Anda di halaman 1dari 28

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2020


UNIVERSITAS PATTIMURA

KEHAMILAN GANDA

Oleh:

Jean Marchit Usmany

NIM : 2018-84-013

Konsulen

dr. Irene Leha, Sp. OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah sebagai tugas kepaniteraan klinik bagian ilmu kesehatan masyarakat dengan
judul “Kehamilan Ganda” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan referat ini telah banyak
pihak yang turut membantu sehingga referat ini dapat diselesaikan dengan baik.
Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
dr. Iren Leha, Sp.OG selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan
memberikan arahan bagi penulis selama penyusunan referat ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan referat


ini, untuk itu kritik dan saran penulis harapkan guna kesempurnaan referat ini
kedepannya. Akhir kata, semoga referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Sekian dan terima kasih.

Ambon, Juni 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Kehamilan ganda merupakan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin

sekaligus, kehamilan ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan

dibuahi atau bila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk

dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal. Kehamilan

kembar berjumlah 2 sampai 4% dari total jumlah kelahiran. Tingkat kehamilan

kembar spontan bervariasi di seluruh dunia dan telah meningkat dalam 30 tahun

terakhir.1,2

Kelahiran multijanin dipengaruhi oleh banyak factor diantaranya ras, usia ibu,

hereditas, nutrisi dan terapi infertilitas. 3,4 Peningkatan luar biasa kehamilan multi

janin ini merupakan masalah kesehatan masyarakat karena para bayi ini lebih kecil

kemungkinan nya untuk bertahan hidup dan lebih sering mengalami kecacatan jangka

panjang akibat kelahiran preterm.1

Gestasi multijanin berisiko tinggi mengalami malformasi janin, dan dapat terjadi

sindrom transfuse kembar ke kembar. Komplikasi ibu juga meningkat, risiko

preeklmasia, perdarahan pasca partum, dan kematian ibu meningkat dua kali lipat

atau lebih. 1,3


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan

sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 9 bulan menurut kalender Internasional. Kehamilan merupakan hal

fisiologis yang terjadi pada seorang wanita. Meskipun demikian, semua jenis

kehamilan memiliki resiko terjadinya komplikasi pada masa persalinan atau bahkan

masa kehamilan itu sendiri.3

Salah satu contoh wanita yang beresiko selama kehamilan adalah wanita yang

hamil kembar. Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih

yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Kehamilan ganda mempunyai

arti yang cukup penting dalam bidang obsestri karena di samping merupakan

fenomena yang menarik, keadaan ini juga termasuk dalam kategori tinggi dalam

kehamilan dan persalinan.3,4,5

Kehamilan kembar bisa berasal dari 2 buah ovum yang dibuahi, disebut kembar

dizigotik (DZ) atau tidak identik; atau dari sebuah ovum yang dibuahi dan kemudian

membelah menjadi 2 bagian yang masing-masing berkembang menjadi mudigah,


disebut kembar monozigotik (MZ) atau identik. Sekitar 70% kehamilan kembar

merupakan kembar DZ; sedangkan 30% lainnya merupakan kembar MZ. 2

2.2 Epidemiologi

Kehamilan kembar berjumlah 2 sampai 4% dari total jumlah kelahiran. Tingkat

kehamilan kembar spontan bervariasi di seluruh dunia. Tingkat prevalensi berkisar

dari kurang dari 8 kehamilan kembar per 1.000 kelahiran di Timur, Asia Tenggara

dan Selatan, India, dan Oseania, 9 – 16 per 1.000 kelahiran di Amerika Serikat dan

Amerika Latin, untuk 17 atau lebih per 1.000 kelahiran di Afrika. Tingkat tertinggi

kehamilan kembar ditemukan di Nigeria dan tingkat terendah terjadi di Jepang.

