PENDAHULUAN
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel adalah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda / gemelli
(2 janin), triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), Quintiplet (5 janin) dan seterusnya
dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang. Kehamilan kembar dapat
didefinisikan sebagai kehamilan dimana 2 atau lebih embrio terbentuk secara
simultan. Hiperemesis, keguguran, hemorrhagic antepartum, pertumbuhan fetus
yang terganggu, kematian fetus, presentasi abnormal, malformasi dan
hemorrhagic post partum seluruhnya dapat meningkat. Pada bayi kembar
mortalitas perinatal 3-6 kali lebih besar.(1,2,3,4)
Kehamilan kembar ini penting untuk dibicarakan karena beberapa sebab :
1. Tingginya angka mortalitas dan morbiditas sebagian besar dihubungkan
dengan prematuritas, pertumbuhan janin terhambat dan malformasi janin.
Penelitian Scotland menyatakan bahwa angka kejadian mortalitas pada
hamil kembar 6x lebih tinggi dibandingkan hamil tunggal.
2. Faktor resiko dari semua komplikasi kehamilan pada hamil kembar lebih
besar dibandingkan hamil tunggal.
3. Peningkatan jumlah kembar akhir-akhir ini disebabkan meningkatnya
penggunaan obat-obatan pemicu ovulasi.
Bayi kembar kedua dapat membawa resiko perinatal yang tinggi akibat dari
presentasi sungsang dan lahir dengan asfiksia, yang disebabkan dari kontraksi atau
pemisahan sebagian plasenta setelah persalinan bayi kembar pertama atau periode
yang berkepanjangan dimana infant merasakan efek dari kompresi aortocaval.
Berdasarkan hal ini telah menjadi prinsip yang umum untuk mempersingkat kala
II persalinan pada bayi kembar dua.
Beberapa komplikasi pada kehamilan kembar dapat berkurang atau dicegah bila
kehamilan kembar dapat didiagnosa lebih awal. Terdapat beberapa langkah bagi
ibu hamil kembar dibantu dengan pusat-pusat kesehatan untuk meningkatkan
kesempatan agar bayi dapat lahir sehat.(5,6)
ETIOLOGI
Janin kembar umumnya terjadi akibat pembuahan dua ovum yang berbeda yaitu
kembar ovum-ganda, dizigotik, atau fraternal. Sekitar sepertiga janin kembar
berasal dari satu ovum yang dibuahi, kemudian membelah menjadi dua struktur
serupa, masing-masing berpotensi berkembang menjadi individu terpisah, yaitu
kembar ovum tunggal, monozigotik, atau identik. Salah satu atau kedua proses
tersebut mungkin berperan dalam pembentukan kehamilan multijanin lainnya.
Sebagai contoh , kuadruplet (kembar empat) dapat berasal dari satu sampai empat
ovum.9
INSIDENSI
Kembar terjadi pada 1% dari semua kehamilan dengan dua pertiga (70%) adalah
dizigot dan sepertiga (30%) adalah monozigot. Insiden dari kembar
bervariasi menurut :
Insidensi kembar monozigot sama pada semua kelompok etnis dan tidak berbeda
oleh usia maternal, paritas maupun metode konsepsi yaitu 3,4/1000 kelahiran.
Insidensi untuk kehamilan kembar menurut Hukum Hellin adalah 1 dalam 80 n-1
kehamilan, misalnya gemelli 1: 80 kehamilan, triplet 1:80 2, kuadriplet 1 : 803, dan
seterusnya.(2,5,9,10,12)
Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan ganda dan
tunggal adalah 1: 80, untuk triplet 1 : 802, untuk kuadruplet 1 : 803, dan
seterusnya.(9,10,2)
DIAGNOSA
Diagnosa gemelli seringkali tidak dapat ditegakkan sampai kehamilan tua, dan
terkadang sampai persalinan lanjut. Identifikasi kehamilan dengan penyulit janin
multipel banyak terlewat, bukan karena sangat sukar, tetapi karena pemeriksa
tidak memikirkan kemungkinan adanya kehamilan multipel tersebut.(9)
Untuk mempertinggi ketepatan diagnosa, haruslah dipikirkan kemungkinan
kehamilan kembar bila didapatkan hal-hal berikut; besarnya uterus lebih dari
kehamilan biasanya, uterus bertumbuh lebih cepat daripada biasanya pada
pemeriksaan berulang, penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak
disebabkan oleh edema atau obesitas, banyak bagian kecil yang teraba, teraba 2
bagian besar janin, teraba dua ballotement.(5)
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Diagnosa banding pada kehamilan kembar :
1. Kehamilan lewat waktu
2. Polihidramnion
3. Tumor fibroid pada uterus, seperti leimioma
4. Kista abdominalis
5. Molahidatiform (7)
PENATALAKSANAAN
Penanganan pada kehamilan kembar terbagi atas :
A. Antepartum
1) Diet dan pola makan yang baik, wanita dengan kehamilan normal mengalami
peningkatan 25-35 pounds setelah 9 bulan, pada kehamilan kembar
mengalami peningkatan 35-45 pounds, kehamilan triplet peningkatan 50-60
pounds. The American College of Obstetricians and Gynecologists
merekomendasikan bahwa wanita dengan kehamilan kembar untuk
mengkonsumsi lebih 300 kalori/hari dari pada wanita dengan hamil normal
(total sekitar 2700-2800 kalori/hari).(5,7)
2) Suplemen besi dan asam folat, pemberian tablet Fe pada saat prenatal
sekurangnya 30 mg, anemia defisiensi besi adalah yang paling sering
dijumpai dan dapat meningkatkan resiko persalinan preterm.(5,7)
3) Mengurangi aktivitas dan perbanyak istirahat. Kehamilan kembar dapat
membuat keadaan tidak nyaman karena uterus yang jadi lebih besar, istirahat
akan menolong untuk meningkatkan energi.
