Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagian besar kehamilan berlangsung normal dan tanpa perlu disertai dengan intervensi
medis. Salah satu tujuan perawatan antenatal adalah memungkinkannya proses surveillance
terhadap semua kehamilan sehingga dapat melakukan deteksi komplikasi sedini mungkin. Di
negara berkembang, banyak ibu hamil yang tidak memperoleh perawatan antenatal yang
memadai dan hal ini dapat menyebabkan akibat yang serius. Perdarahan yang merupakan
penyebab utama kematian ibu adalah merupakan akibat dari anemia dalam kehamilan yang tidak
dikenali secara dini atau tidak mendapatkan perhatian yang memadai.(1) Asuhan antenatal penting
untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan tetap demikian
seterusnya. Pengawasan selama kehamilan itu berjalan sangatlah penting karena kehamilan dapat
berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.
Sekarang ini sudah umum diterima bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu. WHO
memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan mengalami komplikasi yang
berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Dari 5.600.000 wanita hamil di
Indonesia, sejumlah besar akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang bisa berakibat fatal.
Survei demografi dan kesehatan yang dilaksanakan pada tahun 1997 menyatakan bahwa dari tahun
1992 sampai 1997, terdapat 26% wanita dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi. Baru dalam
setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu
ternyata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi menurun.(2)
Pelayanan kebidanan terdiri atas pengawasan serta penanganan wanita dalam masa hamil,
persalinan, perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan, perawatan bayi, serta
pemeliharaan laktasi. Dalam arti yang lebih luas usaha-usaha dimulai lebih dahulu dengan
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan para remaja yang sebagai calon ayah dan ibu, dan dengan
membantu mereka dalam mengembangkan sikap yang wajar terhadap kehidupan kekeluargaan serta
posisi keluarga dalam masyarakat. Termasuk pula bimbingan kepada mereka untuk kelak menjadi
ayah dan ibu yang baik serta pengertian tentang soal-soal yang bersangkutan dengan kesehatan
reproduksi.

1
BAB II
Antelatal Care

2.1 DEFINISI
Pengawasan wanita hamil atau asuhan antenatal adalah upaya preventif program
pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
Esensi yang diuraikan oleh American Academy of Pediatrics dan American College of
Obstetricians and Gynecologists (2007) sebagai “Suatu program perawatan antepartum paripurna
yang melibatkan pendekatan terpadu terhadap perawatan medis dan dukungan psikososial yang
secara optimal dimulai sebelum konsepsi dan berlanjut sepanjang periode antepartum”. (3)
Yang diharapkan pada Antenatal Care adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu
hamil, yang bukan saja bila ibu sakit dan memerlukan perawatan, tetapi juga pengawasan dan
penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu dan anak yang
sehat. Antenatal care meliputi:
1. Antenatal Care (ANC) adalah Pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
2. Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persalinan yang aman dan memuaskan.
2.2 TUJUAN

Tujuan dilakukannya antenatal care adalah :


1. Membangun rasa saling percaya antar klien dan petugas kesehatan
2. Mengupayan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya
4. Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan resiko tinggi serta penyulit-penyulit yang
mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas
5. Memberikan pendidikan dan nasihat-nasihat kesehatan yang diperlukan dalam menjaga
kualitas kehamilan, persalinan, nifas, laktasi, merawat bayi dan keluarga berencana

2
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan
keselamatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya (menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas ibu dan anak)
7. Menyiapkan fisik dan mental ibu dengan sebaik-baiknya serta menyelamatkan ibu dan
anak selama masa kehamilan, persalinan dan nifas guna tetap sehat dan normal postpartus

Target yang harus dicapai dalam antenatal care adalah :


1. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus sama sehatnya atau
lebih sehat.
2. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dan diobati secara dini.
3. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi dilahirkan dengan kondisi sehat fisik
maupun mental.

2.3 PELAYANAN ANTENATAL


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dijelaskan pada Antenatal Care, antara lain :
1. Makanan (diet) ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai jumlah kalori dan
protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Jumlah kalori yang
dibutuhkan oleh ibu hamil setiap harinya adalah 2.500 kalori. Pengetahuan berbagai jenis
makanan yang dapat memberikan kecukupan kalori tersebut sebaiknya dapat dijelaskan
secara rinci dan bahasa yang dimengerti oleh ibu hamil dan keluarganya. Jumlah kalori yang
berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk
terjadinya preeklampsia. Jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12
kg selama hamil.
- Protein (obstetri fisiologi)
Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil adalah 85 gram per hari.Jumlah ini lebih
banyak dari kebutuhan protein wanita tidak hamil, karena pada wanita hamil metabolisme
bertambah untuk pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim, pertumbuhan buah dada, dan
untuk pertambahan volume darah.Sumber protein dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan
(kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju, telur).Defisiensi protein dapat
menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan edema.