Perbedaan ini terutama disebabkan oleh kehamilan kembar dizygotic.6

Insiden kembar monozigotik adalah konstan di seluruh dunia, sekitar 4 per 1000

kelahiran. Sekitar dua pertiga kembar adalah dizygotic. Tingkat kelahiran kembar

dizygotic bervariasi oleh ras (10-40 per 1000 kelahiran orang kulit hitam, 7-10 per

1000 kelahiran di kulit putih, dan sekitar 3 per 1000 kelahiran di Asia) dan usia ibu

(yaitu, frekuensi telah meningkat dengan meningkatnya usia ibu ≤ 40 tahun). Angka

kelahiran tertinggi dari kembar dizygotic terjadi di negara Afrika, dan yang terendah

terjadi di Asia. Kelahiran tiga sama alami terjadi di sekitar 1 per 7.000-10000

kelahiran; Kelahiran Quadruplet terjadi secara alami pada sekitar 1 per 600.000

kelahiran.4,5 Tingkat kehamilan kembar telah meningkat dalam 30 tahun terakhir,

terutama di negara berpenghasilan tinggi atau menengah.7


2.3 Etiologi

Kehamilan ganda dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:1,3,5,8

a. Ras/bangsa

Menurut literatur, ras yang berwarna seperti Asia dan Afrika berpeluang lebih besar

mengalami kehamilan ganda ketimbang ras yang berkulit putih atau Eropa. Meski

belum dapat dibuktikan secara empiris, tapi banyak kasus memang terlihat kehamilan

ganda lebih sering dialami kulit berwarna dibandingkan ibu-ibu yang berkulit putih.

b. Usia

Dengan bertambahnya usia, kemungkinan terjadinya kehamilan ganda semakin besar.

Akan tetapi selepas umur 40 tahun, probabilitas akan terjadinya kehamilan ganda

kembali menurun.

c. Hereditas

Hamil kembar biasanya diwariskan secara maternal (garis keturunan ibu). Bila dari

garis keturunan ibu ada yang kembar, maka presentasi melahirkan kehamilan kembar

lebih besar. Namun tidak tertutup kemungkinan garis keturunan ayah bisa

menimbulkan kehamilan kembar. Yang pasti, angka kejadian dari garis maternal

lebih besar dibanding dari garis paternal.

d. Paritas

Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari angka 9,8 per

1000 persalinan untuk primipara frekuensi kehamilan kembar naik sampai 18,8 per

1000 untuk oktipara/multipara.


e. Obat-obatan

Ibu yang memakai obat pemicu ovulasi untuk mematangkan sel telurnya juga ikut

meningkatkan peluang terjadinya kehamilan kembar. Hal ini disebabkan, dengan obat

tersebut sel telur yamg matang pada setiap siklus jadi lebih dari satu. Obat ini

biasanya diberikan pada pasangan yang sulit hamil dengan faktor penyebab

infertilisasi indung

telur. Itulah sebabnya pada kasus-kasus pasangan yang sulit mendapatkan anak

kemudian menjalani terapi obat–obat penyubur ini, bila akhirnya terjadi kehamilan,

biasanya merupakan kehamilan kembar.

2.4 Patofisiologi

Kehamilan kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari satu

telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran

kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang

dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu

mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot

berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah

yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.2,3,7,8

Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 –72 jam, 4 – 8 hari, 9-

12 dan 13 hari atau lebih.

a. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput

ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta.


Gambar 1. Mekanisme pembentukan kembar monozigot
Sumber: Cunningham F.G. Obstetri Williams. Edisi 23, Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.h.909

b. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya

punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat

banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi

bisa terhambat.

c. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing

hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.


d. Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput

ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya

waktu pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi

kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13

hari.

Dari keempatpembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan

pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan

ini tidak bisa diatur waktunya.1,2, 5,7

2.5 Diagnosis

Sedikit kehamilan kembar terdiagnosis pada pertegahan pertama kehamilan kecuali

dengan scinning ultrasound. Namun kehamilan kembar dapat diduga jika:1,3

a. Anamnesa

1) Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan

2) Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil

3) Uterus terasa lebih cepat membesar

4) Riwayat

 Riwayat masalah infertilisasi kini yang diobati dengan obat obatan

fertilisasi.

 Riwayat kembar dalam keluarga.


b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dengan pengukuran fundus secara akurat merupakan tindakan yang

sangat penting. Selama trimester kedua terdapat perbedaan antara usia kehamilan

yang ditentukan dari data-data menstruasi dengan yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan ukuran uterus. Uterus yang berisi dua janin atau lebih jelas akan menjadi

lebih besar daripada uterus yang berisi janin tunggal. Ukuran uterus, tinggi fundus

uteri, dan lingkar abdomen melebihi ukuran yang seharusnya untuk usia kehamilan

akibat pertumbuhan uterus yang pesat selama trimester kedua.

Pada palpasi abdomen didapat tiga atau lebih bagian besar dan atau banyak bagian

kecil, yang akan semakin mudah diraba terutama pada trimester ketiga. Karena

Sebelum trimester ketiga, kehamilan kembar sulit didiagnosis dengan cara meraba

bagian-bagian janin. Kehamilan yang sudah lanjut sekalipun tidak selalu kehamilan

kembar dapat ditemukan melalui palpasi transabdominal, khususnya bila janin yang

satu bertumpang tindih dengan janin yang lainnya, bila ibu hamil tersebut gemuk,

atau bila terdapat hidramnion.

Pada auskultasi ditemukan lebih dari satu bunyi jantung janin yang jelas-jelas berada

pada satu sama lain (berbeda lebih dari 10 denyut jantung per menit dan terpisah dari

detak jantung ibu). Pada kehamilan lanjut trimester ketiga, denyut jantung janin dapat

dideteksi dengan peralatan ultrasonik Doppler. Kadang-kadang kita dapat

membedakan suara kontraksi dua jantung janin yang terpisah jika frekuensi denyut

jantung janin tersebut berbeda secara jelas satu sama lain, disamping berbeda dengan

frekuensi denyut jantung ibunya.


c. Ultrasonografi

Gambar 2. Sonogram kembar trimester pertama


Sumber: Cunningham F.G. Obstetri Williams. Edisi 23, Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.h.915

Dengan pemeriksaan sonografi yang teliti, kantongkantong gestasi yang terpisah dini

dapat teridentifikasi pada kehamilan kembar (Gambar 2). Pemeriksaan sonografi

seharusnya dapat mendeteksi hampir semua jumlah kembar. Salah satu alasan yang

menunjang pemeriksaan penyaring sonografi memang adalah deteksi dini kehamilan

multiple. Gestasi multijanin dengan jumlah janin yang lebih dari dua lebih sulit

dievaluasi. Bahkan dalam trimester pertama, mungkin sulit dipastikan jumlah janin

yang sebenarnya serta posisi mereka, yang penting untuk reduksi kehamilan

nonselektif dan esensial bagi terminasi selektif.1,3

d. Pemeriksaan Radiografi

Penggunaan sinar X yang tidak selektif harus dihindari dalam kehamilan. Foto

rontgen abdomen maternal tidak akan memberikan informasi yang berguna dan bisa

menjadi penyebab dihasilkan diagnosis yang salah bila:

1) Dibuat pada kehamilan 18 minggu pertama, karena skeleton janin tidak cukup

radiopak
2) Jika kualitas foto jelek karena waktu paparan yang tidak sesuai atau karena

malposisi ibu, sehingga abdomen atas dan janin dibaliknya tidak terpotret

3) Ibu yang gemuk

4) Terdapat hidramnion

5) Salah satu janin bergerak ketika foto dibuat

e. Pemeriksaan Biokimia

Jumlah gonadotropin korionik dalam plasma dan urin, rata-rata lebih tinggi daripada

jumlah yang ditemukan pada kehamilan dengan janin tunggal, namun tidak begitu

tinggi sehingga memungkinkan penegakan diagnosis yang pasti. Kadar korionik

gonadotropin pada kedua keadaan tesebut tidak ada yang lebih rendah, sehingga

dapat membedakan dengan jelas antara kehamilan kembar dan kehamilan mola.

Kadar laktogen plasenta dalam plasenta maternal rata-rata lebih tinggi pada

kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal. Pengukuran kadar laktogen plasenta

untuk skrining kehamilan kembar sudah tidak banyak digunakan lagi.

Kadar α-fetoprotein dalam plasenta maternal umumnya lebih tinggi pada kehamilan

dengan kembar dengan janin kembar daripada kehamilan dengan janin tunggal. Kadar

rata-rata dalam plasma juga lebih tinggi untuk estrogen, alkali fosfatase dan leusin

aminopeptidase dan dalam urin untuk estrion dan pregnandiol. tetapi pemeriksaan di

atas harus disertai evaluasi klinik yang cermat sehingga dapat membantu dalam

mendiagnosis kehamilan kembar.

2.6 Pertumbuhan janin kembar


Dalam masa kehamilan pertumbuhan janin perlu diperhatikan. Pertumbuhan janin

pada kehamilan kembar tentu berbeda dengan pertumbuhan janin pada kehamilan

tunggal. Pertumbuhan pada janin kembar adalah sebagai berikut:1,3

a. Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari janin

tunggal.

b. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dibawah 2500 gr triplet dibawah

2000 gr, duadriplet dibawah 1500 gr dan duintuplet dibawah 1000 gr.

c. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama umumnya

berselisih antara 50 – 100 gr, karena pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka

yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.

d. Pada kehamilan ganda monozigotik

1) Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan pembuluh darah

janin yang lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk

menghindari perdarahan

2) Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi

monstrum seperti akardiakus dan kelainan lainnya.

3) Dapat terjadi sindroma transfusi fetal : pada janin yang dapat darah lebih

banyak terjadi hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan yang baik.

Sedangkan janin kedua kurang

4) Pertumbuhannya terjadilah bayi kecil, anemia, dehidrasi, oligohidrami dan

mikrokardia, karena kurang mendapat darah.


e. Pada kehamilan kembar dizigotik

1) Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup

bulan.

2) Janin yang mati dapat diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada

kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau

kompresus.

2.7 Letak pada presentasi janin

Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu

pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari letak

lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak,

presentasi dan posisi bisa terjadi yang paling sering dijumpai adalah:3,5

a. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala (44-47 %).

b. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).

c. Keduanya presentasi bokong (8-10 %).

d. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).

e. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).

f. Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).

g. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kunci-

mengunci (interlocking).
\
Gambar 3. Letak pada Presentasi Janin Kembar
Sumber: https://www.stanfordchildrens.org/es/topic/default?id=overview-of-multiple-pregnancy-85-
P08043
2.8 Penatalaksanaan Kehamilan Kembar1,3,10,11

1. Penatalaksanaan dalam kehamilan

Untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas perinatal secara bermakna dalam

kehamilan yang dipersulit oleh janin kembar, tindakan yang perlu diambil adalah:

a. Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah

komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan

ulangan harus lebih sering (1x seminggu pada kehamilan lebih dari 36 minggu) .

Perawatan disini termasuk pemeriksaan tekanan darah yang teratur karena

hipertensi yang ditimbulkan dan diperberat oleh kehamilan, jauh lebih besar

kemungkinannya terjadi pada kehamilan multifetus. Hipertensi bukan saja lebih

sering, tetapi cenderung lebih dini dan lebih berat.

b. Konseling tentang faktor nutrisi meternal yang sangat penting bagi

perkembangan janin:
 Tambahkan kalori dan protein bagi masing- masing janin. Kebutuhan akan

kalori, protein, mineral, vitamin, dan asam lemak esensial pada wanita

dengan janin multiple jelas lebih tinggi. Konsumsi kalori perlu ditingkatkan

lagi sebanyak 300 kkal/hari.

 Pantau kenaikan berat badan. Rata-rata kenaikan berat badan total pada

wanita dengan berat badan normal adalah 17,5 hingga 22,5 kg.

 Tingkatkan suplementasi zat besi dan vitamin sesuai kebutuhan. Dianjurkan

suplementasi dengan besi 60 sampai 100 mg/hari disertai asam folat 1

mg/hari.

c. Jadwalkan ultrasonografi sekurang-kurangnya sebulan sekali, yang mulai pada

minggu ke-20 hingga ke-24:

 Kaji pertumbuhan masing-masing janin.

 Tentukan lokasi plasenta.

 Evaluasi volume cairan amnion.

 Ukur panjang serviks dan kaji dilatasi ostium uteri internum.

d. Lakukan skrinig glukosa pada minggu ke-26 karena peningkatan resiko diabetes

gestiosional.

e. Pengkajian persalinan kurang bulan pada tiap kunjungan:

 Tinjau gejala persalinan kurang bulan pada masing-masing kunjungan.

 Lakukan pemeriksaan serviks sesuai indikasi.

 Modifikasi jadwal dan atau beban kerja sesuai indikasi.


f. Dorong untuk istirahat yang cukup, dalam satu atau beberapa periode istirahat

setiap hari.

g. Pencegahan persalinan prematur seperti tirah baring yang intensif khususnya

perawatan di rumah sakit, terapi profilaksis dengan obat-obat β mimetik,

tindakan profilaksis cervical cerclage dan penyuntikan progestin berulang.

h. Skrining preeklampsia:

 Observasi ketak tekanan darah, kenaikan berat badan, proteunaria, dan

edema

 Pengkajian sakit kepala dan perubahan penglihatan.

2. Penatalaksanaan dalam persalinan3,10,11,12

Bayi I

a) Cek presentasi.

- Bila vertex lakukan pertolongan sama dengan presentasi normal dan lakukan

pertolongan monitoring dengan partograf.

- Bila presentasi bokong lakukan pertolongan sama dengan bayi tunggal presentasi

bokong.

- Bila letak lintang lakukan seksio sesarea.

b) Monitoring janin dengan auskultasi DJJ.

c) Pada kala II beri oksitosin 2,5 IU dalam 500 ml Dekstrose 5% atau Ringer Laktat

10 kali per 10 menit.

Bayi II
a) Segera setelah kelahiran bayi I:

 Lakukan palpasi abdomen untuk menentukan adanya bayi selanjutnya.

 Bila letak lintang lakukan versi luar.

 Periksa DJJ.

b) Lakukan pemeriksaan vaginal untuk : adanya prolaps funukuli, ketuban pecah atau

intak, presentasi bayi.

c) Bila presentasi verteks:

 Bila kepala belum masuk, masukkan pada PAP secara manual.

 Ketuban pecah.

 Periksa DJJ.

 Bila tak timbul kontraksi dalam 10 menit, tetesan oksitosin dipercepat sampai

His adekuat.

 Bila 30 menit belum lahir lakukan tindakan menurut persyaratan yang ada

(vakum,forsep,secsio).

d) Bila presentasi bokong:

 Lakukan persalinan pervaginam bila pembukaan lengkap dan bayi tersebut tidak

lebih besar dari bayi I.

 Bila tak ada kontraksi sampai 10 menit, tetesan oksitosin dipercepat sampai his

adekuat.

 Pecahkan ketuban.

 Periksa djj
 Bila gawat janin lakukan ekstraksi.

 Bila tidak mungkin melakukan persalinan pervaginam lakukan seksio sesarea.

e). Bila letak lintang:

 Bila ketuban intak, lakukan versi luar.

 Bila versi luar gagal dan pembukaan lengkap lakukan versi ekstraksi.

 Bila gagal lakukan seksio sesarea.

f). Pasca persalinan berikan oksitosin drips 20 IU dalam 1 liter cairan 60 tetes/menit

atau berikan ergometrin 0,2 mg IM 1 menit sesudah kelahiran anak yang terakhir dan

lakukan manejemen aktif kala III. Untuk mengurangi pendarahan pasca persalinan.1,3,8

2.9 Komplikasi1,3,13

Tabel 1. Gambaran Ringkas Insiden Zigositas Kehamilan kembar dan Komplikasi Spesifik-Kembar
Terkait

Sumber: Cunningham F.G. Obstetri Williams. Edisi 23, Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.h9121
Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan multiple lebih mungkin terkait

dengan banyak komplikasi kehamilan. Komplikasi obstetrik yang sering didapatkan

pada kehamilan kembar meliputi polihidramnion, hipertensi yang diinduksi oleh

kehamilan ketuban pecah dini, presentasi janin abnormal, dan prolaps tali pusat.
Secara umum, komplikasi tersebut dapat dicegah dengan perawatan antenatal yang

baik.

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada janin yang dilahirkan pada kehamilan

kembar diantaranya adalah:

a. Prematuritas

Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan preterm dan kebanyakan

memerlukan perawatan pada neonatal intensive care unit (NICU). Sekitar 50 persen

kelahiran kembar terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Lamanya kehamilan

akan semakin pendek dengan bertambahnya jumlah janin di dalam uterus. Sekitar

20% bayi dari kehamilan multipel merupakan bayi dengan berat lahir rendah.

b. Hyalin Membrane Disease (HMD)

Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu dua kali lebih sering

menderita HMD dibandingkan dengan bayi tunggal yang dilahirkan pada usia

kehamilan yang sama. HMD atau yang dikenal sebagai Respiratory Distres Syndrom

(RDS) adalah penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi prematur. Terjadi segera

setelah atau beberapa saat setelah bayi lahir. Ditandai dengan sukar bernafas, cuping

hidung, retraksi dinding dada dan sianosis yang menetap dalam 48-96 jam pertama

kehidupan. Prevalensi HMD didapatkan lebih tinggi pada kembar monozigotik

dibandingkan dengan kembar dizigotik. Bila hanya satu bayi dari sepasang bayi

kembar yang menderita HMD, maka bayi kedua lebih cenderung menderita HMD

dibandingkan dengan bayi pertama.

c. Asfiksia saat Kelahiran/Depresi Napas Perinatal


Bayi dari kehamilan multipel memiliki peningkatan frekuensi untuk mengalami

asfiksia saat kelahiran atau depresi perinatal dengan berbagai sebab. Prolaps tali

pusat, plasenta previa, dan ruptur uteri dapat terjadi dan menyebabkan asfiksia janin.

Kejadian cerebral palsy 6 kali lebih tinggi pada bayi kembar dua dan 30 kali lebih

sering pada bayi kembar tiga dibandingkan dengan janin tunggal. Bayi kedua pada

kehamilan kembar memiliki resiko asfiksia saat lahir/dpresi napas perinatal lebih

tinggi.

d. Infeksi Streptococcus group B

Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir rendah adalah 5 kali

lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan tunggal dengan berat badan

yang sama.

e. Vanishing Twin Syndrome

Kemajuan teknologi ultrasonografi memungkinkan dilakukannya studi sonografik

pada awal gestasi yang memperlihatkanbahwa insiden kembar trimester pertama jauh

lebih tinggi daripada insiden kembar saat lahir. Kehamilan kembar sekarang

diperkirakanterjadi pada 12 persen di antara semua konsepsi spontan, tetapi hanya 14

persen di antaranya yang bertahan sampai aterm. Pada sebagian kasus, seluruh

kehamilan lenyap, tetapi pada banyak kasus, satu janin yang meninggal atau sirna

(vanish) dan kehamilan berlanjut sebagai kehamilan tunggal. Pada 21-63% konsepsi

kembar meninggal atau sirna (vanish) pada trimester kedua. Keadaan ini dapat

menyebabkan kelainan genetik atau kelainan neurologik/defek neural tube pada janin

yang tetap bertahan hidup.


f. Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi Balik Arteri pada Janin

Kembar (twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)

Gambar 4. Kembar akardiak


Sumber: Cunningham F.G. Obstetri Williams. Edisi 23, Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.h.921

Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya tergabung, kadang-kadang

amat kompleks. Anastomosis vascular pada plasenta monokorionik dapat dari arteri

ke arteri, vena ke vena atau arteri ke vena. Biasanya cukup berimbang dengan baik

sehingga tidak ada salah satu janin yang menderita.

Pada TRAP terjadi pirau dari arteri ke arteri plasenta, yang biasanya diikuti dengan

pirau vena ke vena. Tekanan perfusi pada salah satu kembar mengalahkan yang lain,

yang kemudian mengalami pembalikan aliran darah dari kembarannya. Darah arteri

yang sudah terpakai dan mencapai kembar resipien cenderung mengalir ke pembuluh-

pembuluh iliaka sehingga hanya memberi perfusi bagian bawah tubuh dan
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh bagian atas.

Gangguan atau kegagalan pertumbuhan kepala disebut akardius asefalus. Kepala

yang tumbuh parsial dengan alat gerak yang masih dapat diidentifikasi disebut

akardius mielasefalus. Kegagalan pertumbuhan semua struktur disebut akardius

amorfosa.

g. Twin-to-twin Transfusion Syndrome

Gambar 4. Twin to twin syndrome


Sumber: Cunningham F.G. Obstetri Williams. Edisi 23, Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.h.924

Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena kembaran lainnya

(resipien) sedemikian rupa sehingga donor menjadi anemik dan pertumbuhannya

terganggu, sementara resipien menjadi polisitemik dan mungkin mengalami

kelebihan beban sirkulasi yang bermanifestasi sebagai hidrops fetalis. Menurut

ketentuan, terdapat perbedaan hemoglobin 5 g/dl dan 20% berat badan pada sindrom
ini. Kematian kembar donor dalam uterus dapat mengakibatkan trombus fibrin di

seluruh arteriol yang lebih kecil milik kembar resipien. Hal ini kemungkinan

diakibatkan oleh transfusi darah yang kaya tromboplastin dari janin donor yang

mengalami maserasi. Kembar yang bertahan hidup mengalami koagulasi

intravaskular diseminata.

h. Kembar Siam

Apabila pembentukan kembar dimulai setelah cakram mudigah dan kantung amniom

rudimenter sudah terbentuk dan apabila pemisahan cakram mudigah tidak sempurna,

akan terbentuk kembar siam/kembar dempet. Terdapat beberapa jenis kembar siam,

yaitu:

1) Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada (30-40%). Jantung selalu

terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau

tanpa operasi adalah rendah.

2) Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian perut (34%). Umumnya

masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi kembar siam ini

biasanya hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, dan organ-organ lain.

3) Xyphopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid cartilage.

4) Pyopagus (iliopagus), bila bersatu di bagian belakang (19%).

5) Cephalopagus/craniopagus, bila bersatu di bagian kepala dengan tubuh terpisah.


Gambar 6. Jenis-jenis kembar dempet
Sumber: Cunningham F.G. Obstetri Williams. Edisi 23, Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.

i. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)

Pada kehamilan kembar, pertumbuhan dan perkembangan salah satu atau kedua janin

dapat terhambat. Semakin banyak jumlah janin yang terbentuk, maka kemungkinan

terjadinya IUGR semakin besar.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kehamilan kembar merupakan suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih

embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi, apabila dua atau lebih ovum

dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini

sehingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam satu atau

lebih. Jenis kehamilan ganda ada dua yaitu kembar monozigotik dan kehamilan

dizigotik, adapun factor-faktor yang mempengaruhinya yaitu factor ras, keturunan,

umur dan paritas, nutrisi, dan infertilitas. Gejala yang dihadapi ibu biasanya ibu

mengalami sesak nafas, sering BAK, gerak banyak, edema dan varises, hiperemesis,

preeklamsi-eklampsia, dan hidramnion. Pada kehamilan kembar perlu diantisispasi

untuk terjadinya kelainan- kelainan pada ibu dan janin sehingga perlu pengawasan

yang lebih intensif dengan cara menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan

lebih sering agar bisa dideteksi secara dini perkembangan ibu dan janin serta

kelainan-kelainan yang ditimbulkan akibat kehamilan kembar.

DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham F.G. Obstetri Williams. Edisi 23, Volume 2. Jakarta: EGC; 2012.

h907-34.

2. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014. h254-5.

3. Kehamilan gemeli. [online]. Published on 2016 August 19 th [cited on June 1

2020]. Available from: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/151/jtptunimus-gdl-

estiwuland-7513-2-babii.pdf

4. Kehamilan ganda. [online]. Published on 2017 May 13 th [cited on June 1 2020].

Available from: http://eprints.undip.ac.id/44113/3/3.bab_2.pdf

5. Sartika D. Gambaran angka kejadian kelahiran kembar di RSIA Siti Fatimah

Makassar Periode Januari-Desember 2009. Makassar: UIN Alauddin Makassar.

2010.

6. Overview of multiple pregnancy. Stanford Children’s Health [online]. Published

on 2017, Feb 18 [cited on June 1 2020]. Available from:

https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=overview-of-multiple-

pregnancy-85-P08019

7. Fletcher GE. Multiple Births. [online]. Published on 2019, Dec 20 [cited on June

1 2020]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/977234-

overview

8. Multiple pregnancy. [online]. Published on 2019, Oct 18 [cited on June 1 2020].

Available from: https://childrenswi.org/medical-care/fetal-concerns-

center/conditions/pregnancy-complications/multiple-pregnancy
9. Heard AJ. Multifetal Pregnancy. [online]. Published on 2016, Mar 09 [cited on

June 1 2020]. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1618038-

overview#a4

10. Renzo GCD. Good clinical practice advice: Management of twin pregnancy.

International J Gynecol Obstet. 2019; 144: 330-337.

11. Barret J. Management of Twin Pregnancies. Journal SOGC. 2010; 91:5-16.

12. Twin and triplet pregnancy. National Institue for Health and Care Excellence. .

[online]. Published on 2019, Sep 4 [cited on June 2 2020]. Available from:

https://www.nice.org.uk/guidance/ng137/resources/twin-and-triplet-pregnancy-

pdf-66141724389829

13. Lazarov S, Lazarov L, Lazarov N. Complications of Multiple Pregnancies,

Overview. Trakia Journal of sciences. 2016; 14 (1): 108-111.

Anda mungkin juga menyukai