Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien, dokter, perawat,
bidan maupun masyarakat pada umunya. Kehamilan kembar memberiakan
dampak meningkatnya morbiditas dan mortalitas, karena itu mempertimbangkan
kehamilan kembar sebagai kehamilan dengan komplikasi bukanlah hal yang
berlebihan. Berbagai komplikasi lebih sering ditemukan pada kehamilan kembar
baik terhadap ibu maupun janin yang berada dalam kandungan. Ada pun
komplikasi kehamilan kembar yaitu BBLR, prematur.1
Frekuensi kehamilan kembar mengikuti rumus dari Hellin yaitu 1:89 untuk
hamil kembar, triple 1:892 sedangkan kuadruplet 1:893. Faktor yang dapat
meningkatkan kemungkinan hamil kembaradalah faktor ras, keturunan, umur dan
paritas ibu.6
Insidens anak kembar di Inggris adalah 1 dalam 80 kehamilan walaupun
pada beberapa keadaan salah satu dari kembar tersebut dapat mengalami abortus
pada awal kehamilan, sedangkan yang lain mencapai aterm/cukup umur.
Faktor yang berhubungan dengan kehamilan kembar yaitu usia, pada wanita
20 tahun tanpa riwayat kelahiran anak sebelumnya terjadi 1 : 3 dari kehamilan ,
bila dibandingkan dengan wanita yg berusia diantara 35 sampai 40 tahun terjadi 1
: 2 kehamilan . Bisa juga terjadi jika makin tua umur makin tinggi angka kejadian
kehamilan kembar dan menurun lagi setelah berumur 40 tahun.8

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Defenisi Kehamilan Kembar

Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang
ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu
besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan
pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin.1

2. Epidemiologi
Menurut penelitian greulich (1930), pada 121 juta persalinan didapatkan
angka kejadian kehamilan ganda, yaitu gemeli 1:85, triplet 1:7.629, quadruplet
1:670.743, dan quintruplet 1:41.600.000.
Paritas, pada primipara 9,8 per 1000 dan pada multipara (oktipara) naik jadi
18,9 per 1000 persalinan.8

3. Etiologi Kehamilan Kembar


kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa lebih banyak pada ras
hitam, peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur.
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon
gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih
dari dua.
c. Faktor keturunan.
d. Faktor yang lain belum diketahui.

4. Patofisiologi
kehamilan kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal
dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah

2
kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua
telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua
sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar
monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa
pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.6
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 –72 jam, 4 –
8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi
diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim
punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap
dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah
satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya,
perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput
ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah
dengan baik. Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan
satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar.
Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi
berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja
yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan
sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor
yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak
sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi,
kurang gizi, dan masalah lingkungan.6
Pada kehamilan trimester II, korionisitas kehamilan kembar dapat diketahui
dengan memeriksa jenis kelamin kedua janin, jumlah plasenta dan sekat pemisah
kedua janin. Bila jenis kelamin berbeda atau terdapat 2 plasenta yang letaknya
terpisah menunjukan kehamilan kembar DK-DA, akan tetapi jika dijumpai
keadaan yang sebaliknya berati kehamilan kembar MK, pada kehamilan kembar
DK sekat pemisah terlihat tebal (terdiri atas 2 lapisan amnion dan 2 lapisan
karion), sedangkan pada kembar MK-DA, sekat pemisah terlihat tipis (hanya

3
terdiri atas 2 lapisan amnion). Sekat pemisah pada kembar MK-DA seringkali
sangat tipis sehingga sulit diidentifikasi. 5

Gambar 1. Proses Kehamilan Kembar.13

5. Klasifikasi Kehamilan Kembar


Kehamilan kembar bisa berasal dari 2 buah ovum yang dibuahi, disebut
kembar dizigotik (DZ) atau tidak identik, atau dari sebuah ovum yang dibuahi dan
kemudian membelah menjadi 2 bagian yang masing-masing berkembang menjadi
mudigah disebut kembar monozigotik (MZ) atau identik.
Sekitar 70% kehamilan kembar merupakan kembar DZ, sedangkan 30%
lainnya kembar MZ. berdasarkan korionisitas dan amnionisitas, kembar DZ pasti
merupakan kembar dikorionik-diamniotik (DK-DA), sedangkan kembar MZ bisa
berupa (DK-DA), monokorionik-diamniotik (MK-DA), monokorionik-
monoamniotik (MK-MA). Jenis korionisitas dan amnionisitas kehamilan kembar
akan sangat berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas hasil konsepsi.

