Anda di halaman 1dari 12

PPK UROGINEKOLOGI

PROLAPSUS ORGAN PANGGUL (ICD10-N81)


1. Pengertian (Definisi) Turunnya/descend/desencus atau penonjolan (protusio/bulging)/
herniasi isi organ panggul ke dalam vagina atau ke luar vagina
akibat kelemahan struktur penyokong dasar panggul
2. Diagnosis Anamnesis:
Perasaan berat pada perut bagian bawah
Penonjolan atau protusio jaringan pada vagina atau melewat
vagina
Low back pressure/pain (merasa ada tekanan atau rasa berat
atau nyeri daerah panggul)
Perubahan fungsi seksual
Keluhan berkemih meliput:
o Inkontnensia stres (tekanan)
o Urgensi dan inkontnensia urge
o Inkontnensia campuran
o Disfungsi berkemih (hesitansi atau gangguan pengosongan
kandung kemih)
Perlu memasukan organ prolapsus saat berkemih
Sulit defekasi pada rektokel

Pemeriksaan ginekologis:
Pemeriksaan sistem POP-Q (Prolapse Organ Pelvic
Quantficaton system) untuk menentukan derajat prolapsus
uteri, sistokel, dan rektokel
Tes stres/Tes valsalva
Tes Bonney
Perhatkan adanya ulkus pada porsio
Pemeriksaan sitologi (Pap Smear) untuk menyingkirkan
keganasan serviks
3. Diagnosis banding Inversio uteri kronis (N85.5)
4. Pemeriksaan Pap smear
penunjang Usg
Laboratorium
5. Konsultasi Tidak diperlukan
6. Terapi 1. Tanpa pembedahan, dilakukan pada prolapsus uteri derajat I.
Dilakukan lathan otot dasar panggul atau pemakaian Pessarium
2. Pembedahan
a. Histerektomi vagina (68.59)
b. Kolporafi anterior
c. Kolpoperineorafi
d. Operasi Manchester Fothergill (69.22)
e. Operasi LeFort (70.8)
f. Fiksasi sakrospinosus
g. Kolposuspensi dengan mesh
7. Perawatan rumah Diperlukan bila:
sakit
a. Direncanakan untuk dioperasi
b. Disertai penyulit sepert infeksi, gangguan fungsi ginjal berat
8. Penyulit Infeksi, keganasan
9. Prognosis Dubia ad bonam
10. Informed consent Dilakukan informed consent pada setap aspek tndakan, baik
diagnostk maupun terapeutk, kecuali bila keadaan sudah sangat
mengancam jiwa.
11. Output Prolapsus uteri terkoreksi
12. Patologi anatomi Jaringan yang diangkat
13. Otopsi Diperlukan pada kasus kematan akibat penyulit tndakan operatf
maupun keadaan penyakitnya sendiri

Referensi :
1. Berek & Novas Gynecology. LWW
2. Fritz A, Speroff L, Clinical Gynaecology. Endocrinology and Infertlity, Eight Editon. LWW

INFEKSI SALURAN KEMIH (ICD10-N39.0)


1. Pengertian (Definisi) Suatu infeksi yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, ataupun
uretra
2. Diagnosis Anamnesis:
Pada sistts akut keluhan berupa:
1. Demam
2. Susah buang air kecil
3. Nyeri saat di akhir BAK (disuria terminal)
4. Sering BAK (frequency)
5. Nokturia
6. Anyang-anyangan (polakisuria)
7. Nyeri suprapubik

Pemeriksaan fisik:

Demam
Flank pain (Nyeri ketok pinggang belakang/costovertebral angle)
Nyeri tekan suprapubik

