Anda di halaman 1dari 19

MOLA HIDATIDOSA

Presentator:
Rauza Akmalia

Pembimbing:
dr. Fahmi Nasution, Sp.OG
DEFINISI
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi korialisnya
mengalami perubahan hidrofobik. Mola hidatidosa merupakan penyakit trofoblas
gestasional/ Gestational Thropoblatic disease (GTD) pada kehamilan dengan
potensi keganasan. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus – villusnya yang
membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan
adalah sebagai segugus buah anggur
EPIDEMIOLOGI

Barat
1:2000
kehamilan
Asia
1 : 120
Kehamilan
Di Indonesia
1:40
persalinan
ETIOLOGI

1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik


sehingga mati, tetapi terlambat dikeluarkan
2. Usia ibu yang terlalu muda atau tua (36-40
tahun) beresiko 50% terkena penyakit ini
3. Imunoselektif dari sel trofoblast
4. Keadaan sosioekonomi yang rendah
5. Paritas tinggi
6. Kekurangan protein
7. Riwayat kehamilan mola sebelumnya
8. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum
jelas.
KLASIFIKASI

Mola Komplit

Tidak disertai janin

Mola Parsial

Disertai janin atau bagian dari janin


Gambaran Mola Komplit Mola Parsial
Kariotipe 46,XX atau 46,XY Umumnya 69,XXX atau
69,XXY (tripoid)
Patologi
Edema villus Difus Bervariasi,fokal
Proliferasi trofoblastik Bervariasi, ringan s/d berat Bervariasi, fokal, ringan s/d
sedang
Janin Tidak ada Sering dijumpai
Amnion, sel darah merah janin Tidak ada Sering dijumpai

Gambaran klinis
Diagnosis Gestasi mola Missed abortion
Ukuran uterus 50% besar untuk masa kehamilan Kecil untuk masa kehamilan

Kista teka-lutein 25-30% Jarang


Penyulit medis Sering Jarang
Penyakitpascamola 20% <5-10%
Kadar hCG Tinggi Rendah – tinggi
PATOFISIOLOGI

Skema Konsepsi Normal Skema Kehamilan Molahidatidosa


Parsial (MHP)

Skema Kehamilan Molahidatidosa


Komplit ( MHK)
Teori Penyakit Trofoblas

Teori missed abortion Teori neoplasma

• Mudigah mati pada • Pada kehamilan dapat


kehamilan 3-5 minggu terbentuk sel-sel trofoblas
(missed abortion). Karena yang mempunyai fungsi
itu, terjadi gangguan abnormal, dimana terjadi
peredaran darah sehingga reabsorpsi cairan yang
terjadi pembendungan berlebihan ke dalam vili
cairan dalam jaringan sehinggan timbul
mesenkim vili dan akhirnya gelembung.
terbentuklah gelembung-
gelembung.
GEJALA KLINIS

• Amenorrhoe dan tanda – tanda kehamilan


• Perdarahan pervaginam
• Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya
tidak sesuai dengan usia kehamilan.
• Tidak dirasakan tanda – tanda adanya gerakan janin
maupun ballotement
• Hiperemesis
• Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke – 24
• Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang
merupakan diagnosa pasti
• Tirotoksikosis
Amenorrhea & Uterus sering
tanda – tanda Tirotoksikosis membesar lebih cepat
kehamilan dari biasanya tidak
sesuai dengan usia
kehamilan.

Perdarahan GEJALA Keluar jaringan


pervaginam
KLINIS mola seperti
anggur

Tidak dirasakan tanda


Preklampsi dan - tanda adanya
eklampsi sebelum gerakan janin maupun Hiperemesis yang
minggu ke – 24 ballotement cukup berat
DIAGNOSA

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penujang
USG

USG menunjukkan pola khas MHK. Tampak karakteristik pola


vesikel dari mola hidatidosa
PENATALAKSANAAN

• Perbaiki keadaan umum


• Evakuasi jaringan : 1. Kuret hisap
2. Hiterektomi
• Profilaksis
1. Metrotreksat 20 mg/hari, intramuskular, Asam Folat
10 mg (3x1), sebagai antidote dan Cursil 35 mg (2x1)
sebagai hepatoprotektor, selama 5 hari berturut-turut.
2. Actinomycin D 1 flakon sehari, selama 5 hari
berturut-turut, tidak memerlukan antidote maupun
hepatoprotektor.
Follow Up β-hCG setelah evakuasi mola
hidatidosa

Satu bulan pertama : 1 minggu sekali

Bulan kedua : 2 minggu sekali

Selama 6 bulan : sebulan sekali

Selama 1 tahun : 6 bulan sekali


KOMPLIKASI

• Perdarahan yang hebat sampai syok


• Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan
anemia
• koriokarsinoma
• Infeksi sekunder
• Perforasi karena tindakan atau keganasan
PROGNOSIS

Resiko kematian penderita mola hidatidosa meningkat


akibat perdarahan, perforasi uterus, preeklamsia berat
atau eklamsia, tirotoksikosis atau infeksi, akan tetapi,
kematian akibat mola saat ini sudah jarang terjadi. Segera
setelah jaringan mola dikeluarkan, uterus akan mengecil,
kadar β-hCG menurun dan akan mencapai kadar normal
sekitar 10-12 minggu pasca evakuasi. Sebagian besar
penderita mola akan kembali sehat setelah menjalani
kuretase. Bila ingin kembali hamil, umumnya kehamilan
akan berjalan normal.

Anda mungkin juga menyukai