Anda di halaman 1dari 77

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM


KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)

Alamat : Jl. Sanitasi No 1 Sidakarya Denpasar Selatan


Telp : (0361) 710447 FAX : (0361) 710448
Website: www.poltekkes-denpasar.ac.id

Formulir Penerimaan Dokumen

Nomor dan Tanggal Surat Pengantar Protokol

No Protokol : *) Tgl Pengiriman :*)


✓ Telaah awal □ Telaah lanjutan untuk protocol yang telah
□ Pengiriman kembali untuk disetujui
Jenis Pengiriman**) :
telaah ulang/Amandemen □ Penghentian protocol
protocol

Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa


Judul protokol :
Pandemi COVID-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021

Ketua pelaksana : Ayu Bintang Prabayoni

Nomor Telephone/HP : 081 338 588 497 Fax :


jasmineehwang@gmail.com Komunikasi yang ✓ Phone □ Fax
E-mail :
diinginkan ✓ e-mail
Jalan Pulau Moyo No.33A,
Jurusan Keperawatan Poltekkes
Institusi : Alamat : Pedungan, Kec. Denpasar Selatan,
Kemenkes Denpasar
Kota Denpasar, Bali
Cara pengiriman : □langsung ✓email □ kurir/pos
Dokumen yang dikirim □ lengkap
*): (rangkap 3) □ tidak lengkap, akan dikirim pada………….
Dokumen yang □ informasi untuk subyek Periksa dokumen apa yang dikirim
akan dikirim □ formulir informed consent kemudian
kemudian : □case report forms (CRF) □ informasi untuk subyek
□ anggaran penelitian □ formulir informed consent
□ investigator’s brochure □ case report forms (CRF)
□ lain-lain …………… □ anggaran penelitian
□ Surat persetujuan penanggungjawab
medis
Diterima oleh *) :

Tanggal penerimaan *)

Catatan :
- Bawalah tanda terima ini ketika menghubungi KEPK Poltekkes Denpasar
- *) diisi oleh Sekretariat KEPK Poltekkes Denpasar
- **) Periksa kelengkapan dokumen yang diajukan
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)

Alamat : Jl. Sanitasi No 1 Sidakarya Denpasar Selatan


Telp : (0361) 710447 FAX : (0361) 710448
Website: www.poltekkes-denpasar.ac.id

FORMULIR PERMOHONAN KAJI ETIK


PENELITIAN KESEHATAN YANG
MELIBATKAN MANUSIA SEBAGAI SUBJEK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ayu Bintang Prabayoni


NIM/NIP : P07120018053
Institusi : Poltekkes Kemenkes Denpasar
Judul penelitian : Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada
Masa Pandemi COVID-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem
Tahun 2021
Reviewer/Pembimbing : Pembimbing 1 : Drs. I Dewa Made Ruspawan, S.Kp., M.Biomed.
Pembimbing 2 : Dra. I.D.A. Ketut Surinati, S.Kep., Ns., M.Kes.
didanai oleh : Swadana Peneliti
Mengajukan permohonan kaji etik penelitian kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Poltekkes Denpasar

Bersama permohonan ini saya lampirkan perlengkapan sebagai berikut:


✓ Permohonan dan isian kaji etik penelitian yang melibatkan manusia
✓ Persetujuan proposal penelitian dengan tanda tangan pembimbing
✓ Proposal penelitian (Pendahuluan sampai Metode Penelitian)
✓ Ringkasan proposal/protokol
✓ PSP (informed consent)
✓ Draft kuesioner/panduan in-depth interview/panduan FGD
✓ CV peneliti
Untuk penelitian multi senter: melampirkan persetujuan etik (ethical approval)
dari institusi lain (bila ada)

Denpasar, 20 April 2021


Pemohon,

Ayu Bintang Prabayoni


RINGKASAN PROPOSAL PENELITIAN

Nama Peneliti Ayu Bintang Prabayoni


No HP/ Email 081 338 588 497 / jasmineehwang@gmail.com
Institusi Poltekkes Kemenkes Denpasar
Nama Pembimbing Drs. I Dewa Made Ruspawan, S.Kp., M.Biomed.
Dra. I.D.A. Ketut Surinati, S.Kep., Ns., M.Kes.
Penelitian/reviewer
Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada
Judul Penelitian Masa Pandemi COVID-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem
Tahun 2021
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita
Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19 di Wilayah
Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021.
Tujuan Penelitian b. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
a) Mengidentifikasi karakteristik wanita menopause
berdasarkan usia menopause, lama menopause,
pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.
b) Mengidentifikasi keluhan fisik wanita menopause
pada masa pandemi COVID-19.
c) Mengidentifikasi keluhan psikologis wanita
menopause pada masa pandemi COVID-19.

Desain Penelitian Jenis penelitian deskriptip dengan desain penelitian survei dan
survei yang digunakan adalah survei satu kali atau one time survey

Lokasi Penelitian Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem

Waktu Pelaksanaan
Bulan April tahun 2021
Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang memasuki masa
Populasi Penelitian menopause yakni usia 50 – 60 tahun yang berkunjung ke Puskesmas
Bebandem dari bulan Januari – Februari 2021 dan bertempat tinggal di
wilayah kerja Puskesmas Bebandem yang berjumlah 79 orang.
- Sampel yang digunakan adalah sebanyak 66 orang wanita yang
telah menopause dengan teknik pengambilan sampel yaitu
simple random sampling yaitu purposive sampling.
- Adapun kriteria sampel :
Sampel/ a. Kriteria inklusi :
Sumber Data 1. Bersedia menjadi responden penelitian.
2. Kooperatif dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Penelitian
3. Bisa membaca dan menulis.
4. Sudah mengalami menopause ≥ 6 bulan.
5. Tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bebandem.
b. Kriteria eksklusi :
1. Memiliki riwayat penyakit gangguan tiroid.
2. Sedang menjalani kemoterapi.
3. Pernah melakukan operasi pengangkatan rahim,
operasi mulut rahim, operasi pada kedua tubafalopi
atau kedua ovarium.
Jelaskan prosedur penelitian:
Prosedur Penelitian
- Responden akan diberikan kuesioner penelitian.
(Prosedur yang akan
- Penelitian akan dilakukan satu kali (satu hari) kepada 1
dijalani oleh Subyek
orang responden dengan cara mengisi kuesioner setelah
Penelitian)
responden menandatangani informed consent.
- Yang memberikan kuesioner adalah peneliti.
- Perlakuan/kuesioner yang telah dirancang tidak
memiliki efek samping yang merugikan kepadaresponden
Sumber Dana
Swadana
Penelitian
Peneliti

( Ayu Bintang Prabayoni )


PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

GAMBARAN KELUHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS WANITA MENOPAUSE


PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BEBANDEM TAHUN
2021
Peneliti Utama Ayu Bintang Prabayoni
Institusi Poltekkes Kemenkes Denpasar
Lokasi Penelitian Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem
Sumber Dana Swadana

Saya telah diminta dalam memberikan persetujuan untuk berperan serta dalam penelitian
berjudul “Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021” yang dilakukan oleh Ayu Bintang Prabayoni.
Dengan menandatangani lembaran ini saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner
yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
keluhan fisik dan psikologis yang dialami responden yang telah menopause selama masa pandemi.
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti dan saya telah diberitahu
bahwa identitas saya saat mengisi kuesioner akan dirahasiakan. Saya telah mendapatkan penjelasan
mengenai kriteria inklusi dan ekslusi penelitian ini dan diberikan kesempatan untuk bertanya. Saya
berperan serta dalam penelitian ini secara sukarela.
Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silakan tanyakan langsung
kepada peneliti atau hubungi dengan No HP. 081 338 588 497.

Karangasem,................. 2021
Responden,

( )
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)

Alamat : Jl. Sanitasi No 1 Sidakarya Denpasar Selatan


Telp : (0361) 710447 FAX : (0361) 710448
Website: www.poltekkes-denpasar.ac.id

LEMBAR ISIAN
PENILAIAN KELAYAKAN ETIK PENELITIAN PADA MANUSIA

I. Umum :
1. Judul Penelitian : Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa
Pandemi COVID-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021

2. Jenis Penelitian: Deskriptif / Observasional / Eksperimental (coret yang tidak perlu)

3. Peneliti utama:
- Nama dan gelar : Ayu Bintang Prabayoni
- NIK/NIP/NIM : P07120018053
- Institusi : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar
- Alamat institusi : Jalan Pulau Moyo No.33A, Pedungan, Kec. Denpasar Selatan, Kota
Denpasar, Bali 80222
- Telepon kantor No HP, alamat email: 081 338 588 497, jasmineehwang@gmail.com

4. Anggota peneliti I:
- Nama dan gelar : …………………………………………………………….
- NIK/NIP/NIM : …………………………………………………………….
- Institusi : …………………………………………………………….
- Alamat institusi : …………………………………………………………….
- Telepon kantor, No HP, alamat email: ………………………………………

5. Anggota peneliti II:


- Nama dan gelar : …………………………………………………………….
- NIK/NIP/NIM : …………………………………………………………….
- Institusi : …………………………………………………………….
- Alamat institusi : …………………………………………………………….
- Telepon kantor, No HP, alamat email: ………………………………………

6. Anggota peneliti III:


- Nama dan gelar : …………………………………………………………….
- NIK/NIP/NIM : …………………………………………………………….
- Institusi : …………………………………………………………….
- Alamat institusi : …………………………………………………………….
- Telepon kantor, No HP, alamat email: ………………………………………
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)

Alamat : Jl. Sanitasi No 1 Sidakarya Denpasar Selatan


Telp : (0361) 710447 FAX : (0361) 710448
Website: www.poltekkes-denpasar.ac.id

7. Penelitian multisenter: Ya / Tidak

8. Jika penelitian ini multisenter, apakah sudah mendapatkan persetujuan etik dari
senter yang lain: Sudah / Belum

Jika sudah mendapat persetujuan etik daris senter lain, mohon dilampirkan.

9. Kapan penelitian akan dimulai: April 2021

10. Lama penelitian akan berlangsung: 1 bulan

11. Tempat penelitian (nama institusi dan kota lokasi institusi): Wilayah Kerja Puskesmas
Bebandem

Pengisian point II dan seterusnya berdasarkan pada proposal dan dokumen


kelengkapan yang dilampirkan dalam pengajuan permohonan persetujuan etik ini.
Apabila ada jawaban yang belum sesuai, mohon diperbaiki dahulu proposal dan
kelengkapan dokumen yang dimaksud.

II. Manfaat penelitian


1. Adakah keterangan tentang manfaat penelitian terhadap
pengembangan ilmu Ada / Tidak
2. Adakah keterangan tentang manfaat penelitian terhadap
subyek penelitian Ada / Tidak
3. Adakah keterangan tentang manfaat penelitian terhadap
pelayanan kesehatan Ada / Tidak
4. Adakah keterangan tentang manfaat penelitian untuk masyarakat Ada / Tidak

Penelitian yang menggunakan data sekunder cukup mengisi point III dan XI saja.
Penelitian yang menggunakan data primer mengisi point IV dan seterusnya.

