Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS GANGGUAN PSIKOSOSIAL ANSIETAS

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN JIWA

OLEH :

JULIA RIKA SARI

201920461011088

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS GANGGUAN PSIKOSOSIAL ANSIETAS

DEPARTEMEN

KEPERAWATAN JIWA

KELOMPOK - 11

NAMA: JULIA RIKA SARI

NIM: 201910461011088

TGL PRAKTEK: 24 AGUSTUS 2020

Malang, 24 AGUSTUS 2020


Mahasiswa, Pembimbing,

Julia Rika Sari Muhammad Ari Arifianto

Page 2 of 40
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN....................................................................................................4
I. Definisi.....................................................................................................................................4
II. Klasifikasi................................................................................................................................4
III. Etiologi.................................................................................................................................8
IV. Tanda dan Gejala.............................................................................................................11
V. Phatway.................................................................................................................................13
VI. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................14
VII. Penatalaksanaan..............................................................................................................14
VIII. Komplikasi........................................................................................................................15
IX. Pengkajian........................................................................................................................15
Daftar Pustaka..............................................................................................................................20
BAB II. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA.........................................................21
I. Identitas Klien......................................................................................................................21
II. Alasan Masuk........................................................................................................................21
III. Riwayat Penyakit Sekarang Dan Faktor Presipitasi..................................................21
IV. Faktor Predisposisi.........................................................................................................21
V. Pemeriksaaan Fisik.............................................................................................................22
VI. Pengkajian Psikososial (Sebelum dan Sesudah sakit)..............................................23
VII. Status Mental....................................................................................................................24
VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang........................................................................................29
IX. Mekanis Mekoping...........................................................................................................31
X. Masalah Psikososial dan Lingkungan..............................................................................31
XI. Pengetahuan Kurang Tentang.......................................................................................31
XII. Aspek Medis......................................................................................................................32
XIII. Daftar Diagnosa Keperawatan.......................................................................................32
XIV. Pohon Masalah.................................................................................................................32
XV. Prioritas Diagnosa Keperawatan..................................................................................33
XVI. Analisa Data......................................................................................................................33
XVII. SLKI dan SIKI.................................................................................................................33
XVIII. Implementasi Evaluasi................................................................................................36

Page 3 of 40
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN

I. Definisi
Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara
sbyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal (Stuart & Sundeen,
2013).
Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir, atau tidak nyaman seakan-akan
akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Ansietas berbeda dengan
rasa takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap ssuatu yang
berbahaya, sedangkan ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian
tersebut (Sarlito Wirawan Sarwono 2012).
Kecemasan berasal dari kata Latin anxius, yang berarti penyempitan atau
pencekikan. Kecemasan mirip dengan rasa takut tapi dengan fokus kurang
spesifik, sedangkan ketakutan biasanya respon terhadap beberapa ancaman
langsung, sedangkan kecemasan ditandai oleh kekhawatiran tentang bahaya
tidak terduga yang terletak di masa depan. Kecemasan merupakan keadaan
emosional negatif yang ditandai dengan adanya firasat dan somatik ketegangan,
seperti hati berdetak kencang, berkeringat, kesulitan bernapas (Annisa, 2016).
Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta
bencana dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah
satu contoh dampak psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas (AH.
Yusuf, 2015)
II. Klasifikasi
Menurut Peplau ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu
ringan, sedang, berat dan panic (Murangguna, 2018).
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut
Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut
(Murangguna, 2018) :

Page 4 of 40
 Respons fisik
- Ketegangan otot ringan
- Sadar akan lingkungan
- Rileks atau sedikit gelisah
- Penuh perhatian
- Rajin
 Respon kognitif
- Lapang persepsi luas
- Terlihat tenang, percaya diri
- Perasaan gagal sedikit
- Waspada dan memperhatikan banyak hal
- Mempertimbangkan informasi
- Tingkat pembelajaran optimal
 Respons emosional
- Perilaku otomatis Sedikit tidak sadar
- Aktivitas menyendiri
-  Terstimulasi
- Tenang
b. Ansietas sedang
Merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benar-benar
berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut:
 Respon fisik
- Ketegangan otot sedang
- Tanda-tanda vital meningkat
- Pupil dilatasi, mulai berkeringat
- Sering mondar-mandir, memukul tangan
- Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
- Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
- Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
  Respons kognitif
- Lapang persepsi menurun
- Tidak perhatian secara selektif

Page 5 of 40
- Fokus terhadap stimulus meningkat
- Rentang perhatian menurun
- Penyelesaian masalah menurun
- Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
  Respons emosional
- Tidak nyaman Mudah tersinggung
- Kepercayaan diri goyah
- Tidak sabar
- Gembira
c. Ansietas berat
Ansietas berat, yakni terdapata sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut:
 Respons fisik
- Ketegangan otot berat
- Hiperventilasi  
- Kontak mata buruk
- Pengeluaran keringat meningkat
- Bicara cepat, nada suara tinggi
- Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
- Rahang menegang, mengertakan gigi
- Mondar-mandir, berteriak
- Meremas tangan, gemetar
 Respons kognitif
- Lapang persepsi terbatas  Proses berpikir terpecah-pecah
- Sulit berpikir
- Penyelesaian masalah buruk
- Tidak mampu mempertimbangkan informasi
- Hanya memerhatikan ancaman
- Preokupasi dengan pikiran sendiri
- Egosentris
 Respons emosional
- Sangat cemas

