Pendidikan : SMA
12 Alamat : Pasaman Sumatera
34 Barat
Kesan :
Susp. Tumor ganas ovarium IOTA Rule I
MRI
U X M X CA 125
3 X 1 X 254,6
763,8
Kesan :
Sugestif suatu
teratoma
dengan susp.
Hernia umbilical
DD/ Perluasan
Massa
Hasil Konsul
KONSUL JANTUNG
D/ NOK suspek malignancy
pro laparotomi
EF 60% LVH
Risiko kardiovaskuler risiko
perioperative 0,9% (resiko
sedang)
KONSUL IPD
A/ NOK suspek malignancy pro laparotomi
Kesimpulan: Saat ini dapat dilakukan tindakan operasi dalam
narkose dengan risiko:
- Kardiovaskuler : Sedang
- Pulmoner : Ringan
- Metabolik : Ringan
- Faal hemostasis : Stabil
DIAGNOSA
SIKAP
•Dilakukan laparotomi
•Setelah peritoneum terbuka tampak masa
berwarna putih keabuan dengan permukaan
tidak rata, ukuran sebesar bola voli,
perlengketan dengan omentum (+), asites (+)
SIKAP
Hematokrit 38 % 37 – 43
O
P
F
E
O
R
T
A
O
S
I
O
P
F
E
O
R
T
A
O
S
I
Follow Up :
27/4/2019, 06.00 WIB 27/4/2019, 06.00 WIB
O/
S STRENGTHS P/ Perawatan post op
Aff infus
WEAKNESS
KU : Sdg Kes: CMC TD: 120/80 Nd : 84 Pindah ZGL kebidanan
Nf : 20 T: Af
T
W
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),THREATS
I/ Kontrol KU, VS,akut abdomen
Inj. Asam tranexamat 3x500 mg
sklera ikterik (-/-) Inj. Ceftriaxon 2x1gr (IV)
OPPORTUNITIES
O
Abdomen : luka post op tertutup
verban, luka baik
Inf. Metronidazol 3x500mg (IV)
Paracetamol 3x500 mg
Genitalia : V/U tenang, PPV (-) Sulfas ferossus 2x180 mg
Urine catheter: 200cc/3Jam
Kuning jernih
Follow Up :
28/4/2019, 06.00 WIB 28/4/2019, 06.00 WIB
O/
S STRENGTHS P/ Perawatan post op
Aff infus
WEAKNESS
KU : Sdg Kes: CMC TD: 120/80 Nd : 84 Pindah ZGL kebidanan
Nf : 20 T: Af
T
W
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),THREATS
I/ Kontrol KU, VS,akut abdomen
Inj. Ceftriaxon 2x1gr (IV)
sklera ikterik (-/-) Paracetamol 3x500 mg
OPPORTUNITIES
O
Abdomen : luka post op tertutup
verban, luka baik
Sulfas ferossus 2x180 mg
O/
S STRENGTHS P/ Perawatan post op
Aff kateter
WEAKNESS
KU : Sdg Kes: CMC TD: 110/80 Nd : 88
Nf : 22 T: Af
T
W
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),
THREATS
I/ Cefixime 2x200mg
Paracetamol 3x500 mg
sklera ikterik (-/-) Sulfas ferossus 2x180 mg
OPPORTUNITIES
O
Abdomen : luka post op tertutup
verban, luka baik
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)
Urine catheter: 200cc/3Jam
Kuning jernih
Follow Up :
30/4/2019, 06.00 WIB 30/4/2019, 06.00 WIB
O/
S STRENGTHS P/ Perawatan post op
WEAKNESS
KU : Sdg Kes: CMC TD: 110/80 Nd : 88
Nf : 22 T: Af
T I/ Cefixime 2x200mg
W
Mata : Konjungtiva anemis (-/-),THREATS
Paracetamol 3x500 mg
Sulfas ferossus 2x180 mg
sklera ikterik (-/-) Rencana Pulang
OPPORTUNITIES
O
Abdomen : luka post op tertutup
verban, luka baik
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)
Urine catheter: 200cc/3Jam
Kuning jernih
HASIL PA
Sekunder
Metastasis dari
Primer tumor primer Penyebab diduga proses
3 Komponen : Ovulasi yang terjadi dalam
waktu lama mengganggu
Permukaan epitel (
epitel ovarium mutasi gen
90%) •Tumor Krunkenberg somatic selama proses perb
germ cell ovarium, • Payudara & aiakn sel
endometrium dg
stroma ovarium
berbagai
komponen kistik dan
Mutasi pada Gen BRCA-1
ukuran
Klasifikasi tumor ovarium
Epithelial tumours
Serous tumours
Serous cystadenoma
Borderline serous tumours
Serous cystadenocarcinoma
Adenofibroma
Cystadenofibroma
Mucinous tumours
Mucinous cystadenoma
Borderline mucinous tumours
Mucinous cystadenocarcinoma
Endometrioid carcinoma
Clear cell adenocarcinoma
Brenner tumours
Undifferentiated tumours
Germ cell tumours
Teratoma
Benign (mature, adult)
Cystic teratoma (dermoid cyst)
Solid teratoma
Malignant (immature)
Monodermal or specialized (e.g., carcinoid, struma ovarii) Dysgerminoma
Endodermal sinus tumours
Choriocarcinoma
Emryonal carcinoma
Polyemryoma
Mixed germ-cell tumours
Sex cord-stromal tumours
Granulosa-theca cell tumours
Granulosa cell tumours
Thecoma
Fibroma
Sertoli-Leydig cell tumours(androblastoma)
Gonadoblastoma
Unclassified
Ex. lipoid-cell tumours and sarcomas
Metastatic tumours
Ex. from GI tract, female genital tract, or breast
Klasifikasi
TUMOR OVARIUM Faktor Risiko
1.Riwayat kanker ovarium pada keluarga
2.Riwayat menderita tumor/kanker
payudara atau ovarium pada keluarga
3.Riwayat menderita tumor/kanker
payudara sebelumnya
4.Usia tua
5.Menarche dini (<12 tahun)
6.Infertilitas
7.Nulipara
8.Late-onset Menopouse (>50 tahun)
9.Obesitas (IMT >30)
Gambaran Evaluasi Massa Abdomen (Pemeriksaan Fisik)
Klinis Jinak Ganas
Gejala lanjutan :
Nyeri punggung, frekuensi/urgensi buang
air kecil, konstipasi, kelelahan,
dispareunia dan perubahan menstruasi
DIAGNOSA
PENUNJANG
Foto Toraks
.
USG
PEMERIKSAAN FISIK
Laparaskopi
Pem. Umum Tumor Marker Ca-125
ANAMNESA Palpasi CT, MRI
Keluhan Klinik Pem. Dalam
& Komplikasi Spekulum
Pem. Rektal
Hasil USG pada Pasien dengan Massa Pelvis
Benign Malignant
Pada kasus ini didiagnosis dengan NOK suspek Malignancy berdasarkan anamnesis
yaitu perut yang dirasakan membesar sejak 9 bulan yang lalu yang dirasa terlalu cepat untuk
pertumbuhan sebuah tumor sehingga menjadi sebesar bola volley. Selain itu juga ada keluhan
syndrome praneoplastik seperti berat badan turun drastis sebanyak 2kg selama 2 bulan. Selain
itu pada pemeriksaan fisik didapatkan massa yang terfiksir dengan permukaan tidak rata serta
terfiksir atau tidak dapat digerakkan, pada pemeriksaan USG didapatkan adanya ukuran >
15,83x10,17cm septum (+) >4mm, papil (+) > 4, asites (+), vaskularisasi (+), dari IOTA rule
mengenai diagnosis ca ovarium didapatken kesan malignancy, selain itu pada pemeriksaan
Marker Ca 125 yang tinggi pada pasien yaitu 254,6, sehingga didapatkan RMI 763,8. Jadi dari
pemaparan diatas dpat disimpulkan bahwa proses penegakan diagnosis pada pasien ini sudah
tepat.
PENATALAKSANAAN
Apabila dilihat dari sudut pandang onkologi, berdasarkan diagnosis dan temuan
saat operasi yang diduga pasien ini menderita ca ovarium stadium lanjut, maka
penatalaksanaan optimal debulking dirasakan tepat untuk kasus ini. Namun
apakah masih diperlukan tindakan konservatif mengingat fungsi reproduksi pada
pasien ini? Idealnya dapat dilakukan frozen section untuk setiap kasus yang
diduga keganasan dan masih diharapkan fungsi reproduksinya, sehingga
pemilihan tindakan saat itu tepat laksana. Selain itu, khususnya pada pasien yang
diduga keganasan dan akan dilakukan tindakan laparotomi baik untuk diagnostic
ataupun terapeutik, terhadap pasien tersebut sudah dilakukan inform consent
menegenai kemingkinan untuk dilakukan optimal debulking bila temuan intra
operatifnya adalah ca ovarium stadium lanjut.
Pada pasien ini dinilai ca ovariumnya sudah berada pada stadium IIc,
sehingga tujuan dilakukannya debulking adalah untuk tidak menyisakan tumor
yang terlihat atau nodul tumor yang tidak lebih dari 1 cm. Apabila tercapai,
maka pasien dikatakan telah dilakukan debulking optimal, apabila debulking
optimal tidak tercapai, maka kemungkinan terjadinya rekurensi atau persisten
yang lebih besar. Namun untuk kasus tumor ovarium yang diduga jinak,
pembedahan biasanya terbatas pada salpingooforektomi unilateral jika
kesuburan masih diinginkan, namun tindakan pengangkatan yang komplit harus
tetap dilakukan apabila tidak diharapkan lagi fungsi reproduksi. Pada beberapa
penelitian terapi bedah dalam mempertahankan fungsi reproduksi dapat
meningkatkan resiko relaps, untuk itu perlu follow up jangka panjang yang
konsisten.
•Apakah hasil pemeriksaan Patologi anatomi perlu ditinjau ulang?