Anda di halaman 1dari 9

KEHAMILAN GANDA

A. Pengertian Kehamilan Kembar


1. Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.(Marmi,2011)
2. Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu.
(Sarwono, 2010)
3. Kehamilan ganda merupakan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus,
kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau bila satu
ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada
stadium massa sel dalam atau lebih awal. (Taufan, 2012)
4. Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih, sejak ditemukannya
obat-obat induksi ovulasi dari laporan-laporan seluruh pelosok dunia. (Delfi, 1998)
5. Kehamilan ganda adalah segmentasi satu ovum fertile (identik,monovuler atau
monozigotik) atau fertilisasi ovum yang terpisah oleh spermatozoa yang berbeda (fraternal
atau dizigotik). (Benson, 2009)

B. Etiologi
Faktor- faktor yang mempengaruhi adalah
1. Faktor Ras
a. Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai ras
yang berbeda.
b. Myrianthopoulos (1970), mengidentifikasi kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100
kehamilan pada orang kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80 kehamilan.
c. Pada kawasan di afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Knox dan
Morley (1960) dalamsuatu survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria,
mendapatkan bahwa kehamilan ganda terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran,kehamilan pada
orang timur atau oriental tidak begitu sering terjadi.
d. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya
kehamilan kembar dizigot.
e. Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan tinkat Folikel Stimulating
Hormone yang akan mengakibatkan multiple ovulasi.
2. Factor Keturunan
a. Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah.
b. White dan Wyshak (1964) dalam suatu penelitian terhadap 4000 catatan mengenai jemaat
gereja kristus orang-orang kudus hari terakhir, menemukan bahwa para wanita yang dirinya
sendiri dizigot dengan frekuensi 1/58 kelahiran. Namun, wanita yang bukan kembar tetapi
mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1/116
kehamilan.
c. Dalam analisis Burmer (1960) terhadap anak-anak kembar, 1 dari 25 (40%) ibu mereka
ternyata juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,75) ayah mereka yang kembar, keterangan
didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovulasi yang diturunkan.
3. Factor umur dan faritas
a. Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7, frekuensi
kehamilan ganda akan meningkat.
b. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga pada wanita 20 tahun tanpa riwayat
kelahiran anak sebelumnya, bila dibandingkan dengan wanita yang berusia diantara 35-40
tahun dengan 4 anak atau lebih.
c. Di Swedia, petterson dkk (1976), memastikan peningkatan yang nyata pada angka
kehamilan ganda yang berkaitan dengan meningkatnya paritas.
d. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3% dibandingkan dengan
kehamilan ke-4 sebesar 2,7%.
4. Factor nutrisi
a. Nylander (1971) mengatakan bahwa peningkatan kehamilan ganda berkaitan dengan BB
ibu. Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-30%
dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil.
b. McGillivray (1986) juga memaparkan bahwa kehamilan dizigotik lebih sering ditemui
pada wanita berbadan besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh kecil.
5. Factor terapi infertilitas
a. Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadrotopin atau chlomiphene
citrate menghasilkan ovulasi ganda.
b. Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan gonadotropin sebesar 16-40%,75%
kehamilan sengan dua janin. (Schenker, 1981)
c. Tuppin dkk (1993) melaporkan dari Prancis, insiden persalinan gemelli dan triplet terjadi
karena induksi ovulasi terapi human menopause gonadrotopin (hMG).
d. Faktor resiko untuk kehamilan ganda setelah ovarium distimulasi denganh hMG
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah estradiol dan injeksi chorionic gonadrotopin pada
saat bersamaan akan berpengaruh terhadap karasteristik sperma, meningkatkan konsentrasi
dan motilitas sperma. (Dickey, 1992)
e. Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan monozigotik.
6. Factor assistend reproductive technology (ART)
a. Tekhnik ART didesain untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan, dan juga
meningkatkan kemungkinan kehamilan ganda. Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan
elalui teknik fertilisasi in vitro dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar
berkualitas baik, dan dua dari empat embrio ditransfer kedalam uterus.
b. Pada umumnya, sejumlah embrio yang ditransfer kedalam uterus maka sejumlah itulah
akan beresiko kembar dan meningkatkan kehamilan ganda.

