Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B.

A DENGAN TUMOR DINDING THORAX DI


RUANG ANGSOKA 1 RSUP SANGLAH

OLEH
THERESIA INA
NPM: 21203001

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA
SANTU PAULUS RUTENG
TAHUN
2021/ 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Pada Tn. B.A Dengan diagnosa TUMOR DINDING THORAX
Di Ruangan Rawat Inap Angsoka 1 RSUP Sanglah, ini telah disetujui pada
tanggal, 2022

Menyetujui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Ns. Yohana Hepilita,M.Kep. Ns. Luh Gede Lisnawati , S.Kep


NIDN. 830018802 NIP. 197609281999032001
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
TUMOR DINDING THORAX

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Unit : Ruangan Rawat Inap Angsoka 1
Autoanamnase : Tn. B.A
Kamar : 106 bad 4
Alloanamnase : Ny.
Tanggal masuk RS : 08 juni 2022 jam:
Tanggal Pengkajian : 08 juni 2022 jam: 15.00 wita

I. IDENTIFIKASI
A. PASIEN
Nama Initial : Tn. B.A
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : sudah menikah
Jumlah Anak : 3 Orang
Agama / Suku : Katolik / Manggarai
Warga Negara : Indonesia
Bahasa Yang Digunakan : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat Rumah : Ndoso kec. Kab. Manggarai flores
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn.B.A
Umur : thn
Alamat : Ndoso
II. DATA MEDIK
Diagnosa medik
Saat masuk : Tumor dinding thorax
Saat pengkajian : tumor dinding thorax
III. KEADAAN UMUM
A. KEADAAN SAKIT
Pasien tampak sakit sedang. Alasannya : Tingkat Kesadaran Pasien
Composmentis, pasien dapat duduk dan berjalan sendiri, Pasien
terpasang infuse Nacl 20 tpm, pasien akan direncanakan tindakan
insisi biopsi.
B. TANDA VITAL
1. Kesadaran (kualitatif) : Compos Mentis
Skala koma Glasgow (kuantitatif)
a) Respon motorik :6
b) Respon bicara :5
c) Respon membuka mata :4
Jumlah : 15
Kesimpulan : keadaan pasien baik, karena
kesadaran pasien baik dan respon motorik, bicara,
membuka spontan.
2. Tekanan darah : 120/80MmHg
MAP : 97 MmHg
Kesimpulan :Nilai MAP masih dalam rentang normal yaitu
70-100 MmHg. Menunjukan perfusi jaringan
adekuat. Karena rentang nilai normal perfusi
ginjal adalah MAP>70 MmHg.
3. Suhu : 36,50C.
4. Pernapasan : 16 x/mnt, irama : teratur, jenis pernapasan dada.
5. Nadi : 90 x/mnt, dengan irama : teratur, Spo2: 99%.
C. PENGUKURAN
1. Lingkar lengan atas : 32 cm.
2. Tinggi badan : cm.
3. Berat badan : kg.
4. IMT (Indeks Massa Tubuh) :
Kesimpulan : Status gizi pasien dalam keadaan normal, karena
IMT pasien dalam rentang nilai normal.
D. GENOGRAM

76
68

42 30

44
47

22 15 10
Keterangan :
ibu pasien meninggal karena penyakit
jantung dan DM. dan pasien memiliki
= laki – laki riwayat hipertensi.

= perempuan

= pasien

= meninggal

= garis perkawinan

= garis keturunan, = tinggal serumah

IV. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan penyakit yang dideritanya,
penyakit yang bisa membuatnya membahayakan nyawa , sehingga pasien
sangat memperhatikan kesehatannya,sehingga pasien beserta kelurga
antusias untuk mencari pengobatan ke RS. Pasien mengatakan pada
awalnya hanyalah benjolan kecil sebesar beras jagung ± 1 tahun lalu di
ikuti rasa gatal dan pasienpun menggaruk dan akhirnya menyebabkan
luka, sehingga keluarga mengantar klien ke RS Ben Mboy Ruteng,dan
dokter RS Ben Mboy merujuk pasien ke RS Sanglah Denpasar untuk
dilakukan biopsi.
2. Riwayat penyakit saat ini :
a) Keluhan utama : Pasien mengeluh merasa nyeri yang hilang
muncul pada daerah luka yaitu pada dinding dada kanan.
P : luka
Q : seperti tertikam
R : dinding dada kanan
S:4
T : ± 5 menit.
3. Riwayat keluhan utama : Pasien mengatakan luka pada dada sebelah
kanan sejak ±1 tahun,pasien mengatakan awalnya berupa bisul ukuran
biji jagung pada dada kanan yang disertai rasa gatal,saat digaruk bisul
pecah dan makin gatal,lalu terus membesar hingga sekarang ukuran luas
luka 10x10cm.pasien mengatakan nyeri pada daerah luka seperti tertikam
disertai rasa gatal.
4. Riwayat penyakit yang pernah dialami : pasien mengatakan tidak ada
riwayat penyakit hipertensi, DM, ataupun penyakit kronis lainnya dan
pasien mengatakan tidak riwayat keturunan atau anggota keluarga lain
yang memiliki riwayat penyakit yang sama seperti yang dialami klien
sekarang.

