Anda di halaman 1dari 15

Makalah Bimbingan Khusus

PRESENTASI SUNGSANG

Disusun oleh :
Andina Bulan Sari (0102
Andry Yoshua (0102000165)
Andy Lesmana (0102000173)
Kelompok 2

Pembimbing
Dr. Andi Dharma P., SpOG (K)

DEPARTEMEN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
November, 2007

KEPUSTAKAAN
Definisi
Keadaan di mana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong
berada di bagian bawah kavum uteri.
Klasifikasi
- Presentasi bokong sempurna (complete breech): jika kedua kaki fleksi pada panggul
dan lutut.
- Presentasi bokong tak sempurna (incomplete breech): jika satu kaki berada di samping
bokong dan kaki yang lain terangkat ke atas
- Presentasi bokong murni (frank breech): jika kedua kaki mengalami fleksi pada
panggul dan ekstensi pada lutut.
- Presentasi kaki: jika sebuah atau kedua kaki ekstensi pada panggul dan lutut.
Epidemiologi
Insiden persalinan sungsang ialah sekitar 3-4% dari seluruh kehamilan. Mortalitas
perinatal 13 kali dibandingkan presentasi kepala dan Morbiditas perinatal 5-7 kali
dibandingkan presentasi kepala. Versi spontan dapat terjadi pada letak sungsang namun
frekuensinya semakin sedikit dengan semakin tuanya kehamilan. Pada usia 29-32 minggu
75% mengalami versi spontan (pada kehamilan 38 minggu) sedangkan usia 37 minggu
hanya 18 %. Untuk membantu terjadinya versi spontan dianjurkan agar pasien melakukan
knee-chest position (15 menit tiap 2 jam selama 5 hari)
Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan di
dalam uterus. Sampai kehamilan 32 minggu jumlah air ketuban relatif lebih banyak
sehingga janin dapat bergerak lebih leluasa dan dapat menempatkan diri dalam berbagai
letak dan presentasi. Pada triwulan akhir air ketuban relatif berkurang. Bokong dengan
kedua tungkai yang terlipat lebih besar daripada kepala sehingga menempati ruangan
yang lebih besar di fundus. Sementara kepala janin makin berat sehingga kepala berada

dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian jelas bahwa
pada kehamilan belum cukup bulan frekuensi sungsang lebih tinggi. Faktor lain yang
memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang antara lain kehamilan multipel,
multiparitas, hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus, anensefalus, riwayat sungsang
sebelumnya, anomali uteri, dan tumor pelvis.
Diagnosis
Pada pemeriksaan luar bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian keras dan bulat,
kepala teraba di fundus uteri dan denyut jantung janin setinggi atau sedikit lebih tinggi
daripada umbilikus. Pemeriksaan dalam setelah ketuban pecah dapat diraba bokong
(sakrum, tuber ossis iskii dan anus). Bila teraba kaki harus dibedakan dengan tangan.
Pada persalinan lama bokong akan mengalami edema dan sulit membedakan dengan
muka. USG atau MRI dapat dilakukan apabila masih terdapat keragu-raguan.
Komplikasi persalinan sungsang
Komplikasi kelahiran sungsang adalah:2
1. Komplikasi maternal
Komplikasi maternal terjadi akibat berbagai manuver yang dilakukan pada jalan lahir
untuk mengeluarkan bagian-bagian bayi beresiko menyebabkan infeksi. Manuver
intrauterin, dan keluarnya kepala bayi melalui serviks yang belum terdilatasi penuh
mempunyai resiko ruptur uteri, laserasi serviks, atau keduanya.
2. Komplikasi fetus
Fraktur umum terjadi pada ekstraksi yang sulit, melibatkan klavikula, humerus, dan
femur. Fraktur depresi karanium, dan bahkan fraktur leher dapat terjadi jika kepala
bayi ditarik dengan cepat melewati pelvis yang sedang berkontraksi. Hematoma otot
sternokleidomastoid dapat terjadi dan menghilang spontan. Paralisis bahu akibat
cedera pleksus brakialis dapat timbul sebagai akibat overekstensi leher atau tekanan
berlebih pada pleksus brakialis sewaktu membebaskan lengan. Persalinan yang
terlambat dapat menyebabkan asfikisa dan sufokasi darah, lendir, dan mekonium pada
jalan lahir. Pada bayi preterm perbedaan ukuran kepala dan bokong lebih besar
sehingga ekstremitas bawah dan bokong dapat lewat, tetapi serviks tidak akan dilatasi

secara adekuat untuk melewatkan kepala sehingga dibutuhkan Duhrssenn incision.


Head entrapment pada after coming head dapat terjadi karena kepala melewati
panggul dalam waktu lebih singkat sehingga tidak terjadinya moulage kepala dan
pembukaan tidak lengkap. Insidennya 88/1000 persalinan. Nuchal arm, yaitu
terjepitnya lengan di belakang leher ditemukan pada 6% kasus dan meningkatkan
mortalitas.Prolaps tali pusat meningkat frekuensinya bila fetus kecil atau presentasi
bukan frank breech (footling 15% dan complete 5%). Soernes dan Bakke (1986)
menyatakan bahwa tali pusat pada presentasi bokong lebih pendek dibandingkan
presentasi kepala. Spellacy & associates (1966) menyebutkan lilitan tali pusat lebih
sering pada letak sungsang. Hiperekstensi yaitu sudut antara geraham dan vertebra >
1050 bisa mengakibatkan trauma medula spinalis dan robekan tentorium serebri.
Indikasi persalinan pervaginam pada presentasi bokong
-

Janin tunggal

Presentasi bokong murni

TBJ 2000-3500 gram

Pelvimetri adekuat (radiologik)

Penolong terampil

Fasilitas kamar operasi

Tidak ada indikasi SC untuk ibu atau janin

Indikasi operasi pada presentasi bokong


-

Fetus besar

Ukuran pelvis tidak adekuat

Hiperekstensi kepala

Disfungsi uterus

Footling presentation

Prematur dengan ibu dalam keadaan persalinan

IUGR

Riwayat kematian perinatal karena trauma lahir

Jenis pimpinan persalinan


-

Pervaginam
o Persalinan spontan (spontaneous breech): janin dilahirkan dengan
kekuatan & tenaga ibu. Disebut cara Bracht.
o Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery): janin
dilahirkan sebagian dengan tenaga ibu dan sebagian tenaga penolong.
o Ekstraksi sungsang (total breech extraction): janin dilahirkan seluruhnya
dengan tenaga penolong.

Perabdominam (seksio sesarea)

Teknik
Langkah-langkah umum pada pertolongan persalinan sungsang:
I.

Persetujuan tindakan medik


1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan diri anda
2. Jelaskan tentang diagnosis dan tatalaksana pada presentasi bokong
3. Jelaskan tentang risiko tindakan yang telah diduga sebelumnya maupun tidak.
4. Menenangkan pasien jika pasien ketakutan/gelisah
5. Pastikan pasien dan keluarga mengerti dan jelas tentang penjelasan di atas.
6. Beri kesempatan untuk mendapat penjelasan ulang bila ragu atau belum mengerti.
7. Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan memberikan persetujuan untuk
dilakukan tindakan, minta persetujuan secara tertulis, dengan mengisi dan
menandatangani formulir yang telah disediakan.
8. Meninjau kembali riwayat pasien dan hasil pemeriksaan
9. Masukkan lembar persetujuan tindakan medik ke dalam catatan medik pasien.
10. Serahkan

kembali

catatan

medik

pasien

setelah

penolong

kelengkapannya, catatan kondisi pasien dan pelaksanaan instruksi.


II.

