PENYULIT PERSALINAN
GAMELLI DAN LETAK SUNGSANG
Pembimbing:
Oleh:
Hamdah
1102014117
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang atas
karunia-Nya karena saya dapat menyusun referat persalinan penyulit (gamelli dan
letak sungsang) ini sesuai tugas yang diberikan. Referat ini saya susun sebagai
Bekasi. Tujuan dari penyusunan referat ini adalah untuk mempermudah proses belajar
kami.
Saya menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu saya mohon dengan sangat kritik dan saran yang membangun dari pembaca, agar
proses pembelajaran bagi kami selama kepaniteraan obstetri dan ginekologi dapat
dimengerti dengan baik serta berguna untuk kami dimasa depan kelak.
kepada dokter spesialis Obsetetri dan Ginekologi RSUD Kabupaten Bekasi yang
telah membimbing dengan segala kekurangan yang kami punyai serta teman-teman
koass yang telah membantu memberi masukan dalam penulisan referat ini. Semoga
Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua. Amin
Penyusun
2
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
GAMELLI
3
A. DEFINISI
dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan
B. EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, jumlah dan frekuensi kehamilan gemelli dan triplet serta
kehamilan kembar lainnya telah meningkat secara tidak terduga selama dua dekade
terakhir. Peningkatan luar biasa kehamilan multipel ini merupakan masalah kesehatan
masyarakat karena para bayi ini lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup
dan lebih sering mengalami kecacatan jangka panjang akibat kelahiran preterm.
stimulasi kesuburan oleh wanita yang biasanya berusia lebih tua, berkulit putih dan
yang lebih tinggi daripada bangsa kulit putih. Juga frekuensi kehamilan kembar
berbeda pada tiap negara, angka tertinggi ditemukan di Finlandia dan yang terendah
di Jepang.
4
Umur tampaknya mempunyai pengaruh terhadap frekuensi kehamilan kembar,
dengan paritas ibu. Dari angka 9,8 per 1000 persalinan untuk primipara, frekuensi
janin pada kehamilan kembar rentan terhadap berbagai penyulit seperti malformasi
syndrome) sehingga angka lahir mati juga meningkat secara bermakna. Selain itu,
penyulit pada ibu meningkat, Conde-Agudelo dkk pada tahun 2000 meneliti lebih
dari 15.000 kehamilan kembar dan mendapatkan peningkatan resiko dua kali lipat
C. ETIOLOGI
Proses pembuahan bayi kembar dapat terjadi dengan beberapa faktor yang
1. Faktor genetik
Jika di dalam keluarga ada yang memiliki anak kembar, ada kemungkinan akan
5
3. Hamil di usia tua
Hamil saat usia di atas 45 tahun merupakan resiko yang sangat besar bagi para
ibu. Selain dapat mengalami keguguran, kadar gula selama hamil pun dapat
meningkat. Tetapi, pada saat usia rentan inilah produktivitas ovulasi sangat tinggi
sehingga lebih dari 17% wanita yang hamil di atas usia 45 tahun akan
4. Faktor makanan
Hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti Amerika Serikat
mendapatkan bukti bahwa umbi-umbian, seperti kentang, ubi, dan susu dapat
5. Fertilitas
Selain dari semua hal tersebut diatas, faktor kesuburan sangat mempengaruhi. Di
zaman yang serba modern ini, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid dan hormon
6
lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de
Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur
yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian
dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu.
D. PATOFISIOLOGI
Proses terbentuknya kehamilan kembar, pada awalnya ada beberapa telur yang
dilepaskan dari satu ovulasi. Indung telur tersebut dibuahi oleh sperma. Kemudian
telur yang berhasil dibuahi tersebut membelah menjadi dua bagian. Terkadang juga
hingga 3, 4, bahkan 5 bagian. Hal ini yang dapat memicu terjadinya bayi kembar.
toleransi dan seringkali terjadi partus prematurus. Lama kehamilan kembar dua rata-
rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-rata kehamilan
kembar dua kurang lebih 2500 gram, triplet 1800 gram, quadruplet 1400 gram.
Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta dan selaput
ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan
dengan korion maka bayi tesebut adalah monozigotik. Bila selaput amnion dipisahkan
oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering dizigotik.6
7
Gambar 3. Tempat Implantasi Kembar Monozigotik dan Dizigotik
seperti terlihat pada gambar dibawah tergantung saat “pembelahan awal” pada
monozygotic).
kembar monozygotic).