a) Kebersihan rambut : rambut tampak bersih, tidak tampak


adanya uban, persebaran rambut merata.
b) Kulit kepala : tampak bersih, tidak terdapat lesi dan kemerahan.
c) Kebersihan kulit: tampak bersih, turgor kulit elastis dan tidak
pucat.
d) Hygiene rongga mulut : mulut pasien tampak bersih, gigi tampak
bersih.
e) Kebersihan genetalia : Tn B.A mengatakan daerah genitalia
bersih.
f) Kebersihan anus : tampak bersih, tidak ada hemoroid atau fistula,
Anus tampak bersih.

B. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan bisa menghabiskan makanan
sepiring dengan porsi banyak.
2. Keadaan sejak sakit : pasien bisa menghabiskan porsi nasi, pasien
meminum air 5-6 gelas setiap sehari. Pasien tidak diet lunak.
3. Observasi : pasien tampak nafsu makan baik, Terpasang infus nacl
20 Tpm dan makan 3 kali sehari dan selalu menghabiskan makanan
porsi makanan.
4. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan rambut : tampak berwarna hitam dan sebagian
tampak uban , persebaran rambut merata,tidak rontok.
b) Hidrasi kulit : tidak ada keringat dingin, finger skin
baik kembali dalam < 3 detik.
c) Mata : conjungtiva tidak anemis, sclera
aninterik,pupil isokor.
d) Hidung : tidak terdapat polip, Lesi , tampak bersih.
e) Rongga mulut : Tampak bersih, tidak ada jamur
f) Gusi : tidak terdapat lesi dan kemerahan.
g) Gigi : tampak bersih, tidak terdapat gigi palsu,
gigi tampak lengkap, tidak terdapat gigi berlubang.
h) Kemampuan menguyah keras :pasien mampu menguyah makanan
yang keras.
i) Lidah : tampak bersih.
j) Faring : tidak terdapat lesi dan tumor dan tidak ada
peradangan
k) Kelenjar getah bening : tidak tampak pembesaran kelenjar getah
bening.
l) Kelenjar parotis: tidak tampak pembesaran kelenjar parotis.
m) Abdomen :
 Inspeksi : tampak simetris, tidak tampak lesi, tidak ada
kemerahan dan tidak ada asites.
 Auskultasi: terdengar bising usus dengan peristaltik
16x/mnt.
 Palpasi : tidak teraba massa dan tidak adanya pembesaran
hati.
 Perkusi : suara timpani.
n) Kulit : tidak terdapat edema dan tampak pucat
o) Lesi : tidak terdapat lesi.
p) Dada : tampak ada luka ditutup kasa dengan ukuran 10x10 cm
pada dinding dada kanan.

C. POLA ELIMINASI
1. Keadaan sebelum sakit : pasien mengatakan BAB sekali sehari dan BAK
4-5 kali dalam sehari.
Keadaan sejak sakit : pasien mengatakan BAB setiap hari, Dan pasien
BAB 4- 5 kali.
2. Observasi : pasien tidak tampak kesulitan untuk BAB dan BAK.
Pemeriksaan fisik :
a) Peristaltik usus : 16 x/mnt.
b) Palpasi kandung kemih : kosong (-)
c) Nyeri ketuk ginjal : tidak ada (-)
d) Mulut uretra : Tampak bersih, tidak ada lesi ataupun herpes
e) Anus :
- Peradangan : Tidak ada tanda- tanda Infeksi ( Bengkak,
Merah ataupun ada lesi).
- Hemoroid : Tidak ada hemoroid
- Fistula : Tidak ada benjolan ataupun abses pada anus.
D. Pola Aktifitas dan Latihan
1. Keadaan Sebelum Sakit : Tn. B.A dan Keluarga mengatakan sebelum sakit Tn.
B.A dapat beraktifitas seperti biasa.
2. Keadaan Sejak Sakit : Tn. B.A mengatakan kondisinya tidak berpengaruh
terhadap aktifitasnya,seperti makan,minum dll dilakukan secara mandiri.
3. Observasi : Tn.B.A terbaring di tempat tidur , makan minum mandiri. Pada
Penilaian Kekuatan otot pada ekstermitas atas 5 dan pada ekstermitas bawah 5.

