PENDAHULUAN
a. Mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan
upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan dan kondisi
masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan
penyelenggaraan. Puskesmas dikategorikan menjadi (Permenkes No.75 tahun 2014):
A. Puskesmas Kawasan Perkotaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4
(empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor non agraris, terutama
industri, perdagangan dan jasa
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km, memiliki rumah
sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel
3. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan perkotaan memiliki karakteristik sebagai
berikut:
6. Memprioritaskan pelayanan UKM
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4
(empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai berikut:
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan radius lebih dari
2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh persen)
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
oleh Puskesmas kawasan pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
2. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh masyarakat
3. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat
perdesaan.
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau, atau pesisir
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh pulang pergi dari ibukota
kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang
iklim atau cuaca; dan
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak stabil.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi tenaga kesehatan
2. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan kewenangan tertentu bagi
dokter, perawat, dan bidan
3. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola kehidupan masyarakat di
kawasan terpencil dan sangat terpencil
5. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan dan
6. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/cluster dan/atau pelayanan
kesehatan bergerak untuk meningkatkan aksesibilitas.
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan
dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud ditetapkan
berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksebilitas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja
puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari kantor wilayah departemen
kesehatan provinsi.
1.3 Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
1.3.1 Luas dan Batas Wilayah
Wilayah Kecamatan Tanah Abang merupakan salah satu dari 8 (delapan) Kecamatan di wilayah
Kotamadya Jakarta Pusat terletak pada Bujur Timur 160.48’66” dan Lintang Selatan 6 0 22’14” serta
berada pada ketinggian 2,60 M diatas permukaan laut. Batas wilayah Kecamatan Tanah Abang:
Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Perkelurahan Di Kecamatan Tanah Abang Tahun 2018
3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang tepat guna berbasis tekhnologi terkini.
4. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan harmonis.
5. Menjalin kemitraan yang efektif dan berkesinambungan dengan lintas sektor terkait
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Kecamatan Tanah Abang terdiri dari 4 puskesmas kelurahan dan
1 puskesmas kecamatan
1. Puskesmas kecamatan Tanah Abang dengan cakupan wilayah kerja terdiri dari: Bendungan
Hilir, Kebon Kacang , dan Kebon Melati
Alamat: Jl. Danau Toba Blok A Nomor 1, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Kota Jakarta, Pusat,
RT.20/RW.4, Bendungan Hilir, Central Jakarta City, Jakarta
2. Puskesmas Kelurahan Gelora dengan cakupan wilayah kerja terdiri dari Kelurahan Gelora
Alamat: Jl. Gelora No.2, RT.1/RW.3, Gelora,Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Alamat: Jl. Administrasi II No.24, RT.7/RW.8, Bend. Hilir, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10210
5. Puskesmas Kelurahan Kampung Bali dengan cakupan wilayah kerja terdiri dari Kelurahan
Kampung Bali
Alamat: Jl. Kp. Bali 23, RT.9/RW.7, Kp. Bali, Jakarta Pusat, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 10250
A. Unit Layanan Kesehatan
Tabel 2 Laporan PE di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari-Desember 2019
Penyelidikan
Wilayah Puskesmas Kejadian Target Cakupan
No Epidemiologi
Kecamatan Tanah Abang DBD (%) (%)
(+) (-)
1 Kelurahan Kebon Kacang 25 17 8 100 100
2 Kelurahan Kebon Melati 23 11 12 100 100
3 Kelurahan Kampung Bali 19 11 8 100 100
4 Kelurahan Petamburan 15 7 8 100 100
5 Kelurahan Karet Tengsin 5 3 2 100 100
6 Kelurahan Bendungan 16 8 8 100 100
Hilir
7 Kelurahan Gelora 0 0 0 100 100
Total 103 57 46 100 100
Penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh tim kesling berdasarkan pada laporan kejadian
DBD di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Pemeriksaan dilakukan pada 20 rumah
disekitar rumah penderita. Target penyelidikan dilakukan sesuai jumlah laporan kejadian DBD di masing-
masing wilayah yang dilaporkan. Wilayah Kelurahan Gelora tidak dilakukan penyelidikan karena tidak ada
laporan kejadian DBD di wilayah tersebut. Berdasarkan pada data tersebut, PE yang dilakukan yaitu pada 6
wilayah kelurahan yang dilaporkan dengan total 103 lokasi. Penyelidikan Epidemiologi tercapai sesuai
target disetiap wilayah yang dilaporkan. Apabila PE (+) maka akan dilakukan tindakan 3MPlus dan
Fogging, sedangkan untuk PE (-) hanya akan dilakukan tindakan 3MPlus.
