Oleh :
KELOMPOK-11
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan tutorial oleh kelompok 11 ini sebagai salah satu tugas dari Departemen
Keperawatan Maternitas Program Profesi Ners.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun mendapat motivasi dan dukungan dari
banyak pihak dan tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Juwitasari, MS selaku dosen pembimbing Kelompok 11 Departemen
Keperawatan Maternitas 4
2. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan, baik moril
maupun materil. Teman-teman kelompok 11 yang telah memberikan
bantuan, masukan dan kerjasama yang luar biasa.
3. Serta pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Selain itu, kami berharap semoga laporan tutorial ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bisa menjadi referensi tambahan dalam mencari informasi. Kami
menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami berharap pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun guna
menjadikan laporan ini jauh lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
Konsep mengenai kontrasepsi pascasalin bukanlah hal yang baru, akan tetapi belum
banyak perhatian yang diberikan pada metode ini. Penggunaan metode kontrasepsi
pascasalin seperti pemasangan intrauterine device (IUD) pada periode pascasalin dapat
menjamin rentang jarak kehamilan berikutnya. Pengaturan jarak kehamilan lebih dari dua
tahun dapat membantu wanita memiliki anak yang sehat. Tingkat kematian anak yang
dilahirkan dengan jarak kelahiran kurang dua tahun tiga kali lebih tinggi (102 kematian
per 1.000 kelahiran) dibandingkan dengan anak yang dilahirkan dengan rentang jarak
kelahiran lebih dari empat tahun (31 kematian per 1.000 kelahiran) (Kusumobroto et al.,
2008).
Pemilihan IUD pascasalin sebagai metode kontrasepsi yang dipilih akseptor tidak bisa
terlepas dari faktor keamanan dan keefektifan IUD pascasalin. Hatcher et al. (1998)
yang tidak dikendaki apabila dilakukan dengan prosedur yang benar, sedangkan
dikehendaki pada akseptor yang masih menggunakan alat kontrasepsi. Pemasangan IUD
yang dilakukan segera setelah plasenta lahir dari berbagai penelitian memiliki tingkat
keamanan dan keefektifan yang cukup tinggi. Efek kontrasepsi jangka panjang yang
bersifat reversibel dan tidak mengganggu produksi air susu ibu menjadi nilai lebih dari
IUD pascasalin. Waktu setelah persalinan merupakan waktu yang penting untuk
dilakukan pemasangan IUD pascasalin karena pada waktu tersebut wanita yang baru saja
melahirkan memiliki motivasi yang tinggi untuk memakai kontrasepsi. Pemasangan IUD
pascasalin juga memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi jika dibanding
pemasangan IUD interval (Grimes et al., 2010). Saat ini jenis IUD yang sering digunakan
dari IUD CuT 380A yang ada dipasaran memiliki ukuran panjang yang lebih pendek
pemasangan IUD pascasalin secara umum dilakukan dengan dua cara yaitu dijepit
menggunakan jari tangan atau dijepit dengan menggunakan klem cincin (ring forceps)
yang kemudian dimasukkan ke dalam uterus hingga, atas dasar itulah Siswosudarmo
(2014) dengan dukungan PT Kimia Farma Indonesia merancang inserter IUD pascasalin
yang berasal dari modifikasi inserter standar IUD CuT 380A yang disebut “R_inserter”.
inserter IUD CuT 380A standar. Dengan demikian diharapkan proses pemasangan IUD
pascasalin ke dalam uterus lebih mudah dan menggunakan kaidah “no touch technique”
yang diharapkan dapat mengurangi efek samping dan meningkatkan keefektifan IUD
pascasalin. mencapai fundus. Kedua cara pemasangan ini tidak sesuai dengan kaedah”no
touch technique”. Untuk dapat memasang IUD pascasalin secara ”no touch technique”
maka dibutuhkan IUD yang memiliki inserter yang lebih panjang dari inserter IUD yang
ada
BAB II
KASUS
Identitas/ Biodata
2. Riwayat menstruasi :
Siklus: 28 Hari
Lamanya: 5 Hari
Banyaknya: 3x Ganti
3. Riwayat pernikahan
Apakah sedang menyusui: Saat ini Ibu Sedang dalam Masa Menyusui
5. Riwayat KB sebelumnya
8.
