Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME atas terbitnya buku
Borderline Ovarian tumor yang ditulis oleh Dr. dr. Maringan D. L.
Tobing, Sp.OG(K), MKes. Saya mengapresiasi buku ini
setinggi−tingginya, karena dengan kesibukan sehari−hari yang
banyak menyita waktu, penulis masih menyempatkan untuk
menulis buku yang sangat bermanfaat ini.
Buku ini berisi panduan mengenai tumor ovarium borderline
yang bersifat up−to−date, singkat, mudah dimengerti, berbobot.
serta ditambah ilustrasi gambar, sehingga sangat membantu dokter
spesialis obstetri dan ginekologi untuk memperbaharui dan
meninjau kembali ilmu tumor ovarium borderline.
Harapan Saya adalah buku ini dapat menolong banyak
dokter spesialis obstetri dan ginekologi sehingga pelayanan dapat
menjadi lebih efektif dan efisien.
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar .............................................................. i
2. Daftar Isi ........................................................................ v
3. Daftar Gambar............................................................... vi
4. Daftar Tabel ................................................................... vii
5. Daftar Singkatan ............................................................ viii
6. Pendahuluan ................................................................. 1
7. Insidensi dan Epidemiologi ............................................ 2
8. Etiologi .......................................................................... 2
9. Klasifikasi ....................................................................... 4
10. Patogenesis ................................................................. 6
11. Diagnosis – Skrining dan Tumor Marker ..................... 10
11. Penatalaksanaan ......................................................... 24
12. Prognosis ..................................................................... 39
13. Daftar Pustaka ............................................................. 43
CC : Clear Cell
tomography
E : Endometrioid
GC : Germ Cell
LG : Low-Gade Serous
M : Mucinous
Etiologi
Penyebab BOT belum sepenuhnya jelas, tetapi
diduga berasal dari duktus Mullerian. Sebuah studi case control
mengenai BOT yang dilakukan di Italimenganggap bahwa faktor
risiko yang berhubungan dengan karsinoma ovarium invasif juga
berhubungan dengan BOT.2 Beberapa menduga peningkatan
angka kejadian infertilitas pada wanita dengan BOT,
dihubungkan dengan stimulasi ovarium yang berlebihan sebagai
etiologinya.3
Analisis Pedigree
Risiko untuk membawa mutasi germline sebagai predisposisi
kanker ovarium tergantung jumlah tingkatan keluarga pertama
atau kedua atau keduanya dengan riwayat karsinoma ovarium
epithelial atau kanker payudara (atau keduanya) dan jumlah
keganasan yang terjadi pada usia muda. 4
Pada keluarga dengan 2 tingkatan pertama (ibu,
kakak/adik perempuan, atau anak) dengan riwayat kanker
Klasifikasi
BOT dapat dibagi berdasarkan karakteristik epitel
menjadi serous (50%), mucinous (46%), dan sisanya mixed,
endometrioid, clear cell, atau tumor Brenner (3,9%).6
1. TumorSerous Borderline
Pada 1/3 kasus Tumor Serous Borderline mengenai
ovarium bilateral. Kejadian penyebaran ekstra ovarium
pada implantasi peritoneum cukup sering yaitu 35%.
Kebanyakan implantasinya tidak invasif, tetapi
implantasi invasif ditemukan 20-25% kasus. Implantasi
invasif dapat bersifat progresif menjadi karsinoma,
Endometriosis
Endometrioid Adenofibroma
LOH atau mutasi di PTEN
Atypical Proliferatif
Endometrioid Carcinoma (20%)
Endometrioid tumor
Mutasi gen b-catenin
Intraepithelial Carcinoma
Mutasi KRAS
Instabilitas Mikrosatelit
Endometriosis
Mutasi KRAS (5-16%)
Clear Cell Adenofibroma
Instabilitas Mikrosatelit (13%)
Clear Cell Carcinoma Atypical Proliferatif Clear Cell
TGF B RII Mutasi (66%)
Tumor
Intraepithelial Carcinoma
Brenner Tumor
Malignant Brenner
Atypical Proliferatif Brenner Belum diidentifikasi
(transitional) tumor
Tumor
Sumber : Shih IM, Kurman RJ. Ovarian tumorigenesis: a proposed model based on
morphological and molecular genetic analysis. The American journal of pathology. 2004
May 1;164(5):1511-8.
Sumber : Shih IM, Kurman RJ. Ovarian tumorigenesis: a proposed model based on
morphological and molecular genetic analysis. The American journal of pathology. 2004
May 1;164(5):1511-8.
Diagnosis
a. Tumor marker
Tumor marker merupakan indikator kemungkinan
adanya kanker. Dalam konteks skrining nilai marker tergantung
dari sensitivitas (jumlah proporsi kanker terdeteksi dari hasil tes
positif) dan spesifitas (jumlah proporsi pada mereka yang tidak
terdeteksi kanker melalui hasil tes yang negatif). Faktor yang
b. Marker Biokimiawi
Teknik CA125 Heterolog generasi kedua bersamaan
dengan antibody M11 dan OC125, secara luas banyak
digunakan. CA125 tidak spesifik untuk kanker ovarium dan
tersebar luas pada jaringan lain orang dewasa yang berasal dari
epitelium coelomic ( seperti endoserviks, endometrium dan
tuba fallopi) dan dapat berasal dari jaringan dari sel mesotelial
(seperti pleura, pericardium, dan peritoneum). CA125
diekspresikan pada ovarium normal dewasa, dan pada jaringan
epitel colon, pancreas, paru-paru, ginjal, prostat, payudara,
lambung, dan kantung empedu. 9
Nilai batasan yang banyak digunakan,yaitu 35 kU/L.
Batasan nilai ini berdasarkan nilai distribusi dari subjek sehat,
dimana 99% dari 888 pria dan wanita ditemukan memiliki nilai
dibawah 35 kU/L. Kadar CA125 dipengaruhi oleh umur, ras,
siklus menstruasi, kehamilan, histerektomi dan pada beberapa
c. Ultrasound Pelvis
Spesifisitas skrining awal dengan CA125 akan meningkat
dengan penambahan ultrasoundpelvis sebagai pemeriksaan lini
kedua untuk menilai volume dan morfologi ovarium. Melakukan
skrining multimodal dengan menggabungkan pengukuran CA125
dan ultrasound pelvis. Penelitian Jacobs et al menyatakan
bahwa peningkatan kadar CA125 pada wanita tanpa kanker
ovarium statis atau menurun seiring berjalan nya waktu,
sedangkan kadar pada kasus keganasan memiliki kecenderungan
untuk meningkat. 10, 11
Algoritma risiko untuk meningkatkan sensitivitas
CA125 sebagai marker terjadinya kanker ovarium dibandingkan
dengan nilai cutoff sekali pemeriksaan, karena wanita dengan
kadar normal tetapi memiliki kadar yang meningkat dapat
dikatakan memiliki peningkatan risiko. Pada saat yang sama,
spesifisitas meningkat karena wanita dengan kadar yang statis
tetapi kadar nya meningkat diklasifikasikan sebagai risiko rendah
(low risk). 12
Marker lain
Membedakan massa yang jinak dan ganas sangat
penting untuk menghindari operasi yang tidak perlu pada wanita
dengan lesi jinak. Human epididymis protein 4 (HE4) dapat
ditambahkan pada wanita premenopause, karena marker ini
meningkat pada kanker ovarium dan jarang meningkat pada
kondisi jinak. Pemriksaan kombinasi risiko keganasan ovarium
meliputi HE4, CA125, dan status menopause. 9 Sistematik review
oleh Ferraro et al., identifikasi kanker ovarium dengan
d. Marker Morfologi
Pada suatu sistematik review mengenai skor risiko
terdapat indeks risiko keganasan / Riskof Malignancy (RMI) telah
ditemukan menjadi prediktor terbaik untuk prediksi keganasan.