Tabel 3 Laporan PSN (3M Plus) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari-
Desember 2019
Penyelidikan epidemiologi yang telah dilakukan hasil PE (-) sehingga perlu dilakukan tindakan
PSN 3M Plus. Target pelaksanaan tindakan tersebut sesuai dengan jumlah PE (-) di 6 wilayah kelurahan
yang dilaporkan, dengan total 46 lokasi. Kelurahan Gelora tidak dilakukan karena tidak ada laporan
kejadian DBD sehingga tidak dilakukan PE. Pelaksanaan tindakan tersebut mencapai target disetiap
kelurahan yang dilaporkan.
a. Tujuan
Tujuan dari fogging adalah untuk membunuh sebagian besar vektor infektif dengan cepat, sehingga
rantai penularan segera dapat diputuskan. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menekan
kepadatan vektor selama waktu yang cukup sampai dimana pembawa virus tumbuh sendiri.
b. Tolak Ukur
Fogging akan dilakukan jika ditemukan angka bebas jentik di wilayah tersebut kurang dari 95 persen
dan telah terjadi penularan penyakit DBD dari satu orang ke orang lain.
c. Ruang Lingkup
Di wilayah tempat terjadinya demam berdarah sampai radius 100 meter dari wilayah kejadian demam
berdarah.
Tabel 4 Laporan Fogging di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Januari - Desember 2019
Program
Fogging
No Wilayah Puskesmas Kecamatan Target Pencapaian
Tanah Abang
I II
1 Kelurahan Kebon Kacang 17 17 17 17
2 Kelurahan Kebon Melati 11 11 11 11
3 Kelurahan Kampung Bali 11 11 11 11
4 Kelurahan Petamburan 7 7 7 7
5 Kelurahan Karet Tengsin 3 3 3 3
6 Kelurahan Bendungan Hilir 8 8 8 8
7 Kelurahan Gelora 0 0 0 0
Total 57 57 57 57
Penyelidikan epidemiologi yang telah dilakukan terdapat hasil PE (+) sehingga perlu dilakukan
tindakan PSN 3MPlus dan Fogging di 6 kelurahan yang dilaporkan dengan 57 lokasi. Pelaksanaan fogging
tercapai sesuai target di 6 kelurahan.
a. Tujuan
Kegiatan Pemeriksaan Jentik berkala (PJB) ini dilakukan bertujuan mengetahui besarnya resiko populasi
di suatu wilayah terhadap kemungkinan terkena penyakit DBD, di samping sebagai acuan petugas
memberantas tempat- tempat perkembang biakan nyamuk Aedes melalui upaya pembinaan peran serta
masyarakat sehingga penyakit DBD dapat dicegah dan dibatasi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang.
b. Sasaran
Dari kegiatan ini sasarannya antara lain pemukiman penduduk di tujuh kelurahan wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Melalui Pemeriksaan jentik berkala bersama dengan jumantik,
untuk perencanaan kegiatan abatisasi selektif, dan pemberantasan sarang nyamuk.
Tabel 5 Laporan PJB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang Tahun 2019
Program PJB
No Wilayah Pemeriksaan Jumlah Target Pencapaian
Puskesmas Bangunan (%) ABJ (%)
(+) (-)
Kecamatan Tanah
Abang
1 Kelurahan Kebon 10 90 100 ≥95 90.0
Kacang
2 Kelurahan Kebon 10 90 100 ≥95 90.0
Melati
3 Kelurahan 15 85 100 ≥95 85.0
Kampung Bali
4 Kelurahan 4 96 100 ≥95 96.0
Petamburan
5 Kelurahan Karet 13 87 100 ≥95 87.0
Tengsin
6 Kelurahan 8 92 100 ≥95 92.0
Bendungan Hilir
7 Kelurahan Gelora 6 94 100 ≥95 94.0
Total 66 634 700 ≥95
Pemeriksaan jentik berkala (PJB) merupakan kegiatan kesling yang dilakukan per 3 bulan dalam
setahun. Pemeriksaan dilakukan terhadap 100 bangunan pada masing-masing kelurahan. Target setiap
bangunan di wilayah kelurahan yang diperiksa ialah angka bebas jentik (ABJ) ≥ 95%. Pada hasil
pemeriksaan diatas hanya wilayah kelurahan Karet Tengsin yang memiliki ABJ ≥ 95%. Sedangkan
untuk 6 kelurahan lainnya ABJ masih ≤95%.
Sanitasi sendiri merupakan suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang
berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan
fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya
dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit.
a. Tujuan
2. Membantu masyarakat menolong dirinya sendiri agar terhindar dari penyakit yang ditularkan
ditempat-tempat umum.
3. Membantu pengusaha dan pengelola tempat-tempat umum (TTU) dengan memberikan penyuluhan,
pembinaan dan pengawasan sehingga TTU tidak menjadi sumber penularan penyakit.
b. Landasan Hukum
SK Gubernur DKI Jakarta No. 502 Tahun 1996 tentang kewajiban memiliki sertifikat laik sehat bagi
restoran dan usaha rumah makan bagi usaha jasa boga di DKI Jakarta.
c. Tolak Ukur
d. Ruang Lingkup
Penyehatan air bersih, kualitas hidup, konstruksi/ bangunan, pengelolaan air limbah, pengolahan
sampah, pembuangan kotoran, intensitas kebisingan, intensitas pencahayaan, penghawaan, dan
penyehatan makanan serta minuman.
e. Sasaran TTU
Tempat sarana terdiri dari sekolah, pasar sehat atau tradisional, dan fasilitas pelayanan kesehatan
(Puskesmas).
Tabel 1.8 Laporan Inspeksi TTU di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Tahun 2019
Program TTU
No Wilayah Lokasi Jumlah Target Cakupan
Puskesmas (Sekolah, Pasar (%) (%)
sehat,Fasyankes,Hotel)
MS TMS
1 Kelurahan 3 2 5 100% 60%
Kebon
Kacang
2 Kecamatan 1 0 1 100% 100%
Tanah
Abang
3 Kelurahan 4 3 7 100% 57%
Kebon
Melati
4 Kelurahan 4 2 6 100% 66%
Karet
Tengsin
5 Kelurahan 2 0 2 100% 100%
Petamburan
6 Kelurahan 4 0 4 100% 100%
Kampung
Bali
7 Kelurahan 1 0 1 100% 100%
Gelora
Total 19 7 26 100% 83%
Jumlah TTU yang di periksa oleh tim kesling dari bulan Januari – 2019 dengan target
inspeksi selama periode tersebut ialah 26 lokasi. TTU meliputi sekolah, pasar, dan fasilitas
pelayanan kesehatan (puskesmas). Target inspeksi masing-msing wilayah adalah minimal 1
lokasi/bulan. Didapatkan target TTU 100% pada periode tahun 2019, terdapat 3 kelurahan yang
tidak mencapai target yaitu kelurahan kebon kacang ( 60% ), kelurahan kebon kacang (57%) dan
kelurahan karet tengsin (66%).
1. Membantu masyarakat agar terhindar dari penyakit bawaan makanan, yang menyertai dan makanan
sebagai tempat berkembangnya bibit penyakit.
2. Membantu pengusaha tempat pengolahan makanan (TPM) dalam menyiapkan makanan sehat
dengan memberikan penyuluhan, pembinaan dan pengawasan terhadap makanan yang diperdagangkan.
b. Landasan Hukum
2. SK Gubernur DKI Jakarta No. 502 Tahun 1996 tentang kewajiban memiliki sertifikat laik sehat
bagi hotel, restoran dan usaha rumah makan bagi usaha jasa boga di DKI Jakarta.
c. Tolak Ukur
d. Ruang Lingkup
Mencakup pemeriksaan terhadap kantin sekolah, Depot air minum isi ulang (DAMIU), dan restoran
makanan atau rumah makan.
Tabel 1.9 Laporan Inspeksi TPM di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
Januari–Juli 2019
Kelurahan
6 0 0 0 0 2 1 3 100 67%
Kampung
%
Bali
Kelurahan 100
7 14 1 0 0 1 0 16 94%
Gelora %
2 34 1 100
Total 34 9 13 95 64%
%
Program STBM
Jumlah
Wilayah Puskesmas Target Pencapaian
Sosialisasi
Verifikasi
Deklarasi
Pemicuan
No Kecamatan Tanah
Abang
Proses pelaksanaan program tersebut ditargetkan hingga proses verifikasi STBM di 3 wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Total wilayah yang sudah dilakukan hingga tahap verifikasi ialah 2
lokasi yaitu Kelurahan Bendungan Hilir dan Kelurahan Gelora.
Program STBM merupakan target yang harus dilakukan pada 3 wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. Dari tujuh Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan
Tanah Abang hanya 3 Puskesmas Kelurahan yang mempunyai program STBM. Dari 3
puskesmas kelurahan belum ada yang mencapai target yaitu Kelurahan Kebon Kacang (25%),
Kecamatan Tanah Abang (75%), dan Kelurahan Gelora (75%). Sedangkan pada kelurahan lain
t mempunyai program STBM. Kelurahan yang memiliki program STBM sedang mngikuti
akreditasi sedangkan untuk puskesmas yang lain sedang tidak mengikuti akreditasi.
1.5.7 Pemeriksaan Kualitas Air Limbah
Air limbah adalah sisa air yang digunakan dalam industri atau rumah tangga yang dapat
mengandung zat tersuspensi dan zat terlarut. Air limbah adalah air yang dikeluarkan oleh industri akibat
proses produksi dan pada umumnya sulit diolah karena biasanya mengandung beberapa zat seperti : pelarut
organik zat padat terlarut, suspended solid, minyak dan logam berat.
a. Tujuan
1. Environmental surveillance yakni tujuan untuk mendeteksi dan mengukur pengaruh yang
ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas lingkungan dan mengetahui perbaikan kualitas
lingkungan setelah pencemar tersebut dihilangkan.
2. Establishing water-quality criteria yakni tujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara
perubahan variabel-variabel ekologi perairan dengan parameter fisika dan kimia, untuk
mendapatkan baku mutu kualitas air.
3. Appraisal of resources yakni tujuan untuk mengetahui gambaran kualitas air pada suatu tempat
secara umum.
b. Tolak Ukur
1) Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.
2) Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.
3) Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di dalam penggunaannya
sehari-hari.
4) Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang menyebabkan penyakit.
5) Tidak terbuka dan harus tertutup.
6) Tidak menimbulkan bau dan aroma tidak sedap
c. Ruang Lingkup
Pencemaran yang mengakibatkan penurunan kualitas air dapat berasal dari limbah terpusat (point
sources) seperti: limbah industri limbah usaha peternakan, perhotelan, rumah sakit dan limbah tersebar
(non point sources) seperti: limbah pertanian, perkebunan dan domestik.
Tabel 1.11 Laporan pemeriksaan kualitas air limbah (IPAL) di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang Tahun 2019
Pemeriksaan Kualitas Jumlah
No Wilayah Puskesmas Target Cakupan
Air Limbah (IPAL)
(%) (%)
MS TMS
Target orientasi ini yaitu 100% dari seluruh 210 kader dengan 30kader/kelurahan. Pelaksanaan
orientasi tersebut terlaksana sesuai target yang telah ditetapkan.
1.5.9 Pemantauan Pos UKK
Pos UKK (Unit Kesehatan Kerja) adalah salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok
pekerja informal, yang merupakan tindakan preventif melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Wilayah Puskesmas
Pemantauan Pos
No Kecamatan Tanah Abang Jumlah Target Pencapaian
UKK
1 Kelurahan Kebon Kacang - - - -
2 Kelurahan Bendungan Hilir UMKM P45 1 Inspeksi Inspeksi
3 Kelurahan Kebon Melati - - - -
4 Kelurahan Karet Tengsin - - - -
5 Kelurahan Petamburan - - - -
6 Kelurahan Kampung Bali - - - -
7 Kelurahan Gelora Harrys 1 Inspeksi Inspeksi
Palmer
Total 2 Pos 2 Inspeksi Inspeksi
Jumlah Pos UKK yang perlu dilakukan inspeksi oleh tim kesling Puskesmas Kecamatan Tanah
Abang adalah 2 lokasi yaitu Kelurahan Bendungan Hilir dan Kelurahan Gelora. Target tim kesling ialah
menginspeksi seluruh lokasi tersebut dan telah dilakukan inspeksi pada 2 lokasi tersebut.