8
4) Pembelahan setelah hari ke 15 menyebabkan kembar tak sempurna,
Kembar dempet atau kembar siam terjadi bila hambatan pembelahan setelah diskus
embrionik dan sakus amnion terbentuk, bagian tubuh yang dimiliki bersama. Secara
umum, derajat dari perubahan fisiologis maternal lebih besar pada kehamilan kembar
Pada trimester I sering mengalami mual dan muntah yang hebat melebihi
kehamilan tunggal. Perluasan volume darah maternal normal adalah 500 ml lebih
besar pada kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan darah dengan persalinan
pervaginam adalah 935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding dengan
Massa sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih
sedikit pada kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan tunggal yang dapat
9
menimbulkan anemia fisiologis yang lebih nyata. Kadar haemoglobin kehamilan
Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin banyak meningkatkan perubahan
anatomis yang terjadi selama kehamilan. Uterus dan isinya dapat mencapai volume
10 L atau lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus dengan kembar dua monozigot,
dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan amnionik yang nyata sekali
berlebihan, yaitu hidramnion akut. Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang
cukup besar serta pemindahan banyak visera abdominal dan juga paru dengan
peninggian diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang sangat besar dapat
menghalangi keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk. Pada kehamilan kembar
komplikasi yang serius, besar kemungkinannya sebagai akibat dari uropati obstruktif.
Kadar kreatinin plasma serta urin output maternal dengan segera kembali ke normal
setelah persalinan.
10
E. JENIS-JENIS KEHAMILAN KEMBAR
1. Kembar Monozigotik
ovum tunggal yang dibuahi kemudian menjadi dua struktur yang sama, masing-
ini disebut juga hamil kembar identik atau hamil kembar homolog atau hamil
kembar uniovuler.
pembuahan, maka dua embrio, dua amnion serta dua korion akan terjadi dan
berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu. Apabila pembelahan terjadi
antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua embrio akan terjadi, masing-masing dalam
pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng embrionik terbentuk,
maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu. Kira-
11
Gambar 1. Kembar Monozigotik
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur mempunyai jenis kelamin
kedua anak sama, rupanya sama atau seperti bayangan cermin : mata, kuping, gigi,
rambut, kulit danukuran antropologik sama. Sidik jari dan telapak sama atau
2. Kembar Dizigotik
Kembar dizigotik atau fraternal adalah kembar yang ditimbulkan dari dua
ovum yang terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada
kembar monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti: ras,
riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas. Kira-kira 2/3
kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur. Jenis kehamilan sama
12
Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion, dan 2 amnion, serta kadang-
Perbedaan kembar monozigotik (satu telur) dan dizigotik (dua telur), yaitu :
2 (30%)
2 (30%)
2 (30%)
Tali Pusat 2 2
13
Mata, telinga, gigi, Sama berbeda
kulit
Cara pegangan Bisa sama atau bisa satu Sama, bisa keduanya
14
3. Bentuk Kehamilan Kembar Lain
b. Fertilisasi satu ovum dengan 2 sperma pada dua kejadian coitus yang
berbeda (superfecundasi)
yang berbeda (tidak mungkin terjadi pada manusia) oleh karena corpus
F. GEJALA KLINIS
Pada kehamilan kembar dijumpai perut lebih besar daripada usia kehamilan
dimana besar rahim bertambah lebih cepat darri biasanya. Pada pemeriksaan luar
teraba tiga bagian besar janin dan teraba dua balotemen, teraba dua kepala, teraba
dua bokong atau dua punggung. Perbedaan denyut jantung janin dengan janin lain
lebih dari 10 denyut. Dengan USG akan tampak dua janin dalam rahim.
toleransi dan seringkali terjadi partus prematurus. Lama kehamilan kembar dua
rata-rata 260 hari, triplet 246 hari, dan kuadruplet 235 hari.
Berat lahir rata-rata kehamilan kembar ± 2500 gram, triplet 1800 gram, kuadriplet
1400 gram. Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta
15
Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan dengan korion maka bayi
tersebut adalah monozigotik. Bila selaput amnion dipisahkan oleh korion, maka
janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering dizigotik. Pada kehamilan
kembar dizigotik hampir selalu berjenis kelamin berbeda. Kembar dempet atau
kembar siam terjadi bila hambatan pembelahan setelah diskus embrionik dan sakus
Perluasan volume darah maternal normal adalah 500 ml lebih besar pada
kehamilan kembar, dan rata-rata kehilangan darah dengan persalinan vagina adalah
935 ml, atau hampir 500 ml lebih banyak dibanding persalinan dengan janin
tunggal.
stroke volume. Ukuran uterus yang lebih besar dengan janin banyak meningkatkan
perubahan anatomis yang terjadi selama kehamilan. Uterus dan isinya dapat
mencapai volume 10 liter atau lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus pada
16
kembar dua monozigotik, dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan
Dalam keadaan ini mudah terjadi kompresi yang cukup besar serta
pemindahan visera abdominal seperti peninggian diafragma, ukuran dan berat dari
uterus yang sangat besar dapat menghalangi wanita untuk sekedar duduk.
maternal dapat mengalami komplikasi yang serius, akibat dari uropati obstruktif.
