Anda di halaman 1dari 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Posyandu
1. Pengertian posyandu
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan
dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS (Effendy,
1998).
Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes, 2006).
2. Penyelenggara Posyandu
Penyelenggara posyandu menurut Effendi (1998) terdiri dari beberapa kategori
sebagai berikut:
a. Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas 9.
b. Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal
dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang
ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).
3. Lokasi Posyandu
Syarat lokasi/letak yang harus dipenuhi menurut Effendi (1998) meliputi:
a. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
b. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
c. Dapat merupakan lokal tersendiri
d. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai rakyat, pos
RT/RW atau pos lainnya (Effendy, 1998).
4. Tujuan Pelaksanaan Posyandu
Tujuan pelaksanaan posyandu menurut Effendy (1998) adalah sebagai berikut:
a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
c. Mempercepat penerimaan NKKBS
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatankegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat.
e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak
geografi
f. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk swakelola usahausaha kesehatan masyarakat.
5. Mekanisme Pelayanan Posyandu
Jenis aktivitas posyandu dilakukan dengan sistim 5 (lima) meja menurut (Depkes, 2006)
yaitu:
a. Meja 1 adalah pendaftaran, dimana semua pengunjung posyandu (balita, ibu hamil,
ibu menyusui, wanita usia subur (WUS) harus di daftar dahulu sebelum pelayanan,
dimana di meja I terdapat Kartu Menuju Sehat (KMS) balita, Kartu Menuju Sehat
(KMS) Ibu hamil, register balita, ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS).
b. Meja II adalah penimbangan, dimana dilakukan kegiatan penimbangan kepada
semua balita yang hadir dan ibu hamil. Pengunjung yang di timbang diberi secarik
kertas tempat mencatat hasil penimbangan dan di berikan ke meja III. Adapun alat
yang dipergunakan untuk menimbang adalah dacin untuk balita dan timbangan injak
untuk ibu hamil.
c. Meja III adalah di lakukan kegiatan pencatatan hasil penimbangan dan dimasukkan
ke Sistim Informasi Posyandu dan ke dalan KMS.
d. Meja IV adalah penyuluhan kepada ibu balita sesuai dengan keadaan balita dan ibu
hamil dan terdapat Paket Pertolongan Gizi (PPG) yaitu oralit, tablet tambah darah,
vitamin A dosis tinggi.
e. Meja V adalah tempat petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan seperti
imunisasi Bayi dan ibu hamil, Keluarga Berencana (KB), pemeriksaan ibu hamil.
B. Pemanfaatan Posyandu
1. Pengertian
Pemanfaatan posyandu adalah suatu kegiatan yang di lakukan oleh individu atau
kelompok untuk mempergunakan fasilitas yang ada di posyandu sesuai dengan
fungsinya.
2. Jenis Pemanfaatan Posyandu Balita Jenis pemanfaatan posyandu balita meliputi
(Depkes, 2006) a. Pos Penimbangan Balita Pos yang kegiatannya meliputi penimbangan
untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan secara khusus terhadap
anak yang selama 3 kali penimbangan pertumbuhannya tidak cukup naik sesuai
umurnya (lebih rendah dari 200 gram/bulan) dan anak yang pertumbuhannya berada di
bawah garis merah KMS. 12 b. Pos Imunisasi Pelayanan imunisasi di posyandu hanya
dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan terhadap
balita disesuaikan dengan program. Imunisasi yang diberikan terdiri dari imunisasi BCG
untuk mencegah penyakit TBC, Imunisasi DBT untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis, tetanus, imunisasi polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan, imunisasi
campak untuk mencegah penyakit hepatitis. c. Pos Kesehatan Pemantauan kesehatan
anak di Posyandu ditujukan untuk memantau pertumbuhan (growth monitoring) yaitu
suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus (berkesinambungan) dan teratur
untuk mengidentifikasi secara dini bila ada gangguan keseimbangan gizi pada anak.
Pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan penting dalam rangka kewaspadaan gizi
atau sering disebut dengan surveilans gizi (Depkes RI, 2002). Dimana kegiatan dari pos
ini meliputi pemeliharaan kesehatan bayi dan balita melalui pelayanan gizi yang
dilakukan oleh kader yang pelayanannya meliputi deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan gizi, pemberian PMT dan vitamin A. Kedua pencegahan terhadap penyakit
dengan adanya penyuluhan tentang perilaku hidup sehat, penyuluhan tentang diare dan
pemberian oralit. Ketiga adanya pengobatan penyakit. 13 3. Perilaku Pemanfaatan
Posyandu Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor
baik dari dalam maupun dari luar subyek. Dalam perilaku pemanfaatan posyandu
menurut Lawrence Green terbagi menjadi tiga yaitu : 1) Faktor-faktor predisposisi
(predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku sesesorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,
nilai-nilai, tradisi. dimana pengetahuan ibu tentang manfaat Posyandu baik, maka
pemanfaatan posyandu akan baik pula. 2) Faktor pemungkin (enabling factors) adalah
faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya
faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku
kesehatan, dimana sebuah posyandu yang masih minim fasilitas kesehatannya membuat
masyarakat dalam memeriksakan kesehatan atau melakukan pengobatan lebih
memanfaatkan petugas kesehatan daripada memanfaatkan posyandu. 3) Faktor-faktor
penguat (reinforing factors) adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. Faktor penguat untuk terjadinya perilaku kesehatan salah satunya
adalah dukungan keluarga terutama dari suami. 14 4. Beberapa faktor yang
mempengaruhi rendahnya pemanfaatan posyandu Menurut Depkes RI (2006),
rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan (Posyandu) dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu : 1. Jarak yang jauh 2. Tidak tau adanya suatu kemampuan fasilitas (faktor
informasi) 3. Biaya yang tidak terjangkau 4. Tradisi yang menghambat pemanfaatan
fasilitas (faktor budaya). C. Dukungan Sosial 1. Pengertian Konsep dukungan sosial
melibatkan adanya komunikasi dan reaksi. Dukungan sosial merupakan suatu bentuk
hubungan interpersonal dimana lingkungan sosial memberikan bantuan berupa
perhatian emosional, bantuan instrumental, pemberian informasi dan penghargaan atau
penilaian terhadap penyandang cacat tubuh. Sarafino (1994) menetapkan adanya 3
dimensi dalam dukungan sosial yaitu: dukungan sosial yang melibatkan adanya
keakraban dan penerimaan yang memberikan keyakinan dan dukungan yang membantu
atau pemberian pelayanan dan bantuan secara langsung, serta dukungan informasi yang
meliputi pemberian nasehat, pemecahan masalah yang dihadapi individu dan penilaian
terhadap perilaku individu. 15 Ganster didalam Cahyaningtyas, (2002) mengemukakan
bahwa dukungan sosial didefinisikan sebagai tersedianya hubungan yang bersifat
menolong dan mempunyai nilai khusus bagi individu yang menerimanya. 2. Aspek
Dukungan Sosial Sarafino (1994) menyatakan adanya beberapa aspek yang terlibat
didalam pemberian dukungan sosial, diantaranya : a. Aspek emosional, yaitu aspek yang
melibatkan kelekatan, jaminan dan keinginan untuk percaya pada orang lain, sehingga
seseorang menjadi yakin bahwa orang lain tersebut mampu memberikan cinta dan kasih
sayang. b. Aspek instrumental, yaitu aspek yang meliputi penyediaan sarana untuk
mempermudah menolong orang lain, meliputi peralatan, perlengkapan, dan sarana
pendukung yang lain termasuk didalamnya memberikan peluang waktu. c. Aspek
informatif, yaitu aspek pemberian informasi untuk mengatasi masalah pribadi. Terdiri
atas pemberian nasehat, pengarahan dan keterangan lain yang dibutuhkan. d. Aspek
penilaian. yaitu aspek yang terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan
balik, pertandingan sosial dan afirmasi (persetujuan). 16 3. Jenis Dukungan Sosial Jenis-
jenis dukungan sosial menurut Sarafino (1994) diantaranya : a. Dukungan emosional,
yaitu dukungan yang meliputi pemberian rasa cinta dan kasih sayang, kepercayaan dan
kesediaan untuk mendengarkan keluhan keluhan. b. Dukungan Peralatan, yaitu
dukungan yang berupa bantuan materi dan bantuan fisik, misalnya bantuan uang,
pertolongan serta sarana pendukung untuk menyelesaikan masalah. c. Dukungan
Informasi yaitu dukungan yang meliputi pemberian nasehat untuk mengatasi masalah
ataupun bimbingan untuk mencari jalan keluar dalam pemecahan masalah. d. Dukungan
penilaian, yaitu dukungan yang berupa penghargaan atas usahanya atau umpan balik
tentang kemampuan atau prestasinya. Wortman dan Dunkell-scheffer (1987) di dalam
Abraham (1997) mengidentifikasi beberapa jenis dukungan meliputi : a. Ekspresi
perasaan positif, termasuk menunjukkan bahwa seseorang di perlakukan dengan rasa
penghargaan yang tinggi. b. Ekspresi persetujuan dengan atau pemberitahuan tentang
ketepatan keyakinan dan perasaan seseorang. c. Ajakan untuk membuka diri dan
sumber-sumber juga merupakan bentuk dukungan sosial. Jenis dukungan ini dapat
sebagai hal utama dan pembentukan hubungan saling membantu, apakah ini hubungan
persahabatan atau konseling profesional. 17 4. Fungsi Dukungan Sosial Weiss didalam
Ruwaida (2006), menyebutkan enam fungsi sosial ditinjau dari fungsi sosial yang
diperoleh individu melalui hubungannya dengan orang lain sebagai berikut: a.
