PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua
persalinanmembawa risiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi
Penyulit persalinan dan pelahiran lebih sering ditemukan pada janin gemeli
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan (2013), persalinan gemeli sedapat mungkin
Insiden kehamilan kembar berkisar sekitar satu dalam setiap 80 kelahiran, dan
kehamilan kembar tiga adalah 80 kalinya, yaitu dalam setiap 6400 kelahiran karena
ibu dan janin, diantaranya adalahkebutuhan akan zat-zat ibu bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya, terhadap janin yaitu
kehamilan kembar yaitu 25% pada gemelli, 50% pada triplet, 75% pada
quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan
B. TUJUAN UMUM
b.
C. TUJUAN KHUSUS
c. Penegakan Diagnosa
D. MANFAAT
Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kembar
dizigotik memiliki dua amnion (diamniotik) dan dua plasenta (dikorionik). Pada
Jika pembelahan terjadi sebelum terbentuknya inner cell mass (morula), dalam
3 hari (72 jam pertama) dari fertilisasi, yang terjadi pada 1/3 dari kembar
monozigotik maka setiap fetus akan memiliki kantong amnion dan plasenta
Jika pembelahan embrio terjadi setelah 3 hari fertilisasi (antara 4-8 hari),
4%.
Pembelahan ovum pada hari 8-13 setelah fertilisasi, dimana lapisan amnion
dan setelah primitive streak terbentuk maka akan terjadi kembar dempet
II. ETIOLOGI
Janin kembar umumnya terjadi akibat pembuahan dua ovum yang berbeda yaitu
kembar ovum-ganda, dizigotik, atau fraternal. Sekitar sepertiga janin kembar berasal
dari satu ovum yang dibuahi, kemudian membelah menjadi dua struktur serupa,
tunggal, monozigotik, atau identik. Salah satu atau kedua proses tersebut mungkin
kuadruplet (kembar empat) dapat berasal dari satu sampai empat ovum.
III. INSIDENSI
Kembar terjadi pada 1% dari semua kehamilan dengan dua pertiga (70%) adalah
dizigot dan sepertiga (30%) adalah monozigot. Insiden dari kembar bervariasi
menurut :
Caucasia, 1:50 kehamilan pada ras Asia dan paling sedikit pada ras
Mongoloid)
Usia maternal (2% setelah 35 tahun). Paling tinggi pada wanita yang berusia
Insidensi kembar monozigot sama pada semua kelompok etnis dan tidak berbeda
oleh usia maternal, paritas maupun metode konsepsi yaitu 3,4/1000 kelahiran.
Insidensi untuk kehamilan kembar menurut Hukum Hellin adalah 1 dalam 80 n-1
seterusnya.
Distribusi dari letak dan posisi janin kembar (dalam %) antara lain :
KEMBAR PERTAMA
KEPALA 39 13 0,6
KEMBAR
LINTANG 8 4 0,6
V. DIAGNOSA
Diagnosa gemelli seringkali tidak dapat ditegakkan sampai kehamilan tua, dan
multipel banyak terlewat, bukan karena sangat sukar, tetapi karena pemeriksa tidak
kehamilan kembar bila didapatkan hal-hal berikut; besarnya uterus melebihi lamanya
amenore, uterus bertumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan berulang,
penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau
obesitas, banyak bagian kecil yang teraba, teraba 3 bagian besar janin, teraba dua
ballotement.
a. Anamnesis
pengobatan infertilitas, adanya uterus yang cepat membesar: fundus uteri > 4 cm
dari amenorea, gerakan anak yang terlalu ramai dan adanya penambahan berat
diagnosis kehamilan ganda dibuat secara tepat jika berat satu janin kurang dari
2500 gram, dan 75 % jika berat badan satu janin lebih dari 2500 gram. Untuk
amenorea, uterus tumbuh lebih cepat dari kehamilan normal, banyak bagian kecil
teraba, teraba tiga bagian besar, dan teraba dua balotemen, serta terdengar 2 DJJ
c. Pemeriksaan USG
Berdasarkan pemeriksaan USG dapat terlihat 2 bayangan janin atau lebih dengan 1
atau 2 kantong amnion. Diagnosis dengan USG setelah kehamilan 6-8 minggu
dapat menentukan diagnosis akurat jumlah janin pada uterus dari jumlah kantong
d. Pemeriksaan radiologi
ditentukan dengan teraba dua kepala, dua bokong, terdengar dua denyut jantung
2. Polihidramnion
4. Kista abdominalis
5. Molahidatiform
VII. PENATALAKSANAAN
A. Antepartum
1) Diet dan pola makan yang baik, wanita dengan kehamilan normal mengalami
kalori/hari dari pada wanita dengan hamil normal (total sekitar 2700-2800
kalori/hari)
2) Suplemen besi dan asam folat, pemberian tablet Fe pada saat prenatal
sekurangnya 30 mg, anemia defisiensi besi adalah yang paling sering dijumpai
membuat keadaan tidak nyaman karena uterus yang jadi lebih besar, istirahat
test)
Dengan tujuan :
janin lebih kecil dari pada janin yang lainnya kembar ini disebut
8) Konsultasi perinatologi
B. Intrapartum
bayi.
Partus per vaginam diikuti ekstraksi bokong totalis atau melakukan internal
Partus per vaginam diikuti dengan melakukan eksternal version (versi luar)
Kollisi; adanya kontak antara bagian janin sehingga tidak bisa memasuki
Interlocking; adanya kontak antara dagu kedua janin pada bayi A presentasi
bokong dan bayi B presentasi vertex dan kedua janin saking berhadap-
hadapan.
Gambar 7. Anak pertama lintang atau sungsang dan akan kedua memanjang
C. Post partum
Awasi segera terjadinya perdarahan post partum oleh karena atonia uteri sekunder.
kontraindikasi.
Jika pertama :
Pantau keadaan janin dengan auskultasi DJJ, jika terdapat kelainan DJJ
Tinggalkan klem pada ujung maternal tali pusat dan jangan melahirkan
b. Jika perlu lakukan versi luar agar janin kedua, janin letak memanjang
c. Pemeriksaan DJJ
Presentasi Verteks
1) Jika kepala belum masuk pintu atas panggul, masukkan kepala secara manual
4) Jika his tidak adekuat setelah kelahiran bayi I, berikan infus oksitosin dengan cara
5) Jika janin tidak lahir dalam dua jam dengan his yang baik, atau terdapat tanda-
tanda gawat janin (DJJ kurang dari 110 x / menit), lakukan SC.(9,10)
Presentasi Bokong
Jika taksiran BB janin tidak lebih besar dari janin pertama dan serviks tidak mengecil
1) Jika his tidak ada atau tidak adekuat setelah kelahiran janin I, beri infus oksitosin
sudah turun
3) Periksa DJJ diantara 2 kontraksi uterus. Jika DJJ anormal (DJJ < 110 x / menit),
lakukan SC
4) Jika persalinan per vaginam tidak memungkinkan, lahirkan bayi dengan SC.(9,10)
Letak Lintang
2) Jika versi luar gagal dan pembukaan lengkap dan selaput ketuban masih utuh
4) Jika versi luar gagal dan versi dalam (internal cephalic version) tidak dianjurkan
5) Berikan oksitosin 10 unit IM atau ergometrin 0,2 mg IM. Dalam waktu 1 menit
setelah bayi terakhir lahir dan teruskan penanganan aktif kala III untuk
IX. KOMPLIKASI
Komplikasi pada ibu dan janin pada kehamilan kembar lebih besar dibandingkan
kehamilan tunggal. Angka kematian perinatal pada kehamilan kembar cukup tinggi,
dengan kembar monozigotik 2,5 kali angka kematian kembar dizigotik. Resiko
erjadinya abortus pada salah satu fetus atau keduanya tinggi. Pada
trisemester pertama kehamilan reabsorbsi satu janin atau keduanya kemungkinan terjadi.
Anemia sering ditemukan pada kehamilan kembar oleh karena kebutuhan nutrisi yang
tinggi serta peningkatan volume plasma yang tidak sebanding dengan peningkatan sel
berhubungan dengan kejadian edema pulmonum pada pemberian tokolitik yang lebih
sehingga plasenta mudah terlepas. Kematian satu janin pada kehamilan kembar dapat
terjadi, penyebab kematian yang umum adalah saling membelitnya tali pusat.
( Benirschke, 1983 ). Bahaya yang perlu dipertimbangkan pada kematian satu janin
jumlah kembarnya. Pada kembar triplet, angka kelainan kongenital mayor lebih tinggi
dibandingkan kembar dua. Kelainan jantung pada kembar monozigotik 1 : 100 kasus.
uterus, tendesi terjadinya atonia uterus dan berasal dari insersi plasenta.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
2. Janin kembar umumnya terjadi akibat pembuahan dua ovum yang berbeda
3. Diagnosa gemelli seringkali tidak dapat ditegakkan sampai kehamilan tua, dan
janin multipel banyak terlewat, bukan karena sangat sukar, tetapi karena
1. Antepartum
minggu
h. Konsultasi perinatologi
2. Intrapartum
cross-match serta dihadiri ahli anestesi, ahli kebidanan dan ahli anak.
3. Post partum
Awasi segera terjadinya perdarahan post partum oleh karena atonia uteri
sekunder.
B. SARAN
I. Bagi Masyarakat
gameli
Dapat dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan pad ibu hamil dengan
gameli
DAFTAR PUSTAKA
1. Guttmacher AF, Schuyler GK. The Fetus of multiple gestations. Obstet Gynecol, 1958:
528-41.
2. Kalaichandran S. Twin Pregnancy Double Trouble or Twice The Joy. Lecturere University
http://www.twinspregnancy/obstetric.html
4. Malinov AM. Ostheimer GW Anesthesia for the high risk parturient. Obstet Gynecol,
1987: 951-64.
5. Center for Disease Control and Prevention. Use of assisted reproduktif technology
United States 1996 and 1998. Morbidity and Mortal;ity Weekly Report, 2002.
LLC. 2000.
9. Cunnigham FG, Mac Donald PC, Gant NF. William Obstetri. Edisi 18. McGraw- Hill
10. Hacker NF, Moore JG. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Alih Bahasa Nugroho e,
Editor : Christina Y. Edisi 2. cetakan 1. 2001.
11. Wiknjpsastro H. Kehamilan kembar. Dalam : Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga, Yayasan Bina
12. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Jilid 1. Edisi 2. Penerbit Buku