III. Penelitian menggunakan data sekunder

1. Adakah keterangan data sekunder yang akan digunakan Ada / Tidak


2. Jika ya, apa data sekunder yang digunakan ……………
3. Adakah keterangan tentang kerahasiaan identitas subyek Ada / Tidak
4. Jika ya, bagaimana peneliti menjaga kerahasiaan identitas
subyek ……………
5. Adakah keterangan tentang kerahasiaan data Ada / Tidak
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)

Alamat : Jl. Sanitasi No 1 Sidakarya Denpasar Selatan


Telp : (0361) 710447 FAX : (0361) 710448
Website: www.poltekkes-denpasar.ac.id

IV. Subyek penelitian

1. Bagaimana keadaan kesehatan subyek (secara fisik atau mental) Sehat / Sakit
2. Jika subyek dalam keadaan sakit, di institusi mana subyek dirawat …………….
3. Apakah subyek penelitian merupakan populasi rentan
(ibu hamil dan menyusui, janin, bayi, anak, murid/mahasiswa,
orang berkebutuhan khusus, pasien, narapidana) Ya / Tidak
4. Umur subyek 50-60 Tahun
5. Apakah sudah ada kriteria inklusi subyek Ada / Tidak
6. Apakah sudah ada kriteria eksklusi Ada / Tidak
7. Apakah ada hubungan antara subyek dan peneliti Ada / Tidak
8. Bila ya, apa hubungan tersebut ..........
9. Berapa jumlah sampel dalam penelitian 66 responden

V. Risiko terhadap subyek penelitian


1. Adakah keterangan tentang risiko penelitian yang mungkin
terjadi pada subyek penelitian Ada / Tidak
2. Adakah keterangan tentang prosedur pemantauan
yang digunakan untuk keselamatan subyek penelitian Ada / Tidak
3. Adakah keterangan tentang penanganan risiko penelitian Ada / Tidak
4. Apakah subyek mendapat ganti rugi bila timbul efek samping Ada / Tidak
5. Adakah keterangan tentang cara menjaga keamanan
terhadap risiko penelitian pada subyek penelitian
yang berasal dari populasi yang rentan Ada / Tidak
6. Adakah keterangan tentang kontak yang bisa dihubungi
jika timbul efek samping penelitian Ada / Tidak

VI. Pengambilan data penelitian

1. Adakah keterangan tentang metode pengambilan data Ada / Tidak


2. Jika ya, apa alat pengumpul data yang digunakan Kuesioner
3. Jika menggunakan kuesioner, angket, pedoman interview,
dan/atau pedoman FGD, apakah dilampirkan Ya / Tidak
4. Apakah ada spesimen yang diambil dari subyek Ada / Tidak
5. Kalau ada, apa jenis spesimen yang diambil ..........
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)

Alamat : Jl. Sanitasi No 1 Sidakarya Denpasar Selatan


Telp : (0361) 710447 FAX : (0361) 710448
Website: www.poltekkes-denpasar.ac.id

6. Adakah keterangan jumlah atau volume spesimen Ada / Tidak


7. Adakah keterangan tentang frekuensi pengambilan spesimen Ada / Tidak
8. Adakah keterangan tentang cara pengambilan spesimen Ada / Tidak
9. Adakah keterangan tentang risiko potensial pengambilan
spesimen Ada / Tidak
10. Adakah keterangan tentang cara penanganan risiko
pengambilan spesimen Ada / Tidak
11. Apakah ada tindakan invasif pada subyek Ada / Tidak
12. Kalau ada, apa tindakan invasif tersebut ..........

Penelitian yang diajukan merupakan penelitian eksperimental, silakan mengisi butir


VII.

VII. Perlakuan / intervensi terhadap subyek penelitian

a. Apakah proposal menyebut jenis perlakuan untuk subyek Ya / Tidak


b. Jika ya, apa jenis perlakuan tersebut ..........
c. Adakah keterangan tentang dosis yang diberikan Ada / Tidak
d. Adakah keterangan tentang frekuensi perlakuan Ada/ Tidak
e. Adakah keterangan tentang lama perlakuan Ada / Tidak
f. Adakah keterangan tentang risiko potensial dari perlakuan Ada / Tidak
g. Adakah keterangan tentang upaya untuk memperkecil resiko
perlakuan Ada / Tidak
h. Adakah keterangan tentang bagaimana memperlakukan subyek
penelitian untuk mencapai azas keadilan? Ada / Tidak

VIII. Naskah penjelasan untuk persetujuan subyek (Informed Consent)

1. Apakah naskah penjelasan untuk persetujuan subyek menjelaskan tentang :


a. Keterangan ringkas penelitian Ya / Tidak
b. Perlakuan yang diterapkan pada subyek Ya / Tidak
c. Manfaat untuk subyek Ya / Tidak
d. Bahaya potensial Ya / Tidak
e. Hak undur diri Ya / Tidak
f. Adanya insentif untuk subyek Ya / Tidak
g. Jenis insentif yang diberikan ..........
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)

Alamat : Jl. Sanitasi No 1 Sidakarya Denpasar Selatan


Telp : (0361) 710447 FAX : (0361) 710448
Website: www.poltekkes-denpasar.ac.id

2. Prosedur untuk mendapatkan persetujuan subyek


a. Siapa yang memberikan penjelasan Peneliti
b. Kapan akan dijelaskan Sebelum
Memberikan kuisioner
secara langsung
c. Tempat memberikan penjelasan Di tempat subjek berada
d. Apakah persetujuan diberikan secara tertulis Ya / Tidak
e. Jika persetujuan diberikan secara tertulis, apakah subyek
menandatangani persetujuan Ya / Tidak
f. Jika subyek tidak menandatangani persetujuan, siapa yang
menandatangani persetujuan tidak ada
g. Siapa yang menyaksikan penandatanganan persetujuan keluarga

IX. Kerahasiaan subyek penelitian

a. Adakah keterangan tentang kerahasiaan subyek Ada / Tidak


b. Adakah keterangan tentang kerahasiaan spesimen Ada / Tidak
c. Adakah keterangan tentang kerahasiaan data Ada / Tidak

Point x khusus untuk penelitian yang memanfaatkan hewan coba

X. Pemanfaatan Hewan Coba


1. Alasan memanfaatkan hewan coba dalam penelitian ini :

2. Deskripsi penelitian :
a. Apakah proposal penelitian ini telah dibahas dengan penanggung Jawab
laboratorium/ahli hewan coba ?
 Ya
 Tidak
b. Bila ya, apakah ada rekomendasi penanggung jawab laboratorium/ahli hewan
coba tentang proposal penelitian yang diajukan ?
 Ya (Bila ada harap dilampirkan)
 Tidak
3. Data hewan coba yang akan digunakan :
• Spesies :
• Strain/Galur :
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)

Alamat : Jl. Sanitasi No 1 Sidakarya Denpasar Selatan


Telp : (0361) 710447 FAX : (0361) 710448
Website: www.poltekkes-denpasar.ac.id

• Umur/Stadia :
• Berat badan :
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)

Alamat : Jl. Sanitasi No 1 Sidakarya Denpasar Selatan


Telp : (0361) 710447 FAX : (0361) 710448
Website: www.poltekkes-denpasar.ac.id

• Jenis kelamin :
• Jumlah keseluruhan :
• Diperoleh dari :
4. Keterangan mengenai prosedur yang akan dilakukan terhadap hewan coba
• Pemeliharaan hewan coba
-Pemeliharaan hewan coba sebelum intervensi :

-Pemeliharaan hewan coba selama intervensi :

-Pemeliharaan hewan coba setelah intervensi :

• Apakah ada hewan coba yang akan dimusnahkan setelah penelitian selesai
 Ya
 Tidak
Bila ya, berikan penjelasan alasan pemusnahan :

• Cara hewan coba dimusnahkan/sacrificed :

5. Peralatan dan obat-obatan yang akan digunakan saat penelitian terhadap hewan coba
a. Peralatan :................................................................................
b. Obat penenang (anesthesia)
Nama obat .............................................. Dosis ...........
c. Obat –obatan lainnya
Nama obat .............................................. Dosis ...........
d. Lain-lain .......................................................................................
6. Peralatan dan obat-obatan yang akan digunakan untuk terminasi hewan coba
a. Peralatan :................................................................................
b. Obat penenang (anesthesia)
Nama obat .............................................. Dosis ...........
c. Obat –obatan lainnya
Nama obat .............................................. Dosis ...........
d. Lain-lain .......................................................................................
7. Klasifikasi pemanfaatan hewan coba
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM
KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN (KEPK)

Alamat : Jl. Sanitasi No 1 Sidakarya Denpasar Selatan


Telp : (0361) 710447 FAX : (0361) 710448
Website: www.poltekkes-denpasar.ac.id

 Pemanfaatan hewan invertebrata, atau tumbuhan, bakteri, amuba (binatang bersel


satu).
 Pemanfaatan hewan vertebrata sangat sedikit atau sama sekali tidak
menimbulkan rasa tidak nyaman.
 Pemanfaatan hewan vertebrata sedikit menimbulkan stres atau rasa sakit .
 Pemanfaatan hewan vertebrata menimbulkan stress dan rasa sakit yang tidak
bisa dihindarkan tapi dapat diatasi dengan menggunakan anestesi
 Pemanfaatan hewan vertebrata dengan cara mematikan/membunuh terlebih
dahulu.
8. Lokasi dimana hewan coba akan ditempatkan :

XI. Biaya penelitian

a. Apakah subyek dibebani sebagian atau seluruh biaya penelitian Ya / Tidak


b. Sumber dana penelitian yang diusulkan Swadana
c. Apakah pendanaan penelitian mengikat peneliti untuk
memberikan hasil penelitian sesuai harapan penyandang dana Ya / Tidak

XII. Pernyataan

Saya Ayu Bintang Prabayoni, menyatakan telah membaca, mengerti, dan mengisi formulir ini. Saya
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penelitian tersebut di atas sesuai dengan proposal
penelitian dan seluruh isi formulir ini.

Denpasar, 20 April 2021

Peneliti utama

Ayu Bintang Prabayoni


CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI
Nama : Ayu Bintang Prabayoni

Tempat, Tanggal Lahir : Karangasem, 11 November 1999


Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Status : Mahasiswa/Pelajar
Tinggi Badan : 165 Cm
Berat Badan : 58 Kg
Alamat : Br. Kereteg, Ds. Sibetan, Kec. Bebandem, Karangasem, Bali.
Handphone : 081 338 588 497
E-mail : jasmineehwang@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL
Tahun 2003 – 2005 Taman Kanak-Kanak Wijaya Kumara Sibetan

Tahun 2005 – 2011 Sekolah Dasar Negeri 1 Sibetan


Tahun 2011 – 2014 SMP Negeri 1 Bebandem
Tahun 2014 – 2017 Jurusan MIPA - SMA Negeri 1 Bebandem
Tahun 2018 – Sekarang D3 Jurusan Keperawatan – Politeknik Kesehatan Denpasar

PENGALAMAN
KEPANITIAAN Panitia Liga BEM dan Dies Natalis XVIII Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Denpasar Tahun 2019.
Panitia HUT Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Denpasar Tahun 2019.
PELATIHAN Pelatihan Pramuka Saka Bhakti Husada Poltekkes Kemenkes
Denpasar Tahun 2018.
Pelatihan Quick Respon And Care Responsibility (QRCR)
Poltekkes Kemenkes Denpasar Tahun 2018.
Pelatihan Manajemen Pencegahan & Pengendalian Kebakaran
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar Tahun
2019.
Pelatihan Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI) Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar Tahun 2019.
Pelatihan Basic Life Support (BLS) Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Denpasar Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya, penulis bisa menyelesaikan usulan penelitian yang

berjudul “Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa

Pandemi COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021”

dengan baik dan tepat waktu.

Selama penulisan usulan penelitian ini, penulis mengalami banyak hambatan

dan rintangan. Namun, semua itu bisa terlewati berkat bimbingan, motivasi, dan

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP., MPH., selaku Direktur

Politeknik Kesehatan Denpasar yang telah memberikan kesempatan untuk

menempuh program pendidikan ini.

2. Bapak Ners. I Made Sukarja, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Denpasar yang telah memberikan kesempatan dalam

menyelesaikan usulan penelitian ini.

3. Bapak I Nengah Sumirta, SST, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku Ketua Program

Studi D-III Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar yang telah memberikan

kesempatan dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.