9.
Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : Tidak Saat ini sedang menderita
a. Riwayat sosial
Merokok: Tidak
b. Riwayat Ginekologi
Tumor: Tidak
GO: Tidak
Sifilis: Tidak
Herpes: Tidak
Keputihan:Tidak
Perdarahan tanpa sebab: Tidak
a. Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital
• BB : 62 kg RR : 23 x/i
• TD : 120/ 70 mmHg
• Temp : 36,8 C
1. Abdomen
4. Inspekulo
5. Pemeriksaan Penunjang
8. Analisa
c. Kebutuhan :
Konseling KB IUD
9. Pelaksanaan
BB : 62 kg
RR: 23 x/i
Temp: 36,8 C
Pada pemeriksaan obstetri tidak ada masalah, portio antefleksi, panjang rahim
7cm dan tidak ada kelainan dalam rahim. Ibu dapat menggunakan alat kontrasepsi
KB IUD/AKDR (Coper Tcu 380 A) Ibu mengerti dan merasa senang akan hasil
pemeriksaannya.
b. Menjelaskan kepada ibu apa yang akan dilakukan dan memberi kesempatan untuk
ibu bertanya. Ibu mengerti dan sudah merasa cukup jelas dengan informasi yang
diberikan.
c. Mempersiapkan alat alat dan Bahan Habis pakai untuk Pemasangan IUD (Copper
vagina ibu. Ibu telah melakukan pencucian vagina dan kandung kemih dalam
keadaan kosong.
e. Mempersilahkan Ibu untuk naik ke tempat tidur Ginekologi dan mengatur posisi
tidur ibu dengan posisi Ginekologi. Ibu telah naik ke tempat tidur dan telah diatur
untuk melihat adanya ulkus, pembengkakan kelenjar bartolini dan kelenjar skene.
mobilitas uterus, adanya nyeri goyang servik dan tumor pada adneksa atau kavum
h. Memasukkan lengan IUD dalam kemasan steril IUD siap untuk digunakan.
i. Memasukkan speculum dan mengusap vagina dan servik dengan larutan antiseptic
sebanyak 2 kali/lebih
k. Memasang tenakulum untuk menjepit servik secara hati-hati pada posisi vertical
jam 10 atau jam 2, jepit dengan pelan hanya pada satu tempat untuk mengurangi
sakit.
l. Servik telah dijepit dengan tenakulum dengan posisi vertikal jam 10.
m. Memasukkan sonde uterus sekali masuk untuk mengurangi risiko infeksi dan untuk
mengukur posisi uterus serta panjang uterus (tidak menyentuh dinding vagina)
dalam arah horizontal, menarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis serviks
dan vagina berada dalam satu garis lurus, kemudian mendorong tabung inserter
sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri. Mengeluarkan sebagian tabung inserter
dari kanalis servikalis, pada waktu benang tampak tersembul keluar dari lubang
Kemudian, tarik tabung pendorong dengan hati-hati. Melepas tenakulum, bila ada
perdarahan banyak dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa sampai
pendarahan berhenti.
0,9%.
A. Subjektif
Ibu mengatakan pendarahan haid setelah pemasangan telah berhenti dan ibu ingin
B. Objektif
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Obstetri
Porsio : Tampak Merah Muda, benang IUD tampak di depan mulut rahim
C. Analisa Data
Kebutuhan:
D. Pelaksanaan
3. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan kontrol iud Alat-alat telah
dipersiapkan
4. Mempersilahkan ibu untuk naik kemeja ginekologi dan mengatur posisi ibu pada
posisi obstetri
5. Melakukan pemeriksaan iud dengan cara bidan memakai sarung tangan steril lalu
lud terpasang dengan baik dan benang terlihat di depan porsio kira-kira 3cm. Tidak
Ibu mengerti dan sangat senang bahwa iud terpasang dengan baik.
7. Membersihkan alat-alat pemasangan iud dan merapikan alat serta bhp Alat-alat
8. Mempersilahkan ibu untuk turun dan menggunakan pakaian kembali. Ibu mengerti
KATA SULIT
refersible yang terbuat dari plastik atau logam kecil yang dimasukkan dalam uterus
PERTANYAAN
6. Manakah alat kontrasepsi yang paling aman dan efektif? Berikan alasannya!
JAWABAN
1. Keuntungan :
a. Efektifitasnya tinggi
terakhir).