3. Diagnosis banding Recurrent cystts, Urethrits, Pielonefrits, Bacterial asymptomatc


4. Pemeriksaan 1. Urine mikroskopik berupa peningkatan >103 bakteri per lapang
penunjang
pandang
2. Kultur urin (hanya diindikasikan untuk pasien yang memiliki
riwayat kekambuhan infeksi salurah kemih atau infeksi dengan
komplikasi).
5. Konsultasi Diperlukan Jika terdapat keluhan
6. Terapi 1. Minum air puth minimal 2 liter/hari bila fungsi ginjal normal.
2. Menjaga higienitas genitalia eksterna
3. Pada kasus nonkomplikata, pemberian antbiotk selama 3 hari
dengan pilihan antbiotk sebagai berikut:
a. Trimetoprim sulfametoxazole
b. Fluorikuinolon
c. Amoxicillin-clavulanate
d. Cefpodoxime
7. Perawatan rumah Diperlukan bila:
sakit
Jika gejala menetap dan terdapat resistensi kuman, terapi
antbiotka diperpanjang berdasarkan antbiotka yang sensitf
dengan pemeriksaan kultur urin
8. Komplikasi Gagal ginjal, Sepsis , ISK berulang atau kronik kekambuhan
9. Prognosis Prognosis pada umumnya baik, kecuali bila higiene genital tetap
buruk, ISK dapat berulang atau menjadi kronis
10. Informed consent Dilakukan informed consent pada setap aspek tndakan, baik
diagnostk maupun terapeutk, kecuali bila keadaan sudah sangat
mengancam jiwa.
11. Output Infeksi saluran kemih terkoreksi
12. Prognosis Prognosis pada umumnya baik, kecuali bila higiene genital tetap
buruk, ISK dapat berulang atau menjadi kronis

Referensi
1. Weiss,Barry.20 Common Problems In Primary Care.
2. Rakel, R.E. Rakel, D.P. Textbook Of Family Medicine. 2011
3. Panduan Pelayanan Medik. Jakarta: PB PABDI. 2009
4. Hooton TM. Uncomplicated urinary tract infecton. N Engl J Med 2012;366:1028- 37
(Hooton, 2012)

FISTULA UROGENITAL
1. Pengertian (Definisi) Suatu hubungan abnormal antara dua atau bahkan lebih organ
internal urogenital atau terbentuknya hubungan antara saluran
kemih (uretra, kandung kemih, ureter) dan saluran genitalia
(vagina, uterus, perineum)
2. Diagnosis Anamnesis:

Kebocoran urin melalui vagina tanpa nyeri dan terjadi setelah


proses persalinan atau operasi dan radiasi
Urin dapat merembes atau mungkin terjadi sekali sekali
Bab keluar dari kemaluan

Pemeriksaan ginekologis:

Iritasi daerah vulva, paha dan infeksi saluran kemih


Vulva dan perineum biasanya basah dan disertai bau urin atau
feses
3. Pemeriksaan Test diagnostk
penunjang a. Bahan pewarna atau susu
b. Air dan udara (flat-tre)
c. Test Double-dye
d. Test tampon Moir
Radiologi :
a. Urografi intravena
b. Urografi retrograde
c. BNO-IVP
d. Cystourethroscopy
e. CT-Scan
Laboratorium
4. Konsultasi Dibutuhkan
5. Terapi 1. Management konservatf
Jika suatu fistula dijumpai beberapa hari setelah pembedahan
ginekologi, kateter surprapubis atau transurethral terpasang dan
dipertahankan sampai 30 hari dan diharapkan fistula dapat
menutup spontan kembali setelah 3 minggu pemasangan kateter.
Jika lebih dari 30 hari tdak ada perubahan, dalam kasus FVV tdak
akan menutup secara spontan & dapat dilakukan tndakan operatf.
2. Pembedahan
Pendekatan operasi untuk fistula urogenital pada prinsipnya ada 3
pilihan yaitu :
1. Transvaginal
2. Transabdominal (suprapubik)
3. Kombinasi transvaginal dan transabdominal

6. Perawatan rumah Diperlukan bila:


sakit
a. Direncanakan untuk dioperasi
b. Disertai penyulit sepert infeksi
7. Penyulit & komplikasi Perdarahan, Spasme kandung kemih, Infeksi luka, Dehisensi luka
Stress Inkontnensia, Stenosis vaginal, Kandung kemih kapasitas
kecil
8. Prognosis Dubia at bonam
9. Informed consent Dilakukan informed consent pada setap aspek tndakan, baik
diagnostk maupun terapeutk, kecuali bila keadaan sudah sangat
mengancam jiwa.
10. Output Jaringan fistula terkoreksi
11. Otopsi Diperlukan pada kasus kematan akibat penyulit tndakan operatf
maupun keadaan penyakitnya sendiri