4. Bapak Drs. I Dewa Made Ruspawan, S.Kp., M.Biomed., selaku pembimbing

utama yang telah membimbing serta memberi saran/masukan dalam proses

penyusunan usulan penelitian ini.

5. Ibu Dra. I.D.A. Ketut Surinati, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku pembimbing

pendamping yang telah membimbing serta memberi saran/masukan dalam

proses penyusunan usulan penelitian ini.


6. Keluarga tercinta yang selalu mendoakan, mendukung, serta membantu

penulis selama penyusunan usulan penelitian ini.

7. Teman – teman tersayang yang sudah mendukung, membantu, dan bersedia

menjadi tempat berkeluh kesah selama penyusunan usulan penelitian ini.

8. Bangtan Sonyeondan (BTS) yang lagu - lagunya selalu menjadi penyemangat

sekaligus penghibur penulis selama penyusunan usulan penelitian ini.

Penulis menyadari usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna dikarenakan

keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari itu, kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan usulan

penelitian ini. Demikianlah kata pengantar ini penulis sampaikan, semoga usulan

penelitian ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT................................................. iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

1. Tujuan umum .................................................................................. 5

2. Tujuan khusus ................................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

1. Manfaat teoritis ............................................................................... 6

2. Manfaat praktis................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Menopause ............................................................................................ 7

1. Definisi menopause ......................................................................... 7

2. Penyebab menopause ...................................................................... 7


3. Tahapan menopause ........................................................................ 8

4. Usia menopause .............................................................................. 9

5. Keluhan fisik dan psikologis masa menopause ............................... 10

6. Faktor yang berhubungan dengan keluhan menopause .................. 15

7. Penanganan keluhan masa menopause............................................ 18

B. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) ............................................. 20

1. Definisi COVID-19 ......................................................................... 20

2. Etiologi COVID-19 ......................................................................... 20

3. Penularan COVID-19 ...................................................................... 21

4. Manifestasi klinis COVID-19 ......................................................... 22

5. Dampak COVID-19 terhadap kehidupan wanita ............................ 22

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep .................................................................................. 25

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................... 26

1. Variabel penelitian .......................................................................... 26

2. Definisi operasional ........................................................................ 26

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 27

1. Tempat penelitian ........................................................................... 27

2. Waktu penelitian ............................................................................. 27

C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 27

1. Populasi penelitian ......................................................................... 27

2. Sampel penelitian ........................................................................... 28


3. Jumlah sampel penelitian ............................................................... 29

4. Teknik sampling ............................................................................. 30

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ....................................................... 30

1. Jenis data yang dikumpulkan ......................................................... 30

2. Cara pengumpulan data .................................................................. 30

3. Instrumen penelitian ....................................................................... 32

E. Pengolahan dan Analisa Data............................................................... 33

1. Teknik pengolahan data ................................................................. 33

2. Teknik analisa data ......................................................................... 35

F. Etika Penelitian .................................................................................... 35

DAFTAR PUSAKA ......................................................................................... 38


DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional Variabel Gambaran Keluhan Fisik dan

Psikologis Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19 di Wilayah

Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021……. ............................................... 26


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis

Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19 di Wilayah Kerja

Puskesmas Bebandem Tahun 2021 ................................................................. 25


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................... 41

Lampiran 2 Rencana Anggaran Biaya Penelitian .......................................... 42

Lampiran 3 Surat Studi Pendahuluan Pengambilan Data Mengenai Jumlah

Kunjungan Wanita Usia 45 – 60 Tahun di Puskesmas

Bebandem ................................................................................... 43

Lampiran 4 Surat Studi Pendahuluan Pengambilan Data Mengenai Jumlah

Orang yang Terjangkit COVID-19 di Puskesmas Bebandem .... 44

Lampiran 5 Surat Permohonan Menjadi Responden ..................................... 45

Lampiran 6 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Sebagai

Responden Penelitian ................................................................ 46

Lampiran 7 Kuisioner Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita

Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19 ............................ 47

Lampiran 8 Bukti Validasi Bimbingan ......................................................... 49


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menopause merupakan suatu kondisi yang akan dialami oleh setiap wanita

sebagai bagian dari proses menua. Menopause adalah fase peralihan dari masa

reproduktif menuju ke masa nonreproduktif yang ditandai dengan berhentinya

menstruasi. Wanita umumnya mengalami menopause pada rentang usia 45 – 58

tahun. Di Indonesia, usia rata – rata wanita mengalami menopause adalah 50

tahun.

Menopause disebabkan oleh penurunan fungsi ovarium akibat usia yang

semakin bertambah yang menyebabkan produksi hormon estrogen juga menurun.

Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan pada fisik maupun psikologis yang

menimbulkan munculnya keluhan masa menopause (Suparni & Astutik, 2016).

Sebagian wanita (75%) menganggap keluhan menopause sebagai suatu masalah

atau gangguan, sedangkan sebagian lagi (25%) tidak mempermasalahkan hal

tersebut (Asbar, 2018).

Angka harapan hidup wanita di dunia meningkat setiap tahunnya hingga

mencapai 74,2 tahun di tahun 2019 (WHO, 2019). Peningkatan angka harapan

hidup berarti peningkatan jumlah wanita yang berpeluang untuk mengalami

menopause (Suazini, 2018). World Health Organization (WHO), memperkirakan

di tahun 2030 akan ada sekitar 1,2 miliar wanita yang berusia di atas 50 tahun.

Sebanyak 80% diantaranya tinggal di negara berkembang dan populasi wanita

menopause meningkat tiga persen setiap tahunnya (Nurlina, 2021).

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) (2013) dalam Nurlina


(2021), memperkirakan jumlah wanita menopause dengan usia rata – rata 45 – 64

tahun di Indonesia pada tahun 2035 sebanyak 37 juta orang. Di Provinsi Bali pada

tahun 2020, jumlah wanita usia 45 - 64 tahun sebanyak 539.700 orang (BPS

Provinsi Bali, 2020). Di Kabupaten Karangasem pada tahun 2020, jumlah wanita

usia 45 - 64 tahun sebanyak 133.000 orang (BPS Kabupaten Karangasem, 2020).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem, Puskesmas

Bebandem berada di urutan ketiga sebagai puskesmas dengan jumlah sasaran

wanita usia 45 – 60 tahun terbanyak di tahun 2021.

Keluhan masa menopause dapat menyebabkan ketidaknyamanan serta

kekhawatiran yang dapat mengganggu aktivitas sehari – hari atau bahkan dapat

menurunkan kualitas hidup wanita (Maita et al., 2013). Penelitian oleh Widjayanti

(2016), mengatakan mayoritas wanita menopause (90,32%) mengeluhkan rasa

tidak nyaman pada tulang, persendian, dan otot. Keluhan lainnya berupa hot

flashes (83,87%), keringat berlebih di malam hari (57,69%), serta kelelahan

secara fisik dan mental (74,19%) padahal tidak sedang mengalami persoalan yang

memicu stress atau kecemasan. Sebanyak 37% wanita menopause memiliki

kualitas tidur yang buruk akibat hot flashes yang sering membangunkan mereka

dari tidurnya (Widjayanti, 2017). Selain itu wanita yang telah menopause lebih

rentan terserang penyakit kadiovaskuler dan osteoporosis (Waluyo & Putra,

2010).

Keluhan menopause setiap wanita bersifat individual dan tidaklah sama

(Juliana et al, 2021). Beberapa wanita dapat mengalami keluhan yang bersifat

ringan, sedang, berat, atau tidak ada keluhan sama sekali. Hal ini disebabkan oleh

perbedaan karakteristik yang dimiliki setiap wanita. Karakteristik tersebut dapat


berupa tingat pendidikan, pekerjaaan, pendapatan, gaya hidup atau budaya

(Juliana et al, 2021). Penelitian oleh Juliana et al. (2021), mengatakan terdapat

hubungan antara usia menopause dengan keluhan masa menopause. Wanita

dengan usia menopause normal sebagian besar (87,4%) mengalami keluhan masa

menopause yang ringan, sebaliknya wanita dengan usia menopause tidak normal

(44,4%) mengalami keluhan masa menopause yang berat. Penelitian oleh

Chontessa et al. (2012), mengatakan wanita menopause yang berpendidikan

rendah, tidak bekerja, dan berpenghasilan rendah mengalami keluhan kecemasan

yang lebih berat.

Pratiwi (2015) mengatakan terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

keluhan masa menopause. Sebagian besar wanita menopause yang bekerja

(56,2%) memiliki keluhan masa menopause sedang, sedangkan sebagian besar

wanita menopause yang tidak bekerja (55,8%) memiliki keluhan masa menopause

ringan. Sebaliknya, penelitian oleh Runiari dan Santiningsih (2013) mengatakan

wanita menopause yang bekerja memiliki kualitas hidup yang lebih baik daripada

yang tidak bekerja. Selain itu, semakin lama wanita mengalami menopause maka

semakin baik kualitas hidupnya (Tarigan et al., 2016). Janata et al. (2003) dalam

Runiari dan Santiningsih (2013), mengatakan keluhan menopause mempengaruhi

kualitas hidup. Apabila keluhan atau gejala menopause yang dirasakan ringan atau

tidak ada maka kualitas hidup wanita tersebut dalam kategori baik, begitupula

sebaliknya.

Pandemi Coronavirus Disease-19 (COVID-19) membawa berbagai dampak

dalam kehidupan. Pandemi ini menimbulkan rasa takut, kesedihan, dan

kekhawatiran untuk kemungkinan terinfeksi yang menjadi pemicu manifestasi


klinis psikopatologis. Kebijakan pembatasan sosial baik secara total maupun

parsial menurunkan produktivitas yang mengakibatkan gangguan pada kualitas

hidup (Bhagat, 2020). Sebuah penelitian mengatakan selama masa pandemi

prevalensi gejala stress, depresi, dan kecemasan lebih tinggi pada wanita. Hal ini

disebabkan oleh kondisi emosional wanita yang lebih rentan akibat perubahan

hormonal selama masa pramenstruasi atau periode menopause (Bhagat, 2020).

Faktor risiko lain yang menyebabkan gangguan psikis pada populasi wanita

selama pandemi COVID-19 adalah tinggal di daerah dengan kasus COVID-19

tinggi, tidak ada aktivitas fisik atau rekreasi, dan tidak bekerja (Bhagat, 2020).

Pandemi COVID-19 berdampak pada ekonomi dan produktivitas wanita.

Sebagian besar wanita di dunia (70%) bekerja di sektor informal yang bergantung

pada ruang publik yang mana dibatasi selama masa pandemi yang mengakibatkan

menurunnya pendapatan (UN, 2020). Di Indonesia, berdasarkan BPS (2019)

dalam Chairani (2020), jumlah wanita yang bekerja di sektor informal mencapai

61,80 persen. Untuk wanita yang bekerja di sektor formal dan diwajibkan untuk

Work From Home (WFH), mereka menghadapi masalah lain yakni beban ganda

yang bisa menyebabkan wanita mengalami kelelahan atau stresss. Wanita yang

melakukan WFH harus mampu membagi waktu untuk mengurus rumah tangga,

mendampingi anak yang belajar selama School From Home (SFH), sekaligus

bekerja (Chairani, 2020).

Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan, jumlah sasaran wanita usia

45 – 60 tahun di Puskesmas Bebandem pada tahun 2021 adalah sebanyak 4.497

orang. Terdapat 191 kasus COVID-19 yang terdata di Puskesmas Bebandem dan

laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem menunjukkan Kecamatan


Bebandem menjadi salah satu kecamatan dengan penambahan jumlah kasus

COVID-19 yang terus meningkat. Desa di wilayah kerja Puskesmas Bebandem

juga sebagian besar termasuk kategori zona kuning dengan satu desa termasuk

kategori zona merah. Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

Berbasis Mikro (PPKM Mikro) juga diperpanjang sampai batas waktu yang belum

ditentukan.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa

Pandemi COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran

Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19

di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021 ?”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mengetahui Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada

Masa Pandemi COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik wanita menopause berdasarkan usia

menopause, lama menopause, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.

b. Mengidentifikasi keluhan fisik wanita menopause pada masa pandemi

COVID-19.
c. Mengidentifikasi keluhan psikologis wanita menopause pada masa pandemi

COVID-19.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengembangan

ilmu pengetahuan di bidang kesehatan khususnya yang berkaitan dengan

keluhan fisik dan psikologis wanita menopause pada masa pandemi COVID-

19.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi

peneliti lain agar penelitian ini bermanfaat dan dapat digunakan untuk

berbagai keperluan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi masyarakat

Sebagai bahan masukan dan informasi tentang keluhan fisik dan psikologis

wanita menopause pada masa pandemi COVID-19.

b. Bagi tempat penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Puskesmas

Bebandem untuk melakukan tindakan seperti penyuluhan atau kegiatan lainnya

untuk memperbaiki/mempertahankan kondisi fisik dan psikologis wanita

menopause pada masa pandemi COVID-19.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menopause

1. Definisi menopause

Kata menopause berasal dari Bahasa Yunani, yakni dari kata ‘men’ yang

artinya bulan dan kata ‘peuseis’ yang artinya penghentian sementara. Secara

linguistik kata yang lebih tepat adalah menocease yang berarti masa berhentinya

haid. Menopause merupakan tahap dalam kehidupan wanita ketika menstruasi

berhenti, dengan demikian tahun – tahun melahirkan anak juga berhenti. Wanita

dikatakan telah menopause jika tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan

berturut – turut yang disebabkan oleh hilangnya fungsi ovarium (Suryoprajogo,

2019).

Untuk lebih memastikan akan dilakukan pemeriksaan Follicle Stimulating

Hormone (FSH) dan hormon estrogen. Seorang wanita dikatakan mengalami

menopause apabila kadar FSH meningkat, sedangkan kadar estrogennya rendah.

Selain itu dilakukan juga pemeriksaan Tyroid Stimulating Hormone (TSH) dan

hormon tiroid. Pemeriksaan ini untuk memastikan penderita tidak mengalami

hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid yang bisa menimbulkan gejala

serupa dengan menopause (Jalilah & Prapitasari, 2020).

2. Penyebab menopause

Menurut Baziad (2003) dalam Lubis (2016), oogenesis pada wanita akan

berakhir pada saat fetus berusia 5 bulan dan yang tinggal hanya tujuh juta oosit.

Mulai usia lima bulan sampai saat lahir terjadi pengurangan jumlah primordial

folikel hingga menyisakan 500.000 sampai 1.000.000 dan dalam perjalanan waktu
akan terus berkurang jumlahnya. Jumlah folikel yang masih tersedia pada setiap

wanita berbeda - beda. Sebagian wanita pada usia 35 tahun memiliki sebanyak

100.000 folikel, sedangkan wanita lainnya pada usia yang sama hanya memiliki

10.000 folikel. Berkurangnya jumlah folikel disebabkan oleh folikel itu sendiri

yang mana seperti sel tubuh yang lain oosit yang terkandung dalam folikel

primordial juga dipengaruhi oleh stress biologik, kerusakan DNA yang permanen,

dan bertumpuknya bahan kimia akibat proses metabolisme tubuh

Husniawati (2010) dalam Suparni & Astutik (2016), menjelaskan bahwa pada

tiap siklus haid, 20 – 30 folikel primordial dalam proses perkembangan dan

sebagian besar diantaranya mengalami atresia atau kerusakan. Selama masa

reproduksi kurang lebih 400 oosit mengalami proses pematangan dan sebagian

lagi hilang spontan akibat usia yang bertambah. Pada waktu menopause tinggal

beberapa ribu buah. Produksi estrogen pun berkurang. Folikel yang tersisa lebih

resistan terhadap rangsangan gonadotropin. Sehingga siklus ovarium yang terdiri

dari pertumbuhan folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus luteum lama -

kelamaan berhenti. Hilangnya folikel secara terus menerus setelah kelahiran,

hanya menyisakan kurang lebih beberapa ratus folikel pada saat menopause yang

menimbulkan gejala amenore dan ketidakteraturan haid.

3. Tahapan menopause

Empat tahapan menopause menurut Waluyo & Putra (2010) adalah sebagai

berikut.

a. Pramenopause

Pramenopause adalah fase ketika wanita berada di ambang menopause.

Menstruasi sudah mulai tidak teratur, namun belum muncul tanda klasik gejala
menopause, seperti hot flashes atau semburan panas, kekeringan vagina, dan lain

sebagainya. Pramenopause biasanya dialami wanita pada usia 40-an. Wanita pada

fase ini masih subur yang artinya masih bisa hamil.

b. Perimenopause

Perimenopause adalah fase ketika wanita berada di sekitar puncak proses

menopause. Tanda dan gejala klasik menopause mulai muncul. Perimenopause

terjadi sekitar dua tahun sebelum menstruasi terakhir sampai sekitar dua tahun

setelahnya. Dialami oleh wanita pada usia 50-an.

c. Menopause

Menopause dimulai setelah menstruasi terakhir dan ditentukan setelah

menstruasi berhenti selama 12 bulan. Penting untuk mencatat tanggal terakhir

menstruasi karena jika terjadi perdarahan vagina dalam jangka waktu satu tahun

sejak tanggal tersebut, dianggap tidak normal. Oleh karena itu, harus

memeriksakan diri ke dokter.

d. Pascamenopause

Pascamenopause adalah fase yang dialami oleh wanita setidaknya empat tahun

setelah tidak menstruasi sampai akhir hidupnya.

4. Usia menopause

a. Menopause dini

Menurut Sastrawinata (2008) dalam Lubis (2016), menopause dini merupakan

menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Diagnosis ini dibuat apabila haid

berhenti sebelum waktunya disertai dengan hot flashes serta meningkatknya kadar

hormon gonadotropin. Apabila kedua gejala ini tidak ada, maka perlu dilakukan

penyelidikan terhadap sebab lain dari terganggunya fungsi ovarium.


Faktor yang menyebabkan menopause dini adalah keturunan, gangguan gizi

yang cukup berat, penyakit menahun, dan penyakit yang merusak jaringan kedua

ovarium. Menopause dini tidak membutuhkan terapi, namun diperlukan

pemberian penerangan kepada wanita yang bersangkutan. Faktor lain yang bisa

menyebabkan seorang wanita mengalami menopause dini adalah merokok .

b. Menopause normal

Suparni dan Astutik (2016) dalam Tsuraya et al. (2016), mengatakan

menopause biasanya dialami oleh wanita pada rentang usia 45 – 58 tahun dan

berlangsung sekitar tiga sampai empat tahun. Perubahan hormonal selama masa

menopause menimbulkan munculnya perubahan fisik dan psikologis yang

berakibat pada sensitivitas sehingga wanita menopause menjadi lebih mudah

tersinggung, mudah marah, kurang percaya diri, dan mengalami keluhan lainnya.

c. Menopause terlambat

Harlow (2012) dalam Hekhmawati (2016), menjelaskan batas terjadinya

menopause adalah umur 58 tahun. Apabila wanita masih mengalami menstruasi di

atas umur tersebut, maka diperlukan penyelidikan lebih lanjut. Adapun sebab –

sebab yang dapat dihubungkan dengan menopause terlambat adalah

konstitusional, fibromioma uteri, dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen

(Lubis, 2016).

5. Keluhan fisk dan psikologis pada masa menopause

a. Keluhan fisik

Menurut Kasdu (2004) dalam Nurlina (2021), keluhan fisik pada masa

menopause adalah sebagai berikut.

1) Hot flashes (semburan panas)


Hot flashes merupakan suatu kondisi ketika tubuh mengalami rasa panas yang

menyebar dari wajah hingga seluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada

area dada, wajah, dan kepala. Siregar (2014) dalam Zolekhah & Sholihah (2018),

mengatakan hot flases berkaitan dengan vasodilatasi dan peningkatan suhu tubuh

yang menghasilkan keringat serta peningkatan konduktansi kulit akibat penurunan

kadar hormon estrogen. Kondisi ini tidak berbahaya namun menimbulkan rasa

tidak nyaman.

Hot flashes yang terjadi selama tidur disebut night sweat atau keringat malam

Kemunculan Hot flashes berhubungan erat dengan cuaca panas dan lembab, ruang

sempit, kafein, alkohol, makanan pedas, pakaian yang telalu ketat atau tidak

menyerap keringat sehingga hal tersebut perlu dihindari agar tidak memperparah

hot flashes. Keluhan hot flashes akan berkurang seiring dengan tubuh yang

menyesuaikan dengan kadar estrogen yang rendah (Hekhmawati, 2016).

2) Vagina kering

Penelitian oleh David (2014) dalam Hekhmawati (2016), mengatakan

penurunan hormon estrogen pada masa menopause mengakibatkan perubahan

pada vagina. Vagina akan menjadi atrofi, kering, gatal, dan panas sehingga nyeri

atau tidak nyaman saat berhubungan seks. Untuk mengatasi hal ini, wanita

menopause dapat menggunakan pelumas vagina atau krim sebagai pengganti

hormon estrogen dengan mengusapkannya pada vagina atau melakukan foreplay

lebih lama.

3) Uretra mengering, menipis, kurang elastis

Uretra adalah saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih ke luar

tubuh. Pada masa menopause, kadar estrogen menurun hal ini menyebabkan
dinding dan lapisan otot polos uretra mengering, menipis, elastisitasnya

berkurang, serta mengalami gangguan pada penutupan uretra sehingga terjadi

inkontinensia urine, perubahan pola aliran urine, serta mudah terjadi infeksi pada

saluran kemih bagian bawah (Widjayanti, 2016).

4) Hilangnya jaringan penunjang

Kadar estrogen yang rendah juga berpengaruh pada kolagen yang merupakan

bagian dari jaringan penunjang. Hilangnya kolagen menyebabkan kulit kering dan

keriput, rambut rontok, gigi mudah goyang, gusi berdarah, sariawan, kuku rusak,

dan rasa nyeri pada persendian.

5) Penambahan berat badan

Sebanyak 29% wanita pada masa menopause mengalami kenaikan berat badan

dan 20% diantaranya memperlihatkan kenaikan yang mencolok. Hal ini

disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan gangguan pertukaran zat dasar

metabolisme lemak. Selain itu juga disebabkan oleh kurangnya aktivitas wanita

pada usia menopause.

6) Gangguan pada tulang dan persendian

Hormon estrogen sangat berperan dalam mempertahankan keseimbangan kerja

osteoblast (pembentukan tulang) dan osteoklast (penyerapan tulang). Estrogen

akan berikatan dengan reseptor estrogen pada osteoblast yang secara langsung

memodulasi aktivitas osteoblastik dan secara tidak langsung mengatur

pembentukan osteoklast yang bertujuan menghambat resorpsi tulang sehingga

apabila kadar estrogen turun maka tidak ada yang menghambat resorpsi tulang

yang mengakibatkan gangguan pada proses tulang tersebut yang kemudian

menyebabkan pengeroposan tulang sehingga timbul rasa tidak nyaman pada


tulang dan persendian (Widjayanti, 2016).

7) Penyakit

Perubahan hormonal masa menopase akan menyebabkan wanita menopause

lebih rentan terserang kanker dan penyakit degeneratif seperti diabetes serta

penyakit jantung. Faktor genetik dan gaya hidup juga berpengaruh. Hipertensi

atau demensia tipe alzheimer juga ditemukan pada masa menopause yang mana

penurunan kadar hormon seks steroid menyebabkan perubahan neuroendokrin

sistem susunan saraf pusat maupum biokimiawi otak. Di kondisi ini, terjadi proses

degeneratif sel neuro di hampir semua bagian otak yang berkaitan dengan fungsi

ingatan yang mana hal ini menyebabkan sulit berkonsentrasi dan hilangnya fungsi

memori jangka pendek.

b. Keluhan psikologis

Menurut Kasdu (2004) dalam Nurlina (2021), keluhan psikologia pada masa

menopause adalah sebagai berikut.

1) Kecemasan

Penelitian oleh Joyce (2013) dalam Hekhmawati (2016), mengatakan

sebanyak 51% wanita menopause mengalami kecemasan yang disebabkan oleh

perubahan fisik masa menopause yang menimbulkan perasaan tidak berharga

yang memicu kekhawatiran akan kemungkinan orang yang dicintai akan berpaling

dan meninggalkannya.

2) Kelelahan mental

Kelelahan mental berupa lebih mudah marah atau tersinggung dan perubahan

suasana hati yang begitu cepat. Biasanya hal ini tidak disadari oleh wanita dan

tidak jarang orang di sekitarnya dibuat bingung. Maka dari itu diperlukan
pendekatan khusus seperti mengobrol ringan dengan sahabat atau siapa saja yang

pernah mengalami hal yang sama sehingga dapat menjadi dukungan emosi.

3) Kurang tidur (insomnia)

Penelitian oleh Tao (2016) dalam Hekhmawati (2016), menemukan sebanyak

42,2% wanita menopause mengalami gangguan tidur. Insomnia pada masa

menopause biasanya disebabkan oleh hot flashes yang menimbulkan rasa panas,

wajah memerah, serta keringat di malam hari yang menjadikan tidur terasa tidak

nyaman.

4) Daya ingat menurun

Penelitian oleh Chou (2013) dalam Hekhmawati (2016), mengatakan sebagian

wanita menopause (48%) mengalami penurunan daya ingat sehingga sesuatu yang

harus diingat harus di ulang – ulang terlebih dahulu. Hal ini disebabkan oleh

penurunan kadar estrogen dalam sistem saraf pusat yang mana estrogen

mempengaruhi fungsi kognitif yang artinya berpengaruh terhadap fungsi otak.

Selain itu, kemampuan berpikir juga mengalami penurunan.

5) Depresi

Pada masa menopause wanita dapat mengalami perasaan tertekan, terpuruk,

dan merasa hidupnya tidak berguna lagi. Di masa menopause, anak – anaknya

sudah tumbuh dewasa dan biasanya sibuk dengan urusan masing – masing. Di

saat inilah wanita benar – benar kehilangan perannya. Gejala depresi meliputi

lelah terus menerus, murung, sedih, sulit tidur pulas terutama menjelang dini hari,

sulit membuat keputusan, dan dorongan untuk menangis.

6. Faktor yang berhubungan dengan keluhan masa menopause


a. Usia menopause

Usia menopause yang terdiri dari menopause dini, menopause normal, dan

menopause terlambat mempengaruhi keluhan masa menopause. Dengan usia yang

semakin bertambah maka semakin dewasa pemikiran serta semakin siap seseorang

dalam menghadapi perubahan pada masa menopause (Tsuraya et al., 2016). Ini

dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Avis et al. (2001) yang menyatakan

usia menopause memiliki hubungan yang signifikan dengan keluhan psikomatik

pada masa menopause. Keluhan psikologis seperti kecemasan, bingung, cepat

sedih, dan depresi lebih sering dialami oleh wanita dengan menopause dini

(Syalfina, 2017).

b. Lama menopause

Lama mengalami menopause mempengaruhi adaptasi fisik dan psikologis

wanita terhadap perubahan pada masa menopause. Semakin lama mengalami

menopause maka tubuh telah beradaptasi dengan baik terhadap penurunan kadar

estrogen yang menimbulkan perubahan pada fisik serta psikologis yang

memunculkan berbagai keluhan masa menopause (Syalfina, 2017).

c. Pendidikan

Menurut Kodrati (2004), pendidikan adalah proses belajar yang artinya di

dalamnya terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah

yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang (Syalfina, 2017). Notoadmojo

(2010), membagi tingkat pendidikan menjadi tiga yaitu pendidikan dasar (SD -

SMP), pendidikan menengah (SMA), dan pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pengetahuannya,

dengan pengetahuan yang baik maka seorang wanita akan lebih siap dalam
menghadapi keluhan masa menopause (Tsuraya et al., 2016).

Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi kemampuan berpikir, semakin

tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah berpikir rasional dan menangkap

informasi baru termasuk menguraikan masalah yang baru. Keadaan ini

memungkinkan seorang wanita untuk beradaptasi dengan keluhan masa

menopause (Chontessa et al., 2012). Lusiana (2014) mengatakan sebagian wanita

dengan pengetahuan kurang tentang menopause (56,7%) mengalami kecemasan

dalam menghadapi menopause (37,5%) (Tsuraya et al., 2016). Penelitian oleh

Freedman (2001) menunjukkan wanita dengan pendidikan tinggi memiliki

prevalensi dan intensitas gejala menopause yang lebih rendah (Chontessa et al.,

2012).

d. Pekerjaan

Pekerjaan menggambarkan bagaimana seorang wanita menopause

berkecimpung dalam sosialnya dan untuk memprediksi adanya kecenderungan

stress yang dialami. Wanita menopause yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah

tangga tentunya kesibukan dirinya adalah pekerjaan rumah tangga yang cenderung

lebih berisiko mengalami kejenuhan. Sedangkan wanita menopause yang selain

menjadi ibu rumah tangga tetapi juga bekerja, mereka lebih bisa mencari solusi

untuk menghilangkan kejenuhan dengan bercanda dengan teman kerjanya.

Namun, secara waktu lebih sempit dan cenderung berisiko mengalami stres akibat

pekerjaan (Indarwati & Maryatun, 2019).

Hamamm et al. (2012), mengatakan wanita dengan stress pekerjaan akan lebih

cepat mengalami gejala atau keluhan menopause (Indarwati & Maryatun, 2019).

Penelitian oleh Griffits (2013) menjelaskan wanita yang bekerja tidak sempat
memikirkan gangguan atau keluhan selama masa menopause, begitu pula wanita

yang tidak bekerja yang mana pekerjaan rumah tangga cukup membuatnya sibuk

sehingga juga tidak sempat memikirkan keluhan masa menopause (Hekhmawati,

2016).

Mubarak (2007) dalam Indarwati & Maryatun (2019), mengatakan lingkungan

pekerjaan juga dapat menjadi tempat seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Seseorang yang

bekerja memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak

bekerja. Azwar (2011), mengatakan pesan – pesan sugestif yang dibawa informasi

apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu sehingga

terbentuklah sikap tertentu (Indarwati & Maryatun, 2019).

e. Pendapatan

Pendapatan menggambarkan status ekonomi wanita menopause. Apakah

mereka mampu untuk membeli makanan yang bergizi, rumah yang layak, dan

mengakses pelayanan kesehatan. Menopause yang sangat rentan adalah wanita

yang tidak memiliki aset, sedikit atau tidak memiliki tabungan, tidak ada

pensiunan, dan bagian dari keluarga dengan pendapatan sedikit atau rendah

(Syalfina, 2017).

Pendapatan dengan finansial yang memadai dari seseorang dapat

meningkatkan kesejahteraan aspek psikologis, meningkatkan semangat, dan

motivasi diri untuk selalu bersikap dan berperilaku sehat. Kemampuan finansial

menyebabkan seseorang lebih mudah untuk mencari informasi tentang menopause

sehingga akan memperkecil kemungkinan untuk menggunakan mekanisme koping

yang maladaptif dalam menghadapi keluhan masa menopause (Tsuraya et al,


2016).

7. Penanganan keluhan masa menopause

Berikut adalah beberapa penanganan keluhan masa menopause yang bertujuan

untuk mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan menurut Mulyani (2013)

dalam Nurlina (2021).

a. Terapi sulih hormon/Hormone Replacement Therapy (HRT)

Terapi ini bertujuan untuk mengurangi keluhan menopause dari masa

premenopause hingga pascamenopause. HRT memiliki beberapa manfaat yakni

mengurangi hot flashes, mengurangi gejala pada vagina dan uretra, melindungi

dari osteoporosis, dan menurunkan risiko penyakit jantung.

b. Terapi sulih hormon alami

Terapi ini dapat dilakukan dengan menyeimbangkan hormon dengan

fitoestrogren yang berasal dari tumbuhan. Terapi ini bisa didapatkan dari

tumbuhan yang mengandung vitamin C, D, E, Isoflavon, dan Zink. Pada wanita

premenopause hingga pascamenopause penggunaan terapi ini bisa didapatkan dari

produk kedelai.

Kedelai mengandung isoflavon yang merupakan senyawa fitoestrogen.

Fitoestrogen merupakan kumpulan senyawa alami dari tumbuhan jenis polong –

polongan yang memiliki aktivitas biologis seperti estrogen. Kandungan isoflavon

pada biji kedelai bervariasi antara 128 – 380 mg/100gr bergantung pada genotipe

kedelai, lingkungan, budidaya, dan penanganan pascapanennya (Handayani et al.,

2020).

Isovlafon terbukti dapat berikatan dengan reseptor estrogen. Saat kadar

hormon estrogen menurun akan ada banyak reseptor estrogen yang tidak terikat.
Jika tubuh mengonsumsi kedelai dan olahannya maka akan terjadi pengikatan

isoflavon dengan reseptor estrogen sehingga mengurangi gelaja menopause

seperti hot flashes, gangguan mood, meningkatkan turgor kulit, dan mengurangi

gejala atrofi ada vagina (Handayani et al., 2020).

c. Terapi komplementer

Terapi ini digunakan untuk meningkatkan kesehatan selama menopause

dengan teknik sederhana dan pengobatan untuk gejala tertentu dapat dilakukan

secara mandiri ataupun bimbingan. Terapi komplementer yang dapat dilakukan

adalah akupresur, aromaterapi, pijat refleksi, dan teknik relaksasi.

d. Olahraga teratur

Olahraga memiliki banyak manfaat dan mengurangi berbagai keluhan masa

menopause. Olahraga yang teratur akan meningkatkan harapan hidup dan

memperbaiki kesehatan secara menyeluruh (Widjayanti, 2016). Kegiatan fisik

yang teratur akan mengurangi risiko terhadap kanker, penyakit jantung, dan

osteoporosis. Rasa percaya diri serta energi dapat ditingkatkan dengan

berolahraga. Latihan aerobik secara rutin dapat mengurangi keluhan hot flashes

yang mengganggu.

Olahraga juga dapat mengurangi hilangnya jaringan tulang pada wanita.

Olahraga yang tidak rutin akan mempengaruhi adaptasi fisik maupun psikis

wanita sehingga akan mengalami keluhan masa menopause yang timbul akibat

penurunan kadar estrogen (Widjayanti, 2016). Penelitian oleh Simangunsong &

Wahyuni (2020), menunjukkan terdapat penurunan keluhan menopause pada

kelompok yang diberikan intervensi berupa senam sebanyak delapan kali selama

delapan minggu yakni dari rata – rata keluhan menopause sebanyak 32,4%
menurun menjadi 5,54%.

B. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)

1. Definisi COVID-19

Lie et al. (2020), mengatakan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah

penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus jenis baru (Kementerian

Kesehatan RI, 2020). Penyakit ini diawali oleh munculnya kasus pneumonia yang

tidak diketahui penyebabnya di Kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.