Kelekatan, yaitu perasaan kedekatan emosi dan timbulnya rasa aman. b. Integrasi sosial,
yaitu perasaan memiliki sekelompok orang yang dapat berbagi tentang hal-hal yang
umum dan aktivitas rekreasional. c. Penghargaan, yaitu pengakuan terhadap
kemampuan dan keterampilan seseorang. d. Ikatan yang dapat dipercaya, jaminan
bahwa seseorang dapat mengandalkan orang lain untuk mendapatkan bantuan dalam
berbagai keadaan. Biasanya bantuan ini diperoleh dari anggota keluarga, misalnya
suami. e. Bimbingan, berisi nasihat dan informasi yang biasanya diperoleh dari guru
atau figur orang tua. f. Kesempatan untuk mengasuh, yaitu perasaan ikut
bertanggungjawab atas kesejahteraan orang lain. Sedangkan fungsi dukungan sosial
menurut Wills didalam Ruwaida (2006), yaitu : a. Esteem Support. Di dalam
kehidupannya, individu menghadapi berbagai tantangan yang mengancam harga dirinya
sehingga timbul keraguan individu tentang kapasitas kemampuan yang dimilikinya.
Sumber interpersonal yang mampu mengatasi ancaman terhadap harga 18 diri ini adalah
memiliki seseorang atau beberapa orang tempat bercerita mengenai suatu permasalahan.
Unsur penting dari sumber dukungan sosial tersebut adalah rasa diterima dan dihargai
oleh orang lain. Orang mendapat penerimaan dan persetujuan dari significant others,
evaluasi diri dan harga diri individu akan meningkat. b. Informational Support. Jika
permasalahan dapat dengan cepat diselesaikan, maka kemungkinan individu akan mulai
mencari informasi tentang sifat masalah dan bimbingan tentang langkahlangkah yang
harus dilakukan. Dukungan informasi yang berupa pengetahuan baru, nasihat atau
bimbingan. Membantu individu ketika melakukan pembatasan masalah sehingga ia
memperoleh jalan keluar yang efektif untuk mengatasi permasalahannya tersebut. c.
Instrumental Support. Instrumental support dapat mencakup berbagai aktifitas seperti
dapat membantu pekerjaan rumah tangga, bantuan keuangan atau memberikan barang
yang dibutuhkan. d. Motivaxional Support. Jaringan sosial dapat memberikan dukungan
yang berupa semangat kepada seseorang untuk berusaha menemukan solusi atas
permasalahannya, meyakinkan bahwa individu tersebut akan sukses dan meyakinkan
bahwa permasalahan tersebut akan dapat teratasi bersama. Caplan (1964) dalam
Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan
yaitu: 19 a. Dukungan Informasional Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan
diseminator (penyebar) informasi. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,
informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan
ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan
dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam
dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. b.
Dukungan Penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator
indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian. c.
Dukungan Instrumental Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan
konkrit, diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum,
istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. d. Dukungan Emosional Keluarga
sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu
penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan
yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan
dan didengarkan. 20 5. Sumber sumber Dukungan Sosial Thoits didalam Leli (1999)
menyatakan bahwa dukungan sosial bersumber dari orang-orang yang memiliki
hubungan yang berarti bagi individu, seperti keluarga, teman, pasangan hidup, rekan
kerja, saudara dan tetangga. Menurut Wirawan (1991) hubungan perkawinan
merupakan hubungan akrab yang diikuti oleh minat yang sama, kepentingan yang sama,
saling membagi perasaan, saling mendukung, dan menyelesaikan permasalahan
bersama. Hubungan dalam perkawinan akan menjadikan suatu keharmonisan keluarga,
yaitu kebahagiaan dalam hidup karena cinta kasih suami istri didasari oleh kerelaan dan
keserasian hidup bersama. 6. Manfaat Dukungan Sosial Johnson dan Johnson (1991)
menyatakan setiap orang walaupun sudah baik penyesuaian dirinya, suatu saat akan
mengalami stres dan membutuhkan orang lain, selain itu dukungan sosial dapat
mengembangkan: a. Produktivitas. Dilakukan dengan meningkatkan motivasi, moral
dan kualitas kognitif serta kepuasan kerja. Dukungan sosial dibutuhkan untuk
membantu berprestasi, keberhasilan dalam problem solving dan kegigihan dalam
menyelesaikan tugas meski dibawah kondisi frustasi. b. Penyesuaian yang sehat.