Persiapan sebelum tindakan


A. Pasien
1. Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan

memeriksa

2. Mengosongkan kandung kemih, rektum serta membersihkan daerah perneum


dengan anti septik. Bila perlu menggunting rambut daerah tersebut.
B. Instrumen dan medikamentosa
1. Perangkat untuk persalinan
2. Perangkat untuk resusitasi bayi
3. Uterotonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
4. Anestesi lokal (lidokain 2%)
5. Cunam Piper
6. Semprit dan jarum no. 23 (sekali pakai)
7. Alat-alat infus
8. Povidone iodine 10%
9. Perangkat episiotomi dan penjahitan luka episiotomi
C. Penolong
1. Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca mata pelindung
2. Cuci tangan hingga siku dengan sabun di bawah air mengalir
3. Keringkan tangan dengan handuk DTT
4. Pakai sarung tangan DTT/steril
5. Memasang duk (kain penutup)
6. Diperlukan kehadiran dokter ahli anak dan kesiapan dokter anestesia
Persalinan sungsang spontan
Pada persalinan sungsang spontan bokong masuk ke dalam rongga panggul dengan garis
pangkal paha melintang atau miring dengan diameter bitrokhanter dari bokong pada salah
satu diameter oblikua.. Setelah menyentuh dasar panggul terjadi putaran paksi dalam,
sehingga di pintu bawah panggul garis panggul paha menempati diameter anteroposterior
dan trokanter depan berada di bawah simfisis. Kemudian terjadi fleksi lateral badan janin,
sehingga trokanter belakang melewati perineum dan lahirlah seluruh bokong diikuti
kedua kaki. Setelah bokong lahir terjadi putaran paksi luar dengan perut janin berada di
posterior yang memungkinkan bahu melewati pintu atas panggul dengan garis terbesar
bahu melintang atau miring. Terjadi putaran paksi dalam pada bahu, sehingga bahu depan

berada di bawah simfisis dan bahu belakang melewati perineum. Kepala pada saat
bersamaan masuk ke dalam rongga panggul dengan sutura sagitalis melintang atau
miring. Di dalam rongga panggul terjadi putaran paksi dalam kepala, sehingga muka
memutar ke posterior dan oksiput ke

arah simfisis. Dengan suboksiput sebagai

hipomoklion, maka dagu, mulut, hidung, dahi dan seluruh kepala lahir berturut-turut
melewati perineum.

Gambar 1. Mekanisme persalinan sungsang spontan

Kadang rotasi sedemikian rupa sehingga punggung bayi mengarah ke kolumna


vertebralis, bukan ke perut ibu. Meski kepala dapat lahir dengan membantu keluar dagu
dan muka melalui bawah simfisis, tarikan sekecil-kecilnya pada badan dapat
menyebabkan ekstensi kepala, yang menambah diameter kepala yang harus lewat
panggul. Ada perbedaan nyata antara kelahiran janin dalam presentasi kepala dan
kelahiran janin dalam letak sungsang. Pada presentasi kepala , yang lahir lebih dahulu
ialah bagian janin yang terbesar, sehingga bila kepala telah lahir, kelahiran badan tidak
memberi kesulitan. Sebaliknya pada letak sungsang, berturut-turut lahir bagian-bagian
yang makin lama makin besar, dimulai dari lahirnya bokong, bahu dan kemudian kepala.

Dengan demikian meskipun bokong dan bahu telah lahir, hal tersebut belum menjamin
bahwa kelahiran kepala juga berlangsung dengan lancar.
Metode Bracht
Metode ini dikerjakan untuk melahirkan bahu dan kepala. Caranya ialah penolong
menunggu dengan seksama sampai badan bayi lahir setinggi umbilikus, lalu bokong dan
pangkal paha janin yang telah lahir dipegang dengan kedua tangan, kemudian dilakukan
hiperlordosis tubuh janin ke perut ibu dan membiarkan dengan perlahan badan atas, bahu,
lengan, dan kepala janin dilahirkan (kepala yang lahir terlalu cepat beresiko mengalami
perdarahan tentorium cerebelli). Pada perasat ini penolong tidak melakukan tarikan dan
hanya membantu melakukan proses persalinan sesuai dengan mekanisme persalinan letak
sungsang. Perlu diingat bahwa bahu dan kepala tidak selalu dapat dilahirkan, sehingga
untuk mempercepat kelahiran bahu dan kepala dapat dilakukan prosedur manual aid.4
Keuntungan metode Bracht ialah tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan
lahir, dan keluarnya bayi mendekati lahirnya bayi sungsang secara fisiologis sehingga
tidak menimbulkan trauma jalan lahir. Kerugian metode Bracht ialah 5-10% mengalami
kegagalan sehingga perlu prosedur manual aid, dan tidak cocok untuk panggul sempit,
janin besar, primipara, dan janin dengan tangan menjungkit (nuchal arm).1