Page 6 of 40
- Agitasi
- Takut
- Bingung
- Merasa tidak adekuat
- Menarik diri
- Penyangkalan
- Ingin bebas
d. Panik
Panik: individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena
hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan
perintah. Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai
berikut:
 Respons fisik
- Flight, fight, atau freeze
- Ketegangan otot sangat berat
- Agitasi motorik kasar
- Pupil dilatasi
-  Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
-  Tidak dapat tidur
-  Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
-  Wajah menyeringai, mulut ternganga
 Respons kognitif
- Persepsi sangat sempit
- Pikiran tidak logis, terganggu
- Kepribadian kacau
-  Tidak dapat menyelesaikan masalah
- Fokus pada pikiran sendiri
-  Tidak rasional
- Sulit memahami stimulus eksternal
- Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
 Respon emosional
- Merasa terbebani
- Merasa tidak mampu, tidak berdaya

Page 7 of 40

Antisipasi
h,
ketakutan,
dan teror.
Hal yang
rinci
terpecah - Lepas kendali
dari
proporsiny - Mengamuk, putus asa
a karena
- Marah, sangat takut
mengalami
kehilangan - Mengharapkan hasil yang buruk
kendali,
- Kaget, takut
individu
yang - Lelah
mengalami
panik tidak
Respon adaftif
mampu Respon Maladaftif
melakukan
sesuatu
walaupun
dengan
arahan.
Panik
mencakup Ringan Sedang Berat Panik
disorganisa
si
III.kepribadia
Etiologi
n dan Cemas itu timbul akibat adanya respons terhadap kondisi stres atau konflik.
menimbulk
Rangsangan berupa konflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri
an
peningkata
sendiri, itu akan menimbulkan respons dari sistem saraf yang mengatur
n aktivitas
pelepasan hormon tertentu. Akibat pelepasan hormon tersebut, maka muncul
motorik,
menurunny
perangsangan pada organ-organ seperti lambung, jantung, pembuluh daerah
a
kemampua
maupun alat-alat gerak. Karena bentuk respon yanmg demikian, penderita
n untuk
biasanya tidak menyadari hal itu sebagai hubungan sebab akibat.
berhubung
an dengan
a. Teori Biologis
orang lain,
persepsi- Biokimia
yang Biokimia dan neurofisiologis berpengaruh pada etiologi dari kelainan-
menyimpa
ng, dan kelainan ini telah diselidiki; bagaimanapun, bukti empiris selanjutnya
kehilangan penting sebelum hubungan definitif dapat ditentukan (Tawnsend, 2013).
pemikiran
yang - Genetik
rasional.Ri
Penyelidikan akhir-akhir ini mengindikasikan bahwa kelainan ansietas
ngan
paling sering ditemukan pada populasi umum. Hal ini telah
memperlihatkan bahwa kelainan ini lebih umum antara hubungan
kekerabatan seseorang dengan kelainan secara biologis generasi pertama
dari populasi umum (DSM-III-R, 2007 didalam Murangguna, 2018).

Page 8 of 40
b. Teori Psikososial
- Psikodinamik
Teori ini menganggap predisposisi untuk kelainan ansietas saat tugas-
tugas yang diberikan untuk tahap perkembangan awal belum
terpecahkan. Dalam berespon terhadap stres, prilaku dihubungkan
dengan penampilan tahap dini ini, seperti regresi pada seseorang atau
terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Erikson, 2003 didalam
Murangguna, 2018).
- Interpersonal
Sullivan (2003) melengkapi respon ansietas untuk kesukaran dalam
hubungan interpersonal yang berasal dari hubungan awal Ibu-anak. Anak
tidak menerima mutlak kebutuhanya akan kasih sayang dan
pemeliharaan (Murangguna, 2018).
- Sosiokultural
Horney (2009) menyatakan kelainan ansietas dipengaruhi oleh suatu
kontra diksi yang banyak terjadi dalam masyarakat yang mengkontribusi
perasaan tidak aman atau ketidakberdayaan (Murangguna, 2018).
c. Faktor predisposisi
Berbagai teori yang dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :
- Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua element kepribadian dan super ego mewakili
dorongan insting dan impuls primitif seseorang, sedang super ego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh noma-
norma budaya seseorang (Murangguna, 2018).
- Menurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma , seperti
perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan yang spesifik
(Murangguna, 2018).
- Menurut pandangan perilaku  ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatau yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku lain menggangap ansietas sebagai
suatu dorongan untuk belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk

Page 9 of 40
menghindari kepedihan (Murangguna, 2018).
- Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam
gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi
(Murangguna, 2018).
- Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas. Penghambatan asam aminobutirik-gamma neroreulator (GABA)
juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas, sebagai mana halnya dengan endorfin
(Murangguna, 2018).
d. Faktor yang berhubungan
- Terpapar racun
- Konflik yang tidak disadari mengenai nilai hidup/tujuan hidup
- Berhubungan dengan herediter
- Kebutuhan yang tidak terpenuhi
- Transmisi inter personal
- Krisis situasional/maturasi
- Ancaman kematian
- Ancaman terhadap konsep diri
- Stres
- Perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi
peran, lingkungan, status ekonomi (Murangguna, 2018)
e. Akibat
- Pola nafas inefektif
- Kerusakan komunikasi verbal
- Resiko terhadap cedera
- Perubahan nutrisi
- Ketidakberdayaan
- Ketakutan
- Isolasi sosial
- Gangguan pola tidur
- Gangguan harga diri

