AISYIYAH MALANG
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
OLEH :
201920461011089
2020
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATANUTERUS HIPOTONIK DI RUANG KHADIJAH RS ISLAM
AISYIYAH MALANG
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
KELOMPOK 11
NIM: 201920461011089
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
LEMBAR PENILAIAN...........................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN...................................................................5
A. Definisi................................................................................................................5
B. Etiologi................................................................................................................5
C. Epidemologi........................................................................................................5
D. Tanda dan Gejala.................................................................................................5
E. Patofisologi.........................................................................................................5
F. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................5
G. Penatalaksanaan..................................................................................................5
H. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS PADA KASUS)..................................5
I. Diagnosa Keperawatan (SDKI)...........................................................................5
J. Luaran Keperawatan (SLKI)...............................................................................5
K. Intervensi Keperawatan (SIKI)...........................................................................5
L. Daftar Pustaka.....................................................................................................5
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................6
A. CASE REPORT..................................................................................................6
B. Pengkajian (Focus Assesement)..........................................................................6
C. Analisa Data........................................................................................................6
D. Diagnosa Keperawatan (SDKI)...........................................................................6
E. Luaran Keperawatan (SLKI)...............................................................................6
F. Luaran Keperawatan (SIKI)................................................................................6
Daftar Pustaka........................................................................................................11
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Uterus hipotonik adalah kontraksi uterus kurang dari normal, lemah dan dalam
durasi yang pendek (Bainuan D.,L, Husin F, Anwar D.,A, Arifin A, 2018). His hipotonik
disebut juga inersia uteri yaitu his yang tidak normal, fundus berkontraksi lebih kuat dan
lebih dulu daripada bagian lain. Kelainan terletak pada kontraksinya yang singkat dan
jarang. Selama ketuban utuh umumnya tidak berbahaya bagi ibu dan janin. Uterus
hipotonik menandakan berkurangnya dan / atau melambatnya dari intensitas normal dan
durasi kontraksi uterus. Hal ini akan menyebabkan perlambatan dalam kemajuan
Hadisubroto Y, 2019).
(paling besar di fundus dan menurun sampai paling lemah di segmen bawah
uterus dan serviks, tetapi tonus dan intensitasnya sangat buruk (kurang dari 15
mmHg tekanan), tekanan itu sangat sedikit untuk mendilatasi serviks ( Setiawan D,
B. Etiologi
1) Faktor primer
2) Faktor sekunder
- Overdistensi uterus
- Perkembangan anomali uterus misal hipoplasia
- Mioma uterus
C. Klasifikasi
Kontraksi yang terjadi sejak awal, kekuatannya sudah lemah dan persalinan
Kontraksi yang menuculnya setelah berlangsung his kuat untuk waktu yang lama dan
terjadi pada kala I fase aktif. His pernah cukup kuat tetapi kemudian melemah. Dapat
terdapat kaput, dan mungkin ketuban telah pecah. Pada persalinan dewasa ini
menimbulkan kelelahan otot uterus, maka inersia uteri sekunder ini jarang ditemukan.
Kecuali pada wanita yang tidak diberi pengawasan baik waktu persalinan (Bainuan
D. Manifestasi Klinis
Kontraksi uterus kurang dari normal, lemah atau dalam jangka waktu pendek
Lebih rentan terdapatnya placenta yang tertinggal dan perdarahan paska persalinan
E. Patofisiologi
Pada multipara lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri. Faktor
herediter mungkin memegang peranan dalam kelainan his. Sampai seberapa jauh faktor
emosi (ketakutan dan lain-lain) mempengaruhi kelainan his, belum ada persesuaian
paham antara para ahli. Satu sebab yang penting dalam kelainan his, khusunya inersia
uteri, ialah apabila bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah
uterus seperti misalnya kelainan letak janin atau pada disproporsi sefalopelvik.