Kadar kreatinin plasma serta urin output maternal dengan segera kembali
dengan perbaikan bagi ibu dan diharapkan kehamilan tetap dilanjutkan. Berbagai
G. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
d. Pernah hamil kembar atau ada riwayat keluarga yang hamil kembar.
2. Pemeriksaan Fisis
17
a. Pada pemeriksaan pertama dan ulang, uterus lebih besar dibandingkan usia
kehamilan.
e. Teraba 2 balotemen.
f. Terdengar dua denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan
3. Elektrokardiogram Fetal
4. Reaksi Kehamilan
Hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada dua plasenta maka produksi
HCG akan tinggi, jadi reaksi kehamilan bisa positif kadang-kadang mencapai
5. Ultrasonografi
Terlihat 2 janin, dua jantung berdenyut dapat diketahui pada trimester1. Pada
dinding pemisah yang tebal (> 2mm) atau “twin peak sign” yaitu membran
18
melekat pada dua buah plasenta yang menjadi satu.Pada kehamilan
Dalam proses persalinan janin gemelli, hal yang paling penting adalah
mengetahui letak posisi janin tersebut. Pada kehamilan kembar sering terjadi
kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat
berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah menjadi
letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi
19
5. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%)
7. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi
“kunci-mengunci”(interlocking)
20
Gambar 4. Presentase letak dan presentasi janin kembar
janinnya kepala-kepala.
2. Janin pertama presentasi kepala dan janin kedua letak sungsang, sekitar 21% pada
kehamilan gemelli.
3. Janin pertama letak sungsang dan janin kedua presentasi kepala didapatkan 14%
4. Janin pertama dan janin kedua letak sungsang yaitu sekitar 10% pada kehamilan
gemelli.
5. Janin pertama presentasi kepala dan janin kedua letak lintang didapatkan sekitar
5%.
21
6. Janin pertama presentasi bokong dan janin kedua letak lintang sekitar 4% pada
kehamilan gemelli.
7. Sekitar 3% didapatkan tiga kemungkinan letak dan presentasi yaitu janin pertama
letak lintang dan janin kedua letak sungsang, janin pertama letak lintang dan janin
minggu, dan sesudah usia kehamilan 36 minggu pemeriksaan dilakukan tiap minggu.
Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran darah ke
cukup oleh karena kebutuhan yang meningkat pada kehamilan kembar. Kebutuhan
kalori harus ditingkatkan sebesar 300 kalori perhari. Pemberian 60 sampai 100 mg zat
besi perhari, dan 1 mg asam folat diberikan untuk menambah zat gizi lain yang telah
diberikan.
22
Penanganan kehamilan ganda, sebagai berikut:
1. Selama Kehamilan
pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 minggu sekali pada kehamilan lebih
dari 32 minggu).
c. Pemakaian korset atau gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya
terasa ringan.
2. Selama Persalinan
a. Bila anak pertama letaknya membujur, kala 1 diawasi seperti biasa, ditolong
keadaan anak kedua. Tunggu sambil memeriksa tekanan darah, dan lain-lain.
c. Biasanya dalam 10-15 menit his timbul kembali. Bila anak kedua terletak
deras keluar, kemudian tunggu dan pimpin anak kedua seperti biasa.
23
e. Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi
prolaps tali pusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara
operatif obstetrik: pada letak lintang perlu dicoba dengan versi luar, atau
lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi sedangkan letak kepala, persalinan
dipercepat dengan ekstraksi vakum atau forsep kemudian pada letak bokong
f. Indikasi SC bila janin pertama letak lintang, prolaps tali pusat, plasenta previa,
dan interlocking atau posisi 69, anak pertama letak sungsang dan anak kedua
letak kepala.
metilergotamin injeksi.
Janin yang terletak paling bawah biasanya memikul beban terberat untuk
membuka serviks dan jaringan lunak jalan lahir lainnya.Apabila presentasi janin
pertama adalah kepala, pelahiran biasanya tidak sulit dan dapat berlangsung spontan
atau dengan vakum. Seperti pada janin tunggal, apabila presentasi janin pertama
1. Janin terlalu besar dan kepala yang keluar belakangan melebihi kapasitas jalan
lahir.
24
2. Janin cukup kecil sehingga ekstremitas dan badan keluar melalui serviks yang
seksiso sesarea sering menjadi cara yang lebih baik untuk melahirkan janin, kecuali
pada kasus-kasus yang janinnya terlalu muda sehingga tidak mungkin bertahan
hidup.
