Oleh :
YURISTA PRAHESTI NINGRUM
1930094
1
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN GEMILLI
A. Definisi
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang
ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu
besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan
pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin
(Wiknjosastro, 2007). Sedangkan menurut (Mochtar Rustam, 2012) kehamilan
ganda atau kembar adalah kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih. Jadi,
kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih yang
ada didalam kandungan selama proses kehamilan.
B. Etiologi
2
tidak atau sedikit sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan
disini sebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil
konsepsi.
C. Patofisiologi
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 – 72 jam, 4
– 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi
diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim
punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap
dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi
salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak.
Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga,
selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih
membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu
selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.
Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi
berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja
yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan
sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor
3
yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak
sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi,
kurang gizi, dan masalah lingkungan.
Menurut Dutton, dkk (2012) tanda dan gejala pada kehamilan kembar
adalah sebagai berikut:
4
3. Keduanya presentasi bokong (8-10 %).
4. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).
5. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).
6. Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).
7. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi
kunci-mengunci (interlocking)Berbagai kombinasi letak, presentasi dan
posisi bisa terjadi dan yang paling sering dijumpai adalah :
Gambar 2.4 :
F. Pemeriksaan Penunjang
5
Untuk mendiagnosa adanya suatu kehamilan kembar menurut Mochtar
(2012) dapat dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut:
1. Anamnesa
a. Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan
b. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
c. Uterus terasa lebih cepat membesar
d. Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.
2. Inspeksi dan palpasi
a. Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan
cepat tumbuhnya dari biasa.
b. Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak
c. Banyak bagian-bagian kecil teraba
d. Teraba 3 bagian besar janin
e. Teraba 2 balotemen
3. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan
dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-
sama dihitung dan berselisih 10.
4. Rontgen foto abdomen, tampak gambaran 2 janin.
5. Ultrasonografi Tampak 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah dapat
ditentukan pada triwulan I.
6. Elektrokardiogram fetal
Diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
7. Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta,
maka produksi HCG akan tinggi. Jadi reaksi kehamilan bisa positif kadang-
kadang sampai 1/200. Hal ini dapat meragukan dengan molahidatidosa.
Kadangkala diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus
masih besar dan ternyata ada satu janin lagi didalam rahim. Kehamilan
kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion dan toksemia
gravidarum.
G. Komplikasi
6
Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan multipel lebih
mungkin terkait dengan banyak komplikasi kehamilan. Komplikasi obstetrik
yang sering didapatkan pada kehamilan kembar meliputi polihidramnion,
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan ketuban pecah dini, presentasi janin
abnormal, dan prolaps tali pusat. Secara umum, komplikasi tersebut dapat
dicegah dengan perawatan antenatal yang baik (Eisenberg, 2004). Menurut
Hartono, dkk (2006) beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada janin yang
dilahirkan pada kehamilan kembar diantaranya adalah:
1. Prematuritas
Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan preterm dan
kebanyakan memerlukan perawatan pada neonatal intensive care unit
(NICU). Sekitar 50 persen kelahiran kembar terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu. Lamanya kehamilan akan semakin pendek dengan
bertambahnya jumlah janin di dalam uterus. Sekitar 20% bayi dari
kehamilan multipel merupakan bayi dengan berat lahir rendah.
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu dua kali
lebih sering menderita HMD dibandingkan dengan bayi tunggal yang
dilahirkan pada usia kehamilan yang sama. HMD atau yang dikenal
sebagai Respiratory Distres Syndrom (RDS) adalah penyebab tersering
dari gagal nafas pada bayi prematur. Terjadi segera setelah atau beberapa
saat setelah bayi lahir. Ditandai dengan sukar bernafas, cuping hidung,
retraksi dinding dada dan sianosis yang menetap dalam 48-96 jam pertama
kehidupan. Prevalensi HMD didapatkan lebih tinggi pada kembar
monozigotik dibandingkan dengan kembar dizigotik. Bila hanya satu bayi
dari sepasang bayi kembar yang menderita HMD, maka bayi kedua lebih
cenderung menderita HMD dibandingkan dengan bayi pertama
7
terjadi dan menyebabkan asfiksia janin. Kejadian cerebral palsy 6 kali
lebih tinggi pada bayi kembar dua dan 30 kali lebih sering pada bayi
kembar tiga dibandingkan dengan janin tunggal. Bayi kedua pada
kehamilan kembar memiliki resiko asfiksia saat lahir/dpresi napas
perinatal lebih tinggi.
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir rendah
adalah 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan
tunggal dengan berat badan yang sama.
