Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN UTERUS HIPOTONIK DI RUANG KHADIJAH RS ISLAM

AISYIYAH MALANG

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH :

Mega Dwi Anggraeni

201920461011089

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020

LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATANUTERUS HIPOTONIK DI RUANG KHADIJAH RS ISLAM

AISYIYAH MALANG

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN MATERNITAS

KELOMPOK 11

NAMA: Mega Dwi Anggraeni

NIM: 201920461011089

TGL PRAKTEK/MINGGU KE : 20 Juli/ MINGGU Ke 2

Malang, 10 Agustus 2020


Mahasiswa, Pembimbing,

(Mega Dwi Anggraeni) (Juwita Sari M.Kep.)


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
LEMBAR PENILAIAN...........................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN...................................................................5
A. Definisi................................................................................................................5
B. Etiologi................................................................................................................5
C. Epidemologi........................................................................................................5
D. Tanda dan Gejala.................................................................................................5
E. Patofisologi.........................................................................................................5
F. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................5
G. Penatalaksanaan..................................................................................................5
H. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS PADA KASUS)..................................5
I. Diagnosa Keperawatan (SDKI)...........................................................................5
J. Luaran Keperawatan (SLKI)...............................................................................5
K. Intervensi Keperawatan (SIKI)...........................................................................5
L. Daftar Pustaka.....................................................................................................5
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................6
A. CASE REPORT..................................................................................................6
B. Pengkajian (Focus Assesement)..........................................................................6
C. Analisa Data........................................................................................................6
D. Diagnosa Keperawatan (SDKI)...........................................................................6
E. Luaran Keperawatan (SLKI)...............................................................................6
F. Luaran Keperawatan (SIKI)................................................................................6
Daftar Pustaka........................................................................................................11
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Uterus hipotonik adalah kontraksi uterus kurang dari normal, lemah dan dalam

durasi yang pendek (Bainuan D.,L, Husin F, Anwar D.,A, Arifin A, 2018). His hipotonik

disebut juga inersia uteri yaitu his yang tidak normal, fundus berkontraksi lebih kuat dan

lebih dulu daripada bagian lain. Kelainan terletak pada kontraksinya yang singkat dan

jarang. Selama ketuban utuh umumnya tidak berbahaya bagi ibu dan janin. Uterus

hipotonik menandakan berkurangnya dan / atau melambatnya dari intensitas normal dan

durasi kontraksi uterus. Hal ini akan menyebabkan perlambatan dalam kemajuan

persalinan dan akan mengakibatkan persalinan lama (Wulandari P, Savitri A.,D,

Hadisubroto Y, 2019).

Pada disfungsi uterus hipotonik, kontraksi memilki pola gradient normal

(paling besar di fundus dan menurun sampai paling lemah di segmen bawah

uterus dan serviks, tetapi  tonus dan intensitasnya sangat buruk (kurang dari 15

mmHg tekanan), tekanan itu sangat sedikit untuk mendilatasi serviks ( Setiawan D,

Krisnadi R.,S, Sabarudin U, 2019).

B. Etiologi

1) Faktor primer

- Primigravida terutama pada usia tua

- Anemia dan asthenia

- Perasaan tegang dan emosional

- Pengaruh hormonal karena kekurangan prostaglandin atau oksitosin

- Ketidaktepatan penggunaan analgetik (Oktarina M, 2016).

2) Faktor sekunder

- Overdistensi uterus
- Perkembangan anomali uterus misal hipoplasia

- Mioma uterus

- Malpresentasi, malposisi, dan disproporsi cephalopelvik

- Kandung kemih dan rektum penuh (Oktarina M, 2016).

C. Klasifikasi

1) Inersia uteri primer

Kontraksi yang terjadi sejak awal, kekuatannya sudah lemah dan persalinan

berlangsung lama dan terjadi pada kala I fase laten.

