Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KEHAMILAN

GEMELLI

NAMA : Syinthia Purnama Asyura, S.Kep


NIM : 202311101127

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gemelli disusun oleh
Syinthia Purnama Asyura NIM 202311101127 Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Jember

Hari : Minggu

Tanggal : 2 Mei 2021

Jember, Mei 2021

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Mahasiswa

Ns. Nuning Dwi Merina, S.Kep., M.Kep Syinthia Purnama Asyura

NRP. 760019009 NIM 202311101127


LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KEHAMILAN


GEMELLI

Oleh : Syinthia Purnama Asyura

1. Kasus
Gemelli
2. Konsep Dasar

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Kehamilan ganda atau kehamilan kembar juga disebut dengan gemelli.
Kehamilan ini terjadi karena proses pembuahan secara ganda (Tri Astuti, 2018).
Gemeli adalah istilah medis yang berarti kehamilan kembar. Pada kehamilan
gemeli seorang perempuan mengandung lebih dari satu janin didalam rahimnya.
Tidak hanya dua, tapi bisa juga tiga bahkan bisa empat janin atau lebih sekaligus.
Pada kehamilan gemeli biasanya ukuran perut lebih besar dibanding kehamilan
tunggal (Ningsih, 2020).
Kehamilan ganda atau disebut dengan kahamilan kembar adalah kehamilan
yang terdiri dari dua janin atau lebih. Kehamilan ganda biasanya menghasilkan
anak kembar dua, kembar tiga dan seterusnya (Saffira dkk., 2020). Kehamilan
kembar dapat berasal dari dua sel telur yang dibuahi (kembar dizigotik/non-
identik), maupun dapat berasal dari sebuah sel telur yang setelah dibuahi
mengalami pembelahan menjadi dua bagian yang masing-masing berkembang
menjadi mudigah (kembar monosigotik/identik) (Parlindungan dkk., 2016).
Kehamilan multipel (multiple pregnancy) adalah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih. Sering disebut juga sebagai kehamilan kembar (twin pregnancy).
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien, dokter, perawat,
bidan maupun masyarakat pada umumnya. Ibu yang melahirkan bayi kembar
akan lebih banyak membutuhkan dukungan, baik itu secara lahiriah maupun
jasmaniah.

1.2 Etiologi
Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab kehamilan ganda menurut
(Arsil dan Yanti, 2019) diantaranya yaitu :
1. Ras/bangsa
Pada beberapa penelitian mengatakan bahwa bangsa Asia dan Afrika
cenderung lebih besar mengalami kehamilan ganda daripada ras kulit putih
atau Eropa.
2. Usia
Seiring dengan bertambahnya usia, kemungkinan terjadinya kehamilan ganda
semakin besar pada usia lebih dari 30 tahun, tetapi apabila usia lebih dari 40
tahun, peluang terjadinya kehamilan ganda akan menurun kembali.
3. Hereditas/keturunan
Biasanya diwariskan secara maternal atau garis keturunan ibu, atau dapat juga
terjadi karena garis keturunan ayah tapi tidak sebesar karena garis keturunan
ibu.
4. Obat-obatan
Ibu yang memakai obat pemicu ovulasi untuk mematangkan sel telurnya akan
meningkatkan peluang terjadinya kehamilan ganda, karena dengan obat
tersebut sel telur yang matang pada setiap siklus menjadi lebih dari satu,
biasanya obat-obatan jenis ini diskonsumsi oleh pasangan yang susah
mengalami kehamilan.

1.3 Klasifikasi
Ada beberapa jenis kehamilan gemelli/ganda/kembar, antara lain :
1. Kembar dizigotik atau fraternal (DZ)

Kembar dizigotik (dikenal sebagai "kembar non-identik") terjadi karena


zigot-zigot yang terbentuk berasal dari sel telur yang berbeda. Terdapat
lebih dari satu sel telur yang melekat pada dinding rahim yang terbuahi oleh
sel-sel sperma pada saat yang bersamaan. Kembar dizigotik secara genetik
tidak berbeda dari saudara biasa dan berkembang dalam amnion dan
plasenta yang terpisah. Mereka dapat memiliki jenis kelamin yang berbeda
atau sama. Kajian juga menunjukkan bahwa bakat melahirkan kembar DZ
diwariskan kepada keturunannya (bersifat genetik), namun hanya keturunan
perempuan yang mampu menunjukkannya (karena hanya perempuan/betina
yang dapat mengatur pengeluaran sel telur). Istilah kembar dampit diberikan
bagi anak kembar dengan kelamin berbeda.