Fenomena janin yang saling mengunci (locked twin) jarang dijumpai, agar
terjadi penguncian tersebut, janin pertama harus berpresentasi bokong dan janin
kedua berpresentasi kepala.Dengan turunnya bokong melalui jalan lahir, dagu janin
pertama terkunci di leher dan dagu janin kedua. Apabila dijumpai presentasi yang
sesarea.
pelahiran yang optimal untuk kembar den gan presentasi kepala-bukan kepala masih
sangat rendah. Banyak masalah yang timbul pada pelahiran pervaginam kembar
kedua sungsang banyak yang serupa dengan yang arah pada janin tunggal, ditambah
kekhawtiran bahwa kembar lahir kedua secara historis memiliki prognosis yang lebih
25
buruk daridapa kembar yang lahir pertama. Apabila kembar pertama berpresentasi
ukurannya dan hubungannya dengan jalan lahir segera dipastikan melaui kombinasi
kembali berjalan sementara denyut jantung janin dipantau. Apabila persalinan sudah
dimulai, kita tidak perlu terburu-buru melahirkan janin kecuali terjadi perdarahan atau
adanya pemisahan plasenta yang dapat membahayakan baik bagi janin maupun
ibunya. Apabila kontraksi tidak pulih dalam waktu sekitar 10 menit, dapat diberikan
oksitosin encer untuk merangsang aktivitas miometrium sehingga janin dapat lahir
Apabila oksiput atau bokong terletak tepat di atas pintu atas panggul tetapi
belum terfiksasi di jalan lahir, bagian terbawah janin sering dapat dituntun menuju
panggul dengan satu tangan di dalam vagina dan tangan yang lain menekan fundus
uteri dengan kekuatan sedang. Cara lain, seorang asisten dapat mengarahkan bagian
terbawah janin ke dalam panggul dengan menggunakan USG sebagai penuntun dan
26
pemantau frekuensi denyut jantung janin. Versi eksternal intrapartum kembar kedua
presentasi bukan kepala, janin dengan presentasi bokong atau bahu dapat dengan hati-
hati diubah menjadi presentasi kepala. Apabila bagian terbawah janin sudah terfiksasi
di pintu atas panggul, selaput ketuban harus dipecahkan dan janin dilahirkan seperti
Apabila oksiput atau bokong tidak terletak di atas pintu atas panggul dan tidak
dapat diposisikan sedemikian dengan menekan secara hati-hati pada bagian terbawah
janin, atau apabila terjadi perdarahan uterus yang cukup banyak maka pelahiran
serviks sebelum uterus berkontraksi dan serviks mengalami retraksi, penundaan harus
janin intrauterin dan ahli anestesiologi yang mampu memberikan anestesi yang secara
efektif mampu melemaskan uterus agar hasil akhir pelahiran pervaginam optimal.
Pelahiran segera janin kedua dengan seksio sesarea adalah pilihan yang lebih baik
apabila tidak ada anggota tim yang terampil dalam melakukan versi podalik internal
atau apabila tidak segera tersedia anestesi yang dapat melemaskan uterus secara
efektif.
Setelah janin kedua lahir, tali pusat segera dijepit dengan dua klem di sisi
dikeluarkan secara manual. Uterus segera dieksplorasi untuk mencari ada tidaknya
defek dan retensi sisa produk kehamilan. Selagi tahap-tahap ini dikerjakan, ibu diberi
27
kontaksi tidak bagus dan tensi ibu dalam keadaan normal. Dilakukan pemijatan
fundus atau yang lebih baik, kompresi manual uterus dengan satu tangan di dalam
vagina pada segmen bawah uterus dan tangan lain di atas fundus uterus melalui
Serviks, vagina, daerah periuretra, vulva dan perineum diperiksa secara teliti.
dianggap aman apabila kurang dari 30 menit. Kemudian setelah diadakan beberapa
penelitian, apabila pemantauan janin terus dilakukan, hasil akhir kehamilan akan
tetap baik walaupun intervalnya lebih lama. Pada 115 pasangan kembar dengan usia
kehamilan 34 minggu atau lebih, rata-rata interval antara kelahiran kedua bayi
kembar adalah 21 menit, namun berkisar 1 sampai 134 menit. Yang penting, tidak
terjadi peningkatan trauma atau tanda-tanda depresi janin. The American Collage of
kelahiran kedua kembar tidak penting untuk menentukan hasil akhir kembar yang
lahir belakangan.