Page 10 of 40
- Respon pasca trauma
- Kerusakan interaksi sosial (Murangguna, 2018)

IV. Tanda dan Gejala


a. Perilaku
Subyektif:
- Klien mengatakan susah tidur  
- Klien menyatakan resah
- Klien mengatakan banyak pikiran
Obyektif:
- Penurunan produktifitas
- Kewaspadaan dan menatap
- Kontak mata buruk
- Gelisah
- Pandangan sekilas
- Pergerakan yang tidak bermakna (jalan menyeret, geraktangan dan kaki)
- Ekspresi yang mendalam terhadap perubahan hidup
b. Afektif
Subyektif:
- Klien menyatakan rasa penyesalan
- Klien mengatakan takut pada sesuatu
- Klien bengatakan tidak mempu melakukan sesuatu
Obyektif:
- Iritabel   
- Kesedihan yang mendalam
- Ketakutan
- Gugup
- Mudah tersinggung
- Nyeri hebat, persisten bertambah
- Rasa tidak menentu
- Kewaspadaan meningkat
- Fokus pada diri sendiri
- Perasaan tidak mampu
- Distress

Page 11 of 40
- Khawatir
- Cemas
c. Fisiologi
Subyektif: -
Obyektif:
- Suara gemetar
- Gemetar, tangan tremor
- Goyah
- Peningkatan respirasi (simpatis)
- Keinginan berkemih (parasimpatis)
- Ganguan tidur (parasimpatis)
- Nyeri abdomen (parasimpatis)
- Peningkatan nadi (simpatis)
- Peningkatan reflek (simpatis)
- Dilatasi pupil (simpatis)
- Perasaan tingling pada ekstermitas (parasimpatis)
- Peningkatan aktivitas kardiovaskuler (simpatis)
- Peningkatan keringat
- Wajah tegang
- Anoreksia (simpatis)
- Jantung berdetak kuat (simpatis)
- Diare (parasimpatis)
- Keraguan dalam berkemih (parasimpatis)
- Kelelahan (parasimpatis)
- Mulut kering (simpatis)
- Kelemahan (simpatis)
- Pulsasi menurun (parasimpatis)
- Wajah memerah (simpatis)
- Vasokonstriksi superfisial (simpatis)
- Gugup (simpatis)
- Penurunan tekanan darah (parasimpatis)
- Mual (parasimpatis)
- Sering berkemih (parasimpatis)

Page 12 of 40
- Pusing (parasimpatis)
- Kesulitan bernafas (simpatis)
- Peningkatan tekanan darah (simpatis)
d. Kognitif
Subyektif:
- Klien menyatakan bingung
- Klien sering mengatak lupa
- Klien sering menanyakan pertanyaan yang sama
Obyektif:
- Bloking
- Keasikan
- Merenung
- Kerusakan perhatian
- Penurunan lapang persepsi
- Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas
- Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain
- Sulit berkonsentrasi
- Penurunan kemampuan belajar, menyelasaikan masalah
- Gejala kewaspadaan fisiologis
V. Phatway

Causa:
krisis situasional.
Kurangnya umpan balik positif.
Umpan balik negatif yang
konsisten.

Core problem:
kecemasan

Efek : sulit
berkosentrasi

Page 13 of 40
VI. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnosis / penunjang meliputi:
a. Pemerikasaan laboratorium, pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan fungsi adrenal, peningkatan glukosa dan menurunnya fungsi
paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium
b. Uji psikologis
VII. Penatalaksanaan
Menurut Hawari, (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan
terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut (Murangguna, 2018):
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
- Makan makan yang bergizi dan seimbang
- Tidur yang cukup
- Cukup olahraga
- Tidak merokok
- Tidak meminum minuman keras
b. Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai
obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter
(sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang serig di pakai adalah obat anticemas (anxiolytic), yaitu
seperti diazepam, klobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL,
meprobramate dan alprazolam.
c. Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatic (fisik) itu dapat diberikan obat-oabatn yang ditujukan pada
organ pada tubuh yang bersangkutan.
d. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antar lain:
- Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan
agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberika
keyakinan serta percaya diri.
- Psikoterapi reedukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi diri bila
diulang bahwa ketdak mampuan mengatasi kecemasan.

P a g e 14 | 40
- Psikoterapi rekontruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali
(rekontruksi) kepribadian yang teah menglami goncangan akibat stresor.
- Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berfikir secara rasonal, konsentrasi dan daya ingkat.
- Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak
mampu menghadapi stresor psikososial sehingga mengalami kecemasan.
- Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar
faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor krluarga
dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubunganya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stresor psikososial.
VIII. Komplikasi
a. Depresi
b. Somatoform
c. Skizofrenia Hibefrenik
d. Skizofrenia Simplek

IX. Pengkajian
Pengkajian Keperawatan pada pasien dengan ansietas menurut (Stuart, 2013)
yaitu:
a. Identitas Klien
- Nama:
- Umur: Toddler - Lansia
- Pendidikan: orang yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah lebih
rentan mengalami ansietas
- Pekerjaan: pekerjaan yang mempunyai tingkat stressor yang besar
- Jenis Kelamin: Ansietas lebih rentan terjadi pada wanita dari pada laki-laki,
karena wanita lebih mudah stress dibanding pria.
b. Alasan Masuk
Sesuai diagnose awal klien ketika pertama kali masuk rumah sakit
c. Faktor Predisposisi
- Dalam pandangan psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian: id dan superego.