3
- Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.Kalsium dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang
mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt, dan kalsium karbonat. Defisiensi kalsium
dapat menyebabkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.
- Zat besi
Metabolisme yang tinggi pada ibu hamil memerlukan kecukupan oksigenasi jaringan
yang diperoleh dari pengikatan dan penghantaran oksigen melalui hemoglobin di sel-sel
darah merah.Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat
besi pada ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari terutama setekah trimester kedua.Zat besi
yang diberikan dapat berupa ferrosus gluconate, ferrosus fumarate, atau ferrosus
sulphate.Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat
besi.
- Vitamin (obstetri fisiologi)
Pada binatang percobaan kekurangan vitamin dapat menimbulkan kelainan bawaan dan
abortus.Pada manusia pengaruh tersebut belum terbuktitetapi bagaimanapun vitamin
perlu untuk mencapai kesehatan yang optimal.
i. Vitamin A diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi.
ii. Vitamin B complex terdiri dari vitamin B1 (thiamin), B2 (riboflavin), asam nicotin
dan vitamin B6. Vitamin B1 adalah vitamin anti neuritis. Asam nikotin bersifat anti
pellagra. Sedangkan jika keurangan B2 menyebabkan cheilosis. Ada kemungkinan
bahwa kekurangan vitamin B complex dapat menyebabkan perdarahan pada bayi,
menambah kemungkinan perdarahan post partum, dan atrofi dari ovaria.
iii. Vitamin C penting sekali untuk pertumbuhan janin.
iv. Vitamin D bersifat anti architis.
v. Vitamin E penting untuk reproduksi dan pertumbuhan embrio.

4
- Asam folat
Sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat
yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari. Kekurangan asam folat
dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
- Air (obstetri fisiologi)
Wanita hamil harus minum cukup banyak air kira-kira 6-8 gelas sehari. Air menambah
keringat dan juga pengeluaran racun dari usus dan ginjal.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus dan pendarahan
pasca persalinan.Jika makan makanan berlebihan karena beranggapan untuk porsi dua orang
dapat menyebabkan komplikasi seperti gemuk, pre-ekslamsia, janin besar dan sebagainya.

2. Merokok, bayi dari ibu-ibu yang merokok mempunyai berat badan lebih kecil, sehingga ibu
hamil sangat tidak diperbolehkan untuk merokok.
3. Obat - obatan, untuk ibu hamil, pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama pada
triwulan I perlu dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahaya
terhadap janin.
4. Ibu hamil boleh melakukan pekerjaannya sehari-hari di rumah, kantor, atau pabrik. Asalkan
semua pekerjaannya bersifat ringan. Kelelahan harus dicegah dengan cara diselingi istirahat.
Di Indonesia wanita hamil diberi cuti hamol selama 3 bulan, 1,5 bulan sebelum bersalin dan
1,5 bulan sesudahnya. Tidak ada gunanya wanita hamil berbaring terus-menerus seperti
orang sakit, karena istirahat yang lama akan melemahkan otot dan memberikan waktu untuk
berfikir yang bukan-bukan. Istirahat yang diperlukan adalah 8 jam pada malam hari dan 1
jam pada siang hari.
5. Perawatan tubuh dan pakaian
Wanita hamil harus menggunakan pakaian yang longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang
ketat pada daerah perut. Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan. Perubahan
anatomik pada perut, area genitalia/ lipat paha, dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan
kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan
pancuran atau gayung saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub dan melakukan
5
vaginal touché. Gunakan pakaian yang longgar, bersih, dan nyaman dan hindarkan sepatu
berhak tinggi dan alas kaki keras (tidak elastis) serta korset penahan perut. Lakukan gerak
tubuh ringan, misalnya berjalan kaki, terutama pada pagi hari.Jangan melakukan pekerjaan
rumah tangga yang berat dan hindarkan kerja fisik yang menimbulkan kelelahan fisik yang
berlebihan. Beristirahat cukup, minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam di siang hari. Ibu
tidak dianjurkan melakukan kebiasaan merokok selama hamil harena dapat menyebabkan
vasopasme yang berakibat anoksia janin, berat badan lahir rendah (BBLR), prematuritas,
kelainan congenital, dan solusio plasenta.

Perawatan Payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi
dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk mengeluarjan sekresi dan
membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-hati san benar karena
pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim. Membasahi areola dan
puting susu secara lembut dapat mencegah retak dan lecet. Untuk sekresi yang mongering
pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol.
Karena payudara menegang, sensitive, dan menjadi lebih berat, maka gunakan penopang
payudara yang sesuai (brassiere).

Perawatan Gigi
Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selam kehamilan, yaitu pada trimester
pdertama dan ketiga. Penjadwalan pada trimester pertama dikaitkan dengan hiperemesis dan
ptialisme (produksi air liur yang berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu
terjaga. Pada trimester ketiga terkait dengan adanya kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan
janin sehingga perlu diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu
hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan
terhadap terjadinya caries dan gingivitis.

6. Buang air besar, pada wanita hamil kemungkinan mengalami obstipasi karena kurang gerak
badan, peristaltik usus kurang karena pengaruh hormon, dan tekanan rektum oleh kepala.