2. Kerugian:
a. Perubahan siklus haid (pada tiga bulan pertama dan akan berkurang
e. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke empat, IUD telah Dikembangkan
mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan Logam sampai
Misalnya : Lippes loop, CUT, Cu-7, Margules, Spring Coil, Multiload, Nova-
T.
2) Bentuk tertutup (closed device) Misalnya : Ota-Ring, Atigon, dan Graten berg
ring.
- Medicated IUD
Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3tahun), Cu
T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 Tahun), Cu-7, Nova T
(daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 Tahun). Pada jenis
- Un Medicated IUD
a. Progestasert-T=Alza T
Panjang 36mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor Warna hitam.
e. LNG-20
- Angka kegagalan atau kehamilan, angka terendah kurang dari 0,5 per 100
1. Kontraindikasi :
- Wanita hamil atau diduga hamil, misalnya jika seorang wanita melakukan
- Penyakit inflamasi pelfik (PID) diantaranya : riwayat PID kronis, riwayat PID
akut atau subakut, riwayat PID dalam tiga bulan terakhir, termasuk endometritis
- Ukuran uterus dengan alat periksa (sonde uterus) berada diluar batas yang telah
- IUD sudah ada dalam uterus dan belum dikeluarkan (Varney Helen, 2007; h.
450-451)
2. Indikasi :
- Usia reproduksi.
- Keadaan nullipara.
145).
- Efek samping
infertilitas.
MK-75 – MK-76).
Dengan menyesuaikan Kebutuhan dan budget (ekonomi) klien. Lebih lengkapnya bias
6 Kondom Pil
5. Manakah alat kontrasepsi yang paling aman dan efektif? Berikan alasannya!
berupa pil dan suntikan sifatnya jangka pendek dan kerap gagal, metode kontrasepsi
ini IUD memiliki efektivitas sampai 99 persen dengan tingkat kegagalan hanya 1-3%
(Sakit dan kejang selama 3-5 hari pasca pemasangan, Perdarahan berat waktu haid
Translokasi IUD masuk ke dalam rongga perut, sebagian atau seluruhnya umumnya
karena adanya perforasi uterus. Hal ini paling sering terjadi pada waktu insersi IUD
yang kurang hati-hati atau karena adanya lokus minoris pada dinding rahim atau pada
waktu usaha pengeluaran yang sulit. Umumnya perforasi terjadi sewaktu pemasangan
AKDR walaupun bisa terjadi pula kemudian. Pada permulaan hanya ujung AKDR
saja yang menembus dinding uterus, tetapi lama kelamaan dengan adanya kontraksi
uterus AKDR mendorong lebih jauh menembus dinding uterus, sehingga akhirnya
sampai ke rongga perut Perforasi lebih sering terjadi pada IUD jenis tertutup, pada
pemasangan pasca persalinan dan masa laktasi, serta pada kelainan letak uterus yang
tidak diketahui.
Subjektif : Objektif :
-Menggambarkan pengalaman
topik
pengetahuan
Tabel 2
(sumber : Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2016, Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia,
2016)
3. Intervensi keperawatan
(P.A Potter & Perry, 2010). Rencana keperawatan tersebut disusun berdasarkan
penerapan Satuan Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) (Tim Pokja SLKI, 2018)
dan Satuan Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) (Tim Pokja SIKI, 2018).
suatu topik dan kemampuan pasien 4. Lakukan penapisan pada ibu dan
plasenta plasenta
pendidikan kesehatan
4. Implementasi keperawatan
dilakukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dalam asuhan
selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (P.A
Potter & Perry, 2010). Adapun implementasi yang diberikan untuk diagnosa
plasenta, yaitu:
post plasenta
sesuai kesepakatan
post plasenta
4. Evaluasi
post plasenta, yaitu sebagai berikut : verbalisasi minat dalam belajar tentang KB IUD
sebelumnya tentang KB IUD post plasenta meningkat, dan perilaku sesuai dengan
EGC
syndrome/
https://nurseslabs.com/cushings-disease-nursing-care-plan/