Bangsa, herediter, umur, dan paritas, hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan
kembar yang berasal dari 2 telur,juga obat klomoid dan hormone gonatropin yang
dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dapat menyebabkan kehamilan dizigotik. Factor
tersebut dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graf atau
terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Jika telur-telur yang diperoleh dapat
dibuahi lebih dari satudan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga
rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang lebih dari satu telur, factor
bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya
kehamilan kembar. Di perkirakan sebabnya ialah factor penghambat pada masa pertumbuhan
dini hasil konsepsi. Factor penghambat yang mempengaruhi sigmentasi sebelum blastula
terbentuk menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta seperti
pada kehamilan dizigotik. Bila factor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum
amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum primitive
streak tampak maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive
streak terbentuk maka akan terjadi kembar dempet dalam berbagai bentuk.

C. Jenis-jenis dari kehamilan ganda


1. Kehamilan kembar monozigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari satu ovum yang dibuahi dan membelah secara
dini dan membentuk dua embrio yang sama, kehamilan ini juga disebut hamil kembar identik
atau hamil kembar homolog atau hamil kembar uniovuler, karena berasal dari satu ovum.
Cirri-cirinya adalah
a. Jenis kelamin sama
b. Rupanya sama/ memiiki wajah yang sama (seperti bayangan)
c. Golongan darah sama, cap kaki dan tangan sama
d. Sebagian atau kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion,
2 karion, dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. Keadaan ini tidak dapat
dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dan atau 2 amnion.
Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.
e. Pada kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar siam dan
insiden kelainan malformasi masih tinggi.
2. Kehamilan kembar dizigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari 2 atau lebih ovum yang telah dibuahi,
sebagian besar kehamilan ganda adalah dizigotik atau kehamilan kembar fraternal.
Cirri-cirinya adalah :
a. Jenis kelamin dapat sama atau berbeda
b. Persamaan seperti adik kakak
c. Golongan darah tidak sama
d. Cap tangan dan kaki tidak sama
e. Sebagian atau kira-kira 2/3 kehamilan kembar adalah dizigotik yang mempunyai 2
plasenta, 2 korion dan 2 aamnion dan 2 amnion,2 korion, 1 plasenta.

D. Tanda Dan Gejala Yang Mengindikasikan Kehamilan Kembar


1. Ukuran uerus, tinggi fundus uterus, dan lingkar abdomen melebihi ukuran yang seharusnya
untu usia kehamilan akibat pertumbuhan uterus yang pesat selama trimester ke 2.
2. Mual dan muntah berat( akibat peningkatan kadar HCG)
3. Riwayat bayi kembar dalam kelurga.
4. Riwayat penggunaan obat penyubur sel telur, seperti sitrat klomifen( clomid) atau
menotropins (pergonal).
5. Pada palpasi abdomen didapat tiga atau lebih bagian besar dan/ atau banyak bagian kecil,
yang akan semakin mudah diraba terutama pada trimester ketiga.
6. Pada auskultasi ditemukan lebih dari satu bunyi denyut jantung janin yang jelas-jelas
berbeda satu sama lain(berbeda lebih dari 10 denyut jantung permenit dan terpisah dari detak
jantung ibu).