P a g e 15 | 40
- Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap ketidak setujuan dan penolakan interpersonal. Ansietas  juga
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu.
- Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
- Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas biasanya terjadi
dalam kelurga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara gangguan
ansietas dengan depresi.
d. Fisik
Tanda Vital:
- Tekanan Darah: Meningkat, palpitasi, berdebar-debar bahkan sampai
pingsan
- Nadi: Menurun
- Suhu: Normal (36°C – 37,5°C), ada juga yang mengalami hipotermi
tergantung respon individu dalam menangani ansietasnya
- Pernafasan: nafas pendek, dada sesak, nafas dangkal, rasa terckik terengah-
engah
- Tinggi Badan dan Berat Badan: Normal (tergantung pada klien)

Keluhan Fisik: reflex, terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, kaku,


gelisah, wajah tegang, kelemahan umum, gerakan lambat, kaki goyah.

Selain itu juga dapat dikaji tentang respon fisiologis terhadap ansietas (Stuart,
2013):

- B1: Nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada dada, nafas dangkal
pembengkakan pada tenggorokan, terengah-engah.
- B2: Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin
pingsan, pingsan, TD menurun, denyut nadi menurun.
- B3: Reflek meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia,
tremor, rigiditas, gelisah, wajah tegang.
- B4: Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih
- B5: Kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada
abdomen, nyeri abdmen, mual, nyeri ulu hati.
- B6: Lemah
e. Psikososial

P a g e 16 | 40
Konsep diri:
- Gambaran diri: wajah tegang, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah,
keringat berlebihan.
- Identitas: gangguan ini menyerang wanita dari pada pria serta terjadi pada
seseorang yang bekerja dengan stressor yang berat
- Peran: menarik diri dan menghindar dalam keluarga/ kelompok/
masyarakat.
- Ideal diri: berkurang toleransi terhadap stress
- Harga diri: klien merasa harga dirinya rendah akibat ketakutan yang tidak
rasional terhadap objek, aktivitas atau kejadian tertentu.
Hubungan Sosial:
- Orang yang berarti: Keluarga
- Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: kurang berperan dalam
kegiatan kelompok atau masyarakat serta menarik diri dan menghindar
dalam keluarga/kelompok/masyarakat
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
Spiritual:
- Nilai dan keyakinan
- Kegiatan ibadah
f. Status Mental
- Penampilan: pada orang yang mengalami ansietas berat dan panic biasanya
penampilannya tidak rapi.
- Pembicaraan: bicara cepat dan banyak, gagap dan kadang-kadang keras.
- Aktivitas motorik: lesu, tegang, gelisah, agitasi, dan tremor.
- Alam perasaan: sedih, putus asa, ketakutan dan khawatir.
- Afek: labil
- Interaksi selama wawancara: tidak kooperatif, mudah tersinggung, dan
mudah curiga, kontak mata kurang
- Persepsi: berhalusinasi, lapang persepsi sangat sempit dan tidak mampu
menyelesaikan masalah
- Proses pikir: persevarsi
- Isi pikir: obsesi, phobia dan depersonalisasi
- Tingkat kesadaran: bingung dan tidak bisa berorietansi terhadap waktu,
tempat dan orang (ansieta berat)
- Memori: pada klien yang mengalami OCD (Obsessive Compulsif  Disorder)
akan terjadi gangguan daya ingat saat ini bahkan sampai gangguan daya ingat
jangka pendek
P a g e 17 | 40
- Tingkat konsentrasi dan berhitung: tidak mampu berkonsentrasi
- Kemampuan penilaian: gangguan kemampuan penilaian ringan
- Daya titik diri: menyalahkan hal-hal diluar dirinya: menyalahkan orang lain/
lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini
g. Kebutuhan Persiapan Pulang
- Kemampuan klien memenuhi/ menyediakan kebutuhan makanan,
keamanan, tempat tinggal, dan perawatan
- Kegiatan hidup sehari-hari
- Kurang mandiri tergantung tingkat ansietas
- Perawatan diri
- Nutrisi
- Tidur
h. Mekanisme Koping
Adaptif (ansietas ringan) dan maladaptif (ansietas sedang, berat dan panik).
Menurut Stuart (2013), Individu menggunakan berbagai mekanisme koping
untuk mencoba mengatasinya, ketidakmampuan mengatasi ansietas secara
konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku patologis. Ansietas
ringan sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang sadar, sedangkan ansietas
berat dan sedang menimbulkan 2 jenis mekanisme koping:
- Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berotientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntunan situasi stress secara
realistis
- Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan
sedang. Tetapi karena mekanisme tersebut berlangsung secara relative pada
tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri dan distorsi realitas,
mekanisme ini dapat menjadi respon maladaptive terhadap stres
i. Masalah Psikososial dan Lingkungan
- Masalah dengan dukungan kelompok: klien kurang berperan dalam kegiatan
kelompok/ masyarakat serta menarik diri dan menghindar dalam keluarga/
kelompok/ masyarakat.
- Masalah berhubungan dengan lingkungan: lingkungan dengan tingkat
stressor yang tinggi akan memicu timbul ansietas.
- Masalah dengan pendidikan: seseorang yang pernah gagal dalam menempuh
pendidikan, tidak ada biaya untuk melanjutkan jenjang pendidikan
berikutnya.
- Masalah dengan pekerjaan: mengalami PHK, target kerja tidak tercapai.