4) Pemberian tokolitik segera, jika perlu. (5,6)
5) Pemeriksaan klinis kehamilan minimal setiap 2 minggu setelah 24 minggu :
a.
8) Konsultasi perinatologi
B. Intrapartum
Sebaiknya dilakukan di kamar operasi dan sudah disiapkan pemeriksaan crossmatch serta dihadiri ahli anestesi, ahli kebidanan dan ahli anak.
a. Jika kembar presentasi vertex-vertex; dilahirkan per vaginam dengan
melakukan episiotomi mediolateral untuk mengurangi tekanan pada kepala bayi.
b. Jika presentasi vertex-non vertex :
Kollisi; adanya kontak antara bagian janin sehingga tidak bisa memasuki
pintu atas panggul
Kompaksi; adanya engagement dari bagian terbawah kedua janin secara
bersamaan sehingga menghambat turunnya bagian terbawah
Interlocking; adanya kontak antara dagu kedua janin pada bayi A
presentasi bokong dan bayi B presentasi vertex dan kedua janin saling
berhadap- hadapan.
C. Post partum
Awasi segera terjadinya perdarahan post partum oleh karena atonia uteri sekunder.
CARA PERSALINAN
Cara persalinan yang terencana harus mempertimbangkan letak dan presentasi
masing-masing janin. Persalinan pervaginam harus diusahakan jika tidak ada
kontraindikasi.
Jika pertama :
Presentasi Verteks
1) Jika kepala belum masuk pintu atas panggul, masukkan kepala secara manual
(dengan bantuan tangan di abdomen), jika memungkinkan
2) Pecahkan ketuban dengan klem kocher jika ketuban belum pecah
3) Periksa DJJ antara kontraksi uterus untuk menilai keadaan janin
4) Jika his tidak adekuat setelah kelahiran bayi I, berikan infus oksitosin dengan
cara cepat untuk menimbulkan his yang baik ( 3 /10/40)
5) Jika janin tidak lahir dalam dua jam dengan his yang baik, atau terdapat tandatanda gawat janin (DJJ kurang dari 110 x / menit), lakukan SC.(9,10)
Presentasi Bokong
Jika taksiran BB janin tidak lebih besar dari janin pertama dan serviks tidak
mengecil rencanakan partus spontan :
1) Jika his tidak ada atau tidak adekuat setelah kelahiran janin I, beri infus
oksitosin dengan cara cepat untuk menimbulkan his yang baik (3x/10/40)
2) Pecahkan ketuban dengan klem kokher jika ketuban belum pecah dan bokong
sudah turun
3) Periksa DJJ diantara 2 kontraksi uterus. Jika DJJ anormal (DJJ < 110 x /
menit), lakukan SC
4) Jika persalinan per vaginam tidak memungkinkan, lahirkan bayi dengan SC.
(9,10)
Letak Lintang
1) Jika selaput ketuban utuh, lakukan versi luar
2) Jika versi luar gagal dan pembukaan lengkap dan selaput ketuban masih utuh
lakukan versi dalam dan lanjutkan dengan ekstraksi.
a.
b.
c.
KOMPLIKASI (9,11,12,13)
Komplikasi pada ibu dan janin pada kehamilan kembar lebih besar dibandingkan
kehamilan tunggal. Angka kematian perinatal pada kehamilan kembar cukup
tinggi, dengan kembar monozigotik 2,5 kali angka kematian kembar
dizigotik. Resiko terjadinya abortus pada salah satu fetus atau keduanya
tinggi. Pada trisemester pertama kehamilan reabsorbsi satu janin atau keduanya
kemungkinan terjadi.
Anemia sering ditemukan pada kehamilan kembar oleh karena kebutuhan nutrisi
yang tinggi serta peningkatan volume plasma yang tidak sebanding dengan
peningkatan sel darah merah mengakibatkan kadar hemoglobin menjadi turun,
keadaan ini berhubungan dengan kejadian edema pulmonum pada pemberian
tokolitik yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan kembar. Angka kejadian
persalinan preterm ( umur kehamilan kurang 37 minggu ) pada kehamilan kembar
43,6 % dibandingkan dengan kehamilan tunggal sebesar 5,6 %.
Frekuensi terjadinya hipertensi yang diperberat kehamilan, preklamsia dan
eklamsia meningkat pada kehamilan kembar. Pendarahan antepartum oleh karena
DAFTAR PUSTAKA