KEHAMILAN GAMELLI
NADYA DIYANTI
201920461011060
2020
1
BAB I
KONSEP TEORI
1.1 Definisi
Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan tersebut
selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Kehamilan kembar
dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhapap bayi dan ibu. Oleh karena itu, dalam
menghadapi kehamilan kemmbar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih intensif.
Frekuensi kehamilan kembar mengikuto rumus dari Herlin, yaitu 1:89-untuk hamil
kembar, 1:89 pangkat dua untuk kehamilan tiga sedangkan kuadranplet 1:89 pangkat
tiga.
Kehamilan ganda dalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak
diketemukan obat- obatan dan cara induksi ovulasi. Ketika dua atau lebih tumbuh dalam
uterus pada saat yang bersamaan, kondisi ini dikenal sebagai kehamilan multipel.
Kehamilan kembar adalah dua atau lebih janin yang ada didalam kandungan selama
proses kehamilan.
a. Faktor ras
Frekuensi kelahiran janin multiple memperlihatkan variasi yang nyata diantara berbagai
ras yang berbeda. Kelahiran ganda terjadi 1 diantara 100 kehamilan kehamilan pada orang
kulit putih, sedangkan pada orang kulit hitam 1 diantara 80 kehamilan. Pada kawasan di
Afrika, frekuensi terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi. Perbedaan ras yang nyata ini
merupakan akibat keragaman pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot.
Perbedaan kehamilan ganda ini disebabkan oleh perbedaan tingkat Folikel Stimulating
Hormone yang akan mengakibatkan multiple ovulasi
b. Faktor keturunan
Sebagai penentu kehamilan ganda genotip ibu jauh lebih penting dari genotip ayah.
Namun, wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami kembar dizigot, melahirkan
bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan, anak-anak kembar 1 dari 25 (4%) ibu
mereka ternyata juga kembar, tetapi hanya 1 dari 60 (1,7%) ayah mereka yang kembar,
keterangan didapatkan bahwa salah satu sebabnya adalah multiple ovuasi yang
diturunkan.
c. Faktor umur dan paritas
Untuk peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai dengan 7, frekuensi
kehamilan ganda akan meningkat. Kehamilan ganda dapat terjadi kurang dari sepertiga
pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebleumnya, bila dibandingkan dengan
wanita yang berusia diantara 35 sampai 40 tahun dengan 4 anak atau lebih. Di Swedia,
peningkatan yang nyata pada angka kehamilan ganda yang berkaitan dengan
meningkatnya paritas. Dalam kehamilan pertama, frekuensi janin kembar adalah 1,3%
dibandingkan dengan kehamilan keempat sebesar 2,7%.
d. Faktor Nutrisi
Kehamilan ganda berkaitan dengan status nutrisi yang direfleksikan dengan berat badan
ibu. Ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil ganda sebesar 25-
30% dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil. wanita berbadan
besar dan tinggi dibandingkan pada wanita pendek dan bertubuh kecil.
e. Faktor Terapi Infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH plus chorionic gonadotropin atau chlomiphene
citrate menghasilkan ovulasi ganda. Insiden kehamilan ganda seiring penggunaan
gonadotropin sebesar 16-40%, 75% kehamilan dengan dua janin. Faktor resiko untuk
kehamilan ganda setelah ovarium distimualsi dengan hMG berpengaruh terhadap
peningkatan jumlah estradiol dan injeksi chorionic gonadotropin pada saat bersamaan
akan berpengaruh terhadap karakteristik sperma, meningkatkan konsenterasi dan motilitas
sperma. Induksi ovulasi meningkatkan insiden kehamilan ganda dizigotik dan
monozigotik.
Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang
diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio yang kemudian dimasukan
kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu.
Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas
tidak atau sedikit sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini
sebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula
terbentuk,menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta
seperti pada kehamilan kembar dizigotik.
Kemungkinan kembar di curigai kalau penambahan berat badan ibu atau pertumbuhan
rahimnya lebih besar daripada usia kehamilannnya. Dengan USG, diagnosis kehamilan
kembar dan penyingkiran kemungkinan lain (cairan amnion yang berlebihan, fibroid,
mola hidatidosa, perhitungan usia kehamilan yang keliru) dapat di lakukan dengan
mudah dan lebih dini). Sesudah itu,kehamilan kembar dapat di ketahui lewat gerakan
janin atau bagian – bagian jani yang berlebihan, pemeriksaan palpasi yang meraba dua
kepala janin atau auskultasi oleh dua orang pemeriksa yang menangkap dua suara
jantung dengan variasi frekuensi paling tidak 10 denyutan per menit.