Referensi :
1. Fistula Urogenital,Uroginekologi I,Uroginekologi Rekonstruksi, Obstet dan Ginekologi FK-
UI, Jakarta
2. Berek & Novas Gynecology. LWW
3. Fritz A, Speroff L, Clinical Gynaecology. Endocrinology and Infertlity, Eight Editon. LWW

AGENESIS VAGINA & HIPOPLASIA VAGINA


1. Pengertian (Definisi) Kelainan kongenital yang terjadi pada wanita, dimana tdak
terbentuknya atau terbentuk sebagian vagina sedangkan tanda -
tanda seks sekundernya berkembang normal.
2. Diagnosis Anamnesis:

Gangguan dalam bersenggama


Nyeri perut bawah siklik
Amenorea primer
Pemeriksaan ginekologis:
Terdapat cekungan yang dangkal atau yang agak dalam
Ditemukan jaringan yang tebal pada labia
3. Diagnosa banding Himen imperforata, vagina pendek, Sindorme Feminisasi Testkuler
(SFT), Hermaprodit
4. Pemeriksaan penunjang Tes Sonde
Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Magnetc Resonance Imaging (MRI)
Intravenus pielogram (IVP)
Sistografi
Laboratorium

Karena seringkali agenesis vagina disertai dengan tdak terdapatnya


cerviks, uterus bahkan ginjal
5. Konsultasi Diperlukan karena seringkali agenesis vagina disertai dengan tdak
terdapatnya ginjal
6. Terapi 1. Tanpa pembedahan, dilakukan dengan melakukan penekanan
dilatasi pada tempat cekungan vagina dalam jangka waktu
tertentu. Tehnik ini memerlukan kesabaran dan disiplin penderita
untuk mengerjakannya.
2. Pembedahan
a. Pembedahan yaitu membuat ruang vagina baru pada cekungan
vagina kemudian dilapisi dengan graft dan kemudian digunakan
suatu bentuk cetakan untuk mempertahankan graft
b. Membuat vagina memakai jaringan vagina sendiri dengan
melakukan traksi dari abdomen dan memasang akrilik yang
berbentuk sepert buah zaitun pada cekungan vagina
c. Balloon vaginoplasty yaitu membuat vagina dengan traksi
menggunakan balon kateter

7. Perawatan rumah sakit Diperlukan bila:


a. Direncanakan untuk dioperasi
b. Disertai penyulit sepert infeksi, gangguan fungsi ginjal berat
8. Penyulit & komplikasi Infeksi, hasil vaginoplasty dapat mengecil
9. Prognosis Dubia ad bonam
10. Informed consent Dilakukan informed consent pada setap aspek tndakan, baik
diagnostk maupun terapeutk, kecuali bila keadaan sudah sangat
mengancam jiwa.
11. Output Setelah operasi, 3 hari pertama pasien dianjurakan
diet cair, dan diet normal pada hari ke 6. Mobilisasi dilakukan pada
hari ke 10.
Kateter dipertahankan selama satu minggu hingga stent dibuka,
tujuannya untuk mencegah kontaminasi urin terhadap luka
operasi
Enam bulan pertama pasien disuruh kontrol setap bulan
12. Patologi anatomi Tidak diperlukan

Referensi :
Berek & Novas Gynecology. LWW
1. Fritz A, Speroff L, Clinical Gynaecology. Endocrinology and Infertlity, Eight Editon. LWW

SEPTUM VAGINA
1. Pengertian (Definisi) Sekat sagital di vagina dapat ditemukan di bagian atas vagina
2. Diagnosis Anamnesis:
Biasanya penderita tdak akan mengeluhkan suatu gejala, namun
apabila pasien dalam keadaan inpartu, septum vertkal dapat
menghalangi penurunan dan kesulitan menilai pembukaan.

