Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN KEMBAR (GEMELI)

DISUSUN OLEH

ALDEGONDA FITRI JEHARUT

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2021/2022

1
A. Defenisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan
dua janin atau lebih yang ada didalam kandungan selama proses
kehamilan. Kehamilan kembar atau kehamilan multipel adalah suatu
kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat
berupa kehamilan ganda/gemeli (2 janin), triplet atau (3 janin),
kuadruplet ( 4 janin ), Quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya dengan
frekuensi kejadian yang semakin jarang. Kembar dizigotik memiliki
dua amnion (diamniotik) dan dua plasenta (dikorionik). Pada kembar
monozigot dapat terbentuk satu plasenta (monokorionik), satu
amnion (monoamniotik) atau bahkan satu organ fetal (kembar siam).
B. Etiologi
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah umur dan paritas
sering mempengaruhi kehamilan 2 telur
2. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon
gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan
kembar lebih dari dua
3. Faktor keturunan
4. Faktor yang lain belum diketahui
Hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh
terhadap kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga
hormon gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan
ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-
faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme
tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graff
atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel.

2
C. Manifestasi Klinis
1. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga
melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus
prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya
janin pada kehamilan kembar.
2. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat
3. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang
besar
4. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas
dan berbeda (nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit.
Kecurigaan meningkat jika keluarga memiliki riwayat kehamilan
kembar
5. Penggunaan stimulator ovulasi
6. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar
bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit
defisiensi lain.
7. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada
kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.
8. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih
sering pada kehamilan kembar.
9. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas,
sering kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva
D. Klasifikasi
Kehamilan kembar dapat dibagi atas beberapa tipe :
1. Kembar dizigotik (Binovular-fraternal twins) yaitu
a. Fertilisasi dari 2 ovum oleh 2 sperma
b. Dikorionik, korion yang terpisah, memiliki 2 plasenta.
c. Diamniotik, amnion yang terpisah (kantung amnion)
2. Kembar monozigotik (Mono ovular-identical twins) yaitu
a. Pembelahan dari 1 ovum, fertilisasi oleh 1 sperma
b. Jika pembelahan terjadi sebelum terbentuknya inner cell
mass (morula), dalam 3 hari (72 jam pertama) dari fertilisasi,

3
yang terjadi pada 1/3 dari kembar monozigotik maka setiap
fetus akan memiliki kantong amnion dan plasenta masing-
masing (kembar dikorionik diamniotik) sekitar 96%
c. Jika pembelahan embrio terjadi setelah 3 hari fertilisasi
(antara 4-8 hari), dimana morulla sudah terbentuk, maka
akan terjadi komunikasi antara sirkulasi plasenta sehingga
terjadi kembar diamniotik monokorionik sekitar 4%
d. Pembelahan ovum pada hari 8-13 setelah fertilisasi, dimana
lapisan amnion sudah terbentuk akan menjadi kembar
monokorionik, monoamniotik
e. Pembelahan ovum > 13 hari setelah fertilisasi, dimana
segmentasi terhambat dan setelah primitive streak terbentuk
maka akan terjadi kembar dempet (kembar siam). Dapat
dibagi sesuai lokasi anatomis dempetnya.
3. Fetus papyraceous
a. Salah satu fetus yang kembar tidak berkembang
b. Tak berbentuk, mengkerut, dan rata
E. Patofisiologi
Kehamilan kembar dibagimenjadi dua. Monozigot, kembar yang
berasal dari satu telur dan dizigotkembar yang berasal dari dua
telur.Dari seluruh jumlah kelahiran kembar,sepertiganya adalah
monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matangdalam waktu
bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua seltelur itu
mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkankembar
monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu
membelahdua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada
kondisi bayikelak.Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat
waktu, yaitu 0 –72 jam, 4 – 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada
pembelahan pertama,akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua
selaput ketuban, dandikorionik atau rahim punya dua plasenta.
Sedangkan pada pembelahankedua, selaput ketuban tetap dua, tapi
rahim hanya punya satu plasenta.Pada kondisi ini, bisa saja terjadi

4
salah satu bayi mendapat banyakmakanan, sementara bayi satunya
tidak. Akibatnya, perkembangan bayibisa terhambat. Lalu, pada
pembelahan ketiga, selaput ketuban danplasenta masing-masing
hanya sebuah, tapi bayi masih membelah denganbaik.Pada
pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dansatu
selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar
siamcukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama,
sehingga seltelur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya
terjadi padamonozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari
keempatpembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah
pembelahan pertama,karena bayi bisa membelah dengan sempurna.
Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor
yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah
tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan
dengan infeksi, kurang gizi,dan masalah lingkungan.