E. Penatalaksanaan antepartum kehamilan kembar


Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pada kehamilan dengan penyulit kembar, kita
perlu :
1. Pemeriksaan antenatal lebih sering, mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan
tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda pre-eklamsi
dapat diketahui dini dan penanganannya dapat dikerjakan dengan segera. Setelah kehamilan
30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dilarang karena dapat merupakan factor
predisposisi partus prematurus.
2. Pada kehamilan kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar dari hamil
tunggal, sehingga kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi agar tidak terganggu pertumbuhan
janin dalam rahim.
3. Anemia hepokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi 2
bayi dan penambahan volema darah ibu sangat meningkat.pemberian sulfas ferosus 3×100
mg secara rutin perlu dilakukan, selain zat besi dianjurkan untuk memberikan asam folik
sebagai tambahan, yaitu 5 mg asam folat dan satu tablet zatbesi setiap hari.
4. Mencegah kelahiran janin yang terlalu preterm.
5. Mengidentifikasi gangguan pertumbuhan salah satu atau kedua janin dan janin yang
mengalaminya dilahirkan sebelum sekarat.
6. Mengeliminasi trauma janin selama persalinan dan kelahiran.
7. Mempersiapkan dokter yang ahli dalam perawatan neonates.
Disamping itu juga harus diperhatikan keadaan ibu dan janin seperti :
1. Nutrisi
Kebutuhan akan kalori, protein, mineral, vitamin, dan asam lemak esensial jauh meningkat
pada wanita dengan kehamilan multiple. Kehamilan multiple harus mengalami pertambahan
sekitar 25 kg (50 pon ), di anjurkan konsumsi energy harus ditingkatkan sebsar 300 kkal/hari,
suplementasi besi 60-100 mg/hari, asam folat 1 mg/hari.
2. Hipertensi ibu
Gangguan hipertensi akibat kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada janin
multiple.
3. Surveilans Antepartum
Pertumbuhan janin lebih lambat pada kehamilan multiple dibandingkan dengan gestasi
tunggal dan juga mungkin tidak sepadan di antara dua janin. Atas alsan tersebut sepanjang
trimester 3 biasanya dilakukan pemeriksaan sonografi serial, pertumbuhan yang memadai
dipastikan.ketidaksepadanan ukuran merupakan kekhawatiran utama apabila pertumbuhan
salah satu janin terhambat, penilaian volume cairan amnion juga penting karena adanya
oligohidramnion mungkin menandakan patologi uteroplasenta dan hal ini seyogyanya
mendorong kita segera melakukan evaluasi terhadap kesejahtraan janin.
4. Pemeriksaan kesehatan janin
Pada penatalaksanaan kehamilan multiple ordo tinggi sering digunakan uji non stress atau
profil bio fisik. Kompleksitas penyulit pada kehamilan multiple serta kemungkinan kesulitan
tekhnis dalam memisahkan janin-janin sewaktu dilakukan pemeriksaan antepartum
tampaknya membatasi manfaat metode-metode ini.

5. Velosimetri Doppler
Evaluasi resistensi vascular dengan Doppler dapat digunakan untuk menilai kesejahtraan
janin. Meningkatnya resistensi disertai berkurangnya kecepatan diastolic sering menyertai
pertumbuhan janin yang terhambat. Hasil-hasil pemeriksaan Doppler pada kembar dua dan
triplet sama dengan pada janin tunggal dan karenya dapat digunakan dengan cara serupa.
6. Mencegah pelahiran preterm
Sebagai upaya untuk memperpanjang gestasi pernah digunakan beberapa tekhnik antara lain