Seksio Sesarea
Seksio sesarea pada kehamilan kembar dilakukan atas indikasi janin pertama
28
Kesulitan lain yang mungkin terjadi ialah interlocking, dalam hal ini janin
pertama dalam letak sungsang dan janin kedua dalam presentasi kepala. Setelah
bokong lahir, dagu janin pertama tersangkut pada leher dan dagu janin kedua. Bila
keadaan ini tidak dapat dilepaskan, dilakukan seksio sesarea menurut keadaan janin.
karena letak janin kedua dapat berubah posisi setelah janin pertama lahir, yakni letak
sungsang atau lintang. Berat badan janin kedua mungkin lebih besar dari janin
pertama, dan seksio sesarea harus segera dilakukan karena serviks segera
berkontraksi dan menebal setelah janin pertama lahir atau dari awal letak kedua janin
I. PROGNOSIS
Prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal,
pertolongan obstetri operatif dan perdarahan post partum. Angka kematian perinatal
tinggi terutama karena prematur, prolaps tali pusat, solusio plasenta, dan tindakan
Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak kehamilan tunggal.
Penyebab utama kematian bayi adalah kelahiran prematur. Selain itu, penyebab
29
Kematian anak kedua lebih tinggi daripada anak pertama karena lebih sering terjadi
gangguan sirkulasi plasenta setelah anak pertama lahir, lebih banyaknya terjadi
prolapsus funikuli, solusio plasenta, dan kelainan letak pada janin kedua.
dizigotik karena dapat terjadi lilitan tali pusat antara janin pertama dan kedua.
LETAK SUNGSANG
A. DEFINISI
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak
memanjang/membujur dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagian bawah
kavum uteri.
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni:
• Presentasi bokong (frank breech) (50-70%).
Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke
atas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan
demikian pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong
• Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) ( 5-10%).
Pada presentasi bokong kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki
• Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or
footling) (10-30%).
Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping
bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian
paling rendah adalah satu atau dua kaki
30
PREVALENSI
Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan
tunggal.(1-3) Presentasi bokong adalah suatu keadaan pada letak janin memanjang
dimana presentasi bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendahnya.
(1-3)
Angka kejadiannya adalah 3-4% dari seluruh kehamilan. Beberapa peneliti lain
seperti Greenhill melaporkan kejadian persalinan presentasi bokong sebanyak 4-
4,5%.(1) Di Parkland Hospital 3,5 persen dari 136.256 persalinan tunggal dari tahun
1990 sampai 1999 merupakan letak sungsang (1). Sedangkan di RSUP dr. Mohammad
Hoesin Palembang sendiri pada tahun 2003-2007 didapatkan persalinan presentasi
bokong sebesar 8,63%.
Mortalitas perinatal : kematian perinatal 13 kali lebih tinggi daripada
kematian perinatal pada presentasi kepala. Morbiditas perinatal : 5-7 kali lebih tinggi
daripada presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan
jenis presentasi bokong. Sebab utama kematian perinatal pada presentasi bokong :
hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan
kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada
presentasi kepala
PATOFISIOLOGI
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air
ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa.
Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak
sungsang atau letak lintang (6).
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di
fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
31
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
(6)
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala . Sayangnya, beberapa
fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.
ETIOLOGI
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya ialah prematuritas, rnultiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus,
plasenta previa dan panggul sempit. Kadang-kadang juga disebabkan oleh
kelainan uterus (seperti fibroid) dan kelainan bentuk uterus (malformasi).
Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak
sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan didaerah fundus.
Kelainan fetus juga dapat m e n ye b a b k a n letak s u n gs a n g seperti
m a l f o r m a s i C N S , m a s s a d i l e h e r , aneuploidi (1).
TANDA DAN GEJALA
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil
dinyatakan bahwa kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya,
karena perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan lebih hanyak dibagian
bawah. Pada kehamilan pertama kalinya mungkin belum bisa dirasakan
perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya apakah ada
yang sungsang.
Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa
Leopold I difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II
teraba punggung disatu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III -IV
teraba bokong dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat
dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan
setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus (1,4).
Pada pemeriksaan dalam pada kehamilan letak sungsang apabila didiagnosis
dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena dinding perut
32
tebal, uterus berkontraksi atau air ketuban banyak. Setelah ketuban pecah dapat
lebih jelas adanya bokong vang ditandai dengan adanya sakrum, kedua
tuberositas iskii dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan
dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu
jari vang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang
lebih sama dengan panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong
mengalami edema sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan bokong dengan
muka. Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan bokong dengan muka
karena jari yang akan dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot,
sedangkan jari yang dimasukkan kedalam mulut akan meraba tulang rahang dan
alveola tanpa ada hambatan, mulut dan tulang pipi akan membentuk segitiga,
sedangkan anus dan tuberosis iskii membentuk garis lurus. Pada presentasi bokong
kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan pada presentasi
bokong kaki tidak sempuma hanya teraba satu kaki disamping bokong.