Meliputi kejenuhan identitas diri, peningkatan self estem, mencegah keadaan
neurotisme dan psikopatologi, 21 mengurangi stress serta menyediakan sumber-sumber
lain seperti kepercayaan diri. c. Kesehatan fisik. Dukungan sosial dihubungkan dengan
hidup yang lebih lama dan lebih sukses, lebih sempurna pada proses penyembuhan dari
sakit dan luka. d. Membangun manajemen stress. Dengan menyediakan rasa peduli,
daya informasi dan umpan balik. Hal ini dibutuhkan untuk melawan dan menyangga
atau menahan benturan stres pada individu. 7. Mekanisme Dukungan Ada tiga tipe
mekanisme dukungan (Niven, 2002) : a. Dukungan nyata Meskipun setiap orang dengan
sumber-sumber yang mencukupi dapat memberi dukungan dalam bentuk uang atau
perhatian, dukungan nyata merupakan paling efektif bila dihargai oleh penerima dengan
tepat. Pemberian dukungan nyata yang berakibat pada perasaan ketidak adekuatan dan
berhutang, akan benar-benar menambah stres individu. b. Dukungan pengharapan
Kelompok dukungan dapat mempengaruhi persepsi individu akan ancaman. Dukungan
sosial menyangga orang-orang untuk melawan stres dengan membantu mereka
mendefinisikan kembali situasi tersebut sebagai ancaman kecil. 22 c. Dukungan
emosional Jika stres mengurangi perasaan seseorang akan hal dimiliki dan dicintai,
dukungan emosional dapat menggantikannya atau menguatkan perasaan-perasaan ini.
Stres yang tidak terkontrol dapat berakibat pada hilangnya harga diri. 8. Macam-macam
Dukungan Dukungan sosial dapat dibedakan menjadi dukungan sosial aktual dan
dukungan sosial yang dipersepsikan (Heller didalam Karanina, 2005). a. Dukungan
sosial aktual adalah dukungan sosial yang didapat melalui perlakuan obyektif dari orang
lain. b. Dukungan sosial yang dipersepsikan adalah penilaian individu dalam
kehidupannya, bahwa dirinya diperhatikan dan dihargai serta akan mendapatkan
bantuan dari orang-orang yang berarti jika sedang membutuhkan. Dukunga sosial yang
dipersepsikan menekankan pada perasaan penerima bantuan. Seseorang merasa
didukung apabila ia mempersepsikan atau menilai bahwa tingkah laku si pendukung
benarbenar sesuai dengan kebutuhan maupun harapannya. 23 D. Kerangka Teori
Pendekatan teori yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan teori Lawrence Green
didalam Notoatmodjo (2007). Gambar 1.1 Kerangka teori Faktor-faktor Predisposisi
(Predisposing factors). - Pengetahuan - Sikap - Keyakinan - Kepercayaan Faktor
pemungkin (enabling factors) - Ketesediaan sarana prasarana dan fasilitas Pemanfaatan
Posyandu Faktor-faktor penguat (reinforing factors) yaitu dukungan suami meliputi : a.
Dukungan Informasional b. Dukungan Penilaian c. Dukungan Instrumental d.
Dukungan Emosional 24 E. Kerangka Konsep Gambar 1.2 Kerangka Konsep F.
Variabel Penelitian 1. Variebel Independen (variabel bebas) Variabel independen adalah
variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel
terikat) atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
dukungan suami. 2. Variabel Dependen (variabel terikat) Variabel dependen adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemanfaatan posyandu balita. G.
HIPOTESIS Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemanfaatan posyandu
balita di Desa Winong, Kecamatan Ngampel. Variabel Independen Dukungan Suami
Variabel Dependen Pemanfaatan Posyandu

Anda mungkin juga menyukai