Di luar aspek emosional, social dan finansial,kehamilan kembar dapat di persulit oleh:
b. Distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi
partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada
kehamilan kembar.
d. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain
e. Polihidramnion.
g. Detak Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik
per menit.
1.7 Patofisiologi
Kehamilan kembar dibagi menjadi dua.Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur
dan dizigotkembar yang berasal dari dua telur dari seluruh jumlah kelahiran
kembar,sepertiganya adalah monozigot.Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam
waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma.Akibatnya, kedua seltelur itu mengalami
pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur
yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan
berpengaruh pada kondisi bayi kelak.Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat
waktu, yaitu 0 –72 jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan
pertama,akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dandikorionik
atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban
tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah
satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya,
perkembangan bayi bisa terhambat.Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan
plasenta masing- masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah denganbaik. Pada
pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban,
sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu
pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam
biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat
pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama,karena bayi
bisa membelah dengan sempurna.Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur
waktunya.Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah
tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi,
kurang gizi,dan masalah lingkungan. Pada seseorang yang mengalami masalah selama
kehamilan dengan kehamilan kembar seperti Sesak nafas, Edema varises, Pre
eklamsiaeklamsi, Hidramnion, harus dilakukan seksio cesarean sebab akan
menyebabkan distres janin, plasenta previa, prolapsus funikuli, prolong labour jika tidak
maka Komplikasi kehamilan sepeerti hidramnion, plasenta previa, prematurita, solusio
plasenta, monster fetus yang sangat membahayakan ibu dan janin.
1.8 Penatalaksanaan
Kehamilan kembar akan membawa risiko yang lebih berbahaya daripada kehamilan
tunggal, baik terhadap ibu maupun janinya.Karena itu harus di berikan perawatan
antenatal ekstra.Biasanya di perlukan nasihat dan tindakan untuk memastikan:
a. Istirahat yang cukup guna memperbaiki aliran darah Rahim (ibu dapat di rawat di
rumah sakit untuk mencegah persalinan premature).
b. Diet yang memadai, baik dan seimbang dengan suplemen zat besi serta asam folat.
c. Perbaikan dengan segera semua kelainan ringan dan gangguan kenyamanan pasien.
d. Penanganan dini komplikasi seperti pre eklamsia atau plasenta letak rendah
e. Palpasi dan mungkin pemutaran janin yang kedua setelah yang pertama di lahirkan
f. Penjepitan (klem) dan pengikatan tali pusat yang di lakukan dengan segera dan hati-
hati (pada kasus kehamilan uniovuler dengan sirkulasi darah plasenta yang saling
berhubungan).
a. USG
b. Cek Laboratorium
c. Foto Rongsen
1.10 PATWAY
Usia, RAS, Genetik,
Satu sel sperma Infertilitas
1 Zigot
membuahi satu sel ovum
Risiko Infeksi
Inkontinensia Urin
Berlebih
BAB II
KASUS ASKEP
Ny. N 27 tahun pekerjaan guru SD, datang ke puskesmas Juni 2020 pukul 09.00, dengan
kehamilan gemeli gestasi 38 minggu , mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah
keguguran, Tidak ada riwayat penyakit jantung, asma, hipertensi, dan DM, Ibu mengeluh
mual, muntah dan lemas, makan porsi sedikit 3 kali sehari dengan nasi, lauk pauk seperti
sayuran daging, serta buah-buahan, sering BAK 6 – 8 kali sehari berwarna kuning, jernih dan
berbau amoniak. Frekuensi BAB 1 kali sehari, berwarna kuning, dan konsistensi lunak,