Peregangan rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda maupun hiroamnion juga dapat
merupakan penyebab dari inersia uteri yang murni. Akhirnya gangguan pembentukan
uterus pada masa embrional, misalnya uterus bikornus unikollis, dapat mengakibatkan
Inertia uteri
Hipotonik
Persalinan kimia
Pada ibu Tekanan his kuat Energi ibu banyak Pada janin
terbuang
Risiko cedera
Hipovolemia pada janin
G. Komplikasi
a.Bagi ibu :
- Infeksi
- Kelelahan
- Dehidrasi
- Asidosis
- Atonia uteri
b.Bagi janin :
- Infeksi
- Gawat janin
H. Pemeriksaan Penunjang
1) KTG
I. Penatalaksanaan
1) Diperlukan pengawasan dalam persalinan lama oleh sebab apa pun. Penatalaksanaan
mencakup pengukuran tekanan darah tiap 4 jam, pencatatan denyut jantung janin tiap
setengah jam dalam kala I dan lebih sering dalam kala II, pemberian infus larutan
antinyeri berupa petidin 50 mg. Selain pemeriksaan di atas juga perlu dilakukan
pemeriksaan untuk mengetahui apakah persalinan sudah benar dimulai atau tidak dan
2) Pemeriksaan keadaan serviks, presentasi dan posisi janin, turunnya kepala janin dalam
pengawasan ketat. Infus dihentikan bila kontraksi uterus berlangsung lebih dari 60
detik atau kalau denyut jantung janin melambat atau menjadi lebih cepat. Oksitosin
jangan diberikan pada grande multipara dan pernah mengalami seksio sesarea karena
a. Biodata pasien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, alamat, dan nomor register.
b. Biodata penanggung jawab Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
1) Keluhan utama
Merupakan alasan utama pasien untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan dan
apa saja yang dirasakan pasien. Yang umumnya pasien datang dengan keluhan
dan hiperrefleksia.
5) Riwayat perkawinan Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20
perlu ditanyakan antara lain : Jumlah anggota keluarga, dukungan materil dan
kesehatan, kebiasaan yang merugikan kesehatan. Data yang dikaji pada ibu
d. Data subyektif :
1. Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
5. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan.
6. Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh
e. Data Obyektif :
5. Pemeriksaan penunjang:
a) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan
interval 6 jam.
hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif), kadar hematokrit
menurun, serum kreatinin meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml.
d) Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak.
- Risiko cedera pada janin: Luaran utama adalah tingkat cedera (L.14136)
hipovolemia
- Nyeri akut: Intervensi utama adalah manajemen nyeri dan pemberian analgesic
- Risiko cedera pada janin: Intervensi utama adalah pemantauan denyut jantung janin,
A. CASE REPORT
Seorang Ny “A” berusia 20 tahun, hamil yang ketiga dan tidak pernah keguguran.
Ny “A” mengatakan bahwa haid pertama haid terakhirnya pada tanggal 24 juni 2016,
menurut rumus Naegele usia kehamilan ibu sudah memasuki 39 minggu 4 hari dan
tafsiran persalinannya pada tanggal 01 bulan april 2017. Keluhan utama ibu datang ke
RS, ibu mengatakan karena sudah merasakan nyeri perut tembus ke belakang sejak
tanggal 29 maret 2017 pukul 05:00 wita bersifat hilang timbul dan ibu mengatakan
janinnya bergerak kuat pada sebelah kiri perut ibu. Ibu tidak pernah merasakan nyeri
perut yang sangat hebat selama hamil dan ibu memeriksakan kandungannya sebanyak 3x
dan mendapat suntikan TT 1x. Ibu juga tidak pernah menderita hipertansi, asma, maupun
jantung dan ibu tidak pernah menjadi akseptor KB. Ibu tampak meringis karena nyeri di
perut, cemas dan takut, terlihat mukanya gelisah dan terus memegang tangan suaminya.
Riwayat Menarche pada umur 13 tahun, siklus 28-30 hari, lama 6-7 hari serta tidak ada
nyeri pada saat haid.