RMI mengkombinasikan nilai CA125 dengan morfologi ovarium
pada ultrasound dan status menopause. Dan dirumuskan
sebagai berikut:
Dimana
U = 0 for ultrasound score of 0
= 1 for ultrasound score of 1
= 3 for ultrasound score of 2-5
M = 1 if premenopausal
= 3 if postmenopausal
Transcoelomic
Cara penyebaran yang palin sering dengan exfoliasi sel
lalu berimplantasi pada permukaan peritoneum. Sel cenderung
mengikuti cairan peritoneum, yang berpindah dengan adanya
respirasi dari pelvis ke usus paracolic terutama sebelah kanan,
sepanjang mesenterium intestinal, lalu ke hemidiafragma
kanan.9
Limfatik
Penyebaran limfatik yang sering yaitu menuju limfe
pelvis dan para aorta, terutama pada stadium lanjut.9
Hematogen
Kebanyakan penyebaran hematogenyaitu parenkim
paru (7.1%), nodul subkutan (3.5%), efusi pericardium malignant
(2.4%), sistem saraf pusat (2%) dan tulang (1.6%). Faktor risiko
yang signifikan untuk metastasis jauh adalah ascites malignant,
Pencegahan
Penatalaksanaan
Staging
Keganasan ovarium epithelial diklasifikasikan
menggunakan FIGO sistem. Sistem staging FIGO dilakukan
berdasarkan pada penemuan saat tindakan bedah eksplorasi.
Staging saat pembedahan harus dilakukan karena
penatalaksanaan selanjutnya ditentukan oleh stage penyakit
nya.9
Borderline Tumors
Pengobatan utama borderline ovarian tumor adalah
reseksi bedah terhadap tumor primer. Belum ada data yang
menunjukkan bahwa kemoterapi adjuvant atau radioterapi
meningkatkan angka kelangsungan hidup. Setelah frozen section
Kemoterapi
Kemoterapi untuk pasien dengan kanker ovarium epitel
risiko tinggi stadium dini dapat menggunakan agen tunggal
carboplatin atau kemoterapi kombinasi platinum / taksan.20, 22, 23
Secara historis, cisplatin atau cyclophosphamide atau keduanya
(PC) digunakan untuk mengobati pasien dengan stadium I.24, 25
Dalam percobaan GOG mengenai tiga siklus cisplatin dan
cyclophosphamide versus intraperitoneal pada pasien dengan
stadium IB dan stadium IC, Progression-free survival (PFS)
wanita yang menerima kemoterapi berbasis platinum adalah
31% lebih tinggi daripada mereka yang menerima radiocolloid.
Kemoterapi Neoadjuvant
Kemoterapi neoadjuvant adalah pendekatan yang layak
untuk jumlah pasien yang diperkirakan tidak dapat direseksi
optimal oleh tim bedah kanker ovarium yang berpengalaman,
yaitu, pada pasien yang berisiko tinggi untuk morbiditas atau
mortalitas operatif.32-35 Seperti yang dibahas di atas, operasi
cytoreductive primer harus dianggap sebagai standar perawatan
untuk sebagian besar pasien. Mungkin ada peran kemoterapi
Prognosis
Hasil pasien setelah pengobatan dapat dievaluasi
dalam konteks faktor prognostik, yang dibagi menjadi faktor
patologis dan klinis.
Faktor Patologis
Pola morfologis dan histologis, termasuk arsitektur dan
derajat lesi, adalah variabel prognostik penting (140-145).37-41
Secara umum, derajat untuk derajat, tipe histologis bukan
merupakan signifikansi prognostik, dengan pengecualian clear
cell dan karsinoma musinosa, yang terkait dengan prognosis
yang lebih buruk daripada tipe histologis lainnya ketika
didiagnosis pada stadium lanjut (143.144.146-148).42, 43
Secara
tradisional, kanker clear cellstadium I memiliki risiko rekurensi
yang tinggi, tetapi data yang lebih baru telah menantang
keyakinan ini dan kanker clear cell stadium IAmemiliki prognosis
Faktor Klinis
Sebagai tambahan dari staging FIGO, perluasan dari
penyakit residual setelah pembedahan primer, volume asites,
usia pasien, dan status kinerja adalah semua variabel prognostik
independen (149.151–165).46, 47Di antara pasien dengan stadium
I, Dembo et al. (152)48menunjukkan, dalam analisis multivariate,
bahwa tingkat tumor dan "perlengketan padat" ke peritoneum
pelvis memiliki dampak buruk yang signifikan terhadap
prognosis, sedangkantumor spillage atau ruptur tumor
intraoperatif tidak. Selanjutnya suatu studi oleh Sjövall et al.
(153)49 mengkonfirmasi temuan ini. Analisis multivariat untuk ini
dan beberapa penelitian lain dilakukan oleh Vergote et al.
(155)50, yang melaporkan variabel prognostik yang burukuntuk