2) Inersia uteri sekunder

Kontraksi yang menuculnya setelah berlangsung his kuat untuk waktu yang lama dan

terjadi pada kala I fase aktif. His pernah cukup kuat tetapi kemudian melemah. Dapat

ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan. Pada bagian terendah

terdapat kaput, dan mungkin ketuban telah pecah. Pada persalinan dewasa ini

,persalinan tidak dibiarkan berlangsung sedemikian lama sehingga dapat

menimbulkan kelelahan otot uterus, maka inersia uteri sekunder ini jarang ditemukan.

Kecuali pada wanita yang tidak diberi pengawasan baik waktu persalinan (Bainuan

D.,L, Husin F, Anwar D.,A, Arifin A, 2018).

D. Manifestasi Klinis

 Waktu persalinan memanjang

 Kontraksi uterus kurang dari normal, lemah atau dalam jangka waktu pendek

 Dilatasi serviks lambat

 Membran biasanya masih utuh

 Lebih rentan terdapatnya placenta yang tertinggal dan perdarahan paska persalinan

karena intarsia persisten


 Tokografi : Gelombang kontraksi kurang dari normal dengan amplitude pendek

(Yohanna S.,W, 2016).

E. Patofisiologi

Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida, khususnya primigravida tua.

Pada multipara lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri. Faktor

herediter mungkin memegang peranan dalam kelainan his. Sampai seberapa jauh faktor

emosi (ketakutan dan lain-lain) mempengaruhi kelainan his, belum ada persesuaian

paham antara para ahli. Satu sebab yang penting dalam kelainan his, khusunya inersia

uteri, ialah apabila bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah

uterus seperti misalnya kelainan letak janin atau pada disproporsi sefalopelvik.

Peregangan rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda maupun hiroamnion juga dapat

merupakan penyebab dari inersia uteri yang murni. Akhirnya gangguan pembentukan

uterus pada masa embrional, misalnya uterus bikornus unikollis, dapat mengakibatkan

kelainan his (Wulandari P, Savitri A.,D, Hadisubroto Y, 2019).


F. Pathway
Anemia Kehamilan prematur Stress Uterus yang terlalu tegang Primipara

Inertia uteri

Hipotonik

Kontraksi lemah Kelainan pada kekuatan

Pembukaan Koordinasikontraksi di bagian


tidak adekuat atas tengah bawah uterus
Persalinan terjadi
sangat cepa >3 jam
ͦ
His 23x/10ͦ®40 Partus presipitatus
Pembukaan serviks
tidak efisien Trauma janin dan ibu

Bayi tidak terdorong keluar

Persalinan kimia

Pada ibu Tekanan his kuat Energi ibu banyak Pada janin
terbuang

Interaksi Nyeri Tekanan his yang


mikroorganisme Ibu kelelehan kuat pada
patologis tengkorak janin

Persalinan dibantu vakum


Infeksi Tengkorak
tumpang tindih
Risiko
Sepsis perdarahan
Molase pada janin
Respon inflamasi
Perdarahan
intracranial pada
Metabolisme janin
meningkat

Risiko cedera
Hipovolemia pada janin
G. Komplikasi

a.Bagi ibu :

- Infeksi

- Kelelahan

- Dehidrasi

- Asidosis

- Atonia uteri

b.Bagi janin :

- Infeksi

- Gawat janin

- Kematian dalam kandungan

H. Pemeriksaan Penunjang

1) KTG

2) USG (Setiawan D, Krisnadi R.,S, Sabarudin U, 2019).

I. Penatalaksanaan

1) Diperlukan pengawasan dalam persalinan lama oleh sebab apa pun. Penatalaksanaan

mencakup pengukuran tekanan darah tiap 4 jam, pencatatan denyut jantung janin tiap

setengah jam dalam kala I dan lebih sering dalam kala II, pemberian infus larutan

glukosa 5% dan larutan NaCl isotonik secara intravena bergantian, pemberian

antinyeri berupa petidin 50 mg. Selain pemeriksaan di atas juga perlu dilakukan

pemeriksaan untuk mengetahui apakah persalinan sudah benar dimulai atau tidak dan

apakah terdapat disproporsi sefalopelvik atau tidak.