8
terpakai dan mencapai kembar resipien cenderung mengalir ke pembuluh-
pembuluh iliaka sehingga hanya memberi perfusi bagian bawah tubuh dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh bagian
atas. Gangguan atau kegagalan pertumbuhan kepala disebut akardius
asefalus. Kepala yang tumbuh parsial dengan alat gerak yang masih dapat
diidentifikasi disebut akardius mielasefalus. Kegagalan pertumbuhan
semua struktur disebut akardius amorfosa.
8. Kembar Siam
Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya satu,
harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah.
9
pencernaan, dan organ-organ lain.
Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan terhadap pre-
eklamsia dan eklamsia, partus prematurus dan anemia. Pemeriksaan antenatal
perlu diadakan lebih sering. Sehingga tanda-tanda pre-eklamsia dapat diketahui
dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.
10
supaya terasa lebih ringan.
4. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah
I. WOC
11
FORMAT PENGKAJIAN POST PARTUM
12
Tanggal masuk : 25 Juni 2020 Jam masuk : 22.10 WIB
Ruang/kelas : Kamar No :
Pengkajian tanggal : 26 Juni 2020 Jam : 07.00 WIB
A. IDENTITAS
1. Nama pasien : Ny. S Nama Suami : Tn. T
2. Umur : 29 th Umur : 34 th
3. Suku/ bangsa : Jawa Suku/ bangsa : Jawa
4. Agama : Islam Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Supir
7. Alamat : Jl. Bendul merisi Alamat : Jl.
Bendul merisi
8. Status Pernikahan : 12 tahun
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. RIWAYAT OBSTETRI :
a. Riwayat menstruasi :
Menarche : umur 12 tahun
Siklus : teratur ( v ) tidak ( )
Banyaknya : ganti pembalut 2-3 kali sehari
Lamanya: 6-7 hari
Keluhan : tidak ada keluhan
13
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas :
Anak ke Kehamilan Persalinan Komplikasi nifas Anak
Umur
No Usia Penyulit Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Perdarahan Jenis BB pj
kehamilan
I 10 Tahun - Tidak ada Normal Bidan Tidak ada Kelahiran Tidak ada Tidak ada Perempuan 3900 gr 50 cm
normal
II 2 Tahun - Tidak ada Normal Bidan Tidak ada Kelahiran Tidak ada Tidak ada Laki-laki
3700 gr 49 cm
normal
c. Genogram :
D. RIWAYAT PERSALINAN DAN POST PARTUM SEKARANG
a. Keluhan kontraksi : ibu mengatakan nyeri perut tembus ke punggung
b. Pengeluaran pervaginan : ada pengeluaran darah dan lendir
c. Kala persalinan
Kala 1 : Ibu megeluh nyeri perut tembus belakang disertasi pelepasan
lendir dan darah. Sifat nyeri hilang timbul semakin lama semakin sakit
Kala 2 : Ibu mengatakan rasa sakit perut bertambah kuat, ibu merasa ada
tekanan pada anus perasaan ingin BAB.
Kala 3 : Ibu merasakan nyeri perut bagian bawah, Ibu bahagia dengan
kelahiran bayinya. Perdarahan ± 150 cc, plasenta belum terlepas
Kala 4 : Ibu merasakan nyeri perut bagian bawah, Ibu merasa lelah.
Perdarahan ± 100 cc pemantauan pertama dan 30 cc pada pemantauan ke
dua.
DATA BAYI
F. RIWAYAT KESEHATAN :
a. Penyakit yang pernah dialami ibu : Pernah rawat inap akibat demam
berdarah kurang lebih 1 minggu
b. Pengobatan yang didapat : perawatan di rumah sakit
c. Riwayat penyakit keluarga
( ) Penyakit Diabetes Mellitus
( ) Penyakit jantung
( V ) Penyakit hipertensi
( ) Penyakit lainnya : sebutkan Asma dan kista ovarium
G. RIWAYAT LINGKUNGAN :
- Kebersihan :Ibu mengatakan lingkungan rumah di perumahan,
kebersihan sudah ada yang mengatur.
- Bahaya : Ibu mengatakan lingkungan aman, tidak ramai.