2. Kembar monozigotik atau identik (MZ)

Kembar monozigotik terjadi ketika sel telur tunggal terbuahi dan


membentuk satu zigot (monozigotik). Dalam perkembangannya, zigot
tersebut membelah menjadi embrio yang berbeda. Kedua embrio
berkembang menjadi janin yang berbagi rahim yang sama. Tergantung dari
tahapan pemisahan zigot, kembar identik dapat berbagi amnion yang sama
(dikenal sebagai monoamniotik) atau berbeda amnion. Hasil akhir dari
proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan pembelahan
terjadi, dengan uraian sebagai berikut :

a. Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah


pembuahan, maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion akan
terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan
terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal yang
menyatu.
b. Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8 maka dua
embrio akan terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah,
dengan chorion bersama, dengan demikian menimbulkan kehamilan
kembar diamnionik, monochorionik.
c. Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion
telah terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan dua embrio
dengan kantong amnion bersama, atau kehamilan kembar
monoamnionik, monochorionik.
d. Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah
lempeng embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap
dan terbentuk kembar yang menyatu.

Kembar MZ selalu berkelamin sama dan secara genetik adalah sama


(klon) kecuali bila terjadi mutasi pada perkembangan salah satu individu.
Tingkat kemiripan kembar ini sangat tinggi, dengan perbedaan kadang-kadang
terjadi berupa keserupaan cerminan. Perbedaan terjadi pada hal detail, seperti
sidik jari. Bila individu beranjak dewasa, tingkat kemiripan biasanya
berkurang karena pengalaman pribadi atau gaya hidup yang berbeda.

3. Superfekundasi
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada
ovulasi yang sama pada dua koitus yang dilakukan dengan jarak waktu
pendek. Kehamilan kembar ini sukar dibedakan dengan kehamilan kembar
dizigotik.
4. Superfetasi
Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu
atau beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada
manusia belum pernah dibuktikan, akan tetapi dapat ditemukan pada kuda.

1.4 Letak pada presentasi janin


Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua
janin. Begitu pula letak janin kedua, dapat berubah setelah janin pertama lahir,
misalnya : dari letak lintang dapat berubah menjadi letak sungsang atau letak
kepala. Berbagai kombinasi letak, presantasi dan posisi bisa terjadi. Yang paling
sering dijumpai adalah :

a. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ( 44-47%)


b. Letak membujur, presentasi kepala bokong ( 37-38%)
c. Keduanya presentasi bokong ( 8-10 )
d. Letak lintang dan presentasi kepala ( 5-5,3%)
e. Letak lintang dan presentasi bokong ( 1,5-2%)
f. Dua-duanya letak lintang ( 0,2-0,6%)
g. Letak dan presentasi “69” adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi
kunci-mengunci ( Interlocking )

1.5 Komplikasi Kehamilan Gemeli


Komplikasi potensial meliputi hal-hal berikut :
1. Persalinan dan kelahiran prematur, yang terjadi 5 sampai 10 kali lebih sering
dibangding kehamilan tunggal, dan merupakan ancaman terbesar bagi
kehamilan kembar / ganda.
2. Kelainan letak (mal presentasi) kembar yang pertama, dapat bokong, oblik,
atau lintang dan diperkirakan terjadi pada 25 – 30 % kasus.
3. Persalinan disfungsional, yang disertai dengan peregangan uterus yang
berlebihan.
4. Malformasi janin.
5. Prolaps tali pusat.
6. Hidramnion.
7. Anemia defisiensi besi pada bumil.
8. Pre eklampsia atau eklampsia.
9. Perdarahan antepartum, baik plasenta previa ataupun solusio plasenta, yang
dapat terjadi pada hampir 5 % kehamilan kembar.
10. Perdarahan post partum.
11. Toxaemia gravidarum, lebih sering terjadi pada kehamilan kembar
dibandingkan dengan kehamilan tunggal.

Menurut (Ningsih, 2020) terdapat beberapa komplikasi yang terjadi pada


kehamilan ganda/gemelli yaitu :

1. Komplikasi pada ibu :


a. Resiko terjadinya abortus meningjat
b. Meningkatkan tindakan operatif obsteri (khusus SC)
c. Anemia pada ibu hamil karena kebutuhan nutrisi meningkat
d. Frekuensi terjadinya hipertensi kehamilan. Pre eklamsi dan eklamsia
meningkat
e. Perdarahan anepastum karena solutio plasenta meningkat
f. Perdarahan post partum karena atonia uteri meningkat akibat overdistensi
uteri
2. Komplikasi pada janin :
a. Prematuritas, atau persalinan prematur.
b. Berat badan lahir rendah.
c. Pembatasan pertumbuhan intrauterine (IUGR).
d. Sindrom deformitas janin atau cacat.
e. Sindrom transfusi Twin-to-Two.
f. Keterikatan tali pusat

Kejadian komplikasi paling sering terjadi pada kehamilan ganda salah


satunya adalah pre eklamsia, hal ini disebabkan karena pada rahim diisi oleh
lebih dari satu janin yang membuat janin harus berbagai ruang di dalam
rahim. Selain itu risiko kecacatan dan kematian pada janin meningkat karena
organ tersebut kemungkinan tidak berkembang dengan baik. Apabila pada
kehamilan ganda bayi lahir premature maka akan menyebabkan rentan terhadap
kuman infeksi sehingga membutuhkan perhatian medis dan perawatan
khusus.

1.6 Patofisiologi
Pada kembar identik atau kembar monozigote, proses terjadinya yaitu pada
saat pembuahan, satu ovum dibuahi oleh satu sel sperma. Kemudian terbentuk
zigote. Zigote membelah secara mitosis, dari 1 sel menjadi 2, dari 2 sel menjadi 4
dan seterusnya yang disebut fase morula, blastula, gastula, dan neurula.
Bila pembelahan seperti diatas terjadi pada fase morula (1-3 hari setelah
pembuahan), maka setiap embrio akan memiliki kantong ketuban yang berbeda
dan satu plasenta. Kemudian pada fase primitif, akan terjadi pemisahan sempurna
yang akan berkembang menjadi 2 (atau lebih) janin yang kembar identik.
Bila pada fase primitif terjadi gangguan, atau terdapat kegagalan pembelahan,
maka biasanya akan menimbulkan kecacatan fisik atau dempetnya bagian tubuh
tertentu. Ketidaksempurnaan akibat gangguan segmentasi inilah yang
menyebabkan proses pemisahan dua jabang bayi tak berlangsung sempurna dan
disebut kembar siam. Pada kembar fraternal atau kembar dizigote, dimana terjadi
dua ovum yang matang secara bersama – sama dibuahi oleh masing masing 1 sel
sperma. Sehingga pada proses pembelahan selanjutnya akan terbentuk 2 janin
dengan 2 plasenta, 2 amnion dan 2 korion yang terpisah, tetapi masih dalam satu
rahim.
1.7 Manifestasi Klinis
Terdapat beberapa tanda dan gejala yang ditunjukkan saat seoarng ibu mengalami
kehamilan ganda/gemelli antara lain :
1. Distensi uterus berlebihan bahkan sampai melewati batas toleransinya,
seringkali terjadi partus prematurus. Hal ini membuat usia kehamilan semakin
singkat karena terdapat lebih dari satu janin pada kehamilan ganda/gemelli.
2. Ukuran uterus, tinggi fundus uteri, dan lingkar abdomen melebihi ukuran
yang seharusnya untuk usia kehamilan akibat pertumbuhan uterus yang pesat
selama trimester kedua.
3. Berat badan ibu dengan kehamilan ganda/gemelli lebih besar daripada pada
kehamilan tunggal karena kebutuhan ibu akan zat-zat kehamilan lebih besar
daripada pada kehamilan tunggal.
4. Ukuran uterus lebih besar sekitar (>4cm) dibandingkan usia kehamilannya.
5. Saat dilakukan palpasi teraba dua kepala, dua bokong, atau dua punggung.
6. Biasanya terjadi mual dan muntah yang berat karena HCG yang meningkat.
7. Saat dilakukan palpasi didapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang besar.
8. Saat dilakukan auskultasi terdengar lebih dari satu denyut jantung dengan
jelas dan berbeda (nonmaternal), biasanya >10 denyut/menit.

Apabila muncul gejala seperti diatas maka memungkian bahwa ibu mengalami
kehamilan ganda/gemelli maka diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang
untuk mendukung kecurigaan tersebut.

1.8 Pemeriksaan Penunjang kehamilan gemelli


Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan pada kehamilan ganda/gemelli yaitu:
1. Anamnesa
a) Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan
b) Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
c) Uterus terasa lebih cepat membesar
d) Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan
2. Inspeksi dan Palpasi
a) Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih
besar dan cepat tumbuhnya dari biasa.
b) Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak
c) Banyak bagian-bagian kecil teraba
d) Teraba 3 bagian besar janin
e) Teraba 2 balotemen
3. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak
berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per
menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.
4. Rontgen foto abdomen
Menunjukkan terdapat 2 janin.
5. USG
Tampak 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah dapat ditentukan
pada triwulan I.
6. Eletrokardiogram fetal
Diperoleh dua EKG yang berbeda dari masing-masing janin.
7. Reaksi kehamilan
Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2
plasenta, maka produksi HCG akan tinggi seperti menunjukkan
reaksi kehamilan bisa positif kadang-kadang sampai 1/200.

1.9 Penatalaksanaan Keperawatan kehamilan gemelli


Pada kehamilan gemelli perlu untuk dilakukan pemeriksaan antenatal dengan
perhatian khsusus karena memilki resiko beberapa komolikasi yang dapat terjadi.
Pemeriksaan antenatal yang dilakukan menurut (Nuzul ZA dkk., 2019) antara lain
:
1. Pemeriksaan USG setiap 3-4 minggu yang dimulai pada usia kehamilan 20
minggu
2. Pemeriksaan setiap 2 minggu pada usia kehamilan 34-36 minggu.
3. Pemeriksaan setiap minggu pada usia kehamilan >36 minggu.
4. Dianjurkan untuk lebih banyak bedrest hal itu menyebabkan aliran darah ke
plasenta meningkat, sehingga membuat pertumbuhan janin lebih baik.
BAB 2. CLINICAL PATHWAY

Ras, Usia, Hereditas, Obat-obatan

Kehamilan Gemelli/ganda/kembar Perubahan hormon

Mual, muntah,
Mal presentasi Bayi prematur Presentasi janin anoreksia
normal
Gangguan Rasa
Nyaman
Pembedahan (SC) Defisit Nutrisi
Persalinan pervaginam

Kepekaan uterus Risiko Intoleransi


Risiko tinggi infeksi meningkat Aktivitas
pos op (SC) Ancaman kematian
ibu dan janin
Uterus membesar Tekanan
sesuai usia kehamilan abdomen
meningkat
Kurang Defisit
informasi Pengetahuan
Gangguan
eliminasi urine
Ansietas
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN

1.1 Pengkajian Keperawatan


1.1.1 Identitas klien
Berisi nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, golongan
darah, pekerjaan, pendidikan terakhir, agama, suku, alamat, tanggal
MRS.
1.1.2 Riwayat kesehatan
1. Diagnosa Medik
2. Keluhan utama
Keluhan yang saat pengkajian diinformasikan oleh klien.
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
b) Riwayat kesehatan sebelumnya
c) Riwayat penyakit keluarga
d) Riwayat menstruasi
e) Riwayat keturunan kembar
f) Riwayat perkawinan
g) Riwayat kehamilan
- Antenatal
- Intranatal
- Postnatal
4. Riwayat kehamilan sekarang
a. Hari pertama haid terakhir (HPHT)
b. Hari perkiraan lahir (HPL)
c. Keluhan
d. Antenatal care (ANC)
5. Riwayat keluarga berencana
1.1.3 Pemeriksaan Fisik
Berisi keadaan klien dan tingkat kesadaran klien, keadaan kondisi
kepala dan anggota tubuh lainnya (Keadaan umum, kesadaran, TTV)
Pemeriksaan fisik B1-B6
a) B 1 (Breath)
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
b) B 2 (Blood)
- Inspeksi
- Perkusi
- Auskultasi
c) B 3 (Brain)
- Inspeksi
d) B 4 (Bledder)
- Inspeksi
- Palpasi
b) B 5 (Bowl)
- Inspeksi
- Palpasi
c) B 6 (Bone)
- Inspeksi
- Palpasi

1.2 Diagnosa Keperawatan

Beberapa diagnosa yang kemungkinan muncul pada pasien dengan


kehamilan gemelli/ganda/kembar sebagai berikut :

1. Ansietas
2. Risiko Infeksi
3. Defisit Pengetahuan
4. Defisit Nutrisi
5. Gangguan rasa nyaman
6. Gangguan eliminasi urine
7. Risiko intoleransi aktivitas

1.3 Intervensi Keperawatan

No DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI PARAF


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL & NAMA
1. Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan Terapi relaksasi
b.d kekhawatiran intervensi selama (I.09326)
S
mengalami 2x24 jam maka Observasi syinthia
kegagalan tingkat ansietas 1. Identifikasi
menurun dengan teknik relaksasi
kriteria hasil: yang pernah
1. Verbalisasi efektif
khawatir digunakan
akibat kondisi 2. Identifikasi
yang dihadapi kesediaan,
menurun kemampuan,
2. Perilaku dan penggunaan
gelisah teknik
menurun sebelumnya
3. Keluhan Terapiutik
pusing 3. Ciptakan
menurun lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan
dengan
pencahayaan
dengan
pencahayaan
dan suhu ruang
nyaman
4. Gunakan
pakaian longgar
Edukasi
5. Jelaskan tujuan,
manfaat,
batasan, dan
jenis relaksasi
yang tersedia
6. Anjurkan
mengambil
posisi nyaman
7. Anjurkan rileks
dan merasakan
sensasi relaksasi
8. Demonstasikan
dan latih teknik
relaksasi
2. Gangguan rasa Setelah dilakukan Edukasi teknik napas
nyaman (D.0074) b.d intervensi selama (I.12452)
S
gangguan adaptasi 2x24 jam maka Observasi syinthia
kehamilan status kenyamanan 1. Identifikasi
meningkat dengan kesiapan dan
kriteria hasil: kemampuan
1. Kesejahteraan menerima
fisik informasi
meningkat Terapeutik
2. Keluhan sulit 2. Sediakan materi
tidur menurun dan media
3. Keluhan lelah pendidikan
menurun kesehatan
3. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
4. Berikan
kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
5. Jelaskan tujuan
dan manfaat
teknik napas
6. Jelaskan
prosedur teknik
napas
7. Anjurkan
memposisikan
tubuh senyaman
mungkin
8. Anjurkan
menutup mata
dan
berkonsentrasi
penuh
9. Demonstrasikan
menarik napas
selama 4 detik,
menahan napas
selama 2 detik
dan
menghembuskan
napas selama 8
detik
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan infeksi
(D.0142) d.d intervensi selama (I.14539)
S
ketidakadkuatan 2x24 jam maka Observasi syinthia
pertahanan tubuh tingkat infeksi 1. Monitor tanda
primer menurun dengan dan gejala
kriteria hasil: infeksi lokal dan
1. Demam sistemik
menurun Terapeutik
2. Kemerahan 2. Cuci tangan
menurun sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien
dan lingkungan
pasien
3. Pertahankan
teknik aseptik
pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
4. Jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
5. Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
6. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
Kolaborasi
7. Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu
1.4 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan secara sistematis dan periodik setelah pasien


diberi intervensi berdasarkan pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan dan implementasi. Evaluasi keperawatan ditulis dengan format
SOAP yaitu :

a. S (Subjektif) : bagaimana respon pasien setelah dilakukan tindakan


keperawatan
b. O (Objektif) : data pasien yang diperoleh dari perawat setelah dilakukan
tindakan keperawatan
c. A (Analisis) : masalah keperawatan pada pasien, apakah sudah teratasi,
belum teratasi, atau timbul masalah keperawatan baru
d. P (Planning) : rencana intervensi dihentikan , dilanjutkan, ditambah, atau
dimodifikasi
DAFTAR PUSTAKA

Arsil, R. dan R. S. Yanti. 2019. Kembar siam (dicephalus parapagus dibrachius).


Jurnal Kesehatan Andalas. 8(2):468.

Ningsih, D. R. 2020. Asuhan keperawatan pada ny .i dengan diagnosa medis “post


sectio caesarea dengan indikasi gemeli” di ruang nifas rsud bangil pasuruan

Nuzul ZA, R., R. S. Renjani, dan R. Astuti. 2019. Pengaruh umur, kehamilan ganda
dan gravida pada kejadian preeklampsia di rumah sakit umum meuraxa banda
aceh tahun 2015. Journal of Healthcare Technology and Medicine. 2(2):115.

Parlindungan, Y. B., F. W. Wagey, dan M. Mewengkang. 2016. Luaran persalinan


gemeli di rsup prof . dr . r . d kandou. Jurnal E-Clinic (eCl). 4(2)

Saffira, A. N., Y. Trisetiyono2, E. B. P. . Andar, dan J. Dewantiningrum. 2020.


Luaran maternal dan neonatal pada kehamilan gemelli di rsup dr. kariadi
semarang. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro).
9(2):140–147.

Tri Astuti, A. 2018. Hubungan paritas dan kehamilan kembar terhadap kejadian letak
sungsang di rskdia siti fatimah makssar tahun 2018. Jurnal Kesehatan Delima
Pelamonia. 2(2):104–109.

Anda mungkin juga menyukai