6
Akibat obstipasipanggu berisi penuh oleh usus yang berisi feces dan uterus yang membesar,
maka hal tersebut dapat menimbulkan bendungan di dalam panggul. Bendungan ini
memudahkan timbulnya haemorroid dan pyelitis.Pencegahannya ialah dengan minum
banyak air, gerak badan yang cukup, makan yang banyak mengandung serat seperti sayur
dan buah.
7. Coitus, pada wanita yang mudah keguguran sebaiknya tidak melakukan coitus pada hamil
muda. Jika ingin melakukan coitus pada hamil muda, harus dilakukan secara hati-hati.
Coitus pada akhir kehamilan juga lebih baik dihindarkan, karena kadang-kadang
menimbulkan infeksi pada persalinan dan nifas serta dapat memecahkan ketuban pada
multipara. Selain itu sperma mengandung prostaglandin yang dapat menimbulkan kontraksi
uterus.
8. Kesehatan jiwa, karena ketenangan jiwa sangatlah penting dalam menghadapi persalinan
sehingga bukan saja dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan fisik tetapi juga latihan
kejiwaan.

2.3 STANDAR PELAYANAN


Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada tujuh standar pelayanan yang harus
dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 7 T, yaitu :
1. Timbang berat badan
Bagaimana menghindari tingginya tingkat masa tumbuh pada trimester pertama, atau
menghindari berat badan melonjak tinggi pada saat hamil? Jawabannya adalah gaya hidup sehat,
yakni beraktivitas fisik secara proporsional dan makan makanan sehat. Dengan pola ini, maka
mereka yang sudah terlanjur mengalami penambahan berat badan tinggi masih memiliki harapan
untuk melahirkan secara normal sesuai dengan hitungan masa kehamilan dan bebas dari
kemungkinan komplikasi.Berat badan dalam trimester ke III tak boleh bertambah lebih dari 1 kg
seminggu atau 3 kg sebulan.Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut diatas disebabkan
oleh penimbunan (retensi) air dan disebut pra edema.
Taksiran berat janin dapat ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack.Perhitungan
penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan secara spontan. Rumus tersebut
adalah :

7
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) - N) x 155

Dengan interpretasi hasil :


N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina ischiadika
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika
N = 13 bila kepala belum lewat PAP

2. Mengukur Tekanan darah, untuk mengetahui apakah ada hipertensi atau tidak. Karena
hipertensi dapat menimbulkan preeklampsia, solusio plasenta, IUGR, IUFD dan lainnya.
3. Ukur Tinggi fundus uteri (TFU)

Gambar1. Tinggi fundus uteri dan taksiran usia kehamilan

a. Mengukur tinggi fundus uteri adalah untuk memantau tumbuh kembang janin.
b. Untuk mengetahui usia kehamilan.
c. Pada kehamilan diatas 20 minggu fundus uteri diukur dengan pita ukur (cm).
d. Jika usia kehamilan kurang dari 20 minggu menggunakan petunjuk-petunjuk badan.
Umur Tinggi Fundus Uteri
Kehamilan
12 minggu 3 jari di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3jari di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu 3 jari di bawah prosessus xifoideus
8
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

4. Pemberian imunisasi TT lengkap


a. TT1 dapat diberikan pada kunjungan ANC pertama.
b. TT2 diberikan 4 minggu setelah TT1, lama perlindungan 3 tahun.
c. TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, lama perlindungan 5 tahun.
d. TT4 diberikan 1 tahun setelah TT3, lama perlindungan 10 tahun.
e. TT5 diberikan 1 tahun setelah TT4, lama perlindungan 25 tahun / seumur hidup.
5. Pemberian Tablet Fe
a. Tablet Fe dapat diberikan setelah rasa mual hilang.
b. Pemberian minimal 90 tablet selama kehamilan.
c. Tablet Fe tidak boleh diminum bersama kopi atau teh.
d. Tablet Fe bisa diberikan secara bersamaan dengan vitamin C.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

2.4 FUNGSI ANTENATAL CARE


Untuk dapat mendeteksi sedini mungkin segala kelainan yang terdapat pada ibu dan
janinnya, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik mulai dari anamnesa yang teliti sampai dapat
ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa sementara beserta prognosisnya, sehingga dapat
memilah apakah ibu ini dan janinnya tergolong Kehamilan Resiko Tinggi / non Kehamilan
Resiko Tinggi dan apakah perlu segera dirawat untuk pertolongan selanjutnya, sehingga
didapatkan hasil ibu dan anak sehat fisik serta mental yang optimal.
a. Anamnesa
Anamnesa dimulai dari anamnesa pribadi seperti nama, umur, pendidikan, suku/ bangsa,
pendapatan perbulan, alamat, baik ibu maupun suaminya. Dari anamnesa pribadi dapat diambil
sesuatu mengenai nilai sosial, budaya, ekonomi, agama dan lingkungannya, yang dapat
mempengaruhi kondisi ibu dan keluarganya. Umur penting, karena ikut menentukan prognosa
kehamilan.Kalau umur terlalu lanjut atau terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya.