Pemeriksaan ginekologis:
Tampak selaput pada liang vagina, dapat parsial ataupun
komplit
3. Diagnosis banding Himen imperforata
4. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Magnetc Resonance Imaging (MRI)
Intravenus pielogram (IVP)
Laboratorium

Karena seringkali agenesis vagina disertai dengan tdak terdapatnya


cerviks, uterus bahkan ginjal
5. Konsultasi Tidak diperlukan
6. Terapi Apabila pasien dalam keadaan bersalin, septum vertkal dapat
diguntng dan diikat.
Dapat dilakukan tndakan pembedahan untuk melihat luas
septum vagina
7. Perawatan rumah sakit Diperlukan bila pasien direncanakan untuk dioperasi
8. Penyulit & komplikasi Infeksi
9. Prognosis Dubia ad bonam
10. Informed consent Dilakukan informed consent pada setap aspek tndakan, baik
diagnostk maupun terapeutk.
11. Output Setelah operasi, 3 hari pertama pasien dianjurakan
diet cair, dan diet normal pada hari ke 6. Mobilisasi dilakukan pada
hari ke 10.
Kateter dipertahankan selama satu minggu hingga stent dibuka,
tujuannya untuk mencegah kontaminasi urin terhadap luka
operasi
Enam bulan pertama pasien disuruh kontrol setap bulan
12. Patologi anatomi Tidak diperlukan

Referensi :
1. Berek & Novas Gynecology. LWW
2. Fritz A, Speroff L, Clinical Gynaecology. Endocrinology and Infertlity, Eight Editon.
LWW

RUPTURA PERINEUM
1. Pengertian (Definisi) Robeknya mukosa vagina dan atau kulit badan perineum yang
disebabkan proses persalinan normal, episiotomi, persalinan
buatan, atau trauma lainnya
2. Diagnosis Anamnesis:
Tidak dapat menahan flatus, feses cair atau lembek yang
dirasakan setelah persalinan
Feses keluar dari vagina saat BAB
Riwayat persalinan dengan episiotomi
Riwayat persalinan dengan bantuan alat
Persalinan dengan dugaan trauma traktus genital
Pernah mengalami robekan perineum sebelumnya
Adanya faktor risiko terjadinya ruptura perineum, antara lain:
o Persalinan dengan ekstraksi forseps (7%)
o Nullipara (4%)
o Kala II lebih dari 1 jam (4%)
o Distosia bahu (4%)
o Episiotomi mediana (3%)
o Posisi oksipito posterior menetap (3%)
o Berat bayi >4000gr (2%)
o Induksi persalinan (2%)
o Analgesia epidural (2%)

Pemeriksaan ginekologis:
Pemeriksaan inspeksi daerah genital
Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan rectal toucher
Pemeriksan pill rolling acton

3. Klasifikasi Klasifikasi trauma perineum menurut RCOG
Derajat 1 : Laserasi hanya mengenai mukosa vagina dan/atau kulit
perineum
Derajat 2 : Robekan mencapai otot-otot perineum tetapi tdak
mengenai otot sfingter ani
Derajat 3 : Robekan mengenai otot sfingter ani yang dibagi
menjadi
Derajat 3a : Robekan mengenai <50% otot sfingter ani eksterna
Derajat 3b : Robekan mengenai >50% otot sfingter ani eksterna
Derajat 3c : Robekan mengenai otot sfingter ani interna
Derajat 4 : Derajat 3 disertai dengan robekan mukosa anus
4. Pemeriksaan USG
penunjang Anal manometri
Laboratorium
5. Konsultasi Tidak diperlukan
6. Terapi Perbaikan perineum langsung dilakukan setelah persalinan atau
maksimal 24 jam pascasalin bila tdak ada infeksi atau inflamasi,
dengan golden period 6-8 jam
Bila lebih dari 24 jam pascasalin maka perbaikan perineum
dilakukan 3 bulan pascasalin
Tehnik pembedahan:
o Sfingterorafi
o Perineoprafi
o Sfingteroplast
o Perineoplast
7. Perawatan rumah Diperlukan bila pasien direncanakan untuk dioperasi
sakit
8. Penyulit Infeksi
9. Prognosis Dubia ad bonam
10. Informed consent Dilakukan informed consent pada setap aspek tndakan, baik
diagnostk maupun terapeutk, kecuali bila keadaan sudah sangat
mengancam jiwa.
11. Output Trauma perineum terkoreksi
12. Patologi anatomi Tidak ada
13. Otopsi Diperlukan pada kasus kematan akibat penyulit tndakan operatf
maupun keadaan penyakitnya sendiri

Referensi :
1. Berek & Novas Gynecology. LWW
2. Fritz A, Speroff L, Clinical Gynaecology. Endocrinology and Infertlity, Eight Editon.
LWW