Informasi yang paling akurat berdasarkan lokasi sakrum dan prosesus untuk
diagnosis posisi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan jika masih ada keragu-raguan dari pemeriksaan luar dan
dalam, sehingga harus di pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografik atau M R I ( M a g n e t i c R e s o n a n c e I m a g i n g ) . Pemeriksaan
ultrasonografik diperlukan untuk konfirmasi letak janin, bila pemeriksaan fisik
belum jelas, menentukan letak placenta, menemukan kemungkinan cacat
bawaan. Pada foto rontgen (bila perlu) untuk menentukan posisi tungkai bawah,
konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan adanya kelainan bawaan anak
DIAGNOSIS
Diagnosis letak s u n g s a n g pada umumnya tidak sulit. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang yang telah
33
dilakukan. Dari anamnesis didapatkan kalau ibu hamil akan merasakan perut terasa
penuh dibagian atas dan gerakan anak lebih banyak dibagian bawah rahim. Dari
riwayat kehamilan mungkin diketahui pernah melahirkan sungsang. Sedangkan dari
pemeriksaan fisik Leopold akan ditemukan dari Leopold I difundus akan teraba
bagian bulat dan keras yakni kepala, Leopold II teraba punggung dan bagian kecil
pada sisi samping perut ibu, Leopold III-IV teraba bokong di segmen bawah rahim.
Dari pemeriksaan dalam akan teraba bokong atau dengan kaki disampingnya. Disini
akan teraba os sakrum, kedua tuberosis iskii dan anus. Pemeriksaan penunjang juga
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis seperti ultrasonografik atau rontgen
DIAGNOSIS BANDING
Kehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnosis dengan
kehamilan dengan letak muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold
masih ditemukan kemiripan. Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni pada
letak sungsang akan didapatkan jari yang dimasukkan ke dalam anus mengalami
rintangan otot dan anus dengan tuberosis iskii sesuai garis lurus. Pada letak
muka, jari masuk mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa
hambatan serta mulut dan tulang pipi membentuk segitiga. Sedangkan
dengan USG atau rontgen sangatlah dapat dibedakan
PENATALAKSANAAN
1. Dalam Kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu ,mencari kausa daripada letak
sungsang yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital,
kehamilan ganda, kelainan uterus. Jlka tidak ada kelainan pada hasil USG, maka
dilakukan knee chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada
kontraindikasi) (1)
.
Versi luar sebaiknya dilakukan
34
pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya versi luar sebelum
minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin
masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar
sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif
telah berkurang. Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin
harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik.
Kontraindikasi untuk melakukan versi luar; panggul sempit, perdarahan
antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa (1,2,4)
. Keberhasilan
versi luar 35-86 % (rata-rata 58 %). Peningkatan keberhasilan terjadi pada
multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat
prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor (Bhisop-
like score).
Skor 0 1 2 3
Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5+
Panjang serviks (cm) 3 2 1 0
Station -3 -2 -1 +1,+2
Konsistensi Kaku Sedang Lunak
Position posterior Mid anterior
Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai <2 dan 100 % jika nilai >9.
Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut,
penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara
lain: narkosis harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan
sakit dan digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga penggunaan
narkosis dihindari pada versi luar (4).
2. Dalam Persalinan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak
35
ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak
kepala. Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan
lain yang menjadi indikasi seksio, seperti kesempitan panggul, plasenta
previa atau adanya tumor dalam rongga panggul (4).
Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang, maka
penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak sungsang dapat
dilakukan pervaginam atau perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan
jika tidak ada hambatan pada pembukaan dan penurunan bokong (1,4)
. Syarat
persalinan pervaginam pada letak sungsang: bokong sempurna (complete) atau
bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak
terlalu besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi.
Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu:
Persalinan bokong
a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau
miring.
b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran
paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.
c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga
distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.
d. Terjadi pe rsa lina n bokong , de ng a n troka nte r de pa n se bag a i
hipomoklion.
e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk
persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir.
f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah
perut ibu.
g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.
Persalinan bahu
a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau
36
miring.
b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.
c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah simpisis
dan bertindak sebagai hipomoklion.
d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.
e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan
sehingga seluruh bahu janin lahir.
f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau miring.
g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.
Persalinan kepala janin
a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan
posisi dagu berada dibagian posterior.
b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang
tertahan oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan menempatkan
suboksiput sebagai hipomiklion.
c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi
dan muka seluruhnya.
d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh
kepala bayi dapat lahir.
e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas
dari lendir dan mekoneum untuk memperlancar pernafasan.
Perawatan tali pusat seperti biasa. Persalinan ini berlangsung tidak
boleh lebih dari delapan menit
Mekanisme letak sungsang dapat dilihat dalam gambar berikut:
37
Tipe dari presentasi bokong:
a) Presentasi bokong
(frank breech)
b) Presentasi bokong kaki
sempurna (complete
breech)
c) Presentasi bokong kaki
tidak sempurna dan
presentasi kaki
(incomplete or footling)
Setelah trokanter
belakang mencapai dasar
panggul, terjadi putaran
paksi dalam sehingga
trokanter depan berada di
bawah simfisis.