9
Kondisi lingkungan serta kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan, misalnya tempat
tinggal (daerah kumuh/miskin), kita dapat memprediksi apakah ibu ini tergolong Kehamilan
Resiko Tinggi non Kehamilan Resiko Tinggi.
Anamnesa keluhan utama yang dirasakan saat ini dan keluhan tambahan ditanyakan jenis
dan sifat gangguan yang dirasakan serta lamanya mengalami gangguan tersebut, kemudian
ditelaah anamnesa utama tersebut lebih rinci. Juga di anamnesa mengenai riwayat hamil muda,
apakah ada pening, mual, muntah, hipersalivasi (emesis gravidarum) dan hiperemesis
gravidarum.
Riwayat hamil yang sekarang, apakah ada mual, muntah, hipersalivasi, bagaimana
dengan nafsu makan, miksi ( kencing ), defekasi ( BAB ), tidur, apakah ada trauma abdomen
(perut), bila mulai merasa pergerakan anak, kalau kehamilan masih muda adakah mual, muntah,
sakit kepala, perdarahan, kalau kehamilan sudah tua adakah bengkak di kaki atau muka, sakit
kepala, perdarahan, sakit pinggang, dll. Edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia
gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul yang
mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh defisiensi vitamin B1, hipoproteinemia, dan
penyakit jantung.
Anamnesa mengenai riwayat persalinan sebelumnya dan bagaimana proses
persalinannya, apakah spontan atau operatif obstetri, apakah pernah abortus, partus immaturus,
prematurus sebelumnya. Kemudian apakah anaknya masih hidup sampai sekarang, atau
meninggal disebabkan penyakit apa, apakah pernah melahirkan anak kembar, kelainan
kongenital (cacat bawaan), dan lain-lain, sehingga kita dapat menyimpulkan apakah ibu
tergolong dalam Bad Obstetrics History (BOH) / riwayat obstetri yang jelek.
Anamnesa mengenai haid, menarche, teratur atau tidak, siklus, banyaknya, lamanya,
apakah ada dismenorea, fluor albus, pruritus vulvae ( gatal pada kemaluan ),usia kehamilan,
kapan hari pertama haid terakhir, sehingga kita dapat menentukan taksiran tanggal persalinannya
(TTP). Bila hari pertama haid terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tanggal
persalinan memakai rumus Naegele :
TTP = hari+7 , bulan -3 , tahun + 1 HT

Anamnesa mengenai penyakit-penyakit yang pernah diderita sebelum dan selama hamil
ini Apakah pernah DM, Tifus, Hepatitis, HIV, Sifilis, Herpes Genitalia Rubella, sakit Jantung,
10
sakit Paru, sakit Ginjal, sakit Tiroid, Anemia, apakah ibu ini perokok, alkoholism dan obat-
obatan terutama narkoba, dan lain-lain.

b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Status Present (kondisi saat ini): Keadaan umum Kesadaran, keadaan
emosional, gizi, nadi, TD, Pernafasan, Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis, turgor, berat badan,
tinggi badan. Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu segera dikirim ke ruang rawat inap
untuk penanganan selanjutnya.
Pemeriksaan status lokalis : kepala, muka, cloasma gravidarum, mulut, gigi (apakah
ada caries), tonsil/faring (apakah ada tonsilitis/faringitis), hal ini perlu diperhatikan karena
merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan gangguan pada ibu hamil dan janinnya yang
lebih serius, pemeriksaan mata, kuping, hidung, rambut, kelenjar tiroid, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan inspeksi abdomen diperiksa bentuk dan ukuran abdomen, varises,
jaringan parut, gerakan janin dan lain-lain. Selain itu juga perlu dilakukan pemeriksaan palpasi
dimana diminta berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai
bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi
bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara. Palpasi abdomen dilakukan untuk
menentukan besar dan konsistensi rahim (tinggi fundus), bagian-bagian janin, letak dan
presentasi, gerakan janin, sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul, dan
kontraksi Rahim Braxton-Hicks dan hiss. Palpasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Knebel
Palpasi dilakukan guna menentukan letak kepala dengan cara bagian bawah dipegang dan
fundus uteri digerakkan ke kiri dan kanan. Jika gerakan bagian bawah negatif, maka
artinya kepala. Bila positif, artinya bokong.
2. Budin
Palpasi dilakukan guna menentukan letak punggung anak dengan cara tangan kiri
menekan fundus uteri ke bawah, akan dirasakan bagian mana yang memberi tahanan
besar.

11
3. Leopold
Pemeriksaan presentasi dan posisi janin : Pasien diminta mengosongkan kandung kemih
dan kemudian diminta untuk berbaring telentang dengan lutut semifleksi.

LEOPOLD I
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat ke arah muka penderita
- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan dan tentukan
konsistensi uterus
- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau
kosong).Sifat kepala ialah keras, bundar, dan melenting, sifat bokong ialah lunak,
kurang bundar, dan kurang melenting, pada letak lintang fundus uteri kosong.

Gambar 2. Palpasi Leopold I

LEOPOLD II
- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan
- kanan umbilikus.
- Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung
- janin nantinya.
- Tentukan bagian-bagian kecil janin, pada letak lintang tentukan ketak kepala janin.