5 5

5 5

a. Aktifitas Harian
- Makan : Tn.B.A tidak terpasang NGT dan Pemenuhan Makan dan Minum
dilakukan sendiri.
- Mandi : Tn. B.A Terbaring di tempat tidur, akses kekamar mandi sendiri.
- Pakaian : Pakaian Tn. B.A tampak bersih
- Kerapihan : Tn. B.A Tampak Rapih
- Buang Air Besar : Tn. B.A bab di toilet
- Buang Air Kecil : Tn. B.A bak ditoilet.
- Mobilisasi di tempat tidur : tidak dibantu orang ( mobilisasi tidak dibatasi)
b. Postur Tubuh : Tubuh Tn.B.A tampak tegap, postur tubuh ideal, Kepala,
pundak, tulang belakang, pinggang, lutut dan pergelangan kaki di garis lurus.
c. Gaya Jalan : gaya jalan tampak tegak.
d. Anggota gerak yang catat : Tn. B.A. tidak memiliki anggota tubuh yang
cacat.
e. Fiksasi : Tn. B.A tidak difiksasi karena Tn. B.A. Kooperatif.
f. Tracheastomi : Tn.B.A. tidak dilakukan tindakan tracheastomi
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tekanan Darah : 120/80 MmHg
Kesimpulan : Tekanan darah pasien dalam rentang normal.
b. Hr : 80 x/Menit
c. Kulit : tidak tampak pucat, dan teraba hangat.
d. JVP : < 2 cmH2O
Kesimpulan : Tidak ada pembesaran Vena Jugularis
e. Perfusi pembuluh kapiler kuku : CRT <3 detik Thoraks dan Pernapasan
Inspeksi :
Bentuk Thoraks : normal, simetris ,tampak pada dinding thorax kanan
terdapat luka dengan ukuran 10x10cm ditutup kasa.
Retraksi Intercostal : Tidak Ada
Sianosis : tidak tampak sianosis
Stridor : Tidak terdengar stridor
Palpasi :
Vocal Vermitus : memiliki getaran yang sama
Krepitasi : Tidak ada.
Auskultasi :
Suara Nafas : Terdengar Vesikuler , Ronchi - -
Suara Ucapan : terdengar sama kuat di kedua lapang dada.
Suara tambahan : Ronchi -, Whezing (-)
f. Jantung
- Inspeksi :
Ictus Cordis : tidak tampak
- Palpasi
Ictus Cordis : teraba pada ics 4
- Perkusi :
- Batas Kanan Atas : ICS 2 linea sternalis dekstra : sonor ke pekak
Batas Bawah : ICS 5 midclavikularis sinistra : Pekak
Batas Kanan : ICS ICS 4 parasternal kanan: Pekak
Batas Kiri : ICS 4 linea midclavikularis sinistra: Pekak
- Auskultasi :
Bunyi Jantung II A : dup, reguler dan intensitas kuat
Bunyi Jantung II P : dup, regular dan intensitas kuat
Bunyi Jantung 1 T : lup, reguler dan intensitas kuat
Bunyi Jantung 1 M: lup, reguler dan intensitas kuat
Bunyi Jantung III Irama Gallop : (negatif)
Murmur : tidak ada
g. Tungkai
Atrofi Otot : Tidak ada atrofi otot (-)
Rentang gerak : Positif tidak ada hambatan (hanya mobilisasi dibatasi )
Kaku sendi : Tidak Ada
Nyeri Sendi : Tidak Ada
Fraktur : Tidak Ada
Parase : Tidak Ada
Paralisis : Tidak Ada
5 5
Uji Kekuatan Otot :
5 5
Keterangan:
1. Pada ekstermitas atas 5 dengan kekuatan penuh
2. Pada ekstermitas bawah 5 dengan kekuatan penuh
Reflek Fisiologi : + ( Ada )
Reflek Patologi : (-) Gerakan Involunter
Babinski, Kiri : Tendon Aktif
Kanan : Tendon Aktif
Clubing Jari : (+) bisa di lakukan
Varises tungkai : Tidak tampak varises
h. Columna Vetebralis
a. Inspeksi : Leher Panjang, bahu simetris, tidak ada skoliosis,tidak ada
benjolan
b. Palpasi : tidak ada nyeri pada bone contours, lekukan tulang belakang (+)
c. Kaku kuduk : Tn. B.A. tidak ada kaku kuduk
E. Pola Tidur dan Istrahat
1. Keadaan Sebelum sakit : Tn.B.A. mengatakan sebelum sakit tidak ada gangguan
pola tidurnya . Tn.B.A biasa tidur 7-8 jam sehari.
2. Keadaan Sejak Sakit : Tn. B.A. mengatakan tidurnya tidak terganggu selama
sakit, waktu tidur sehari 6-7 jam.
3. Observasi : Tn.B.A. ekspresi wajah tidak mengantuk , palpebra inferior berwarna
gelap : Negatif.