38
Terjadi pe r sa lina n
bokong , de nga n
troka nte r de pa n
se ba g a i hipomoklion.
Setelah trokanter belakang
lahir, terjadi fleksi lateral janin
untuk persalinan trokanter
depan, sehingga seluruh
bokong janin lahir.
Penurunan bokong
berkelanjutan sampai kedua
tungkai bawah lahir.
39
Jika kaki janin telah keluar,
penolong dapat menyusupkan
tangan sepanjang kaki anterior
dan melahirkan kaki dengan
flexi dan abduksi sehingga
bagian badan lainnya dapat
dilahirkan.
40
dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara, Bracht.
b) Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin
dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian
lagi dengan tenaga penolong.
c) Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan seluruhnya
dengan memakai tenaga, penolong.
2. Persalinan perabdominam (seksio sesaria).
41
teregang, tali pusat dikendorkan. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis
pada badan janin guna mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu punggung
janin didekatkan ke punggung ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini
tanpa melakukan tarikan, sehingga gerakan tersebut dise suaika n dengan ga ya
be ra t badan ja nin. Be rsa ma an de nga n dilakukannya hiferlordossis, seorang
asisten melakukan ekspresi Kristeller pada fundus uteri sesuai dengan sumbu
panggul. Dengan gerakan hiperlordossis ini berturut-turut lahir pusar, perut,
badan lengan, dagu, mulut dan akhirnya kepala.
5. Janin yang baru lahir segera diletakan diperut ibu. Bersihkan jalan nafas dan
rawat tali pusat.
Keuntungan :
Dapat mengurangi terjadinya bahaya infeksi oleh karena tangan penolong tidak
ikut masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga cara ini yang paling mendekati
persalinan fisiologik, sehingga mengurangi trauma pada janin.
Kerugian :
Dapat mengalami kegagalan sehingga tidak semua persalinan letak sungsang dapat
dipimpin secara Bracht. Terutama terjadi peda keadaan panggul sempit, janin besar,
jalan lahir kaku seperti pada primigravida, adanya lengan menjungkit atau
menunjuk.
42
dan tenaga ibu sendiri.
2. Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong.
Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :
a) Klasik (Deventer)
b) Mueller
c) Lovset
d) Bickenbach.
3. Tahap ketiga : lahirnya kepala, dapat dengan, cara
a) Mauriceau (Veit-Smellie)
b) Najouks
c) Wigand Martin-Winckel
d) Parague terbalik
e) Cunam piper
Tehnik :
Tahap pertama persalinan secara bracht sampai pusat lahir. Tahap kedua melahirkan
bahu dan langan oleh penolong:
1. Cara klasik
Prinsip melahirkan bahu dan
lengan secara klasik ini
melahirkan lengan belakang
lebih dulu karena lengan
belakang berada di ruang yang
luas (sacrum), kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawaah
simpisis. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada
pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga perut janin
mendekati perut ibu. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke
dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin
sampai pada fossa kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan
43
seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin. Untuk melahirkan lengan depan,
pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam
ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. Dengan cara yang
sama lengan depan dilahirkan. Keuntunga cara klasik adalah pada umumnya dapat
dilakukan pada semua persalinan letak sungsang tetapi kerugiannya lengan janin
relative tinggi didalam panggul sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan
lahir yang dapat manimbulkan infeksi.
2. Cara Mueller
Prinsip melahirkan bahu dan
lengan secara Mueller ialah
melahirkan bahu dan lengan
depan lebih dulu dengan
ekstraksi, baru kemudian
melahirkan bahu dan lengan belakang. Bokong janin dipegang dengan femuro-
pelvik yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan
jari telunjuk pada krisat iliaka dan jari-jari lain mencengkram bagian depan.
Kemudian badan ditarik ke curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan
tampak di bawah simpisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan
bawahnya. Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan janin ke atas sampai
bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir sehingga
mengurangi infeksi.
3. Cara lovset
Prinsip melahirkan persalinan
secara Lovset ialah memutar
badan janin dalam setengah
lingkaran bolak-balik sambil
dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di
belakang akhirnya lahir dibawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan.
Keuntungannya yaitu sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada semua
44
letak sungsang, minimal bahay infeksi. Cara lovset tidak dianjurkan dilakukan
pada sungsang dengan primigravida, janin besar, panggul sempit.
4. Cara Bickhenbach
Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara
klasik.
45
dianjurkan lagi karena menimbulkan trauma yang berat.
3. Cara Prague Terbalik
Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang dekat
sacrum dan muka janin menghadap simpisis. Satu tangan penolong mencengkeram
leher dari bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak tangan penolong.
Tangan penolong yang lain memegang kedua pergelangan kaki, kemudian ditarik
keatas bersamaan dengan tarikan pada bahu janin sehingga perut janin mendekati
perut ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion, kepala janin dapat dilahirkan.
4. Cara Cunam Piper
Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua lengan janin
diletakkan dipunggung janin. Kemudian badan janin dielevasi ke atas sehingga
punggung janin mendekati punggung ibu. Pemasangan cunam piper sama
prinsipnya dengan pemasangan pada letak belakang kepala. Hanya saja cunam
dimasukkan dari arah bawah sejajar dengan pelipatan paha belakang. Setelah
oksiput tampak dibawah simpisis, cunam dielevasi ke atas dan dengan suboksiput
sebagai hipomoklion berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya
seluruh kepala lahir.
46
Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi keatas sehingga
trokhanter belakang lahir dan bokong pun lahir. Setelah bokong lahir maka untuk
melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan femuro-pelviks, badan janin
ditarik curam kebawah sampai pusat lahir. Selanjutnya untuk melahirkan badan
janin yang lainnya dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada manual aid.
2. Teknik ekstraksi bokong
Dilakukan pada letak bokong murni (frank breech) dan bokong sudah berada di
dasar panggul sehingga sukar menurunkan kaki. Jari telunjuk tangan penolong
yang searah bagian kecil janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan di
pelipatan paha depan. Dengan jari telunjuk ini pelipatan paha dikait dan ditarik
curam kebawah, sehingga trokhanter tampak dibawah simpisis, maka jari telunjuk
penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam kebawah sampai
bokong lahir. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks
kemudian janin dapat dilahirkan dengan cara manual aid.
47
TBJ > 3650 g 3649-3176 g < 3176 g
Usia kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37 minggu
Station < -3 -2 -1 atau >
Pembukaan serviks 2 cm 3 cm 4 cm
Arti nilai:
≤ 3 : persalinan perabdominam
4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap
dapat dilahirkan pervaginam.
>5 : dilahirkan pervaginam.
KOMPLIKASI
Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain:
1. Dari faktor ibu:
- Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.
- Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)
- Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.
2. Dari faktor bayi:
48
- Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial, perdarahan
alat-alat vital intra-abdominal.
- Infeksi karena manipulasi
- Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian leher,
rupture alat-alat vital intraabdominal, kerusakan pleksus brachialis dan
fasialis, kerusakan pusat vital di medulla oblongata, trauma langsung alat-alat
vital (mata, telinga, mulut), asfiksisa sampai lahir mati (1,3,4).
PROGNOSIS
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan letak kepala. Di RS Karjadi Semarang, RS Umum Dr. Pringadi
Medan dan RS Hasan Sadikin Bandung didapatkan angka kematian perinatal masing-
masing 38,5%, 29,4% dan 16,8%. Eastmen melaporkan angka-angka kematian
perinatal antara 12-14%. Sebab kematian perinatal yang terpenting akibat terjepitnya
tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala memasuki rongga panggul
serta akibat retraksi uterus yang dapat menyebabkan lepasnya placenta sebelum
kepala lahir. Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit umbilicus dilahirkan
akan membahayakan kehidupan janin. Selain itu bila janin berbafas sebelum hidung
dan mulut lahir dapat membahayakan karena mucus yang terhisap dapat menyumbat
jalan nafas. Bahaya asfiksia janin juga terjadi akibat tali pusat menumbung, hal ini
sering dijumpai pada presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak
sempurna, tetapi jarang dijumpai pada presentasi bokong
49
BAB III
KESIMPULAN
dengan dua janin atau lebih. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab,
antara lain faktor genetik, hamil di usia tua. faktor makanan, fertilitas.
dizigotik. Pada kehamilan kembar dijumpai perut lebih besar daripada usia
kehamilan dimana besar rahim bertambah lebih cepat dari biasanya. Pada
pemeriksaan luar teraba tiga bagian besar janin dan teraba dua balotemen, teraba
dua kepala, teraba dua bokong atau dua punggung. Perbedaan denyut jantung janin
dengan janin lain lebih dari 10 denyut. Dengan USG akan tampak dua janin dalam
rahim.
presentasi dan posisi. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya, karena
janin pertama letak lintang, prolaps tali pusat, plasenta previa dan interlocking
atau posisi 69, anak pertama letak sungsang dan anak kedua letak kepala. Dalam
persalinan kehamilan gemelli prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan
50
DAFTAR PUSTAKA
51
11. Berghella V, Kaufmann M: Natural history of twin to twin tranfusion
syndrome.eproud Med 46:480,2001
52