12
Gambar 3. Palpasi Leopold II

LEOPOLD III
- Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan
tak nyaman bagi pasien
- Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan untuk
menentukan bagian terbawah janin
- Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah
mengalami engagement atau belum.

Gambar 4. Palpasi Leopold III

LEOPOLD IV
- Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.
- Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.

13
- Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul, dan
berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul.
- Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari kepala
yang masih teraba dari luar dan :
a. Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari kepala turun ke dalam
rongga.
b. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke dalam rongga
panggul.
c. Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari kepala masuk ke dalam
rongga panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas
panggul.

Gambar 5. Palpasi Leopold IV

Kalau pada kepala yang telah masuk ke dalam p.a.p kita masukkan tangan ke dalam
rongga panggul maka satu tangan akan lebih jauh masuk, sedangkan tangan satunya
tertahan oleh tonjolan kepala. Tonjolan kepala pada fleksi disebabkan oleh daerah dahi,
sedangkan pada letak defleksi oleh belakang kepala. Kalau tonjolan kepala bertentangan
dengan bagian kecil, maka anak dalam letak defleksi. Leopold IV tidak dilakukan, kalau
kepala masih tinggi. Palpasi secara Leopold yang lengkap ini, baru dapat dilakukan kalau
janin sudah cukup besar kira-kira dari bulan VI ke atas.

Sebelum bulan ke VI biasanya bagian-bagian anak belum jelas, jadi kepala belum dapat
ditentukan begitu pula punggung anak.Sebelum bulan ke VI cukuplah untuk menentukan
14
apakah ada benda (janin) yang melenting ke seluruhannya di dalam rahim (ballottement
in toto). Ballottement di dalam rahim boleh dianggap tanda kehamilan pasti. Sebelum
bulan ke III uterus tak dapat diraba dari luar dan untuk mencari perubahan dalam
besarnya, bentuknya, dan konsistensinya dilakukan toucher atau pemeriksaan dalam.

Selain palpasi juga diperlukan pemeriksaan auskultasi. Pemeriksaan melalui auskultasi


digunakan untuk mendengar denyut jantung janin. Alat yang digunakan adalah stetoskop
monokuler yang dapat mendengar denyut jantung janin pada usia kehamilan 18-20 minggu ke
atas. Dengan adanya denyut jantung janin dapat memastikan adanya kehamilan, janin hidup serta
letak janin di dalam uterus. Suara auskultasi yang berasal dari janin dapat berupa, denyut jantung
janin, gerakan janin dan bising tali pusat. Sedangkan suara yang berasal dari ibu dapat berupa,
denyut aorta, bising uterus, bising usus.

Cara menghitung denyut jantung janin :


 Dihitung dalam 5 detik dan dilakukan sampai 3 kali. Hasilnya dijumlah dan dikalikan 4.
 Denyut jantung normal : 120-152 kali/menit
 Daerah yang terjelas guna mendengarkan denyut jantung janin disebut punctum
maksimum. Ketika mendengarkan denyut jantung janin, perhatikan frekuensi dan irama.

Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh pada genitalia eksterna dan bila perlu dapat
pula dilakukan pemeriksaan dalam untuk kasus-kasus tertentu yang tidak memiliki kontra
indikasi seperti dugaan plasenta previa untuk mengetahui keadaan panggul dan turunnya bagian
bawah anak, apakah dalam keadaan inpartu, dan lain sebagainya.
Pemeriksaan dalam biasanya dilakukan pada pemeriksaan pertama pada hamil muda dan
sekali lagi pada kehamilan ± 8 bulan untuk menentukan keadaan panggul. Fungsi pemeriksaan
dalam adalah :
1. Menentukan bagian terbawah janin.
2. Kalau bagian yang terbawah adalah kepala dapat ditentukan posisi uuk, uub, dagu,
hidung, orbita dan mulut.
3. Kalau letak sungsang dapat teraba anus, sacrum dan tuber ischii.
4. Menentukan pembukaan serviks.
15
5. Mengevaluasi keadaan vagina, serviks dan panggul.
Indikasi pemeriksaan dalam :
1. Jika pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
2. Jika ada sangkaan kesempitan panggul atau CPD.
3. Jika persalinan tidak maju.
4. Untuk menentukan nilai pelvis :
 Pendataran serviks.
 Pembukaan serviks.
 Konsistensi serviks.
 Turunnya bagian terbawah janin menurut hodge.
Kondisi panggul sangatlah penting, terutama pada primigravida. Hal tersebut dikarenakan
panggul belum pernah teruji dalam proses persalinan. Sebaliknya, pada multigravida, anamnesa
mengenai persalinan sebelumnya dapat memberikan gambaran mengenai kondisi panggul.
Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan anak aterm serta spontan, dapat
disimpulkan memilki panggul yang cukup luas.Walaupun begitu dalam keadaan tertentu pada
beberapa multipara, dapat terjadi penyempitan jalan lahir yang disebabkan oleh tumor tulang
(osteoma, osteofibroma) yang berasal dari daerah panggul ataupun yang berasal dari daerah
jaringan lunak disekitar jalan lahir.
Ciri-ciri panggul sempit :
1. Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.
2. Pada multipara jika dalam anamnesis, proses persalinan yang terdahulu sukar (riwayat
obstetrik jelek).
3. Jika terdapat kelainan letak pada hamil tua.
4. Jika tubuh ibu menunjukkan kelainan seperti kifosis, skoliosis ataupun kelainan pada
tulang-tulang ekstremitas.
5. Jika ukuran luar sempit
Pemeriksaan dan pengukuran panggul biasanya dilakukan dengan toucher guna
menentukan luasnya jalan lahir. Pemeriksaan ini hanya dilakukan sekali selama masa kehamilan.
Biasanya terjadi pada bulan kedelapan. Hal-hal yang perlu dinilai dalam pemeriksaan ini adalah :