Dari hasil pemeriksaan TTV ibu diperoleh TTV nadi 110x/menit, RR 22x/menit,
TD 130/80, suhu 36,5ͦ, pemeriksaan leopold diperoleh TFU 3jrbpx, 37 cm dan teraba
bokong di fundus uteri, punggung kanan, presentase kepala dan kepala sudah masuk
kedalam rongga panggul. Hasil pemeriksaan dalam pukul 14:30 wita didapatkan
pembukaan 6 cm dan pembukaan lengkap pada jam 21:30 wita sampai jam 21:33 wita
bayi lahir. Dari hasil pemeriksaan pukul 14:30 wita didapatkan pembukaan 6 cm dan
penurunan kepala janin berada pada hodge I ke hodge II, frekuensi his 3 kali dalam 10
menit durasi 30-35 detik, serta DJJ dan nadi dalam batas normal. Pada pukul 18:30 wita
dilakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan ibu dalam pembukaan 8 cm dan penurunan
kepala berada dalam hodge III, frekuensi his 4 kali dalam 10 menit durasi 45-50 detik.
Pada pukul 19:00 wita sampai 20:30 wita his ibu 3 kali dalam 10 menit dengan durasi
35-40 detik. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam pukul 19:30 wita didapatkan ibu
masih dalam pembukaan 8 cm dan penurunan kepala masih berada dalam hodge III.
Pembukaan ibu menjadi lengkap pada pukul 21:30 wita dan penurunan kepala janin
sudah berada di hodge IV.
Pada VT pertama didapatkan ibu dalam pembukaan 6 cm dan penurunan kepala
janin berada dalam hodge I ke hodge II. Frekuensi his ibu 3 kali dalam 10 menit durasi
30-35 detik serta DJJ dan nadi dalam batas normal. Hasil observasi his ibu pada pukul
15:00 wita samapai 17:00 wita frekuensi his ibu masih dalam 3 kali dalam 10 menit
durasi 30-35 detik. Pada pukul 17:30 wita frekuensi his ibu menjadi 3 kali dalam 10
menit dengan durasi 40-45 detik, dan pada pukul 18:00 wita frekuensi his ibu menjadi 4
kali dalam 10 menit dengan durasi 40-45 detik.
Pada VT kedua didapatkan ibu dalam pembukaan 8 cm dan penurunan kepala
janin berada di hodge III, frekuensi his 4 kali dalam 10 menit dengan durasi 40-45 detik.
DJJ dan nadi dalam batas normal. VT ini dilakukan 4 jam setelah VT pertama dan VT
pertama didapatkan pembukaan 6 cm kemudian VT kedua didapatkan pembukaan 8 cm.
Hal ini menunjukkan bahwa serviks hanya membuka 2 cm dan seharusnya setiap 1 jam
serviks ini mengalami pembukaan 1 cm.
Pada VT ketiga didapatkan ibu masih dalam pembukaan 8 cm dan penurunan
kepala masih berada di hodge III. Frekuensi his 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 35-
40 detik. DJJ dan nadi dalam batas normal.
Pada VT keempat yaitu pada pukul 21:30 wita, ibu dalam pembukaan lengkap.
Frekuensi his yang tadinya 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 35-40 detik kini menjadi
4 kali dalam 10 menit dengan durasi 45-50 detik.
A. Pengkajian (Focus Assesement)
1. Identitas pasien
Nama klien : Ny.A
No rekam medis : TT
Umur : 20 thn
Pekerjaan : TT
Agama : TT
Suku/bangsa : TT
Alamat : TT
2. Keluhan utama
Nyeri perut tembus ke belakang yang bersifat hilang timbul
3. Riwayat perkawinan
Status menikah : menikah
Menikah : (TT) kali, menikah pertama usia....tahun
Lama pernikahan :......tahun (TT)
Lain-lain sebutkan: TT
4. Riwayat Kontrasepsi KB
a. Riwayat kontrasepsi terdahulu : metode yang pernah dipakai: kb alami (jamu,
kalender,koitus,interuptus, dll)
b. Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini: (TT)
c. Keluhan KB: (TT)
5. Riwayat Obstetri Terdahulu
1) Nyeri melahirkan b/d dilatasi serviks fisiologis d.d wajah meringis (D.0079)
2) Risiko cedera pada janin b/d disfungsi uterus d.d kelainan kontraksi, persalinan lama
(D.0138)
Bainuan D.,L, Husin F, Anwar D.,A, Arifin A. (2018). Sensitivitas, Spesifisitas dan
Oktarina M. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Deepublish.
Birth After a Cesarean (VBAC) pada Inertia Uteri Hipotonik dengan dan tanpa
Uterine Inertia Between Labor with and without Anemia in Hospital of Dr.