A (Airway)

 right sphenoid hemosinus

 sindrom aspirasi
trakeobronkial

D (Disability)
B (Breathing)
 Perdarahan Otak
 RR: 18 x/min  Cidera axonal difus
 ↓SpO2: 92%
 ↑PaCO2 : 51 mmHg
 PaO2 : 87 mmHg
 ↓HCO3 : 20,1 mmol/L
 Bilateral Hemothorax

C (Circulation) E (Exposure)

 ↓AP : 75/53 mmHg  ISS :38

 ↑HR: 142 beats/min  Suhu: 34,10C
 ↓pH : 7,12  Glukosa: 148 mg/dL
 ↓HB : 4,1 mg/dl  Perdarahan kulit kepala
 ↓Hematokrit : 12%  Kontusio frontal, kontusio
corpus callosum, trauma
toraks berat: fraktur tulang
rusuk multipel (II-VII),
kontusio bilateral
pulmonary, stern fracture in
third medium side; fraktur
femur kiri

Case assesment
Shock Hemorraghic
A (Airway)

 Intubasi orotrakea

D (Disability)
B (Breathing)
 CT-Scan otak
 Memonitor RR dan SpO2  MRI
 BGA
 X-Ray

C (Circulation) E (Exposure)

 Memonitor TD dan nadi  Memonitor Suhu

 Tes darah
 Resusitasi cairan: 3500
mL cairan kristaloid dan
400 mL cairan koloid

Case management
Shock Hemorraghic
 Perdarahan akut
(kehilangan darah)

Ketidakadekuatan perfusi jaringan  ↓O2 dan nutrisi ke dalam sel

Sel beralih ke metabolisme anaerobik (tanpa O 2 Akumulasi asam laktat
Air keluar dari jaringan sel  Berpindah ke dalam darah  dehidrasi sel

Mengaktifkan mekanisme kompensasi Otak

Mengaktifkan kemoreseptor Laju baroreseptor menurun Aktivasi hipotalamus

(by ↓in blood pH (by ↓ in blood volume and (↓pH dan ↓volume
pressure darah)

( mayor
Efek Efek minor Haus

Aktivasi dari Mengaktifkan cardio

pusat pernafasan accelerator dan pusat Mengaktfkan saraf Menjaga
vasomotor simpatik tekanan
darah

↑ laju dan kedalaman ↑ HR Vasokontriksi intens

Neurons
pernafasan pada jantung dan
depressed by ↓
otak
pH
Takikardi, lemah,
CO2 menurun,
Nadi lemah
pH darah Gelisah
↓ aliran darah ginjal
meningkat (early sign)

Kulit dingin, Renin released

Gangguan berkeringat, dan
Depresi sistem
Pertukaran Gas sianosis
saraf pusat
Produksi
Hipovolemi angiotensin II dalam
darah Koma
(late sign)

Ginjal menahan
garam dan air

↓ Urin output

Gangguan
Eliminsi Urin