2) Pemeriksaan keadaan serviks, presentasi dan posisi janin, turunnya kepala janin dalam

panggul dan keadaan panggul

3) Memperbaiki keadaan umum ibu


4) Pengosongan kandung kemih serta rektum

5) Pemberian oksitosin, 5 satuan IU dalam laturan glukosa 5% diberikan infus intravena

dengan kecepatan 12 tetes per menit. Pemberian infus oksitosin memerlukan

pengawasan ketat. Infus dihentikan bila kontraksi uterus berlangsung lebih dari 60

detik atau kalau denyut jantung janin melambat atau menjadi lebih cepat. Oksitosin

jangan diberikan pada grande multipara dan pernah mengalami seksio sesarea karena

dapat menyebabkan terjadinya ruptur uteri (Oktarina M, 2016).

J. Konsep Asuhan Keperawatan (FOKUS PADA KASUS)

a. Biodata pasien

Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, alamat, dan nomor register.

b. Biodata penanggung jawab Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,

suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat.

c. Riwayat kesehatan pasien

1) Keluhan utama

Merupakan alasan utama pasien untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan dan

apa saja yang dirasakan pasien. Yang umumnya pasien datang dengan keluhan

nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri di epigastrium

dan hiperrefleksia.

2) Riwayat kesehatan dahulu

 Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil

 Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia pada kehamilan terdahulu.

 Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas.

 Ibu mungkin pernah menderita penyakit gagal ginjal kronis.

3) Riwayat kesehatan sekarang

 Ibu merasa sakit kepala di daerah frontal.


 Terasa sakit diuluhati/nyeri epigastrium.

 Mual dan muntah, tidak nafsu makan.

 Gangguan serebral lainnya: refleks tinggi, dan tidak tenang.

 Edema pada ekstremitas

 Tengkuk terasa berat.

 Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu.

4) Riwayat kesehatan keluarga Kemungkinan mempunyai riwayat preeklamsia dan

eklamsia dalam keluarga.

5) Riwayat perkawinan Biasanya terjadi pada wanita yang menikah dibawah usia 20

tahun atau diatas 35 tahun.

6) Riwayat psikososial Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau pasien

perlu ditanyakan antara lain : Jumlah anggota keluarga, dukungan materil dan

moril yang didapat dari keluarga, kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan

kesehatan, kebiasaan yang merugikan kesehatan. Data yang dikaji pada ibu

bersalin dengan preeklamsia adalah: :

d. Data subyektif :

1. Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun

2. Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tekanan darah, oedema,

pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur.

3. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,

hipertensi kronik, DM.

4. Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta

riwayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.

5. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun

selingan.
6. Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh

karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya.

e. Data Obyektif :

1. Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam

2. Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema

3. Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress

4. Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian Magnesium

sulfat (jika refleks +)

5. Pemeriksaan penunjang:

a) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan

interval 6 jam.

b) Laboratorium : proteinuria dengan kateter atau midstream (biasanya meningkat

hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif), kadar hematokrit

menurun, serum kreatinin meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml.

c) Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu

d) Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak.

e) USG ; untuk mengetahui keadaan janin.

f) NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin.

f. Pemeriksaan fisik biologis

 Keadaan umum : lemah

 Kepala : sakit kepala, wajah edema

 Mata : konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina

 Pencernaan abdomen : nyeri daerah epigastrium, anoreksia, mual dan muntah.

Ekstremitas : edema pada kaki dan tangan juga pada jari-jari.

 Sistem persyarafan : hiperrefleksia, klonus pada kaki.


 Genitourinaria : oliguria, proteinuria.