F. Pola Persepsi Kognitif dan persepsi sensori


1. Keadaan Sebelum sakit : Tn.B.A. mengatakan sebelum sakit kepikiran kalau
benjolan yang awalnya kecil bisa menjadi luka besar.
2. Keadaan Saat Sakit : Tn.B.A. tampak khawatir dengan kondisinya saat ini untuk
persiapan tindakan operasi.Selama sakit Tn.B.A. mengatakan merasa nyeri yang
hilang muncul pada daerah dinding dada kanan. pada penilaian PQRST :
P: luka
Q: Tn. B.A. mengatakan Nyeri seperti di tertikam
R: Tn. B.A. mengatakan nyeri pada dinding dada kanan.
S: Tn. B.A. ketika ditanya skala nyeri 1-10 Tn.B.A. mengatakan nyeri 4
T: + 5 menit.
G. Pola Persepsi dan Konsep diri
1. Keadaan Sebelum Sakit : Tn.B.A. dan Keluarga mengatakaan mereka tidak
merasa malu dengan kondisi kesehatan Tn. B.A. dan mereka sudah menerima
dengan lapang dada tentang kondisi penyakitnya dan Keluarga mengatakan
mereka siap untuk merawat Tn. B.A.
2. Keadaan sejak saat sakit : Tn.B.A. tidak merasa malu dengan kondisi
kesehatannya saat ini danTn.B.A. dan Keluarga berharap untuk cepat sembuh dan
bisa pulang kerumah.
3. Observasi : Tn. B.A. tampak cemas , dan selalu berharap untuk cepat sembuh.
a) Kontak Mata: Selalu kontak mata saat di kaji
b) Rentang perhatian : Sangat kooperatif dan berusaha terbuka untuk
menceritakan kondisinya.
c) Suara dan cara bicara : Suaranya terdengar jelas.
d) Postur tubuh : tidak ada kelaianan.
4. Pemeriksaan fisik
a) Kelainan bawaan yang nyata : Tn. B.A. tidak ada kelaianan bawaan
b) Bentuk / Postur tubuh : Tidak ada kelaianan/ normal
c) Kulit : Warna putih, turgor kulit tampak elastis.
H. Pola Peran dan Hubungan Sesama
1. Keadaan sebelum sakit : Tn.B.A. dan keluarga mengatakan mereka selalu
berhubungan baik dengan tetangga sekitar dan selalu aktif kegiatan di kelompok .
2. Keadaan sejak sakit : Tn. B.A. mengatakan selalu berhubungan baik dengan
pasien dalam satu ruangan dan saling bercerita dan bahkan saling membantu
ketika ada butuh bantuan sesama keluarga pasien.
3. Observasi : Tn.B.A. dan keluarga berhubungan baik dan selalu berkomunikasi
dua arah dan sangat baik dengan dokter dan perawat ruangan dan Tn. B.A.
ditempatkan di ruangan Angsoka 1 kamar 106 bad 4.

I. Pola Reproduksi dan Seksualitas


1. Keadaan sebelum sakit : Tn.B.A. mengatakan tidak ada masalah dengan organ
reproduksinya dan memiliki 5 orang anak. Dan Tn.B.A. mengatakan tidak ada
masalah dengan pola seksualitas dengan istrinya.
J. Keadaan Sejak Sakit : Tn.B.A. mengatakan dapat dilakukan sendiri untuk
membersihkan organ reproduksinya karena dapat beraktifitas seperti biasa .
K. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap stress
1. Keadaan sebelum sakit : Tn.B.A. mengatakan sebelum sakit ketika mereka
memiliki masalah dalam keluarga mereka selalu menyelsaikan secara
kekeluargaan dengan komunikasi dua arah dan selalu mengambil keputusan atas
keputusan bersama.
2. Keadaan saat sakit : Tn.B.A. merasa khawatir dengan kondisinya dan keluarga
selalu mensuport dan memotifasi Tn. B.A. dan untuk pengambilan keputusan
selama sakit Tn. B.A. mengatakan atas kesepakatan keluarga.
L. Pola Sistem Nilai Kepercayaan
1. Keadaan sebelum sakit : Tn.B.A. mengatakan selalu berdoa ke gereja setiap hari.
2. Keadaan Sejak Sakit : Tn.B.A. mengatakan dia pasrah dengan kondisinya dan
berserah diri kepada Tuhan
3. Observasi : Tn.B.A. Tampak sebagai orang beriman karena saat berbicara
kepercayaannya Tn. B.A. Tampak tenang dan sangat terbuka.
V. Uji Saraf Kranial
1. Nervus Olfaktori : Pada pemeriksaan fungsi saraf sensorik untuk penciumanan,
Tn. B.A. bisa membedakan aroma minyak kayu putih.
2. Nervus Optikus : Pada pemeriksaan fungsi saraf sensorik untuk penglihatan, Tn.
B.A. lapang pandang pada mata kanan tampak baik. sedangkan pada mata kiri
( mata kiri pasien masih ditutup perban).
3. Nervus Okulo Motoris : Pada pemeriksaan fungsi saraf motorik untuk mengangkat
kelopak mata keatas, konstriksi pupil dan sebagian gerakan ekstraokuler ( pada
mata kiri pasien tidak diperiksa karena di tutup perban), Tn. B.A. Pada
pemeriksaan mata kanan putaran bola mata mengikuti arahan perawat, reflek pupil
isokor dan inspeksi kelopak mata sedangkan mata kiri di tutup perban.
Nervus trocklearis : Pada pemeriksaan fungsi saraf motorik, gerakan mata
kebawah dan kedalam pada Tn. B.A. tidak ada kelaianan.
4. Nervus Trigeminus : Pada pemeriksaan fungsi saraf motorik, gerakan mengunyah
, sensasi wajah , lidah dan gigi, reflek kornea dan reflek kedip. Tn.B.A. dapat
menggerakan rahang kesemua sisi, Tn. B.A. dapat memejamkan mata.
5. Nervus Fasialis : Pada pemeriksaan fungsi saraf motorik untuk ekspresi wajah ,
Tn. B.A. dapat senyum, mengangkat alis mata, menutup kelopak mata dan bisa
membedakan manis gula dan pahit kopi.
6. Nervus Vestibulocochlearis , fungsi saraf sensori pendengaran dan keseimbangan,
Tn. B.A. tidak mengalami penurunan pendengaran
7. Nervus Glasofaringeus : Pada Tn.B.A. dapat membedakan rasa manis gula, dan
pahit kopi
8. Nervus Vagus Tn. B.A. dapat menelan dan tidak ada penurunan fungsi menelan
9. Nervus Asesoris : Tn.B.A. dapat menggerakan bahu dan melawan tahanan
10. Nervus Hipoglosus : Tn.B.A. dapat menjulurkan lidah dan menggerakan dari sisi
ke sisi ( Kiri dan Kanan ).

V. Pemeriksaan Penunjang ( tanggal 06 juni 2022)

NO JENIS HASIL SATUAN NILAI NORMAL


PEMERIKSAAN
DARAH LENGKAP
1 WBC 8,9 10e3/uL 4,1-11,0
2 NEU 76,00 % 47-80
2 LYM 17,70 % 13-40
3 MONO 5,70 % 2,0-11,0
4 EOS 0,50 % 0,0-5,0
5 BASO 0,10 % 0,0- 2,0
6 RBC 5,43 10e6/uL 4,5-5,9
7 HGB 16,10 g / dl 13,5-17,5
8 HCT 45,40 % 41,0-53,0
9 MCHC 35,50 g/dL 31-36
10 MCH 29,40 pg 26,0-34,0
11 RDW 12,60 % 11,6- 14,8
12 PLT 211,00 10e3/ul 150-440
13 MPV 950 fL 6,80-10,0
14 NLR 4,29 < =3,13
Pemeriksaan tgl 30 Mei 2022
15 BUN 8,0 Mg/dL 8,00-23,00
16 CREATININ 1,1 Mg/dL 0,72-1,25
17 e-LFG 109,24 >= 90

VI. TERAPI OBAT


1. Amlodipin
Golongan obat : golongan calcium channel blocker
Dosis untuk pasien bersangkutan : 1 x 10 mg
Efek samping obat : Pembengkakan di kaki atau pergelangan kaki, Kelelahan
atau rasa kantuk yang berlebihan, Nyeri pada perut, Mual, Pusing, Sensasi
panas atau hangat pada wajah, Denyut jantung tidak teratur (aritmia) atau
denyut jantung sangat cepat (palpitasi), Gerakan otot yang tidak normal,
Tremor.

B. ANALISA DATA

ETIOLOGI
NO DATA FOKUS (DS, DO) MASALAH (P)
(E)
DS : Tn.B.A. mengatakan khawatir
akan tindakan operasi yang
direncanakan.
DO :
- Pasien tampak gelisah
Kurang terpapar
1 - Pasien bertanya-tanya akan Ansietas
informasi.
rencana tindakan operasi.
- Ttv : TD : 120/80mmhg
N: 80x/mnt
RR: 16x/mnt

2 Ds : Nyeri Cedera fisilogis


- Pasien mengatakan nyeri pada dinding akut

dada.
P : luka
Q: nyeri seperti tertikam
R: dinding dada kanan
S: skala nyeri 4
T: nyeri hilang muncul dengan lama
±5 menit
DO :

-Tampak luka pada dinding kanan


Ditutup kasa
-Pasien tampak meringis kesakitan
Ketika nyeri muncul
-Ttv: Td: 120/80mmhg,N: 80x/mnt
RR: 16x/mnt

Ds : -
DO :
- Tampak luka ditutup
kasa dengan luas Gangguan
4 10x10cm pada dinding integritas kulit
dada kanan.
- Tidak terdapat nanah
pada luka.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan agen pencedera fisik di tandai dengan
Ds : Pasien mengatakan merasa nyeri pada mata kiri bawah yang
dioperasi.
P : Post Op wide eksisi + maxilectomi + rekontruksi
Q : seperti ditekan
R : mata kiri bawah
S:4
T : ± 5 menit.
DO : TD : 130/80mmHg, pasien tampak cemas dengan hasil
operasi.
2. Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan pembedahan
dibuktikan dengan DO : telah dilakukan operasi pada benjolan
mata kiri, adanya bercak merah pada perban.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
dibuktikan dengan DS : Tn. G.J mengatakan terkadang merasa
nyeri pada luka operasi.
DO : terdapat luka post op hari pertama, mata kiri pasien di
perban, TTV : Tekanan darah : 130/80MmHg, Suhu: 36,50C., RR:
16 x/mnt, Nadi : 90 x/mnt, Spo2: 99%.