Gambar 2. Metode Bracht


Metode Burns-Marshall
Prinsipnya sama dengan cara Bracht, dan merupakan metode pertolongan persalinan
bokong spontan. Caranya ialah penolong menunggu dengan seksama sampai badan bayi

lahir secara spontan, lalu perputaran untuk melahirkan kepala bayi didukung dengan
memegang kedua telapak kaki bayi dengan satu tangan dan melakukan hiperlordosis
tubuh janin ke perut ibu dan membiarkan dengan perlahan kepala janin dilahirkan.4

Gambar 3. Metode Burns-Marshall

Prosedur manual aid


-

Indikasi:

o Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan, misalnya bila terjadi kemacetan


saat melahirkan bahu/kepala.
o Dari semula memang hendak melakukan pertolongan secara manual aid.
-

Tahap pertama: lahirnya bokong sampai pusar dengan kekuatan tenaga ibu sendiri.

Tahap kedua: lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong. Terdapat 3
cara: Klasik (Deventer), Mueller, Lovset, Bickenbach.

Tahap ketiga: lahirnya kepala Mauriceau (Veit-Smellie), Najouks, Wigand


Martin-Winckel, Prague terbalik, Cunam piper.

Melahirkan bahu bayi


Melahirkan bahu dengan cara klasik
Prinsip cara klasik ialah melahirkan lengan belakang dahulu karena lengan
belakang menempati ruangan yang lebih luas (sakrum). Cara melahirkan bahu dengan
cara klasik ialah debagai berikut: kedua kaki janin dipegang, tubuh janin ditarik ke atas
sehingga perut janin ke arah perut ibu, tangan penolong yang satu dimasukkan ke dalam

jalan lahir dengan menelusuri punggung janin menuju ke lengan belakang sampai fossa
kubiti. Dengan dua jari yang ditempatkan sejajar humerus, penolong membimbing lengan
keluar jalan lahir. Untuk melahirkan lengan depan, dada dan punggung janin diputar
untuk mengubah lengan depan supaya berada di belakang dengan arah putaran
sedemikian rupa sehingga punggung melewati simfisis. Kemudian lengan yang sudah
berada di belakang itu dilahirkan dengan cara
yang

sama.

Karena

memutar

tubuh

dapat

membahayakan janin, maka bila lengan depan


letaknya normal, cara klasik dapat dilakukan
tanpa memutar tubuh janin, sehingga lengan
kedua tetap dilahirkan sebagai lengan depan.1

Gambar 4.

Gambar 5.

Melahirkan bahu belakang dengan cara klasik

Melahirkan bahu depan dengan tarikan ke


bawah (tanpa pemutaran tubuh bayi ke belakang
telebih dahulu)

Cara Mueller
Prinsipnya yaitu melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi,
setelah itu melahirkan bahu dan lengan belakang. Bokong janin dipegang secara femuropelviks (duimbekken greep) dengan kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina
sakralis media dan jari telunjuk pada krista iliaka dan jari-jari lain mencengkam paha
bagian depan. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam ke bawah sejauh mungkin

sampai bahu depan tampak di bawah simfisis, dan lengan depan dilahirkan dengan
mengait lengan bawahnya. Setelah bahu dan lengan depan lahir, badan janin yang masih
dipegang secara femuro-pelviks ditarik ke atas, sampai bahu belakang lahir.
Bila bahu belakang tidak lahir dengan sendirinya, maka lengan belakang dilahirkan
dengan mengait lengan bawah dengan kedua jari penolong. Keuntungan cara ini adalah
tangan penolong tidak masuk jauh ke dalam jalan lahir sehingga risiko infeksi minimal.
Cara Lovset
Prinsip cara Lovset yaitu memutar badan janin dalam 1/2 lingkaran bolak balik sambil
dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang berada di belakang akhirnya lahir
di bawah simfisis. Badan janin dipegang secara femuro-pelviks dan sambil dilakukan
traksi curam ke bawah badan janin diputar lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi
bahu depan. Kemudian sambil dilakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah yang
berlawanan 1/2 lingkaran, demikian seterusnya bolak-balik sehingga bahu belakang
tampak di bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan. Bila lengan janin tidak dapat lahir
dengan sendirinya, maka lengan janin ini dapat dilahirkan dengan mengait lengan bawah
dengan jari penolong. Keuntungan teknik ini adalah caranya sederhana dan jarang gagal,
dapat dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa memperhatikan posisi lengan,
tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir sehingga risiko infeksi minimal. Cara
ini dianjurkan dalam keadaan primigravida, janin besar dan panggul relatif sempit.
Melahirkan kepala bayi
Cara Mauriceau (Veit-Smellie)
Tangan penolong yang sesuai muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir. Jari tengah
dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk, dan jari keempat mencengkam fossa
canina, sedang jari lain mencengkam leher. Badan anak diletakkan di atas lengan bawah
penolong, seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong
yang lain mencengkam leher janin dari arah punggung. Kedua tangan penolong menarik
kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller.
Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh tangan penolong yang mencengkam leher janin
dari arah punggung. Bila suboksiput tampak di bawah simfisis, kepala janin dielevasi ke

atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut turut lahir dagu, mulut,
hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala janin.
Cara Naujoks
Teknik ini dilakukan bila kepala masih tinggi, sehingga jari penolong tidak dapat
dimasukkan ke dalam mulut janin. Kedua tangan penolong mencengkram leher janin dari
arah depan dan belakang. Kedua tangan penolong menarik bahu curam ke bawah dan
bersamaan dengan itu seorang asisten mendorong kepala janin ke arah bawah. Cara ini
tidak dianjurkan karena menimbulkan trauma yang berat pada sumsum tulang di daerah
leher.
Cara Prague terbalik
Teknik Prague terbalik dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang
dekat sakrum dan muka janin menghaap simfisis. Satu tangan penolong mencengkram
leher dari arah bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak tangan penolong.
Tangan penolong yang lain memegang kedua pergelangan kaki. Kaki janin ditarik ke atas
bersamaan dengan tarikan pada bahu janin, sehingga perut janin mendekati perut ibu.
Dengan laring sebagai hipomoklion, kepala janin dapat dilahirkan.
Cara cunam Piper
Cunam Piper dibuat khusus untuk melahirkan kepala janin pada letak sungsang, sehingga
mempunyai bentuk khusus, yaitu:
a. daun cunam berfenestra, yang mempunyai lengkungan panggul yang agak
mendatar (baik untuk pemasangan yang tinggi)
b. tangkainya panjang, melengkung ke atas dan terbuka, keadaan ini dapat
menghindari kompresi yang berlebihan pada kepala janin.
Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki, dan kedua lengan janin
diletakkan di punggung janin. Kemudian badan janin dielevasi ke atas, sehingga
punggung janin mendekati punggung ibu.
Pemasangan cunam pada after coming head sama dengan pemasangan cunam pada
letak belakang kepala. Hanya pada kasus ini cunam dimasukkan dari arah bawah, yaitu
sejajar dengan pelipatan paha belakang. Setelah suboksiput tampak di bawah simfisis,
maka cunam dielevasi ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion, berturut-turut
lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir.

Ekstraksi janin dengan letak sungsang


Teknik ekstraksi kaki
1. Setelah persiapan selesai, tangan yang searah dengan bagian-bagian kecil janin
dimasukkan secara obstetrik ke dalam jalan lahir, sedang tangan yang lain membuka
labia. Tangan yang di dalam mencari kaki depan dengan menelusuri bokong, pangkal
paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga
kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang di luar mendorong fundus uterus ke bawah.
Setelah kaki bawah fleksi pergelangan kaki dipegang oleh jari kedua dan jari ketiga
dan dituntun keluar dari vagina sampai batas lutut.
2. Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakkan di
belakang betis sejajar sumbu panjang betis, dan jari-jari lain di depan betis. Dengan
pegangan ini, kaki janin ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.
3. Pegangan dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di
belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan paha.
4. Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokanter depan lahir. Kemudian
pangkal paha dengan pegangan yang sama dielevasi ke atas sehingga trokhanter
belakang lahir. Bila kedua trokhanter telah lahir berarti bokong lahir.
5. Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih
dulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal
paha ditarik terus curam ke bawah.
6. Setelah bokong lahir, maka untuk melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik
pegangan femuro-pelviks. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam ke bawah
sampai pusar lahir.
7. Selanjutnya untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan cara persalinan yang
sama seperti pada manual aid.
Ekstraksi bokong
Ekstraksi bokong dikerjakan pada letak bokong murni (frank breech), dan bokong sudah
berada di dasar panggul, sehingga sukar untuk menurunkan kaki. Indikasi lain yaitu pada
kala II yang tidak maju atau keadaan janin/ibu mengharuskan bayi segera dilahirkan.
Teknik

1. Jari telunjuk tangan penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan ke
dalam jalan lahir dan diletakkan di pelipatan paha depan. Dengan jari telunjuk ini,
pelipatan paha dikait dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan
ini, maka tangan penolong yang lain mencengkram pergelangan tangan tadi, dan turut
menarik curam ke bawah. Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak di
bawah simfisis, maka jari telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan paha
ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.
2. Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks (duimbekken greep),
kemudian janin dapat dilahirkan dengan cara manual aid.
Prognosis persalinan sungsang
Angka kematian perinatal menurut Eastman ialah 12-14%. Angka yang hampir
sama juga dilaporkan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, yaitu 16,8%. Kematian
terutama terjadi pada bayi yang prematur dengan sebab kematian perdarahan intrakranial
dan hipoksia akibat tali pusat yang terjepit diantara kepala dan bagian keras jalan lahir
saat kepala memaski rongga panggul. Hipoksia juga dapat diebabkan terlepasnya plasenta
sebelum kepala lahir akibat retraksi uterus. Disproporsi sefalpelvik, meskipun ringan,
akan sangat membahayakan persalinan sungsang.
Sementara itu Croghan-Minihane pada tahun 1991 melaporkan tidak ada
peningkatan resiko pada bayi sungsang yang lahir pervaginam dalam hal yang
berhubungan dengan trauma kepala seperti neonatal seizure, cerebral palsy, retardasi
mental, dan spasitisitas.

DAFTAR PUSTAKA
1. Breech Presentation and Delivery. In: Cunningham FG et.al. Williams Obstetrics
21st Ed. USA: McGraw-Hill. 2001; p509-32
2. Saifuddin AB, Danakusuma M, Widjajakusumah MD, Bramantyo L, et al. Modul
Safe Motherhood dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia :
Persalinan Sungsang. II E-3.
3. Angsar MD, Setjalilakusuma L. Persalinan Sungsang. In: Wiknjosastro H,
Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. Ilmu Bedah Kebidanan, edisi ke-1. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007, p104-22
4. Martohoesodo S., Hariadi R. Distosia kaena kelainan letak serta bentuk janin.
Dalam: Wiknjosastro H, editor. Ilmu kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. hal 595 636
5. Gaskin IM, Three surprise breeches. Midwifery today issue 74. 2005. Diunduh
dari: HTTP://WWW.MIDWIFERYTODAY.COM/MAGAZINE/ISSUE74.ASP

Anda mungkin juga menyukai