K. Diagnosa Keperawatan (SDKI) :

- Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif (D.0023)

- Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (D.0077)

- Risiko perdarahan b/d komplikasi kehamilan (D.0012)

- Risiko cedera pada janin b/d disfungsi uterus (D.0138)

L. Luaran Keperawatan (SLKI)

- Hipovolemia: Luaran utama adalah status cairan (L.03028)

- Nyeri akut: Luaran utama adalah tingkat nyeri (L.08066)

- Risiko perdarahan: Luaran utama adalah tingkat perdarahan (L.020217)

- Risiko cedera pada janin: Luaran utama adalah tingkat cedera (L.14136)

M. Intervensi Keperawatan (SIKI)

- Hipovolemia: Intervensi utama adalah manajemen hipovolemia dan manajemen syok

hipovolemia

- Nyeri akut: Intervensi utama adalah manajemen nyeri dan pemberian analgesic

- Risiko perdarahan: Intervensi utama adalah pencegahan perdarahan

- Risiko cedera pada janin: Intervensi utama adalah pemantauan denyut jantung janin,

pencegahan cedera dan pengukuran gerakan janin


BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN

A. CASE REPORT

Seorang Ny “A” berusia 20 tahun, hamil yang ketiga dan tidak pernah keguguran.
Ny “A” mengatakan bahwa haid pertama haid terakhirnya pada tanggal 24 juni 2016,
menurut rumus Naegele usia kehamilan ibu sudah memasuki 39 minggu 4 hari dan
tafsiran persalinannya pada tanggal 01 bulan april 2017. Keluhan utama ibu datang ke
RS, ibu mengatakan karena sudah merasakan nyeri perut tembus ke belakang sejak
tanggal 29 maret 2017 pukul 05:00 wita bersifat hilang timbul dan ibu mengatakan
janinnya bergerak kuat pada sebelah kiri perut ibu. Ibu tidak pernah merasakan nyeri
perut yang sangat hebat selama hamil dan ibu memeriksakan kandungannya sebanyak 3x
dan mendapat suntikan TT 1x. Ibu juga tidak pernah menderita hipertansi, asma, maupun
jantung dan ibu tidak pernah menjadi akseptor KB. Ibu tampak meringis karena nyeri di
perut, cemas dan takut, terlihat mukanya gelisah dan terus memegang tangan suaminya.
Riwayat Menarche pada umur 13 tahun, siklus 28-30 hari, lama 6-7 hari serta tidak ada
nyeri pada saat haid.
Dari hasil pemeriksaan TTV ibu diperoleh TTV nadi 110x/menit, RR 22x/menit,
TD 130/80, suhu 36,5ͦ, pemeriksaan leopold diperoleh TFU 3jrbpx, 37 cm dan teraba
bokong di fundus uteri, punggung kanan, presentase kepala dan kepala sudah masuk
kedalam rongga panggul. Hasil pemeriksaan dalam pukul 14:30 wita didapatkan