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi (SIKI)
keperawatan
nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 Observasi
dengan agen jam, diharapkan tingkat nyeri 1. identifikasi
pencedera fisik menurun. dengan kriteria lokasi,
hasil : karakteristik,
1. keluhan nyeri durasi
menurun 2. identifikasi skala
2. tekanan darah nyeri
membaik (120- 3. identifikasi
130/80-90mmHg). pengetahuan dan
keyakinan
1. tentang nyeri
4. monitor efek
samping
penggunaan
analgesik.
Terapeutik
5. berikan teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri.
6. kontrol
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri.
7. fasilitas istirahat
dan tidur.
Edukasi
8. jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
9. jelaskan strategi
meredakan nyeri
10. anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
11. anjurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat.
Kolaborasi
12. kolaborasi
pemberian
analgesik.
resiko perdarahan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 perdarahan
dengan tindakan jam, diharapkan tingkat Observasi
pembedahan perdarahan menurun. dengan 1. monitor tanda
kriteria hasil : dan gejala
1. perdarahan pasca perdarahan
operasi menurun 2. monitor tanda –
2. tekanan darah tanda vital
membaik (120- ortostatik
130/80-90mmHg). terapeutik
3. batasi tindakan
insavif
edukasi
4. jelaskan tanda
dan gejala
perdarahan
5. anjurkan
meningkatkan
asupan makanan
dan vitamin K
6. anjurkan segera
melapor jika
terjadi
perdarahan.
Kolaborasi
7. kolaborasi
pemberian obat
pengontrol
perdarahan, jika
perlu
Resiko infeksi setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 Observasi
dengan efek jam, diharapkan tingkat 1. monitor tanda
prosedur invasif. infeksi menurun. dengan dan gejala
kriteria hasil : infeksi lokal dan
1. kemerahan sistemik
menurun Terapeutik
2. nyeri menurun 2. batasi jumlah
pengunjung
3. berikan
perawatan kulit
pada daerah luka
operasi
4. cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien
dan lingkungan
pasien
5. pertahankan
teknik aseptik
pada pasien
berisiko tinggi.
Edukasi
6. jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
7. ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
8. ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka atau
luka operasi.
9. anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
10. anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
kolaborasi
11. kolaborasi
pemberian
imunisasi.

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
no. waktu Tindakan keperawatan Respon pasien (S,O) Tanda
diagnosa tangan
1 31/05/202 1. mengidentifikasi S : Pasien mengatakan RDP
2 lokasi, karakteristik, merasa nyeri pada mata
08.30 durasi kiri bawah yang
2. mengidentifikasi dioperasi.
skala nyeri P : Post Op wide eksisi +
3. mengidentifikasi maxilectomi +
08.50 pengetahuan dan rekontruksi
keyakinan tentang Q : seperti ditekan
nyeri R : mata kiri bawah
4. memonitor efek S : 4
09.00 samping T : ± 5 menit.
penggunaan O : TD : 130/80mmHg.
analgesik.
5. memberikan teknik
09.30 nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri.
6. mengontrol
10.00 lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri.
7. memfasilitas
10.30 istirahat dan tidur.
8. menjelaskan
11.30 penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
9. menjelaskan strategi
meredakan nyeri
10. menganjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
11. menganjurkan
12.00 menggunakan
analgesik secara
tepat.
melayani pemberian
paracetamol 3 x
500mg, amlodipin 1
x 10 mg
2 31/05/202 1. memonitor tanda S : - RDP
2 dan gejala O : telah dilakukan
08.30 perdarahan operasi pada benjolan
2. memonitor tanda – mata kiri, adanya bercak
09.00 tanda vital ortostatik merah pada perban.
3. membatasi tindakan
09.10 insavif
4. menjelaskan tanda
10.00 dan gejala
perdarahan
5. menganjurkan
10.10 meningkatkan
asupan makanan dan
vitamin K
6. menganjurkan
10.20 segera melapor jika
terjadi perdarahan.
7. melayani pemberian
12.00 obat asam
traneksamat 2 amp.

3 31/05/202 1. memonitor tanda S : Tn. G.J mengatakan RDP


2 dan gejala infeksi terkadang merasa nyeri
08.30 lokal dan sistemik pada luka operasi.
2. membatasi jumlah O : terdapat luka post op
09.00 pengunjung hari pertama, mata kiri
3. memberikan pasien di perban, TTV :
09.10 perawatan kulit pada Tekanan darah :
daerah luka operasi 130/80MmHg, Suhu:
4. mencuci tangan 36,50C., RR: 16 x/mnt,
sebelum dan Nadi : 90 x/mnt, Spo2:
10.00 sesudah kontak 99%.
dengan pasien dan
lingkungan pasien
5. mempertahankan
10.10 teknik aseptik pada
pasien berisiko
tinggi.
6. menjelaskan tanda
10.20 dan gejala infeksi
7. mengajarkan cara
10.30 mencuci tangan
dengan benar
8. mengajarkan cara
10.40 memeriksa kondisi
luka atau luka
operasi.
9. menganjurkan
11.00 meningkatkan
asupan nutrisi
10. menganjurkan
11.10 meningkatkan
asupan cairan
11. melayani pemberian
12.00 paracetamol 3 x
500mg, salep
gentamisin 3x1,
optiflox 6x1.
1. 01/06/202 1. mengidentifikasi S : Pasien mengatakan RDP
2 lokasi, karakteristik, merasa nyeri pada mata
08.30 durasi kiri bawah yang
2. mengidentifikasi dioperasi.
skala nyeri P : Post Op wide eksisi +
3. mengidentifikasi maxilectomi +
08.50 pengetahuan dan rekontruksi
keyakinan tentang Q : seperti ditekan
nyeri R : mata kiri bawah
4. memonitor efek S : 3
09.00 samping T : ± 5 menit.
penggunaan O : TD : 130/100mmHg
analgesik.
5. memberikan teknik
09.30 nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri.
6. mengontrol
lingkungan yang
10.00 memperberat rasa
nyeri.
7. memfasilitas
istirahat dan tidur.
8. menjelaskan
10.30 penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
11.30 9. menjelaskan strategi
meredakan nyeri
10. menganjurkan
11.50 memonitor nyeri
secara mandiri
11. menganjurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat.
12. melayani pemberian
paracetamol 3 x
12.00 500mg, amlodipin 1
x 10 mg
2. 01/06/202 1. memonitor tanda S : - RDP
2 dan gejala O : telah dilakukan
08.30 perdarahan operasi pada benjolan
2. memonitor tanda – mata kiri, tidak adanya
09.00 tanda vital ortostatik bercak merah pada
3. membatasi tindakan perban.
09.10 insavif
4. menjelaskan tanda
dan gejala
10.00 perdarahan
5. menganjurkan
meningkatkan
10.10 asupan makanan dan
vitamin K
6. menganjurkan
segera melapor jika
10.20 terjadi perdarahan.
7. melayani pemberian
obat asam
12.00 traneksamat 2 amp.

3. 01/06/202 1. memonitor tanda S : Tn. G.J mengatakan RDP


2 dan gejala infeksi terkadang merasa nyeri
08.30 lokal dan sistemik pada luka operasi.
2. membatasi jumlah O : terdapat luka post op
09.00 pengunjung hari kedua, mata kiri
3. memberikan pasien di perban, TTV :
09.10 perawatan kulit pada Tekanan darah :
daerah luka operasi 130/100MmHg, Suhu:
4. mencuci tangan 36,70C., RR: 15 x/mnt,
sebelum dan Nadi : 93 x/mnt, Spo2:
10.00 sesudah kontak 100%.
dengan pasien dan
lingkungan pasien
5. mempertahankan
10.10 teknik aseptik pada
pasien berisiko
tinggi.
6. menjelaskan tanda
10.20 dan gejala infeksi
7. mengaajarkan cara
10.30 mencuci tangan
dengan benar
8. mengajarkan cara
10.40 memeriksa kondisi
luka atau luka
operasi.
9. menganjurkan
11.00 meningkatkan
asupan nutrisi
10. menganjurkan
11.10 meningkatkan
asupan cairan
11. melayani pemberian
12.00 paracetamol 3 x
500mg, salep
gentamisin 3x1,
optiflox 6x1.
1. 02/06/202 1. mengidentifikasi S : Tn. G.J mengatakan RDP
2 lokasi, karakteristik, nyeri berkurang pada
08.30 durasi luka operasi.
2. mengidentifikasi O : terdapat luka post op
skala nyeri hari ketiga, mata kiri
3. mengidentifikasi pasien di perban, TTV :
08.50 pengetahuan dan Tekanan darah :
keyakinan tentang 120/90MmHg, Suhu:
nyeri 360C., RR: 15 x/mnt,
4. memonitor efek Nadi : 90 x/mnt, Spo2:
samping 100%.
09.00 penggunaan
analgesik.
5. memberikan teknik
nonfarmakologis
09.30 untuk mengurangi
rasa nyeri.
6. mengontrol
lingkungan yang
10.00 memperberat rasa
nyeri.
7. memfasilitas
istirahat dan tidur.
8. menjelaskan
10.30 penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
11.30 9. menjelaskan strategi
meredakan nyeri
10. menganjurkan
11.50 memonitor nyeri
secara mandiri
11. menganjurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat.
12. melayani pemberian
paracetamol 3 x
12.00 500mg, amlodipin 1
x 10 mg
2. 02/06/202 1. memonitor tanda S : - RDP
2 dan gejala
08.30 perdarahan O : telah dilakukan
2. memonitor tanda – operasi pada benjolan
09.00 tanda vital ortostatik mata kiri, tidak adanya
3. membatasi tindakan tanda perdarahan pada
09.10 insavif perban.
4. menjelaskan tanda
10.00 dan gejala
perdarahan
5. menganjurkan
10.10 meningkatkan
asupan makanan dan
vitamin K
6. menganjurkan
10.20 segera melapor jika
terjadi perdarahan.
7. melayani pemberian
12.00 obat asam
traneksamat 2 amp.
3. 02/06/202 1. memonitor tanda S : Tn. G.J mengatakan RDP
2 dan gejala infeksi nyeri berkurang pada
08.30 lokal dan sistemik luka operasi.
2. membatasi jumlah O : terdapat luka post op
09.00 pengunjung hari ketiga, mata kiri
3. memberikan pasien di perban, TTV :
09.10 perawatan kulit pada Tekanan darah :
daerah luka operasi 120/90MmHg, Suhu:
4. mencuci tangan 360C., RR: 15 x/mnt,
sebelum dan Nadi : 90 x/mnt, Spo2:
sesudah kontak
10.00 dengan pasien dan 100%.
lingkungan pasien
5. mempertahankan
teknik aseptik pada
10.10 pasien berisiko
tinggi.
6. menjelaskan tanda
dan gejala infeksi
10.20 7. mengaajarkan cara
mencuci tangan
10.30 dengan benar
8. mengajarkan cara
memeriksa kondisi
10.40 luka atau luka
operasi.
9. menganjurkan
meningkatkan
11.00 asupan nutrisi
10. menganjurkan
meningkatkan
11.10 asupan cairan.
11. melayani pemberian
paracetamol 3 x
12.00 500mg, salep
gentamisin 3x1,
optiflox 6x1.