P a g e 18 | 40
- Masalah dengan perumahan: pasien kehilangan tempat tinggalnya karena
bencana alam, penggusuran dan kebakaran.
- Masalah ekonomi: pasien tidak mempunyai kemampuan financial dalam
mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan keluarganya.
- Masalah dengan pelayanan kesehatan: kurang percaya dengan petugas
kesehatan
j. Pengetahuan Kurang
Pasien kurang mempunyai pengetahuan tentang faktor presipitasi, koping, obat-
obatan, dan masalah lain tentang ansietas.
k. Aspek Medik
Diagnosa Medik:
 Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistic terhadap dua atau
lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman perasaan ini menyebabkan
individu tidak mampu istirahat dengan tenang
 Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:
Ketegangan Motorik
- Kedutan otot atau rasa gemetar
- Otot tegang/ kaku/ pegel linu
- Tidak bisa diam
- Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik
- Nafas pendek/ terasa berat
- Jantung berdebar-debar
- Telapak tangan basah dingin
- Mulut kering
- Kepala pusingg/ rasa melayang
- Mual, mencret, perut tidak enak
- Muka panas/ badan menggigil
- Buang air kecil lebih sering
- Sukar menelan/ rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang
- Perasaan jadi peka/ mudah ngilu
- Mudah terkejut/ kaget
- Sulit konsentrasi pikiran
- Sulit tidur
- Mudah tersinggung

P a g e 19 | 40
 Hendaknya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala:
penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial, dan melakukan kegiatan
rutin.

P a g e 20 | 40
Daftar Pustaka

AH.Yusuf.2015.Buku Ajaran Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta Selatan: Jagakarsa.


Annisa, D. F. 2016. Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia (Lansia).5(2).
Lalita, T. V.2014.Hubungan antara Self Efficacy dengan Kecemasan pada Remaja yang
Putus Sekolah.03(4).
Murangguna, Erlina.2018.Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Pasien dengan
Ansietas.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes Malang.
Sarlito, Sarwono, Wirawan.2012.Psikologi Remaja: Definisi Remaja.Jakarta: Rajagrafindo
Persada
Stuart, G.W & Sundeen.2012.Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diagnosis Keperatawan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Cetakan 3.Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Cetakan 2.Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1,Cetakan 2.Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Videbeck, Sheila L.2008.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta: ECG.

P a g e 21 | 40
BAB II. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

I. Identitas Klien
Nama : Tn D Tanggal Dirawat: 25-08-2020
Umur : 30 tahun Tanggal Pengkajian: 25-08-2020
Pendidikan: SMK Ruang Rawat :
Agama : Islam Sumber Informasi : pasien
Status : Menikah
Jumlah anak: 2
Alamat :
Pekerjaan : Karyawan Bengkel
Jenis Kel. : Laki-Laki
No. RM :

II. Alasan Masuk


Keluhan utama yang dirasakan pasien saat pengkajian

III. Riwayat Penyakit Sekarang Dan Faktor Presipitasi


Perjalanan pasien kenapa cemas dn peristiwa 6 bulan terakhir

IV. Faktor Predisposisi


a. Riwayat Penyakit Lalu
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
 Ya
 √ Tidak
Jika Ya, Jelaskan:

2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil
 Kurangberhasil
 Tidak berhasil Jelaskan:
 √ Tidak ada

3. Pernah mengalami Penyakit Fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)


 √ Ya
 Tidak
Bila Ya, jelaskan : pasien pernah mengalami sakit TBC dan typus ketika masih
kecil, tidak pernah mengalami kekambuhan.

P a g e 22 | 40
b. Riwayat Trauma
No Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
1 Aniaya fisik ........... ........... ........... ..........
2 Aniaya seksual ........... ........... ........... ..........
3 Penolakan ……… ………. ……..
4 Kekerasan dalam rumah tangga ........... ........... ........... ..........
5 Tindakan criminal ........... ........... ........... ..........
Jelaskan
Tidak ada

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio,Psiko,Sosio,


Kultural dan Spiritual)

Selalu menyenangkan
c. RIWAYAT PENYAKITKELUARGA
1. Anggota keluarga yang gangguan jiwa?
 Ada
 √ Tidak
Kalauada :
Hubungan keluarga :
Gejala :…………………………………………………………………..….
Riwayat pengobatan :……………………………………………………………………...
V. Pemeriksaaan Fisik
Tanggal :
1. Keadaan umum:
Compos mentis
2. Tandavital: sebelum dan sesudah intervensi
TD : 130/90 mmHg
N: x/menit
S: ˚C
P: x/menit
3. Ukur: BB: 70kg TB 165 cm
a. Turun
b. √ Naik karena apa ? mekanisme ansietas atau berdiri sendiri
4. Keluhanfisik: yang dirakan pasien pada ansietas pasti terjadi
a. √ Tidak
b. Ya
c.
5. Pemeriksaan Fisik : (head totoe)

P a g e 23 | 40
tidak ada gangguan
VI. Pengkajian Psikososial (Sebelum dan Sesudah sakit)
1. Genogram: paien di kasik tanda panah, penjelasan tidak megulang
genogram, genogram 3 generasi

30

Keterangan: menjelaskan yg belum ada di genogram

2. Konsep Diri akar dari pengkajian jiwa, harus kepasien langsung, jika dari
keluarga disimpan untuk di validasi kepasien sebagai alat bantu

a. Citra tubuh : tidak suka dengan perut, karena capek kalu dibuat kerja di
bengkel, buat angkat-angkat
Bagaian tubuh yg sering mengalami masalah, paling sering
menggannggu
b. Identitas : bisa ditanya mulai awal pengkajian, ada kaitannya dng
peran dan ideal diri

kepuasan tentang dirinya seperti nama, jenis kelamin,


pekerjaan
c. Peran : kesuaian pendidikan dengan kerja, perasaan yang di
rasakaan saat ini seperti perasaan tentang pekerjaan dengan
pendidikan,

tidak pernah merasa gagalan selama menjadi kepala


keluarga
d. Ideal diri : cita-cita dimasa lalu, apa yg di harapkan tentang pekerjaan,
keluarga, tipe istri sebelum nikah

merasa cukup dan ingin fokus kerja di bengkel


e. Harga diri : apa yang di rasakan menilai ideal diri dan peran, malu tidak
jika ketemu dengan teman yg lebih sukses

Diagnosa Keperawatan: Gangguan citra tubuh (D.0083)


2. Hubungan sosial
P a g e 24 | 40
a. Orang yang berarti/terdekat:
keluarga
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Sering bersosialisasi dengan tetangga, selalu ikut kerja bakti
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Tidak pernah mengalami hambatan sebelum pandemic
Saat ini ingin keluar bersosialisasi jadi was-was karena acaranya rame, kalau
jaga jarak sungkan mau dekat-dekat itu bagaimana

3. Spiritual
a. Nilai dankeyakinan
Tidak pernah ke dukun, kalau sakit beli obat di apotik kalau belum sembuh
baru pergi ke dokter
b. Kegiatan ibadah
Ibadahnya bolong-bolong
VII. Status Mental
1. Penampilan
 Tidakrapi
 Penggunaan pakaian tidaksesuai
 Cara berpakaian tidak sepertibiasanya
 √ Rapi

1. Kesadaran
 Menurun:
 √ Composmentis
 Sopor
 Apatis/sedasi
 Subkoma
 Somnolensia

 Koma
 Meninggi
 Hipnosa
 Gangguan Tidur:……………
 Disosiasi:……………….
 Berubah
 Gangguan perhatian

2. Orientasi
 √ Waktu
P a g e 25 | 40
 √ Tempat
 √ Orang

3. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan
 √ Lain-lain (baik)
Jelaskan:

Tn. D berbicara dengan baik dan tenang, dan mampu menjelaskan tentang
keadaan yang dialaminya sekarang.

4. Aktifitas

5. motorik/Psikomotor
Kelambatan:
 √Hipokinesia,hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stuporkatatonik
 Fleksibilitas serea
Peningkatan :
 Hiperkinesia,hiperaktifitas
 Gagap
 Stereotipi
 Gaduh Gelisah Katatonik
 Mannarism
 Katapleksi
 Tik
 Ekhopraxia
 Commandautomatism
 Grimace
 Otomatisma
 Negativisme
 Reaksi konversi
 Tremor
P a g e 26 | 40
 √ Verbigerasi
 Berjalankaku/rigid
 Kompulsif : sebutkan
 tidak terkaji
Jelaskan :
Tn. D merasa mudah lelah karena perutnya yang besar

P a g e 27 | 40
6. Afek dan Emosi
 Adekuat
 Tumpul
 MerasaKesepian
 Apatis
 Marah
 Dangkal/datar
 Inadekuat
 Labil
 Anhedonia
 Eforia
 Ambivalensi
 Depresi/sedih
 √ Cemas (Ringan, Sedang, Berat, Panik)
Jelaskan : klien merasa was-was jika keluar dan bersosialisai, takut tertular
covid-19, dan takut penyakit yang pernah di derita kambuh .

DiagnosaKeperawatan : Ansietas (D.0080)

7. Persepsi-Sensorik

Halusinasi
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penciuman
 √ Tidak ada
Ilusi
 Ada
 √ Tidak ada
Depersonalisasi
 Ada
 √ Tidakada
Derealisasi
 Ada
 √ Tidakada
Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi

 Ada
 √ Tidak ada

8. Proses Pikir
a. ArusPikir
 √Koheren
 Inkoheren
 Sirkumstansial
 Neologisme
 Tangensial
 Logorea
 Kehilanganasosiasi
 Bicaralambat
 Flight ofidea
 Bicara cepat
 Irrelevansi
 Mainkata-kata

 Blocking
 PengulanganPembicaraan/perseverasi
 Afasia
 Asosiasibunyi
 Lain-lain (tidak ada)

b. Isi Pikir
 Obsesif
 Ekstasi
 Fantasi
 Alienasi
 Pikiran BunuhDiri
 Preokupasi

P a g e 29 | 40
 Pikiran Isolasi sosial
 √ Ide yang terkait
 Pikiran Rendahdiri
 Pesimisme
 Pikiranmagis
 Pikirancuriga
 Fobia,sebutkan
 Waham:
 Agama
 Somatik/hipokondria
 Kebesaran
 Kejar /curiga
 Nihilistik
 Dosa
 Sisippikir
 Siarpiker
 Kontrol pikir
c. Bentuk Pikir
 √Realistik
 NonRealistik
 Dereistik
 Otistik

9. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudahtersinggung
 Kontak matakurang
 Defensif
 Curiga
 Pasien kooperatif

10. Memori
 √ Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1bulan) masih ingat tenang

P a g e 30 | 40
masa lalu
 Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1bulan) ingatan tentang
kejadian kemarin

 Gangguan daya ingat saat ini ( < 24jam)


 Amnesia
 Paramnesia:
 Konfabulasi
 Dejavu
 Jamaisvu
 Fausereconnaissance
 Hiperamnesia
Tn. D menngatakan jika yang di bicarakan penting bisa mengingat dalam
jangka waktu lama, namun jika pembicaraan tidak penting bisa cepat lupa

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung : mampu berhitung dan mudah


konsentrasi (tidak ada gangguan)
 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana

12. Kemampuanpenilaian : tidak ada gangguan


 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna

13. Daya tilikdiri : tidak ada gangguan


 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan

 Bantuan Minimal
 Bantuan total
2. BAB/BAK

 Bantuan minimal
 Bantuan total

P a g e 31 | 40
3. Mandi

 Bantuan minimal
 Bantuan total
4. Berpakaian dan berhias

 Bantuan Minimal
 Bantuantotal
 Tidak ada gangguan
5. Istirahat dan tidur

 Tidur Siang ,Lama :


 Tidur Malam,Lama:
 Aktifitas sebelum/sesudah tidur :
6. Penggunaan obat

 BantuanMinimal
 Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan  
Sistem pendukung  

8. Aktifitas dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan  
Menjaga kerapihan rumah √ 
Mencuci Pakaian  
Pengaturan keuangan √ 

9. Aktifitas di luar rumah


Ya Tidak
Belanja √ 
Transportasi  
Lain-lain  

P a g e 32 | 40
IX. Mekanis Mekoping
Adaptif Maladaptif
 √ Bicara dengan orang lain  Minumalkhohol
 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/berlebihan
 Teknik relaksasi  Bekerjaberlebihan
 √ Aktifitas konstruktif  Menghindar
 Olahraga  Menciderai diri
 Lain-lain  Tidak melalukan aktifitas
Tn. D sering sosialisasi dengan tetangga namun karena pandemic jadi was-was dalam
melakukan sosialisasi. Tn D juga bekerja di bengkel

Diagnosa Keperawatan: Ansietas (D.0080)


X. Masalah Psikososial dan Lingkungan
 √ Masalah berhubungan dengan masyarakat, kegiatan masyarakat
terhambat karna khwatir tertular covid
 √ Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya hubungan dengan
lingkungan sekitar terhambat karena pasien takut keluar
 √ Masalah dengan pendidikan, spesifiknya Tidak ada, Pendidikan pasien
lulusan SMK
 √ Masalah dengan pekerjaan,spesifiknya merasa terganggu dalam bekerja
karena perutnya yang besar
XI. Pengetahuan Kurang Tentang
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal?

 Penyakit/gangguan jiwa

 Sistem pendukung

 Faktor presipitasi

 Mekanisme koping

 Penyakit fisik

 Obat-obatan

 Lain-lain, jelaskan

P a g e 33 | 40
XII. Aspek Medis
Diagnosa Medis
Pemeriksaan Laboratorium
Terapi Medik
XIII. Daftar Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Gangguan citra tubuh

XIV. Pohon Masalah


Core problem: masalah utama

cuausa

Ganggan citra tubuh koping tidak efektif Effect

Ansietas Core Problem

Faktor Presipitasi: pandemi Faktor Predisposisi: pasien


covid-19, mempunyai riwayat penyakit
TBC dan Typoid waktu kecil.

Malang, 14 Juli 2020


Perawat yang mengkaji

Julia Rika Sari


NIM: 201910461011088

P a g e 34 | 40
XV. Prioritas Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas
b. Gangguan citra tubuh

XVI. Analisa Data


Data SDKI
DS: pasien merasa was-was jika Ansieetas b/d terpapar bahaya lingkungan
ingin keluar rumah dan
bersosialisasi dengan masyarakat,

DO: terjadi pandemic covid


DS: pasien merasa perut besarnya Gangguan Citra Tubuh b/d perubahan
mengganggu terutama saat bekerja,
bentuk tubuh
DO: BB: 79kg

XVII. SLKI dan SIKI


Intervensi gangguan jiwa parah dikasik yang simple, jika pasien psikososial bisadi tambah
beberapa intervensi tambahan