pembukaan 6 cm dan pembukaan lengkap pada jam 21:30 wita sampai jam 21:33 wita
bayi lahir. Dari hasil pemeriksaan pukul 14:30 wita didapatkan pembukaan 6 cm dan
penurunan kepala janin berada pada hodge I ke hodge II, frekuensi his 3 kali dalam 10
menit durasi 30-35 detik, serta DJJ dan nadi dalam batas normal. Pada pukul 18:30 wita
dilakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan ibu dalam pembukaan 8 cm dan penurunan
kepala berada dalam hodge III, frekuensi his 4 kali dalam 10 menit durasi 45-50 detik.
Pada pukul 19:00 wita sampai 20:30 wita his ibu 3 kali dalam 10 menit dengan durasi
35-40 detik. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam pukul 19:30 wita didapatkan ibu
masih dalam pembukaan 8 cm dan penurunan kepala masih berada dalam hodge III.
Pembukaan ibu menjadi lengkap pada pukul 21:30 wita dan penurunan kepala janin
sudah berada di hodge IV.
Pada VT pertama didapatkan ibu dalam pembukaan 6 cm dan penurunan kepala
janin berada dalam hodge I ke hodge II. Frekuensi his ibu 3 kali dalam 10 menit durasi
30-35 detik serta DJJ dan nadi dalam batas normal. Hasil observasi his ibu pada pukul
15:00 wita samapai 17:00 wita frekuensi his ibu masih dalam 3 kali dalam 10 menit
durasi 30-35 detik. Pada pukul 17:30 wita frekuensi his ibu menjadi 3 kali dalam 10
menit dengan durasi 40-45 detik, dan pada pukul 18:00 wita frekuensi his ibu menjadi 4
kali dalam 10 menit dengan durasi 40-45 detik.
Pada VT kedua didapatkan ibu dalam pembukaan 8 cm dan penurunan kepala
janin berada di hodge III, frekuensi his 4 kali dalam 10 menit dengan durasi 40-45 detik.
DJJ dan nadi dalam batas normal. VT ini dilakukan 4 jam setelah VT pertama dan VT
pertama didapatkan pembukaan 6 cm kemudian VT kedua didapatkan pembukaan 8 cm.
Hal ini menunjukkan bahwa serviks hanya membuka 2 cm dan seharusnya setiap 1 jam
serviks ini mengalami pembukaan 1 cm.
Pada VT ketiga didapatkan ibu masih dalam pembukaan 8 cm dan penurunan
kepala masih berada di hodge III. Frekuensi his 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 35-
40 detik. DJJ dan nadi dalam batas normal.
Pada VT keempat yaitu pada pukul 21:30 wita, ibu dalam pembukaan lengkap.
Frekuensi his yang tadinya 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 35-40 detik kini menjadi
4 kali dalam 10 menit dengan durasi 45-50 detik.
A. Pengkajian (Focus Assesement)