4
Jenis korionisitas dan amnionisitas kehamilan kembar paling mudah
diketahui pada kehamilan trimester I. Sampai kehamilan 10 minggu, bila terlihat 2
kantung gestasi yang masing-masing berisi mudigah hidup, maka kehamilan
kembar tergolong DK-DA. Bila hanya terlihat satu kantung gestasi yang berisi 2
mudigah hidup maka kehamilan kembar tergolong MK. Bila pada kembar MK
terlihat 2 kantong amnion yang saling terpisah dan masing-masing berisi mudigah
hidup kehamilan kembar tergolong MK-DA, dan bila hanya terlihat 1 kantung
amnion yang berisi 2 mudigah hidup, kehamilan kembar tergolong MK-MA.
Pemeriksaan yolk sac juga berguna untuk menentukan amnionisitas kembar MK.
Pada kembar MK-DA terlihat 2 yolk sac didalam kantung gestasi, sedangkan pada
kembar MK-MA hanya terlihat 1 yolk sac. 5

Gambar 2. Kehamilan Kembar.12

Ciri-ciri yang lain yang tercantum di buku Patologi Kebidanan:


1. Kehamilan Monozigotik ciri-cirinya yaitu :
a. Jenis kelamin sama.
b. Rupanya sama (seperti bayangan).
c. Sebagian hamil ganda dalam bentuk :

5
 2 amnion, 2 korion, 2 plasenta.
 2 amnion, 2 korion, 1 plasenta.
 2 amnion, 1 korion, 1 plasenta.
d. Pada kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti
kembar siam.
e. Insiden kelainan malformasi tinggi pada kehamilan ganda
monozigotik.
2. Kehamilan Dizigotik ciri-cirinya :
a. Jenis kelamin dapat sama atau berbeda.
b. Persamaan seperti adik-kakak.
c. Golongan darah tidak sama.
d. Cap tangan dan kaki tidak sama.
e. Sebagian hamil ganda dalam bentuk :
 2 amnion, 2 korion, 2 plasenta
 2 amnion, 2 korion, 1 plasenta.9

Gambar 3. Jenis-jenis Kehamilan Kembar.10

6
6. Tanda dan Gejala Kehamilan Kembar
Tanda dan gejala pada kehamilan kembar adalah sebagai berikut:
a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan melewati batas normal
dan seringkali partus prematur. Usia kehamilan makin pendek dan makin
banyaknya janin pada kehamilan kembar.
b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat
c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar
d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda
(nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan meningkat jika
keluarga memiliki riwayat kehamilan kembar
e. Penggunaan stimulator ovulasi
f. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah
sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
g. Frekuensi hidramnion kira-kira 10 kali lebih besar pada kehamilan kembar
daripada kehamilan tunggal.
h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada
kehamilan kembar.
i. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering
kencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.

7. Diagnosis Kehamilan Kembar


1. Anamnesa
a. Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya
kehamilan.
b. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil.
c. Uterus terasa lebih cepat membesar.
d. Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar.
2. Inspeksi dan palpasi
a. Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus lebih besar
dan lebih cepat tumbuhnya dari biasa.
b. Gerakan-gerakan janin terasa lebih sering.

7
c. Bagian-bagian kecil teraba lebih banyak.
d. Teraba ada 3 bagian besar janin.
e. Teraba ada 2 balotemen.
3. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan
dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau lebih bila
dihitung bersamaan terdapat selisih 10.
4. Rontgen foto abdomen yaitu tampak gambaran 2 janin.
5. Ultrasonografi Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut yang
telah dapat ditentukan pada trimester I.
6. Elektrokardiogram total.
Terdapat gambaran dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
7. Reaksi kehamilan.
Karena ada kehamilan kembar umumnya plasenta besar atau ada 2
plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan
bisa positif, kadang-kadang sampai 1/200. diagnosa baru diketahui setelah
bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu janin lagi
dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan
hidramnion dan toksemia gravidarum.7

8. Letak pada Presentasi Janin


Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua
janin. Begitulah letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir,
misalnya dari letak lintang berubah jadi letak sunsang atau letak kepala berbagai
kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi yang paling sering di jumpai
adalah:
1. Kedua janin dalam letak membujur presentasi kepala (44,47%)
2. Letak membujur presentasi kepala bokong (37-38%)
3. Keduanya presentasi bokong (8-10%)
4. Letak lintang dan presentasi kepala (3-3,4%)
5. Letak lintang dan presentasi bokong (1, 3-2%)

8
6. Dua-duanya letak bokong (0,2-0,6%)
7. Letak dan presentasi “69” adalah letak yang berbahaya, karena dapat
terjadi kunci-mengunci (interlocking).8

9. Penanganan Dalam Kehamilan


1. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan
pemeriksaan ulang bagus lebih sering (1x seminggu pada kehamilan
lebih 32 minggu)
2. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalan jauh sebaiknya
dihindari, karena akan merangsang partus prematur.
3. Pemakaian korset gonta yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya
terasa lebih ruang.
4. Pemeriksaan darah lengkap, Hb dan glukogen darah.8