F. EVALUASI KEPERAWATAN
No. Waktu Respon perkembangan (SOAP) Tanda
diagnosa tangan
1 31/05/2022 S : Pasien mengatakan merasa nyeri pada RDP
13.00 mata kiri bawah yang dioperasi.
P : Post Op wide eksisi + maxilectomi +
rekontruksi
Q : seperti ditekan
R : mata kiri bawah
S:4
T : ± 5 menit.
O : TD : 130/80mmHg.
A : masalah belum teratasi
P : manajemen nyeri di lanjutkan
2 31/05/2022 S:- RDP
13.00 O : telah dilakukan operasi pada benjolan
mata kiri, adanya bercak merah pada perban.
A : masalah belum teratasi
P : pencegahan pendarahan dilanjutkan.
3 31/05/2022 S : Tn. G.J mengatakan terkadang merasa RDP
13.00 nyeri pada luka operasi.
O : terdapat luka post op hari pertama, mata
kiri pasien di perban, TTV : Tekanan darah :
130/80MmHg, Suhu: 36,50C., RR: 16 x/mnt,
Nadi : 90 x/mnt, Spo2: 99%.
A : masalah belum teratasi
P : pencegahan infeksi dilanjutkan

1 01/06/2022 S : Pasien mengatakan merasa nyeri pada RDP


13.00 mata kiri bawah yang dioperasi.
P : Post Op wide eksisi + maxilectomi +
rekontruksi
Q : seperti ditekan
R : mata kiri bawah
S:3
T : ± 5 menit.
O : TD : 130/100mmHg
A : masalah teratasi sebagian
P : manajemen nyeri dilanjutkan
2 01/06/2022 S:- RDP
13.00 O : telah dilakukan operasi pada benjolan
mata kiri, tidak adanya bercak merah pada
perban.
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
3 01/06/2022 S : Tn. G.J mengatakan terkadang merasa RDP
nyeri pada luka operasi.
O : terdapat luka post op hari kedua, mata kiri
pasien di perban, TTV : Tekanan darah :
130/100MmHg, Suhu: 36,70C., RR: 15 x/mnt,
Nadi : 93 x/mnt, Spo2: 100%.
A : masalah belum teratasi
P : pencegahan infeksi dilanjutkan
1 02/06/2022 S : Tn. G.J mengatakan nyeri berkurang pada RDP
13.00 luka operasi.
O : terdapat luka post op hari ketiga, mata kiri
pasien di perban, TTV : Tekanan darah :
120/90MmHg, Suhu: 360C., RR: 15 x/mnt,
Nadi : 90 x/mnt, Spo2: 100%.
A : masalah teratasi
P : manajemen nyeri dihentikan
2 02/06/2022 S:- RDP
13.00 O : telah dilakukan operasi pada benjolan
mata kiri, tidak adanya tanda perdarahan
pada perban.
A : masalah teratasi
P : pencegahan perdarahan dihentikan
3 02/06/2021 S : Tn. G.J mengatakan nyeri berkurang pada RDP
13.00 luka operasi.
O : terdapat luka post op hari ketiga, mata kiri
pasien di perban, TTV : Tekanan darah :
120/90MmHg, Suhu: 360C., RR: 15 x/mnt,
Nadi : 90 x/mnt, Spo2: 100%.
A : masalah teratasi
P : pencegahan infeksi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai