LEUKEMIA
disusun guna memenuhi tugas Pendidikan Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal
Oleh:
Syinthia Purnama Asyura, S.Kep
NIM 202311101127
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoletik yang
ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah
abnormal atau sel leukemik. Hasil ini disebabkan oleh roliferasi tidak terkontrol
dari klon sel darah immatur yang berasal dari sel induk hematopoietik. Sel
leukemik tersebut juga ditemukan dalam darah perifer dan sering mengnvasi
jaringan retikuloendotelial seperti limpa, hati, dan kelenjar limfe (Dia Rofinda,
2012)
Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan proliferasi dini
yang berlebihan dari sel darah putih. Leukemia juga bisa didefinisikan sebagai
keganasan hematologis akibat proses neoplastik yang disertai dengan gangguan
diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk hematopoietik (Handayani dan
Haribowo, 2008).
1.3 Epidemiologi
Angka kejadian leukemia merupakan salah satu jenis kanker yang apabila
tidak dideteksi secara dini bisa berakibat sangat fatal yaitu berupa kematian.
Angka kejadian leukemia di Eropa adalah13/100.000 penduduk per tahunnya.
Insiden leukemia sendiri 2,8% dari seluruh jenis kanker yang ada. Di Asia
khususnya China, menurut data tahun 1986-1989, insiden leukemia terjadi sekitar
2,67/100.000, mendekati Negara Asia lainnya. Di Indonesia angka kejadian
leukemia terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data statistik rumah sakit
dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006, kasus leukemia (5,93%)
berada pada peringkat kelima setelah kanker payudara, kanker leher rahim,
kanker hati dan saluran empedu intrahepatik, limfoma nonHodgkin dari seluruh
pasien kanker rawat inap rumah sakit di Indonesia (Rahmadin dkk., 2018).
1.4 Etiologi
Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Menurut hasil
penelitihan, orang dengan faktor resiko tertentu lebih meningkatkan resiko
timbulnya penyakit leukemia.
1. Host
a. Umur, jenis kelamin, ras
Insiden leukemia bervariasi menurut umur, biasanya leukemia ini banyak
ditemui pada anak anak usia 3-7 tahun dengan leukemia limfositik akut.
Sedangkan pada umur 15-39 tahun dengan leukemia mielositik akut,
sedangkan pada 30-50 tahun dengan leukemia mielositik kronik.
Leukemia menyumbang sekitar 2% dari semua jenis kanker. Menyerang 9
dari 100.000 orang di AS setiap tahun. Orang dewasa 10 kali
kemungkinan terserang leukemia daripada anak-anak. Leukemia terjadi
paling sering pada orang tua. Ketika leukemia terjad pada anak-anak, hal
itu terjad paling sering sebelum merka berusia 4 tahun.
b. Faktor Genetik
Leukemia pada anak-anak penderita down syndrome adalah 20 kali lebih
banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan
leukemia akut.
2. Agent
a. Virus
Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada
binatang. Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus
sebagai salah satu penyebab leukemia yaitu enzyme reserve transcriptase
ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui enzim di
dalam virus onkogenk seperti retrovirus tipe C yaitu jenis RNA yang
menyebabkan leukemia pada binatang.
Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi
terjadinya leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus
jenis cRNA, telah ditunjukan oleh miksoskop electron dan kultur jairngan
pada sel pasien dengan jenis pasien khusus leukemia.
b. Sinar Radioaktif
Factor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan leukemia. Angka
kejadian leukemia jelas sekali meningkat setelah terkena paparan sinar
radioaktif. Sebelum proteksi tehadap sinar radioaktif rutin dilakukan, ahli
radiologi mempunyai resiko penderita leukemia 10 kali lebih besar
dibandingkan yang tidak bekerja dibagian tersebut.
c. Zat Kimia
Zat-zat kimia diduga dapat menimbulkan dan meningkatkan resiko
terkena leukemia. 18 dari sebagian besar obat-obatan dapat menjadi
penyebab leukemia, pada orang dewasa menjadi leukemia non
limfoblastik akut.
d. Merokok
e. Lingkungan
Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan pekerjaan
dengan kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di
Jepang, sebagian besar kasus berasal dari rumah tangga dan kelompok
petani. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa orang yang
bekerja d pertanian atau peternakan mempunyai resiko tinggi leukemia.
Itu artinya oaring yang menderita leukemia kemungkinan 2,35 kali bekerja
dipertanian atau peternakan dibanding orang yang tidak menderita
leukemia (Mustika, 2016).
Etiologi spesifik belum diketahui, tetapi terdapat hubungan dengan proses
multifaktorial yang berkaitan dengan genetik, imunologi, lingkungan, bahan
toksik, dan paparan virus. Faktor lingkungan meliputi antara lain paparan ionizing
radiation, bahan toksik kimia, herbisida dan pestisida. Pemakaian obat-obatan
seperti kontrasepsi, diethylstilbestrol, dan amfetamin, rokok, konsumsi alkohol,
kontaminasi zat kimia sebelum atau selama kehamilan mempunyai hubungan
tidak konsisten dengan leukimia. Ionizing radiation dan paparan benzene
merupakan faktor risiko yang berhubungan erat baik dengan leukimia maupun
leukemia mieloid akut. Beberapa penelitian melaporkan adanya kemungkinan
hubungan antara medan elektromagnetik dari daya voltase tinggi dan
perkembangan leukemia, tetapi penelitian yang lebih besar tidak mengonfirmasi
hubungan tersebut. Sampai saat ini, penyebab leukemia umumnya tidak dapat
diidentifikasi (Yenni, 2014)
1.5 Klasifikasi
Klasifikasi leukemia ada 4 (Handayani dan Haribowo, 2008) yaitu :
a. Leukemia Myeoloid Akut (LMA/AML)
AML merupakan kanker sel darah myeloid yang belum dewasa dan sering
terjadi pada orang dewasa.tingkat pertumbuhan sel ini cepat dan awalnya
mempengaruhi produksi sel darah normal. Pasien akan mengalami gejala
rendahnya jumlah sel darah (misalnya anemia, infeksi karena jumlah sel darah
putih yang rendah, pendarahan abnormal karena jumlah trombosit yang
rendah).
b. Leukemia Limfoblastik Akut (ALL)
ALL merupakan sel kanker limfoid yang belum dewasa, lebih sering pada
anak-anak dan merupakan leukimia yang paling umum diderita oleh anak
anak. Presentasinya mirip dengan AML.
c. Leukemia Myeoloid Kronis (CML)
CML yaitu sel kanker myeoloid dewasa yang terikat dengan kehadiran
kromosom philadelphia. Jenis leukimia ini sering terdeteksi pada orang
dewasa. Sel kanker ini berkembang pada tingkatan yang relatif lambat,
penyakit di stadium awal mungkin tidak menunjukkan gejala apapun. Pada
stadium selanjutnya, pembesaran limfa bisa menyebabkan sakit perut.
Produksi sel darah normal juga bisa terpengaruh , dan memunculkan gejala-
gejala yang tercantum diatas.
d. Leukemia Limfositik Kronis (CLL)
CLL merupakan sel kanker limfoid dewasa. Sebagian besar diderita oleh yang
berusia lanjut (>60 tahun). Jenis ini jarang terjadi pada anak-anak. Sel kanker
ini ditandai dengan laju pertumbuhan yang lambat. Penyakit stadium awal
biasanya bersifat asimtomatik.
1.6 Patofisiologis
Patofisiologi leukemia berupa abnormalitas genetik disertai paparan zat
karsinogenik yang menyebabkan kerusakan DNA pada sel-sel hematopoetik,
sehingga terjadi proliferasi tidak terkontrol dan penurunan apoptosis sel.
Pertumbuhan sel-sel abnormal melebihi jumlah seharusnya namun tidak bisa
berfungsi sebagaimana mestinya.
Leukemia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang fatal dan
terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak
terkendalinya proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari sel pertamatama
menggumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang, limfosit di
dalam limfe node) dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke organ
yang lebih besar sehingga mengakibatkan hematomegali dan splenomegali.
Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer serta
mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis normal
terhambat, mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, eritrosit, dan trobosit.
Eritrosit dan trombosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat
sel imatur. Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel
hematopoetik lainnya dan mengarah kepembelahan sel yang cepat dan sitopenia
atau penurunan jumlah. Pembelahan dari sel darah putih meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi karena penurunan imun. Trombositopeni
mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh ptekie dan ekimosis atau
perdarahan dalam kulit, epistaksis atau perdarahan hidung, hematoma dalam
membrane mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan saluran kemih. Tulang
mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang,
Sel-sel abnormal
LEUKEMIA
1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Intoleransi aktivitas
4. Risiko perdarahan
5. Defisit nutrisi
1.3 Intervensi Keperawatan
Edukasi :
1. Jelaskan
penyebab,
periode, pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik
e. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori jenis nutrien
yang dibutuhkan,
jika perlu
Rahmadin, B., I. Wahid, dan R. Yaswir. 2018. Profil penderita leukemia mieloblastik
akut di bagian penyakit dalam rsup dr. m. djamil padang. Jurnal Kesehatan
Andalas. 6(3):495.
Yenni, . 2014. Rehabilitasi medik pada anak dengan leukemia limfoblastik akut.
Jurnal Biomedik (Jbm). 6(1):1–7.