Pemeriksaan Fisik Kesadaran komposmentis, Tinggi badan ibu 152 cm, Berat badan ibu 58
kg dan berat ibu sebelum hamil 50 kg, Lingkar lengan atas 26 cm T: 110 / 80 mmHg, N: 84
kali / menit RR: 20 kali / menit, S: 36, 6 ºC, konjungtive merah muda, Bibir lembab, Tidak
ada pembengkakkan kelenjar tyroid, Simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, teraba 1
bokong dan 1 kepala, . Pada USG nampak 2 janin dan 2 jantung yang berdenyut, Hb: 11,2
Tgl Praktek : 29 Juni- 4 Juli 2020 Tgl Pengkajian : 5 Mei 2020 Ruang
Praktek : Kaber Rumah Sakit RSUD Kepanjen
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. N
b. No. Rekam Medis XXXX
c. Tanggal Lahir :
d. Usia : 27 Tahun
e. Pendidikan Terakhir : S1 PGSD
f. Pekerjaan : Guru SD
g. Agama : Islam
h. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
i. Alamat : Jlan Pahlawan 5 Malang
j. No. Telp :
c. Usia :
d. Pendidikan Terakhir:
e. Pekerjaan :
f. Agama :
g. Suku/bangsa :
h. Alamat :
i. No. Telp :
X. PEMERIKSAAN FISIK :
a. Kepala :
1. Distribusi rambut :( ) merata ( ) tidak
2. Lesi/pembengkakan :( ) Ya ( ) tidak ada
3. Nyeri saat diraba :( ) Ya ( ) tidak ada
4. Keluhan :( ) Ya ( ) tidak ada
Sebutkan :
b. Wajah :
1. Edema wajah :( ) Ya ( ) tidak ada
2. Keluhan :( ) Ya ( ) tidak ada
Sebutkan :
c. Mata :
1. Sklera ikterik : ( ) Ya ( ) tidak
2. Konjuntiva anemis :( V ) Ya ( ) tidak
3. Keluhan : ( ) Ya ( ) tidak ada
d. Hidung :
1. Sekret :( ) Ya ( ) tidak
2. Polip :( ) Ya ( ) tidak
3. Keluhan :( ) Ya ( ) tidak ada
Sebutkan :
f. Telinga :
1. Serumen :( ) Ya ( V ) tidak ada
2. Sekresi :( ) Ya ( V ) tidak ada
3. Keluhan :( ) Ya (V) tidak ada
Sebutkan :
g. Leher :
1. Kelejar tiroid :( ) membesar ( V ) tidak
2. Keluhan :( ) Ya ( ) tidak ada
Sebutkan :
h. Ketiak : :
1. Kelenjar limfe :( ) membesar (V) tidak
2. Keluhan :( ) Ya ( ) tidak ada
Sebutkan :
7. frekuensi nadi
k. Abdomen :
Involusio Uteri
1. Tinggi fundus uteri : cm Kontraksi : ( ) Ya (
) Tidak
2. Diastasis rektus Abdominis : ( ) < 2 jari / 2 cm ( ) > 2 jari / 2 cm
3. Kandung kemih :
Jenis/warna :
Konsistensi :
Bau :
8. Hemorrhoid :
Derajat : , Lokasi :
m. Extremitas :
1. Ektremitas Atas :
a) Edema :( ) Ya ( ) tidak
b) Varises :( ) Ya ( ) tidak
2. Ektremitas Bawah :
a) Edema :( ) Ya ( ) tidak
b) Varises :( ) Ya ( ) tidak
c) Tanda Hoffman :( ) + ( ) -
3. Keluhan :( ) Ya ( ) tidak ada
Sebutkan :
n. Masalah Khusus :
1. Eliminasi :
BAK 6 - 8x Sehari, BAB 1 kali
6. Kemampuan Menyusui :
XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium :
XIII. Lain-lain:
STANDARD OPERATING PROSEDUR (SOP)
PERAWATAN PAYUDARA
Pengertian Perawatan yang dilakukan pada ibu pasca persalinan atau post partum
Indikasi 1. Ibu post partum yang menyusui
2. Bila ASI ibu tidak teratur / tidak lancar (Bendungan ASI)
3. Saluran susu tersumbat karena tekanan bayi sewaktu
menyusui
4. Pemakaian bra yang ketat
Tujuan a. Menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi
b. Menjaga elastisitas puting susu
c. Menjaga puting susu agar tetap menonjol
d. Mengetahui adanya kelainan payudara
e. Melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya
saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran ASI
Petugas Bidan
Pengkajian Kaji keadaan payudara klien
Persiapan Klien 1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Menyambut dengan sopan dan ramah serta memposisikan
klien
3. Memperkenalkan diri kepada klien
4. Merespon terhadap reaksi klien
5. Pasien dan kelurga diberi penjelasan tentang hal-hal yang
akan dilakukan.
Persiapan alat - Baby oil/minyak kelapa
- dua buah baskom yang berisi air hangat dan air dingin
- dua buah waslap / handuk kecil
- dua buah handuk bersih
- kapas secukupnya
Prosedur 1. Cuci tangan
2. Buka baju pasien dan ganti dengan handuk yang lain
3. Puting susu dikompres dengan kapas minyak
4. Puting susu dipegangan dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk kemudian diputar ke arah dalam sebanyak 5-10 kali
dan ke arah luar 5-10 kali
5. Puting susu ditarik sebanyak 20 kali
6. Merangsang dengan menggunakan ujung waslap
7. Licinkan kedua tangan dengan minyak lalu tempatkan kedua
telapak tangan tadi diatas kedua payudara.