5
F. Patway

Pengaruh faktor ras, herediter,


umur, obat-obatan , paritas, induksi Pertumbuhan dari
ovulasi, hormon gonadotropin, konsepsi dihambat
keturunan

1 sel sperma
2 sel telur dibuahi
membuahi 1 sel
2 sel sperma
telur

1 zogot
Mengalami 2 zigot
pembelahan

KEHAMILAN
KEMBAR

Perubahan
Kepekaan uterus Perubahan kondisi Pertumbuhan
hormon saat
meningkat kehamilan janin lebih besar
hamil

Uterus membesar
Tekanan uterus
Mual munta sesuai usia Kurang informasi
meningkat
kehamilan

Tekanan abdomen Ansietas Gangguan rasa


Anoreksia
dan kandung nyaman nyeri
kemih meningkat

Defisit nutrisi Perubahan


eliminasi urin
(sering berkemih)

6
G. Pemeriksaan diagnostik
1. USG untuk memeriksa kehamilan
2. Cek laboratorium
3. Foto rontage
H. Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada janin yang dilahirkan
pada kehamilan kembar diantaranya adalah:
1. Prematuritas
Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan preterm dan
kebanyakan memerlukan perawatan pada neonatal intensive care
unit (NICU). Sekitar 50 persen kelahiran kembar terjadi sebelum
usia kehamilan 37 minggu. Lamanya kehamilan akan semakin
pendek dengan bertambahnya jumlah janin di dalam uterus.
Sekitar 20% bayi dari kehamilan multipel merupakan bayi
dengan berat lahir rendah.
2. Hyalin Membrane Disease (HMD)
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu
dua kali lebih sering menderita HMD dibandingkan dengan bayi
tunggal yang dilahirkan pada usia kehamilan yang sama. HMD
atau yang dikenal sebagai Respiratory Distres Syndrom (RDS)
adalah penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi prematur.
Terjadi segera setelah atau beberapa saat setelah bayi lahir.
Ditandai dengan sukar bernafas, cuping hidung, retraksi dinding
dada dan sianosis yang menetap dalam 48-96 jam pertama
kehidupan. Prevalensi HMD didapatkan lebih tinggi pada
kembar monozigotik dibandingkan dengan kembar dizigotik.
Bila hanya satu bayi dari sepasang bayi kembar yang menderita
HMD, maka bayi kedua lebih cenderung menderita HMD
dibandingkan dengan bayi pertama.

7
3. Asfiksia saat Kelahiran/Depresi Napas Perinatal
Bayi dari kehamilan multipel memiliki peningkatan frekuensi
untuk mengalami asfiksia saat kelahiran atau depresi perinatal
dengan berbagai sebab. Prolaps tali pusat, plasenta previa, dan
ruptur uteri dapat terjadi dan menyebabkan asfiksia janin.
Kejadian cerebral palsy 6 kali lebih tinggi pada bayi kembar dua
dan 30 kali lebih sering pada bayi kembar tiga dibandingkan
dengan janin tunggal. Bayi kedua pada kehamilan kembar
memiliki resiko asfiksia saat lahir/dpresi napas perinatal lebih
tinggi.
4. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir
rendah adalah 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang
dilahirkan tunggal dengan berat badan yang sama.
5. Vanishing Twin Syndrome
Kemajuan teknologi ultrasonografi memungkinkan dilakukannya
studi sonografik pada awal gestasi yang memperlihatkan bahwa
insiden kembar trimester pertama jauh lebih tinggi daripada
insiden kembar saat lahir. Kehamilan kembar sekarang
diperkirakan terjadi pada 12 persen di antara semua konsepsi
spontan, tetapi hanya 14 persen di antaranya yang bertahan
sampai aterm. Pada sebagian kasus, seluruh kehamilan lenyap,
tetapi pada banyak kasus, satu janin yang meninggal atau sirna
(vanish) dan kehamilan berlanjut sebagai kehamilan tunggal.
Pada 21-63% konsepsi kembar meninggal atau sirna (vanish)
pada trimester kedua. Keadaan ini dapat menyebabkan kelainan
genetik atau kelainan neurologik/defek neural tube pada janin
yang tetap bertahan hidup.
6. Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi Balik
Arteri pada Janin Kembar (twin
reverse-arterial-perfusion/TRAP) Pada plasenta monokorionik,
vaskularisasi janin biasanya tergabung, kadang-kadang amat