tirah baring, terutama rawat inap di rumah sakit, pemberian obat betamimetik profilaktik, dan
cervical cerclage (pengikatan serviks) profilaktik.
7. Terapi tokolitik
Terapi tokolitik pada wanita dengan gestasi multiple menimbulkan resiko yang lebih tinggi di
bandingkan kehamilan tunggal,sebagian karena peningkatan volume plasma dan kebutuhan
kardiovaskular akan menyebabkan pasien rentan terhadap edema paru setelah mendapat
hidrasi dan terapi beta-mimetik.
8. Kortikosteroid untuk pematangan paru janin
Tidak terdapat bukti yang memuaskan bahwa kortikostiroid bermanfaat bagi janin multipel .
sebagai contoh Turrentine dkk.(1996) tidak menemukan perbedaan hasil akhir neonates
antara 21 pasangan kembar yang mendapat terapi kortikosteroid optimal dan 63 pasangan
kembar yang tidak mendapat terapi.
9. Prediksi peraslinan preterm
Goldendbreg dkk. (1996) secara prospektif menapis lebih dari 50 faktor resiko protensial
untuk persalinan premature pada 147 kehamilan kembar dan mendapatkan bahwa hanya
panjang serviks dan fibronektin janin yang dapat memprediksi pelahiran preterm. Pada usia
gestasi 24minggu,panjang serviks yang lebih dari 25mm merupakan predictor terbaik akan
terjadinya pelahiran sebelum 32 minggu, dan pada 28 mingggu, fibronektin janin yang positif
merupakan pretiktor terbaik.
10. Pematangan paru
Berdasarkan pengukuran rasio lesitin-sfingomieli, kematangan paru biasanya berlangsung
serentak di antara kembar ( levenu,dkk1984). Selain itu,walaupun rasio ini biasanya besarnya
lebih lebih dari 2 setelah 36 minggu pada janin tunggal, pada kehamilan mutipel rasio
tersebut sudah tercapai pada sekitar 32 minggu. Namun , pada sebagian kasus mungkin
terjadi kesenjangan fungsi paru yang mencolok, ketika janin yang paling kecil dan paling
mengalami stress akan lebih cepat matang.
11. Penatalaksanaan menuggu pada pecah ketuban
Gestasi kembar di sertai ketuban pecah dini di berikan pinatalaksanaan menuggu seperti pada
kehamilan tunggal. Mercer,dkk.(1993). Membandingkan hasil akhir kehamilan kembar dan
tunggal yang mengalami ketuban pecah dini pada gestasi 19-36 minggu dan mendapatkan
bahwa persalinan terjadi lebih dini pada kehamilan kembar. Secara spesifik, median waktu
dari pecahnya ketuban sampai lahir adalah 1,1 hari pada kembar dibandingkan 1,7 hari pada
janin tunggal lebih dari 90% bayi dari kedua kelompok lahir dalam 7 hari setelah ketuban
pecah.
12. Penundaan lahirnya kembar kedua
Pernah di laporkan kasus-kasus dengan 1 atau lebih janin multipel lahir secara sangat
premature, dan karena aktifitas uterus terhenti,kehamilan di biarkan berlanjut sampai lahirnya
janin yang lain beberapa hri atau bahkan beberapa minggu kemudian. Trivedi dan gillett
(1998) mengkaji literature inggris dan mendapatkan 45 laporan kasus kelahiran asinkron pada
gestasi multipel umumnya kelahiran pertama terjadi akibat ketuban pecah dini dan angka
kelangsungan hidup bagi para janin ini sanat kecil. Namun, kehamilan kembar atau triplet
yang sebagian janinnya bertahan hidup berlanjut rata-rata selama 49 hari pentalaksanan
dengan tokolitik,antibiotic, profilaktik,dan pengiktan serviks tanpaknya tidak menghasilkan
perbedaan. Apabila di usahakan terjadi kelahiran asinkron, harus dilakukan evaluasi yang
cermat atas infeksi, solusio, dan anomali congenital, dan wanita yang bersangkutan di beri
penyuluhan mendalam mengenai resiko-resiko ini.

F. Penatalaksanaan dalam persalinan


1. Untuk memilih metode yang optimal untuk kelahiran presentasi janin-janin itu harus
diketahui dengan tepat.
2. Presentasi kepala paling sering terjadi (50% bokong-dari semua kombinasi) diikuti dengan
kelahiran kepala-bokong, bokong-kepala, bokong-bokong, untuk presentasi kepala-kepala
persalinan pervaginam diperbolehkan seperti halnya pada presentasi kepala tunggal, frekuensi
DJJ harus dipantau terus menerus selama persalinan.
3. Setelah kelahiran dari kembar yang pertama, tali pusat dengan segera di klem, yang dikeali
sebagai kembar A, dan dipotong.
4. Pemeriksaan dalam kemudian dilakukan untuk menilai presentasi dan stasion kembar
kedua. Apabila kembar kedua presentasi kepala, persalinan dibiarkan berlanjut, frekuensi DJJ
kedua terus dipantau, bila kontraksi rahim tidak efektif oksitosin harus diberikan dalam
larutan encer dan persalinan dibiarkan berjalan.
5. Selang waktu optimal antara kehamilan kembar pertama dan kedua adalah 5-15 menit,
apabila lebih dari 30 enit dapat mengakibatkan insufiensi uteroplasenta yang dapat
mengakibatkan menurunnya aliran darah uteroplasenta yang diakibatkan oleh berkurangnya
voleme dalam rahim.
6. Pada presentasi lain,SC rutin harus dilakukan untuk mencegah cedera kelahiran dan
asfiksia potensial yang mungkin terjadi pada versi kaki dan ekstraksi sungsang total.
Semua persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayi premature disediakan. Golongan darah
ibu sudah di tentukan dan persediaan darah diadakan mengingat kemungkinan perdarahan
post partum lebih besar. Pemakaian sedative perlu dibatasi. Epiosiotomi mediolateral
dikerjakan untuk memperpendek kala pengeluaran dan mengurangi tekanan pada kepala bayi.
Setelah bayi pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar dan vaginal untuk mengetahui
letak dan keadaan janin kedua. Bila janin dalam letak memanjang, selaput ketuban
dipecahkan dan air ketuban dialirkan perlahan-lahan untuk menghindarkan prolapsus
funikulli. Penderita dianjurkan meneran atau dilakukan tekanan terkendali pada fundus uteri,
agar bagian janin masuk dalam panggul, janin kedua turun dengan cepat sampai kedasar
panggul dan lahir spontan karena jalan lahir telah dilalui anak pertama. Bila janin kedua
dalam letak lintang denyut jantung janin tidak teratur, tetapi prolapsus funikulli atau soluso
plasenta, atau bila persalinan spontan tidak terjadi dalam 15 menit, maka janin perlu
dilahirkan dengan obstetric karena resiko akan meningkat dengan meningkatnya waktu.
Dalam letak lintang dicoba untuk mengadakan versi luar dan bila tidak berhasil maka segera
dilakukan versi ekstraksi tanpa narcosis, pada janin dalam letak memanjang dapat dilakukan
ekstraksi kunam pada letak kepala dan ekstraksi kaki pada letak sungsang. Sectio sesaria
dilakukan atas indikasi janin pertama dalam letak lintang, prolaps funikulli, plasenta previa.
Bila terjadi interloking, bila keadaan tidak bias dilepaskan dilakukan dekapitasi atau SC
menurut keadaan janin. Setelah anak ke dua lahir penderita disuntik 10 satuan oksi dan
tingginya fundus uteri diawasi, jika ada tanda-tanda pelepasan plasenta maka plasenta
dilahirkan, kala IV diawasi secara cermat agar perdarahan post partum dapat diketahui dini
dan penanggulangan dapat dilakukan dengan segera.
G. Penatalaksanaan post partum
Terjadi gangguan kontraksi otot rahim yang menyebbkan atonia uteri yang menimbulkan
perdarahan dan retensio plasenta. Seseorang wanita dengan kehamilan ganda mempunyai
volume darah yang lebih besar dan mendapatkan beban ekstra pada system kardiovaskuler,
peregangan otot rahim yang menyebabkan iskemia uteri yang dapat meningkatkan
kemungkinan preklampisia dan eklampsia.
H. Letak dan presentasi janin
Pada umunya tidak besar dan cairan amnion lebih banyak dari pada biasanya, sehingga sering
terjadi perubahan presentasi dan posisi janin. Demikian pula letak janin kedua dapat berubah
setelah kelahiran janin pertama, misalnya dari letak lintang menjadi letak sungsang. Yang
paling sering ditemukan kedua janin dalam letak memanjang dengan presentasi kepala
kemudian menyusul presentasi kepala dan bokong, keduanya presentasi bokong, presentasi
kepala dan bahu, presentasi bokong dan bahu dan yang paling jarang keduanya presentasi
bahu.
I. Pertumbuhan janin kembar
1. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000gr lebih ringan dari janin tunggal.
2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua dibawah 2500 gr,triplet dibawah 2000
gr,quadruplet dibawah 1500 gr, dan quintuplet dibawah 1000 gr.
3. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama,umumnya berselisih
antara 50 sampai 1000 gr, dank arena pembagian sirkulasi darah tidak sama,maka yang satu
lebih kurang tumbuh dari yannng laiinnya.
4. Pada kehamilan ganda monozigotik
a. Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang lain, karena itu setelah
bayi satu lahir tali pusat harus diikat unntuk menghindari pendarahan.
b. Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan jadi monstrum,seperti
akardiakus,dan kelainan lainnya.
c. Dapat terjadi sindroma transfuse fetal; pada janin yang mendapat darah lebih banyak
terjadi hidramnion, polesetimia, edema, dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua
terlihat kecil, anemis, dehidrasi, oligohidramnion dan mikrokardi, karena kurang mendapat
darah.
5. Pada kehamilan kembar dizigotik
a. Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.
b. Janin yang mati bias diresorbsi (pada kehamilan muda), atau pada kehamilan yang agak
tua, janin menjadi pipih yang disebut fetus papyraseus atau kompresus.