a. Ansieetas b/d terpapar bahaya lingkungan d/d pasien merasa was-was jika ingin
keluar rumah dan bersosialisasi dengan masyarakat
SLKI SIKI
Setelah di lakukan tindakan Konseling (1.10334)
keperawatan selama 3x24 jam, maka Observasi:
tingkat ansietas menurun dengan 1. Identifikasi kemampuan
kriteria hasil: dan beri pengetahuan
1. Pola tidur, membaik (5) Terapeutik:
2. Perilaku gelisah, menurun (5) 1. Bina hubungan
3. Frekuensi pernapasan, membaik (5) terapeutik berdasarkan rasa percaya
4. Frekuensi nadi, membaik (5) dan penghargaan
2. Berikan empati,
kehangatan, dan kejujuran
3. Tetapkan tujuan dan
lama konseling
4. Berikan penguatan
P a g e 35 | 40
terhadap keterampilan baru
5. Fasilitasi untuk
mengidentifikasi masalah
Edukasi
a. Anjurkan mengekspresikan perasaan
b. Anjurkan pengembangan
keterampilan baru
c. Anjurkan mengganti kebiasaan
maladptif dengan adaptif
Terapi Relaksasi (1.09326)
Observasi:
1. Identifikasi teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan
2. Identifikasi kesediaan, kemampuan,
dan penggunaan teknik sebelumnya
3. Monitor respon terhadap terapi
relaksasi
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi
nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum
dan sesudah latihan
Terapeutik:
1. Ciptakan lingkungan tenang tanpa ada
gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
2. Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik
relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan berirama
5. Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau
P a g e 36 | 40
tindakan medis lainnya
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia
2. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil
posisi nyaman
4. Anjurka sering
mengulangi atau melatih teknik yang
dipilih
5. Demonstrasikan dan
latih teknik relaksai
b. Ansieetas b/d terpapar bahaya lingkungan d/d pasien merasa was-was jika ingin
keluar rumah dan bersosialisasi dengan masyarakat
SLKI SLKI
Setelah di lakukan tindakan Promosi Citra Tubuh (1.09305)
keperawatan selama 3x24 jam, maka Observasi:
citra tubuh (L.09067) meningkat 1. Identifikasi harapan citra
dengan kriteria hasil: tubuh berdasarkan tahap
1. Melihat bagian tubuh meningkat (5) perkembangan
2. Menyentuh bagian tubuh meningkat 2. Identifikasi perubahan citra
(5) tubuh yang mengakibatkan isolasi
3. Verbalisasi perasaan negative social
tentang perubahan tubuh menurun Terapeutik:
(5) 1. Diskusi perubahan
tubuh dan fungsinya
4. Verbalisasi perubahan gaya hidup
2. Diskusi kondisi
menurun (5) stress yang mempengaruhi citra
5. Focus pada bagian tubuh menurun tubuh (mis. penyakit, luka)
3. Diskusi cara
(5)
mengembangkan harapan citra tubuh
6. Respon nonverbal pada perubahan
secara realistis
tubuh membaik (5)
Edukasi
7. Hubungan social membaik (5)
P a g e 37 | 40
1. Anjurkan mengungkapkan gambaran
diri terhadap citra tubuh
2. Anjurkan menggunakan alat bantu
3. Latih fungsi tubuh yang dimiliki
4. Latih peningkatan penampilan diri
5. Latih pengungkapan kemampuan diri
kepada orang lain.

XVIII. Implementasi Evaluasi


Diagnosa Tgl/Jam Implementasi Evaluasi

Ansietas 26-07- Observasi S:


2020 klaen mengatakan lebih rileks
a. Identifikasi riwayat
menggunakan terapi
masalah yang dialami
aromaterapi
b. Identifikasi tujuan Teknik
hypnosis
O:
Terapeutik klien kooperatif saat diajak
berinteraksi
a. Ciptakan hubungan saling
Klien tampak mendengarkan
percaya
dan memperhatikan
b. Berikan lingkungan yang
penjelasan dari perawat dan
nyaman, tenang dan bebas
dapat mengulangi yang sudah
gangguan
dijelaskan
c. Duduk dengan nyaman,
setengah menghadap
A:
pasien
Kognitif
d. Gunakan Bahasa yang
 Klien mampu
mudah dipahami
mengulangi tentang
e. Berikan umpan balik
apa yang diajarkan
positif setelah setiap sesi
Afek
 Klien tampak santai
P a g e 38 | 40
dan mendengarkan
Edukasi
perawat
 Kontak mata klien baik
a. Anjurkan menarik nafas
dalam untuk  Klien kooperatif

mengintensifkan relaksasi Psikomotor


 Klien dapat menerima
masukan yang
diberikan
 Menganjurkan klien
untuk melakukan
kegiatan yang positif
dan selalu menjaga
kesehatan.

2. TERAPI RELAKSASI S:
klaen mengatakan lebih rileks
Observasi:
menggunakan terapi
1. Identifikasi kesediaan,
aromaterapi
kemampuan, dan
O:
penggunaan teknik
klien kooperatif saat diajak
sebelumnya
berinteraksi
2. Monitor respon terhadap
Klien tampak mendengarkan
terapi relaksasi
dan memperhatikan
3. Periksa ketegangan otot,
penjelasan dari perawat dan
frekuensi nadi, tekanan
dapat mengulangi yang sudaj
darah, dan suhu sebelum
dijelaskan
dan sesudah latihan
Terapeutik:
A:
1. Ciptakan lingkungan tenang
Kognitif
tanpa ada gangguan dengan
 Klien mampu
pencahayaan dan suhu
mengulangi tentang
ruang nyaman, jika
apa yang diajarkan
memungkinkan
Afek
2. Berikan informasi tertulis
P a g e 39 | 40
tentang persiapan dan  Klien tampak santai
prosedur teknik relaksasi dan mendengarkan
3. Gunakan pakaian longgar perawat
4. Gunakan nada suara lembut  Kontak mata klien baik
dengan irama lambat dan  Klien kooperatif
berirama Psikomotor
5. Gunakan relaksasi sebagai  Klien dapat menerima
strategi penunjang dengan masukan yang
analgetik atau tindakan diberikan
medis lainnya  Menganjurkan klien
Edukasi: untuk melakukan
1. Jelaskan kegiatan yang positif
tujuan, manfaat, batasan, dan selalu menjaga
dan jenis relaksasi yang kesehatan
tersedia
2. Demonstra
sikan dan latih teknik
relaksai

P a g e 40 | 40

Anda mungkin juga menyukai