- Lainnya sebutkan :-
H. ASPEK PSIKOSOSIAL :
1. Persepsi ibu tentang persalinan saat ini: Ibu merasa cemas menghadapi
persalinannya
2. Harapan yang ibu inginkan : Ibu ingin bayinya sehat
3. Ibu tinggal dengan siapa : Dengan suami dan kedua anaknya
4. Siapakah orang yang terpenting bagi ibu : Orang tua dan Suaminya
5. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Mensupport dan
mendoakan selalu keselamatan Ibu dan Anak
6. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : ( V ) ya, ( ) tidak
J. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Baik Kesadaran :
composmentis
b. Tekanan darah : 130/90 mmHg Nadi : 80 x/menit
c. Respirasi : 20 x/menit Suhu : 36,6C
d. Berat badan : 60 kg Tinggi badan : 158cm
Kepala, mata kuping, hidung dan tenggorokan :
Kepala : Bentuk : Simetris
Keluhan : tidak ada
Mata :
Kelopak mata : Tidak odema
Gerakan mata : Simetris
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Tidak ikterus
Pupil : Isokor
Akomodasi : Pergerakan mata baik dan tidak ada
strabismus
Lainnya sebutkan : -
Hidung :
Reaksi alergi : Ibu tidak memiliki alergi debu atau dingin.
Sinus : Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat
sinusitis
Lainnya sebutkan : -
Mulut dan Tenggorokan :
Gigi geligi : Gigi geligi tampak utuh
Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan menelan
Lainnya sebutkan : -
Dada dan Axilla
Mammae : membesar ( V ) ya ( ) tidak
Areolla mammae : Terjadi hiperpigmentasi
Papila mammae : Tampak menonjol
Colostrum : Ada pengeluaran ASI saat ditekan
Pernafasan
Jalan nafas : Paten
Suara nafas . : Tidak ada suara napas tambahan
Menggunakan otot-otot bantu pernafasan : Tidak tampak
penggunaan otot bantu pernapasan
Lainnya sebutkan : -
Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : tidak terkaji x/menit
Irama : Reguler
Kelainan bunyi jantung : Tidak ada kelainan bunyi jantung
Sakit dada : Ibu tidak mengeluh sakit dada
Timbul .: -
Lainnya sebutkan : -
Abdomen
Tinggi fundus uterus: 36 cm Kontraksi: ya
Bising usus : 15x/menit
Ekstrimitas (integumen/muskuloskeletal)
Turgor kulit : baik <2 detik
Warna kulit : kemerahan
Edema : tidak ada edema
Kontraktur pada persendian ekstrimitas : tidak ada
Tanda Homan : +/-
Kesulitan dalam pergerakan : tidak ada kesulitan dalam
pergerakan
Lainnya sebutkan : terpasang infus pada tangan kiri, mengeluh kaki
lemas dan tremor, kesulitan bergerak. CRT >2detik.
K. KESIAPAN DALAM PERAWATAN BAYI:
1. Senam nifas
2. Kesiapan mental ibu dan keluarga
3. Pengetahuan tentang memandikan bayi, merawat tali pusat, teknik
menyusui, breast care, perawatan perineum
L. DATA PENUNJANG
1) Laboratorium :
Hasil pemeriksaan Laboratorium tanggal 26 Juni 2020, jam 18.30 WIB.
- WBC : 14.2x103 /µL
- RBC : 4.10x103 /µL
- HGB : 10.0 g/dl
- PLT : 322x103 /µL
- CT/BT : 7’20/ 2’25
- Protein : negatif
- Reduksi : negatif
- HbsAg : negatif
2) USG
Hasil pemeriksaan Ultrasonografi (USG) tanggal 30-05-2020
:
- GIII PII A0, gravid gemelli, hidup
- Letak : F1 : kepala
F2 : Bokong
- FHR : F1 : 103 bpm
F2 : 134 bpm
- TBJ : F1 : ± 1.954 gr
F2 : ± 2.000 gr
- UK : ± 32-33 minggu,
- TP: ± 30-05-2017.
- Plasenta di posterofundal grade 1
- Cairan amnion normal
3) Rontgen : Tidak ada
4) Terapi yang didapat: Infus RL, Injeksi analgesik
Surabaya, ...........................
.............
Pemeriksa
(..................................................)
ANALISA DATA
PRIORITAS MASALAH
Nama klien : Ny. S
Umur : 29 Tahun
Tanggal Nama
No
Masalah Keperawatan Perawat
.
Ditemukan Diatasi
1. Nyeri Akut berhubungan dengan 26/06/2020 Yuris
Agen cedera fisik (prosedur
invasif)
2 Risiko Infeksi : Faktor Risiko 26/06/2020 Mita
(Prosedur tindakan invasif)
3. Gangguan Mobilitas Fisik 26/06/2020 April
berhubungan dengan Nyeri
Setelah kelompok melakukan Analisa kasus pada data pengkajian pasien Ny. S
Dengan Diagnosis Medis : G III P I A O, gestasi 39 minggu 6 hari, situs memanjang,
intra uterin, gemelli, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala I fase aktif Di Ruang RS
Premier Surabaya, maka kelompok dapat menarik kesimpulan sekaligus saran yang
dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu tindakan keperawatan pada pasien.
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran