1. Ny. A, 61 tahun, P4A0, APK 28 th, menikah umur 22 th, i/d Tn. S, 67 thn, dikonsulkan durante operatif oleh Departemen Bedah dengan Diagnosa : Suspect Hollow Organ Perforation. Dari bagian Bedah, pasien sudah menjalani explorasi laparotomi dan sudah dilakukan appendictomy.
RPT : tidak jelas. RPO : tidak jelas. Riw. KB : (+) pil kontrasepsi. Riw. Haid : tidak jelas. kemudian dikonsulkan durante operasi ke Departemen Obgyn dengan Diagnosa : TOA + Necrotic Uteri. Durante operasi ditemukan uterus berwarna kehitaman, dijumpai perforasi uterus di korpus anterior dengan ukuran 1 x 1 cm, kedua tuba dan ovarium dalam batas normal.
Status Lokalisata (lapangan operasi): Tampak uterus berwarna merah kehitaman dengan ukuran 6,5 x 4 x 3 cm, dijumpai perforasi di bagian corpus uteri anterior 1 cm. Kedua adnexa dalam batas normal. Sebagian omentum terlihat berwarna kehitaman. Bau busuk (+) dari kavum abdomen.
Rencana: - TAH + BSO + Omentektomi. Lapor supervisor jaga dr. M. Rizky Yaznil Sp.OG ACC Laporan Histerektomi
Dilakukan eksplorasi kavum abdomen dan identifikasi organ reproduksi Tampak uterus besar biasa, permukaan rata berwarna merah kehitaman, dijumpai perforasi di corpus anterior berdiameter 1 cm. Kedua adnexa dalam batas normal. sebagian omentum berwarna kehitaman. diputuskan histerektomi total dan BSO.
Ligamentum rotundum kiri dijepit dengan 2 klem oschner kemudian digunting diantaranya, puntung lateral diikat dengan benang kromik no. 2.0 dan puntung medial diikat dengan benang zyde, lamina anterior ligamentum latum dibuka sampai ke lipatan vesika urinaria (plika vesicouterina), hal yang sama dilakukan pada sisi sebelah kanan. Lamina posterior ligamentum latum sisi sebelah kiri tepat dibawah tuba falopii dan ligamentum ovarii proprium didorong secara tumpul dengan dua jari kearah depan sampai tembus sehingga terbentuk lobang, melalui lobang tadi ligamentum ovarii proprium kiri dijepit dengan dua klem ochsner, digunting diantaranya dan puntung lateral diikat dengan benang kromik no. 2.0, puntung medial diikat dengan benang zyde
Pada sisi sebelah kanan Lamina posterior ligamentum latum tepat dibawah tuba falopii dan ligamentum ovarii proprium didorong secara tumpul dengan dua jari kearah depan sampai tembus sehingga terbentuk lobang, melalui lobang tadi pangkal tuba dan ligamentum ovarii proprium kanan di jepit dengan dua klem oschner, digunting diantaranya dan puntung lateral diikat dengan benang kromik no. 2.0, puntung medial diikat dengan benang zyde. Plika vesiko uterina dibuka, kandung kemih dibebaskan dari segmen bawah rahim secara tumpul dengan mendorong kearah kaudal menggunakan kassa tupfer kecil sejauh mungkin. Dilakukan identifikasi arteri/vena uterina sisi sebelah kiri pada pinggir lateral uterus dengan mengelevasi uterus kearah berlawanan. Arteri/vena uterina dijepit dengan dua klem oschner tegak lurus, kemudian digunting, puntung lateral diikat dengan benang kromik no. 2.0, puntung medial diikat dengan zyde, hal yang sama dilakukan pada sisi sebelah kanan. Ligamentum kardinale sisi sebelah kiri maupun kanan dijepit dengan dua klem lurus kocher,digunting diantaranya, puntung lateral dijahit dengan kromik no. 2.0, puntung medial diikat dengan zyde. Ligamentum sacrouterina kiri dan kanan dijepit dengan dua klem, digunting diantaranya, puntung lateral dijahit dengan kromik no. 2-0, puntung medial diikat dengan zyde, tindakan yang sama dilakukan terus kebawah mencapai forniks lateral vagina, dilakukan tes dengan dua jari telunjuk dari depan dan belakang untuk mengetahui batas puncak vagina dan porsio. Forniks lateralis vagina kiri dan kanan dijepit masing masing dengan dua klem 90 , uterus dipancung setinggi puncak vagina. Dibuat jahitan hemostatik pada kedua ujung puncak vagina dengan kromik no.0. Puncak vagina anterior-posterior dijahit jelujur terkunci dengan kromik cat gut no. 2.0, perdarahan terkontrol. Kemudian pungtum ligamentum rotundum kanan dijahit ke pungtum vagina kanan, dan selanjutnya pungtum ligamentum rotundum kiri dijahit ke pungtum vagina kiri. Hack Blass di lepaskan, kain kasa besar dikeluarkan, rongga abdomen dicuci dengan NaCl fisiologis hangat, dibersihkan dari sisa darah dengan kasa sebersih mungkin. Peritoneum dijahit secara jelujur dengan plain catgut no.3-0, otot dijahit secara simple suture dengan plain cat gut no. 00., fasia dijahit secara jelujur dengan vicryl No.1, subkutis dijahit secara simpel dengan kromik no. 2-0, kutis dijahit secara subkutikuler dengan vicryl no. 2-0. Luka operasi diberi betadine dan ditutup kasa steril. dilanjutkan dengan omentektomi. Diambil cairan bilasan peritoneum 5 ml Di PA kan bersama jaringan omentum, uterus dan kedua ovarium. Operasi selesai, KU pasien pasca operasi stabil.
Therapy post operatif :
IVFD RL 28 gtt / menit Inj. Ceftriaxone 1gr / 12 jam / IV (2 hari) Drips Metronidazol 500 mg / 8 jam (2 hari ) Inj. Tranexamic acid 1 amp / 8 jam / IV (1 hari) Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam / IV (k/p). Kateter epidural dari bagian anastesi terpasang.