10. Penanganan Dalam Persalinan


1. Bila anak pertama letak mebujur, kala I diawasi seperti biasa, ditolong
seperti biasa dengan episiotomi mediolateralis.
2. Setelah itu baru waspada lakukan pemeriksaan luar, periksa dalam untuk
menetukan keadaan anak kedua, tunggu sambil memeriksa tekanan darah
dan lain-lain.
3. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak kedua letak
membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak
mengalir deraskeluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak kedua seperti
biasa.
4. Waspada kemungkinan perdarahan postpartum, maka sebaiknya pasang
infus profilaksis.
5. Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi
prolaps tali pusat dan solusi plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara
operatif obstetri:

9
 Pada letak lintang coba versi luar dulu, atau lahir dengan cara versi
dan ekstraksi
 Pada letak kepala, persalinan dipercepat dengan ekstraksi vakum atau
forseps.
 Pada letak bokong atau kaki, ekstraksi bokong atau kaki.
6. Indiksai secsio seesaria hanya pada:
 Janin pertama letak lintang.
 Bila terjadi prolaps tali pusat.
 Plasenta previa.
 Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak pertama letak
sunsang dan anak kedua letak kepala.
7. Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan
postpartum: berikan suntikan sinto-metri yaitu 10 satuan sintosinan
tambah 0,2 mg methergin intravena.8

11. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada kehamilan kembar diantaranya
Monoamnionic twins, Abnormal twinning, Conjoint twins, Fetus in fetu, Vascular
anastomoses between fetuses, acardiac twin, Twin-twin transfusion syndrome. 4

12. Prognosis
Korionisitas kehamilan kembar sangat menentukan prognosis. Kehamilan
kembar monokorionik akan mengalami resiko kelainan yang jauh lebih tinggi jika
dibandingkan kembar dikorionik, seperti sindrom transfusi antar janin (Twin-twin
transfusion syndrome) dan kembar akardiak. Pada kembar monoamniotik akan
disertai pula resiko kembar dempet (Conjoint twins) atau sering membelit tali
pusat antar janin. Pada sindrom transfusi antar janin pertumbuhan diantara kedua
janin dapat sangat jaug berbeda. Janin yang tumbuh lebih besar akan disertai
polihidramnion.janin lain yang tumbuh lebih kecil disertai oligohidramnion, dan
letaknya seolah-olah menempel pada dinding uterus (stuck twin). 5

10
BAB III
KESIMPULAN

1. Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang
ada didalam kandungan selama proses kehamilan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah: bangsa lebih banyak pada ras
hitam, peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun, Faktor obat-obat induksi
ovulasi profertil, Faktor keturunan, Faktor yang, lain belum diketahui.
3. kembar DZ pasti merupakan kembar dikorionik-diamniotik (DK-DA),
sedangkan kembar MZ bisa berupa (DK-DA), monokorionik-diamniotik
(MK-DA), monokorionik-monoamniotik (MK-MA).
4. Tanda kehamilan kembar : Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan
umur tuanya kehamilan, Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil,
Uterus terasa lebih cepat membesar, Pernah hamil kembar atau ada riwayat
keturunan kembar.
5. Komplikasi unik: Monoamnionic twins, Abnormal twinning, Conjoint twins,
Fetus in fetu, Vascular anastomoses between fetuses, acardiac twin, Twin-
twin transfusion syndrome.
6. Angka kematian ibu dengan kehamilan ganda 2.5 kali daripada kehamilan
tunggal.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Ilmu kebidanan. In: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T,


editors. 4rd ed. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2014
2. Buku Saku, Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan, Ed pertama, 2013.
3. Cunningham, Leveno et al. 23rdedition Williams Obstetric. Mc Graw-Hill
Companies. United States. 2010.
4. Williams obstetrics. In: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth
JC, Rouse DJ, Spong CY, editors. 23rd ed. Ohio: McGraw-Hill; 2010.
5. Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan, edisi ke-4, Wiknjosastro H, Saifuddin
A, Rachimhadhi T, penyunting, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2014: 254-260
6. Manuaba, I.B.G. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
7. Mochtar rustam. 2012. Sinopsis Obstetri. Jilid I.edisi 3. Jakarta: EGC
8. Mochtar rustam. 2015. Sinopsis Obstetri. Jilid I.edisi 3. Jakarta: EGC
9. Nugroho taufan, 2012. Obstetri Dan Ginekologi. Yogyakarta: Nuha
Medika
10. https://encryptedtbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRWbSgBbN9lT9
xHoiy2JN9aAn4mvMaAG-Z1OGl9-m_NApVJDMFm
11. https://2.bp.blogspot.com/ujRfpqcnGPo/WBR4z_5K6wI/AAAAAAAAA
BQ/5n8wLUaP1K0m8JK8WioTcbgQS1Yi2oZHACEw/s1600/ugbkjn.jpg
12. https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/93/Placentation
.svg/220px-Placentation.svg.png

12

Anda mungkin juga menyukai