J. Diagnosis
Diagnosis kehamilan kembar dapat ditegakan jika di temukan hal-hal sebagai berikut :
1. Anamnesis
a. Riwayat adanya keturunan kembar
b. Menapat pengobatan infertilitas
c. Uterus yang membesar lebih dari 4 cm
d. Gerakan janin yang banyak
2. Pemeriksaan klinis
a. Besarnya uterus melebihi lamanya amenorhoe
b. Uterus tumuh lebih cepat dari pada biasanya pada pemeriksaan ulang
c. Penambahan berat badan ibu yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas
d. Banyak bagian kecil yang teraba
e. Teraba tiga bagian besar janin
f. Teraba 2 balotement
g. Terdengar dua DJJ dengan perbedaan 10 denyutan atau lebih.
3. Pemeriksaan USG
a. Terlihat dua bayangan janin dengan 1 atau 2 kantong amnion.
b. Diagnosis dengan USGsudah dapat ditegakkan padakehamilan 10 minggu.
4. Pemeriksaan X-ray
Sudah jarang dilakukan karena terdapat bahaya radiasi dari penyinaran.
5. Diagnosis pasti dapat ditentukan dengan :
a. Teraba 2 kepala, 2 bokong, dan 1 atau 2 punggung.
b. Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling
sedikit 10 denyut permenit.
c. Sonogram dapat mendiagnosa kehamilan kembar pada triwulan pertama.
d. Rontgen photo abdomen.
6. Diagnosis Banding
a. Hidramnion
Dapat menyertai kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong
amnion dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah
pada hidramnion ada kelainan kembar atau tidak.
b. Kehamilan dengan mioma uteri atau kista ovary
Tidak terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar
digerakkan, lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat mmembedakan
kedua hal tersebut.

K. Komplikasi
1. Ibu
a. Anemia
b. Hipertensi
c. Partus prematurus
d. Atonia uteri
e. Perdarahan post partum
2. Bayi
a. Hidramnion
b. Malpresentasi
c. Plasenta previa
d. Abruption plasenta
e. Ketuban pecah dini
f. Prolapsus funikuli
g. Pertumbuhan janin terhambat
h. Kelainan bawaan
i. Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat

L. Pengaruh terhadap ibu dan janin


1. Terhadap ibu
a. Kebutuhan akan zat-zat bertamah, sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-
zat lainnya
b. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar
c. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering
d. Karena uterus yang besar,ibu mengeluh sesak nafas,sering miksi,serta terdapat endema dan
varises pada tungkai dan vulva.
e. Dapat terjadi inersia uteri,perdarahan postpartum, dan solusio plasenta sesudah anak
pertama lahir.
2. Terhadap janin
a. Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan
kembar: 25% pada gemeli; 50% pada triplet;dan 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4
minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi premature akan tinggi.
b. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae,maka angka kematian bayi kedua
tinggi.
c. Sering terjadi kesalahan letak janin,yang juga akan mempertinggi angka kematian janin.

M. Prognosis
Prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena seringnya
terjadi toksemia gravidarum, hidraminon, anemia, pertolongan obstetric opeatif, dan
perdarahan postpartum. Angka kematian perinatal tinggi terutama karena premature, prolasps
tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetric karena kelainan letak janin.

N. Pengaruh yang di alami ibu saat hamil dan bersalin akibat janin kembar
1. Saat hamil
Akibat dari janin kembar ibu saat hamil mengalami keluhan sebagai berikut :
a. Sesak nafas
b. Sering BAK
c. Gerak banyak
d. Edema varises
e. Hiperemesis
f. Saki pinggang
2. Saat bersalin
a. Tenaga ibu lebih terkuras pada janin yang di lahirkan dengan pervaginam (presentasi
kepala), cepat lelah, dan bias mengakibatkan dehidrasi
b. Ibu kesulitan dalam memilih posisi yang nyaman
c. Kemungkinan terjadi perdarahan lebih besar
d. Kemungkinan besar persalinan dengan SC

O. Resiko yang mungkin timbul pada kehamilan kembar


1. Anomali janin
2. Keguguran dini
3. Lahir hidup
4. IUGR
5. Plasenta previa
6. Persalinan dan pelahiran preterm
7. Diabetes kehamilan
8. Preeklamsia
9. Malpresentasi
10. Persalinan dengan gangguan

Anda mungkin juga menyukai