8. Pengurutan 1
Lakukan pengurutan, arah pengurutan dimulai kearah atas kemudian
kesamping, telapak tangan kiri dan telapak tangan kanan kearah sisi
kanan. Selanjutnya diteruskan kearah bawah samping. Lakukan
pengurutan ini sebanyak 15-30 kali.
Selanjutnya letakkan kedua telapak tangan disalah satu payudara
bagian bawahnya edengan posisi telapak tangan yang satu diatas dan
yang satu dibawah (posisi bertumpuk). Lalu digerakkan secara
bergantian keatas sambil menyentuh sedikit payudara dan dilepas
perlahan-lahan, lakukanlah sebanyak 15-30 kali.
Dilanjutkan dengan arah garukan yang terakhir adalah melintang
yaitu tempatkan kedua telapak tangan dibawah kedua payudara kiri
dan kanan, kemudian secara bersamaan digerak-gerakan keatassambil
menyentuh sedikit payudara dan dilepas perlahan-lahan, lakukanlah
sebanyak 20-30 kali.
- Pengurutan II
Salah satu tangan menopang payudara sedang tangan yang lainnya
mengurut payudara dari pangkal menuju putting susu dengan tangan
dikepalkan. Lakukanlah sebanyak 20-30 kali
- Pengurutan III
Satu payudara dan telapak tangan menopang yang lainnya mengatur
payudara dari pangkal menuju ke putting susu. Lakukanlah secara
bergantian pada payudara kiri dan kanan, lakukanlah sebanyak 20-30
kali.
- Pengurutan IV
Merangsang payudara dengan mengompreskan air hangat dan air
dingin secara bergantian dengan memakai waslap, dilakukan
sebanyak 20-30 kali. Bisa juga dilakukan oleh ibu pada saat mandi
dikamar mandi dengan menggunakan Waskom kecil berisi air hangat
diguyur atau diciprat-cipratkan ke payudara dan untuk air dinginnya
bisa dilakukan saat ibu mandi dengan air dingin. Selanjutnya
dikeringkan dengan handuk dan alat-alat yang dipakai dibereskan
Pakailah BH khusus untuk menyusui bayi (BH yang menyangga
payudara)
Penting ;
-Jangan membersihkan putting susu dengan sabun atau alcohol
karena dapat menyebabkan putting susu lecet/sakit.
-Perawatan dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi.
18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N
Diagnosa Hari/
No SLKI SIKI Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tgl
1. Risiko Defisit Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi: Manajemen Nutrisi: S : Pasien mengatakan mual
Nutrisi dibuktikan selama 1X12 jam dengan muntah berkurang.
dengan kriteria Status Nutrisi Observasi Observasi
O:
Ketidakmampuan membaik: 1.
Identifikasi status 1. Mengidentifikasi status
mengabsorbsi nutrisi nutrisi . Nafsu Makan membaik (5)
nutrient (D.0032)1. 1. Nafsu Makan membaik
2. Identifikasi 2. Mengidentifikasi makanan
(5) makanan yang yang disukai . Frekuensi makan membaik (3)
disukai 3. Mengidentifikasi
2. 2. Frekuensi makan
3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis . BB membaik (4)
membaik (5) kebutuhan kalori nutrisi
dan jenis nutrisi Terapeutik A : Masalah Teratasi Sebagian
3. 3. BB membaik (5) Terapeutik
1.Membantu meakukan oral P :Lanjutkan Intervensi
1. Lakukan oral hygine sebelum makan
hygine sebelum 2.Menyajikan makanan yang
makan menarik
2. Sajikan makanan 3.Memberikan suplemen
yang menarik makanan
3. Berikan Kolaborasi
suplemen
makanan 1. Kolaborasi pemberian
Kolaborasi medikasi sebelum makan
2. Kolaborasi dengan ahli
1. Kolaborasi gizi
pemberian medikasi
sebelum makan
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi
Risiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan S : Pasien mengatakan nyeri
2. dibuktikan dengan selama 1X24 jam dengan Pencegahan Pencegahan Infeksi: berkurang setelah SC
Efek prosedur kriteria Tingkat Infeksi Infeksi: Observasi Observasi
Invasif (D.0142) menurun: O:
1. Monitor tanda dan 1. Monitor tanda dan
gejala infeksi lokal gejala infeksi lokal . Demam menurun (5)
. Demam menurun (5) dan sistemik. dan sistemik.
. Nyeri menurun (5) Terapeutik Terapeutik . Nyeri menurun (5)