KISTA/ ABSES BARTHOLIN


1. Pengertian (Definisi) Penumpukan nanah atau cairan yang membentuk benjolan
(pembengkakan) di salah satu kelenjar Bartholin yang terletak di setap
sisi lubang vagina
2. Diagnosis Anamnesis:
a. Nyeri saat berjalan, duduk, beraktfitas fisik atau berhubungan
seksual.
b. Umunnya tdak diserat demam kecuali jika terifeksi dengan
organisem yang ditularkan melaui hubungan seksual.
c. Pembengkakan pada vulva selam 2-4 hari.
d. Biasanya ada secret di vagina
e. Terasa ganjalan di vagina
f. Menstruasi tdak teratur
g. BAK sering

Pemeriksaan ginekologis:

Pembengkakan kelenjar bartholin di arah jam 5 atau jam 7


3. Diagnosis Banding Kista sebaseus, Kista disontogenetk, Hematom, Lipom, Kista inklusi
vagina, kista duktus gardner, hernia inguinalis.
4. Pemeriksaan Kultur jaringan
penunjang Laboratorium
5. Konsultasi Tidak dibutuhkan
6. Terapi Kalau ada infeksi sekunder dpt diberikan antbiotk spektrum luas
Kateter Word
Operasi kecil (marsupialisasi)
Eksisi dilakukan jika terjadi rekurensi berulang
7. Perawatan rumah Diperlukan bila:
sakit
a. Direncanakan untuk dioperasi
b. Disertai penyulit sepert infeksi
8. Penyulit & komplikasi Infeksi
9. Prognosis Dubia at bonam
10. Informed consent Dilakukan informed consent pada setap aspek tndakan, baik
diagnostk maupun terapeutk.
11. Output Abses/kista terkoreksi

Referensi :
1. Berek & Novas Gynecology. LWW
2. Fritz A, Speroff L, Clinical Gynaecology. Endocrinology and Infertlity, Eight Editon.
LWW

MRKH (MAYER ROKITANSKY KUSTER HAUSER)


14. Pengertian (Definisi) Suatu sindrom yang dikarakteristkkan dengan tdak adanya uterus
dan vagina yang dapat disertai kelainan kongenital lain pada bagian
perkemihan, tulang belakang, jantung dan bagian pendengaran
pada wanita yang perkembangan dan pertumbuhan tanda sekual
sekunder normal
15. Diagnosis Anamnesis:
Amenorea primer (tdak pernah haid)
Nyeri kolik abdomen
Tidak memiliki keturunan (infertl)
Sulit atau tdak dapat melakukan hubungan seksual
Keluhan berkemih meliput:
o Inkontnensia stres (tekanan)
o Urgensi dan inkontnensia urge
o Inkontnensia campuran
o Disfungsi berkemih (hesitansi atau gangguan pengosongan
kandung kemih)
Anomali tulang belakang

Pemeriksaan ginekologis:
Pemeriksaan spekulum terkadang sulit dilkakukan karena
derajat agenesi vagina tersebut
Tanda seks sekunder normal
16. Pemeriksaan Laboratorium (FSH, LH, Kromosom, Testosteron)
penunjang USG
MRI
Laparoskopy
Pyelografi
17. Konsultasi Tidak diperlukan
18. Terapi Pembedahan
b. Histerektomi vagina (68.59)
c. Kolporafi anterior
d. Kolpoperineorafi
e. Operasi Manchester Fothergill (69.22)
f. Operasi LeFort (70.8)
g. Fiksasi sakrospinosus
h. Kolposuspensi dengan mesh
19. Perawatan rumah Diperlukan bila:
sakit
c. Direncanakan untuk dioperasi
c. Disertai penyulit sepert infeksi, gangguan fungsi ginjal berat
20. Penyulit Infeksi, keganasan
21. Prognosis Dubia ad bonam
22. Informed consent Dilakukan informed consent pada setap aspek tndakan, baik
diagnostk maupun terapeutk, kecuali bila keadaan sudah sangat
mengancam jiwa.
23. Output Prolapsus uteri terkoreksi
24. Patologi anatomi Jaringan yang diangkat
25. Otopsi Diperlukan pada kasus kematan akibat penyulit tndakan operatf
maupun keadaan penyakitnya sendiri

Anda mungkin juga menyukai