1. Identitas pasien
Nama klien : Ny.A
No rekam medis : TT
Umur : 20 thn
Pekerjaan : TT
Agama : TT
Suku/bangsa : TT
Alamat : TT
2. Keluhan utama
Nyeri perut tembus ke belakang yang bersifat hilang timbul
3. Riwayat perkawinan
Status menikah : menikah
Menikah : (TT) kali, menikah pertama usia....tahun
Lama pernikahan :......tahun (TT)
Lain-lain sebutkan: TT
4. Riwayat Kontrasepsi KB
a. Riwayat kontrasepsi terdahulu : metode yang pernah dipakai: kb alami (jamu,
kalender,koitus,interuptus, dll)
b. Riwayat kontrasepsi terakhir sebelum kehamilan ini: (TT)
c. Keluhan KB: (TT)
5. Riwayat Obstetri Terdahulu

No Tgl/ Tempa Umu Jenis Penolong penyuli BB Hidup/


Bln/ t r persalina persalina t laihi mati
Thn partus hami n n r
Partu l
s
1. Hami - - - - - - -
l
sekar
ang
Pengalaman menyusui: Ya/Tidak

6. Riwayat Kehamilan sekarang


a. Riwayat menstruasi :
Umur manarche : 13 tahun
Lama haid : 6-7 hari serta tidak ada nyeri pada saat haid.
HPHT : 24 juni 2016
Lain-lain sebutkan : TT
b. Perdarahan pervaginam : TT
c. Keputihan : TT
d. Mual dan muntah : TT
e. Masalah pada kehamilan ini : TT
f. Pemakaian obat dan jamu : TT
g. Keluhan lain : TT
7. Riwayat penyakit medis
Uterus Hypotonic
8. Riwayat penyakit keluarga : TT
9. Adanya masalah lain selama kehamilan, persalinan dan nifas terdahulu:
Sebutkan: (TT)
10. Pemeriksaan umum
a. Status obstetrik : GI P0 A0
b. Keadaan umum : Lemas
c. Kesadaran : composmenthis
d. Berat badan : TT
e. Lingkar lengan atas : TT
f. Tanda-tanda vital : TT
Tekanan darah :130/80 mmHg Nadi:110 x/menit
Pernafasan :22x/menit Suhu:36,50C
11. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : TT
b. Wajah : TT
c. Mata : TT
d. Hidung : TT
e. Mulut dan bibir : TT
f. Telinga : TT
g. Leher : TT
h. Ketiak : TT
12. Oksigenasi dan ventilasi:
a. Frekuensi pernapasan : 22x/menit
b. Irama nafas : TT
c. Suara nafas : TT
d. Suara jantung S1-S1 : TT
e. Capilary refil : TT
f. Tekanan darah : TT
g. Frekuensi nadi : TT
h. Irama nadi : TT
i. Keluhan : TT
13. Payudara : TT
14. Abdomen :
- Leopold I : TFU 3 jrbpx, 37 cm teraba bokong
- Leopold II : Punggung kanan
- Leopold III : Kepala
- Leopold IV : BDP, 4/5
- Lingkar Perut : 82 cm
- Tafsiran Berat Janin : TFU X LP=37 cm X 82 cm = 3060 gram
- His: 3 x 10 menit durasi 30-35
- DJJ terdengar kuat, jelas, dan teratur pada kuadran kanan bawah perut ibu dengan
frekuensi 120x/menit
15. Genetalia : TT
16. Ekstremitas : TT
17. Masalah khusus :
1. Eliminasi : TT
2. Istirahat dan kenyamanan: TT
3. Mobilisasi dan latihan : TT
4. Nutrisi dan cairan : TT
5. Keadaan psikologis : pasien cemas
6. Persiapan persalinan : TT
18. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini : inject TT 1x
19. Pemeriksaan penunjang: TT
B. Analisa Data

DATA PENYEBA MASALAH DIAGNOSA


(Tanda mayor & minor) B KEPERAWAT KEPERAWATAN
AN
DS: Pasien mengeluh nyeri Dilatasi Nyeri Nyeri melahirkan b/d
perut tembus ke belakang, serviks melahirkan dilatasi serviks
nyeri hilang timbul fisiologis d.d wajah
DO: meringis (D.0079)
- Ekspresi wajah meringis
- Berposisi meringankan
nyeri (ibu mengurut
punggung)
- Nadi meningkat
(110x/menit)
DS: Pasien mengatakan takut Kekhawatir Ansietas Ansietas b/d
persalinan an kekhawatiran
DO: megalami mengalami kegagalan
- Tampak gelisah kegagalan d.d tampak gelisah
- Tampak tegang (D.0080)
- Frekuensi nadi meningkat
(110x/menit)
DS:- Disfungsi Risiko cedera Risiko cedera pada
DO: uterus pada janin janin b/d disfungsi
- Persalinan memanjang uterus d.d kelainan
(lama) kontraksi, persalinan
lama (D.0138)

C. Diagnosa Keperawatan (SDKI)

1) Nyeri melahirkan b/d dilatasi serviks fisiologis d.d wajah meringis (D.0079)

2) Risiko cedera pada janin b/d disfungsi uterus d.d kelainan kontraksi, persalinan lama

(D.0138)

3) Ansietas b/d kekhawatiran mengalami kegagalan d.d tampak gelisah (D.0080)

4) Luaran Keperawatan (SLKI), Intervensi Keperawatan (SIKI)


NO SLKI SIKI
1. Setelah dilakuakan tindakan Manajemen Nyeri (1.08238)
keperawatan 1x24 jam di Observasi
harapakan ”Tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
(L.08066)” menurun kualitas, intensitas nyeri
dengan keriteral hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi factor yang memperberat dan
2. Meringis menurun memperingan nyeri
3. Gelisah menurun 4. Monitor efek samping penggunaan analgetik
4. Uterus teraba membulat Terapeutik
menurun 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
5. Ketegangan otot rasa nyeri (hypnosis, akupresur, TENS, terapi music,
menurun aromaterapi, terapi pijat dll)
6. Frekuensi nadi membaik 2. Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Tekanan darah membaik Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Setelah dilakuakan tindakan Pemantauan Denyut Jantung Janin (1.02056)
keperawatan 1x24 jam di Observasi
harapakan ”Tingkat cedera 1. Identifikasi status
(L.14136)” menurun obstetric
dengan keriteral hasil: 2. Identifikasi riwayat
1. Kejadian cedera obstetric
menurun 3. Identifikasi
2. Ketegangan otot pemeriksaan kehamilan sebelumnya
menurun 4. Periksa denyut jantung
3. Perdarahan menurun janin selama 1 menit
4. Ekspresi wajah kesakitan 5. Monitor denyut jantung
menurun janin
6. Monitor TTV ibu
Terapeutik
1. A
tur posisi pasien
2. L
akukan maneuver Leopold untuk menentukan posisi
janin
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Pengukuran Gerakan Janin (1.14554)
Observasi
1. Identifikasi pengetahuan dan kemampuan ibu
menghitung gerakan janin
2. Monitor gerakan janin
Terapeutik
1. Hitung dan catat gerakan janin (minimal 10 kali
gerakan dalam 12 jam)
2. Lakukan pemeriksaan CTG (cardiotcography) untuk
mengetahui frekuensi dan keteraturan denyut jantung
janin dan kontraksi rahim ibu
3. Catat jumlah gerakan janin dalam 12 jam perhari
4. Berikan oksigen 2-3 L/menit jika gerakan janin belum
mencapai 10 kali dalam 12 jam
Edukasi
1. Jelaskan manfaat menghitung gerakan janin dapat
meningkatkan hubungn ibu dan janin
2. Anjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi sebelum
menghitung gerakan janin
3. Anjurkan posisi miring kiri saat menghitung gerakan
janin, agar janin dapat memperoleh oksigen dengan
optimal dengan meningkatkan sirkulasi fetomatemal
4. Anjurkan ibu segera memberi tahu perawat jika
gerakan janin tidak mencapai 10 kali dalam 12 jam
5. Ajarkan ibu cara menghitung gerakan janin
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan tim medis jika ditemukan gawat
janin
3. Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (1.09314)
keperawatan selama 1x24 Observasi
jam “Tingkat ansietas 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (kondisi,
(L.09093)” meurun dengan waktu, stressor)
kriteria hasil: Terapeutik
1. Verbalisasi khawatir 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
akibat kondisi yang kepercayaan
dihadapi menurun 2. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan
2. Perilaku gelisah dengan penuh perhatian
3. Frekuensi nadi menurun 3. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Edukasi
1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
2. Anjurkan mengungkapkan perasaaan dan persepsi
3. Latih teknik relaksasi
Terapi Relaksasi (1.09326)
Observasi
1. Identifikasi penurunan tingkat energy,
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang
mengganggu kemampuan kognitif
2. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah
dan suhu sebelum dan sesudah latihan
3. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman
2. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan
berirama
3. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunang dengan
analgetik atau tindakan medis lain
Edukasi
5. Anjurkan mengambil posisi nyaman
6. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
7. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang
dipilih
8. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (napas
dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbing)
Daftar Pustaka

Bainuan D.,L, Husin F, Anwar D.,A, Arifin A. (2018). Sensitivitas, Spesifisitas dan

Akurasi Pengukuran Kontraksi Uterus Kala I Fase Akut Ibu Bersalin

Menggunakan Tokodinamometer. Majalah Kedokteran Bandung, 50 (1).

Oktarina M. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Yogyakarta: Deepublish.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator

Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator

Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator

Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Setiawan D, Krisnadi R.,S, Sabarudin U. (2019). Perbandingan Keberhasilan Vaginal

Birth After a Cesarean (VBAC) pada Inertia Uteri Hipotonik dengan dan tanpa

Pemberian Oksitosin Drip. MKB, 44 (2).

Wulandari P, Savitri A.,D, Hadisubroto Y. (2019). The Difference Incidence of Maternal

Uterine Inertia Between Labor with and without Anemia in Hospital of Dr.

Soebandi Jember. Journal of Agromedicine and Medical Sciences, 5 (3).

Yohanna S.,W. (2016). Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Persalinan

Lama. Jurnal Ilmu Kesehatan, 1 (1).

Anda mungkin juga menyukai