16
Gambar 6. Pemeriksaan Panggul

1. Conjugata diagonalis.
2. Apakah linea innominata teraba seluruhnya atau hanya sebagian.
3. Keadaan sacrum apakah konkaf dalam arah atas bawah dan dari kiri ke kanan.
4. Keadaan dinding samping panggul apakah lurus atau konvergen.
5. Apakah spina ischiadicae menonjol.
6. Keadaan os pubis : adakah exostose.
7. Keadaan arcus pubis.

17
Gambar 7. Bidang Hodge

Bidang-bidang Hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai manakah bagian terendah
janin turun dalam panggul pada persalinan.
• Hodge 1 : Bidang yang dibentuk sejajar dengan pintu atas panggul antara bagian atas
symphysis dan promotorium.
• Hodge 2 : sejajar dengan H 1 terletak setinggi bagian bawah symphysis.
• Hodge 3 : sejajar dengan H 1 dan H 2 terletak setinggi spina ischiadica.
• Hodge 4 : sejajar dengan H 1, H 2, dan H 3 terletak setinggi os coccygis.

c. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (darah, urin, feses) rutin, bila ada indikasi, kita dapat melakukan
pemeriksaan skrining untuk Sifilis, Triponema Pallidum, VDRL, HIV. Fetal anomalies
dengan amniosintesis, Urine terutama diperiksa atas glukosa, zat putih telur, dan sedimen.
Adanya glukosa dalam urine orang hamil harus dianggap sebagai gejala penyakit diabetes
kecuali kalau kita dapat membuktikan bahwa hal-hal lain yang menyebabkannya. Pada akhir
kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif oleh adanya laktosa dalam
urine.Zat putih telur positif dalam urine pada nefritis, toxaemia gravidarum, dan radang dari
saluran kencing.

18
Darah perlu ditentukan Hb 3 bulan sekali karena pada orang hamil sering timbul anemia
karena defisiensi Fe. Selanjutnya perlu diperiksa reaksi serologis (WR), golongan darah, dan
kadar gula darah. Golongan darah ditentukan supaya kita cepat dapat mencarikan darah yang
cocok jika penderita memerlukannya.Feses diperiksa atas telur-telur cacing.
USG (dapat mengetahui kelainan kongenital, jumlah air ketuban, posisi anak, keadaan
plasenta, dan lain-lain).Skrining untuk infeksi saluran kencing dan penyakit hubungan
seksual. Pemeriksaan radiologi, kardiotokografi, amnioskopi, dan pemeriksaan penunjang
lain.
Dari seluruh pemeriksaan diatas, dapat dibuat kesimpulan untuk menegakkan
diagnosa.Kehamilannya normal atau tidak.Kemudian dapat melakukan penyaringan pasien
apakah termasuk golongan Kehamilan Resiko Tinggi atau normal, atau perlu segera rawat
inap atas indikasi ibu dan anak.Hal tersebut penting agar kita dapat mendeteksi kelainan
sedini mungkin.
Pada ibu hamil pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam perjalanan
kehamilan dan persalinannya. Ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya pada tenaga
medis akan mengalami resiko kematian 3-7 kali dibandingkan dengan ibu yang
memeriksakan kehamilannya.

19
2.5 JADWAL KUNJUNGAN

Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan sedini mungkin ialah segera setelah seorang
wanita merasakan diri hamil, supaya dokter atau bidan mempunyai waktu yang cukup banyak
untuk mengobati atau memperbaiki keadaan-keadaan yang kurang memuaskan.
a. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali selama kehamilan.
Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4 kali sudah
cukup sebagai kasus tercatat.
1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya satu
bulan.
2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan bulan.
3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan bulan sampai
terjadinya persalinan.
b. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu trimester
pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.
c. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin
tidak bergerak lebih dari 12 jam.
d. Pada kehamilan tanpa penyulit jadwal kunjungan cukup 4 kali selama kehamilan.
Kunjungan pertama dilakukan 1 kali hingga usia kehamilan 28 minggu, lalu 1 kali
kunjungan selama kehamilan 28-36 minggu, dan 2 kali kunjungan pada usia kehamilan
diatas 36 minggu. Tetapi bila kehamilan dengan resiko tinggi atau dengan penyulit
perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih sering.
Dari kunjungan satu ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan:

 Keluhan yang dirasakan ibu hamil


 Hasil pemeriksaan setiap kunjungan
Umum
- Tekanan darah
- Respirasi
- Nadi
- Temperatur tubuh

20
Abdomen
- Tinggi fundus uteri
- Letak janin (setelah 34 minggu)
- Presentasi janin
- Denyut jantung janin
Pemeriksaan tambahan
- Proteinuria
- Glukosuria
- Keton
 Menilai kesejahteraan janin
Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan resiko tinggi dapat dilakukan berbagai
jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil
maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan.Pemeriksaan yang memerlukan peralatan
canggih umumnya dilakukan alat pencatat denyut jantung janin (kardiotokografi) dan
ultrasonografi yang disebut dengan pemeriksaan profil biofisik janin (biophysic profile).
Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:
- Pengukuran tinggi fundus uteri terutama usia kehamialn >29 minggu yang akan
disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan. Tinggi fundus yang
normal sama dengan usia kehamilan.
- Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan/12 jam)
- Gerakan janin
- Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan hipoksia berat
atau janin meningggal
- Denyut jantung janin
- Ultrasonografi
Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selainpemeriksaan diatas, juga dilakukan
pemeriksaan tentang:
- Penilaian besar janin, letak dan presentasi
- Penilaian luas panggul

21
2.6 BEBERAPA GEJALA DAN TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN

Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 % kehamilan
yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan
patologis sendiri tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ
tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya
selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius
terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyakit
penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal
untuk mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun
bayi yang dikandungnya.

Perdarahan

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya
disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12 % kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang
umumnya 60-80 % disebabkan oelh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa ataupun
ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan
ukuran pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan atau lebih besar, pada umumnya
disebabkan oleh mola hidantidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan tidak
jelas, pembesaran uterus lebih kecil dari seharusnya, dan adanya massa di adneksa biasanya
disebabkan oleh kehamilan ektopik.

Perdarahan pada kehamilan usia lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya disebabkan
oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi
segmen bawah rahim yang menjadi implantasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis dan
menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila
segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin,
maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan ibu.
Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan perdarahan hebat
tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau berulang sebelumnya.Plasenta previa menjadi
penyebab dari 25 % kasus perdarahan antepartum.

22
Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh solusio plasenta (40 %)
atau vasa previa (5 %) dari keseluruhan perdarah anterpartum.

Preeklampsia

Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan peningkatan
tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan preeklampsia. Data informasi awal
terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan sangat membantu petugas kesehatan untuk
membedakan hipertensi kronis dengan preeklampsia.

Nyeri Hebat di Daerah Abdomino pelvikum

Bila hal ini terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan
tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis
yang disertai perdarahan yang keluar (revealed) maupun tersembunyi (concealed):

- Trauma abdomen
- Preeklampsia
- Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
- Bagian-bagian janin sulit diraba
- Uterus tegang dan nyeri
- Janin mati dalam rahim

Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai

Beberapa gejala dan tanda lain yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah
sebagai berikut:

 Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan (hiperemesis gravidarum)


 Disuria
 Menggigil atau demam
 Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
 Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya

23
BAB III
ETIKA DALAM PEMERIKSAAN OBSTETRI

Obstetri ssat ini merupakan salah satu cabang preventive medicine yang bertanggung
jawab terthadap kesejahteraan ibu dan anak selama kehamilan dan nifas. Pelayanan obstetric
bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan keamanan ibu maupun janin serta melindungi mereka
dari penyakit maupun trauma, selain itu juga memperkecil efek kesakitan. Tugas tersebut
merupakan tanggung jawab dokter, bidan, atau tenaga kesehatan lainnya. Penolong persalinan
mengupayakan agar kehamilan dan persalinan yang merupakan proses fisiologik itu tidak
berkembang menjadi patologik, dengan cara-cara yang bisa diterima oleh penderita dan
keluarganya.
Sepuluh tugas dokter yang penting yang harus dilaksanakan apabila seseorang ingin
menjadi dokter yang baik dan senantiasa mengindahkan etik kedokteran yaitu:
1. Menggali riwayat sebaik-baiknya
2. Selalu melakukan pemeriksaan fisik pasien
3. Memanfaatkan alat bantu diagnostic yang ada
4. Merumuskan masalahnya
5. Merencanakan terapi
6. Selalu membuat catatan medik yang rapi
7. Memanfaatkan sumber-sumber informasi yang ada
8. Mengikuti dan memelihara kesehatan pasien
9. Harus rela menerima tanggung jawab social dan professional sebagai pemimpin dan
sebagai dokter
10. Selalu memelihara kemampuan professional

24
3.1 PEDOMAN PEMERIKSAAN OBSTETRI

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang dokter dalam pemeriksaan obstetric sebagai
berikut:
1. Seorang dokter dengan segala upaya berusaha memberikan pelayanan bagi pasien dan
keluarga agar mereka merasa nyaman
2. Seorang dokter harus menempatkan kepentingan pasien lebih utama daripada
kepentingan dirinya sendiri
3. Pemeriksaan hendaknya dilakukan dalam ruangan yang dapat menjaga kerahasiaan
seorang pasien. Pada saat pemeriksaan tersebut hendaknya tidak ada orang lain yang
tidak berkepentingan berada dalam ruangan pemeriksaan. Tidak pada tempatnya apabila
pemeriksaan obstetrik di tempat terbuka seperti di lorong suatu rumah sakit
4. Pada saat pemeriksaan seorang dokter selalu ditemani oleh seorang perawat yang
bertindak sebagai saksi guna menghindari perlakuan yang tidak benar ditinjau dari pihak
pemeriksa maupun pasien
5. Pemeriksaan dilakukan setelah memperkenalkan diri dengan menjelaskan kedudukan
(status) pemeriksa, apakah ia mahasiswa atau dokter dalam pendidikan spesialisasi. Perlu
juga diterangkan kepada pasien siapa atasan langsung pemeriksa. Hal ini berlaku
khususnya di Rumah Sakit / instansi pendidikan dimana terdapat banyak dokter /
mahasiswa.

Urutan tatalaksana
1. Pemeriksaan obstetric dilakukan sama seperti pemeriksaan kedokteran lainnya, dimulai
dengan wawancara (anamnesa) mengenai identitas, keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat haid, riwayat kehamilan dan persalinan, serta
riwayat penggunaan alat kontrasepsi.
2. Kemudian suster / perawat membimbing pasien untuk membuka pakaian dalamnya,
tidaklah bijaksana bila pemeriksa melakukannya sendiri

25
3. Penderita harus dilayani dengan sopan santun, dilakukan pemeriksaan fisik umum dan
obstetric secara lege artis tanpa menimbulkan ketidaknyamanan penderita.

Sebelum melakukan pemeriksaan pada vagina (inspekulo) dan pemeriksaan dalam (VT),
terangkanlah kepada pasien maksud dan tujuan pemeriksaan dengan cara yang baik. Bila
diperlukan pemeriksaan palpasi payudara, hendaknya dilakukan sesuai petunjuk yang telah
diberikan. Janganlah melakukan pemeriksaan dalam dengan terburu-buru, dan kerjakanlah a dan
anti sepsis dengan baik. Langkah-langkah pemeriksaan dalam dilakukan secara sistematis
tergantung keperluan. Bila telah selesai vulva dibersihkan dengan kassa/kapas yang kering dan
kemudian terangkanlah hasil pemeriksaan seperlunya kepada penderita. Bila saat pemeriksaan
terdapat kelainan, tidaklah bijaksana untuk menyampaikan hasil pemeriksaan pada pasien
dengan tergesa-gesa. Seandainya diperlukan pemeriksaan tambahan lainnya, apalagi yang
invasive, pasien diberitahu tentang hal ini dan terangkan cara pemeriksaan dan keperluannya.
Proses persalinan merupakan suatu proses yang dinamis, pengawasan mutlak diperlukan untuk
memeriksa secara dini keadaan-keadaan yang dapat merugikan ibu dan janinnya.

26
BAB IV
KESIMPULAN

Antenatal Care merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil
sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil
maupun bayinya dengan jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi
komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan
kesehatan.

Asuhan Antenatal itu sendiri penting unuk menjamin proses alamiah kelahiran berjalan
normal dan sehat, baik kepada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Tujuan dari asuhan
Antenatal Care adalah untuk memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu
serta tumbuh kembang bayi, juga untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,
mental dan sosial ibu. Disamping itu Antenatal Care juga bertujuan untuk mengenali secara dini
adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan persalinan yang cukup
bulan, melahirkan dengan selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif,
mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kesehatan bayi agar dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.

Sebagian besar kehamilan dapat berjalan normal namun ada pula kehamila dengan resiko
tinggi, namun demikian diagnosa Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi janganlah diartikan
dengan makna yang selalu negatif. Dengan perawatan yang baik, ibu hamil yang termasuk
kehamilan dengan resiko tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang
sehat. Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan
sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikannya, dan kenyataannya, banyak dari
faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi.

Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan
kesehatan bagi ibu hamil maupun janin yang dikandungnya. Juga harus diperhatikan bahwa pada
27
beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian.
Oleh karenanya, sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila
terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin pada masa hamil,
pemeriksaan rutin selama kehamilan sangat penting untuk memonitor perkembangan kehamilan.
Temu Wicara dengan dokter sangatlah penting untuk mengklasifikasikan apakah ibu hamil
dalam status kehamilan resiko tinggi, oleh karena itu, setiap ibu hamil harus memeriksa diri
secara teratur dan mendapat pelayanan kebidanan yang optimal.

28
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. Buku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Penerbit Prawirohardjo ; 2009.


2. Sastrawinata S. Obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran.
Bandung : Universitas Padjadjaran Bandung ; 2003.
3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Obstetri
Williams volume 1. Edisi 23. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2013.
4. Mochtar R. Sinopsis obstetri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2004.

29

Anda mungkin juga menyukai