Anda di halaman 1dari 19

LAPAROSKOPI

DIAGNOSTIK
TUJUAN
1. Memahami indikasi laparoskopi
diagnostik
2. Memahami langkah-langkah kerja
melakukan laparoskopi diagnostik
Indikasi Laparoskopi
Diagnostik
 Nyeri perut akut dan kronik
 Endometriosis
 Kehamilan ektopik
 Torsi adneksa
 Paling tidak diperlukan dua buah
trokar untuk melakukan laparoskopi
diagnostik, yakni satu buah untuk
kamera di daerah umbilikus dan
satu tambahan di daerah
suprasimpisis.
 Tindakan dilakukan dalam anestesi umum.
 Setelah pneumoperitoneum dilakukan,
trokar optik dimasukkan, dan kamera dapat
memvisualisasikan keadaan intraabdomen.
 Secara sistematik semua organ pelvik dan
abdomen diinspeksi.
 Trokar tambahan digunakan untuk
memegang atau menyisihkan jaringan agar
observasi lebih mudah dilakukan.
 Alat manipulator uterus sebaiknya
dipasang untuk memudahkan
mobilisasi uterus dan adneksa serta
untuk memfasilitasi tes patensi
tuba.
Pandangan panoramik
laparoskopi diagnostik
 Tahap pertama laparoskopi diagnostik adalah
melakukan evaluasi keadaan patologis yang dicurigai
sebelum operasi , mendokumentasikannya dalam
bentuk foto atau rekaman video, serta
mengidentifikasi anatomi-anatomi penting pelvik-
abdomen, seperti vesika urinaria, ureter, kolon,
rectum, ligamentum sakrouterina, dan pembuluh
darah besar pelvis (lihat gambar 1).
 Apendiks diperiksa untuk melihat adanya
endometriosis atau radang.
 Bagian atas perut, termasuk dinding abdomen, hepar,
kantung empedu, dan diafragma, dievaluasi untuk
melihat apakah ada kelainan yang turut memberikan
keluhan pada pasien.
Urutan pemeriksaan(1)

1. uterus, bentuk dan


ukuran, adanya massa
patologis
2. tuba dan ovarium kanan
3. tuba dan ovarium kiri
4. tes patensi tuba
Urutan pemeriksaan(2)
5. Peritoneum pelvik : ligamentum rotundum kiri,
lembar depan ligamentum latum kiri, plika
vesikouteina kiri, vesika, plika vesikouterina
kanan, lembar depan ligamentum latum kanan,
ligamentum rotundum kanan, lembar belakang
ligamentum latum kanan, fossa ovarika kanan,
ureter kanan, ligamentum saktouterina kanan,
kavum Doglasi, ligamentum sakrouterina kiri,
fossa ovarika kiri, ureter kiri, lembar belakang
ligamentum latum kiri.
6. appendiks
7. omentum dan permukaan visera, (apakah
terdapat luka akibat jarum veres/trokar?)
8. hepar, kandung empedu dan difragma
 Setelah eksplorasi selesai,
selanjutnya perlu ditentukan apakah
tindakan akan dilanjutkan dengan
laparoskopi atau sebaiknya
dilakukan dengan laparotomi.
PENUNTUN BELAJAR UNTUK
KETERAMPILAN BEDAH DASAR
LAPAROSKOPI - “LAPAROSKOPI
DIAGNOSTIK”
PENUNTUN BELAJAR UNTUK PROSEDUR LAPAROSKOPI
DIAGNOSTIK
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN
1. Memeriksa kesiapan alat/instrumen yang diperlukan untuk
tindakan laparoskopi (lihat daftar alat/instrumen).
2. Melakukan tindakan desinfeksi kulit dan desinfeksi vagina.

3. Menutupi lapangan operasi dengan penutup steril.

4. Memasang uterus manipulator.

5. Memasang kateter urin transuretral.

6. Mengganti sarung tangan steril untuk tindakan laparoskopi.


PEMASANGAN JARUM VERESS DENGAN PROSEDUR SAFETY
ENTRY
Lihat modul safety entry

PELAKSANAAN LAPAROSKOPI DIAGNOSTIK

1. Menghidupkan alat perekam video.

2. Dalam posisi trendelenburg, usus disingkirkan ke kranial


dengan menggunakan tongkat.

3. Melihat alat genitalia interna secara keseluruhan.


Penilaian secara detail tentang keadaan alat genitalia
interna

4. Mencatat posisi, bentuk, ukuran dan kelainan yang


terdapat pada uterus.

5. Mencatat posisi, bentuk, ukuran dan kelainan yang


terdapat pada kedua saluran telur dan kedua
indung telur.
Mengamati peritoneum secara seksama dan sistematis untuk
mendeteksi adanya lesi endometriosis.
6. Melihat peritoneum daerah vesikouterina dengan
menggunakan teknik pembesaran.

7. Melihat daerah fossa ovarika kanan sampai ke daerah


ligamentum sakrouterina kanan.

8. Melihat daerah rektovaginalis, sampai ke dalam cavum


douglas.

9. Melihat daerah sakrouterina kiri sampai ke daerah fossa


ovarika.
10. Mencatat kelainan yang terdapat pada usus buntu,
usus halus dan usus besar, dinding abdomen depan,
omentum lalu naik ke daerah abdomen atas untuk
melihat kelainan pada hati dan kantung empedu
(perlekatan - sindroma Fitz-Hugh-Curtis, infeksi, radang,
permukaan).
11. Melakukan pengambilan contoh jaringan yang sesuai
untuk pemeriksaan penunjang (biopsi untuk konfirmasi
endometriosis, curiga ganas, kultur cairan peritoneum
untuk mengetahui infeksi, kultur cairan abses pada
kasus tuboovarial abses.
AKHIR TINDAKAN LAPAROSKOPI DIAGNOSTIK

1. Melepaskan trokar dengan visualisasi langsung.

2. Melepaskan saluran gas dengan mematikan


insuflator gas terlebih dahulu.

3. Menghilangkan pneumoperitoneum.

4. Melepaskan optik,trokar optik, dan tropik kerja.


DOKUMENTASI

1. Mencatat temuan pada laparoskopi diagnostik


pada lembar pencatatan dan dokumentasi
endometriosis sesuai dengan stadium AFS tahun
2002.

2. Menjelaskan kepada keluarga tentang temuan-


temuan saat laparoskopi.

3. Mempersiapkan formulir lembar permohonan


pemeriksaan patologi anatomi / lembar
permohonan pemeriksaan penunjang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai