GEMELLI
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gemelli disusun oleh
Syinthia Purnama Asyura NIM 202311101127 Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Hari : Minggu
Mengetahui,
1. Kasus
Gemelli
2. Konsep Dasar
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Kehamilan ganda atau kehamilan kembar juga disebut dengan gemelli.
Kehamilan ini terjadi karena proses pembuahan secara ganda (Tri Astuti, 2018).
Gemeli adalah istilah medis yang berarti kehamilan kembar. Pada kehamilan
gemeli seorang perempuan mengandung lebih dari satu janin didalam rahimnya.
Tidak hanya dua, tapi bisa juga tiga bahkan bisa empat janin atau lebih sekaligus.
Pada kehamilan gemeli biasanya ukuran perut lebih besar dibanding kehamilan
tunggal (Ningsih, 2020).
Kehamilan ganda atau disebut dengan kahamilan kembar adalah kehamilan
yang terdiri dari dua janin atau lebih. Kehamilan ganda biasanya menghasilkan
anak kembar dua, kembar tiga dan seterusnya (Saffira dkk., 2020). Kehamilan
kembar dapat berasal dari dua sel telur yang dibuahi (kembar dizigotik/non-
identik), maupun dapat berasal dari sebuah sel telur yang setelah dibuahi
mengalami pembelahan menjadi dua bagian yang masing-masing berkembang
menjadi mudigah (kembar monosigotik/identik) (Parlindungan dkk., 2016).
Kehamilan multipel (multiple pregnancy) adalah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Sering disebut juga sebagai kehamilan kembar (twin pregnancy).
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien, dokter, perawat,
bidan maupun masyarakat pada umumnya. Ibu yang melahirkan bayi kembar
akan lebih banyak membutuhkan dukungan, baik itu secara lahiriah maupun
jasmaniah.
1.2 Etiologi
Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kehamilan ganda menurut
(Arsil dan Yanti, 2019) diantaranya yaitu :
1. Ras/bangsa
Pada beberapa penelitian mengatakan bahwa bangsa Asia dan Afrika
cenderung lebih besar mengalami kehamilan ganda daripada ras kulit putih
atau Eropa.
2. Usia
Seiring dengan bertambahnya usia, kemungkinan terjadinya kehamilan ganda
semakin besar pada usia lebih dari 30 tahun, tetapi apabila usia lebih dari 40
tahun, peluang terjadinya kehamilan ganda akan menurun kembali.
3. Hereditas/keturunan
Biasanya diwariskan secara maternal atau garis keturunan ibu, atau dapat juga
terjadi karena garis keturunan ayah tapi tidak sebesar karena garis keturunan
ibu.
4. Obat-obatan
Ibu yang memakai obat pemicu ovulasi untuk mematangkan sel telurnya akan
meningkatkan peluang terjadinya kehamilan ganda, karena dengan obat
tersebut sel telur yang matang pada setiap siklus menjadi lebih dari satu,
biasanya obat-obatan jenis ini diskonsumsi oleh pasangan yang susah
mengalami kehamilan.
1.3 Klasifikasi
Ada beberapa jenis kehamilan gemelli/ganda/kembar, antara lain :
1. Kembar dizigotik atau fraternal (DZ)
3. Superfekundasi
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada
ovulasi yang sama pada dua koitus yang dilakukan dengan jarak waktu
pendek. Kehamilan kembar ini sukar dibedakan dengan kehamilan kembar
dizigotik.
4. Superfetasi
Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu
atau beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada
manusia belum pernah dibuktikan, akan tetapi dapat ditemukan pada kuda.
1.6 Patofisiologi
Pada kembar identik atau kembar monozigote, proses terjadinya yaitu pada
saat pembuahan, satu ovum dibuahi oleh satu sel sperma. Kemudian terbentuk
zigote. Zigote membelah secara mitosis, dari 1 sel menjadi 2, dari 2 sel menjadi 4
dan seterusnya yang disebut fase morula, blastula, gastula, dan neurula.
Bila pembelahan seperti diatas terjadi pada fase morula (1-3 hari setelah
pembuahan), maka setiap embrio akan memiliki kantong ketuban yang berbeda
dan satu plasenta. Kemudian pada fase primitif, akan terjadi pemisahan sempurna
yang akan berkembang menjadi 2 (atau lebih) janin yang kembar identik.
Bila pada fase primitif terjadi gangguan, atau terdapat kegagalan pembelahan,
maka biasanya akan menimbulkan kecacatan fisik atau dempetnya bagian tubuh
tertentu. Ketidaksempurnaan akibat gangguan segmentasi inilah yang
menyebabkan proses pemisahan dua jabang bayi tak berlangsung sempurna dan
disebut kembar siam. Pada kembar fraternal atau kembar dizigote, dimana terjadi
dua ovum yang matang secara bersama – sama dibuahi oleh masing masing 1 sel
sperma. Sehingga pada proses pembelahan selanjutnya akan terbentuk 2 janin
dengan 2 plasenta, 2 amnion dan 2 korion yang terpisah, tetapi masih dalam satu
rahim.
1.7 Manifestasi Klinis
Terdapat beberapa tanda dan gejala yang ditunjukkan saat seoarng ibu mengalami
kehamilan ganda/gemelli antara lain :
1. Distensi uterus berlebihan bahkan sampai melewati batas toleransinya,
seringkali terjadi partus prematurus. Hal ini membuat usia kehamilan semakin
singkat karena terdapat lebih dari satu janin pada kehamilan ganda/gemelli.
2. Ukuran uterus, tinggi fundus uteri, dan lingkar abdomen melebihi ukuran
yang seharusnya untuk usia kehamilan akibat pertumbuhan uterus yang pesat
selama trimester kedua.
3. Berat badan ibu dengan kehamilan ganda/gemelli lebih besar daripada pada
kehamilan tunggal karena kebutuhan ibu akan zat-zat kehamilan lebih besar
daripada pada kehamilan tunggal.
4. Ukuran uterus lebih besar sekitar (>4cm) dibandingkan usia kehamilannya.
5. Saat dilakukan palpasi teraba dua kepala, dua bokong, atau dua punggung.
6. Biasanya terjadi mual dan muntah yang berat karena HCG yang meningkat.
7. Saat dilakukan palpasi didapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar.
8. Saat dilakukan auskultasi terdengar lebih dari satu denyut jantung dengan
jelas dan berbeda (nonmaternal), biasanya >10 denyut/menit.
Apabila muncul gejala seperti diatas maka memungkian bahwa ibu mengalami
kehamilan ganda/gemelli maka diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang
untuk mendukung kecurigaan tersebut.
Mual, muntah,
Mal presentasi Bayi prematur Presentasi janin anoreksia
normal
Gangguan Rasa
Nyaman
Pembedahan (SC) Defisit Nutrisi
Persalinan pervaginam
1. Ansietas
2. Risiko Infeksi
3. Defisit Pengetahuan
4. Defisit Nutrisi
5. Gangguan rasa nyaman
6. Gangguan eliminasi urine
7. Risiko intoleransi aktivitas
Nuzul ZA, R., R. S. Renjani, dan R. Astuti. 2019. Pengaruh umur, kehamilan ganda
dan gravida pada kejadian preeklampsia di rumah sakit umum meuraxa banda
aceh tahun 2015. Journal of Healthcare Technology and Medicine. 2(2):115.
Tri Astuti, A. 2018. Hubungan paritas dan kehamilan kembar terhadap kejadian letak
sungsang di rskdia siti fatimah makssar tahun 2018. Jurnal Kesehatan Delima
Pelamonia. 2(2):104–109.