Pemerintah China kemudian mengumumkan penyebab kasus tersebut adalah

Coronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory

Syndrome Coronavirus 2) yang mana virus ini berasal dari family yang sama

dengan virus penyebab SARS dan MERS (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Menurut Centers For Disease Control and Prevention (CDC) China (2020),

SARS-CoV-2 lebih menular daripada SARS-CoV dan MERS-CoV (Kementerian

Kesehatan RI, 2020). Proses penularan yang cepat ini membuat WHO

menetapkan COVID-19 sebagai KKMMD (Kedaruratan Kesehatan Masyarakat

yang Meresahkan Dunia) (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Indonesia

melaporkan kasus COVID-19 pertama pada tanggal 2 Maret 2020 dan jumlahnya

terus mengalami peningkatan sampai sekarang dengan kasus terbanyak terjadi

pada rentang usia 45 – 54 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

2. Etiologi COVID-19

Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus

betacoronavirus (Susilo et al., 2020). Hasil analisa filogenetik menunjukkan virus

ini termasuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan

Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada tahun 2002 – 2004 lalu, yakni
Sarbecovirus. Berdasarkan hal tersebut, International Committee on Taxonomy of

Viruses memberi nama virus ini dengan SARS-CoV-2 (Susilo et al., 2020).

Sekuens SARS-Cov-2 mempunyai kemiripan dengan coronavirus yang

diisolasi pada kelelawar sehingga muncul hipotesis yang mengatakan bahwa

SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar yang kemudian bermutasi dan menginfeksi

manusia (Susilo et al., 2020). Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 antarmanusia

menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebaran virus menjadi lebih agresif

(Susilo et al., 2020).

3. Penularan COVID-19

Transmisi atau penularan COVID-19 melalui droplet yang keluar saat orang

yang simptomatik (bergejala) batuk atau bersin. Droplet adalah partikel berisi air

yang berdiameter > 5 - 10 µm (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Penularan

dapat melalui kontak langsung atau tidak langsung. Melalui kontak langsung,

ketika seseorang berada dalam jarak dekat (dalam satu meter) dengan orang yang

bergejala (seperti batuk/bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa

(mulut/hidung/konjungtiva mata). Sedangkan melalui kontak tidak langsung,

ketika seseorang menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi droplet

atau digunakan oleh orang yang terinfeksi (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Rata – rata masa inkubasi COVID-19 adalah lima sampai enam hari dengan range

antara 1 – 14 hari. Risiko penularan tinggi terdapat pada hari – hari pertama

penyakit (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

4. Manifestasi klinis COVID-19

Manifestasi klinis penderita COVID-19 sangat luas, mulai dari tanpa gejala
(asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, Acute Respiratory

Distress Syndrome (ARDS), sepsis, hingga syok sepsis (Susilo et al., 2020).

Sekitar 80% kasus termasuk gejala ringan atau sedang, 13,8% mengalami sakit

berat, dan sebanyak 6,1% kritis (Susilo et al., 2020).

Pasien dengan gejala ringan seperti infeksi akut saluran napas atas, atau tanpa

komplikasi, dapat disertai dengan demam, kelelahan, batuk (dengan/tanpa

sputum), anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala.

Pada beberapa kasus pasien juga mengeluh muntah dan diare (Susilo et al., 2020).

Pasien dengan pneumonia berat ditandai dengan demam dan ditambah dengan

salah satu gejala seperti frekuensi pernapasan lebih dari 30x/menit, distress

pernapasan, atau saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada pasien geriatri

dapat muncul gejala yang atipikal (Susilo et al., 2020).

5. Dampak COVID-19 terhadap kehidupan wanita

Pandemi COVID-19 membawa berbagai dampak pada tatanan kehidupan

masyarakat (Chairani, 2020). Dampak secara langsung adalah di bidang kesehatan

yaitu peningkatan jumlah morbiditas dan mortalitas. Pandemi juga meningkatkan

prevalensi kecemasan dan stress akibat kekhawatiran untuk kemungkinan

terinfeksi (Bhagat, 2020).

Dampak tidak langsung adalah akibat dari kebijakan pemerintah dalam

mencegah perluasan penyebaran virus ini. Kebijakan berlandaskan social

distancing dan physical distancing seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB) atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro

(PPKM Mikro) memberikan dampak yang signifikan terhadap produktivitas dan

sosial ekonomi masyarakat (Chairani, 2020).


Sebuah penelitian menunjukkan prevalensi gejala stress, kecemasan, dan

depresi lebih tinggi pada populasi wanita selama masa pandemi COVID-19 yang

disebabkan oleh emosi wanita yang lebih rentan akibat perubahan hormonal pada

masa pramenstruasi atau menopause (Bhagat, 2020). Beberapa faktor yang

memicu gejala tersebut, yaitu tinggal di daerah dengan kasus COVID-19 tinggi,

kurangnya aktivitas fisik, dan tidak bekerja (Bhagat, 2020)

Sutristna (2020), mengatakan pandemi mengakibatkan perlambatan ekonomi

yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau penghentian sementara

tenaga kontak/honorer (Chairani, 2020). Wanita lebih berpotensi untuk

mengalami hal ini akibat ketidaksetaraan gender yang menganggap wanita lebih

sekunder dibandingkan pria (Sulaeman & Salsabila, 2020). Hal ini meningkatkan

jumlah pengangguran atau pekerja informal padahal sebelum pandemi pun jumlah

wanita yang bekerja di sektor informal mencapai 61,80 persen (Chairani, 2020).

Penelitian oleh Prasetya & Hidayat (2020), mengungkapkan pandemi COVID-

19 membawa dampak negatif pada pekerja informal. Pembatasan sosial

menyebabkan penurunan jumlah pengunjung/pembeli sehingga mereka

mengalami penurunan pendapatan secara signifikan dan bahkan merugi hingga

mengalami kebangkrutan. Selain itu juga mendapat stigma negatif dari konsumen

maupun orang sekitar yang berkedudukan lebih tinggi yang menganggap mereka

sebagai penyebar virus.

Sementara itu, wanita yang dapat bertahan pada pekerjaannya juga mengalami

masalah lain yakni beban ganda (Chairani, 2020). Kebijakan Work From Home

(WFH) membuat para pekerja sektor formal melakukan pekerjaannya di rumah

selain itu sekolah juga diliburkan dan diwajibkan untuk belajar dari rumah
bersama orangtuanya sebagai pengganti guru di sekolah. Tentu saja wanita atau

ibu yang paling bertanggung jawab (Sulaeman & Salsabila, 2020). Sebuah

penelitian di Amerika Serikat mendapatkan hasil perempuanlah yang memikul

beban lebih berat dalam memberikan pengasuhan anak selama pandemi COVID-

19 (Sulaeman & Salsabila, 2020).

Ibu rumah tangga juga tidak luput dari dampak negatif pandemi. Selama masa

pandemi dan diterapkannya WFH, pekerjaan ibu rumah tangga bertambah (Moh,

2020). Selain mengerjakan pekerjaan rutin yaitu mengurus rumah, ibu juga harus

mendampingi anaknya belajar online dan tidak jarang mengambil peran sebagai

guru. Ibu juga harus mengurus anak yang bosan atau stress selama sekolah online,

mengurus suami yang lelah setelah bekerja, atau bahkan stress akibat penurunan

produktivitas dan pemasukan pendapatan keluarga selama masa pandemi (Moh,

2020).
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah turunan dari kerangka teori yang telah disusun

sebelumnya dalam tinjauan pustaka (Masturoh & T., 2018). Kerangka konsep

merupakan visualisasi hubungan antarvariabel yang terlibat dalam penelitian atau

hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lain dari masalah yang diteliti

sesuai dengan apa yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka (Surahman et al.,

2016). Berikut adalah kerangka konsep dari penelitian ini :

Wanita
Menopause Pandemi COVID-
1. Usia 19
Gambaran keluhan 1. Kekhawatiran
menopause
fisik dan psikologis untuk terinfeksi
2. Lama wanita menopause
pada masa pandemi 2. Akibat dari
menopause
COVID-19 pembatasan
3. Pendidikan
sosial
4. Pekerjaan
5. Pendapatan

Keterangan :

: alur pikir

: tidak diteliti

: diteliti

Gambar 1 Kerangka Konsep Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis


Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem
Tahun 2021
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Menurut Sugiyono (2007), variabel penelitian merupakan sesuatu hal yang

memiliki variasi yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari sehingga didapatkan

informasi lalu ditarik kesimpulannya (Surahman, et al., 2016). Variabel dalam

penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu gambaran keluhan fisik dan psikologis

wanita menopause pada masa pandemi COVID-19.

2. Definisi operasional

Definisi operasional merupakan definisi dari variabel yang akan diteliti secara

operasional di lapangan (Masturoh & T., 2018). Definisi operasional variabel

dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 1
Definisi Operasional Variabel Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis
Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19
di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem
Tahun 2021

Variabel Definisi Alat Skala Skor


Operasional Ukur
1 2 3 4 5
Gambaran Deskripsi atau Kuisioner Hasil pengukuran
keluhan pemaparan yang Nomin dikategorikan menjadi :
fisik dan mengenai dibuat al 1. Ya, jika responden
psikologis ketidaknyamanan sendiri
mengalami keluhan
wanita fisik dan oleh
menopause psikologis yang peneliti. tersebut.
pada masa dialami wanita
2. Tidak, jika
pandemi menopause pada
COVID-19. masa pandemi responden tidak
COVID-19.
mengalami keluhan
tersebut.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif, yaitu

rancangan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan

peristiwa penting yang terjadi pada masa kini secara apa adanya tanpa manipulasi

dari peneliti (Nursalam, 2015). Desain penelitian ini adalah penelitian survei,

yaitu dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel yang dalam penelitian

ini dilakukan melalui kuisioner yang nantinya menggambarkan berbagai aspek

dari populasi (Masturoh & T., 2018). Survei yang dilakukan adalah survei satu

kali atau one-time survey yaitu survei dengan pemberian kuisioner yang dilakukan

pada satu waktu tertentu untuk mendeskripsikan atau memaparkan keadaan subjek

(Husna & Suryana, 2017).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bebandem.

2. Waktu penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan Maret – April 2021. Jadwal penelitian

terlampir.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dalam suatu wilayah yang memiliki

karakteristik tertentu yang akan dikenai generalisasi (Masturoh & T., 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang memasuki masa menopause

yakni usia 50 – 60 tahun yang berkunjung ke Puskesmas Bebandem dari bulan

Januari – Februari 2021 dan bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas

Bebandem yang berjumlah 79 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik

kesimpulannya (Masturoh & T., 2018). Sampel dalam penelitian ini adalah wanita

yang memasuki masa menopause yakni usia 50 – 60 tahun yang memenuhi

kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi dan ekslusi dari sampel yang diambil

adalah sebagai berikut.

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi merupakan ciri – ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang akan diambil sebagai sampel (Masturoh & T., 2018). Kriteria

inklusi dalam penelitian ini yaitu :

1) Bersedia menjadi responden penelitian.

2) Kooperatif dan mampu berkomunikasi dengan baik.

3) Bisa membaca dan menulis.

4) Sudah mengalami menopause ≥ 6 bulan.

5) Tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bebandem.

b. Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi merupakan mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria

inklusi karena suatu sebab (Masturoh & T., 2018). Kriteria ekslusi dalam

penelitian ini yaitu :

1) Memiliki riwayat penyakit gangguan tiroid.


2) Sedang menjalani kemoterapi.

3) Pernah melakukan operasi pengangkatan rahim, operasi mulut rahim, operasi

pada kedua tubafalopi atau kedua ovarium.

3. Jumlah dan besar sampel

Berdasarkan Nursalam (2015), apabila besar populasi (N) diketahui maka

rumus penentuan jumlah sampel yang digunakan adalah sebagai berikut :

N. z 2 . p. q
𝑛=
d2 (N − 1) + z 2 p. q

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

z = Derajat kepercayaan (biasanya pada tingkat 95% = 1,96)

p = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi, bila tidak diketahui

proporsinya ditetapkan 50% (0,50)

q = 1 – p (100% - p)

d = Tingkat kesalahan yang dipilih (biasanya d = 0,05)

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah :

N. z 2 . p. q 79. 1,962 . 0,50.0,50


𝑛= 2 =
d (N − 1) + z 2 p. q 0,052 (79 − 1) + 1,962 0,50.0,50

75,8716
=
0,195 + 0,9604

75,8716
=
1,1554

= 65,6 (dibulatkan jadi 66)

Jadi jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 66 orang.
4. Teknik sampling

Menurut Sugiyono (2001) dalam Masturoh & T. (2018), teknik sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan agar sampel yang diambil

dapat mewakili populasinya sehingga diperoleh informasi yang tepat. Teknik

sampling dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan Purposive

sampling. Non-probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang tidak

semua elemen atau subjek dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai sampel (Masturoh & T., 2018). Purposive sampling adalah cara

pengambilan sampel dengan memilih subjek berdasarkan pada karakteristik

tertentu sesuai dengan kehendak peneliti (Surahman et al., 2016). Dalam

penelitian ini peneliti memerlukan sampel sebanyak 66 orang yang memenuhi

kriteria inklusi.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis data yang dikumpulkan

Berdasarkan sumbernya, jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah data primer yaitu data yang didapatkan peneliti secara langsung dari

responden. Berdasarkan skala pengukurannya data yang dikumpulkan adalah data

nominal, yaitu data yang tidak memiliki tingkatan dan penggolongannya hanya

bersifat membedakan Masturoh & T. (2018).

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner yang akan

diberikan secara langsung kepada responden. Kuisioner adalah cara pengumpulan

data dengan memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawab (Masturoh & T., 2018). Berikut adalah langkah – langkah dalam
pengumpulan data penelitian ini.

a. Tahap persiapan

1) Adiministrasi

a) Mencari surat permohonan ijin penelitian ke Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Denpasar melalui bidang pendidikan Jurusan Keperawatan

Poltekkes Denpasar.

b) Mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari Jurusan Keperawatan

Poltekkes Denpasar ke bagian pendidikan Direktorat Poltekkes Denpasar.

c) Mengajukan surat permohonan ijin penelitian ke Badan Penanaman Modal dan

Perizinan Provinsi Bali.

d) Menyerahkan surat pengantar dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan

Provinsi Bali ke Dinas Perizinan Kabupaten Karangasem.

e) Peneliti mendapatkan surat ijin dari Dinas Perizinan Kabupaten Karangasem

yang kemudian diserahkan kepada Kepala Puskesmas Bebandem.

b. Tahap pelaksanaan

1) Peneliti menemui Kepala Puskesmas Bebandem untuk menjelaskan proses

pemilihan sampel dan pengambilan data dalam penelitian.

2) Peneliti lalu mendatangi anggota populasi penelitian yang bertempat tinggal di

wilayah kerja Puskesmas Bebandem secara door to door (dengan mengikuti

protokol kesehatan) dan menjelaskan tujuan serta prosedur penelitian.

3) Anggota populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan setuju untuk

dijadikan sampel/responden kemudian diberikan lembar persetujuan (informed

consent) sebagai tanda telah bersedia mengikuti penelitian.

4) Peneliti memberikan kuisioner untuk diisi oleh responden penelitian.


5) Kuisioner yang telah diisi lalu diperiksa oleh peneliti untuk melihat

kelengkapan data.

6) Jika data sudah lengkap, peneliti lalu mengunjungi anggota populasi yang lain

(kembali lagi ke langkah 1 – 5) sampai data yang terkumpul sudah sesuai

dengan jumlah sampel yang diperlukan yakni 66 sampel.

7) Jika data sudah lengkap, peneliti kemudian melakukan pengolahan dan analisis

terhadap data yang telah terkumpul.

3. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan kuisioner yang dibuat sendiri oleh

peneliti mengenai keluhan fisik dan psikologis wanita menopause pada masa

pandemi COVID-19. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup (closed

ended questions) dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Kuisioner terdiri dari

sembilan pertanyaan mengenai keluhan fisik masa menopause dan tujuh

pertanyaan mengenai keluhan psikologis masa menopause yang dibuat sendiri

oleh peneliti. Pemberian nilai untuk jawaban ya adalah satu dan jika responden

memilih jawaban tidak diberi nilai nol.

a. Uji validitas

Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur

apa yang hendak diukur (Masturoh & T., 2018). Uji validitas instrumen penelitian

ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment yang dilakukan di

program SPSS dengan mengkorelasikan tiap skor item kuisioner dengan skor total

jawaban responden. Jika rhitung > rtabel, maka item kuisioner tersebut dinyatakan

valid. Sedangkan jika rhitung < rtabel maka item kuisioner tersebut dinyatakan tidak

valid. Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan melihat nilai signifikasi (Sig).
Jika nilai Sig < 0,05 maka item kuisioner tersebut dinyatakan valid, sedangkan

jika nilai Sig > 0,05 maka item kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid. Uji

validitas akan dilakukan pada 20 wanita menopause usia 50 – 60 tahun yang

memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.

b. Uji reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila pengukuran yang dilakukan secara

berulang tetap menghasilkan hasil yang sama (Masturoh & T., 2018). Uji

reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi suatu alat ukur. Uji reliabilitas

dilakukan setelah kuisioner lolos uji validitas. Uji reliabilitas instrumen ini

menggunakan rumus Cronbach’s Alpha menggunakan program SPSS. Jika nilai

Cronbach’s Alpha > 0,06 maka kuisioner dinyatakan reliabel, sedangkan jika nilai

Croncbach’s Alpha < 0,06 maka kuisioner dinyatakan tidak reliabel.

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik pengolahan data

Pengolahan data merupakan suatu proses mengubah data yang telah terkumpul

menjadi informasi yang dibutuhkan (Masturoh & T., 2018). Pengolahan data

dalam penelitian ini menggunakan aplikasi pengolah data di komputer. Adapun

langkah - langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Editing

Editing atau pengeditan merupakan kegiatan pemeriksaan data yang telah

dikumpulkan. Editing dilakukan untuk melengkapi kekurangan atau

menghilangkan kesalahan yang terdapat pada data mentah. Kekurangan data dapat

dilengkapi dengan melakukan pengumpulan data ulang, sedangkan kesalahan data

dapat dihilangkan dengan membuang data yang tidak memenuhi syarat untuk
dianalisis.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan mengubah data dalam bentuk huruf menjadi

angka/bilangan. Kode adalah simbol tertentu dalam bentuk huruf atau angka untuk

memberikan identitas data. Pemberian kode dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1) Usia menopause

a) 50 – 55 tahun diberikan kode 1.

b) 55 – 60 tahun diberikan kode 2.

2) Lama menopause

a) ≥ 6 bulan diberikan kode 1.

b) ≥ 1 tahun diberikan kode 2.

3) Pendidikan

a) Responden dengan pendidikan terakhir SD diberikan kode 1.

b) Responden dengan pendidikan terakhir SMP diberikan kode 2.

c) Responden dengan pendidikan terakhir SMA diberikan kode 3.

d) Responden dengan pendidikan terakhir Perguruan tinggi diberikan kode 4.

2) Pekerjaan

a) Responden yang tidak bekerja/ibu rumah tangga diberikan kode 1.

b) Responden yang bekerja sebagai buruh diberikan kode 2.

c) Responden yang bekerja sebagai pedagang diberikan kode 3.

d) Responden yang bekerja sebagai karyawan swasta diberikan kode 4.

e) Responden yang bekerja sebagai PNS diberikan kode 5.

3) Pendapatan
a) Responden dengan pendapatan < UMK diberikan kode 1.

b) Responden dengan pendapatan ≥ UMK diberikan kode 2.

c. Processing

Processing adalah proses pengetikan atau pemasukan data ke aplikasi

pengolah data di komputer. Data yang dimasukkan adalah data yang telah

melewati proses editing dan coding.

d. Data Cleaning

Data Cleaning adalah pemeriksaan kembali hasil pemasukan data pada

komputer agar terhindar dari ketidaksesuaian antara data komputer dan koding

kuisioner.

2. Teknik analisa data

Teknik analis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik

deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalis data dengan

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang bersifat umum

(Masturoh & T., 2018). Dalam penelitian ini data yang telah dianalis disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi beserta presentasenya.

F. Etika Penelitian

Etika berarti kebiasaan atau peraturan dalam berperilaku (Masturoh & T.,

2018). Etika dalam penelitian membantu peneliti untuk melihat secara kritis

moralitas dari sisi subjek penelitian (Masturoh & T., 2018). Tiga prinsip etika

penelitian menurut Nursalam (2015), yaitu :

1. Prinsip manfaat (beneficience)

a. Bebas dari penderitaan


Penelitian harus dilakukan tanpa menyebabkan penderitaan atau kesakitan

pada subjek penelitian.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek penelitian dalam penelitian yang dilakukan harus

dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan.

c. Risiko (benefits ratio)

Peneliti harus mempertimbangkan risiko dan keuntungan secara hati – hati.

Risiko dan keuntungan yang diperoleh oleh subjek penelitian harus seimbang atau

setara.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human right)

a. Hak untuk ikut atau tidak ikut menjadi subjek penelitian (right to self

determination)

Subjek penelitian berhak untuk memutuskan akan ikut atau tidak dalam

penelitian tanpa ada paksaan atau sanksi apapun.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full

disclosure)

Peneliti harus memberikan penjelasan yang rinci dan siap bertanggungjawab

apabila terjadi sesuatu terhadap subjek penelitian.

c. Surat persetujuan ikut serta dalam penelitian (informed consent)

Subjek penelitian harus mendapatkan informasi lengkap terkait penelitian yang

akan dilakukan. Pada informed consent juga dicantumkan bahwa data yang

didapat dari subjek penelitian hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian

saja.

3. Prinsip keadilan (right for justice)


a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

Subjek penelitian harus diperlakukan secara adil tanpa diskriminasi baik

sebelum, selama, dan sesudah penelitian.

b. Hak untuk dijaga kerahasiannya (right to privacy)

Subjek penelitian berhak meminta data yang diberikannya untuk dirahasiakan

maka dari itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia (confidentiality).
DAFTAR PUSTAKA

Asbar, A. (2018). Hidup Berkualitas : ( Studi Kasus Pada Perempuan Menopouse


). 17(1), 96–107.

Bhagat. (2020). Mental Health In India In Times Of COVID-19. Apollo Medicine,


17(5), 36. Retrieved from https://www.apollomedicine.org

BPS Kabupaten Karangasem. (2020). Proyeksi Penduduk Kabupaten


Karangasem Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin, 2014-2020. In
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem. Retrieved from
https://karangasemkab.bps.go.id

BPS Provinsi Bali. (2020). Proyeksi Penduduk Provinsi Bali Menurut Jenis
Kelamin dan Kelompok Umur, 2011-2020 (ribu jiwa). In Badan Pusat
Statistik Provinsi Bali. Retrieved from https://bali.bps.go.id

Chairani, I. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Gender Di


Indonesia ( Impact Of Covid-19 Pandemic Using Gender Perspective In
Indonesia ). 2902, 39–42.

Chontessa, Trisna Jumrianty; Siingara, Theodorus; Idrus, H. M. F. (2012).


Hubungan Beratnya Gejala Ansietas Dengan Masa Klimakterium Wanita di
Rumah Sakit Pendidikan Makasar. Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin, 1–13.

Handayani, S., Pratiwi, Y. S., & Fatmawati, N. (2020). Produk Olahan Kedelai (
Glycine max ( L .) Merill ) Mengurangi Gejala pada Wanita Menopause. 8,
63–67.

Hekhmawati. (2016). Gambaran Perubahan Fisik dan Psikologis Pada Wanita


Menopause di Posyandu Desa Pabelan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 13.

Husna, A. & Suryana, B. (2017). Bahan Ajar Keperawatan Gigi: Metodologi


Penelitian dan Statistik. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Indarwati, I., & Maryatun, M. (2019). Karakteristik Wanita Menopouse Dan


Perubahan Pola Seksualitas Di Desa Kedungan. Gaster, 17(1), 20.
https://doi.org/10.30787/gaster.v17i1.293

Jalilah, N.H. & Prapitasari, R. (2020). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana. Jawa Barat: Penerbit Adab.

Juliana, D., Anggraini, D., Amalia, N., & Pontianak, P. K. (2021). Keluhan Pada
Masa Menopause Di Wilayah Kerja. 3(1).
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19). In Kementrian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. https://doi.org/10.33654/math.v4i0.299

Lubis, N. L. (2016). Psikologi Kespro : Wanita dan Perkembangan


Reproduksinya. Jakarta: Kencana.

Maita, L., Pitriani, R., Studi, P., Sekolah, K., Ilmu, T., Hang, K., … Pekanbaru, K.
(2013). Karakteristik Wanita dengan Keluhan Masa Menopause di Wilayah
Kerja Puskesmas Rejosari Characteristics of Women with Menopause
Complaint in The Work Area Health Center Rejosari. 2(5), 2010–2013.

Masturoh, Imas & T., N. A. (2018). Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi
Kesehatan : Metodologi Penelitian Kesehatan. Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan.

Moh, M. (2020). Manajemen Stress pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal


Manajemen Bisnis, 23(2), 192–201.

Nurlina. (2021). Kualitas Hidup Wanita Menopause. Bandung: Media Sains


Indonesia.

Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis


(Edisi 4). Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika.

Prasetya, A., & Hidayat, D. (2020). Pengalaman Pekerja Informal di Tengah


Pandemi Covid-19 di Kota Bandung. Jurnal Komunikasi, Masyarakat Dan
Keamanan (KOMASKAM), 2(2), 16–32.

Pratiwi, L. (2015). Hubungan Karakteristik Ibu Menopause Dengan Adaptasi


Menopause di Desa Cimeyan Tahun 2015. 1–20.

Runiari, N., Keperawatan, J., & Kesehatan, P. (2013). Kualitas hidup wanita
menopause. (2012), 70–78.

Simangunsong, E. D., & Wahyuni, T. S. (2020). Penurunan Keluhan Menopause


Dengan Latihan Kekuatan Otot, Tulang dan Sendi (OTTOSEN). 1–7.

Suazini, E. R. (2018). Faktor-Faktor Langsung Yang Mempengaruhi Usia


Menopause. Jurnal Bimtas, 2(1), 49–55.

Sulaeman, K. M., & Salsabila, F. R. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap Kaum


Perempuan: Perspektif Feminisme. Jurnal Sentris, 1(2), 159–172.
https://doi.org/10.26593/sentris.v1i2.4283.159-172

Suparni, I.E. & Astutik, R. Y. (2016). Menopause Masalah dan Penanganannya.


Yogyakarta: Deepublish.
Surahman, Rachmat, M., & Supardi, S. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak
Farmasi : Metodologi Penelitian. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.

Suryoprajogo, N. (2019). Tips Menyenangkan Menghadapi Menopause. Jawa


Tengah: Desa Pustaka Indonesia.

Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H., … Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415

Syalfina, A. D. (2017). Body Mass Index (BMI) dan Lama Menopause


Berpengaruh Terhadap Kualitas Hidup Menopause. Hospital Majapahit,
9(1), 28–42.

Tarigan, Imarina; Sinuhadi, Lidya N. Br.’ Sembiring, M. (2016). Hubungan


Pendidikan, Paritas, Pekerjaan dan Lama Menopause Dengan Kualitas Hidup
Perempuan Menopause di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo. Jurnal
Mutiara Ners, 2, 158–167.

Tsuraya et al. (2016). Gambaran Mekanisme Koping Wanita Dalam Menghadapi


Perubahan Fisik Akibat Menopause. Universitas Riau, 5, 164–173.

UN. (2020). Policy Brief : The Impact of on Women. United Nations, (April).

Wahidah, I., Athallah, R., Hartono, N. F. S., Rafqie, M. C. A., & Septiadi, M. A.
(2020). Pandemik COVID-19: Analisis Perencanaan Pemerintah dan
Masyarakat dalam Berbagai Upaya Pencegahan. Jurnal Manajemen Dan
Organisasi, 11(3), 179–188. https://doi.org/10.29244/jmo.v11i3.31695

Waluyo, S. & Putra, B. M. (2010). 100 Question & Answer: Menopause atau
Mati Haid. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

WHO. (2019). World Health Statistics Overview 2019. In World Health


Organization (WHO) (Vol. 87).

Widjayanti, Yethi. (2017). Gambaran Kualitas Tidur Wanita Menopause. Jurnal


Keperawatan, X(1), 1–5.

Widjayanti, Yhenti. (2016). Gambaran Keluhan Akibat Penurunan Kadar Hormon


Estrogen Pada Masa Menopause. Adi Husada Nursing Journal, 2(1), 96–101.
Retrieved from
https://adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AHNJ/article/view/41/121

Zolekhah, D., & Sholihah, N. R. (2018). Tingkat Keluhan Berdasarkan


Menopause Rating Scale Pada Ibu Menopause The Level Of Complaints
Based On Menopause Rating. V(1), 7–16.
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Jadwal Kegiatan Penelitian


Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021

Waktu Kegiatan (dalam Minggu)


No Kegiatan
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
1 usulan penelitian
Pengumpulan usulan
2
penelitian
Seminar
3 usulan penelitian
Revisi
4 usulan penelitian
Pengurusan
5 izin penelitian
Pengambilan
6 data KTI
Penyusunan
7 KTI
Pengumpulan
8 KTI
Ujian
9 KTI
10
Revisi KTI
11
Pengumpulan KTI

Keterangan: Warna hitam (proses penelitian).


Lampiran 2 Rencana Anggaran Biaya Penelitian

Rencana Anggaran Biaya Penelitian


Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause
Pada Masa Pandemi COVID-19 di Wilayah Kerja
Puskesmas Bebandem Tahun 2021

Alokasi dana yang diperlukan dalam penelitian ini direncanakan sebagai


berikut :

No Kegiatan Rencana Biaya


A Tahap Persiapan
1. Penyusunan proposal Rp 100.000,00
Rp 50.000,00
2. Revisi proposal
Rp 50.000,00
3. Penggandaan proposal
B Tahap Pelaksanaan
1. Pengurusan izin penelitian Rp 50.000,00
Rp 75.000,00
2. Pelaksanaan proses penelitian
Rp 100.000,00
3. Transportasi dan akomodasi Rp 100.000,00
4. Pengolahan data dan analisis data
C Tahap Akhir
1. Penyusunan laporan Rp 100.000,00
Rp 100.000,00
2. Penggandaan laporan
Rp 50.000,00
3. Revisi laporan Rp 100.000,00
4. Biaya tidak terduga
Jumlah Rp 875.000,00
Lampiran 3 Surat Studi Pendahuluan Pengambilan Data Mengenai Jumlah

Kunjungan Wanita Usia 45 – 60 Tahun di Puskesmas Bebandem

i
Lampiran 4 Surat Studi Pendahuluan Pengambilan Data Mengenai Jumlah Orang

yang Terjangkit COVID-19 di Puskesmas Bebandem

ii
Lampiran 5 Surat Permohonan Menjadi Responden

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada

Yth. Saudari Calon Responden

Di –

Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem

Dengan hormat,

Saya mahasiswa Politeknik Kesehatan Denpasar Jurusan D-III

Keperawatan Semester VI melakukan penelitian dengan judul “Gambaran

Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada Masa Pandemi COVID-

19 di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2021” yang mana merupakan

persyaratan untuk menyelesaikan program studi D-III Keperawatan. Berkaitan

dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan saudari untuk menjadi responden yang

merupakan sumber informasi bagi peneliti.

Demikian permohonan ini saya sampaikan dan atas partisipasinya saya

ucapkan terimakasih.

Karangasem, ……………….2021

Peneliti

Ayu Bintang Prabayoni

Nim. P071200180553

iii
Lampiran 6 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Sebagai
Responden Penelitian

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

GAMBARAN KELUHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS WANITA MENOPAUSE


PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BEBANDEM TAHUN
2021
Peneliti Utama Ayu Bintang Prabayoni
Institusi Poltekkes Kemenkes Denpasar
Lokasi Penelitian Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem
Sumber Dana Swadana

Saya telah diminta dalam memberikan persetujuan untuk berperan serta


dalam penelitian berjudul “Gambaran Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita
Menopause Pada Masa Pandemi COVID-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bebandem Tahun 2021” yang dilakukan oleh Ayu Bintang Prabayoni.
Dengan menandatangani lembaran ini saya memberikan persetujuan
untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keluhan fisik dan psikologis yang
dialami responden yang telah menopause selama masa pandemi. Saya
menyadari bahwa penelitian ini tidak mengandung resiko yang berarti dan saya
telah diberitahu bahwa identitas saya saat mengisi kuesioner akan dirahasiakan.
Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai kriteria inklusi dan ekslusi
penelitian ini dan diberikan kesempatan untuk bertanya. Saya berperan serta
dalam penelitian ini secara sukarela.
Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silakan
tanyakan langsung kepada peneliti atau hubungi dengan No HP. 081 338 588
497.

Karangasem,................. 2021
Responden,

( )

iv
Lampiran 7 Kuisioner Keluhan Fisik dan Psikologis Wanita Menopause Pada

Masa Pandemi COVID-19

KUISIONER KELUHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS WANITA

MENOPAUSE PADA MASA PANDEMI COVID-19

Petunjuk pengisian kuisioner :


1. Baca dan pahami pernyataan yang diberikan.

2. Semua pernyataan wajib dijawab.

3. Setiap pernyataan hanya berlaku satu jawaban.

4. Berilah tanda (✓) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.

5. Jika ingin mengganti jawaban, coret jawaban pertama dengan tanda (=) lalu

beri tanda (✓) pada jawaban terakhir.

6. Jika mengalami kesulitan dalam menjawab dapat ditanyakan langsung pada

peneliti.

A. Identitas responden
Nama (Inisial) :
Alamat :
Usia menopause :
Lama menopause :
Pendidikan terakhir : SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi
Pekerjaan : IRT/Buruh/Pedagang/Karyawan Swasta/PNS
Pendapatan : < UMK/≥UMK
UMK 2021 Kab. Karangasem : Rp. 2.555.469,09
B. Kuisioner
Keluhan Fisik
Indikator Ya Tidak
Apakah anda mengalami keluhan di bawah ini selama
masa pandemi COVID-19 ?
1. Rasa panas yang menyebar dari wajah ke seluruh
tubuh.
2. Keringat berlebih di malam hari.

v
3. Kemaluan terasa kering, gatal, atau panas.
4. Nyeri saat berhubungan seks.
5. Sering buang air kecil.
6. Sulit menahan kencing.
7. Kulit tidak kencang, kering, flek hitam.
8. Mengalami kenaikan berat badan.
9. Nyeri pada tulang dan persendian.
Keluhan psikologis
Indikator Ya Tidak
Apakah anda mengalami keluhan di bawah ini selama
masa pandemi COVID-19 ?
1. Merasa khawatir pada perubahan fisik.
2. Mudah merasa cemas.
3. Mudah marah/tersinggung.
4. Suasana hati berubah – ubah.
5. Sulit tidur.
6. Daya ingat menurun
7. Merasa sedih.

vi
Lampiran 7 Bukti Validasi Bimbingan

vii
viii

Anda mungkin juga menyukai