8
kompleks. Anastomosis vaskular pada plasenta monokorionik
dapat dari arteri ke arteri, vena ke vena atau arteri ke vena.
Biasanya cukup berimbang dengan baik sehingga tidak ada salah
satu janin yang menderita. Pada TRAP terjadi pirau dari arteri ke
arteri plasenta, yang biasanya diikuti dengan pirau vena ke vena.
Tekanan perfusi pada salah satu kembar mengalahkan yang lain,
yang kemudian mengalami pembalikan aliran darah dari
kembarannya. Darah arteri yang sudah terpakai dan mencapai
kembar resipien cenderung mengalir ke pembuluh-pembuluh
iliaka sehingga hanya memberi perfusi bagian bawah tubuh dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
bagian atas. Gangguan atau kegagalan pertumbuhan kepala
disebut akardius asefalus. Kepala yang tumbuh parsial dengan
alat gerak yang masih dapat diidentifikasi disebut akardius
mielasefalus. Kegagalan pertumbuhan semua struktur disebut
akardius amorfosa.
7. Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena
kembaran lainnya (resipien) sedemikian rupa sehingga donor
menjadi anemik dan pertumbuhannya terganggu, sementara
resipien menjadi polisitemik dan mungkin mengalami kelebihan
beban sirkulasi yang bermanifestasi sebagai hidrops fetalis.
Menurut ketentuan, terdapat perbedaan hemoglobin 5 g/dl dan
20% berat badan pada sindrom ini. Kematian kembar donor
dalam uterus dapat mengakibatkan trombus fibrin di seluruh
arteriol yang lebih kecil milik kembar resipien. Hal ini
kemungkinan diakibatkan oleh transfusi darah yang kaya
tromboplastin dari janin donor yang mengalami maserasi.
Kembar yang bertahan hidup mengalami koagulasi intravaskular
diseminata.
8. Kembar Siam Apabila pembentukan kembar dimulai setelah
cakram mudigah dan kantung amniom rudimenter sudah

9
terbentuk dan apabila pemisahan cakram mudigah tidak
sempurna, akan terbentuk kembar siam/kembar dempet.
Terdapat beberapa jenis kembar siam, yaitu:
a. horacopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada.
Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya
satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah
rendah.
b. Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian perut.
Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-
masing, tetapi kembar siam ini biasanya hanya memiliki satu
hati, sistem pencernaan, dan organ-organ lain
c. Xyphopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid
cartilage.
d. Pyopagus (iliopagus), bila bersatu di bagian belakang (19%).
e. Cephalopagus/craniopagus, bila bersatu di bagian kepala
dengan tubuh terpisah.
9. Intra Uterine Growth Retardation
(IUGR) Pada kehamilan kembar, pertumbuhan dan
perkembangan salah satu atau kedua janin dapat terhambat.
Semakin banyak jumlah janin yang terbentuk, maka
kemungkinan terjadinya IUGR semakin besar.

I. Penatalaksanaan dalam kehamilan


Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan
terhadap pre-eklamsia dan eklamsia, partus prematurus dan anemia.
Pemeriksaan antenatal perlu diadakan lebih sering. Sehingga tanda-
tanda pre-eklamsia dapat diketahui dini dan penanganan dapat
dikerjakan dengan segera.
1. Pemeriksaan kehamilan setiap 2 minggu pada usia kehamilan 34
sampai 36 minggu
2. Pemeriksaan kehamilan setiap minggu pada usia kehamilan >36
minggu.

10
3. Pertumbuhan janin dipantau dengan USG setiap 3 – 4 minggu
yang dimulai pada usia kehamilan 20 minggu
Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu
menyebabkan aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga
pertumbuhan janin lebih baik
1. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan
kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila
diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih
sering (1× seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
2. Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh
sebaiknya dihindari, karena akan merangsang partus
prematurus.
3. Pemakaian korset gurita pada perut yang tidak terlalu ketat
diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.
4. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah
J. Askep Teori
1. Pengkajian
Untuk mendiagnosa adanya suatu kehamilan kembar dapat
dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut:
a. Amnanesa
- Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan
- Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
- Uterus terasa lebih cepat membesar
- Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.
b. Inspeksi dan palpasi
- Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus
lebih besar dan cepat tumbuhnya dari biasa.
- Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak
- Banyak bagian-bagian kecil teraba
- Teraba 3 bagian besar janin
- Teraba 2 balotemen

11
c. Auskultasi
- Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang
agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya
10 denyut per menit atau sama-sama dihitung dan
berselisih 10.
2. Diagnosa keperawatan
a. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
b. Nausea berhubungan dengan fakto kehamilan (perubahan
hormon)
c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan agen
cedera biologis (dilatasi dan penekanan uterus akibat
kehamilan kembar)
d. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan
e. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
3. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi


1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan  Kaji adanya alergi
berhubungan dengan keperawatan selama...x 24 makanan
faktor psikologis Jam di harapkan status  Kolaborasi dengan ahli gizi
(stres, keeganan nutrisi membaik dengan untuk menentukan jumlah
untuk makan akibat krieria hasil kalori dan nutrisi yang
mual munta)  Pola makan dibutuhkan pasien

dihabiskan  Yakinkan diet yang

meningkat dimakan mengandung

 Kekuatan menunyah tinggi serat untuk

meningkat mencegah konstipasi


 anjurkan klien makan
 Kekuatan otot
sedikit tapi sering
menelan meningkat
 Ajarkan pasien bagaimana
 Nyeri abdomen
membuat catatan makanan
menurun
harian.
 Berat badan

12
membaik  Monitor adanya penurunan
 Nafsu makan BB
membaik  Monitor lingkungan selama
 Membaran mukosa makan
membaik  Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
 Monitor mual dan muntah
 Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor intake nuntrisi
 Informasikan pada klien
dan keluarga tentang
manfaat nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat
dipertahankan
2. Nausea berhubungan Setelah dilakukan asuhan - Pencatatan intake
dengan faktor keperawatan selama...x 24 output secara akurat
kehamilan Jam di harapkan kontrol - Monitor status nutrisi

mual munta meningkat - Monitor status hidrasi

membaik dengan krieria (Kelembaban membran

hasil mukosa, vital sign

 Kemampuan adekuat)

13
mengenal gejala - Anjurkan untuk
meningkat makan pelan-pelan
 Kemampuan - Jelaskan untuk
mengenal pemicu menggunakan napas
meningkat dalam untuk menekan
 Kemampuan reflek mual
mengotrol mual - Batasi minum 1 jam
munta meningkat sebelum, 1 jam
 Menghindari bau sesudah dan selama
tidak enak makan
meningkat - Instruksikan untuk
menghindari bau
makanan yang
menyengat
- Berikan terapi IV kalau
perlu
3. Gangguan rasa Setelah dilakukan asuhan  Lakukan pengkajian nyeri
nyaman nyeri keperawatan selama...x 24 secara komprehensif
berhubungan dengan Jam di harapkan kontrol termasuk lokasi,
agen cedera biologis nyeri meningkat dengan karakteristik, durasi,
(dilatasi dan krieria hasil frekuensi, kualitas dan
penekanan uterus  Melaporkan nyeri faktor presipitasi
akibat kehamilan terkontrol meningkat  Observasi reaksi nonverbal
kembar)  Kemampuan dari ketidaknyamanan

mengenali onset  Bantu pasien dan keluarga


nyeri meningkat untuk mencari dan
menemukan dukungan
 Kemampuan
 Kontrol lingkungan yang
mengenali penyebab
dapat mempengaruhi nyeri
nyeri meningkat
seperti suhu ruangan,
 Kemampuan
pencahayaan dan
menggunakan teknik
kebisingan
nonfarmakologi

14
meningkat  Kurangi faktor presipitasi
 Keluhan nyeri nyeri
menurun  Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
 Ajarkan tentang teknik non
farmakologi: napas dala,
relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyer
 Tingkatkan istirahat
 Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri
akan berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
 Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
4. Ansietas Setelah dilakukan asuhan  Gunakan pendekatan
berhubungan dengan keperawatan selama...x 24 yang menenangkan
kurangnya Jam di harapkan ansietas  Nyatakan dengan jelas
pengetahuan menurun dengan krieria harapan terhadap
hasil pelaku pasien
 Verbalisasi  Jelaskan semua
kebingungan prosedur dan apa yang
menurun dirasakan selama
 Verbalisasi khawatir prosedur
akibat kondisi yang  Temani pasien untuk

15
dihadapi menurun memberikan keamanan
 Gelisah menurun dan mengurangi takut
 Perilaku tegang  Berikan informasi
menurun faktual mengenai
 Anoreksia menurun diagnosis, tindakan

 Tremor dan pucat prognosis

menurun  Libatkan keluarga

 Pola tidur membaik untuk mendampingi


klien
 Instruksikan pada
pasien untuk
menggunakan tehnik
relaksasi
 Dengarkan dengan
penuh perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
 Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi

16
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Kiki. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ibu Dengan Post SC
Indikasi Gameli Diruangan Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Wahab Sjahranies Samarinda. Samarinda

Lubis, Muara. 2015. Kehamilan Kembar (Gemeli). Sumatra utara.


Universitas Sumatra Utara

Wiknjpsastro H. 2010. Kehamilan Kembar Dalam Ilmu Kebidanan. Edisi


Ketiga. Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Mochtar R. 2015. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Jilid 1. Edisi 2.


Jakarta . Penerbit Buku Kedokteran EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai