 dan bertempat tinggal di
wilayah kerja Puskesmas Bebandem yang berjumlah 79 orang.
- Sampel yang digunakan adalah sebanyak 66 orang wanita yang
telah menopause dengan teknik pengambilan sampel yaitu
simple random sampling yaitu purposive sampling.
- Adapun kriteria sampel :
Sampel/ a. Kriteria inklusi :
Sumber Data 1. Bersedia menjadi responden penelitian.
2. Kooperatif dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Penelitian
3. Bisa membaca dan menulis.
4. Sudah mengalami menopause ≥ 6 bulan.
5. Tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bebandem.
b. Kriteria eksklusi :
1. Memiliki riwayat penyakit gangguan tiroid.
2. Sedang menjalani kemoterapi.
3. Pernah melakukan operasi pengangkatan rahim,
operasi mulut rahim, operasi pada kedua tubafalopi
atau kedua ovarium.
Jelaskan prosedur penelitian:
Prosedur Penelitian
- Responden akan diberikan kuesioner penelitian.
(Prosedur yang akan
- Penelitian akan dilakukan satu kali (satu hari) kepada 1
dijalani oleh Subyek
orang responden dengan cara mengisi kuesioner setelah
Penelitian)
responden menandatangani informed consent.
- Yang memberikan kuesioner adalah peneliti.
- Perlakuan/kuesioner yang telah dirancang tidak
memiliki efek samping yang merugikan kepadaresponden
Sumber Dana
Swadana
Penelitian
Peneliti
Saya telah diminta dalam memberikan persetujuan untuk berperan serta dalam penelitian
berjudul “Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021” yang dilakukan oleh Ayu Bintang Prabayoni.
Dengan menandatangani lembaran ini saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner
yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
keluhan fisik dan psikologis yang dialami responden yang telah menopause selama masa pandemi.
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti dan saya telah diberitahu
bahwa identitas saya saat mengisi kuesioner akan dirahasiakan. Saya telah mendapatkan penjelasan
mengenai kriteria inklusi dan ekslusi penelitian ini dan diberikan kesempatan untuk bertanya. Saya
berperan serta dalam penelitian ini secara sukarela.
Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silakan tanyakan langsung
kepada peneliti atau hubungi dengan No HP. 081 338 588 497.
Karangasem,................. 2021
Responden,
( )
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)
LEMBAR ISIAN
PENILAIAN KELAYAKAN ETIK PENELITIAN PADA MANUSIA
I. Umum :
1. Judul Penelitian : Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa
Pandemi COVID-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021
3. Peneliti utama:
- Nama dan gelar : Ayu Bintang Prabayoni
- NIK/NIP/NIM : P07120018053
- Institusi : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar
- Alamat institusi : Jalan Pulau Moyo No.33A, Pedungan, Kec. Denpasar Selatan, Kota
Denpasar, Bali 80222
- Telepon kantor No HP, alamat email: 081 338 588 497, jasmineehwang@gmail.com
4. Anggota peneliti I:
- Nama dan gelar : …………………………………………………………….
- NIK/NIP/NIM : …………………………………………………………….
- Institusi : …………………………………………………………….
- Alamat institusi : …………………………………………………………….
- Telepon kantor, No HP, alamat email: ………………………………………
8. Jika penelitian ini multisenter, apakah sudah mendapatkan persetujuan etik dari
senter yang lain: Sudah / Belum
Jika sudah mendapat persetujuan etik daris senter lain, mohon dilampirkan.
11. Tempat penelitian (nama institusi dan kota lokasi institusi): Wilayah Kerja Puskesmas
Bebandem
Penelitian yang menggunakan data sekunder cukup mengisi point III dan XI saja.
Penelitian yang menggunakan data primer mengisi point IV dan seterusnya.
1. Bagaimana keadaan kesehatan subyek (secara fisik atau mental) Sehat / Sakit
2. Jika subyek dalam keadaan sakit, di institusi mana subyek dirawat …………….
3. Apakah subyek penelitian merupakan populasi rentan
(ibu hamil dan menyusui, janin, bayi, anak, murid/mahasiswa,
orang berkebutuhan khusus, pasien, narapidana) Ya / Tidak
4. Umur subyek 50-60 Tahun
5. Apakah sudah ada kriteria inklusi subyek Ada / Tidak
6. Apakah sudah ada kriteria eksklusi Ada / Tidak
7. Apakah ada hubungan antara subyek dan peneliti Ada / Tidak
8. Bila ya, apa hubungan tersebut ..........
9. Berapa jumlah sampel dalam penelitian 66 responden
2. Deskripsi penelitian :
a. Apakah proposal penelitian ini telah dibahas dengan penanggung Jawab
laboratorium/ahli hewan coba ?
Ya
Tidak
b. Bila ya, apakah ada rekomendasi penanggung jawab laboratorium/ahli hewan
coba tentang proposal penelitian yang diajukan ?
Ya (Bila ada harap dilampirkan)
Tidak
3. Data hewan coba yang akan digunakan :
• Spesies :
• Strain/Galur :
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)
• Umur/Stadia :
• Berat badan :
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)
• Jenis kelamin :
• Jumlah keseluruhan :
• Diperoleh dari :
4. Keterangan mengenai prosedur yang akan dilakukan terhadap hewan coba
• Pemeliharaan hewan coba
-Pemeliharaan hewan coba sebelum intervensi :
• Apakah ada hewan coba yang akan dimusnahkan setelah penelitian selesai
Ya
Tidak
Bila ya, berikan penjelasan alasan pemusnahan :
5. Peralatan dan obat-obatan yang akan digunakan saat penelitian terhadap hewan coba
a. Peralatan :................................................................................
b. Obat penenang (anesthesia)
Nama obat .............................................. Dosis ...........
c. Obat –obatan lainnya
Nama obat .............................................. Dosis ...........
d. Lain-lain .......................................................................................
6. Peralatan dan obat-obatan yang akan digunakan untuk terminasi hewan coba
a. Peralatan :................................................................................
b. Obat penenang (anesthesia)
Nama obat .............................................. Dosis ...........
c. Obat –obatan lainnya
Nama obat .............................................. Dosis ...........
d. Lain-lain .......................................................................................
7. Klasifikasi pemanfaatan hewan coba
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)
XII. Pernyataan
Saya Ayu Bintang Prabayoni, menyatakan telah membaca, mengerti, dan mengisi formulir ini. Saya
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penelitian tersebut di atas sesuai dengan proposal
penelitian dan seluruh isi formulir ini.
Peneliti utama
DATA PRIBADI
Nama : Ayu Bintang Prabayoni
PENDIDIKAN FORMAL
Tahun 2003 – 2005 Taman Kanak-Kanak Wijaya Kumara Sibetan
PENGALAMAN
KEPANITIAAN Panitia Liga BEM dan Dies Natalis XVIII Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Denpasar Tahun 2019.
Panitia HUT Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Denpasar Tahun 2019.
PELATIHAN Pelatihan Pramuka Saka Bhakti Husada Poltekkes Kemenkes
Denpasar Tahun 2018.
Pelatihan Quick Respon And Care Responsibility (QRCR)
Poltekkes Kemenkes Denpasar Tahun 2018.
Pelatihan Manajemen Pencegahan & Pengendalian Kebakaran
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar Tahun
2019.
Pelatihan Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar Tahun 2019.
Pelatihan Basic Life Support (BLS) Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Denpasar Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis bisa menyelesaikan usulan penelitian yang
berjudul “Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa
dan rintangan. Namun, semua itu bisa terlewati berkat bimbingan, motivasi, dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada :
3. Bapak I Nengah Sumirta, SST, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Ketua Program
5. Ibu Dra. I.D.A. Ketut Surinati, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku pembimbing
Penulis menyadari usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu, kritik dan saran yang
penelitian ini. Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan, semoga usulan
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
2. Manfaat praktis................................................................................ 6
A. Menopause ............................................................................................ 7
Bebandem ................................................................................... 43
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menopause merupakan suatu kondisi yang akan dialami oleh setiap wanita
sebagai bagian dari proses menua. Menopause adalah fase peralihan dari masa
tahun.
Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan pada fisik maupun psikologis yang
mencapai 74,2 tahun di tahun 2019 (WHO, 2019). Peningkatan angka harapan
di tahun 2030 akan ada sekitar 1,2 miliar wanita yang berusia di atas 50 tahun.
tahun di Indonesia pada tahun 2035 sebanyak 37 juta orang. Di Provinsi Bali pada
tahun 2020, jumlah wanita usia 45 - 64 tahun sebanyak 539.700 orang (BPS
Provinsi Bali, 2020). Di Kabupaten Karangasem pada tahun 2020, jumlah wanita
kekhawatiran yang dapat mengganggu aktivitas sehari – hari atau bahkan dapat
menurunkan kualitas hidup wanita (Maita et al., 2013). Penelitian oleh Widjayanti
tidak nyaman pada tulang, persendian, dan otot. Keluhan lainnya berupa hot
secara fisik dan mental (74,19%) padahal tidak sedang mengalami persoalan yang
kualitas tidur yang buruk akibat hot flashes yang sering membangunkan mereka
dari tidurnya (Widjayanti, 2017). Selain itu wanita yang telah menopause lebih
2010).
(Juliana et al, 2021). Beberapa wanita dapat mengalami keluhan yang bersifat
ringan, sedang, berat, atau tidak ada keluhan sama sekali. Hal ini disebabkan oleh
(Juliana et al, 2021). Penelitian oleh Juliana et al. (2021), mengatakan terdapat
dengan usia menopause normal sebagian besar (87,4%) mengalami keluhan masa
menopause yang ringan, sebaliknya wanita dengan usia menopause tidak normal
wanita menopause yang tidak bekerja (55,8%) memiliki keluhan masa menopause
wanita menopause yang bekerja memiliki kualitas hidup yang lebih baik daripada
yang tidak bekerja. Selain itu, semakin lama wanita mengalami menopause maka
semakin baik kualitas hidupnya (Tarigan et al., 2016). Janata et al. (2003) dalam
kualitas hidup. Apabila keluhan atau gejala menopause yang dirasakan ringan atau
tidak ada maka kualitas hidup wanita tersebut dalam kategori baik, begitupula
sebaliknya.
prevalensi gejala stress, depresi, dan kecemasan lebih tinggi pada wanita. Hal ini
disebabkan oleh kondisi emosional wanita yang lebih rentan akibat perubahan
Faktor risiko lain yang menyebabkan gangguan psikis pada populasi wanita
tinggi, tidak ada aktivitas fisik atau rekreasi, dan tidak bekerja (Bhagat, 2020).
Sebagian besar wanita di dunia (70%) bekerja di sektor informal yang bergantung
pada ruang publik yang mana dibatasi selama masa pandemi yang mengakibatkan
dalam Chairani (2020), jumlah wanita yang bekerja di sektor informal mencapai
61,80 persen. Untuk wanita yang bekerja di sektor formal dan diwajibkan untuk
Work From Home (WFH), mereka menghadapi masalah lain yakni beban ganda
yang bisa menyebabkan wanita mengalami kelelahan atau stresss. Wanita yang
melakukan WFH harus mampu membagi waktu untuk mengurus rumah tangga,
mendampingi anak yang belajar selama School From Home (SFH), sekaligus
Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan, jumlah sasaran wanita usia
orang. Terdapat 191 kasus COVID-19 yang terdata di Puskesmas Bebandem dan
juga sebagian besar termasuk kategori zona kuning dengan satu desa termasuk
Berbasis Mikro (PPKM Mikro) juga diperpanjang sampai batas waktu yang belum
ditentukan.
judul “Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa
B. Rumusan Masalah
Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
COVID-19.
c. Mengidentifikasi keluhan psikologis wanita menopause pada masa pandemi
COVID-19.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
keluhan fisik dan psikologis wanita menopause pada masa pandemi COVID-
19.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
peneliti lain agar penelitian ini bermanfaat dan dapat digunakan untuk
2. Manfaat praktis
a. Bagi masyarakat
Sebagai bahan masukan dan informasi tentang keluhan fisik dan psikologis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Puskesmas
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menopause
1. Definisi menopause
Kata menopause berasal dari Bahasa Yunani, yakni dari kata ‘men’ yang
artinya bulan dan kata ‘peuseis’ yang artinya penghentian sementara. Secara
linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang berarti masa berhentinya
berhenti, dengan demikian tahun – tahun melahirkan anak juga berhenti. Wanita
2019).
Selain itu dilakukan juga pemeriksaan Tyroid Stimulating Hormone (TSH) dan
2. Penyebab menopause
Menurut Baziad (2003) dalam Lubis (2016), oogenesis pada wanita akan
berakhir pada saat fetus berusia 5 bulan dan yang tinggal hanya tujuh juta oosit.
Mulai usia lima bulan sampai saat lahir terjadi pengurangan jumlah primordial
folikel hingga menyisakan 500.000 sampai 1.000.000 dan dalam perjalanan waktu
akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia pada setiap
wanita berbeda - beda. Sebagian wanita pada usia 35 tahun memiliki sebanyak
100.000 folikel, sedangkan wanita lainnya pada usia yang sama hanya memiliki
10.000 folikel. Berkurangnya jumlah folikel disebabkan oleh folikel itu sendiri
yang mana seperti sel tubuh yang lain oosit yang terkandung dalam folikel
primordial juga dipengaruhi oleh stress biologik, kerusakan DNA yang permanen,
Husniawati (2010) dalam Suparni & Astutik (2016), menjelaskan bahwa pada
reproduksi kurang lebih 400 oosit mengalami proses pematangan dan sebagian
lagi hilang spontan akibat usia yang bertambah. Pada waktu menopause tinggal
beberapa ribu buah. Produksi estrogen pun berkurang. Folikel yang tersisa lebih
hanya menyisakan kurang lebih beberapa ratus folikel pada saat menopause yang
3. Tahapan menopause
Empat tahapan menopause menurut Waluyo & Putra (2010) adalah sebagai
berikut.
a. Pramenopause
Menstruasi sudah mulai tidak teratur, namun belum muncul tanda klasik gejala
menopause, seperti hot flashes atau semburan panas, kekeringan vagina, dan lain
sebagainya. Pramenopause biasanya dialami wanita pada usia 40-an. Wanita pada
b. Perimenopause
terjadi sekitar dua tahun sebelum menstruasi terakhir sampai sekitar dua tahun
c. Menopause
menstruasi karena jika terjadi perdarahan vagina dalam jangka waktu satu tahun
sejak tanggal tersebut, dianggap tidak normal. Oleh karena itu, harus
d. Pascamenopause
Pascamenopause adalah fase yang dialami oleh wanita setidaknya empat tahun
4. Usia menopause
a. Menopause dini
menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Diagnosis ini dibuat apabila haid
berhenti sebelum waktunya disertai dengan hot flashes serta meningkatknya kadar
hormon gonadotropin. Apabila kedua gejala ini tidak ada, maka perlu dilakukan
yang cukup berat, penyakit menahun, dan penyakit yang merusak jaringan kedua
pemberian penerangan kepada wanita yang bersangkutan. Faktor lain yang bisa
b. Menopause normal
menopause biasanya dialami oleh wanita pada rentang usia 45 – 58 tahun dan
berlangsung sekitar tiga sampai empat tahun. Perubahan hormonal selama masa
tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, dan mengalami keluhan lainnya.
c. Menopause terlambat
atas umur tersebut, maka diperlukan penyelidikan lebih lanjut. Adapun sebab –
(Lubis, 2016).
a. Keluhan fisik
Menurut Kasdu (2004) dalam Nurlina (2021), keluhan fisik pada masa
menyebar dari wajah hingga seluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada
area dada, wajah, dan kepala. Siregar (2014) dalam Zolekhah & Sholihah (2018),
mengatakan hot flases berkaitan dengan vasodilatasi dan peningkatan suhu tubuh
kadar hormon estrogen. Kondisi ini tidak berbahaya namun menimbulkan rasa
tidak nyaman.
Hot flashes yang terjadi selama tidur disebut night sweat atau keringat malam
Kemunculan Hot flashes berhubungan erat dengan cuaca panas dan lembab, ruang
sempit, kafein, alkohol, makanan pedas, pakaian yang telalu ketat atau tidak
menyerap keringat sehingga hal tersebut perlu dihindari agar tidak memperparah
hot flashes. Keluhan hot flashes akan berkurang seiring dengan tubuh yang
2) Vagina kering
pada vagina. Vagina akan menjadi atrofi, kering, gatal, dan panas sehingga nyeri
atau tidak nyaman saat berhubungan seks. Untuk mengatasi hal ini, wanita
lebih lama.
Uretra adalah saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih ke luar
tubuh. Pada masa menopause, kadar estrogen menurun hal ini menyebabkan
dinding dan lapisan otot polos uretra mengering, menipis, elastisitasnya
inkontinensia urine, perubahan pola aliran urine, serta mudah terjadi infeksi pada
Kadar estrogen yang rendah juga berpengaruh pada kolagen yang merupakan
bagian dari jaringan penunjang. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dan
keriput, rambut rontok, gigi mudah goyang, gusi berdarah, sariawan, kuku rusak,
Sebanyak 29% wanita pada masa menopause mengalami kenaikan berat badan
disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar
metabolisme lemak. Selain itu juga disebabkan oleh kurangnya aktivitas wanita
akan berikatan dengan reseptor estrogen pada osteoblast yang secara langsung
apabila kadar estrogen turun maka tidak ada yang menghambat resorpsi tulang
7) Penyakit
lebih rentan terserang kanker dan penyakit degeneratif seperti diabetes serta
penyakit jantung. Faktor genetik dan gaya hidup juga berpengaruh. Hipertensi
atau demensia tipe alzheimer juga ditemukan pada masa menopause yang mana
sistem susunan saraf pusat maupum biokimiawi otak. Di kondisi ini, terjadi proses
degeneratif sel neuro di hampir semua bagian otak yang berkaitan dengan fungsi
ingatan yang mana hal ini menyebabkan sulit berkonsentrasi dan hilangnya fungsi
b. Keluhan psikologis
Menurut Kasdu (2004) dalam Nurlina (2021), keluhan psikologia pada masa
1) Kecemasan
yang memicu kekhawatiran akan kemungkinan orang yang dicintai akan berpaling
dan meninggalkannya.
2) Kelelahan mental
Kelelahan mental berupa lebih mudah marah atau tersinggung dan perubahan
suasana hati yang begitu cepat. Biasanya hal ini tidak disadari oleh wanita dan
tidak jarang orang di sekitarnya dibuat bingung. Maka dari itu diperlukan
pendekatan khusus seperti mengobrol ringan dengan sahabat atau siapa saja yang
pernah mengalami hal yang sama sehingga dapat menjadi dukungan emosi.
menopause biasanya disebabkan oleh hot flashes yang menimbulkan rasa panas,
wajah memerah, serta keringat di malam hari yang menjadikan tidur terasa tidak
nyaman.
wanita menopause (48%) mengalami penurunan daya ingat sehingga sesuatu yang
harus diingat harus di ulang – ulang terlebih dahulu. Hal ini disebabkan oleh
penurunan kadar estrogen dalam sistem saraf pusat yang mana estrogen
5) Depresi
dan merasa hidupnya tidak berguna lagi. Di masa menopause, anak – anaknya
sudah tumbuh dewasa dan biasanya sibuk dengan urusan masing – masing. Di
saat inilah wanita benar – benar kehilangan perannya. Gejala depresi meliputi
lelah terus menerus, murung, sedih, sulit tidur pulas terutama menjelang dini hari,
Usia menopause yang terdiri dari menopause dini, menopause normal, dan
semakin bertambah maka semakin dewasa pemikiran serta semakin siap seseorang
dalam menghadapi perubahan pada masa menopause (Tsuraya et al., 2016). Ini
dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Avis et al. (2001) yang menyatakan
sedih, dan depresi lebih sering dialami oleh wanita dengan menopause dini
(Syalfina, 2017).
b. Lama menopause
menopause maka tubuh telah beradaptasi dengan baik terhadap penurunan kadar
c. Pendidikan
yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang (Syalfina, 2017). Notoadmojo
(2010), membagi tingkat pendidikan menjadi tiga yaitu pendidikan dasar (SD -
dengan pengetahuan yang baik maka seorang wanita akan lebih siap dalam
menghadapi keluhan masa menopause (Tsuraya et al., 2016).
tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah berpikir rasional dan menangkap
prevalensi dan intensitas gejala menopause yang lebih rendah (Chontessa et al.,
2012).
d. Pekerjaan
stress yang dialami. Wanita menopause yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah
tangga tentunya kesibukan dirinya adalah pekerjaan rumah tangga yang cenderung
menjadi ibu rumah tangga tetapi juga bekerja, mereka lebih bisa mencari solusi
Namun, secara waktu lebih sempit dan cenderung berisiko mengalami stres akibat
Hamamm et al. (2012), mengatakan wanita dengan stress pekerjaan akan lebih
cepat mengalami gejala atau keluhan menopause (Indarwati & Maryatun, 2019).
Penelitian oleh Griffits (2013) menjelaskan wanita yang bekerja tidak sempat
memikirkan gangguan atau keluhan selama masa menopause, begitu pula wanita
yang tidak bekerja yang mana pekerjaan rumah tangga cukup membuatnya sibuk
2016).
bekerja memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak
bekerja. Azwar (2011), mengatakan pesan – pesan sugestif yang dibawa informasi
apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu sehingga
e. Pendapatan
mereka mampu untuk membeli makanan yang bergizi, rumah yang layak, dan
yang tidak memiliki aset, sedikit atau tidak memiliki tabungan, tidak ada
pensiunan, dan bagian dari keluarga dengan pendapatan sedikit atau rendah
(Syalfina, 2017).
motivasi diri untuk selalu bersikap dan berperilaku sehat. Kemampuan finansial
mengurangi hot flashes, mengurangi gejala pada vagina dan uretra, melindungi
fitoestrogren yang berasal dari tumbuhan. Terapi ini bisa didapatkan dari
produk kedelai.
pada biji kedelai bervariasi antara 128 – 380 mg/100gr bergantung pada genotipe
2020).
hormon estrogen menurun akan ada banyak reseptor estrogen yang tidak terikat.
Jika tubuh mengonsumsi kedelai dan olahannya maka akan terjadi pengikatan
seperti hot flashes, gangguan mood, meningkatkan turgor kulit, dan mengurangi
c. Terapi komplementer
dengan teknik sederhana dan pengobatan untuk gejala tertentu dapat dilakukan
d. Olahraga teratur
yang teratur akan mengurangi risiko terhadap kanker, penyakit jantung, dan
berolahraga. Latihan aerobik secara rutin dapat mengurangi keluhan hot flashes
yang mengganggu.
Olahraga yang tidak rutin akan mempengaruhi adaptasi fisik maupun psikis
wanita sehingga akan mengalami keluhan masa menopause yang timbul akibat
kelompok yang diberikan intervensi berupa senam sebanyak delapan kali selama
delapan minggu yakni dari rata – rata keluhan menopause sebanyak 32,4%
menurun menjadi 5,54%.
1. Definisi COVID-19
Kesehatan RI, 2020). Penyakit ini diawali oleh munculnya kasus pneumonia yang
tidak diketahui penyebabnya di Kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Coronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2) yang mana virus ini berasal dari family yang sama
dengan virus penyebab SARS dan MERS (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Menurut Centers For Disease Control and Prevention (CDC) China (2020),
Kesehatan RI, 2020). Proses penularan yang cepat ini membuat WHO
melaporkan kasus COVID-19 pertama pada tanggal 2 Maret 2020 dan jumlahnya
2. Etiologi COVID-19
ini termasuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan
Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada tahun 2002 – 2004 lalu, yakni
Sarbecovirus. Berdasarkan hal tersebut, International Committee on Taxonomy of
Viruses memberi nama virus ini dengan SARS-CoV-2 (Susilo et al., 2020).
menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebaran virus menjadi lebih agresif
3. Penularan COVID-19
Transmisi atau penularan COVID-19 melalui droplet yang keluar saat orang
yang simptomatik (bergejala) batuk atau bersin. Droplet adalah partikel berisi air
dapat melalui kontak langsung atau tidak langsung. Melalui kontak langsung,
ketika seseorang berada dalam jarak dekat (dalam satu meter) dengan orang yang
atau digunakan oleh orang yang terinfeksi (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Rata – rata masa inkubasi COVID-19 adalah lima sampai enam hari dengan range
antara 1 – 14 hari. Risiko penularan tinggi terdapat pada hari – hari pertama
Manifestasi klinis penderita COVID-19 sangat luas, mulai dari tanpa gejala
(asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS), sepsis, hingga syok sepsis (Susilo et al., 2020).
Sekitar 80% kasus termasuk gejala ringan atau sedang, 13,8% mengalami sakit
Pasien dengan gejala ringan seperti infeksi akut saluran napas atas, atau tanpa
sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala.
Pada beberapa kasus pasien juga mengeluh muntah dan diare (Susilo et al., 2020).
Pasien dengan pneumonia berat ditandai dengan demam dan ditambah dengan
salah satu gejala seperti frekuensi pernapasan lebih dari 30x/menit, distress
pernapasan, atau saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada pasien geriatri
depresi lebih tinggi pada populasi wanita selama masa pandemi COVID-19 yang
disebabkan oleh emosi wanita yang lebih rentan akibat perubahan hormonal pada
memicu gejala tersebut, yaitu tinggal di daerah dengan kasus COVID-19 tinggi,
mengalami hal ini akibat ketidaksetaraan gender yang menganggap wanita lebih
sekunder dibandingkan pria (Sulaeman & Salsabila, 2020). Hal ini meningkatkan
jumlah pengangguran atau pekerja informal padahal sebelum pandemi pun jumlah
wanita yang bekerja di sektor informal mencapai 61,80 persen (Chairani, 2020).
mengalami kebangkrutan. Selain itu juga mendapat stigma negatif dari konsumen
maupun orang sekitar yang berkedudukan lebih tinggi yang menganggap mereka
Sementara itu, wanita yang dapat bertahan pada pekerjaannya juga mengalami
masalah lain yakni beban ganda (Chairani, 2020). Kebijakan Work From Home
selain itu sekolah juga diliburkan dan diwajibkan untuk belajar dari rumah
bersama orangtuanya sebagai pengganti guru di sekolah. Tentu saja wanita atau
ibu yang paling bertanggung jawab (Sulaeman & Salsabila, 2020). Sebuah
beban lebih berat dalam memberikan pengasuhan anak selama pandemi COVID-
Ibu rumah tangga juga tidak luput dari dampak negatif pandemi. Selama masa
pandemi dan diterapkannya WFH, pekerjaan ibu rumah tangga bertambah (Moh,
2020). Selain mengerjakan pekerjaan rutin yaitu mengurus rumah, ibu juga harus
mendampingi anaknya belajar online dan tidak jarang mengambil peran sebagai
guru. Ibu juga harus mengurus anak yang bosan atau stress selama sekolah online,
mengurus suami yang lelah setelah bekerja, atau bahkan stress akibat penurunan
2020).
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah turunan dari kerangka teori yang telah disusun
sebelumnya dalam tinjauan pustaka (Masturoh & T., 2018). Kerangka konsep
hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lain dari masalah yang diteliti
sesuai dengan apa yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka (Surahman et al.,
Wanita
Menopause Pandemi COVID-
1. Usia 19
Gambaran keluhan 1. Kekhawatiran
menopause
fisik dan psikologis untuk terinfeksi
2. Lama wanita menopause
pada masa pandemi 2. Akibat dari
menopause
COVID-19 pembatasan
3. Pendidikan
sosial
4. Pekerjaan
5. Pendapatan
Keterangan :
: alur pikir
: tidak diteliti
: diteliti
1. Variabel penelitian
penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu gambaran keluhan fisik dan psikologis
2. Definisi operasional
Definisi operasional merupakan definisi dari variabel yang akan diteliti secara
Tabel 1
Definisi Operasional Variabel Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis
Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19
di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem
Tahun 2021
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
peristiwa penting yang terjadi pada masa kini secara apa adanya tanpa manipulasi
dari peneliti (Nursalam, 2015). Desain penelitian ini adalah penelitian survei,
yaitu dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel yang dalam penelitian
dari populasi (Masturoh & T., 2018). Survei yang dilakukan adalah survei satu
kali atau one-time survey yaitu survei dengan pemberian kuisioner yang dilakukan
pada satu waktu tertentu untuk mendeskripsikan atau memaparkan keadaan subjek
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret – April 2021. Jadwal penelitian
terlampir.
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek atau objek dalam suatu wilayah yang memiliki
karakteristik tertentu yang akan dikenai generalisasi (Masturoh & T., 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang memasuki masa menopause
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik
kesimpulannya (Masturoh & T., 2018). Sampel dalam penelitian ini adalah wanita
kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi dan ekslusi dari sampel yang diambil
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi merupakan ciri – ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota
populasi yang akan diambil sebagai sampel (Masturoh & T., 2018). Kriteria
b. Kriteria ekslusi
inklusi karena suatu sebab (Masturoh & T., 2018). Kriteria ekslusi dalam
N. z 2 . p. q
𝑛=
d2 (N − 1) + z 2 p. q
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
q = 1 – p (100% - p)
75,8716
=
0,195 + 0,9604
75,8716
=
1,1554
Jadi jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 66 orang.
4. Teknik sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan agar sampel yang diambil
semua elemen atau subjek dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel (Masturoh & T., 2018). Purposive sampling adalah cara
kriteria inklusi.
adalah data primer yaitu data yang didapatkan peneliti secara langsung dari
nominal, yaitu data yang tidak memiliki tingkatan dan penggolongannya hanya
dijawab (Masturoh & T., 2018). Berikut adalah langkah – langkah dalam
pengumpulan data penelitian ini.
a. Tahap persiapan
1) Adiministrasi
Poltekkes Denpasar.
b. Tahap pelaksanaan
3) Anggota populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan setuju untuk
kelengkapan data.
6) Jika data sudah lengkap, peneliti lalu mengunjungi anggota populasi yang lain
7) Jika data sudah lengkap, peneliti kemudian melakukan pengolahan dan analisis
3. Instrumen penelitian
peneliti mengenai keluhan fisik dan psikologis wanita menopause pada masa
ended questions) dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Kuisioner terdiri dari
oleh peneliti. Pemberian nilai untuk jawaban ya adalah satu dan jika responden
a. Uji validitas
apa yang hendak diukur (Masturoh & T., 2018). Uji validitas instrumen penelitian
program SPSS dengan mengkorelasikan tiap skor item kuisioner dengan skor total
jawaban responden. Jika rhitung > rtabel, maka item kuisioner tersebut dinyatakan
valid. Sedangkan jika rhitung < rtabel maka item kuisioner tersebut dinyatakan tidak
valid. Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan melihat nilai signifikasi (Sig).
Jika nilai Sig < 0,05 maka item kuisioner tersebut dinyatakan valid, sedangkan
jika nilai Sig > 0,05 maka item kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid. Uji
b. Uji reliabilitas
berulang tetap menghasilkan hasil yang sama (Masturoh & T., 2018). Uji
reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi suatu alat ukur. Uji reliabilitas
dilakukan setelah kuisioner lolos uji validitas. Uji reliabilitas instrumen ini
Cronbach’s Alpha > 0,06 maka kuisioner dinyatakan reliabel, sedangkan jika nilai
Pengolahan data merupakan suatu proses mengubah data yang telah terkumpul
menjadi informasi yang dibutuhkan (Masturoh & T., 2018). Pengolahan data
langkah - langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Editing
menghilangkan kesalahan yang terdapat pada data mentah. Kekurangan data dapat
dapat dihilangkan dengan membuang data yang tidak memenuhi syarat untuk
dianalisis.
b. Coding
angka/bilangan. Kode adalah simbol tertentu dalam bentuk huruf atau angka untuk
memberikan identitas data. Pemberian kode dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1) Usia menopause
2) Lama menopause
3) Pendidikan
2) Pekerjaan
3) Pendapatan
a) Responden dengan pendapatan < UMK diberikan kode 1.
c. Processing
pengolah data di komputer. Data yang dimasukkan adalah data yang telah
d. Data Cleaning
komputer agar terhindar dari ketidaksesuaian antara data komputer dan koding
kuisioner.
Teknik analis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik
(Masturoh & T., 2018). Dalam penelitian ini data yang telah dianalis disajikan
F. Etika Penelitian
Etika berarti kebiasaan atau peraturan dalam berperilaku (Masturoh & T.,
2018). Etika dalam penelitian membantu peneliti untuk melihat secara kritis
moralitas dari sisi subjek penelitian (Masturoh & T., 2018). Tiga prinsip etika
Risiko dan keuntungan yang diperoleh oleh subjek penelitian harus seimbang atau
setara.
a. Hak untuk ikut atau tidak ikut menjadi subjek penelitian (right to self
determination)
Subjek penelitian berhak untuk memutuskan akan ikut atau tidak dalam
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full
disclosure)
akan dilakukan. Pada informed consent juga dicantumkan bahwa data yang
didapat dari subjek penelitian hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian
saja.
maka dari itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia (confidentiality).
DAFTAR PUSTAKA
BPS Provinsi Bali. (2020). Proyeksi Penduduk Provinsi Bali Menurut Jenis
Kelamin dan Kelompok Umur, 2011-2020 (ribu jiwa). In Badan Pusat
Statistik Provinsi Bali. Retrieved from https://bali.bps.go.id
Handayani, S., Pratiwi, Y. S., & Fatmawati, N. (2020). Produk Olahan Kedelai (
Glycine max ( L .) Merill ) Mengurangi Gejala pada Wanita Menopause. 8,
63–67.
Jalilah, N.H. & Prapitasari, R. (2020). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana. Jawa Barat: Penerbit Adab.
Juliana, D., Anggraini, D., Amalia, N., & Pontianak, P. K. (2021). Keluhan Pada
Masa Menopause Di Wilayah Kerja. 3(1).
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19). In Kementrian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. https://doi.org/10.33654/math.v4i0.299
Maita, L., Pitriani, R., Studi, P., Sekolah, K., Ilmu, T., Hang, K., … Pekanbaru, K.
(2013). Karakteristik Wanita dengan Keluhan Masa Menopause di Wilayah
Kerja Puskesmas Rejosari Characteristics of Women with Menopause
Complaint in The Work Area Health Center Rejosari. 2(5), 2010–2013.
Masturoh, Imas & T., N. A. (2018). Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan : Metodologi Penelitian Kesehatan. Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan.
Runiari, N., Keperawatan, J., & Kesehatan, P. (2013). Kualitas hidup wanita
menopause. (2012), 70–78.
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H., … Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
UN. (2020). Policy Brief : The Impact of on Women. United Nations, (April).
Wahidah, I., Athallah, R., Hartono, N. F. S., Rafqie, M. C. A., & Septiadi, M. A.
(2020). Pandemik COVID-19: Analisis Perencanaan Pemerintah dan
Masyarakat dalam Berbagai Upaya Pencegahan. Jurnal Manajemen Dan
Organisasi, 11(3), 179–188. https://doi.org/10.29244/jmo.v11i3.31695
Waluyo, S. & Putra, B. M. (2010). 100 Question & Answer: Menopause atau
Mati Haid. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
i
Lampiran 4 Surat Studi Pendahuluan Pengambilan Data Mengenai Jumlah Orang
ii
Lampiran 5 Surat Permohonan Menjadi Responden
Di –
Dengan hormat,
Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-
dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan saudari untuk menjadi responden yang
ucapkan terimakasih.
Karangasem, ……………….2021
Peneliti
Nim. P071200180553
iii
Lampiran 6 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Sebagai
Responden Penelitian
Karangasem,................. 2021
Responden,
( )
iv
Lampiran 7 Kuisioner Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada
4. Berilah tanda (✓) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
5. Jika ingin mengganti jawaban, coret jawaban pertama dengan tanda (=) lalu
peneliti.
A. Identitas responden
Nama (Inisial) :
Alamat :
Usia menopause :
Lama menopause :
Pendidikan terakhir : SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi
Pekerjaan : IRT/Buruh/Pedagang/Karyawan Swasta/PNS
Pendapatan : < UMK/≥UMK
UMK 2021 Kab. Karangasem : Rp. 2.555.469,09
B. Kuisioner
Keluhan Fisik
Indikator Ya Tidak
Apakah anda mengalami keluhan di bawah ini selama
masa pandemi COVID-19 ?
1. Rasa panas yang menyebar dari wajah ke seluruh
tubuh.
2. Keringat berlebih di malam hari.
v
3. Kemaluan terasa kering, gatal, atau panas.
4. Nyeri saat berhubungan seks.
5. Sering buang air kecil.
6. Sulit menahan kencing.
7. Kulit tidak kencang, kering, flek hitam.
8. Mengalami kenaikan berat badan.
9. Nyeri pada tulang dan persendian.
Keluhan psikologis
Indikator Ya Tidak
Apakah anda mengalami keluhan di bawah ini selama
masa pandemi COVID-19 ?
1. Merasa khawatir pada perubahan fisik.
2. Mudah merasa cemas.
3. Mudah marah/tersinggung.
4. Suasana hati berubah – ubah.
5. Sulit tidur.
6. Daya ingat menurun
7. Merasa sedih.
vi
Lampiran 7 Bukti Validasi Bimbingan
vii
viii